Mate Ma Tika

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 124

i

Kat al og Dal am Ter bi t an (KDT)


Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan Nasional.
Dilindungi Undang-Undang
510.07
MAR MARTHEN Kanginan
a Aktif Belajar Matematika / Marthen Kanginan, Alit Kartiwa; editor, Rifki Wijaya, Zulkii; ilustra-
tor, Bambang Melga, Yudiana.J akarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional,
2010.
viii, 114 hlm. : ilus. ; 25 cm.
Bibliogra : hlm. 114
Indeks
Untuk kelas XI SMA/MA Program Bahasa
ISBN
1. Matematika -- Studi dan Pengajaran I. J udul
II. Alit Kartiwa III. Rifki Wijaya IV. Zulkii
V. Bambang Melga VI. Yudiana

2010 oleh Marthen Kanginan


Alit Kartiwa
Editor : Rifki Wijaya, S.Si.
Zulkii, S.Si .
Layouter : Firman Setianugraha
Nugraha Saputra
Ilustrator : Bambang Melga
Yudiana
Desainer Sampul : Andrie Purnama
Gumilar Nugraha
Sumber Cover : Tim Desainer GMP
ysutarso.les.wordpress.com
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Kementerian Pendidikan Nasional
dari Penerbit PT Grando Media Pratama.
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010
Buku ini bebas diganakan sejak J uli 2010 s.d. J uli 2025
Diperbanyak oleh .....
iii

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional, pada tahun 2010 telah membeli
hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat
melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah
ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan
dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81 Tahun
2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit
yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Kementerian Pendidikan
Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya ini dapat diunduh (down
load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk
penggandaan yang bersifat komersial, harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah
diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada
di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami
ucapkan selamat belajar dan memanfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari
bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
kami harapkan.
Jakarta, Juli 2010
Kepala Pusat Perbukuan
Kata Sambutan
iv

Untuk memperlihatkan bahwa matematika bukanlah ilmu hitung yang rumit dan tidak ber-
makna, buku ini menyajikan banyak pemecahan masalah yang berkaitan dengan keseharian,
teknologi, dan interaksi matematika dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti ekonomi dan sosial.
Dengan cara seperti ini, Matematika diharapkan dapat mengasah kemampuan berpikir logis
Anda dalam memecahkan berbagai masalah.
Buku ini ditulis dengan urutan penyajian sedemikian rupa sehingga Anda dapat mem-
pelajari buku ini secara mudah dan menyenangkan. Dengan menggunakan buku ini, Anda
dituntun untuk dapat belajar secara aktif (active learning) sehingga mampu mengkonstruksi
pengetahuan secara mandiri (pembelajaran konstruktivisme), layaknya seorang ilmuwan yang
menemukan suatu teori. Dengan metode seperti ini, walaupun diperlukan waktu yang tidak
sebentar, pemahaman terhadap suatu konsep matematika akan lebih baik jika dibandingkan
dengan metode belajar algoritma. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan berperan serta dalam penyusunan buku ini.
Penerbit
Kata Pengantar
v
Materi-materi pembelajaran pada buku ini berdasarkan Kurikulum yang berlaku dan disajikan
secara sistematis, komunikatif, dan integratif. Di setiap bab, buku ini memberikan gambaran
materi pembelajaran yang akan dibahas, dan mengajarkan siswa konsep berpikir kontekstual.
Selain itu, buku ini juga ditata dengan format yang menarik dan didukung dengan foto dan
ilustrasi yang representatif. Penggunaan bahasa yang sederhana sesuai dengan tingkatan
kognitif siswa sehingga membuat pembaca lebih mudah memahaminya.
Buku Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa ini terdiri atas dua bab,
yaitu Statistika dan Peluang.
Berikut ini adalah panduan yang kami tawarkan kepada pembaca untuk membaca
dan memahami isi buku ini.
(1) Gambar Pembuka Bab, disajikan untuk mengetahui contoh
manfaat dari materi yang akan dipelajari
(2) Judul Bab, disesuaikan dengan tema materi dalam bab
(3) Tujuan Pembelajaran, berisi tentang Tujuan Anda
mempelajari bab ini
(4) Kata Kunci, berisi kata-kata yang berhubungan dengan materi
pada bab tersebut
(5) Advanced Organizer, uraian singkat
tentang isi bab untuk menumbuhkan
motivasi belajar dan mengarahkan
Anda untuk lebih fokus terhadap isi
bab
(6) Peta Konsep, berisi diagram alur konsep materi bab
(7) Kegiatan. mencari informasi yang dilakukan secara perorangan
maupun kelompok yang akan menumbuhkan rasa ingin tahu yang
lebih
(8) Uji Materi Prasyarat, berisi soal prasyarat yang harus Anda
pahami sebelum memasuki materi pembelajaran
(9) Materi Pembelajaran, disajikan secara sistematis,
komunikatif, dan integratif
(10) Gambar dan Ilustrasi, sebagai pendukung terhadap materi
dalam bab yang disajikan
(11) Tokoh Matematika, menginformasikan tokoh matematika
sehingga akan menumbuhkan semangat dan inspirasi dalam
hidup Anda
(12) Soal Menantang, berisi soal-soal yang disajikan dengan
kesulitan lebih tinggi
Bagaimana Menggunakan Buku Ini?
yarat yang harus Anda
2 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas X
Peta Konsep
Materi tentang Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma dapat digambarkan sebagai berikut.
Mantis
Bilangan Berpangkat Rasional
Bilangan Berpangkat
Pecahan
pn = a plog a = n, a > 0, p > 0, p 1
bentuk lain
Bentuk Akar
Kuadrat
mempelajari
mempelajari
a a
m
n m n =
Bentuk Akar
Nonkuadrat
Bilangan Berpangkat Bulat
Logaritma
Merasionalkan
Penyebut
Sifat-Sifat
Bentuk Akar
Operasi
Aljabar
Bentuk
c
a b
Bentuk
c
a b
Bentuk
a
b
Menyederhanakan
Bentuk a b 2
0 < a < 1 1 a < 10 a 10
Karakteristik
Menentukan
Logaritma
Sifat-sifat
Logaritma
Merasionalkan
Penyebut
b
am n
Bentuk Akar
Menemukan Denisi Bilangan Berpangkat Bulat Negatif
Lakukan kegiatan ini secara perorangan di buku latihan Anda. Kemudian, presentasikan hasilnya
di depan kelas.
3. Sekarang, hitunglah
a
a
5
7 dengan menyata-
kan a5 dan a7 dalamperkalian berulang a.

a
a
a a a
a a a
5
7 =


...
...
...
...
faktor
faktor


Sederhanakan faktor yang sama pada
pembilang dan penyebut di ruas kanan
dan tulis hasilnya.
1. Perhatikan sifat
a
a
m
n = am n untuk a 0
dan m n.
2. Sifat pada Langkah 1 hanya berlaku
untuk m n. Jika ditetapkan bilangan m
dan n dengan m < n, misalnya m = 5
dan n = 7 maka sifat pada Langkah 1
memberikan:

a
a
5
7 = a... ... = a ... ...(1)
Kegiatan 1.2
6
7
(
(
(
(
(
Sumber: pop.blogsome.com
Statistika
Bab 1
A. Menyajikan Data
B. Ukuran Pemusatan
dan Letak Data
C. Ukuran Penyebaran
Data
1
A
nda telah mempelajari statistika di Kelas IX. Materi
tersebut akandipelajari dandikembangkansampai ukuran
penyebaran data.
Dalam kehidupan sehari-hari, statistika memegang peranan
yang sangat penting dalam berbagai bidang, seperti ekonomi,
industri, pendidikan, olahraga, biologi, danlain-lain. Uraianberikut
menggambarkan peranan statistika dalambidang pendidikan.
Misalnya, perhatikan tabel berikut.
Pada babini Anda akanmempelajari cara melakukanpengolahan,
penyajian dan penafsiran data. Setelah mempelajari bab ini Anda
diharapkan dapat
membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogif serta pemaknaannya,
menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogif serta pemaknaannya,
menghitungukuranpemusatan, ukuranletak, danukuranpenyebaran
data, serta menafsirkannya.
Kata Kunci
Datum, statistika, populasi,
sampel, kuartil, mean,
median, modus, ogif, desil,
varians, deviasi standar,
pencilan.
Nilai 31 40 41 50 51 60 61 70 71 80 81 90 91 100
Frekuensi 4 3 11 21 33 15 3
Tabel tersebut menampilkan data hasil ulangan mata
pelajaran Matematika siswa kelas XI. Jika syarat kelulusan
seorang siswa dilihat dari nilai rata-rata ke atas, berapa orang
siswa yang lulus mata pelajaran tersebut?
Jika Anda mempelajari bab ini dengan baik, Anda dapat
menyelesaikan persoalan tersebut.
1
2
4 3
5
(
(
(
3 Statistika
Uji Materi
Prasyarat
A. Menyajikan Data
Statistika sangat erat kaitannya dengan data. Oleh karena itu,
sebelum dijelaskan mengenai pengertian statistika, terlebih
dahulu akan dijelaskan mengenai data.
Misalkan, dilakukan penimbangan berat badan terhadap
10 siswa Kelas XI. Hasil penimbangan disajikan pada tabel
berikut.
Nama
56 70 48 60 72 54 56 61 66 57 Berat (kg)
A B C D E F G H I J
Tabel 1.1
Perhatikan Tabel 1.1, 60 kg merupakan berat badan
seorang siswa yang dinamakan datum, sedangkan hasil seluruh
penimbangan terhadap sepuluh orang siswa disebut data.
Berdasarkan data Tabel 1.1, diperoleh data hasil peng-
ukuran berat badan sebagai berikut.
Berat badan terkecil adalah 48 kg.
Berat badan terbesar adalah 72 kg.
Berat badan rata-rata adalah 60 kg.
10% dari sepuluh siswa beratnya lebih dari 70 kg.
Statistik diperoleh dari perhitungan atau pengolahan
terhadap data yang dicatat. Statistik yang lengkap dapat menjadi
informasi yang berguna bagi banyak pihak, misalnya perusahaan,
pemerintah, masyarakat, atausuatuorganisasi. Umumnya statistik
disajikan dalam bentuk tabel dan diagram agar mudah untuk
dibaca, dipahami, dan lebih mudah untuk dianalisa.
Metode pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan
atau pemrosesan data, analisa, dan penarikan kesimpulan
disebut Statistika.
1. Data Kuantitatif dan Kualitatif
Berdasarkan nilainya, data dapat digolongkan menjadi data
kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif adalah data yang berupa bilangan, nilainya
bisa berubah-ubah atau bersifat variatif.
Data kuantitatif terbagi atas 2 bagian, yaitu data cacahan
dan data ukuran.
Sebelum mempelajari
materi bab ini, kerjakanlah
soal-soal berikut di buku
latihan Anda.
1. Apa yang Anda ketahui
tentang statistika?
2. Sebutkan lima contoh
kasus dalam kehidupan
sehari-hari yang
melibatkan kegiatan
statistika.
Tokoh Matematika
John Wilder Tukey
(19152000) lahir di
New Bedford,
Massachusetts pada
16 Juni 1915. Setelah
menyelesaikan sekolah
Soal
Menantang
Tinggi badan 50 siswa (da-
lam cm) yang dipilih secara
acak menghasilkan data
berikut.
Kotak
Ekor Kiri Ekor Kanan
xmin Q1 Q2 Q3 xmak
Bentuk umum DKG
Gambar 1.1
8
9
11
10
12
vi
(13) Contoh Soal, berisi contoh soal dan penyelesaiannya
(14) Math++, berisi informasi berkaitan dengan materi yang dibahas
yang disajikan dengan dua bahasa (bilingual)
(15) Teka-Teki Matematika, berisi soal yang disajikan dengan
metode teka-teki
(16) Definisi, berisi definisi atau aturan-aturan menggunakan rumus
tertentu
(17) Catatan, berisi hal-hal penting yang
perlu Anda ketahui
(18) Solusi, berisi pembahasan soal yang
berasal dari Ebtanas, UAN, UMPTN,
atau SPMB
(19) Tugas, berisi tugas atau latihan soal berkaitan dengan materi
tersebut
(20) Enter, berisi informasi situs yang bisa Anda kunjungi untuk
menambah informasi yang berkaitan dengan materi
(21) Uji Kemampuan Subbab, berisi
soal-soal untuk mengevaluasi penguasaaan materi subbab
(22) Soal Terbuka, berisi soal-soal berdasarkan pemahaman setiap
siswa
(23) Rangkuman, berisi ringkasan sebagian materi bab
(24) Apa yang Anda Peroleh Setelah Mempelajari Bab ini,
mengetahui pemahaman Anda tentang materi yang sudah
dipelajari
(25) Kata Bijak, berisi kata-kata yang dapat menumbuhkan
motivasi Anda dalam belajar
(26) Uji Kemampuan Bab, berisi soal-soal untuk mengevaluasi
penguasaan materi bab
(27) Evaluasi Semester, berisi soal-soal untuk mengevaluasi penguasaan materi selama satu
semester
(28) Evaluasi Akhir Tahun, berisi soal-soal untuk mengevaluasi penguasaan materi selama satu
tahun
(
(
(
(
(
(
12 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas X
Contoh Soal 1.5
Menyederhanakan Bentuk Akar
Sederhanakan bentuk akar berikut.
a. 12 c. 3 5
9
x + ( ) ; dengan 3x + 5 > 0
b. 48
4 13
x y ; dengan y > 0
Penyelesaian:
a. 12 4 3 4 3 = = = 2 3
b. 48 16 3
4 13 4 12 1
x y x y y = ( ) ( )

= 16 3
4 12
x y y

= 4 3
2 6
x y y 16x4y12 = (4x2y6)2
c. 3 5 3 5 3 5
9 8 1
x x x + ( ) = + ( ) + ( )
= + ( ) + ( ) 3 5 3 5
8
x x
= ( ) 3 + 5 3 + 5
4
x x (3x + 5)8 = ((3x + 5)4)2
4. Operasi Aljabar Bentuk Akar
a. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Akar
Di Kelas VIII, Anda telah mempelajari bahwa bentuk aljabar
hanya bisa dijumlahkan atau dikurangkan pada variabel-variabel
yang sejenis. Sebagai contoh,
3a + 2a = (3 + 2)a = 5a
7b 3b = (7 3)b = 4b
3a + 2b tidak dapat dijumlahkan
Begitu pula dengan penjumlahan dan pengurangan bentuk
akar. Variabel pada bentuk akar dapat dijumlahkan atau
dikurangkan jika sejenis.
Jika p,q R dan a 0 maka
p a q a p q a + = q a ( ) p q +

p a q a p q a - = q a ( ) p q
Math++
Simbol ini dipilih karena
kelihatan seperti huruf
r dari kata radix, yang
dalam bahasa Latin berarti
akar kuadrat.
The symbol was chosen
because it looks like a
lowercase r, which stood
for radix the Latin word for
the square root.
Sumber: Finite Mathemat-
ics and Its
Applications,1994
Teka-teki
Matematika
Seorang petualang
memelihara janggut selama
berpetualang. Pada akhir
perjalanannya, ia menyadari
bahwa tiga kali panjang
janggutnya ditambah
dengan kuadrat panjangnya
ditambah 30 sama dengan
lama petualangannya.
Catatan
Konjungsi p q (baca: p dan
q) hanya benar jika p dan q
keduanya adalah benar. Untuk
kasus lainnya, konjungsi p q
adalah salah.
Solusi
Pada D ABC diketahui
a + b = 10, sudut A = 30,
dan sudut B = 45, tentukan
panjang sisi b.
Penyelesaian:
a
A
b
B
a b
sin sin
= =
1
2
1
2
2
b = a 2 ... (*)
Soal UMPTN 2001
Jika a bilangan real, a 0, dan n bilangan bulat positif maka
an =
1
a
n
atau
1
a
n -
= an
Denisi Bilangan Berpangkat Bulat Negatif
Sewaktu orang belum mengenal kalkulator, untuk menentukan
nilai dari suatu bentuk akar digunakan tabel akar kuadrat.
13
16
14
15
17
18
(
(
(
(
(
(
18 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas X
2. Suatu pertidaksamaaan 2x a >
x ax -
+
1
2 3

mempunyai penyelesaian x > 5. Nilai a
adalah ....
a. 2 d. 5
b. 3 e. 6
c. 4
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya.
Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
1. Nilai terbesar x agar x
x x
- +
3
4
3
8
1
2
adalah
....
a. 1 d. 3
b. 1 e. 4
c. 2
Uji Kemampuan Bab 4
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya.
Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
2. Jika a > 1, b > 1, dan c > 1 maka

b c a
a b c log . log . log
2
= ....
a.
1
4
d. 2
b.
1
2
e. 3
c. 1
1.
7 5
7 5
7 5
7 5
+
-
+
-
+
= ....
a. 2 7 3 5 - d. 2 7 3 5 +
b. 12 e. 2
c. 6
Evaluasi Semester I
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya.
Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
1. Penyelesaian dari persamaan

4
7
4
7
8 8 3 8

- ( ) x x
adalah ....
a. 3
1
5
d.
4
7
20 64

- x
b. 3
1
2
e. 0
c. 3
1
3

2. Bentuk sederhana dari
4
3 5 +
adalah ....
a. 3 5
b. 4 5 +
c. 3 5 +
d. 4 5 -
e. 3 5 -
EBTANAS 1995
Evaluasi Akhir Tahun
26
27
28
aaan materi subbab
16 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas X
Tugas 6.11
Setelah mempelajari aturan kosinus dalam kasus s-sd-s, buatlah
contoh soal beserta penyelesaiannya untuk aturan kosinus dalam
kasus s-s-s.
Enter
Materi tentang Logika
Matematika dapat dilihat
pada situs
http://en.wikipedia.org/
wiki/Modus_tollens
Soal Terbuka
Buatlah sedikitnya dua contoh penarikan kesimpulan berdasarkan:
a. silogisme disjungsi; c. modus ponens;
b. silogisme hipotetik; d. modus tollens.
Berikut ini adalah rangkuman materi Subbab A, B, dan C.
Pernyataan (atau proposisi) adalah suatu
kalimat yang bernilai benar saja atau salah
saja, tetapi tidak sekaligus kedua-duanya.
Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang
nilai kebenarannya belum dapat ditentu-
kan.
Coba buat rangkuman materi subbab lainnya di buku catatan Anda. Berikan hasilnya ke
teman yang lain untuk diberi komentar.
Rangkuman
Apa yang Anda Peroleh Setelah Mempelajari Bab Ini?
Setelah mempelajari materi tentang Logika Matematika, adakah materi yang Anda senangi?
Bagaimana dengan materi yang tidak Anda senangi?
Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah
rendah hati kepada orang yang mengajarimu.

Athabrani
Kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda.
2. Rasionalkan penyebut dan nyatakan dalam
bentuk paling sederhana.
a.
2 3 3 2
5 5 2 2
-
+
b.
6
1 3
4
2 3 +
-
-
Tingkat 1
1. Sederhanakan bentuk akar berikut.
a. 486 c. 11 72 +
b. 32
7
x d. 8 2 7 8 2 7 - +
Uji Kemampuan 1.2
19
20
21
22
23
24
25
vii
Daftar Isi
Kata Sambutan ......................................... iii
Kata Pengantar ........................................ iv
Bagaimana Menggunakan Buku Ini? ..... v
Bab 1
Statistika .................................................... 1
Peta Konsep ................................................ 2
A. Menyajikan Data ................................... 3
B. Ukuran Pemusatan dan Letak Data ....... 24
C. Ukuran Penyebaran Data ....................... 44
Rangkuman ................................................ 54
Uji Kemampuan Bab 1 ............................. 55
Evaluasi Semester I ................................... 57
Bab 2
Peluang ....................................................... 61
Peta Konsep ................................................ 62
A. Kaidah Pencacahan ............................... 63
B. Peluang Kejadian ................................... 80
Rangkuman ................................................ 97
Uji Kemampuan Bab 2 ............................. 98
Evaluasi Semester II ................................. 101
Evaluasi Akhir Tahun ............................... 105
Kunci Jawaban .......................................... 109
Daftar Simbol ............................................ 110
Glosarium .................................................. 111
Indeks ......................................................... 112
Daftar Pustaka .......................................... 113
S
u
m
b
e
r
: p
o
p
.
b
lo
g
s
o
m
e
.
c
o
m
Statistika
Bab 1
A. Menyajikan Data
B. Ukuran Pemusatan
dan Letak Data
C. Ukuran Penyebaran
Data
1
A
nda telah mempelajari statistika di Kelas IX. Materi
tersebut akan dipelajari dan dikembangkan sampai ukuran
penyebaran data.
Dalam kehidupan sehari-hari, statistika memegang peranan
yang sangat penting dalam berbagai bidang, seperti ekonomi,
industri, pendidikan, olahraga, biologi, dan lain-lain. Uraian berikut
menggambarkan peranan statistika dalam bidang pendidikan.
Misalnya, perhatikan tabel berikut.
Pada bab ini, Anda akan mempelajari cara melakukan pengolahan,
penyajian dan penafsiran data. Setelah mempelajari bab ini, Anda
diharapkan dapat
membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogif serta pemaknaannya,
menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogif serta pemaknaannya,
menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran
data, serta menafsirkannya.
Kata Kunci
Datum, statistika, populasi,
sampel, kuartil, mean,
median, modus, ogif, desil,
varians, deviasi standar,
pencilan.
Nilai 31 40 41 50 51 60 61 70 71 80 81 90 91 100
Frekuensi 4 3 11 21 33 15 3
Tabel tersebut menampilkan data hasil ulangan mata
pelajaran Matematika siswa kelas XI. Jika syarat kelulusan
seorang siswa dilihat dari nilai rata-rata ke atas, berapa orang
siswa yang lulus mata pelajaran tersebut?
Jika Anda mempelajari bab ini dengan baik, Anda dapat
menyelesaikan persoalan tersebut.
2 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
contoh
Pengolahan Data
Metode Populasi
Tanya Jawab
Angket
Diagram
Tabel Distribusi
Frekuensi
Tabel Frekuensi
Kumulatif
Ukuran Pemusatan
Data
mempelajari
bentuk
berupa
Tabel
dikonversi
ke bentuk
Grak
Histogram Batang
Garis
Lingkaran
Kotak-garis
Sampel
contoh diwakili oleh
contohnya contohnya
Pengumpulan Data
mewakili
Ukuran Statistik
terdiri atas
Ukuran Penyebaran
Data
Ukuran Letak
Data
terdiri atas
Simpangan
Rata-Rata
Rentang
Interkuartil
Simpangan
Kuartil
Rentang Ragam Simpangan
Baku
terdiri atas
Rentang Desil
Sembilan Desil
D
1
, D
2
, ..., D
9
Kuartil
Bawah, Q
1
terdiri atas
terdiri atas
Kuartil
Bawah, Q
3
Kuartil Tengah
atau Median, Q
2
terdiri atas
Modus Mean
Median
Statistika
Penyajian Data
Peta Konsep
Materi tentang Statistika dapat digambarkan sebagai berikut.
3 Statistika
Uji Materi
Prasyarat
A. Menyajikan Data
Statistika sangat erat kaitannya dengan data. Oleh karena itu,
sebelum dijelaskan mengenai pengertian statistika, terlebih
dahulu akan dijelaskan mengenai data.
Misalkan, dilakukan penimbangan berat badan terhadap
10 siswa Kelas XI. Hasil penimbangan disajikan pada tabel
berikut.
Nama
56 70 48 60 72 54 56 61 66 57 Berat (kg)
A B C D E F G H I J
Tabel 1.1
Perhatikan Tabel 1.1, 60 kg merupakan berat badan
seorang siswa yang dinamakan datum, sedangkan hasil seluruh
penimbangan terhadap sepuluh orang siswa disebut data.
Berdasarkan data Tabel 1.1, diperoleh data hasil peng-
ukuran berat badan sebagai berikut.
Berat badan terkecil adalah 48 kg.
Berat badan terbesar adalah 72 kg.
Berat badan rata-rata adalah 60 kg.
10% dari sepuluh siswa beratnya lebih dari 70 kg.
Statistik diperoleh dari perhitungan atau pengolahan
terhadap data yang dicatat. Statistik yang lengkap dapat menjadi
informasi yang berguna bagi banyak pihak, misalnya perusahaan,
pemerintah, masyarakat, atau suatu organisasi. Umumnya statistik
disajikan dalam bentuk tabel dan diagram agar mudah untuk
dibaca, dipahami, dan lebih mudah untuk dianalisis.
Metode pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan
atau pemrosesan data, analisa, dan penarikan kesimpulan
disebut Statistika.
1. Data Kuantitatif dan Kualitatif
Berdasarkan nilainya, data dapat digolongkan menjadi data
kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif adalah data yang berupa bilangan, nilainya
bisa berubah-ubah atau bersifat variatif.
Data kuantitatif terbagi atas 2 bagian, yaitu data cacahan
dan data ukuran.
1) Data cacahan (data diskrit) adalah data yang diperoleh
dengan cara membilang.
Contoh:
Pegawai di perusahaan X terdiri atas 160 laki-laki
dan 70 perempuan.
Guru yang berpendidikan sarjana di SMA Bina
Bangsa berjumlah 6 orang.
Sebelum mempelajari
materi bab ini, kerjakanlah
soal-soal berikut di buku
latihan Anda. Jika Anda
berhasil mengerjakannya
dengan baik, akan
memudahkan mempelajari
materi berikut.
1. Apa yang Anda ketahui
tentang statistika?
2. Sebutkan lima contoh
kasus dalam kehidupan
sehari-hari yang
melibatkan kegiatan
statistika.
3. Apa yang Anda ketahui
tentang mean, median,
dan modus?
4. Coba Anda urutkan
data berikut dalam
urutan naik dan turun.
9, 5, 4, 7, 4, 8, 5, 3, 5,
9, 9, 4, 5, 7, 5.
5. Dari data pada soal
nomor 4, tentukan
jangkauan, rata-rata,
median, dan modusnya.
4 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Peserta SPMB pada tahun 2004 berjumlah
120.000 orang.
2) Data ukuran (data kontinu) adalah data yang diperoleh
dengan cara mengukur.
Contoh:
Panjang lintasan jalan tol X adalah 12,8 km.
Suhu badan penderita penyakit demam berdarah
itu 41C.
Kecepatan kereta api ekspres BandungJakarta
adalah 110 km/jam.
b. Data kualitatif adalah data yang bukan merupakan
bilangan, tetapi berupa ciri-ciri, sifat-sifat, keadaan, atau
gambaran dari kualitas objek yang diteliti. Golongan data
ini disebut atribut. Sebagai contoh, data mengenai kualitas
suatu produk, yaitu baik, sedang, dan kurang.
2. Populasi dan Sampel
Misalkan, Anda ingin mengetahui pendapat pelajar SMA di
Jawa Barat mengenai pelajaran Matematika, yaitu apakah
Matematika merupakan pelajaran yang sulit, sedang-sedang
saja, atau justru mudah.
Untuk itu, Anda memerlukan jajak pendapat dari para
pelajar SMA yang berdomisili di Jawa Barat. Seluruh pelajar
SMA yang berdomisili di Jawa Barat disebut subjek penelitian,
dalam Statistika diberi istilah populasi.
Dalam pelaksanaannya, sulit dilakukan jajak pendapat
bagi seluruh pelajar SMA tersebut karena terdapat banyak
kendala, seperti waktu yang lama dan biaya yang tidak memadai
sehingga jajak pendapat hanya dilakukan terhadap para pelajar
di beberapa SMA yang dianggap dapat mewakili populasi
tersebut. Para pelajar di beberapa SMA yang dianggap dapat
mewakili untuk penelitian ini disebut sampel atau contoh,
seperti pada Gambar 1.2.
SMA A SMA B SMA C SMA D SMA E SMA F SMA G
SMA H SMA I SMA J SMA K SMA L SMA M SMA N
SMA O SMA P SMA Q SMA R SMA S SMA T SMA U
SMA C SMA G SMA H SMA I
SMA K SMA N SMA P SMA T
Sampel: Beberapa pelajar SMA
Populasi: Seluruh pelajar SMA di Jabar
Sampel yang diambil
dari populasi dan
dianalisis
Populasi yang
karakteristiknya
ingin diketahui
Kesimpulan
dibuat
Gambar 1.1
Populasi dan Sampel
Gambar 1.2
Pengambilan beberapa sampel
secara random (acak) yang
dianggap mewakili populasi.
5 Statistika
Setelah Anda menentukan populasi dan sampel yang akan
diteliti, Anda tinggal mencari data. Bagaimana data tersebut
diperoleh? Data-data tersebut dapat diperoleh dengan cara
sebagai berikut.
a. Penelitian langsung ke lapangan, misalnya data yang
diperoleh dari penelitian di laboratorium dan wawancara
langsung dengan para pelajar.
b. Pengambilan data dari pihak lain, misalkan data yang diperoleh
dari suatu lembaga atau pihak yang telah memiliki data.
Setelah Anda melakukan pengumpulan data sampel atau
populasi yang Anda pilih, Anda perlu menyajikannya dalam
bentuk tertentu supaya data tersebut mudah dibaca, dipahami,
dan dianalisis oleh orang yang ber kepentingan, seperti manajer
atau direktur. Kali pertama biasanya data disajikan dalam bentuk
tabel, kemudian barulah dikonversi ke bentuk diagram.
3. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Data yang disajikan dalam bentuk tabel atau daftar akan lebih
mudah dibaca dan dipelajari. Salah satu bentuk tabel yang paling
umum digunakan adalah tabel distribusi frekuensi. Skema umum
suatu tabel tampak pada Gambar 1.3. Perhatikan Tabel 1.2
secara saksama. Tabel tersebut merupakan salah satu tabel yang
menyajikan jumlah siswa di suatu SMA pada tahun 2000.
Tabel 1.2
Jumlah Siswa di SMA Tunas Harapan Tahun 2000
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
Kelas
1 - A
1 - B
1 - C
Jumlah
Kelas
2 - A
2 - B
2 - C
Jumlah
Kelas
3 - A
3 - B
3 - C
Jumlah
Jumlah
keseluruhan
20
15
18
53
24
19
20
63
17
24
21
62
178
19
26
22
67
20
20
21
61
19
18
20
57
185
39
41
40
120
44
39
41
124
36
42
41
119
363
Judul
Baris
Judul
Kolom
Badan
Daftar
Nilai
Data
Judul Tabel
Gambar 1.3
Skema umum sebuah tabel.
6 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Data kuantitatif dengan ukuran data yang cukup besar
dapat di buat menjadi beberapa kelompok. Data dengan sifat
tersebut biasanya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi,
seperti pada Tabel 1.3.
Kolom pertama suatu distribusi frekuensi disebut kelas.
Dalam hal ini, kelas pada Tabel 1.3 adalah kolom NEM. Kolom
kedua pada distribusi frekuensi menyatakan frekuensi. Dalam
hal ini, kolom kedua Tabel 1.3 menyatakan banyaknya siswa.
Dari tabel tersebut, Anda dapat melihat bahwa terdapat 346
siswa dengan NEM berkisar antara 21 dan 30. Cara membuat
tabel distribusi frekuensi, akan dijelaskan kemudian.
4. Penyajian Data dalam Bentuk
Diagram
Data yang disajikan dalam bentuk tabel dapat Anda tampilkan
dalam bentuk diagram. Ada empat bentuk diagram yang akan
dibahas pada bagian ini, yaitu diagram batang, diagram garis,
diagram lingkaran, dan diagram kotak-garis.
a. Diagram Batang
Diagram batang adalah bentuk penyajian data statistik dalam
bentuk batang persegipanjang. Diagram batang memudahkan
perbandingan antara kumpulan-kumpulan data yang berbeda.
Diagram batang yang digambarkan secara tegak disebut
diagram batang tegak dan yang digambarkan secara mendatar
disebut diagram batang mendatar.
Banyak Siswa
12
34
346
620
400
1.412
NEM
0 10
11 20
21 30
31 40
41 40
Jumlah
Tabel 1.3
NEM dari 8 SMA di Kota B
Tahun 2000
Contoh Soal 1.1
Membuat Diagram Batang
Berikut ini adalah data pegawai PT ABC menurut jenis kelamin dan
tingkat pendidikan tahun 2006.
Jenis Kelamin
Jumlah
30 70 55 20 33 20 228
Tingkat Pendidikan
SD SMP SMA D-3 S-1 S-2
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
20
10
48
22
36
19
15
5
25
8
14
6
158
70
Buatlah diagram batang untuk data tersebut.
Penyelesaian:
Diagram batang untuk data tersebut adalah sebagai berikut.
7 Statistika
a. Diagram Batang Tegak b. Diagram Batang Mendatar
0
SD SMP SMA D-3 S-1 S-2
10
20
30
40
50
60
70
0 10 20 30 40 50 60 70
SD
SMP
SMA
D-3
S-1
S-2
J
u
m
l
a
h
Jumlah Tingkat Pendidikan
T
i
n
g
k
a
t

P
e
n
d
i
d
i
k
a
n
Diagram batang pada Contoh Soal 1.1 menunjukkan dengan
jelas perbandingan jumlah tingkat pendidikan dari pegawai
PT ABC untuk setiap jenjang, mulai dari SD sampai S-2. Dari
diagram tersebut, Anda dapat dengan cepat memperoleh informasi
bahwa pegawai PT ABC terbanyak berpendidikan SMP.
Beberapa hal yang harus Anda perhatikan sewaktu
menggambar diagram batang adalah
1. lebar setiap batang harus sama;
2. jarak antara batang-batang yang berdekatan harus sama;
3. tinggi setiap batang harus sebanding dengan besar informasi
yang ditampilkan;
4. semua batang harus berdiri pada sumbu mendatar sama
(untuk diagram batang tegak).
Contoh Soal 1.2
Membaca Diagram Batang
Diagram batang pada Gambar 1.4 menunjukkan data pendaftaran
mobil dan total kendaraan selama 6 bulan pertama (pada tahun 2006)
di suatu negara.
Jan
Bulan
J
u
m
l
a
h

d
a
l
a
m

R
i
b
u
a
n
Feb Mar Apr Mei Juni
22
29
17
23
17
25
36
18
21
36
30
45
Mobil
Total Kendaraan
a. Berapakah kenaikan pendaftaran kendaraan selain mobil dari
Januari sampai dengan April 2006?
b. Berapa persenkah kenaikan pendaftaran mobil dari Mei sampai
Juni 2006?
c. Berapakah jumlah kendaraan selain mobil yang didaftar pada
Maret 2006?
Gambar 1.4
8 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Penyelesaian:
a. Kendaraan selain mobil pada Januari = 29.000 22.000 = 7.000
Kendaraan selain mobil pada April = 36.000 21.000 = 15.000

\
Kenaikannya sebesar 15.000 7.000 = 8.000
b. Pendaftaran mobil pada Mei = 18.000
Pendaftaran mobil pada Juni = 30.000

\
Kenaikan =
30 000 18 000
18 000
100
. 000 000 . 18 18
.
%
-

= 66,7 %
c. Kendaraan selain mobil yang didaftar pada Maret
= 25.000 17.000 = 8.000
Membuat Diagram Batang
Lakukan dan diskusikan kegiatan ini secara
berkelompok. Tuliskan hal-hal penting dari
kegiatan ini di buku latihan Anda. Kemudian,
presentasikan hasilnya di depan kelas.
1. Mintalah pada pegawai tata usaha data
jumlah siswa putra dan putri yang tercatat
di sekolah Anda.
2. Susunlah data yang Anda peroleh pada
tabel baris-kolom, yang menunjukkan
atribut setiap tahun (misalnya tahun 2003,
2004, 2005, dan 2006), jumlah siswa putra
dan putri serta total siswa setiap tahun.
3. Dari tabel yang Anda peroleh pada Langkah 2,
buatlah diagram batangnya.
Pertanyaan dan Kesimpulan
Perhatikan diagram batang yang Anda buat,
kemudian jawablah pertanyaan berikut.
1. Berapakah kenaikan (atau penurunan)
jumlah siswa di sekolah Anda dari tahun
2003 sampai dengan tahun 2005?
2. Berapa persenkah kenaikan (atau pe
nurunan) jumlah siswa putra dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2006?
3. Manakah yang kenaikannya lebih besar:
jumlah siswa putra atau putri, mulai dari
tahun 2005 sampai dengan 2006?
b. Diagram Garis
Pernahkah Anda memperhatikan diagram Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) di televisi atau koran? Diagram tersebut
merupakan salah satu contoh diagram garis. Diagram garis
biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan yang
berkesinambungan (terus-menerus dalam periode waktu yang
tetap), misalnya jumlah penjualan mobil setiap bulan, jumlah
penduduk setiap tahun, suhu badan pasien setiap jam, nilai
tukar dolar terhadap rupiah setiap hari, dan jumlah mahasiswa
baru setiap tahun. Untuk menggambar diagram garis diperlukan
dua sumbu, yaitu sumbu tegak (vertikal) dan sumbu datar
Kegiatan 1.1
9 Statistika
(horizontal). Sumbu datar untuk menyatakan waktu, sedangkan
sumbu tegak untuk menyatakan kuantitasnya (nilai, jumlah,
biaya, pendapatan, dan sebagainya). Kemudian, gambarkan
setiap titik koordinat yang menunjukkan data pengamatan pada
waktu t. Terakhir, hubung kanlah titik-titik ini dengan garis lurus.
Dari diagram tersebut dapat ditemukan pola atau kecenderungan
gerak nilai yang diamati mengikuti waktu.
Contoh Soal 1.3
Membuat Diagram Garis
a. Sebuah dealer mobil sejak tahun 1995 hingga akhir tahun 2004
selalu mencatat jumlah mobil yang terjual setiap tahun sebagai
berikut.
Buatlah diagram garis untuk data tersebut.
b. Sebuah perusahaan yang memproduksi barang elektronik men-
catat akumulasi biaya produksi tahunan dan akumulasi nilai
penjualan selama sepuluh tahun dari tahun 1995 sampai dengan
2004 sebagai berikut (dalam jutaan rupiah).
Buatlah diagram garis untuk data tersebut.
Penyelesaian:
a. Dengan menggunakan cara yang telah dijelas kan, diagram garis
untuk data tersebut adalah sebagai berikut.

Tahun
J
u
m
l
a
h

M
o
b
i
l

T
e
r
j
u
a
l
0
5
10
15
20
25
30
35
2004 2003 2002 2001 2000 1999 1998 1997 1996 1995
Gambar 1.5
Diagram garis dari mobil yang
terjual dari tahun 1995 2004
Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Jumlah Mobil
yang Terjual
15 18 27 21 18 30 32 20 17 25
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Produksi per Tahun
Akumulasi Biaya Produksi
Nilai Penjualan per Tahun
Akumulasi Nilai Penjualan
600
600
0
0
200
800
280
280
200
1.000
370
650
220
1.220
400
1.050
230
1.450
510
1.560
210
1.660
300
1.860
200
1.860
300
2.160
240
2.100
360
2.520
240
2.340
340
2.860
300
2.640
400
3.260
Tahun
10 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Dari diagram ter sebut, tampak penjualan mobil terbanyak pada
tahun 2001. Dari tahun 19951997, penjualan mobil cenderung
mengalami kenaikan dan tahun 19981999 cenderung mengalami
pe nurunan. Coba Anda jelaskan dari mana hal ini diperoleh.
b. Diagram garis untuk akumulasi biaya produksi dan akumulasi
nilai penjualan adalah sebagai berikut.

Akumulasi Nilai
Penjualan
A
k
u
m
u
l
a
s
i
Tahun
Akumulasi Biaya
Produksi
Titik Pulang Pokok
3.500
2.500
2.000
1.500
1.000
500
95 96 97 98 99 00 01 02 03 04
0
Dari gambar di atas Anda dapat mengetahui bahwa perusahaan
mulai memperoleh laba (keuntungan) di antara tahun 1999 dan
2000, yaitu pada saat kedua garis berpotongan. Titik potong kedua
garis tersebut disebut titik pulang pokok (break event point).

Diagram garis biasanya digunakan untuk menaksir
atau mem per kirakan data berdasarkan pola-pola yang telah
diperoleh. Diagram pada Gambar 1.5 merupakan diagram garis
tunggal. Adapun diagram pada Gambar 1.6 disebut diagram
garis majemuk, yaitu dalam satu gambar terdapat lebih dari
satu garis. Diagram garis majemuk biasanya digunakan untuk
membandingkan dua keadaan atau lebih yang mempunyai
hubungan, misalnya diagram dua garis yang melukiskan
akumulasi biaya produksi dan akumulasi nilai penjualan setiap
tahun selama sepuluh tahun.
Gambar 1.6
Membuat Diagram Garis
Lakukan dan diskusikan kegiatan ini secara berkelompok. Tuliskan hal-hal penting dari kegiatan
ini di buku latihan Anda. Kemudian, presentasikan hasilnya di depan kelas.
Anda dapat memilih sebarang data statistik
untuk dibuat diagram garisnya. Beberapa contoh
data statistik yang mungkin Anda peroleh, antara
lain sebagai berikut.
1. Data jumlah penduduk 5 tahun terakhir di
kabupaten atau kota tempat tinggal Anda.
Kegiatan 1.2
2. Data nilai UN untuk dua mata pelajaran:
Matematika dan Bahasa Indonesia di
sekolah Anda selama 5 tahun terakhir.
3. Data penjualan mobil selama 5 tahun
terakhir.
4. Data nilai tukar rupiah selama 10 hari.
11 Statistika
Pilihlah salah satu data statistik tersebut. Kemudian,
buatlah diagram garisnya di buku latihan Anda.
Kesimpulan dan Pertanyaan:
Dari diagram garis yang telah Anda buat, nyatakan
kesimpulan yang dapat Anda peroleh, misalnya:
kesimpulan tentang pertambahan jumlah
penduduk;
kesimpulan tentang apakah usaha keluarga
berencana berhasil atau tidak;
bagaimanakah pemahaman siswa terhadap
pelajaran Matematika dibandingkan dengan
pelajaran Bahasa Indonesia;
apa kira-kira penyebab penjualan turun
drastis pada periode tertentu.
c. Diagram lingkaran
Tentunya Anda tidak asing lagi dengan bentuk diagram ini.
Biasanya diagram ini sering Anda temui di koran dan majalah.
Dalam diagram lingkaran, satu lingkaran penuh digunakan
untuk memvisualkan keseluruhan data, sedangkan sektor-sektor
lingkarannya memvisualkan kategori-kategori data dalam
bagian terhadap seluruh data. Untuk jelasnya, simaklah Contoh
Soal 1.4 berikut ini.
Contoh Soal 1.4
Membaca Diagram Lingkaran
Buatlah diagram lingkaran dari data yang diberikan pada Contoh
Soal 1.1.
Penyelesaian:
Total seluruh pegawai PT. ABC adalah 228 orang (lihat tabel pada
Contoh Soal 1.1). Data seluruh pegawai inilah yang ditampilkan
sebagai satu lingkaran penuh. Seluruh pegawai ini diklasifkasikan
menjadi 6 kategori: SD = 30, SMP = 70, SMA = 55, D-3 = 20,
S-1 = 33, dan S-2 = 20. Kategori-kategori ini ditampilkan sebagai
30
228
70
228
55
228
20
228
33
228
20
228
, , , ,
228 228
dan da da dari total seluruh pegawai
(yang berjumlah 228). Untuk menentukan sudut pusat setiap sektor
pada diagram lingkaran, Anda kalikan pecahan ini dengan 360 (1
lingkaran memiliki sudut pusat = 360). Dengan demikian, tiap-tiap
sektor lingkaran memiliki sudut pusat sebagai berikut.
SD = 30, sudut pusatnya =
30
228
360 = 47,4
SMP = 70, sudut pusatnya =
70
228
360 = 110,5
SMA = 55, sudut pusatnya =
55
228
360 = 86,8
D-3 = 20, sudut pusatnya =
20
228
360 = 31,6
S-1 = 33, sudut pusatnya =
33
228
360 = 52,1
S-2 = 20, sudut pusatnya =
20
228
360 = 31,6
SD
47,4
S-2
31,6
S-1
52,1
D-3 31,6
SMA 86,8
(a)
SD
13%
S2
9%
SMP
31%
D-3 9%
S-1
14%
SMA 24%
(b)
SMA 24%
SMP 31% D-3 9%
S-1 14%
S
-
2

9
%
SD 13%
(c)
SMP
110,5
Gambar 1.7
Diagram lingkaran dari data
yang diberikan pada Contoh
Soal 1.1
12 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Diagram lingkarannya ditunjukkan pada Gambar 1.7a. Masing-masing
tingkat pendidikan dapat pula dihitung persentasenya, misalnya
persentase jumlah SD adalah
30
228
100% = 13%.
Data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.7b. Adapun Gambar
1.7c adalah variasi lain dari bentuk diagram lingkaran.
Membuat Diagram Lingkaran
Lakukan dan diskusikan kegiatan ini secara berkelompok. Tuliskan hal-hal penting dari kegiatan
ini di buku latihan Anda. Kemudian, presentasikan hasilnya di depan kelas.
1. Buatlah angket tentang pelajaran mana
yang paling disukai siswa dari mata pela-
jaran berikut: Matematika, Ekonomi,
Sejarah, dan Geograf. Minta seluruh siswa
di kelas Anda untuk mengisi angket ini.
2. Setelah angket tersebut diisi oleh seluruh
siswa, tampilkan hasilnya dalam bentuk
diagram lingkaran.
Pertanyaan dan Kesimpulan
Dengan melihat diagram lingkaran hasil buatan
Anda, jawablah soal berikut.
1. Manakah pelajaran yang paling disukai
teman Anda?
2. Manakah pelajaran yang paling tidak disu-
kai oleh teman Anda?
d. Diagram KotakGaris
Diagram kotak-garis (disingkat DKG) adalah diagram berbentuk
kotak persegipanjang yang berekor ke kiri dan ke kanan. DKG
biasa nya digunakan untuk menggambarkan letak nisbi berbagai
statistik, seperti statistik lima serangkai. DKG dalam statistik
lima serangkai menunjukkan pembagian data menjadi empat
kelompok. Setiap kelompok data kira-kira mengandung 25%
data yang sudah diurutkan dari datum terkecil ke datum terbesar.
Untuk pembagian data ini dikenal istilah kuartil bawah (Q
1
),

median atau kuartil tengah (Q
2
), dan kuartil atas (Q
3
) yang
membagi data terurut atas 4 bagian sama banyak. Gambar 1.8
menunjukkan suatu bentuk umum dari DKG.
Kotak
Ekor Kiri Ekor Kanan
x
min
Q
1
Q
2
Q
3
x
mak
Median (Q
2
) ditandai oleh garis vertikal yang ada dalam
kotak, kuartil bawah (Q
1
) dan kuartil atas (Q
3
) masing-masing
ditandai oleh garis vertikal ujung kiri dan ujung kanan kotak.
Gambar 1.8
Bentuk umum DKG
Kegiatan 1.3
13 Statistika
Ekor di sebelah kiri kotak berujung di datum terkecil (x
min
) dan
ekor di sebelah kanan kotak berujung di datum terbesar (x
mak
).
Setiap kelompok data di antara dua tanda yang berdekatan
menampilkan 25% data. Panjang ekor sebelah kiri yang terletak
dalam selang antara x
min
dan Q
1
menampilkan 25% kelompok
data kecil. Panjang ekor sebelah kanan yang terletak dalam
selang antara Q
3
dan x
mak
menampilkan 25% kelompok data
besar, sedangkan kotak persegipanjang menampilkan 50%
kelompok data tengah.
Sebagai contoh, data nilai tes Sosiologi 20 siswa yang
telah didaftar dalam urutan naik disajikan dalam Gambar 1.9.
Data tersebut memiliki median Q
2
= 70, kuartil bawah Q
1
= 66,
dan kuartil atas Q
3
= 80 (Pembahasan tentang cara menentukan
median, kuartil bawah, dan kuartil atas dari suatu data akan
dibahas dalam Subbab B).
57 58 62 63 66 66 67 67 68 70 70 72 73 75 80 80 81 83 85 99
Kuartil Bawah Median Kuartil Atas
Diagram kotak-garis untuk data tersebut, ditunjukkan pada
Gambar 1.10.
50 60 90 100
57
Terkecil
66
Q
1
70
Q
2
80
Q
3
99
Terbesar
Dari diagram tersebut, tampak 25% kelompok data kecil
terletak antara nilai terkecil (57) dan kuartil bawah (66),
sedangkan 25% kelompok data besar terletak di antara kuartil
atas (80) dan nilai terbesar (99). Dalam kotak yang terdapat 50%
data tengah tampak bahwa 25% data dalam selang antara 70
dan 80 adalah dua kali lebih tersebar dibandingkan dengan 25%
data dalam selang antara 66 dan 70. Panjang ekor melengkapi
informasi bagaimana dekatnya datum terkecil dan terbesar
terhadap kuartil. Tampak bahwa nilai terkecil (57) jauh lebih
dekat ke kuartil bawah (66), dibandingkan dengan nilai terbesar
(99) terhadap kuartil atas (80). Hal ini dapat dilihat dari ekor
kiri yang lebih pendek daripada ekor kanan. Dapat dikatakan
25% data besar lebih tersebar daripada 25% data kecil.
Gambar 1.9
Gambar 1.10
Nilai tes Sosiologi dari 20 siswa
yang telah diurutkan
Diagram kotak garis nilai tes
Sosiologi dari 20 siswa pada
Gambar 1.9
14 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
5. Menyajikan Data dalam Bentuk
Tabel Distribusi Frekuensi
Pada pembahasan A.3, telah dijelaskan bahwa tabel distribusi
frekuensi digunakan jika ukuran data cukup besar (n > 30).
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari cara membuat
tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu tabel distribusi frekuensi tunggal
dan tabel distribusi frekuensi berkelompok. Perhatikan Contoh
Soal 1.5 berikut.
Contoh Soal 1.5
Daftar Distribusi Frekuensi Tunggal
Berikut ini data banyaknya anak dari 50 orang pegawai PT FGH.
3 2 0 1 4 2 2 2 1 2
0 3 3 2 1 1 2 1 2 2
2 1 2 2 0 3 1 1 2 5
2 2 2 3 2 1 2 1 1 2
3 2 2 4 5 2 0 1 1 2
Buatlah daftar distribusi frekuensi tunggal dari data tersebut.
Penyelesaian:
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa 4 keluarga tidak mempunyai
anak, 13 keluarga mempunyai 1 anak, dan seterusnya. Selanjutnya, data
tersebut disajikan dalam daftar distribusi frekuensi, seperti Tabel 1.4.
Banyak Keluarga
(Frekuensi)
Turus (Tally)
Banyak
Anak
0
1
2
3
4
5
4
13
23
6
2
2
50
Tabel 1.4
Tabel distribusi Frekuensi Tunggal
IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII III
Jumlah
Untuk data yang sangat besar, jika Anda menggunakan tabel
distribusi frekuensi tunggal, akan diperoleh tabel distribusi yang
panjang. Oleh karena itu, data tersebut harus dikelompokkan
dalam kelas-kelas sehingga diperoleh tabel distribusi frekuensi
kelompok.
Langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi
kelompok adalah sebagai berikut.
Tokoh Matematika
John Wilder Tukey
(19152000) lahir di
New Bedford,
Massachusetts pada
16 Juni 1915. Setelah
menyelesaikan sekolah
pre college-nya di rumah,
ia mengambil S-1 dan S-2
dalam bidang Kimia. Setelah
itu, ia mengambil S-3
dalam bidang Matematika.
Sepanjang hidupnya, ia
memberikan kontribusi
yang sangat besar untuk
kepentingan umum.
Ia juga penasihat presiden
Amerika Eissenhower,
Kennedy, dan Johnson.
Sumber: www.history.mes.
st.andrews.co.uk
15 Statistika
Langkah 1. Jangkauan data (j) ditentukan, yaitu datum
terbesar dikurangi datum terkecil.
j = x
mak
x
min
Langkah 2. Tentukan banyaknya kelas interval (k) yang
diperlukan. Kelas interval adalah selang interval
tertentu yang membagi data menjadi beberapa
kelompok. Biasanya seorang peneliti harus
mempertimbangkan banyaknya kelas interval.
Umum nya, paling sedikit 4 kelas interval
sampai paling banyak 20 kelas interval. Tetapi
perlu diingat bahwa tabel distribusi kelompok
digunakan untuk mengungkap atau menekankan
pola dari kelompok. Terlalu sedikit atau terlalu
banyak kelas interval akan mengaburkan pola
yang ada. Jadi, peneliti yang harus menentukan.
Namun, ada suatu cara yang ditemukan oleh H. A.
Sturges pada tahun 1926, yaitu dengan rumus:
k = 1 + 3,3 log n
dengan k = banyak kelas berupa bilangan bulat, dan
n = banyaknya data.
Misalkan, n = 90 maka banyaknya kelas:
k = 1 + 3,3 log 90 = 1 + 3,3 [1,9542] = 7,449
Oleh karena k harus bilangan bulat, banyaknya
kelas adalah 7 atau 8.
Urutan kelas interval dimulai dari datum terkecil
yang disusun hingga datum terbesar.
Langkah 3. Panjang kelas interval (p) ditentukan dengan
per samaan:
p=
jangkauan
banyaknya k banyaknya banyaknya elas
( ) jj
( ) kk
Nilai p harus disesuaikan dengan ketelitian data.
Jika data teliti sampai satuan, nilai p juga harus
satuan. Untuk data yang ketelitiannya hingga satu
tempat desimal, p juga harus teliti sampai satu
desimal.
Langkah 4. Batas kelas interval (batas bawah dan batas atas)
ditentu kan. Batas bawah kelas pertama bisa
diambil sama dengan nilai datum terkecil atau
nilai yang lebih kecil dari datum terkecil. Akan
tetapi, selisih batas bawah dan batas atas harus
kurang dari panjang kelas. Secara umum, bilangan
Catatan
Turus (tally) adalah cara
mudah menghitung
frekuensi. Banyak kelas
biasanya diambil paling
sedikit 5 kelas dan paling
banyak 20 kelas.
Enter
Materi tentang Statistika
dapat dilihat pada situs
(http://en.wikipedia.org/
wiki/Statistics)
(http://id.wikipedia.org/
wiki/Statistika)
http://209.85.173.104/
search?q=cache:A7Nk-
BEHpKYJ:202.152.31.170/
modul/adaptif/adaptif_
matematika/statistika.pdf+
MAT.11&hl=id&ct=clnk&cd
=4&gl=id
16 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
di sebelah kiri dari bentuk a b, yaitu a disebut
batas bawah dan bilangan di sebelah kanannya,
yaitu b disebut batas atas.
Secara konvensional, batas bawah kelas
dipilih sebagai kelipatan dari panjang kelas,
namun ada juga yang memilih batas atas kelas
sebagai kelipatan dari panjang kelas.
Langkah 5. Batas bawah nyata dan batas atas nyata ditentukan.
Batas bawah nyata disebut juga tepi bawah dan
batas atas nyata disebut juga tepi atas. Defnisi
tepi bawah dan tepi atas adalah sebagai berikut.
Jika data teliti hingga satuan maka:
tepi bawah = batas bawah 0,5 dan
tepi atas = batas atas + 0,5
Jika data teliti hingga satu tempat desimal maka:
tepi bawah = batas bawah 0,05 dan
tepi atas = batas atas + 0,05
Jika data teliti hingga dua tempat desimal maka:
tepi bawah = batas bawah 0,005 dan
tepi atas = batas atas + 0,005
Langkah 6. Frekuensi dari setiap kelas interval ditentukan.
Dalam hal ini turusnya ditentukan terlebih
dahulu.
Langkah 7. Titik tengah interval (mid point) ditentukan.
Titik tengah atau nilai tengah disebut juga dengan
istilah tanda kelas (class mark), yaitu nilai rataan
antara batas bawah dan batas atas pada suatu kelas
interval. Titik tengah dianggap sebagai wakil dari
nilai-nilai datum yang ter masuk dalam suatu kelas
interval. Titik tengah dirumuskan oleh
Titik tengah =
1
2
[batas bawah + batas atas]
Contoh Soal 1.6
Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok
Berikut ini adalah data nilai ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia
dari 90 siswa Kelas XI.
70 40 69 71 65 63 82 76 52
65 72 75 82 90 65 68 77 60
36 75 81 72 58 69 60 98 74
42 80 79 54 83 62 78 75 69
80 95 38 82 72 90 71 49 84

Solusi
Hasil penjualan suatu toko
serba ada diperlihatkan dalam
diagram lingkaran di bawah ini.
lain-lain
39%
minyak
20%
gula
14%
rokok
21%
beras
6%
Jika diketahui hasil
penjumlahan minyak
lebih besar Rp1.260.000,-
dibandingkan hasil penjualan
beras maka hasil penjualan
rokok adalah
Penyelesaian:
Penjualan
Minyakberas = 1.260.000
20% 6% = 1.260.000
14% = 1.260.000
Penjualan rokok 21%
=
21
14
%
%
= Rp1.890.000,-
UM-UGM 2007
17 Statistika
79 66 91 74 78 82 63 78 75
72 73 77 76 44 65 75 84 77
84 64 66 60 70 72 84 58 33
70 80 60 55 77 82 58 52 76
80 67 86 68 75 68 67 78 85
Buatlah daftar distribusi frekuensi kelompok dari data tersebut.
Penyelesaian:
Langkah 1. Datum terbesar adalah 98 dan datum terkecil adalah
33, sehingga jangkauan data:
j = x
mak
x
min
= 98 33 = 65
Langkah 2. Banyaknya kelas interval adalah:
k = 1 + 3,3 log 90 = 1 + 3,3(1,9542) = 7,449
Untuk kasus ini, diambil kelas interval 7.
Langkah 3. Menentukan panjang kelas interval.
p =
j
k
=
65
7
= 9,29 (bisa diambil 9 atau 10). Untuk
contoh ini, diambil p = 10.
Langkah 4. Menentukan batas kelas interval.
Batas kelas ke-1 bisa diambil 33, tetapi agar kelas
interval kelihatan bagus diambil batas bawah 31,
sehingga didapat batas atasnya 31 + 9 = 40.
batas kelas ke-2 = 41 50
batas kelas ke-3 = 51 60
batas kelas ke-4 = 61 70
batas kelas ke-5 = 71 80
batas kelas ke-6 = 81 90
batas kelas ke-7 = 91 100
Langkah 5. Untuk kasus ini, Langkah 5 tidak diperlukan, tetapi
langkah ini akan sangat diperlukan pada kasus yang
akan dibahas selanjutnya.
Langkah 6. Frekuensi setiap kelas interval dapat dicari dengan
menentukan turusnya terlebih dahulu (lihat Tabel 1.5).
Langkah 7. Menentukan titik tengah interval.
Titik tengah kelas ke-1 =
1
2
(31 + 40) = 35,5
Titik tengah kelas ke-2 =
1
2
(41 + 50) = 45,5
Titik tengah kelas ke-3 =
1
2
(51 + 60) = 55,5
Titik tengah kelas ke-4 =
1
2
(61 + 70) = 65,5
Titik tengah kelas ke-5 =
1
2
(71 + 80) = 75,5
Titik tengah kelas ke-6 =
1
2
(81 + 90) = 85,5
Titik tengah kelas ke-7 =
1
2
(91 + 100) = 95,5
Catatan
1. Logaritma adalah invers
dari perpangkatan.

p
log a = n jika dan hanya
jika p
n
= a, dengan:
p disebut bilangan pokok;
a disebut jumlah;
n disebut hasil logaritma.
2. Bilangan pokok 10 sering
tidak dituliskan.
Misalnya, log a dapat
berarti
10
log a.
3. Nilai logaritma dapat
dicari menggunakan
tabel logaritma atau
kalkulator.
18 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Daftar distribusi frekuensi kelompok dari data tersebut, tampak seperti
Tabel 1.5 berikut ini.
Tabel 1.5
Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok
Turus (Tally) Frekuensi Nilai Tengah (x
i
) Nilai
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5
4
3
11
21
33
15
3
90
IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII III
IIII IIII IIII III
Jumlah
Dari tabel tersebut, tampak siswa paling banyak memperoleh nilai
antara 7180.
Dalam Tabel 1.5, frekuensi dinyatakan dalam bilangan
cacah yang menyatakan banyaknya datum dalam setiap kelas.
Bentuk ini dinamakan bentuk absolut. Frekuensi absolut
disingkat dengan f
abs
. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen,
diperoleh tabel distribusi frekuensi relatif, yang biasa disingkat
dengan f
rel
. Besar atau kecilnya frekuensi suatu kelas dapat
dibandingkan dengan banyaknya seluruh datum (total frekuensi).
Perbandingan ini dinamakan frekuensi relatif dari kelas itu.
Frekuensi relatif bisa dinyatakan dengan persen sehingga sering
juga dilambangkan dengan f(%). Dengan demikian, frekuensi
relatif diperoleh dengan membagi frekuensi suatu datum ( f
abs
)
dengan ukuran (banyak) data dan dikalikan dengan 100%.
Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut.
f
f
n
rel
abs
= 100%
Untuk lebih jelasnya, pelajari Contoh Soal 1.7 berikut.
Contoh Soal 1.7
Membuat Tabel Frekuensi Relatif
Dari daftar distribusi frekuensi absolut pada Tabel 1.6, tentukanlah
tabel distribusi frekuensi relatifnya.
Penyelesaian:
Jumlah frekuensi (n) = 4 + 13 + 21 + 11 + 7 = 56.
Untuk kelas ke-1: f
rel
=
4
56
100% = 7,14%
f
abs
Nilai
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
4
13
21
11
7
Tabel 1.6
19 Statistika
Untuk kelas ke-2: f
rel
=
13
56
100% = 23,21%
Untuk kelas ke-3: f
rel
=
21
56
100% = 37,5%
Demikian seterusnya sehingga diperoleh nilai-nilai seperti pada kolom
ketiga Tabel 1.7.
f
abs
(%)
f
abs
Nilai
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
4
13
21
11
7
7,14
23,21
37,50
19,64
12,50
Tabel 1.7
6. Histogram dan Poligon Frekuensi
Dari tabel distribusi frekuensi kelompok, dapat dibuat histogram
dan poligon frekuensi.
Histogram adalah penyajian distribusi frekuensi
menggunakan gambar yang berbentuk diagram batang tegak.
Pada histogram, antara dua batang yang berdampingan tidak
terdapat jarak sehingga antara satu batang dan batang lainnya
berimpit. Sumbu tegak pada histogram menyatakan frekuensi
dan sumbu datar menyatakan kelas-kelas interval. Dalam
hal ini, batas kelas interval merupakan tepi bawah dan tepi
atas. Jika setiap tengah-tengah sisi atas persegi panjang yang
berdampingan dihubungkan dengan suatu garis, akan terbentuk
diagram garis yang disebut poligon frekuensi. Untuk lebih
memahaminya, Anda pelajari contoh soal berikut ini.
Contoh Soal 1.8
Membuat Histogram dan Poligon Frekuensi
Dengan menggunakan data pada Contoh Soal 1.6, buatlah histogram
dan poligon frekuensi dari data tersebut.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan daftar distribusi frekuensi kelompok serta nilai
tepi atas dan tepi bawah interval (Tabel 1.5), didapat histogram dan
poligon frekuensi sebagai berikut.
30,5 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5 100,5
F
r
e
k
u
e
n
s
i
35
30
25
20
15
10
5
0
Nilai
Poligon Frekuensi
Histogram
Soal
Menantang
Tinggi badan 50 siswa
(dalam cm) yang dipilih
secara acak menghasilkan
data berikut.
162 165 158 171 169 163
162 165 158 155 154 170
158 158 155 154 152 160
170 159 154 172 162 170
164 170 151 162 160 159
159 157 159 167 160 159
155 172 154 155 173 166
158 156 175 155 165 159
153 163
a. Tentukan tinggi badan
siswa yang paling tinggi.
b. Tentukan tinggi badan
siswa yang paling
pendek.
c. Berapakah jangkauan dari
data tinggi badan ini?
d. Buatlah sebuah tabel
distribusi frekuensi
kelompok dengan
menggunakan panjang
kelas interval 4 cm dan
dimulai dari tinggi 150 cm.
e. Lukislah sebuah
histogram dan poligon
frekuensi untuk
menampilkan distribusi
data tinggi siswa.
f. Dari histogram
yang Anda peroleh,
bagaimana
kecenderungan
datanya?
20 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
7. Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif
Tabel distribusi frekuensi kumulatif diperoleh dari tabel
distribusi frekuensi biasa, yaitu dengan menjumlahkan frekuensi
demi frekuensi.
Ada dua macam tabel distribusi frekuensi kumulatif,
yaitu kurang dari dan lebih dari. Frekuensi kumulatif relatif
disertakan juga dan dapat dihitung dengan rumus berikut.
f
f
n
kumrelatif
kumabsolut
= 100%
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang
dari, digunakan tepi atas kelas dan untuk yang lebih dari,
digunakan tepi bawah kelas, dengan rumus-rumus berikut.
Tepi atas = batas atas + 0,5
Tepi bawah = batas bawah 0,5
Ingat, penambahan 0,5 adalah untuk yang nilai datanya
teliti hingga satuan.
Contoh Soal 1.9
Membuat Distribusi Frekuensi Kumulatif
Buatlah tabel frekuensi kumulatif untuk data pada Contoh Soal 1.7.
Penyelesaian:
Tabel distribusi kumulatif kurang dari dapat disajikan dalam tabel
berikut.
f
kum absolut
< f
kum relatif (%)
< Nilai
< 60,5
< 70,5
< 80,5
< 90,5
< 100,5
7,14
30,35
67,85
87,50
100
4
4 + 13 = 17
17 + 21 = 38
38 + 11 = 49
49 + 7 = 56
Berdasarkan tabel tersebut, data yang nilainya kurang dari 70,5
sebanyak 17 atau 30,35%, sedangkan data yang nilainya kurang dari
90,5 sebanyak 49 atau 87,50%.
Tabel distribusi kumulatif lebih dari dapat disajikan dalam tabel berikut.
f
kum absolut
> f
kum relatif (%)
> Nilai
> 50,5
> 60,5
> 70,5
> 80,5
> 90,5
100
92,85
69,64
32,14
12,50
52 + 4 = 56
39 + 13 = 52
18 + 21 = 39
7 + 11 = 18
7
Soal
Menantang!
Dalam suatu selang waktu
tertentu, 100 panggilan
telepon tersambung. Lama
sambungan (dalam menit)
sampai dengan 0,1 menit
terdekat untuk setiap 100
panggilan ini dicatat dalam
tabel distribusi frekuensi
berikut.
a. Buatlah sebuah tabel
frekuensi kumulatif,
kemudian gambarlah
kurva frekuensi
kumulatifnya.
b. Gunakan kurva pada
a untuk menaksir
persentase panggilan
yang lama waktunya
antara 2,5 menit dan
5,5 menit.
Banyak
Panggilan
Lama
Panggilan
(menit)
1,0 1,9
2,0 2,9
3,0 3,9
4,0 4,9
5,0 5,9
6,0 6,9
7,0 7,9
8,0 8,9
9
14
18
27
12
10
6
4
21 Statistika
Berdasarkan tabel tersebut, data yang nilainya lebih dari 80,5 sebanyak
18 atau 32,14%, sedangkan data yang nilainya lebih dari 60,5 sebanyak
52 atau 92,85%.
Coba Anda perhatikan tabel distribusi kumulatif kurang dari dan lebih
dari. Di manakah letak perbedaannya? Jelaskan.
8. Ogif
Perhatikan kembali tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang
dari yang telah Anda peroleh pada Contoh Soal 1.9, seperti
Tabel 1.8.
Dari Tabel 1.8 tampak 4 siswa nilainya lebih kecil daripada
70,5. Adapun 38 siswa nilainya lebih kecil daripada 80,5, dan
seterusnya. Bagaimana dengan yang nilainya lebih kecil dari
75? Tabel 1.8 tidak memberikan informasi berapa banyak siswa
yang nilainya lebih kecil dari 75.
Untuk mengatasi masalah ini, kita harus menggambar suatu
kurva mulus yang dikenal sebagai kurva frekuensi kumulatif
kurang dari atau ogif positif. Caranya dengan menggambarkan
setiap frekuensi kumulatif kurang dari terhadap nilai-nilai,
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.11.
Banyak Siswa Nilai
< 60,5
< 70,5
< 80,5
< 90,5
< 100,5
4
17
38
49
56
Tabel 1.8
Tabel Distribusi Frekuensi
Kumulatif Kurang dari
50 60
F
r
e
k
u
e
n
s
i

K
u
m
u
l
a
t
i
f

K
u
r
a
n
g

d
a
r
i
Nilai Kurang dari
70
75
80 90 100
10
5
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
Dari Gambar 1.11 Anda dapat menaksir ada 30 siswa yang
memiliki nilai lebih kecil dari 75. Dengan cara yang sama, Anda
dapat menggunakan kurva ini untuk menaksir banyak siswa
yang nilainya lebih kecil daripada nilai tertentu lainnya.
Dari tabel frekuensi kumulatif lebih dari, Anda juga dapat
menggambar kurva mulus, yaitu kurva frekuensi kumulatif
lebih dari atau ogif negatif. Caranya, dengan membuat grafk
Gambar 1.11
Kurva frekuensi kumulatif
kurang dari (ogif positif) untuk
Tabel 1.8.
22 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
frekuensi kumulatif lebih dari (perhatikan Tabel 1.9) terhadap
nilai-nilai, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.12 berikut ini.
50 60
F
r
e
k
u
e
n
s
i

K
u
m
u
l
a
t
i
f

L
e
b
i
h

d
a
r
i
Nilai Lebih dari
70
47
65
80 90 100
10
5
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
Dari Gambar 1.12, Anda dapat menaksir bahwa 47 siswa
memiliki nilai lebih besar dari 65. Dengan cara yang sama, Anda
dapat menggunakan kurva ini untuk menaksir banyak siswa
yang nilainya lebih besar daripada nilai tertentu lainnya.
Kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda.
1. Apa yang dimaksud dengan istilah berikut?
a. Statistik
b. Statistika
c. Data kuantitatif
d. Data kualitatif
Berikan contohnya masing-masing.
2. Jelaskan pengertian populasi dan sampel.
Berikan contohnya.
3. Data jumlah pegawai PT ABC dari tahun
1999 sampai dengan tahun 2004 ditunjuk-
kan pada tabel berikut ini.

Jenis Kelamin 1999
72 50 60 62 78 80
30 40 80 85 95 98
Laki-Laki
Perempuan
2000 2001 2002 2003 2004
Gambarlah data ini dalam bentuk diagram
batang.
4. Jumlah editor di sebuah perusahaan penerbit
berdasarkan bidang keahliannya disajikan
dalam diagram lingkaran dibuat ini.
Editor Biologi
8 orang
Editor Kimia
10 orang
Editor Fisika
12 orang
Editor Matematika
24 orang
Editor Agama
16 orang
Tentukan persentase editor berdasarkan ke-
ahlian nya.
Gambar 1.12
Kurva frekuensi kumulatif lebih
dari (ogif negatif) untuk Tabel
1.9.
Uji Kemampuan 1.1
Banyak Siswa Nilai
> 50,5
> 60,5
> 70,5
> 80,5
> 90,5
56
52
39
18
7
Tabel 1.9
Tabel Distribusi Frekuensi
Kumulatif Lebih dari
23 Statistika
5. Pada sebuah sekolah, dipilih 30 siswa
Kelas XI secara acak dan dilakukan tes
Matematika dengan tujuan membuat
peringkat pemahaman matematika setiap
siswa. Peringkat paling rendah diberi angka
1 dan paling tinggi diberi angka 6.
Hasil peringkat ditunjukkan berikut ini.
2 2 3 3 4 1 4 6 3 4 1 6 1 3 5
4 4 6 2 6 3 2 6 3 4 3 6 4 6 6
a. Lukislah diagram garis untuk seluruh
sampel.
b. Lukislah diagram garis untuk data baris
pertama yang diperoleh dari sampel
siswa putri.
c. Lukislah diagram garis untuk data baris
kedua yang diperoleh dari sampel siswa
putra.
d. Kesimpulan apakah yang dapat Anda
peroleh dengan membandingkan
diagram garis pada b dan c?
6. Diagram garis berikut ini menunjukkan
jumlah mobil sedan baru yang terjual setiap
tahun dalam kurun waktu 19982004.

98 99 00 01 02 03 04
M
o
b
i
l

S
e
d
a
n

T
e
r
j
u
a
l
12.000
10.000
5.000
1.000
0
5.100
8.400
10.500
12.000
1.800
2.500
Tahun
3.700

a. Berapakah jumlah mobil yang terjual
pada tahun
i) 1998 ii) 2000
b. Berapakah jumlah maksimum mobil
yang pernah terjual dalam 1 tahun?
c. Cukup dengan melihat diagram garis
tersebut (tanpa menghitung), dalam
periode kapankah penjualan mobil
mengalami persentase kenaikan paling
besar?
d. Apa kira-kira yang menyebabkan
penurun an drastis dari jumlah mobil
yang terjual?
e. Bagaimanakah prospek penjualan
mobil setelah tahun 2004?
7. Sebuah kotak berisi sejumlah mangga dan
setiap mangga ditimbang beratnya. Berat
setiap mangga dalam gram adalah sebagai
berikut:
321 285 260 198 242 305 200 208
275 195 311 309 224 382 340 283
315 295 326 189
a. Buatlah diagram kotak-garis untuk data
tersebut.
b. Hitunglah berapa persentase mangga
yang beratnya paling kecil 250 gram.
8. Distribusi data berikut ini merupakan ni-
lai ulangan Bahasa Jepang dari 70 siswa
Kelas XI.
68 74 82 67 49 86 92 43 56
66 72 70 67 70 52 68 78 83
40 82 72 65 55 74 90 64 82
46 38 60 72 78 60 54 78 80
62 53 40 70 80 58 60 50 92
90 62 73 50 76 74 49 62 58
78 82 70 48 60 62 62 55 78
48 68 79 50 68 71 50
a. Susunlah distribusi data tersebut
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
kelompok.
b. Gunakan tabel pada a untuk membuat
histogram dan poligon frekuensi.
9. Data hasil nilai ulangan Matematika ditam-
pil kan pada tabel berikut ini.
Nilai Frekuensi
4
3
11
21
33
15
3
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
a. Jika syarat kelulusan adalah nilai 61 ke
atas, berapa orang siswa yang lulus?
b. Berapa persen siswa yang nilainya 80
ke bawah?
c. Jika nilai yang lebih kecil dari 55
dinyatakan tidak lulus, berapa siswakah
yang tidak lulus?
10. Tabel berikut menunjukkan distribusi nilai dari
100 peserta dalam suatu ujian komprehensif.
24 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa

Umur
(dalam tahun)
Jumlah
Pegawai
30 35
35 40
40 45
45 50
50 55
5
7
6
9
4
Untuk data pada tabel tersebut:
a. Buatlah tabel frekuensi kumulatif
kurang dari, kemudian buatlah kurva
frekuensi kumulatif kurang dari (ogif
positif)
b. Buatlah tabel frekuensi kumulatif
lebih dari, kemudian buatlah kurva
frekuensi kumulatif lebih dari (ogif
negatif)
c. Dari kurva pada soal a, taksirlah jumlah
pegawai yang umurnya kurang dari 47.
d. Dari kurva pada soal b, taksirlah jumlah
pegawai yang umurnya lebih dari 43.
3039 4049 5059 6069 7079 8089 9099
4 8 30 35 18 4 1
Nilai
Frekuensi
Buatlah sebuah tabel frekuensi kumulatif.
Gunakan tabel ini untuk menaksir:
a. jumlah peserta yang nilainya antara
54 dan 74;
b. jumlah peserta yang nilainya di atas
66;
c. nilai minimum yang diperlukan untuk
men dapatkan hasil A jika 10 persen dari
peserta ternyata mendapatkan hasil A.
11. Nilai ujian mata pelajaran Matematika Kelas
XI ditunjukkan oleh tabel berikut ini.

5 6 7 8 9 10
16 9 6 5 3 1
Nilai
Frekuensi
Berapa banyak siswa yang lulus, jika nilai
siswa yang lebih rendah dari rata-rata di-
nyatakan tidak lulus.
12. Data jumlah pegawai berdasarkan kelompok
umur yang bekerja pada sebuah konsultan
keuangan disajikan pada tabel berikut ini.
Soal Terbuka
1. Jelaskan cara menyajikan data dengan
diagram batang dan diagram lingkaran
menggunakan kalimat Anda sendiri.
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan
penyajian data dalam bentuk diagram garis,
diagram batang, diagram lingkaran, dan
diagram kotak-garis.
B. Ukuran Pemusatan dan Letak
Data
1. Mean, Modus, dan Median untuk
Data Tunggal
Dalam Subbab A, Anda telah mempelajari cara mengumpulkan
data statistik dan menyajikannya dalam berbagai bentuk tabel
dan diagram. Penyajian data seperti ini hanya memberikan
gambaran menyeluruh, tetapi belum cukup digunakan untuk
pengambilan keputusan tertentu, misalnya:
apakah perusahaan susu yang menyatakan bahwa berat
bersih susu bubuk kalengnya 1 kg (Gambar 1.13) adalah
benar atau salah;
Gambar 1.13
25 Statistika
Gambar 1.14
Gambar 1.15
Gambar 1.16
Harga
J
u
m
l
a
h

b
a
r
a
n
g

berapa harga terendah yang harus ditetapkan agar 75%
barang laku terjual (Gambar 1.14);
model mobil manakah yang paling banyak harus diproduksi
oleh sebuah perusahaan mobil (Gambar 1.15).
Keputusan-keputusan tersebut dapat diambil dari ukuran
statistik: rataan (mean), modus, dan median. Ketiga ukuran
statistik ini cenderung terletak di pusat data yang telah diurut
berdasarkan besarnya. Oleh karena itu, ketiga ukuran ini disebut
ukuran pemusatan data atau ukuran tendensi sentral. Di Kelas
IX, tentunya Anda sudah mengetahui defnisi mean, modus, dan
median untuk data tunggal.
Mean atau rataan dari sekumpulan data didefnisikan sebagai
jumlah seluruh datum dibagi dengan banyak datum.
Median dari sekumpulan data yang telah diurutkan besarnya
(disebut statistik terurut) adalah datum yang membagi data
terurut menjadi dua bagian yang sama banyak.
Modus dari sekumpulan data adalah datum yang terjadi paling
sering atau datum yang memiliki frekuensi paling besar.
Untuk mengingat kembali materi tersebut, perhatikan
contoh berikut.
Contoh Soal 1.10
Mean, Modus, dan Median dari Data Tunggal
Perhatikan data berikut:
a. 6 8 5 7 6 3 2 4 8
b. 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8
Tentukan mean, modus, dan mediannya.
Penyelesaian:
a. Mean =
jumlah seluruh datum
banyak datum


=
6 8 5 7 6 3 2 4 8
9
6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8 6 8 5 7 6 3 2 4 8
= 5,4
Modusnya adalah 6 dan 8 karena datum tersebut paling banyak
muncul, yaitu 2 kali.
Untuk menentukan median, data tersebut harus diurutkan terlebih
dahulu dari kecil ke besar.
2 3 4 5 6 6 7 8 8
4 datum 4 datum
Median
Untuk banyaknya data ganjil,
median adalah titik data
(datum) yang di tengah, seperti
marka putih di tengah jalan.
Sumber: www.zcars.com.au
26 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Gambar 1.17
Untuk banyaknya data genap,
median seperti posisi marka
jalan, tetapi tanpa garis putih.
Anda dapat menentukan mean dengan bantuan kalkulator
scientic, misalnya tipe fx-3600 Pv. Misalkan, Anda akan mencari
mean dari data pada Contoh Soal 1.10a. Sebelumnya, Anda set
kalkulator pada fungsi statistika dengan menekan tombol MODE
SD . Kemudian, simpan data yang dibutuhkan dalam memori
kalkulator dengan menekan tombol-tombol berikut.
SHIFT KAC 6 DATA 8 DATA 5 DATA 7 DATA 6 DATA
3 DATA 2 DATA 4 DATA 8 DATA
Untuk menampilkan mean, tekan tombol SHIFT
sehingga pada layar akan tampak hasilnya, yaitu 5,4. Dengan
cara yang sama, coba Anda tentukan mean dari data pada Contoh
Soal 1.10b.
Pengerjaan pada Contoh Soal 1.10 memberi gambaran
mengenai rumus mean dan median sebagai berikut.
Misalkan, diketahui statistik terurut x
1
, x
2
, x
3
, ..., x
n
dengan banyak
datum n. Berdasarkan pengertian mean:
Mean =
x x x x
n
n 1 2
x x x x
3
x x x x + + x x x x
1 2 1 2
x x x x x x x x + + x x x x ... x x x x x x x x x x x x
, dengan menggunakan notasi S
maka Mean = x
x
n
i
i
n
=
=

1
( adalah notasi untuk mean).
Median adalah nilai tengah dari data sehingga berlaku ketentuan
berikut.
Untuk n ganjil, median sama dengan datum yang di tengah.
Datum yang di tengah adalah datum yang ke-
n +

1
2
.
Dengan demikian, Median =
x
n+1
2
Catatan
Modus bisa memiliki satu
nilai, dua nilai atau lebih,
tetapi bisa saja suatu data
statistik tidak memiliki
modus. Hal ini terjadi ketika
semua datum muncul sama
banyak. Sebagai contoh
data statistik
1 1 2 2 4
4 5 5 8 8
tidak memiliki modus
karena datum 1, 2, 4, 5,
dan 8 muncul sama banyak,
yaitu dua kali.
Banyak datum = 9 merupakan bilangan ganjil sehingga:
Median = datum ke-5 = 6
b. Mean =
2 3 6 6 7 8 7 6 9 8
10
2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8 2 3 6 6 7 8 7 6 9 8
= 6,2
Modusnya adalah 6 sebab datum ini paling banyak muncul,
yaitu 3 kali.
Bentuk statistik terurut:
2 3 6 6 6 7 7 8 8 9
5 datum 5 datum
Median
Banyak datum = 10 merupakan bilangan genap sehingga:
Median = rata-rata dua data yang di tengah
=
1
2
[datum ke-5 + datum ke-6] =
1
2
(6 + 7) = 6,5
27 Statistika
Contoh Soal 1.11
Data Tunggal dengan Frekuensi
Untuk suatu nomor tertentu pada kertas ujian Matematika, seorang pe-
serta bisa mendapatkan skor 0, 1, 2, 3, 4, atau 5. Skor yang dicapai oleh
40 siswa untuk nomor tertentu ini ditunjukkan pada Tabel 1.10.
Tentukan
a. mean;
b. modus;
c. median untuk tabel tersebut.
Penyelesaian:
a. Mean =
jumlah seluruh elur elur datum
banyak d banya banya atum
h s h selur eluruh uh elur elur elur elur
=
( ) 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 + ( ) 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 + + 3 1 3 1 3 1 3 1 + ( ) 6 2 6 2 6 2 6 2 6 2 6 2 + + 6 2 6 2 6 2 6 2 + ( ) 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 + + 5 3 5 3 5 3 5 3 + ( ) 9 4 9 4 9 4 9 4 9 4 9 4 + + 9 4 9 4 9 4 9 4 + ++ ( ) + + + + + + + + ( ) ( ) + + + + + + + + + + + ( ) ( )
40
=
131
40
= 3,275
Coba Anda periksa hasil ini dengan kalkulator.
b. Modusnya 5 sebab datum tersebut paling sering muncul, yaitu
13 kali.
c. Perhatikan Tabel 1.11 banyak datum n = 40 (genap) sehingga

n
2
=
40
2
= 20 dan
n
2
+ 1 = 21
Median =
1
2
2 2
1
x x
n n
x x x x x x x x x x x x + x x x x x x x x x x x x

+
=
1
2
[x
20
+ x
21
] =
1
2
[4 + 4] = 4
Untuk n genap, median sama dengan rata-rata dua datum
yang di tengah. Dua datum yang di tengah adalah datum
ke-
n
2

dan datum ke-


n
2
1 +

. Dengan demikian,
Median =
1
2
2 2
1
x x
n n
x x x x + x x x x x x x x x x x x

+
Kedua rumus ini diturunkan berdasarkan defnisi/pengertian
median, yang dapat dilihat pada halaman 25.
x
19
sampai dengan x
27
ter letak di sini,
berarti x
20
= 4 dan x
21
= 4.
Banyak Peserta Nilai
0
1
2
3
4
5
4
3
6
5
9
13
Tabel 1.10
Skor Ujian Matematika
7
13
18
27
Banyak Peserta Nilai
0
1
2
3
4
5
4
3
6
5
9
13
Tabel 1.11
Skor Ujian Matematika
Pengerjaan pada Contoh 1.11 memberi gambaran mengenai
rumus untuk menentukan mean dari data tunggal dengan
frekuensi setiap datum telah diketahui (diberikan), yaitu sebagai
berikut.
Mean = x =
f x f x f x
n
k k
f x f x
1 1
f x f x
2 2
f x f x + + f x f x
2 2 2 2
f x f x f x f x + ...
, dengan n = f
1
+ f
2
+ ... + f
k
,
atau x
f x
f
i
k
i i
f x f x
i
k
i
ff
= xx

=
=
1
1
28 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Lakukan kegiatan berikut secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang. Carilah
harga 5 bungkus rokok yang berbeda. Hitunglah banyak rokok di setiap bungkusnya. Gunakan
data ini untuk menghitung soal berikut.
1. Pak Dadi dalam sehari merokok rata-rata
30 batang sehari.
a. Berapa banyak uang yang dapat disim-
pan selama setahun jika Pak Dadi tidak
merokok?
b. Menurut Anda, barang-barang yang
dapat Pak Dadi beli dari hasil a adalah
1) kamera digital;
2) televisi;
3) tape;
4) komputer.
2. Dari hasil ini, apakah kesimpulan yang
dapat Anda peroleh tentang merokok?
2. Kuartil dan Desil untuk Data Tunggal
a. Kuartil untuk Data Tunggal
Misalkan, seorang dosen memberikan tes kepada 100 mahasiswa.
Berdasarkan nilai tes, dia bisa saja mengelompokkan mahasiswa
menjadi dua kelompok, yaitu
1
2
bagian (50 persen) nilai besar
di golong kan sebagai kelompok "baik", sedangkan
1
2
bagian
nilai kecil digolongkan sebagai kelompok "kurang baik". Anda
telah mengetahui bahwa titik data yang membagi statistik
terurut menjadi dua kelompok sama banyak adalah median.
Dosen tersebut bisa saja membagi mahasiswa menjadi empat
kelompok, yaitu kelompok-kelompok "sangat baik", "baik",
"cukup", dan "kurang". Setiap kelompok memiliki
1
4
bagian
(atau 25 persen) data. Titik data yang membagi statistik terurut
menjadi empat kelompok sama banyak disebut kuartil. Ada tiga
macam kuartil, yaitu kuartil bawah atau kuartil kesatu (Q
1
),
kuartil kedua atau median (Q
2
), dan kuartil atas atau kuartil
ketiga (Q
3
). Coba Anda perhatikan Gambar 1.18.
X
min
Q
1
Q
2
Q
3
X
mak

1
4
data

2
4
data

3
4
data
Gambar 1.18
Kegiatan 1.4
Tiga macam kuartil pada
statistik terurut.
29 Statistika
Dari gambar tersebut diperoleh hal-hal berikut.
1
4
data akan berada di bawah Q
1
,
2
4
data akan berada di bawah
Q
2
, dan
3
4
data akan berada di bawah Q
3
.
Oleh karena Q
1
, Q
2
, dan

Q
3
berkaitan dengan letak dalam
statistik terurut, kuartil termasuk ukuran letak data. Ukuran
letak data lainnya yang akan dibahas adalah desil.
Adapun langkah-langkah untuk menentukan kuartil untuk
data tunggal adalah sebagai berikut.
1. Urutkan data dari datum terkecil ke datum terbesar
sehingga membentuk statistik terurut.
2. Tentukan median atau kuartil kedua (Q
2
) dengan
membagi statistik terurut menjadi dua kelompok sama
banyak.
3. Tentukan kuartil bawah (Q
1
) dengan membagi lagi
kelompok data di bawah Q
2
menjadi dua bagian sama
banyak.
4. Tentukan kuartil atas (Q
3
) dengan membagi lagi
kelompok data di atas Q
2
menjadi 2 bagian sama
banyak.
Untuk jelasnya, pelajarilah Contoh Soal 1.12 berikut ini.
Contoh Soal 1.12
Menentukan Kuartil dari Data Tunggal
Tentukan kuartil bawah, median, dan kuartil atas untuk setiap kasus
berikut.
a. Data berat badan (dalam kg) dari 11 orang peserta KB adalah
70, 62, 46, 52, 48, 61, 53, 44, 50, 54, 57.
b. Data tinggi badan (dalam cm) dari 14 siswa Kelas XI Bahasa 1
adalah 160, 152, 147, 165, 170, 148, 155, 163, 150, 149, 161, 158,
165, 170.
Penyelesaian:
a. Anda akan menggunakan keempat langkah sebelumnya untuk
menentukan Q
1
, Q
2
, dan Q
3
.
Langkah 1. Mengurutkan data sehingga membentuk statistik
terurut.

Langkah 2. Menentukan median (Q
2
) dari statistik terurut.
Banyak datum n = 11 (ganjil).
Jadi, Q
2
= x
11 1
2
+
= x
6
= 53.
44 46 48 50 52 53 54 57 61 62 70
5 datum di bawah Q
2
Q
2
5 datum di atas Q
2
30 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
b. Desil untuk Data Tunggal
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, desil seperti halnya kuartil,
menyatakan letak data dalam statistik terurut. Statistik terurut
memiliki kuartil jika banyak data > 4, sebab Q
1
, Q
2
, dan Q
3

membagi data menjadi empat kelompok sama banyak, dengan
Soal
Menantang
Data penjualan radio setiap
bulan di suatu toko pada
tahun 2002 adalah
20, 3, 9, 11, 4, 12,
1, 9, 9, 12, 8, 10
Median, kuartil bawah, dan
kuartil atasnya berturut-
turut adalah ....
a. 6
1
2
, 3
1
2
, dan 9
1
2

b. 9, 6, 11
1
2
c. 6
1
2
, 9, dan 12
d. 9, 4, dan 12
e. 9, 3
1
2
, dan 12
Berikan alasan mengapa
Anda memilih jawaban
tersebut.
Soal SPMB 2003
Langkah 3. Menentukan kuartil bawah Q
1
.
Q
1
adalah median dari kelompok data di bawah
Q
2
, yaitu data
44 46 48 50 52

Q
1
Jadi, Q
1
= 48.
Langkah 4. Menentukan kuartil atas Q
3
.
Q
3
adalah median dari kelompok data di atas Q
2
,
yaitu data
54 57 61 62 70

Q
3
Jadi, Q
3
= 61.
b. Langkah 1. Mengurutkan data sehingga membentuk statistik
terurut.
Langkah 2 Menentukan median (Q
2
) dari statistik terurut.
Banyak datum n = 14 (genap) sehingga

n
2
= 7 dan
n
2
+ 1 = 8
Q
2
=
1
2
(x
2
+ x
8
) =
1
2
(158 + 160) = 159.
Langkah 3. Menentukan kuartil bawah Q
1
.
Q
1
adalah median dari kelompok data di bawah
Q
2
, yaitu data
147 148 149 150 152 155 158

Q
1
Jadi, Q
1
= 150.
Langkah 4. Menentukan kuartil atas Q
3
.
Q
3
adalah median dari kelompok data di atas Q
2
,
yaitu data
160 161 163 165 165 170 170

Q
3
Jadi, Q
3
= 165.
147 148 149 150 152 155 158 160 161 163 165 165 170 171
7 datum di bawah Q
2
Q
2
7 datum di atas Q
2
31 Statistika
setiap kelompok memiliki
1
4
data. Jika banyak data > 10 maka
Anda dapat membagi data ini menjadi sepuluh kelompok sama
banyak, dengan setiap kelompok
1
10
data. Ukuran statistik yang
membagi data menjadi sepuluh kelompok sama banyak disebut
desil (diberi notasi D). Tentu saja ada sembilan desil, yaitu D
1
,
D
2
, D
3
, ..., D
9
. Jika statistik terurut Anda lukiskan sebagai suatu
garis mendatar, secara berturut-turut D
1
, D
2
, D
3
, D
4
, D
5
, D
6
, D
7
,
D
8
, dan D
9
ditunjukkan seperti pada Gambar 1.19.
n
D
5
= Q
2
D
3
X
min
D
1
X
mak
D
2
D
4
D
6
D
7
D
8
D
9
n
10
5
10
n
6
10
n
7
10
n
8
10
n
9
10
n
2
10
n
3
10
n
4
10
n
Pada Gambar 1.19 tampak bahwa
desil D
1
membagi statistik terurut menjadi
n
10
data di bawah
D
1
dan
9
10
n
data di atas D
1
;
desil D
2
membagi statistik terurut menjadi
2
10
n
data di
bawah D
2
dan
8n
10
data di atas D
2
;
.
.
.
desil D
5
= kuartil kedua Q
2
(median) membagi statistik terurut
menjadi
5
10
n
data di bawah D
5
dan
5
10
n
data di atas D
5
;
.
.
.
desil D
9
membagi statistik terurut menjadi
9
10
n
data di
bawah D
9
dan
n
10
data di atas D
9
.
Dari uraian tersebut, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Gambar 1.19
Desil-desil D
1
, D
2
, D
3
, ... D
9
membagi data statistik terurut
menjadi 10 kelompok sama
banyak.
32 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Desil kei untuk data tunggal ditentukan dengan menggunakan
rumus D
i
=
x
i n ( ) i n i n ( ) ( ) ( ) ( )
10
, yaitu data ke-
i n ( ) i n i n ( ) ( ) ( ) ( )
10
.
dengan n adalah banyak datum dalam statistik terurut.
Jika
i n ( ) i n i n ( ) ( ) ( ) ( )
10
tidak bulat, desil ditentukan dengan
menggunakan interpolasi linear. Untuk jelasnya, pelajarilah
Contoh 1.13 berikut ini.
Contoh Soal 1.13
Menentukan Desil dari Data Tunggal
Berikut ini adalah skor tes Matematika yang diikuti oleh 17 siswa.
34, 44, 53, 19, 50, 41, 56, 38
51, 39, 27, 56, 24, 41, 45, 44, 38
Tentukan desil ke-1, ke-2, ke-5, dan ke-8.
Penyelesaian:
Langkah 1. Ubah data ke statistik terurut.
19, 24, 27, 34, 38, 38, 39, 41, 41, 44, 44, 45, 50, 51,
53, 56, 56
Langkah 2. Tentukan desil dengan rumus D
i
= x
i n ( ) i n i n++ ( ) ( )
10
Banyak datum n = 17 sehingga D
i
=
x
i
10
( ) 17 17 11 ++
=
x
i
18
10
Langkah 3. Menghitung desil yang ditanyakan.
i = 1 sehingga D
1
= x
i
18
10
= x
1, 8

Oleh karena 1,8 tidak bulat, harus diinterpolasi, seperti
berikut.
D
1
= x
1
+ 0,8 (x
2
x
1
) = 19 + 0,8 (24 19) = 23
i = 2 D
2
=
x
2
18
10

= x
3,6
interpolasi
= x
3
+ 0,6 (x
4
x
3
)
= 27 + 0,6 (34 27) = 31,2
i = 5 D
5
= x
5
18
10

= x
9
= 41
i = 8 D
8
= x
8
18
10

= x
14, 4
interpolasi
= x
14
+ 0,4 (x
15
x
14
)
= 51 + 0,4 (53 51) = 51,8
Soal
Menantang
Diketahui data sebagai
berikut.
11 13 11 14 17
14 13 9 16 10
15 16 11 16 14
16 18 12 16 14
a. Tentukan mean, modus,
dan median dari data
tersebut.
b. Tentukan pula semua
nilai kuartil dan desilnya.
3. Mean, Modus, dan Median untuk
Data Berkelompok
Di bagian sebelumnya, Anda telah mempelajari cara menentukan
mean dan modus untuk data tunggal. Sekarang, Anda akan
mempelajari cara menentukan mean, modus, dan median untuk
data berkelompok.
33 Statistika
a. Mean untuk Data Berkelompok
Ada tiga cara menentukan mean untuk data berkelompok,
yaitu menggunakan rumus mean, seperti untuk data tunggal,
mengguna kan rataan sementara, dan menggunakan metode
pengkodean. Pada bagian ini, Anda cukup mempelajari
penggunaan rumus mean untuk data berkelompok.
Seperti telah Anda ketahui, mean didefnisikan sebagai
jumlah seluruh data dibagi dengan banyak data, yang secara
umum dirumuskan sebagai berikut.
x
f x
f
f x f x f x f x
f
i i
i
k
i
i
k
k k
= =
+ + + +
=
=

1
1
1 1 2 2 3 3
...
11 2 3
+ + + + f f f
k
...
dengan
f
i
ff
i
k
=

1
= f
1
+ f
2
+ ... + f
k
= n
Rumus mean tersebut juga berlaku untuk menghitung mean
dari data berkelompok. Hanya, data dalam rentang tertentu di
setiap kelas, diwakili oleh nilai tengah data kelas tersebut.
x
i
= nilai tengah kelas ke-i
f
i
= frekuensi kelas ke-i
Langkah-langkah menghitung mean data berkelompok dengan
menggunakan rumus mean adalah sebagai berikut.
Langkah 1. Tentukan nilai tengah setiap kelas.
Langkah 2. Hitung hasil kali frekuensi dengan nilai tengah
(f
i
x
i
) untuk setiap kelas.
Langkah 3. Hitung mean dengan menggunakan rumus
x
f x
f
i i
f x f x
i
k
i
ff
i
k
=
=
=

1
1
Contoh Soal 1.14
Menentukan Mean dari Data Berkelompok
Sejumlah siswa mengikuti suatu tes Bahasa Indonesia. Distribusi nilai
tes yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel berikut.
Nilai
Frekuensi
09 1019 2029 3039 4049 5059 6069 7079 8089 9099
0 2 2 5 8 14 9 6 3 1
Tentukan mean dari data tersebut.
34 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Soal
Menantang
Hasil psikotes dari 50 calon
pegawai suatu perusahaan
ditunjukkan pada tabel
berikut.
Nilai Frekuensi
0 19
20 39
40 59
60 79
80 99
3
7
9
20
11
Tentukan mean, modus, dan
median dari data tersebut.
b. Modus untuk Data Berkelompok
Untuk statistik data tunggal, modus adalah datum yang paling
sering terjadi atau datum dengan frekuensi terbesar. Untuk
statistik data berkelompok, Anda dapat menaksir modus dari
tabel distribusi frekuensi data berkelompok.
Modus dari data berkelompok dapat ditaksir dengan meng-
gunakan rumus berikut.
Modus = t
b
+
D
D D
f DD
f f D D D D
1
ff
1 2
f f f f D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

p
dengan
t
b
= tepi bawah kelas modus (kelas interval dengan frekuensi
terbesar),
Df
1
= selisih antara frekuensi kelas modus dan frekuensi tepat
satu kelas sebelum kelas modus,
Penyelesaian:
Dari tabel data, Anda hitung nilai tengah (x
i
) setiap kelas.
Kelas ke-1, x
1
=
0 9
2
0 9 0 9
= 4,5
Kelas ke-2, x
2
=
10 19
2
+
= 14,5
Kelas ke-3, x
3
=
20 29
2
+
= 24,5, dan seterusnya sampai x
10
.
Kemudian, untuk tiap kelas Anda hitung nilai f
i
x
i
. Hasil selengkapnya
dapat Anda lihat pada Tabel 1.12 berikut.
Tabel 1.12
Nilai Frekuensi (f
i
) Nilai Tengah (x
i
) f
i
x
i
09
1019
2029
3039
4049
5059
6069
7079
8089
9099
Total
0
2
2
5
8
14
9
6
3
1
S f
i
= 50
4,5
14,5
24,5
34,5
44,5
54,5
64,5
74,5
84,5
94,5
0 4,5 = 0
2 14,5 = 29
2 24,5 = 49
5 34,5 = 172,5
8 44,5 = 356
14 54,5 = 763
9 64,5 = 580,5
6 74,5 = 447
3 84,5 = 253,5
1 94,5 = 94,5
S f
i
x
i
= 2.745
Kemudian, dengan menggunakan rumus mean, Anda dapat menghi-
tung mean sebagai berikut.
Mean = x =
S
S
i
k
i i
i
k
i
f x
i i i i
f
ii
=
=
1
1
=
2 745
50
.
= 54,9
35 Statistika
Contoh Soal 1.15
Menentukan Modus dari Data Berkelompok
Tentukan modus dari tabel distribusi frekuensi data berkelompok pada
Tabel 1.13.
Penyelesaian:
Langkah 1. Untuk menghitung modus dari data berkelompok
tersebut, Anda harus menentukan tepi kelas interval
dari kelas modus (jika data ini belum diberikan dalam
soal). Pada tabel distribusi frekuensi yang diberikan
(Tabel 1.13), kelas modus terletak dalam batas kelas
interval 156160. Dengan demikian, tepi kelas interval
dari kelas modus adalah
(156 0,5) sampai (160 + 0,5) = 155,5 sampai 160,5.
Langkah 2. Dari interval tepi kelas modus ini diperoleh
Tepi bawah kelas modus t
b
=155,5
Panjang kelas modus p = 160,5 155,5 = 5
Langkah 3. Selanjutnya, Anda tinggal melihat frekuensi-frekuensi
kelas modus, tepat satu kelas sebelum kelas modus,
dan tepat satu kelas sesudah kelas modus pada tabel
distribusi frekuensi yang diberikan (Tabel 1.13). Pada
tabel tersebut, tampak bahwa
frekuensi kelas modus f = 13;
frekuensi tepat satu kelas sebelum kelas modus f
1
= 12;
frekuensi tepat satu kelas sesudah kelas modus f
2
= 10.
Dengan demikian,
Df
1
= f f
1
= 13 12 = 1.
Df
2
= f f
2
= 13 10 = 3.
Langkah 4. Taksiran modus pasti berada dalam interval tepi kelas
modus. Dengan menggunakan rumus modus untuk
data berkelompok, diperoleh
Modus = t
b
+
D
D D
f DD
f f D D D D
1
ff
1 2
f f f f D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

p = 155,5 +
1
1 3 1 3 1 3

5
= 156,75 cm.
Tabel 1.13
Tinggi (cm) (f
i
)
141145
146150
151155
156160
161165
166170
171175
4
7
12
13
10
6
3
Df
2
= selisih antara frekuensi kelas modus dan frekuensi tepat
satu kelas sesudah kelas modus, dan
p = panjang kelas interval pada kelas modus.
c. Median untuk Data Berkelompok
Sebagaimana modus dari data berkelompok, nilai pasti dari
median untuk data berkelompok tidak dapat diperoleh. Hal ini
karena nilai pasti dari data yang dikelompokkan memang tidak
diketahui. Dengan demikian, Anda hanya dapat menaksir median
untuk data berkelompok.
Median dari data berkelompok dapat ditaksir dengan meng-
gunakan rumus berikut.
36 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Solusi
Median = t
b
+
n
F
f
m
ff
2
-

p
dengan
n = banyak datum dari statistik terurut =
S
i
k
i
f
ii
=1
,
t
b
= tepi bawah kelas median (kelas tempat datum ke-
n
2
),
p = panjang interval kelas median,
f
m
= frekuensi kelas median, dan
F = frekuensi kumulatif tepat sebelum kelas median.
Coba Anda gunakan rumus ini untuk menaksir median pada
Contoh Soal 1.16 berikut ini.
Perhatikan tabel berikut.
Median dari distribusi
frekuensi adalah ....
a. 45 d. 49,0
b. 45,5 e. 49,5
c. 45,75
Penyelesaian:
Panjang kelas p = 37 32 = 5
n =
S
i
k
i
f
ii
=1
= 40
1
2
n =
1
2
(40) = 20
Datum ke-20 terletak dalam
kelas dengan titik tengah = 47
(lihat tabel soal), dengan
f
m
= 16
F = 2 + 4 + 10 = 16
t
b
= 47
5
2
= 44,5
Jadi, mediannya adalah
M
e
= t
b
+
n
F
f
m
2
-

p
M
e
= 44,5 +
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
16
( ) ( )
5
= 45,75
Jawaban: c
SPMB 2003
Contoh Soal 1.16
Menaksir Median dari Data Berkelompok
Tentukan median dari tabel distribusi frekuensi data berkelompok
pada Tabel 1.13.
Penyelesaian:
Langkah 1. Tentukan interval kelas median. Kemudian, tentukan
tepi bawah kelas median.

n
2
55
2
27 5 = = = = ,
Data ke-27,5 ada di interval kelas 156160. Jadi, tepi
bawah kelas median adalah 156 0,5 = 155,5.
Langkah 2. Tentukan panjang interval kelas median.
p = 160,5 155,5 = 5
Langkah 3. Tentukan frekuensi kelas median. Dari tabel diketahui:
f
m
= 13
Langkah 4. Tentukan frekuensi kumulatif tepat sebelum kelas
median.
F = 4 + 7 + 12 = 23
Langkah 5. Gunakan rumus median.
Median = t
b
+
n
F
f
m
ff
2
-

p = 155,5 +
55
2
23
13
-

5

= 155,5 + 1,7 = 157,2
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, secara ringkas
mean, modus, dan median untuk data ber kelompok dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus-rumus berikut.
Titik
tengah
32 37 42 47 52
Fre kuensi 2 4 10 16 8
37 Statistika
1. Mean

x
f x
f
i i
f x f x
i
k
i
ff
i
k
=
=
=

1
1
2. Modus

M t
f
f f
p
o b
M t M t = + M t M t
o b o b
M t M t M t M t

Dff
D D f f f f f f f f f f f f
1
ff
1 2
f f f f f f f f f f f f f f f f f f f f f f f f f f
3. Median

M t
n
F
f
p
e b
M t M t
m
ff
= + M t M t
e b e b
M t M t M t M t
-

2
Keterangan:
Perhatikan kembali makna dari simbol-simbol dalam rumus
tersebut, seperti yang telah dibahas sebelumnya.
d. Hubungan Antara Mean, Modus, dan
Median
Gambar 1.20 berikut menunjukkan histogram dari sebuah
distribusi data berkelompok.
O
4
7
13
25
33
21
3
Frekuensi
100 95 85 75 65 55 45 35
35
30
25
20
15
10
5
Anda telah mengetahui bahwa jika titik-titik tiap puncak
batang dihubungkan dengan garis lurus, akan diperoleh poligon
frekuensi. Akan tetapi, jika setiap titik tengah puncak batang
Anda hubungkan dengan kurva mulus (bukan garis lurus), secara
pendekatan akan diperoleh tiga macam kurva distribusi data,
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.21.
Gambar 1.20
Histogram sebuah distribusi
frekuensi
Soal
Menantang
Modus pada data histogram
adalah ....
a. 70,5 d. 73,5
b. 71,5 e. 74, 5
c. 72,5
UAN 2006
45,5
4
6
8
14
16
55,5 65,5 75,5 85,5
Berat (kg)
Frekuensi
38 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
F
r
e
k
u
e
n
s
i
(a)
x = Me = Mo
(b)
Me Mo
F
r
e
k
u
e
n
s
i
(c)
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Mo Me
x x
Hubungan antara mean, median, dan modus ditentukan
oleh kesimetrian kurva distribusi data. Jika nilai mean ( x ),
median (Me), dan modus (Mo) hampir sama atau berdekatan
satu sama lain, kurva distribusi data berbentuk hampir simetris,
disebut kurva normal (Gambar 1.21a). Jika nilai modus lebih
kecil daripada median, dan nilai median lebih kecil daripada
mean (ditulis Mo<Me<x ), kurva distribusi data miring atau
menceng ke kanan (Gambar 1.21b). Jika terjadi kebalikannya,
yaitu nilai mean lebih kecil daripada median dan median lebih
kecil daripada modus (ditulis x <Me<Mo), kurva distribusi
data miring atau menceng ke kiri (Gambar 1.21c).
Meskipun mean, median, dan modus merupakan ukuran
pemusatan data, tetapi masing-masing ukuran ini memiliki
kelebihan dan kekurangannya, seperti didaftar dalam Tabel
1.14 berikut ini.
Ukuran
Pemusatan
Kelebihan Kekurangan
Mean 1. Mempertimbangkan semua nilai.
2. Dapat menggambar kan mean populasi.
3. Variasinya paling stabil.
4. Cocok untuk data homogen.
1. Peka atau mudah terpengaruh oleh nilai
ekstrim.
2. Kurang baik untuk data heterogen.
Median 1. Tidak peka atau tidak terpengaruh oleh
nilai ekstrim.
2. Cocok untuk data heterogen.
1. Tidak mempertimbangkan semua nilai.
2. Kurang dapat menggambarkan mean
populasi.
Modus 1. Tidak peka atau tidak terpengaruh oleh
nilai ekstrim.
2. Cocok untuk data homogen maupun
heterogen.
1. Kurang menggambarkan mean populasi.
2. Modus bisa lebih dari satu.
Tabel 1.14
Kelebihan dan Kekurangan Mean, Median, dan Modus
Gambar 1.21
Tiga macam bentuk kurva
distribusi data (atau kurva
frekuensi)
(a) kurva simetris (kurva
normal),
(b) kurva menceng ke kanan,
dan
c. kurva menceng ke kiri.
39 Statistika
4. Kuartil dan Desil untuk Data
Berkelompok
Kita telah membahas cara menentukan kuartil dan desil untuk
data tunggal. Sekarang, kita akan membahas cara menentukan
kuartil dan desil untuk data berkelompok.
a. Kuartil untuk Data Berkelompok
Anda telah mengetahui bahwa kuartil (diberi notasi Q
1
, Q
2
, dan
Q
3
) membagi data menjadi empat kelompok sama banyak. Kuartil
bawah (pertama), Q
1
, adalah suatu nilai (datum) dengan seperempat
data
1
4
n

akan ada di bawahnya. Kuartil tengah (kedua atau


median), Q
2
, adalah suatu nilai dengan dua per empat data
2
4
n


akan ada di bawahnya. Kuartil atas (ketiga), Q
3
, adalah suatu nilai
dengan tiga per empat data
3
4
n

akan ada di bawahnya.


Bagaimanakah menghitung kuartil-kuartil untuk data ber-
kelompok? Kuartil Q
1
, Q
2
, dan Q
3
membagi data statistik terurut
menjadi 4 kelompok data sama banyak. Oleh karena itu, kuartil
dapat dituliskan sebagai berikut.
Q
k
= datum ke-
kn
4

, dengan k = 1, 2, 3
Nilai k = 1 untuk Q
1
, k = 2 untuk Q
2
, dan k = 3 untuk Q
3
.
Dengan menganggap data terdistribusi merata dalam
seluruh kelas, rumus menaksir kuartil untuk data berkelompok
adalah sebagai berikut.
Q
k
= t
b
+
k
n F
f
Q
ff
k
4
n F n F

p, dengan k = 1, 2, 3
dengan
n = banyak datum dari statistik terurut =
S
i
k
i
f
ii
=1
,
t
b
= tepi bawah kelas tempat Q
k
berada,
p = panjang kelas tempat Q
k
berada,
f
Qk
= frekuensi kelas tempat Q
k
berada, dan
F = frekuensi kumulatif tepat sebelum kelas Q
k
berada.
40 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Contoh Soal 1.17
Menaksir Kuartil dengan Rumus
Tabel 1.15 berikut ini menunjukkan distribusi berat badan (dalam kg)
dari 100 siswa. Tentukan kuartil bawah dan kuartil atasnya.
Berat Badan
Jumlah Siswa
Tabel 1.15
4044
6
4550
12
5054
22
5559
30
6064
15
6569
10
7074
5
Penyelesaian:
Supaya pembahasan lebih jelas dan efsien, kolom tepi kelas dan kolom
frekuensi kumulatif akan ditambahkan pada tabel sehingga menjadi
seperti Tabel 1.16. Cara menentukan tepi kelas dan frekuensi kumulatif
harap Anda pelajari sendiri.
Tabel 1.16
6
12
22
30
15
10
5
Sf
i
= 100
6
6 + 12 = 18
18 + 22 = 40
40 + 30 = 70
70 + 15 = 85
85 + 10 = 95
95 + 5 = 100
39,544,5
44,549,5
49,554,5
54,559,5
59,564,5
64,569,5
69,574,5
4044
4549
5054
5559
6064
6569
7074
Berat Badan (kg) Tepi Kelas (kg) Frekuensi (f
i
) Frekuensi Kumulatif (F)
x
25
= Q
1
x
75
= Q
3
Menghitung kuartil bawah, Q
1
:
Diketahui: n = S
i
k
i
f
ii
=1
= 100
Q
1
= datum ke-
n
4

=
100
4
= 25
Pada Tabel 1.16, tampak bahwa x
25
berada dalam kelas ke-3. Dengan
demikian,
interval: 49,554,5
tepi bawah kelas Q
1
, t
b
= 49,5
frekuensi kelas Q
1
,
f
Q
ff
1
= 22
frekuensi kumulatif tepat sebelum kelas Q
1
, F = 18
panjang kelas Q
1
adalah p = 54,5 49,5 = 5
Jadi, Q
1
= t
b
+
1
4
1
n F
f
Q
ff
n F n F

p = 49,5 +
25 18
22
-

5 = 51,09 kg
Menghitung kuartil atas Q
3
:
Diketahui: n = Sf = 100
Q
3
= datum ke
3
4
n


=
3 100
4

= 75
Pada Tabel 1.16, tampak bahwa x
75
berada dalam kelas ke-5. Dengan
demikian,
41 Statistika
interval: 59,564,5
tepi bawah kelas Q
3
, t
b
= 59,5
frekuensi kelas Q
3
, f
Q
3
= 15
frekuensi kumulatif tepat sebelum kelas Q
3
, F = 70
panjang kelas Q
3
, p = 5.
Jadi, Q
3
= t
b
+
3
4
3
n F
f
Q
ff
n F n F

p = 59,5 +
75 70
15
-

5 = 61,17 kg
b. Desil untuk Data Berkelompok
Anda telah mengetahui bahwa desil membagi statistik terurut
menjadi sepuluh kelompok data yang sama banyaknya.
Oleh karena itu, Anda dapat menuliskan desil-desil sebagai
berikut.
D
k
= datum ke-
kn
10

, dengan k = 1, 2, 3, ..., 9
Nilai k = 1 untuk D
1
, k = 2 untuk D
2
, ..., k = 9 untuk D
9
.
Dengan menganggap data terdistribusi merata dalam
seluruh kelas, rumus menaksir desil untuk data berkelompok
adalah sebagai berikut.
D
k
= t
b
+
k
n F
f
D
ff
k
10
n F n F

p, untuk k = 1, 2, 3, ..., 9
dengan
n = banyak datum dari statistik terurut =
S
i
k
i
f
ii
=1
,
t
b
= tepi bawah kelas tempat D
k
berada,
p = panjang kelas tempat D
k
berada,
D
ff
k
= frekuensi kelas tempat D
k
berada, dan
F = frekuensi kumulatif tepat sebelum kelas D
k
.
Untuk lebih jelasnya, pelajari Contoh Soal 1.18 berikut.
Contoh Soal 1.18
Menaksir Desil dengan Rumus
Dengan data pada Tabel 1.16 (Contoh Soal 1.17), tentukan desil ke-1
dan desil ke-3.
Penyelesaian:
Seperti pada Contoh Soal 1.17, Anda tambahkan kolom tepi kelas dan
kolom frekuensi kumulatif pada Tabel 1.16 sehingga menjadi seperti
Tabel 1.17, yang ditulis ulang berikut ini.
42 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda.
1. Hitunglah mean, modus, dan median dari
data-data berikut. Gunakan kalkulator untuk
mengecek hasilnya.
a. 4, 6, 7, 4, 3, 6, 5, 5, 5, 8
b. 12, 15, 16, 11, 17, 15, 10
c. 46, 70, 52, 62, 65, 50,78, 55
d. 2,7; 4,8; 3,7; 5,2; 2,7; 5,0; 2,9; 4,8; 3,5
6
6 + 12 = 18
18 + 22 = 40
40 + 30 = 70
70 + 15 = 85
85 + 10 = 95
95 + 5 = 100
6
12
22
30
15
10
5
39,544,5
44,549,5
49,554,5
54,559,5
59,564,5
64,569,5
69,574,5
Tabel 1.17
4044
4549
5054
5559
6064
6569
7074
Berat Badan (kg) Tepi Kelas (kg) Frekuensi (f
i
) Frekuensi Kumulatif (F)
x
10
= D
1
x
30
= D
3
Menghitung Desil ke-1, D
1
:
n = 100, k = 1
D
1
= datum ke-
kn
10

=
1 100
10

= 10.
Pada Tabel 1.17, tampak bahwa x
10
terletak dalam kelas kedua
dengan interval 44,549,5.
Selanjutnya, t
b
= 44,5; f
D
ff
1
= 12; F = 6; p = 5.
Jadi, D
1
= t
b
+
1
10
1
n F
f
D
ff
n F n F

p = 44,5 +
100
10
6
12
-



5 = 46,17 kg
Menghitung Desil ke-3, D
3
:
n = 100, k = 3
D
3
= datum ke-
kn
10


=
3 100
10

= 30.
Pada Tabel 1.17, tampak bahwa x
30
terletak dalam kelas ketiga
dengan interval 49,554,5.
Selanjutnya, t
b
= 49,5; f
D
ff
3
= 22; F = 18; p = 5.
Jadi, D
3
= t
b
+
3
10
3
n F
f
D
-

p = 49,5 +
30 18
22
-




5 = 52,23 kg

Uji Kemampuan 1.2
43 Statistika
2. Empat kelompok siswa masing-masing terdiri
atas 45, 37, 35, dan 40 orang dengan tinggi
rata-rata masing-masing 1,62; 1,48; 1,53;
dan 1,40 meter. Tentukan rataan dari seluruh
siswa.
3. Perhatikan tabel berikut.
Nilai Ujian
Frekuensi
3 4 5 6 7 8 9
3 5 12 17 14 6 3
Seorang siswa dinyatakan lulus jika nilai
ujiannya lebih tinggi dari nilai rata-rata
ditambah 1. Tentukan banyak siswa yang
lulus.
4. Tes Bahasa Inggris diberikan kepada tiga
kelas siswa berjumlah 100 orang. Nilai
rata-rata kelas pertama, kedua, dan ketiga
adalah 8, 7
1
2
, dan 7. Jika banyak siswa kelas
pertama 30 orang dan kelas ketiga 4 orang
lebih banyak dari kelas kedua, tentukan nilai
rata-rata seluruh siswa tersebut.
5. Perbandingan jumlah buruh tetap dan buruh
tak tetap di suatu pabrik adalah 3 : 7. Jika
penghasilan rata-rata (per tahun) buruh tak
tetap Rp2,5 juta dan buruh tetap Rp4,0 juta,
tentukan rata-rata penghasilan tahunan dari
kedua kelompok buruh tersebut.
6. Tentukan desil ke-2, ke-3, dan ke-7 dari
data upah bulanan 13 karyawan berikut
(dalam puluh ribuan rupiah).
40, 30, 50, 65, 55, 70, 45, 60, 85, 35, 90,
90,100
Diagram kotak-garis berikut ini dari
diperoleh dari 40 skor tes. Gunakan
diagram ini untuk menjawab pertanyaan
dalam nomor 7 dan 8.
50 60 70 80 90 100
7. a. Berapa kuartil bawahnya?
b. Secara pendekatan, berapa banyak skor
di antara 65 dan 76?
c. Secara pendekatan, berapa banyak skor
di atas 65?
d. Berapa rentang interkuartilnya?
8. a. Berapa skor terendah dan tertingginya?
b. Berapa mediannya?
c. Berapa kuartil atasnya?
d. Secara pendekatan, berapa banyak skor
di bawah 65?
Lukislah diagram kotak-garis untuk data-
data dalam soal nomor 9 dan 10.
9. 52, 61, 67, 75, 79, 81, 82, 84, 90, 95, 96
a. Berapa rentang data ini?
b. Pengamatan apakah yang Anda dapat
dari diagram ini?
10. 30, 162, 200, 148, 157, 214, 228, 154, 153,
178, 147, 225, 188, 230, 172, 223
a. Berapa rentang data ini?
b. Pengamatan apakah yang Anda dapat
dari diagram ini?
11. Diagram berikut ini menggambarkan sebuah
survey yang berkaitan untuk menentukan
jumlah mobil yang melalui suatu persimpagan
jalan selama 90 selang waktu yang sama,setiap
selang waktu adalah setengah menit. Misalnya,
satu mobil melalui persimpangan selama satu
dari 20 selang waktu.
a. Tentukan modusnya.
b. Tentukan jumlah median dari mobil.
c. Tentukan mean dari jumlah mobil per
selang waktu.
Jumlah mobil
J
u
m
l
a
h

s
e
l
a
n
g

w
a
k
t
u
20
15
10
5
25
1 0 2 3 4 5 6
12. Jelaskan secukupnya cara menentukan
a. modus dengan menggunakan histo-
gram;
b. median dengan menggunakan histo-
gram;
c. kuartil-kuartil dengan menggunakan
kurva frekuensi kumulatif.
44 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
13. Tentukan mean, median,
dan modus dari data ber-
kelompok berikut.

14. Berdasarkan tabel di sam-
ping, hitunglah kuartil
bawah, tengah, dan atasnya.
Hitung juga desil ke-3 dan
ke-7.
C. Ukuran Penyebaran Data
Dalam bahasan sebelumnya, Anda telah mengetahui bahwa
suatu kumpulan data dapat diwakili hanya oleh sebuah nilai
yang disebut sebagai rataan (average). Tentu saja yang dimaksud
dengan rataan ini adalah salah satu dari ukuran pemusatan data
mean, median, atau modus. Akan tetapi, ukuran pemusatan data
saja tidak memberikan gambaran lengkap dari distribusi data.
Coba, Anda perhatikan dua kumpulan skor yang diperoleh
oleh dua kelompok siswa yang diberi nama A dan B, dalam
suatu ujian.
Kelompok A: 45, 48, 49, 51, 53, 54.
Kelompok B: 15, 39, 50, 50, 62, 84.
Nilai mean dari kedua kelompok adalah sama, yaitu 50.
Akan tetapi, ini tidaklah cukup untuk meggambarkan distribusi
skor tersebut. Skor-skor kelompok A bervariasi dari 45 sampai
dengan 54, yaitu cukup dekat dengan mean. Sementara, skor-skor
kelompok B bervariasi dari 15 sampai dengan 84. Tampak bahwa skor
kelompok B lebih tersebar daripada skor kelompok A, walaupun
keduanya memiliki mean yang sama.
Contoh lainnya, coba Anda amati tiga distribusi data yang
ditampilkan dalam bentuk kurva distribusi frekuensi seperti
pada Gambar 1.22.
Soal Terbuka
1. Coba Anda sebutkan defnisi mean, median,
dan modus menggunakan kalimat Anda
sendiri.
2. Susunlah data mengenai nilai ulangan Mate-
matika di kelas Anda. Kemudian, tentukan
a. mean, median, dan modus;
b. kuartil dan desil.
3. Menurut pendapat Anda, apa manfaatnya
mempelajari kuartil dan desil?
15. Data upah mingguan (dalam ribuan rupiah)
dari 70 karyawan suatu perusahaan disajikan
pada tabel berikut.
Upah
Frekuensi
250 260 275 280 295 310 345
9 10 15 14 10 8 4
a. Tentukan mean, median, dan modus
data tersebut.
b. Bagaimanakah bentuk distribusi
frekuen si data upah tersebut: simetris,
miring ke kiri atau miring ke kanan?
Berikan alasan dari jawaban Anda.
3039
4049
5059
6069
7079
8089
90100
Nilai f
i
4
6
8
12
9
7
4
3039
4049
5059
6069
7079
8089
90100
Nilai f
i
1
3
11
21
43
32
9
45 Statistika
Gambar 1.22
Tiga kurva frekuensi dengan
mean, median, dan modus
sama, tetapi penyebaran data
ketiganya sangat berbeda;
kurva I lebih tersebar daripada
kurva II dan kurva II lebih terse-
bar daripada kurva III.
F
r
e
k
u
e
n
s
i
III
x
= Me = Mo
II
I
Walaupun ketiga distribusi data pada Gambar 1.22 memberi
mean, median, dan modus yang sama, jelas bahwa penyebaran
data ketiganya sangat berbeda. Distribusi data pada kurva
frekuensi I lebih tersebar dibandingkan dengan distribusi data
pada kurva frekuensi II, dan distribusi data pada kurva frekuensi
II lebih tersebar dibandingkan dengan distribusi data pada kurva
frekuensi III. Jelas bahwa ada perbedaan variasi dalam nilai-
nilai data pada ketiga kumpulan data. Keragaman atau variasi
setiap kumpulan data dapat diukur dengan menggunakan suatu
nilai numerik yang disebut sebagai ukuran penyebaran data
atau ukuran keragaman data.
Ada enam ukuran penyebaran data yang akan dibahas,
yaitu sebagai berikut.
1. Rentang (range atau jangkauan).
2. Rentang interkuartil.
3. Simpangan kuartil.
4. Simpangan rata-rata.
5. Ragam (variansi).
6. Simpangan baku.
1. Rentang, Rentang Interkuartil, dan
Simpangan Kuartil
a. Rentang
Rentang (range atau jangkauan) yang diberi notasi j, sesung-
guhnya telah Anda pelajari ketika membahas langkah-langkah
untuk mengubah data mentah menjadi tabel distribusi frekuensi
kelompok (lihat kembali Subbab A). Rentang data didefnisikan
sebagai selisih antara datum terbesar dan datum terkecil data.
j = x
mak
x
min
Perhatikan kembali kumpulan skor dari kelompok siswa A
dan B sebelumnya.
Kelompok A: 45, 48, 49, 51, 53, 54.
Kelompok B: 15, 39, 50, 50, 62, 84.
46 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Mean dari kedua kelompok siswa A dan B adalah sama, yaitu
50. Mari kita hitung rentangnya.
j
A
= x
mak
x
min
= 54 45 = 9
j
B
= x
mak
x
min
= 84 15 = 69
Rentang skor kelompok B jauh lebih besar daripada rentang skor
kelompok A. Hal ini menunjukkan bahwa skor kelompok B lebih
tersebar atau lebih bervariasi daripada skor kelompok A.
Berdasarkan rentang ini, Anda juga dapat mengatakan
bahwa semakin kecil rentang dari suatu distribusi data, semakin
cenderung kita menganggap bahwa mean dapat mewakili data
yang bersangkutan secara representatif. Sebaliknya, semakin
besar rentang dari suatu distribusi data, semakin cenderung
kita mengatakan bahwa mean yang kita peroleh tidak dapat
digunakan untuk mewakili data yang bersangkutan. Jadi, untuk
dua kelompok siswa tersebut, kita cenderung mengatakan bahwa
mean A dapat mewakili data skor kelompok A, tetapi mean B
tidak dapat mewakili data skor kelompok B.
Untuk data berkelompok yang disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi, rentang didefnisikan sebagai berikut.
Rentang j = tepi atas kelas tertinggi tepi bawah kelas terendah
Coba Anda pelajari Contoh Soal 1.19 berikut ini.
Contoh Soal 1.19
Rentang Data Berkelompok
Tentukan rentang untuk frekuensi distribusi dalam tabel berikut.
Penyelesaian:
Tepi bawah kelas pertama (terendah) = 3 0,5 = 2,5
Tepi atas kelas ke-6 (tertinggi) = 32 + 0,5 = 32,5
Jadi, rentang j = 32,5 2,5 = 30.
Kelas Interval
Frekuensi
37
3
812
14
1317
12
1822
18
2327
7
2832
6
b. Rentang Interkuartil dan Simpangan
Interkuartil
Dalam Subbab B, Anda telah mempelajari cara menentukan atau
menaksir kuartil-kuartil Q
1
, Q
2
, dan Q
3
baik untuk data tunggal
maupun data berkelompok. Anda telah mengetahui bahwa
kuartil-kuartil membagi statistik terurut menjadi 4 kelompok
data yang sama banyaknya. Rentang interkuartil (Interquartil
Range), diberi notasi IQR, adalah selisih antara kuartil atas Q
3

dan kuartil bawah Q
1
.
47 Statistika
Soal
Menantang
IQR = Q
3
Q
1
Grafk distribusi frekuensi suatu kumpulan data pada Gambar
1.23 dengan jelas menunjukkan beda antara rentang interkuartil
dengan rentang. Tampak bahwa rentang interkuartil adalah
ukuran penyebaran data yang lebih baik daripada rentang,
karena ia mengukur rentang dari 50% data yang di tengah.
Sebagai alternatif, dapat juga digunakan simpangan kuartil
atau rentang semi-interkuartil, yang didefinisikan sebagai
setengah dari rentang interkuartil.
Simpang kuartil (SK) =
1
2
IQR =
1
2
3 1
( )
3 1 3 1
Q Q
3 1 3 1
( ) ( )
3 1 3 1 3 1 3 1
( ) ( ) ( ) ( )
Untuk lebih jelasnya, pelajari Contoh Soal 1.20 berikut ini.
Contoh Soal 1.20
Rentang Interkuartil dan Simpangan Kuartil
Tentukan rentang interkuartil dan simpangan kuartil untuk data berikut.
19, 12, 14, 35, 7, 15, 10, 20, 25, 17, 23
Penyelesaian:
Anda susun terlebih dahulu data dalam urutan naik.
7, 10, 12, 14, 15, 17, 19, 20, 23, 25, 35
Q
3
Q
1
Q
2
Kuartil bawah Q
1
= 12 dan kuartil atas Q
3
= 23.
Rentang interkuartil IQR = Q
3
Q
1
= 23 12 = 11
Simpangan kuartil =
1
2
11
2
IQR IQ IQ =
Gambar 1.23
Kurva distribusi frekuensi suatu
kumpulan data
Diberikan suatu daftar
distribusi frekuensi seperti
tabel berikut.
Hitung dahulu kuartil bawah
dan kuartil atas dari data
berkelompok ini, kemudian
tentukan
a. rentang interkuartil, dan
b. simpangan kuartil.
2630
3135
3640
4145
4650
Berat Badan f F
5
12
29
38
40
5
7
17
9
2
f

= 40
c. Menentukan Data Pencilan
Apa jadinya jika setitik nila diteteskan ke dalam susu sebelanga?
Tentunya susu tersebut akan rusak. Demikian halnya dalam
penganalisisan data. Penganalisisan data akan menghasilkan
kesimpulan yang salah jika ada pencilan. Pencilan (outlier)
adalah datum yang mempunyai karakteristik berbeda dengan
datum lainnya dalam sekumpulan data sehingga keberadaannya
memerlukan perhatian khusus. Dengan kata lain, pencilan
merupakan datum yang tidak konsisten dalam kumpulannya.
Apa syaratnya sebuah datum (jika ada) termasuk dalam
data pencilan? Jika nilai data tersebut lebih dari 1,5 kali rentang
interkuartil di atas Q
3
atau di bawah Q
1
, nilai ini dimasukkan
sebagai data pencilan. Para ahli statistik mengatakan suatu
datum termasuk data pencilan jika berlaku hubungan berikut.
Rentang (Range)
Rentang Interkuartil
Q
1
Q
3
25%
data
25%
data
50% data
48 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Syarat Datum Termasuk Data Pencilan
Nilai datum < Q
1
1,5 IQR atau nilai datum > Q
3
+ 1,5 IQR.
Bagaimana caranya menampilkan data pencilan? John
Tukey mem perkenalkan cara menyajikan rentang interkuartil
IQR berikut data pencilan (jika ada) dengan menggunakan
diagram kotak-garis (telah dibahas sebagai perkenalan pada
Subbab A). Mula-mula, Anda gambar sebuah kotak persegi
panjang dengan kedua tepi kotak menyatakan kuartil Q
1
dan
Q
3
. Di dalam kotak tersebut kita tarik garis median Q
2
(Gambar
1.24). Kemudian, tarik garis mendatar keluar dari tepi kiri
dan kanan kotak sampai jarak 1,5 IQR (Gambar 1.25). Jika ada
data di luar garis mendatar ini, data ini adalah pencilan, dan
dilukis sebagai sebuah titik.
Q
1
Q
2
Q
3
Median
1,5 IQR 1,5 IQR
Q
1
Q
2
Q
3
Data Pencilan Data Pencilan
Contoh Soal 1.21
Menggambar Diagram KotakGaris yang Memuat Data Pencilan
Berikut ini adalah 20 skor tes Bahasa Jepang yang telah didaftar
dengan urutan naik.
46, 58, 62, 63, 66, 67, 67, 68, 70, 70, 72, 73, 75, 76, 80, 81, 83, 85, 99
Gambar diagram kotak-garis dari kumpulan data ini, dan jika ada data
pencilan harap ditunjukkan pada diagram.
Penyelesaian:
Langkah 1. Anda tentukan dahulu Q
1
, Q
2
, Q
3
, dan IQR.
Dari gambar tersebut, diperoleh
Q
1
=
66 66
2
+
= 66
Q
2
=
70 70
2
+
= 70
46, 58, 62, 63, 66, 66, 67, 67, 68, 70, 70, 72, 73, 75, 76, 80, 81, 83, 85, 99
Q
3
Q
1
Q
2
Gambar 1.24
Gambar 1.25
49 Statistika
Q
3
=
76 80
2
+
= 78
IQR = Q
3
Q
1
= 78 66 =12
1,5 IQR = 1,5(12) = 18
Langkah 2. Anda hitung batas nilai untuk menentukan apakah ada
datum/skor yang termasuk data terpencil.
Q
1
1,5 IQR = 66 18 = 48
Q
3
+ 1,5 IQR = 78 + 18 = 96
Diagram kotak-garis kumpulan data ini ditunjukkan
pada Gambar 1.26. Tampak pada gambar ini ada dua
pencilan data, yaitu datum terkecil 46 di kiri garis
dan datum terbesar 99 di kanan garis. Kedua datum
ini ditampilkan dengan tanda titik pada Gambar 1.26.
40 50 60 80 90 100
46
terkecil
66
Q
1
70
Q
2
78
Q
3
99
terbesar

Gambar 1.26
Tanda titik hitam di kiri dan di
kanan garis yang keluar dari
tepi kotak menunjukkan data
pencilan.
2. Ragam dan Simpangan Baku
a. Ragam dan Simpangan Baku untuk Data
Tunggal
Untuk memahami ragam dan simpangan baku, kita perlu
menyadari seberapa besarkah setiap datum menyimpang
dari mean data. Simpangan atau deviasi ini ditulis sebagai
( ) ( ) x x x x
ii
x x x x x x x x x x x x x x x x .
Jika diambil nilai mutlak dari deviasi ini maka deviasi/
simpangan selalu lebih besar dari 0, yaitu x x
i
x x x x x x x x .
Untuk kumpulan nilai data x
1
, x
2
,

..., x
n
, ragam atau varians
(s
2
) didefnisikan sebagai rata-rata dari kuadrat simpangan tiap
datum terhadap mean.
s
2
= rata-rata dari (x
i

x
)
2
=
S
i
n
n
=
( ) ( )
ii
x x x x
iiii
x x x x x x x x
1
2
dengan n = banyak datum dari kumpulan data dan x =
S
i
n
i
x
n
=1
.
Agar ukuran penyebaran data positif, linear, dan memiliki
satuan yang sama dengan satuan datanya, sebaiknya Anda tarik
akar kuadrat dari ragam. Akar kuadrat dari ragam inilah yang
disebut sebagai simpangan baku atau deviasi standar (standard
deviation).
50 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Rumus Simpangan Baku untuk Data Tunggal
s =
s
n
i
n
2
1
2
=
( ) ( ) x x x x
ii
x x x x x x x x x x x x x x x x
=
S
, dengan s
2
= ragam data.
Simpangan baku yang merupakan akar kuadrat dari ragam
adalah ukuran penyebaran data yang linear, positif, dan telah
melibatkan semua nilai data dalam perhitungannya. Oleh karena
itu, simpangan baku merupakan ukuran penyebaran data yang
dianggap paling baik sehingga paling banyak dipakai dalam
analisis statistik dibandingkan dengan ukuran penyebaran data
yang lain.
Perhitungan dari
S
i
n
n
=
( ) ( )
ii
x x x x
iiii
x x x x x x x x
1
2
bisa tidak praktis ketika
mean x bukan merupakan bilangan bulat. Supaya proses perhi-
tungan lebih sederhana dan mudah sehingga mengurangi kesalahan
menghitung karena kurang teliti atau kurang cermat, sebaiknya
untuk kasus mean

tidak bulat digunakan rumus ragam (s
2
) dan
rumus simpangan baku (s) berikut ini.
s
2
=
S S
i
n
i
S S S S
i
n
i
x S S S S
n
x
n
= = ii
-

S S S S

S S S S
= = = =
S S S S S S S S

1 = = = =
2
S S S S
1
dan s =
s
x
n
x
n
i
n
i
i
n
i
2
1
2
1
2
= - = - = -

= = ii 11
S S xx
ii
22

Perhatikan,
S
i
n
i
x
n
=1
2
= x
2
, yaitu mean dari x
i
2
(kuadrat nilai data);
S
i
n
i
x
n
=1
= x , yaitu mean dari x
i
(nilai data).
Dalam bentuk pernyataan dapat dikatakan bahwa: ragam
adalah selisih antara mean dari kuadrat nilai data, dan kuadrat
dari mean nilai data. Coba sebutkan hal ini dengan kalimat
yang Anda pahami. Secara matematis, pernyataan ini ditulis
sebagai berikut.
Ragam s
2
= x
2
(
x
)
2
Simpangan baku s = s x x
2 2 2
= - ( )
Math++
Penggunaan Kalkulator
dalam Statistika
Dalam praktiknya, penyajian
dan menganalisis data yang
banyak akan lebih mudah
dilakukan dengan bantuan
kalkulator. Perhitungan mean
dan standar deviasi dapat
dilakukan dengan bantuan
kalkulator. Kalkulator yang
digunakan adalah kalkulator
scientic, seperti fx3600pv.
Anda harus mengeset
kalkulator pada fungsi
statistika dengan menekan
tombol MODE SD .
The Use of Calculator
in Statistic
In practice, representing and
analysis a lot of data will
be easier to be done using
calculator. Value of mean
and standard deviation can
be calculated by calculator.
The calculator which usually
used is a scientic calculator,
such as fx3600pv. You
have to set your calculator
into statistic function with
pressing button of
MODE SD .
51 Statistika
Untuk lebih jelasnya, pelajari Contoh Soal 1.22 berikut ini.
Contoh Soal 1.22
Menghitung Simpangan Baku untuk Data Tunggal
Hitung simpangan baku data berikut: 3, 5, 7, 8, 9 dengan rumus praktis.
Penyelesaian:
Untuk menggunakan rumus praktis s =
s x s x
2 2 2 2 2
= - s x s x s x s x ( ) ( ) xx
, dengan
x
=
S
i
n
i
x
n
=1
dan x
2
=
S
i
n
i
x
n
=1
2
, Anda perlu terlebih dahulu menghitung x
i
2
dari

data x
i
yang diberikan. Perhitungan ini disajikan pada Tabel 1.18.
Kemudian, Anda hitung x dan x
2
.
x
=
S
i
n
i
x
n
=1
=
32
5
= 6,4
x
2
=
S
i
n
i
x
n
=1
2
=
228
5
= 45,6
s =
x x
2 2
- ( )
=
45 6 6 4
2
, ( , ) -
=
45 6 40 96 , , -
=
4 64 ,

= 2,15
Tabel 1.18
x
i
x
i
2
3
5
7
8
9
3
2
= 9
5
2
= 25
7
2
= 49
8
2
= 64
9
2
= 81
Sx
i
= 32 Sx
i
2
= 228
Untuk memudahkan perhitungan, simpangan baku dapat
di tentu kan dengan bantuan kalkulator scientic, misalnya tipe
fx-3600 Pv. Setelah mengeset kalkulator pada fungsi statistika dan
me masukkan data pada memori kalkulator (seperti dicontohkan
pada penentuan mean di halaman 17), tekan tombol berikut:
SHIFT x
n
s
-1
untuk banyak data (n) < 30
atau
SHIFT x
n
s
untuk banyak data (n) > 30.
Sekarang, periksalah hasil simpangan baku yang diperoleh
pada Contoh 1.22 dengan bantuan kalkulator.
b. Ragam dan Simpangan Baku untuk Data
Berkelompok
Menghitung simpangan baku data berkelompok sama saja
seperti pada data tunggal, hanya muncul notasi f
i
untuk frekuensi
kelas ke-i dan x
i
-nya adalah nilai tengah kelas ke-i.
Dapat disarikan bahwa ada dua rumus yang dapat digunakan
untuk menghitung simpangan baku dari data berkelompok, yaitu
sebagai berikut.
Soal
Menantang
Gaji bulanan dari 60 pekerja
suatu pabrik dicatat dan
disarikan pada tabel berikut.
Gaji Bulanan
(10.000
rupiah)
Banyak
Pekerja
300 - 399
400 - 499
500 - 599
600 - 699
700 - 799
800 - 899
900 - 999
6
10
14
16
8
4
2
a. Dengan menggunakan
mean sementara di
antara 600 dan 699,
tentukan mean dan
simpangan baku.
b. Jika gaji bulanan tiap
pekerja dinaikkan
20%, hitung mean dan
simpangan baku dari
gaji yang baru.
Soal Matematika Singapura
52 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
1. Tentukan kuartil bawah, tengah, atas, nilai
rentang, rentang interkuartil, dan simpangan
kuartil dari data berikut.
a. 1, 5, 7, 2, 9, 4, 10, 12, 16, 18, 13
b. 20, 5, 1, 5, 3, 9, 11, 2, 0, 1, 4, 3
2. Laju produksi (v) pada suatu perusahaan
pem buatan alat-alat rumah tangga dicatat
dalam tabel berikut.

Laju Produksi Frekuensi
21 30
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
5
20
38
25
10
2
a. Buatlah sebuah tabel frekuensi kumu-
latif.
b. Gunakan tabel tersebut untuk menaksir
(i) kuartil-kuartil Q
1
, Q
2
, dan Q
3
,
(ii) desil ke-1 dan ke-9, dan
(iii) rentang interkuartil dan simpangan
kuartil.
3. Lukislah diagram kotak garis untuk data
berikut.
52, 61, 67, 75, 79, 81, 82, 84, 90, 95, 96
a. Berapakah rentang data ini?
b. Pengamatan apakah yang dapat Anda
lihat dari diagram ini?
4. Jelaskan secukupnya tentang
a. rentang;
b. rentang interkuartil;
c. simpangan kuartil;
d. data pencilan;
e. simpangan rata-rata;
f. ragam;
g. simpangan baku.
5. Mengapa simpangan baku paling banyak
digunakan sebagai ukuran penyebaran
data dalam analisis statistik? Jelaskan
alasannya.
6. Berikut ini adalah rincian gaji tahunan pe-
gawai pada suatu perusahaan.
Kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda.
1. Rumus Sesuai dengan Denisi.
s
2
=
S
i
k
i i
f x
i i i i
n
=1
2
( ) ( )
i i i i
f x f x
i i i i i i i i
xx --
=
S
i
k
i i
f x
i i i i
n
=1
2
( ) ( )
i i i i
f x f x
i i i i i i i i
xx --
dengan n =
f x f x
f x
n
i
f x f x
i
k i i
f x f x
i
k
=
=


=
1
1
f x f x
, dan x
i
= nilai tengah
kelas ke-i.
2. Rumus Praktis.
s
2
=
x
2
(
x
)
2
dan s =
x x
2 2
- ( )
, dengan
x
=
S
i
k
i i
f x
i i i i
n
=1
,

x
2
=
S
i
k
i i
f x
n
=1
2
Sekarang, coba Anda tentukan ragam dan simpangan baku
dari data pada Contoh Soal 1.19.
Uji Kemampuan 1.3
Soal
Menantang
Simpangan baku dari data
2, 3, 6, 8, 11 adalah ....
a. 3,3 d. 3,6
b. 3,4 e. 3,7
c. 3,5
UAN 2007
53 Statistika
1 presiden direktur Rp210 juta
1 wakil presiden direktur Rp120 juta
1 manager Rp40 juta
1 supervisor Rp22 juta
1 operator mesin Rp12 juta
5 pekerja pabrik Rp42 juta
6 pekerja magang Rp13 juta
a. Tentukan mean, median, dan modus
dari data gaji tahunan tersebut. Gunakan
kalkulator jika diperlukan.
b. Gaji manakah yang termasuk pencilan?
7. Tentukan simpangan rata-rata dari data
berikut.
a. 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12
b. 48, 50, 52, 55, 57, 69, 81, 84
c. 9, 3, 8, 8, 9, 8, 9, 18
8. Tentukan simpangan rata-rata dari data berat
benda berikut.

Berat Benda x
i
f
i
60 62
63 65
66 68
69 71
72 74
61
64
67
70
73
5
18
42
27
8
9. Hitung simpangan baku berikut dengan
rumus
s =
S
i
k
i i
f x
i i i i
n
=1
2
( ) ( )
i i i i
f x f x
i i i i i i i i
xx --
, dan cara kedua dengan
rumus praktis s = x x
2 2
x x x x ( ) x x x x
2 2 2 2 2 2 2 2
. Kemudian,
gunakan kalkulator untuk memeriksa
hasilnya.
a. 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12
b. 9, 3, 8, 8, 9, 8, 9, 18
10. Hitung ragam dan simpangan baku untuk
data berikut.
a.
Panjang f
118 126
127 135
136 144
145 153
154 162
163 171
172 180
3
5
9
12
5
4
2

b. Nilai Tes Frekuensi
118 126
127 135
136 144
145 153
154 162
163 171
172 180
4
3
11
21
33
15
3
11. Jumlah murid kelas A dan kelas B masing-
masing adalah 30 orang dan 20 orang. Nilai
suatu ujian ditunjukkan pada tabel berikut.

Rata-Rata Simpangan Baku
Kelas A
Kelas B
60
50
8
10
Hitunglah rata-rata dan simpangan baku
dari nilai seluruh murid (50 orang) di kelas
A dan B.
Soal Terbuka
1. Dari pembahasan mengenai ukuran pe-
nyebaran data, diuraikan bahwa ukuran
pemusatan data tidak memberi gambaran
lengkap dari distribusi data. Mengapa?
Coba Anda jelaskan.
2. Menurut pendapat Anda, mengapa Anda
harus mempelajari pencilan?
54 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Statistika adalah ilmu yang mempelajari
tentang pengumpulan, pengolahan, dan
penyajian data, serta penarikan kesimpulan
dari data tersebut.
Data statistika diambil dari sampel suatu
populasi. Data tersebut diolah dan disajikan
ke dalam bentuk tabel atau diagram.
Berdasarkan ukurannya, data statistik
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ukuran
pemusatan data, ukuran letak data, dan
ukuran penyebaran data.
Apa yang Anda Peroleh Setelah Mempelajari Bab Ini?
Apakah Anda telah memahami materi tentang Statistika? Jika belum, tuliskan materi apa saja yang
belum Anda pahami beserta alasannya. Presentasikan tulisan Anda di depan kelas.
Diam (tidak banyak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang
melakukannya.

Ibnu Hiban
Rangkuman
Berikut ini adalah rangkuman materi Subbab A.
Coba buat rangkuman materi Subbab lainnya di buku catatan Anda. Bandingkan hasil
rangkuman Anda dengan teman lainnya dan diskusikan.
55 Statistika
4. Dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2004, gaji
perusahaan K mengalami kenaikan sebesar ....
a. 150 persen d. 400 persen
b. 200 persen e. 500 persen
c. 233 persen
5. Rataan dari a 2, b + 3, dan c + 5 adalah 6.
Rataan dari a + 4, b + 6, dan c 1 adalah ....
a. 5 d. 8
b. 6 e. 9
c. 7
Kompetisi SMU DKI ke-17 Oktober 2000
6. Seorang ibu mempunyai 5 orang anak. Anak
tertua berumur 2p tahun, yang termuda beru-
mur p tahun. Tiga anak lainnya berturut-turut
berumur 2p 2, p + 2, dan p + 1 tahun. Jika
rata-rata umur mereka 17 tahun, umur anak
yang di tengah adalah ....
a. 12 d. 20
b. 14 e. 22
c. 16
7. Nilai rata-rata ujian Matematika dari 43 siswa
adalah 56. Jika nilai ujian dua siswa, yaitu
Tuti dan Tono digabungkan dengan kelompok
tersebut, nilai rata-rata ujian Matematika
menjadi 55. Apabila Tuti mendapat nilai 25,
Tono mendapat nilai ....
a. 40 d. 46
b. 42 e. 48
c. 44
Soal UM-UGM 2003
8. Median dari angka-angka 8, 5, 7, 5, 9, 9, 1,
8, 10, 5, dan 10 adalah ....
a. 5 d. 9
b. 7 e. 10
c. 8
9. Jangkauan dan median dari data 21, 20, 19,
18, 17, 22, 22, 18, 17, 23, 24, 25, berturut-
turut adalah ....
a. 25 dan 21 d. 8 dan 20
b. 25 dan 20 e. 8 dan 20,5
c. 17 dan 21
Soal SPMB 2002
1. Diagram lingkaran berikut ini menunjukkan
banyak soal yang benar pada sebuah tes (jum-
lah soal = 75) yang diperoleh seorang peserta

salah 96
Bahasa
Perancis
Bahasa
Jepang
52,8
Bahasa
Indonesia
57,6
Matematika
62,4
Bahasa
Inggris48
Mata pelajaran Bahasa Perancis benar ...
soal.
a. 7 d. 10
b. 8 e. 11
c. 9
Untuk soal nomor 2, 3, dan 4, perhatikan
gambar berikut.
G
a
j
i

(


1
0

j
u
t
a
)
Tahun
95
2,0
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
96 97 98 99 00 01 02 03 04
2. Dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2002,
kenaikan gaji terbesar (dalam rupiah) dari
suatu tahun ke tahun berikutnya adalah ....
a. Rp3.000.000,00
b. Rp6.000.000,00
c. Rp7.500.000,00
d. Rp10.000.000,00
e. Rp12.000.000,00
3. Selama tahun 2000 sampai dengan 2004, gaji
rata-rata dari perusahaan K mendekati ....
a. Rp11.800.000,00
b. Rp9.980.000,00
c. Rp9.200.000,00
d. Rp8.800.000,00
e. Rp7.200.000,00
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya.
Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
Uji Kemampuan Bab 1
56 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
16. Lima ratus butir telur disortir berdasarkan be-
ratnya ke dalam lima ukuran yang berbeda.
Ukuran Berat (m gram) Frekuensi
Kecil 35 < m < 40 20
Medium 41 < m < 50 60
Standar 51 < m < 60 200
Besar 61 < m < 75 180
Ekstra besar 76 < m < 80 40
a. Lukislah sebuah histogram yang teliti
untuk menampilkan informasi ini. Guna-
kanlah skala 2 cm untuk menampilkan 5
gram pada sumbu mendatar, dan satu skala
luas 1 cm
2
untuk menampilkan 5 telur.
b. Hitunglah taksiran berat telur rata-rata.
Soal ujian Sekolah Internasional di Jakarta
17. Tentukan nilai-nilai kuartil bawah, kuartil
atas, desil ke-3, dan desil ke-8 untuk dis-
tribusi frekuensi berikut. Tentukan juga
modusnya.
Interval
Frekuensi
04
4
59
8
1014
14
1519
26
2024
10
2529
8
3034
2
II. Jawablah dengan singkat, tepat, dan jelas. Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
10. Sebuah sensus menunjukkan bahwa pada
daerah tertentu, banyak anak pada tiap ke-
luarga adalah masing-masing 3, 4, 4, 0, 1,
2, 0, 2, dan 2. Rata-rata, modus, dan median
adalah ....
a. 2, 2, 2 d. 2,2; 5,2; 5
b. 2, 2, 3 e. 2,5; 2,5; 2,5
c. 2, 3, 2
11. Diberikan data berikut: 5, 6, 8, 10, 4, 5, 7,
6, 5, 9, 3, 10. Dari pernyataan-pernyatan
berikut mana yang salah?
a. Nilai mean lebih besar daripada nilai
modus.
b. Nilai mean lebih besar daripada nilai
median.
c. Nilai median lebih besar daripada nilai
modus.
d. Nilai mean kurang dari 7
e. Nilai median sama dengan 7
Soal PMB STT Telkom 2002
12. Suatu data memiliki rata-rata 5 dan rentang 4.
Jika setiap nilai dalam data dikalikan dengan p,
kemudian ditambah dengan q didapat data baru
dengan rata-rata 19 dan rentang 12.
Nilai dari 3p q = ....
a. 3 d. 8
b. 4 e. 9
c. 5
13. Rentang interkuartil untuk data berikut: 26, 16,
20, 10, 25, 8, 35, 15, 18, 24, 11 adalah ....
a. 10 d. 15
b. 12 e. 16
c. 14
14. Nilai tengah suatu interval kelas adalah 42.
Jika panjang kelas adalah 10, batas atas dan
batas bawah kelas adalah ....
a. 47 dan 37
b. 46, 5 dan 37,5
c. 47,5 dan 37,5
d. 46,5 dan 36,5
e. 48 dan 38
15. Simpangan baku data: 7, 9, 11, 13, 15
adalah ...
a. 2,4 d. 2,7
b. 2,5 e. 2,8
c. 2,6
18. Mean dari lima bilangan adalah 2 dan
simpangan baku 3 . Sekumpulan tujuh
bilangan lainnya memiliki mean 5 dan
simpangan baku 6 . Jika kedua kumpulan
bilangan ini digabungkan untuk membentuk
suatu kumpulan data tunggal, hitung
mean dan simpangan baku kumpulan data
gabungan.
19. Tabel berikut ini adalah data nilai dari ujian
siswa dalam sebuah kelas.

5 6 7 8 9
1 4 2 1 2
Nilai
Frekuensi
Tentukan median dari data tersebut.
Soal SPMB 2002
20. Dari data distribusi frekuensi berikut, tentu-
kan nilai mean dan modusnya.

Kelas Interval
2
3
4
5
6
2 6
7 11
12 16
17 21
22 26
Frekuensi
57
Evaluasi Semester
a. 2 : 3
b. 4 : 5
c. 2 : 5
d. 3 : 4
e. 1 : 2
4. Nilai rata-rata ulangan matematika dari 30
siswa adalah 7. Kemudian, 5 orang siswa
mengikuti ulangan susulan sehingga nilai
rata-rata keseluruhan menjadi 6,8. Nilai rata-
rata siswa yang mengikuti ulangan susulan
adalah ....
a. 4,2
b. 4,5
c. 5,3
d. 5,6
e. 6,8
SPMB 2002
5. Jika 30 siswa kelas III IPA mempunyai nilai
rata-rata 6,5; 25 siswa kelas III IPS mempunyai
nilai rata-rata 7; dan 20 siswa kelas III Bahasa
mempunyai nilai rata-rata 8 maka rata-rata
ke-85 siswa kelas III tersebut adalah ....
a. 7,16
b. 7,10
c. 7,07
d. 7,04
e. 7,01
UMPTN 1997
6. Nilai rata-rata ulangan kelas A adalah x
A
dan kelas B adalah x
B
, setelah kedua kelas
digabung, nilai rata-ratanya adalah x . Jika
x
A
: x
B
= 10 : 9 dan x : x
B
= 85 : 81 maka
perbandingan banyaknya siswa di kelas A
dan B adalah ....
a. 8 : 9
b. 4 : 5
c. 3 :4
d. 3 : 5
e. 9 : 10
SPMB 2005
1. Jumlah penduduk di daerah A berdasarkan
tingkatan pendidikannya disajikan dalam
diagram lingkaran berikut.
Lain-lain
1100
SD
1250
SMP
2250
PT
400
SMA/
SMK
1000
Persentase penduduk yang tingkat pendidi-
kannya SMP adalah...
a. 6,07%
b. 16,67%
c. 18,33%
d. 20,83%
e. 37,5%
UAN 2003
2. Dari data distribusi frekuensi berikut dapat
disim pulkan bahwa rata-ratanya adalah ....
KeIas IntervaI !
0 3 2
4 7 4
8 11 7
12 15 4
16 19 3
a. 8,00
b. 9,50
c. 9,90
d. 10,25
e. 10,75
3. Pendapatan rata-rata karyawan suatu peru-
sahaan Rp300.000,00 per bulan. Jika penda-
patan rata-rata karyawan pria Rp320.000,00
dan karyawan wanita Rp285.000,00 maka
perbandingan jumlah karyawan pria dengan
karyawan wanita adalah ....
. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya.
Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
EvaIuasi Semester I
58
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas X Program Bahasa
7. Median dari data umur pada tabel berikut
adalah ....
Umur !
4 7 6
8 11 10
12 15 18
16 19 40
20 23 16
24 27 10
a. 16,5
b. 17,1
c. 17,3
d. 17,5
e. 18,3
8. Median dari distribusi frekuensi

Titik Tengah 32 37 42 47 52
Frekuensi 2 4 10 16 8
adalah ....
a. 45
b. 45,5
c. 45,75
d. 49,0
e. 49,5
SPMB 2003
9. Data berat badan 30 siswa sebagai berikut.
Berat Badan (kg) "
35 39
40 44
45 49
50 54
3
15
10
2
Rata-rata berat badan siswa adalah ....
a. 42,83 kg
b. 43,83 kg
c. 48,17 kg
d. 49,27 kg
e. 49,72 kg
UAN 2005
10. Dari tabel distribusi frekuensi berikut ini
kuartil bawahnya adalah ....
Berat Badan (kg) "
36 45
46 55
56 65
66 75
76 85
5
10
12
7
6
a. 50,5
b. 52,5
c. 53,5
d. 54,5
e. 55,5
UAN 2003 SMK Bisnis dan Manajemen
11. Nilai ujian suatu mata pelajaran diberikan
dalam tabel berikut.

NiIai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 3 5 4 6 1 1
Jika nilai siswa yang lebih rendah dari rata-
rata dinyatakan tidak lulus maka banyaknya
siswa yang lulus adalah ....
a. 2
b. 8
c. 10
d. 12
e. 14
12. Modus dari data dalam tabel berikut ini
adalah ....
IntervaI Frekuensi

61 65 8
66 70 12
71 75 18
76 80 14
a. 72,5
b. 72,75
c. 73,5
d. 73,75
e. 74,5
13. Mean dari kumpulan nilai 1, 2, 3, ..., n
adalah ....
a.
n !1
2

b.
n
2
1 !

c.
n !
1
2
d.
n
2
e.
1
2
( ) 1
59
Evaluasi Semester
. Jawablah dengan singkat, tepat, dan jelas. Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
21. Hitung mean dan simpangan baku dari ke-
lima bilangan: 1, 3, 5, 6, 8.
22. Gunakan jawaban Anda dalam soal nomor
21 untuk menen tukan mean dan simpangan
baku dari
14. Simpangan kuartil dari data 3, 6, 2, 4, 14, 9,
12, 8 adalah ....
a. 2
1
2

b. 3
c. 3
1
2
d. 4
e. 4
1
2
15. Jangakauan kuartil dari susunan bilangan-
bilangan 3, 4, 7, 8, 5, 9 adalah ....
a. 5,5
b. 4
c 4,5
d. 6,5
e. 6
SPMB 2002
16. Standar deviasi dari data: 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
adalah ....
a 1
b. 4
c. 3
d. 4
e. 5
17. Jumlah murid kelas A dan kelas B masing-
masing adalah 30 orang dan 20 orang. Nilai
suatu ujian ditunjukkan pada tabel berikut.

Rata-Rata Simpangan Baku
KeIas # 60 8
KeIas $ 50 10

Simpangan baku dari nilai seluruh murid
kelas A dan kelas B (terdiri atas 50 orang)
adalah ....
a. 8,1
b. 8,4
c. 8,8
d. 9,2
e. 9,6
18. Diketahui x
1
= 1,5; x
2
= 2,5; x
3
= 6,5; x
4
= 7,5;
x
5
= 9,5 maka deviasi rata-rata nilai tersebut
adalah ....
a. 2,4
b. 2,1
c. 2,7
d. 2.9
e. 2,8
19. Kumpulan dari empat angka memiliki mean
2 dan simpangan baku
2
. Kumpulan dari
enam angka lainnya memiliki mean 6 dan
simpangan baku 5 . Jika kedua kumpulan
angka digabung, mean dan simpangan baku
dari kumpulan data yang baru adalah ....
a. 2,76
b. 3,76
c. 4,76
d. 5,76
e. 6,76
20. Suatu data dengan rata-rata 16 dan jangkauan
6. Jika setiap nilai dalam data dikalikan p
kemudian dikurangi q didapat data baru
dengan rata-rata 20 dan jangkauan 9. Nilai
dari 2p + q = ...
a. 3
b. 4
c. 7
d. 8
e. 9
UMPTN 1999
a. 4, 6, 8, 9, 11
b. 5, 15, 25, 30, 40
23. Diketahui bilangan 16, w, 17, 9, x, 2, y, 7,
dan z memiliki rata-rata 11. Tentukan nilai
w, y, dan z.
60
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas X Program Bahasa
24. Angka-angka 8, 3, p, 3, 4, 10, q, 4, 12
memiliki mean = 6. Hitunglah p + q. Jika
kumpulan angka memiliki modus = 3,
tentukan
a. nilai p dan q,
b. median.
25. Gaji bulanan dari 3 pekerja adalah seba-
gai berikut Rp620.000,00; Rp600.000,00;
Rp650.000,00.
Jika gaji bulanan setiap pekerja dinaikkan
Rp200.000,00, tentukan gaji bulanan rata-
rata yang baru.
A. Kaidah Pencacahan
B. Peluang Kejadian
61
A
nda telah mempelajari konsep peluang di Kelas IX.
Peluang yang Anda pelajari masih terbatas pada peluang
kejadian sederhana. Pada bab ini, materi peluang dikembangkan
sampai pada peluang kejadian majemuk.
Pada awalnya, teori peluang digunakan untuk menentukan
kemungkinan memenangkan suatu permainan judi (perbuatan
yang tidak pasti). Saat ini, teori peluang banyak digunakan
untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai bidang, seperti
meteorologi, asuransi, biologi, sosial, dan ekonomi.
Misalkan, dalam pertandingan sepak bola, wasit menggunakan
uang logam untuk menentukan tim mana yang memperoleh bola
pertama. Sisi manakah yang memiliki peluang lebih besar, sisi
gambar atau sisi angka?
Jika Anda mempelajari bab ini dengan baik, Anda dapat
mengetahui bahwa teori peluang digunakan para ahli dalam
menghasilkan suatu keputusan.
S
u
m
b
e
r
:

p
r
o
.
c
o
r
b
i
s
.
c
o
m
Peluang
Bab 2
Pada bab ini, Anda akan mempelajari cara menggunakan kaidah
pencacahan untuk menentukan peluang suatu kejadian dan
penafsiran. Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat
menggunakan sifat dan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi
dalam pemecahan masalah,
menentukan ruang sampel suatu percobaan,
menentukan peluang suatu kejadian dan menafsirkannya.
Kata Kunci
Faktorial, permutasi,
kombinasi, ruang sampel,
komplemen, diagram Venn,
kejadian majemuk, kejadian
saling lepas.
62 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Peta Konsep
Materi tentang Peluang dapat digambarkan sebagai berikut.
Peluang
Kaidah Pencacahan Kejadian
Kombinasi
digunakan untuk
Menentukan hasil yang
mungkin dan titik sampel
caranya
Permutasi Aturan Perkalian
Kejadian Majemuk Kejadian Sederhana
P (E) =
n E
n S
( ) n E n E
( ) n S n S
dengan n(E) banyak
kejadian dan n(S)
banyak titik sampel
Penjumlahan
Komplemen
Perkalian
mempelajari
terdiri atas
terdiri atas
rumus
63
Peluang
Uji Materi
Prasyarat
Di Kelas IX, Anda telah mempelajari peluang yang berhubungan
erat dengan penentuan banyak titik sampel. Oleh karena itu, pada
bagian ini akan dipelajari cara menentukan banyak titik sampel
(atau hasil yang mungkin) dari suatu percobaan, yang disebut
kaidah mencacah. Untuk memahami apa yang disebut kaidah
mencacah, pelajari contoh berikut.
Di sebuah kelas, banyak siswa laki-laki adalah 13, sedangkan
banyak siswa perempuan adalah 15. Berapa banyak siswa di
kelas tersebut? Anda dapat dengan mudah menjawab pertanyaan
tersebut, yaitu 28. Hal ini merupakan contoh sederhana dari kaidah
mencacah. Kaidah mencacah adalah suatu cara menentukan
banyak hasil yang mungkin (titik sampel) dari suatu percobaan
tanpa mendaftar atau membilangnya satu per satu. Pada contoh
tersebut, Anda tidak membilang satu per satu siswa di kelas
tersebut. Kaidah mencacah yang akan dipelajari pada bagian
ini adalah aturan perkalian, permutasi dan kombinasi.
1. Aturan Perkalian
Di Kelas IX, Anda telah mempelajari cara menentukan titik sampel
atau hasil yang mungkin dengan tabel dan diagram pohon. Untuk
mengingatnya kembali, pelajari Contoh Soal 2.1 berikut.
A. Kaidah Pencacahan
Contoh Soal 2.1
Mendaftar Hasil dengan Tabel
Dalam sebuah permainan monopoli, Sani mengetos dua buah dadu
secara bersamaan. Berapa banyak hasil yang mungkin diperoleh? Daf-
tarkan semua hasil tersebut dalam sebuah tabel pasangan terurut.
Penyelesaian:
Masalah ini dapat dipecahkan dalam beberapa cara. Salah satu cara adalah
dengan cara menyusun daftar hasil yang mungkin dalam sebuah tabel.
Tabel 2.1 Daftar hasil yang mungkin dalam pengetosan dua buah dadu
D
a
d
u

p
e
r
t
a
m
a
Dadu kedua
(1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6)
(2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6)
(3, 1) (3, 2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6)
(4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6)
(5, 1) (5, 2) (5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6)
(6, 1) (6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6)
Sebelum mempelajari
materi bab ini, kerjakanlah
soal-soal berikut di buku
latihan Anda. Jika Anda
berhasil mengerjakannya
dengan baik, akan
memudahkan mempelajari
materi berikut.
1. Apa yang Anda ketahui
tentang peluang?
2. Sebutkan lima contoh
kasus dalam kehidupan
sehari-hari yang
menggunakan teori
peluang.
3. Tentukan titik sampel
dan ruang sampel pada
pengetosan sebuah
dadu.
4. Dari seperangkat
kartu bridge, tentukan
peluang kartu As.
5. Diketahui A = {1,2,3,4,5}
dan B = {1,3,5,7,9}.
Tentukan n(A B) dan
n(A B).
64 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Contoh Soal 2.2
Mendaftar Hasil dengan Diagram Pohon
Kota A dan kota B dihubungkan oleh empat buah jalan, sedangkan
kota B dan kota C dihubungkan oleh tiga buah jalan. Sebuah mobil
berangkat dari kota A menuju ke kota C melalui kota B. Berapa banyak
lintasan berbeda yang dapat ditempuh oleh mobil itu?
Penyelesaian:
Untuk percobaan pertama, yaitu jalan dari kota A ke kota B, ada 4
lintasan yang mungkin ditempuh, misalnya B
1
, B
2
, B
3
, dan B
4
. Untuk
percobaan kedua, yaitu jalan dari kota B ke kota C, ada 3 lintasan yang
mungkin ditempuh, misalnya C
1
, C
2
, dan C
3
. Diagram pohon jalan dari
A ke B, diteruskan jalan dari B ke C, ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Hasil
C
1
A B
1
C
1
B
1
C
2
A B
1
C
2
C
3
A B
1
C
3
C
1
A B
2
C
1
B
2
C
2
A B
2
C
2
C
3
A B
2
C
3
C
1
A B
3
C
1
B
3
C
2
A B
3
C
2
C
3
A B
3
C
3
C
1
A B
4
C
1
B
4
C
2
A B
4
C
2
C
3
A B
4
C
3
A
Dari Gambar 2.1, diperoleh 12 hasil pasangan terurut. Ini menunjuk-
kan bahwa mobil dapat menempuh 12 lintasan berbeda dari kota A
menuju ke kota C.
Pada permainan tersebut, dadu pertama dapat memberikan 6 hasil yang
mungkin. Adapun dadu kedua, juga dapat memberikan 6 hasil yang
mungkin. Dengan demikian, ukuran tabel adalah 6 6. Selanjutnya,
semua pasangan terurut dapat dibaca pada Tabel 2.1.
Dari Tabel 2.1, diperoleh 36 pasangan terurut. Coba Anda sebut-
kan atau daftarkan hasil yang mungkin tersebut. Ini menunjukkan
bahwa ada 36 hasil yang mungkin diperoleh.
Dapatkah Anda temukan hasil 36 tadi dengan cara yang lain?
Contoh tersebut menggambarkan cara menentukan titik-
titik sampel dan menyusun semua hasil yang mungkin dari suatu
kejadian dengan menggunakan tabel. Untuk kejadian-kejadian
yang kompleks, cara ini akan sulit dilakukan. Sebagai gantinya,
Anda dapat menggunakan diagram pohon. Agar lebih mudah
memahaminya, pelajarilah contoh soal berikut.
Gambar 2.1
Diagram pohon untuk lintasan
yang ditempuh.
Enter
Materi tentang Peluang dapat
dilihat pada situs
http://en.wikipedia.org/
wiki/Probability
http://72.14.235.104/
search?q=cache:0iOma6z-
6hMJ:202.152.31.170/
modul/adaptif/adaptif_
matematika/peluang.pdf+
MAT.07&hl=id&ct=clnk&cd
=16&gl=id
65
Peluang
Hasil percobaan yang didaftar menggunakan tabel,
hanya sesuai untuk kasus yang terdiri atas dua percobaan,
seperti pelemparan dua dadu, pengetosan dua uang logam,
dan pengetosan sebuah dadu diikuti oleh sebuah uang logam.
Adapun hasil percobaan yang didaftar menggunakan diagram
pohon, sesuai untuk kasus yang memiliki dua percobaan atau
lebih. Sebagai contoh, pelemparan tiga uang logam, pengetosan
tiga dadu, dan sebagainya.
Jika Anda ditanya, berapa banyak hasil yang mungkin untuk
pengetosan dadu sebanyak lima kali? Anda akan memperoleh
7.776 hasil yang mungkin. Jika didaftar dengan diagram pohon,
semua hasil tersebut jelas tidak esien.
Contoh lain, misalnya akan dipilih seorang ketua, seorang
sekretaris, dan seorang bendahara kelas dari 40 siswa. Berapa cara
yang akan diperoleh? Anda akan memperoleh 59.280 cara. Jika Anda
mendaftar semua cara menggunakan diagram pohon, diperlukan
waktu yang sangat lama atau boleh dikatakan tidak mungkin.
Untuk menyelesaikan masalah seperti ini, Anda dapat
menggunakan Aturan Perkalian berikut.
Aturan Perkalian
1. Misalkan, ada dua percobaan. Percobaan pertama memiliki
n
1
hasil yang mungkin dan percobaan kedua memiliki n
2
hasil
yang mungkin, dan saling bebas sehingga banyak hasil yang
mungkin dari kedua percobaan secara berurutan diberikan oleh
hasil perkalian berikut.
n
1
n
2
2. Secara umum, misalkan ada k percobaan yang setiap kejadi-
annya memiliki hasil n
1
, n
2
, n
3
, ..., n
k
dan saling bebas maka
banyak hasil yang mungkin dari k percobaan secara berurutan
diberikan oleh hasil kali berikut.
n
1
n
2
n
3
...

n
k

Soal
Menantang
Yoris sedang menempuh
suatu tes yang terdiri
atas tiga soal berbentuk
pertanyaan benar atau
salah. Coba Anda
daftarkan semua jawaban
yang mungkin, jika Yoris
menjawab soal dengan
menebak. Cara apa yang
akan Anda gunakan?
Jelaskan dan berikan
alasannya.
Anda dapat menerapkan aturan perkalian untuk menentu-
kan banyak hasil yang mungkin dalam percobaan-percobaan
seperti pada Contoh Soal 2.1 dan 2.2. Kasus dalam Contoh
Soal 2.1 terdiri atas dua percobaan, yaitu mengetos dadu yang
pertama dan mengetos dadu yang kedua. Percobaan pertama
memiliki enam hasil yang mungkin, n
1
= 6. Percobaan kedua
memiliki enam hasil yang mungkin, n
2
= 6. Sesuai dengan
aturan perkalian, total hasil yang mungkin dari percobaan
tersebut adalah:
n
1
n
2
= 6 6 = 36
66 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Kasus dalam Contoh Soal 2.2 juga terdiri atas dua
percobaan, yaitu jalan dari kota A ke kota B dan jalan dari kota
B ke kota C. Percobaan pertama memiliki empat hasil yang
mungkin, n
1
= 4. Percobaan kedua memiliki tiga hasil yang
mungkin, n
2
= 3. Sesuai dengan aturan perkalian, total hasil
yang mungkin dari percobaan tersebut adalah:
n
1
n
2
= 4 3 = 12
Agar Anda lebih memahami konsep aturan perkalian,
pelajarilah beberapa kasus dalam Contoh Soal 2.3 berikut.
Contoh Soal 2.3
Menentukan Banyak Hasil Suatu Percobaan dengan Aturan
Perkalian
Berapa cara yang dapat diperoleh untuk memilih seorang ketua,
sekretaris, dan bendahara kelas dari 4 0 siswa jika tidak ada jabatan
yang dirangkap?
Penyelesaian:
Kasus ini terdiri atas tiga percobaan berurutan, misalkan
k
1
: percobaan memilih ketua kelas
k
2
: percobaan memilih sekretaris
k
3
: percobaan memilih bendahara
Untuk k
1
, ketua kelas dapat dipilih dengan 40 cara dari 40 siswa
yang ada. Dituliskan n
1
= 40.
Untuk k
2
, sekretaris dapat dipilih dengan 39 cara dari 39 siswa
yang ada (1 siswa lagi tidak dapat dipilih karena telah terpilih
menjadi ketua kelas). Dituliskan n
2
= 39.
Untuk k
3
, bendahara hanya dapat dipilih dengan 38 cara dari
38 siswa yang ada (2 siswa lagi tidak dapat dipilih karena telah
terpilih menjadi ketua dan sekretaris). Dituliskan n
3
= 38.
Sesuai dengan aturan perkalian, total percobaan berurutan k
1
, k
2
, dan k
3

adalah n
1
n
2
n
3
= 40 39 38 = 59.280
Kaidah pengisian tempat yang tersedia untuk percobaan berurutan k
1
,
k
2
, dan k
3
ini ditunjukkan seperti Gambar 2.2.
40 39 38 = 59.280
tempat
ke-1
tersedia 40
tempat
ke-2
tersedia 39
tempat
ke-3
tersedia 38
1 sudah
terisi
2 sudah
terisi
Gambar 2.2
2. Defnisi dan Notasi Faktorial
Tiga bendera berbeda akan ditempatkan berjajar ke belakang.
Ketiga bendera tersebut misalnya bendera negara Indonesia,
bendera negara Arab, dan bendera negara Inggris. Dalam berapa
cara susunan bendera ini dapat dilakukan?
Dengan menggunakan aturan perkalian, diperoleh banyak
susunan bendera adalah 3 2 1 = 6 pilihan. Perkalian 3 2 1
dapat dinyatakan dengan 3! (dibaca 3 faktorial).
67
Peluang
Catatan
Notasi dan Defnisi Faktorial
Hasil perkalian semua bilangan asli secara berurutan dari 1 sampai
dengan n disebut n faktorial, dan diberi notasi n!.
Dengan demikian,
n! = 1 2 3 ... n atau
n! = n (n 1)(n 2) ... 1
Perlu diingat bahwa 0! = 1 dan 1! = 1.
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah Contoh Soal 2.4 berikut.
Contoh Soal 2.4
Menghitung Pernyataan Faktorial
Hitunglah setiap pernyataan faktorial berikut.
a. 4! = .... d.
10
9 8
!
! 9 8 9 8! 9 8 9 8 9 8 9 8
= ....
b.
8
5
!
!
= .... e.
9
8 7
!
! 8 7 8 7! 8 7 8 7 8 7 8 7
= ....
c.
10
2 7
!
! ! 2 7 2 7
= ....
Penyelesaian:
a. 4! = 4 3 2 1 = 24
b.
8
5
8 7 6 5 6 5
55
!
!
!
!
=
8 7 8 7 6 5 6 5
= 8 7 6 = 336
c
10
2 7
10 9 8 7
2 7
!
! ! 2 7 2 7
!
!
=
9 8 9 8
2 7 2 7
= 360
d.
10
9 8
10 9 8
9 8
10 9 8 !
! 9 8 9 8! 9 8 9 8
!
! ! 1 8 1 8
!
+ 9 8 9 8
0 9 8 0 9 8
+ 9 8 9 8! ! 1 8 1 8 1 8 1 8
0 9 8 0 9 8
= =
1 8
10 9
10
9
( ) 99++1 8 1 8 1111

!
= =
e.
9
8 7
9 8 7
8 7
72 7
7
!
! 8 7 8 7! 8 7 8 7
!
! ! 1 7 1 7
!
8 7 8 7
9 8 9 8
- 8 7 8 7! ! 1 7 1 7 1 7 1 7

( ) 8 1 8 1 8 1 8 1 8 1 8 1
= =
!!
= =
72
7
10
2
7
n! = n (n 1)(n 2) ... 1
= n (n 1)!
Untuk n = 1 maka
1! = 1(1 1)! = 1(0!)
Akibatnya, 0! = 1 sehingga
0! = 1
Anda juga dapat menggunakan kalkulator scientic untuk
menghitung faktorial-faktorial pada contoh soal ini. Untuk
menghitung 4!, tekan secara berurutan tombol berikut.
4 SHIFT x! =
Hasilnya akan tampak pada layar kalkulator, yaitu 24.
Silakan Anda coba untuk faktorial-faktorial lainnya.
3. Permutasi
Coba Anda sediakan kartu-kartu yang berisi huruf-huruf abjad a
sampai dengan z. Misalkan, Anda akan membuat kata sandi yang
terdiri atas 3 huruf tanpa ada huruf yang diulang. Contohnya,
68 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Catatan
Permutasi dari Suatu Himpunan Elemen
Permutasi dari suatu himpunan elemen adalah susunan dari elemen-
elemen itu dalam suatu urutan tertentu.
Bersama teman sebangku, coba Anda diskusikan contoh-contoh
kasus dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk permutasi.
Permutasi sangat memperhatikan urutan. Misalnya, kata
sandi abc berbeda dengan acb. Perhatikan kembali uraian
mengenai penyusunan kata sandi. Permutasi banyak kata sandi
yang terdiri atas 3 huruf dari 26 huruf ditulis P(26, 3), yaitu
P(26, 3) = 26 25 24
Dalam notasi faktorial, dapat ditulis sebagai berikut.
P(26, 3) = 26 25 24
23
23
!
!
=
26 25 24 23
23
25 25 !
!

=
26
23
26 !
!
!
!
=
( ) 26 26 33 --

Hasil ini dapat diperumum untuk permutasi r elemen dari
n elemen atau P(n, r) sebagai berikut.
Soal
Menantang
Siswa kelas XI akan
mengadakan kegiatan bakti
sosial. Pada pemilihan
ketua dan wakil panitia,
muncul lima siswa sebagai
calonnya. Tentukan
banyaknya susunan ketua
dan wakil panitia yang
mungkin dalam kegiatan
tersebut.
Operasi pembagian pada
faktorial tidak sama dengan
pembagian aljabar biasa.
Misalnya,
6
3
2
!
!
!
abc, acd, dan adc. Kata abc berbeda dengan kata acd. Begitu
pula kata acd berbeda dengan adc. Kata aac tidak termasuk yang
diminta karena huruf a diulang dua kali. Berapa banyak kata
sandi yang dapat Anda buat dari 26 kartu (seluruh huruf ada
26)? Coba Anda praktikkan dengan kartu tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Anda dapat menggu-
nakan aturan perkalian. Pada pemilihan pertama, ada 26 huruf
yang dapat dipilih. Pada pemilihan kedua, ada 25 huruf yang
dapat dipilih karena satu huruf sudah digunakan pada pemilihan
pertama. Pada pemilihan ketiga, ada 24 huruf yang dapat dipilih.
Mengapa? Coba Anda jelaskan.
Dengan aturan perkalian, banyak kata sandi 3 huruf yang te-
pat dibuat dari 26 kartu huruf tanpa ada yang diulang adalah
26 25 24 = 15.600
Uraian tersebut menggambarkan masalah pencacahan yang
disebut permutasi.
69
Peluang
Banyak Permutasi r Elemen dari n Elemen
Banyak susunan berbeda r elemen dari n elemen dengan r < n yang
memenuhi
1. seluruh n elemen berbeda,
2. tidak ada elemen yang diulang, dan
3. urutan diperhatikan, dapat dirumuskan P(n,r) =
n!
! ( ) n r n r n r n r n r n r
Bagaimana jika r = n? Dari teorema sebelumnya, diperoleh
P n n
n n
n ( , P n P n )
!
( ! n n n n )
!
!
! =
n n n n n n n n
= = = =
0
= n(n 1) (n 2) ... 1
Untuk lebih jelasnya, pelajari Contoh Soal 2.5 berikut.
Contoh Soal 2.5
Menghitung Permutasi P(n, r)
Hitunglah permutasi-permutasi berikut.
a. P(6, 3)
b. P(5, 4)
c. P(5, 5)
Penyelesaian:
a. P(6, 3) =
6 6
3
!
!
!
! ( ) 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3
=
=
6 5 4 3 4 3
33
6 5 6 5 4 3 4 3!!
!!
= 120
Anda juga dapat menghitung P(6, 3) dengan menekan tombol-
tombol kalkulator scientic, seperti pada Gambar 2.3.
b. P(5, 4) =
5 5
1
! ! 55
! ( ) 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
=
=
5 4 3 2 1
1

= 120 karena 1! = 1
Periksa hasil ini dengan menggunakan kalkulator.
c. P(5, 5) =
5
5 5
5
0
!
!
!
! - ( )
=
=
5 4 3 2 1
1
5 4 5 4 3 2 3 2
= 120 karena 0! = 1
Periksa hasil ini dengan menggunakan kalkulator.
6 SHIFT nPr 3 =
Tombol-tombol yang ditekan
pada kalkulator untuk
menghitung P(6, 3). Hasil yang
tampak pada layar kalkulator
adalah 120.
Gambar 2.3
70 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Soal
Menantang
Dari tiga huruf A, B, C, dan
tiga angka 1, 2, 3 akan
dibuat pelat nomor motor
yang di mulai dengan satu
huruf, diikuti dua angka, dan
diakhiri dengan satu huruf.
Oleh karena khawatir tidak
ada yang mau memakai,
pembuat pelat nomor tidak
diperboleh kan membuat
pelat nomor yang memuat
angka 13.
Banyaknya pelat nomor
yang dapat dibuat adalah ....
a. 11 d. 54
b. 27 e. 72
c. 45
UM-UGM, 2003
Contoh Soal 2.7
Membentuk Bilangan Berbeda dengan Permutasi
Tersedia angka-angka 1, 2, 3, 5, 7.
a. Berapa banyak bilangan puluhan ribu dapat dibuat dari angka-
angka tersebut tanpa ada angka yang diulang?
b. Berapa banyak bilangan ribuan dapat dibuat dari angka-angka
tersebut tanpa ada angka yang diulang?
c. Berapa banyak bilangan ratusan yang lebih dari 300 yang
dapat dibuat dari angka-angka tersebut tanpa ada angka yang
diulang?
Contoh Soal 2.6
Menggunakan Rumus Permutasi
Dari himpunan huruf {A, B, C}, berapa banyak permutasi dua huruf
dari himpunan huruf tersebut? Selesaikan dengan
a. diagram pohon;
b. aturan perkalian;
c. rumus permutasi.
Penyelesaian:
a.
A
B
C
B
A
C
C
A
B
AB
AC
BA
BC
CA
CB



Dari gambar terlihat ada 6 permutasi 2 huruf dari 3 huruf.
b. Misalkan, n
1
adalah banyaknya pengisian posisi kesatu, n
2
adalah
banyaknya pengisian posisi kedua. Dituliskan
n
1
dapat dilakukan dengan 3 cara,
n
2
dapat dilakukan dengan 2 cara, dan
Dengan menggunakan aturan perkalian, diperoleh
n
1
n
2
= 3 2 = 6 permutasi 2 huruf dari 3 huruf.
c. P(3, 2) =
3
( ) 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 !
=
3 2 1
1
3 2 3 2
= 6
Diperoleh 6 permutasi 2 huruf dari 3 huruf.
Ketiga cara tersebut menghasilkan jawaban yang sama. Cara
manakah yang Anda anggap lebih mudah? Berikan alasannya.
71
Peluang
Penyelesaian:
a. Bilangan puluhan ribu adalah bilangan dari 10.000 sampai dengan
99.999. Jelas bahwa bilangan puluhan ribu terdiri atas 5 angka.
Dengan demikian, masalahnya adalah mengambil lima angka
dari lima angka yang tersedia.
Perhatikan, bilangan 12.357 bilangan 13.257. Ini adalah kasus
permutasi, karena urutan yang berbeda memberikan hasil yang
berbeda. Dengan demikian, banyak bilangan puluhan ribu yang
dapat dibuat adalah
P (5, 5) = 5!
= 5 4 3 2 1
= 120
b. Bilangan ribuan adalah bilangan dari 1.000 sampai dengan
9.999. Jelas bahwa bilangan ribuan terdiri atas 4 angka. Dengan
demikian, masalahnya adalah mengambil empat angka dari lima
angka yang tersedia. Dengan demikian, banyak bilangan ribuan
yang dapat dibuat adalah permutasi 5 elemen diambil 4 elemen
atau P(5, 4) diberikan oleh
P(5, 4) =
5
5 4
5
1
!
( ) 5 4 5 4 !
!
! 5 4 5 4 5 4 5 4
=
=
5 4 3 2 1
1
5 4 5 4 3 2 3 2
= 120
c. Bilangan ratusan (terdiri atas 3 angka) yang lebih dari 300 hanya
bisa diperoleh jika tempat pertama bilangan ratusan tersebut
adalah 3, 5, atau 7.

angka
pertama
angka
kedua
angka
ketiga
3
5
7
_
_

_
_

Angka pertama diisi angka 3, dua angka lainnya dapat diisi oleh
angka-angka 1, 2, 5, dan 7. Banyak bilangan yang bisa diperoleh
adalah permutasi 2 elemen dari 4 elemen atau P (4, 2), yaitu
P(4, 2) =
4
2
12
!
!
=
Untuk angka pertama 5 atau 7 juga diperoleh banyak bilangan
= P(4,2). Jadi, banyak bilangan ratusan > 300 adalah
3 P(4, 2) = 3 12
= 36
Contoh Soal 2.8
Masalah Urutan Duduk yang Di selesaikan dengan Permutasi
Lima putra dan tiga putri duduk berderet pada 8 kursi kosong, sesuai
dengan 8 lembar karcis bioskop yang mereka miliki. Berapa banyak
cara duduk yang diperoleh dengan urutan berbeda jika
Solusi
Empat pasang suami-istri
membeli karcis untuk 8 kursi
yang sebaris pada suatu
pertunjukan. Dua orang
akan duduk bersebelahan
hanya jika keduanya
pasangan suami istri atau
berjenis kelamin sama.
Berapa banyakkah cara
menempatkan keempat
pasang suami-istri itu pada
ke-8 kursi tersebut?
Penyelesaian:
Misalkan, indeks 1 untuk pria
dan 2 untuk wanita. Pengisian
8 kotak yang sesuai dengan
persyaratan adalah
A
1
A
2
B
2
B
1
C
1
C
2
D
2
D
1
Pasangan suami-istri
dianggap 1 elemen sehingga
terdapat 4 elemen yang dapat
saling bertukar posisi.
Banyak cara = P(4, 4)
= 4! = 24.
Posisi pengisian kotak
tersebut bisa juga dibalik
A
1
A
2
B
1
B
2
C
2
C
1
D
1
D
2
Jadi, total ada
2 24 = 48 cara.
Seleksi Tingkat Provinsi Olimpiade
Matematika Indonesia, Juni 2002
72 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Solusi
Kombinasi r elemen dari n elemen
Kombinasi r elemen dari suatu himpunan yang terdiri atas n elemen
berbeda adalah suatu susunan r elemen yang merupakan himpunan
bagian dari himpunan yang terdiri atas n elemen tersebut.
4. Kombinasi
Misalkan, Anda membeli 5 cat yang berwarna merah (M), kuning
(K), hijau (H), biru (B), dan ungu (U). Anda ditugaskan mencampur
tiga warna cat. Berapa banyak kombinasi warna yang diperoleh?
Pada pencampuran tiga warna cat tersebut, hasil warna yang
diperoleh pada campuran MKH sama saja dengan hasil warna
yang diperoleh pada campuran MHK atau campuran HKM,
sehingga MKH = MHK = HKM. Suatu susunan yang terdiri
atas r elemen, yang diambil dari n elemen, tanpa menghiraukan
urutannya, disebut suatu kombinasi. Dalam hal ini, kombinasi
mempunyai pengertian yang mirip dengan himpunan bagian
beranggota r dari suatu himpunan dengan anggota n. Jadi, pada
contoh tersebut MKH, HKM, dan MHK adalah kombinasi yang
sama, tetapi 3 permutasi yang berbeda. Hasil yang diperoleh
pada proses pencampuran warna-warna cat yang berbeda
termasuk dalam masalah kombinasi. Berbeda dengan permutasi,
dalam kombinasi urutan elemen-elemen tidak penting.
Dari sekelompok remaja
terdiri atas 10 pria dan 7
wanita, dipilih 2 pria dan 3
wanita maka banyaknya cara
pemilihan adalah ...
a. 1557 d. 5715
b. 1575 e. 5175
c. 1595
Penyelesaian:
Pilih 2 pria dari 10 pria
= C(10,2).
Pilih 3 wanita dari 7 wanita
= C(7,3).
Banyaknya cara
= C(10,2) C(7,3)
=
10
2 8
7
3 4
!
! ! 2 8 2 8
!
! ! 3 4 3 4

=
10 9 8
2 8
7 6 5 4
3 2 4
0 9 8 0 9 8
2 8 2 8

7 6 7 6 5 4 5 4
3 2 3 2
!
!
!
!
= 45 35 = 1575
Jawaban: b
Soal UMPTN 2000
a. putra dan putri dapat duduk di sembarang kursi;
b. putra dan putri masing-masing duduk berkelompok sehingga hanya
sepasang putra dan putri yang dapat duduk berdampingan?
Penyelesaian:
a. Terdapat 8 orang yang menempati 8 kursi dimana perbedaan
urutan duduk memberikan hasil yang berbeda. Ini adalah masalah
permutasi 8 elemen dari 8 elemen atau P(8, 8), diberikan oleh
P(8, 8) = 8! = 8 7 6 5 4 3 2 1 = 40.320
b. Pada masalah ini, 5 orang putra duduk pada 5 kursi tertentu dan
pertukaran duduk hanya boleh pada ke 5 kursi tersebut. Banyak
cara duduk putra adalah P(5, 5).
Demikian juga 3 putri duduk pada 3 kursi tertentu dan pertukaran
duduk di antara mereka hanya boleh pada ke 3 kursi ini. Banyak
cara duduk putri adalah P(3, 3).
Dengan demikian, banyak cara duduk 5 putra dan 3 putri yang
masing-masing mengelompok adalah
P(5, 5) P(3, 3) = 5! 3!
= (5 4 3 2 1) (3 2 1)
= 120 6 = 720
73
Peluang
Bersama teman sebangku, coba Anda sebutkan contoh-contoh
kasus dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk kombinasi.
Sekarang, perhatikan kembali masalah proses pencampuran
3 warna cat dari 5 warna cat yang tersedia. Masalah ini disebut
sebagai kombinasi 3 elemen dari 5 elemen, diberi notasi C(5, 3).
Untuk mengetahui berapa banyak kombinasi warna yang diperoleh,
pelajari kembali Contoh Soal 2.6a. Pada contoh tersebut, Anda diberi
himpunan huruf {A, B, C} dan memperoleh banyak permutasi 2
huruf dari 3 huruf dengan diagram pohon. Coba Anda amati
gambar berikut.
A B C
B C A C A B
AB AC BA BC CA CB
AB AC BC
BA CA CB
AB AC BC
6 Permutasi 2 huruf dari 3
huruf (urutan diperhitungkan)
3 Kombinasi 2 huruf dari 3 huruf
(urutan tidak diperhitungkan)
Dari gambar tersebut, tampak banyaknya kombinasi
kurang dari banyaknya permutasi. Satu himpunan bagian pada
kombinasi berpadanan dengan sepasang pada permutasi.
Misalkan, banyak kombinasi tersebut adalah C(3, 2).
Anda sudah tahu bahwa permutasi 2 huruf dari 3 huruf adalah
P(3, 2). Hasil P(3, 2) dapat diperoleh dengan menggunakan
cara berikut.
Tahap 1: Memperoleh himpunan bagian yang anggotanya 2
huruf. Banyaknya cara adalah C(3, 2).
Tahap 2: Menyusun himpunan bagian banyaknya ada 2! cara.
Gabungan tahap 1 dan 2 menghasilkan permutasi 2
huruf dari 3 huruf. Jadi,
P(3, 2) = C(3, 2) 2!
C = (3,2) =
P( , )
!
!
( )
!
!
!( ) (
3 2 ( , ( ,
2
3
3 2 ( ) ( )
2
3
2 3 !( !( 2
=
!!
= =
) ( ) (
( ) ( ) ( ) ( )
-

) (
3 2 1
2
=
) ( ) (
3 2 3 2
1 1 11
3
) 1 1 1 1 1 1 1 1
=
Dengan demikian, ada 3 macam kombinasi warna yang dapat
diperoleh dengan mencampur 3 cat dari 5 cat yang tersedia.
Dengan cara yang sama, banyaknya kombinasi r elemen
dari n elemen dengan 0 < r < n , diberi notasi C(n, r), sebagai
berikut.
74 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
P(n, r) = C(n, r) r!
n!
( ) n r n r ! n r n r n r n r
= C(n, r) r!
C(n, r) =
n
r n r
!
!( r n r n )! -
Banyak Kombinasi r Elemen dari n Elemen
Banyaknya kombinasi r elemen dari n elemen dinotasikan C(n, r)
diberikan oleh

C n r
n
r n r
( , C n C n )
!
!( r n r n )!
=
-
, dengan 0 < r < n
Contoh Soal 2.9
Menghitung Kombinasi C(n,r)
Hitunglah kombinasi berikut.
a. C(8, 4)
b. C(n, 4)
c.
C
C
( , )
( , )
5 3 ( , ( , ))
( , ( , 3))
Penyelesaian:
a. C(8, 4) =
8
4 8 4
!
!( 4 8 4 8 )! -
=
8 7 6 5 44
4 3 2 1 44
8 7 8 7 6 5 6 5
4 3 4 3 2 1 2 1
!
!
= 70
Anda dapat menggunakan kalkulator scientic untuk menghitung
C(8, 4) dengan menekan tombol-tombol yang diperlihatkan pada
Gambar 2.4 secara berurutan.
b. C(n, 4) =
n
n
!
!( )! 4 4 -
=
n n n n ( ) n n n n ( ) n n n n ( ) n n n n ( ) nn !
( ) nn !
( ) ( ) ( ) ( )
- ( ) ( ) nnnn
1 2 ( ) ( )( ) ( ) n n n n n n n n - - - - ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) n n n n n n n n n n n n n n 3 4 ( ) ( )( ) ( ) nnnn - - - - ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) nnnnnnn
4 3 2 1 - - ( ) ( )
=
n n n n ( )( )( ) 1 2 3
24
- -
c.
C
C
( , )
( , )
5 3 ( , ( , ))
( , ( , 3))
=
5
3 5 3
10
3 10 3
!
!( 3 5 3 5 )!
!
!( 3 1 3 1 )!
-
0 3 0 3
=
5
3 2
3 7
10
!
! !
! !
!


=
5 4 3 2 1
2 1
7
10 9 8 7
5 4 5 4 3 2 3 2
2 1 2 1

9 8 9 8
!
!
=
6
72
1
12
=
Periksalah hasil-hasil ini dengan menggunakan kalkulator.
8 SHIFT nCr 4 =
Gambar 2.4
Tombol-tombol yang ditekan
pada kalkulator untuk
menghitung C(8, 4). Hasil yang
tampak pada layar kalkulator
adalah 70.
75
Peluang
Contoh Soal 2.10
Masalah-Masalah yang Dapat Diselesai kan dengan Cara
Kombinasi
a. Seorang siswa diminta mengerjakan 8 soal dari 10 soal, tetapi
soal nomor 1 sampai dengan 5 harus dikerjakan. Berapa banyak
pilihan yang dapat diambil siswa tersebut?
b. Dari 4 siswa putra dan 5 siswa putri akan dipilih empat orang
pengurus koperasi. Berapa banyak pilihan berbeda yang dapat
diperoleh jika setiap siswa memiliki kesempatan sama untuk
terpilih?
c. Dari soal b, tentukan banyaknya pilihan berbeda yang dapat
diperoleh jika dipilih 2 siswa putra dan 2 siswa putri?
Penyelesaian:
a. Siswa diminta mengerjakan 8 soal, artinya ada 8 tempat yang
harus diisi. Nomor 1 sampai dengan 5 harus dikerjakan. Jadi,
5 tempat sudah terisi oleh nomor 1 sampai dengan nomor 5.
Ditetapkan saja 5 tempat kelima, seperti ditunjukkan berikut
ini.
1 2 3 4 5
Masih ada 3 tempat kosong yang dapat diisi oleh soal nomor 6, 7, 8,
9, dan 10. Perhatikan bahwa untuk mengisi ketiga tempat kosong
tersebut dengan soal nomor 6, 7, 8 atau 8, 7, 6 sama saja. Urutan
yang berbeda memberikan hasil yang sama. Masalah ini disebut
kombinasi. Dalam masalah ini, ketiga tempat kosong dapat diisi
oleh lima nomor. Banyaknya pilihan untuk kombinasi 3 elemen
dari 5 elemen atau C(5, 3) diberikan oleh
C(5, 3) =
5
3 5 3
5
3 2
!
!( )!
!
! ! -
=

=
5 4 3
3 2 1
20
2
10


= =
!
!

b. Setiap siswa memiliki kesempatan sama untuk terpilih, artinya
dipilih 4 siswa dari 9 siswa yang ada, misalnya siswa yang dipilih
adalah A, B, C, dan D sehingga pilihan (A, B, C, D) sama saja
dengan pilihan (B, C, D, A). Dengan kata lain, urutan memilih
tidak penting. Masalah tersebut diselesaikan dengan kombinasi.
Banyak pilihan untuk memilih 4 siswa dari 9 siswa yang ada
merupakan kombinasi 4 elemen dari 9 elemen atau C(9, 4)
yaitu
C(9, 4) =
!
!( )!
9
4 9 !( !( 4 -
=
9 8 7 6 7 6 55
4 3 4 3 2 1 5 2 1 5 2 1 5 2 1 5
9 8 9 8 7 6 7 6 7 6 7 6
4 3 4 3 4 3 4 3 2 1 5 2 1 5
!
!
=
9 8 7
4
126

=
c. Perhatikan dalam pemilihan 2 siswa putra dari 4 siswa putra
dan 2 siswa putri dari 5 siswa putri, urutan memilih juga tidak
penting.
Solusi
Suatu pertemuan dihadiri
oleh 150 orang undangan.
Apabila mereka saling
berjabat tangan, banyak jabat
tangan yang terjadi dalam
pertemuan itu adalah ....
a. 25 d. 157
b. 30 e. 210
c. 105
Penyelesaian:
A jabat B = B jabat A.
Ini adalah masalah
kombinasi
Dari 15 orang, jabat
tangan melibatkan 2
orang. Jadi, banyak jabat
tangan
= C(15,2)
=
15
2 15 2
!
!( 2 1 2 1 )! 5 2 5 2

=
15 14 13 13
2 1
14 14 !
( ) 2 1 2 133 !

= 105
Jawaban: c
Ebtanas 2000
76 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Banyak pilihan untuk memilih 2 siswa putra dari 4 siswa yang ada
adalah masalah kombinasi 2 elemen dari 4 elemen atau C(4, 2).
Banyak pilihan untuk memilih 2 siswa putri dari 5 siswa putri yang
ada adalah masalah kombinasi 2 elemen dari 5 elemen atau C(5, 2).
Sesuai dengan aturan perkalian, banyak pilihan berbeda untuk
memilih
2 siswa putra dan 2 siswa putri adalah:
C(4, 2) C(5, 2) =
4
2 4 2
5
2 5 2
!
!( 2 4 2 4 )!
!
!( 2 5 2 5 )! -

-
=
4 3 4 3 22
2 2 2 2 2 2
5 4 33
2 3 2 3 2 3
4 3 4 3
2 2 2 2

5 4 5 4
2 3 2 3
!
!
!
!

= 3 5 4 = 60
Periksalah hasil-hasil yang diperoleh dari contoh soal a, b, c dengan
menggunakan kalkulator.
5. Permutasi dengan Pengulangan
Urutan adalah hal yang penting dalam permutasi. Bagaimana
jika terdapat beberapa elemen yang sama?
Misalkan, Anda akan menghitung permutasi dari huruf A,
A, A, B, B, C, D. Banyak permutasi 7 huruf adalah P(7, 7) = 7!.
Akan tetapi, tidak semua susunan menghasilkan permutasi yang
berbeda, karena terdapat 3 huruf A yang sama dan 2 huruf B yang
sama. Dengan demikian, tentu permutasi dari ketujuh huruf tersebut
akan kurang dari 7!.
Bagaimanakah cara menentukan banyak permutasi dalam
kasus seperti ini? Untuk mengetahuinya, lakukan kegiatan
berikut.
Menemukan Rumus Umum Permutasi dengan Pengulangan
Lakukan dan diskusikan kegiatan ini secara berkelompok. Tuliskan hal-hal penting dari kegiatan
ini di buku latihan Anda. Kemudian, presentasikan hasilnya di depan kelas.
Masalah:
Permutasi dengan pengulangan, yakni menentu-
kan banyaknya susunan yang berbeda dengan
menggunakan 7 huruf, yaitu A, A, A, B, B, C, D.
Langkah Kerja:
1. Untuk membuat setiap susunan huruf yang
terdiri atas 7 huruf yaitu 3 huruf A, 2 huruf
B, 1 huruf C, dan 1 huruf D, anggaplah
Anda harus mengisi 7 kotak berikut dengan
ketujuh huruf tersebut.

1 ke- 2 3 4 5 6 7
2. Proses untuk membentuk sebuah susunan
huruf harus melalui tahapan berikut.
Tahap 1: mengisi kotak dengan 3 huruf A.
Tahap 2: mengisi kotak dengan ... huruf ....
Tahap 3: mengisi kotak dengan ... huruf ....
Tahap 4: mengisi kotak dengan ... huruf ....
Kegiatan 2.1
Soal
Menantang
Banyaknya cara memilih
permainan bulu tangkis
ganda putri dari 7 pemain
inti putri adalah ....
a. 14 d. 42
b. 21 e. 49
c. 28
Ebtanas 1999
77
Peluang
Tahap 1 adalah masalah kombinasi, yang dapat
dikerjakan dalam C(7,3) cara. Selanjutnya,
masih ada sisa ... kotak untuk diisi sehingga
Tahap 2 dapat dikerjakan dalam C(..., ...)
cara. Selanjutnya, masih ada sisa 2 kotak
untuk diisi sehingga Tahap 3 dapat dikerjakan
dalam C(..., ...) cara. Sekarang, sisa 1 kotak
lagi yang belum diisi sehingga Tahap 4 dapat
dikerjakan dalam C(..., ...) cara.
3. Dengan menggunakan aturan perkalian,
diperoleh banyak susunan huruf yang
mungkin, yaitu
C(..., ...) C(..., ...) C(..., ...) C(..., ...)
4. Dengan memisalkan jumlah total huruf = n,
banyak huruf A = r
1
, banyak huruf B = r
2
,
banyak huruf C = r
3
, dan banyak huruf D = r
4

maka banyak susunan huruf yang mungkin
adalah
C(n, r
1
) C(n r
1
, r
2
) C(n r
1
r
2
, r
3
)
C(n r
1
r
2
r
3
, r
4
)
Uraikan perkalian ini sesuai dengan rumus
kombinasi sehingga diperoleh banyak susu-
nan huruf yang mungkin dalam bentuk yang
paling sederhana.
Hasil:
n
r r r r
!
! ! r r r r ! ! r r r r
1 2
r r r r ! ! ! ! r r r r r r r r
3 4
r r r r ! ! ! ! r r r r r r r r
5. Hasil yang Anda peroleh di sini adalah
rumus untuk menentukan banyak susunan
yang mungkin dari 7 huruf, yaitu A, A, A,
B, B, C, D, yang elemen-elemennya ada
yang berulang (permutasi dengan pengu-
langan).
Setelah melakukan langkah-langkah kerja terse-
but, Anda dapat menentukan banyak susunan
yang mungkin dari huruf-huruf A, A, A, B, B,
C, D, yaitu
n
r r r r
!
! ! r r r r ! ! r r r r
...!
...!...!...!...!
...
1 2
r r r r ! ! ! ! r r r r r r r r
3 4
r r r r ! ! ! ! r r r r r r r r
= = = =
Rumus permutasi dengan pengulangan yang Anda peroleh
pada Kegiatan 2.1 tersebut dapat diperluas dengan memisalkan
suatu himpunan yang beranggotakan n elemen memiliki
sejumlah r
1
elemen jenis pertama yang sama, r
2
elemen jenis
kedua yang sama, r
3
elemen jenis ketiga yang sama, ..., dan r
k

elemen jenis ke-k yang sama, dengan r
1
+ r
2
+ ... + r
k
< n.
Dengan demikian, diperoleh rumus umum permutasi
dengan pengulangan, yaitu sebagai berikut.
Rumus Umum Permutasi dengan
Pengulangan
Banyak permutasi berbeda dari n elemen yang ditulis P(n, r
1
, r
2
, ..., r
k
),
diberikan oleh
P(n, r
1
, r
2
, ..., r
k
) =
n
r r r
k
rr
!
! ! r r r r ... !
1 2
r r r r ! ! ! ! r r r r r r r r
Anda akan dapat menggunakan rumus tersebut dengan
mem pelajari contoh soal berikut.
Contoh Soal 2.11
Menghitung Permutasi dengan Pengulangan
Jika huruf-huruf pada kata BOROBUDUR dipertukarkan, berapa
banyak susunan huruf berbeda yang dapat diperoleh?
78 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Mari mengakhiri pembahasan tentang kaidah pencacahan
yang meliputi aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi ini
dengan mengajukan pertanyaan berikut. Manakah yang harus
digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah pencacahan,
aturan perkalian, rumus permutasi, atau rumus kombinasi?
Untuk menjawab pertanyaan itu, diberikan penuntun sebagai
berikut.
Penuntun untuk Menyelesaikan Masalah
Pencacahan
1. Aturan perkalian selalu dapat digunakan, tetapi bukan
merupakan cara paling mudah untuk digunakan.
2. Ketika membaca soal, tanyakan pada diri Anda Apakah
urutan memilih adalah penting? Jika jawabannya ya, banyak
cara memilih diselesaikan dengan rumus permutasi. Jika
jawabannya tidak, banyak cara memilih diselesaikan dengan
rumus kombinasi.
Dengan menggunakan kalimat Anda sendiri, coba tuliskan
per bedaan antara permutasi dan kombinasi.
1. Berapa banyak kata sandi yang terdiri atas
4 huruf dapat dibentuk dari 8 huruf pertama
dalam abjad jika:
a. tidak ada huruf yang boleh diulang;
b. huruf-huruf boleh diulang;
c. hanya huruf pertama yang tidak boleh
diulang?
2. Hitunglah nilainya.
a.
12
8
!
!
c.
92
89
!
!

b.
9
3 7
!
! ! 3 7 3 7
d.
16
12 5
!
! ! 55
3. Hitunglah notasi-notasi permutasi berikut.
Kemudian, periksa hasilnya dengan
mengguna kan kalkulator.
Kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda.
Penyelesaian:
Pada kata BOROBUDUR terdapat 9 huruf dengan huruf B diulang
2 kali, huruf O diulang 2 kali, huruf R diulang 2 kali, dan huruf U
diulang 2 kali. Banyaknya susunan huruf berbeda yang diperoleh
diberikan oleh rumus berikut.
P (9, 2, 2, 2, 2) =
9
2 2 2 2
!
! ! ! ! 2 2 2 2 2 2 2 2

=
9 8 7 6 5 4 3 2 1 9 8 9 8 7 6 5 7 6 5 4 3 4 3 2 1 2 1
( ) 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 ( ) 2 1 2 1 ( ) 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 ( ) 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
= 22.680
Teka-teki
Matematika
Reuni 10 tahun Kelas XII
Bahasa 3 baru saja
berlangsung. Robi yang
sangat ingin mengikuti reuni
ini terpaksa membatalkan
pada saat terakhir karena
harus rapat dengan teman
bisnisnya di Jerman. Dalam
sms-nya kepada sahabat
karibnya Nyoman, Robi
menanyakan berapa yang
hadir di reuni tersebut.
Dalam sms balasannya,
Nyoman menghitung ada
300 jabat tangan yang
terjadi. Berapa orangkah
yang hadir dalam reuni
tersebut?
Uji Kemampuan 2.1
79
Peluang
a. P(10, 7) c. P(15, 13)
b. P(10, 10) d. P(17, 7)
4. Berapa banyak susunan huruf berbeda yang
dapat dibuat jika letak huruf dalam kata-kata
berikut ditukar?
a. toraja c. mississippi
b. pancasila d. matematika
5. Hitunglah kombinasi berikut. Kemudian,
periksa hasilnya dengan menggunakan
kalkulator.
a. C(7, 4) d. C(45, 43)
b. C(9, 4) e. C(20, 17)
c. C(7, 7) f. C(12, 3) C(8, 2)
6. Gunakan diagram pohon untuk mendaftar
semua hasil yang mungkin diperoleh dalam
pelemparan tiga keping uang logam secara
bersamaan. Berapakah banyak hasil berbeda
yang mungkin Anda peroleh?
7. Berapa banyak hasil yang mungkin diperoleh
dalam percobaan melempar
a. sekeping uang logam sebanyak 6 kali
berturut-turut;
b. dadu sebanyak 6 kali berturut-turut.
Soal-Soal Aplikasi
8. Dalam pemilihan murid teladan, suatu
sekolah menyediakan calon yang terdiri
atas 4 orang putra dan 3 orang putri. Akan
dipilih sepasang murid teladan yang terdiri
atas seorang putra dan seorang putri. Berapa
banyak pasangan yang mungkin terpilih?
9. Satu baris kursi terdiri atas 5 buah kursi.
Berapa banyak susunan duduk yang mung-
kin untuk 2 orang?
a. Selesaikan dengan menggunakan dia-
gram pohon.
b. Selesaikan dengan menggunakan aturan
perkalian.
10. Lima orang pria membeli 5 karcis bioskop.
Berapa banyak cara dengan urutan berbeda
mereka dapat duduk pada 5 kursi berderet
yang tersedia?
11. Dari 8 orang calon pelajar teladan di suatu
daerah akan dipilih 3 orang pelajar teladan
I, II, dan III. Hitung berapa cara susunan
pelajar yang mungkin akan terpilih sebagai
teladan I, II, dan III.
12. Seorang kandidat Presiden hanya dapat
mengunjungi empat provinsi dari delapan
provinsi yang ingin dikunjunginya. Berapa
banyak cara dengan urutan berbeda, ia dapat
mengunjungi provinsi-provinsi tersebut?
13. Enam putra dan 2 putri duduk pada 8 kursi
berderet yang tersedia. Berapa banyak cara
duduk dengan urutan berbeda, jika
a. mereka dapat duduk di sembarang
tempat;
b. putri harus duduk di ujung;
c. putra harus duduk di ujung?
14. Dari 7 orang pemain bulutangkis, akan
dibentuk pasangan ganda. Berapa banyaknya
pasangan ganda yang dapat dibentuk?
15. Di suatu pabrik tekstil terdapat 8 orang
satpam. Tiap hari pabrik itu dijaga oleh 3
orang satpam secara bergiliran dan berlainan
pasangan. Berapa banyak pasangan yang
mungkin dibentuk?
16. Pada saat pertemuan, setiap orang berjabat
tangan satu sama lain. Jika ada 105 kali jabat
tangan. Berapa banyak orang yang hadir
dalam pertemuan ini?
17. Di sebuah toko buku, seseorang membeli 10
buku yang terdiri atas 2 buku tentang politik,
3 buku tentang agama, dan 5 novel. Di toko
tersebut tersedia 5 buku tentang politik, 7
buku tentang agama, dan 8 novel. Tentukan
banyak cara untuk memilih buku tersebut.
18. Suatu dewan perwakilan rakyat terdiri atas
20 wakil partai A, 50 wakil partai B, dan 30
wakil partai C. Berapa banyak cara agar kita
dapat membentuk komisi yang terdiri atas 4
wakil partai A, 10 wakil partai B, dan 6 wakil
partai C?
19. Seorang murid diminta mengerjakan 8 dari
13 soal ulangan tetapi soal nomor 1 dan 2
harus dipilih. Tentukan banyak pilihan yang
dapat diambil murid tersebut.
20. Suatu merek sepatu dibuat dalam 5 model
yang berlainan dan setiap model tersedia
dalam 4 warna yang berlainan. Jika sebuah
toko ingin memamerkan merek sepatu ini
secara lengkap, berapa pasang sepatu yang
harus dipamerkan?
80 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Soal Terbuka
1. Untuk menentukan banyaknya hasil yang
mungkin dari pengetosan dua buah dadu,
Anda dapat menggunakan cara tabel
atau diagram pohon. Cara manakah yang
menurut Anda lebih mudah? Berikan
alasan Anda.
2. Coba Anda jelaskan perbedaan permutasi
dan kombinasi. Berikan contoh untuk mem-
perjelas alasan Anda.
1. Percobaan, Ruang Sampel, dan
Kejadian
Pada bagian sebelumnya, Anda telah melakukan percobaan
mengetos uang logam dan melempar dadu. Apa yang dimaksud
dengan percobaan? Berikut ini adalah denisi percobaan dan
hasil percobaan.
B. Peluang Kejadian
Defnisi Percobaan dan Hasil Percobaan
Percobaan adalah suatu kegiatan yang memberikan suatu hasil yang
dapat diamati. Hasil yang diamati dalam suatu percobaan disebut
hasil percobaan.
Himpunan dari semua hasil yang mungkin untuk suatu
percobaan disebut ruang sampel. Ruang sampel diberi notasi S,
yang merupakan singkatan dari sampel. Adapun banyaknya
ruang sampel dinotasikan dengan n(S). Untuk percobaan
mengetos uang logam, ruang sampel dan banyaknya ruang
sampel dapat dinyatakan sebagai berikut.
S = {G, A}, dengan n(S) = 2
Adapun ruang sampel dan banyaknya ruang sampel untuk
percobaan mengetos sebuah dadu dapat dinyatakan sebagai
berikut.
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, dengan n(S) = 6
Setiap elemen dalam ruang sampel S disebut titik sampel. Titik-
titik sampel untuk percobaan mengetos uang logam adalah G
dan A. Adapun titik-titik sampel untuk percobaan mengetos
dadu adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Untuk lebih jelasnya, pelajari
Contoh Soal 2.12 berikut.
Tokoh Matematika
Blaise Pascal
(1623 1662)
Pada pertengahan abad
ke17, Blaise Pascal
(1623 1662) dan
Pierre de Fermat
(1601 1665) melakukan
penelitian mengenai teori
peluang (Teori Probabilitas).
Penelitian ini dilakukan atas
anjuran dari tokoh-tokoh
tertentu yang berkecimpung
dalam dunia permainan judi.
Walaupun teori peluang
mula-mula diaplikasikan
untuk menentukan peluang
memenangkan suatu
permainan judi, saat ini teori
peluang justru telah menjadi
suatu alat penting dalam
berbagai bidang seperti
rekayasa, meteorologi,
asuransi, operasi-operasi
bisnis, dan ilmu pengetahuan
eksperimental.
Sumber: Ensiklopedi Matematika
dan Peradaban Manusia,
2002
81
Peluang
a. Tentukan ruang sampel pada percobaan mengetos dua keping
uang logam.
b. Sebuah dadu dan sekeping uang logam ditos secara berurutan.
Tentukan ruang sampelnya.
Penyelesaian:
a. Diagram pohon untuk percobaan mengetos dua uang logam
terlihat sebagai berikut.

Percobaan pertama Percobaan kedua Hasil
G
G GG
GA
AG
AA
G
A
A
A
Dengan demikian, ruang sampelnya adalah S = {GG, GA, AG,
AA}.
b. Diagram pohon untuk percobaan mengetos dadu dan kemudian
uang logam terlihat sebagai berikut.
Pengetosan
dadu
Pengetosan
dadu
Hasil
percobaan
1
G
A
1G
1A
G
A
2G
2A
G
A
3G
3A
G
A
4G
4A
G
A
5G
5A
G
A
6G
6A
2
3
4
5
6
Dengan demikian, ruang sampelnya adalah
S = {1G, 1A, 2G, 2A, 3G, 3A, 4G, 4A, 5G, 5A, 6G, 6A}.
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Titik-titik sampel untuk
percobaan mengetos dadu.
1
4
2
5
3 6
S
Suatu kejadian didenisikan sebagai suatu himpunan bagian
dari suatu ruang sampel. Kejadian diberi notasi E, diambil
dari kata event. Gambar 2.6 menunjukkan hubungan antara
kejadian dan ruang sampel.
Catatan
GG berarti muncul dua sisi
gambar, GA atau AG berarti
muncul sisi gambar dan
sisi angka, dan AA berarti
muncul dua sisi angka.
S
E
Ruang Sampel
Kejadian E adalah suatu
himpunan bagian dari ruang
sampel S.
Contoh Soal 2.12
Menentukan Ruang Sampel dari Suatu Percobaan
82 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Sebelumnya, Anda telah mempelajari bagaimana menentukan
ruang sampel pada pengetosan dua keping uang logam. Pada ruang
sampel tersebut, Anda dapat mendenisikan beberapa kejadian
berikut.
E
1
: Muncul paling sedikit satu sisi gambar, dinyatakan dengan
{GA, AG, GG}.
E
2
: Muncul paling sedikit satu sisi angka, dinyatakan dengan
{GA, AG, AA}.
E
3
: Muncul sisi gambar dan sisi angka, dinyatakan dengan
{GA, AG}.
E
4
: Muncul dua sisi gambar, dinyatakan dengan {GG}.
E
5
: Muncul dua sisi angka, dinyatakan dengan {AA}.
Suatu kejadian yang hanya memiliki satu titik sampel
disebut kejadian sederhana. Contohnya adalah E
4
: {GG} dan
E
5
: {AA}.
Suatu kejadian yang memiliki lebih dari satu titik sampel
disebut kejadian majemuk. Contoh kejadian majemuk adalah
{GA, AG, GG}, {GA, AG, AA}, dan

{GA, AG}. Dapatkah Anda
menentukan kejadian sederhana dan kejadian majemuk dari
suatu percobaan pengetosan dua buah dadu? Diskusikan dengan
teman sebangku Anda.
2. Peluang Suatu Kejadian
Dalam percobaan mengetos satu keping uang logam, hasil
percobaan yang mungkin adalah muncul G atau A. Dalam suatu
pengetosan, tidak dapat dipastikan apakah akan muncul G atau A.
Untuk uang logam yang sempurna (homogen, simetris, dan tidak
cacat) dapat diasumsikan bahwa kemungkinan muncul G atau A
adalah sama. Untuk uang logam ditos sebanyak 100 kali, sisi G
muncul kira-kira 50 kali.
Agar Anda lebih memahami pengertian peluang suatu
kejadian, lakukan kegiatan berikut.
Memahami Pengertian Peluang Suatu Kejadian
Lakukan dan diskusikan kegiatan ini secara berkelompok. Tuliskan hal-hal penting dari kegiatan
ini di buku latihan Anda. Kemudian, presentasikan hasilnya di depan kelas.
1. Anda diminta memahami peluang suatu ke-
jadian melalui percobaan pengetosan uang
logam sebanyak 100 kali. Suruhlah anggota
kelompok Anda secara serentak mengetos
sekeping uang logam. Dengan demikian,
untuk mengetos uang logam sebanyak 100
kali, cukup dilakukan dalam 25 tahap. Se-
lanjutnya, catat hasilnya pada Tabel 2.2

Kegiatan 2.2
83
Peluang
Tabel 2.2
Total
Muncul
Gambar
Total
Pelemparan
1
2
3
...
25
4
8
12
...
100
Total M al al uncul G uncul uncul ambar
Total P al al elemparan

Dari Kegiatan 2.2, nilai
Total Muncul Gambar Total Muncul Gamba Total Muncul Gamba
Total Pelemparan
di namakan
frekuensi relatif munculnya muka gambar. Jika total pelemparan
ditingkatkan lagi maka frekuensi nilai relatif akan mendekati
suatu bilangan tertentu, yaitu
1
2
. Nilai tertentu seperti inilah
yang menjadi dasar dari teori peluang. Selalu diambil asumsi
dasar bahwa kemungkinan muncul salah satu elemen dalam
ruang sampel S adalah sama dengan kemungkinan muncul
elemen lainnya. Uraian ini mengantarkan Anda pada denisi
peluang berikut.
Defnisi Peluang
Jika suatu kejadian E dapat terjadi dengan k cara, sedangkan semua
kemungkinan dari hasil percobaan dapat terjadi dengan n cara maka
peluang dari kejadian E, diberi notasi P(E), adalah
P(E) =
k
n
Jika digunakan notasi himpunan maka dapat diperoleh
hasil-hasil sebagai berikut.
1. Jika S adalah ruang sampel dengan banyak elemen = n(S)
dan E adalah suatu kejadian dengan banyak elemen = n(E)
maka peluang kejadian E, diberi notasi P(E), diberikan oleh
P(E) =
n E
n S
( ) n E n E
( ) n S n S

2. 0 < n(E) < n(S)

0
n S
n E
n S
n S
n S ( ) n S n S
( ) n E n E
( ) n S n S
( ) n S n S
( ) n S n S

n E n E ( ) ( ) n E n E n E n E
( ) ( )
ketiga ruas dibagi n(S), dengan n(S) 0
0 < P(E) < 1
Persamaan tersebut menyatakan kisaran nilai peluang, yaitu
suatu angka yang terletak di antara 0 dan 1.
2. Perhatikan hasil pada kolom

Total Muncul Gambar
Total Pelemparan
Apa yang Anda per oleh? Jika total pelem-
paran ditambah, bagaimana hasilnya?
Jelaskan.
84 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Solusi
Dari seperangkat kartu
bridge diambil secara acak
satu lem bar kartu. Peluang
teram bilnya kartu bukan As
adalah ....
a.
1
52
d.
3
13
b.
1
13
e.
12
13

c.
5
52

Penyelesaian:
Banyak kartu = 52
Banyak kartu As = 4
Maka P(bukan As)
= 1 P(As)
= 1
4
52
12
13
=
Jawaban: e
Soal UMPTN 2000
3. P(E) = 1 adalah kejadian pasti karena kejadian ini selalu
terjadi.
P(E) = 0 adalah kejadian mustahil karena kejadian ini tidak
mungkin terjadi.
Untuk memudahkan Anda dalam menentukan nilai peluang
dari suatu kejadian, sebaiknya ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut.
Contoh Soal 2.13
Menentukan Peluang Suatu Kejadian
Tiga belas kartu diberi angka 1, 2, 3,...,13. Kartu tersebut dikocok,
kemudian diambil satu kartu secara acak. Berapa peluang
a. muncul kartu berangka prima;
b. muncul kartu berangka 14;
c. muncul kartu berangka tidak lebih dari 13?
Penyelesaian:
Ruang sampel dalam percobaan ini adalah angka-angka 1 sampai
dengan 13.
S = {1, 2, 3, ..., 13}, dengan n(S) = 13
a. Kejadian E
1
muncul kartu berangka prima dapat ditulis sebagai
E
1
= {2, 3, 5, 7, 11,13} sehingga n(E
1
) = 6
Peluang E
1
adalah
P(E
1
) =
n E
n S
( ) n E n E
( ) n S n S
1
( ) ( )
6
13
=
b. Angka 14 bukanlah anggota dari S sehingga kejadian E
2
, yaitu
muncul angka 14 adalah himpunan kosong. Jadi, n(E
2
) = 0.
Akibatnya, peluang E
2
adalah P(E
2
) =
n E
S
( ) n E n E
2
( ) ( )
0
13
= = = = 0
sehingga
peristiwa itu disebut kejadian mustahil.
c. Kejadian E
3
muncul kartu berangka kurang dari atau sama dengan
13 dapat ditulis sebagai
E
3
= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12,13} sehingga n(E
3
) = 13
P(E
3
) =
n E
S
( ) n E n E
3
( ) ( )
13
13
1 = = = =
adalah kejadian pasti.
Langkah-langkah Menentukan Peluang Suatu
Kejadian
1. Tuliskan ruang sampel dari percobaan yang dilakukan.
2. Tuliskan himpunan yang berhubungan dengan kejadian.
3. Tentukan nilai peluang suatu kejadian.
85
Peluang
Contoh Soal 2.14
Menentukan Peluang Suatu Kejadian
Dalam percobaan mengetos dua dadu, tentukan peluang jumlah mata
kedua dadu sebagai berikut.
a. 7
b. 10
Penyelesaian:
Dalam pembahasan subbab A pada Tabel 2.1 telah didaftar semua
hasil yang mungkin dalam percobaan mengetos dua dadu. Anda da-
pat menggunakan diagram pohon untuk mendaftar semua hasil yang
mungkin. Ruang sampel percobaan mengetos dua dadu terdiri atas 36
elemen pasangan terurut, yang dapat ditulis sebagai
S = {(1, 1), (1, 2), ..., (1, 6), (2, 1), (2, 2), ..., (2, 6), ... (6, 6)},
dengan n (S) = 36.
a. Kejadian muncul jumlah mata kedua dadu sama dengan 7 dapat
dinyatakan dengan Tabel 2.3.
Kejadian muncul jumlah mata kedua dadu sama dengan 7, sebut
E
1
, dapat dinyatakan dengan himpunan pasangan terurut
E
1
= {(1, 6), (2, 5), (3, 4), (5, 2), (6, 1)}, dengan n(E
1
) = 6.
Peluang muncul jumlah mata kedua dadu sama dengan 7 adalah
P (E
1
) =
n E
n S
( ) n E n E
( ) n S n S
1
( ) ( )
6
36
1
6
= = = =

b. Coba Anda daftarkan kejadian muncul mata kedua dadu sama
dengan 10 ke dalam sebuah tabel. Kejadian muncul jumlah mata
kedua dadu sama dengan 10, sebut E
2
, adalah
E
2
= {(4, 6), (5, 5), (6, 4),}, dengan n(E
2
) = 3.
Peluang muncul jumlah mata kedua dadu sama dengan 10 adalah
P(E
2
) =
n E
n S
( ) n E n E
( ) n S n S
2
( ) ( )
3
36
1
12
= = = =
Dadu 1 Dadu 2 Jumlah
1
2
3
4
5
6
6
5
4
3
2
1
7
7
7
7
7
7
Tabel 2.3
3. Kejadian Majemuk
Dalam Subbab B.1, Anda telah memahami bahwa kejadian
majemuk adalah suatu kejadian yang memiliki lebih dari satu
titik sampel dalamS. Dalam subbab ini, Anda akan mempelajari
peluang yang berhubungan dengan kejadian majemuk.
a. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Pada pelemparan sebuah dadu, berapa peluang kejadian muncul
muka dadu bilangan genap? Seperti yang telah Anda pelajari,
ruang sampel dari percobaan ini adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}.
Misalkan, K kejadian muncul mata dadu bilangan genap,
sehingga K = {2, 4, 6} dan n(K) = 3. Jadi, peluang kejadian K
adalah
P(K) =
n K
n S
( ) n K n K
( ) n S n S
=
3
7
86 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Jumlah peluang suatu kejadian E dan kejadian komplemennya E'
sama dengan satu. Dapat dituliskan
P(E) + P(E') = 1 atau P(E') = 1 P(E)
Contoh Soal 2.15
Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Dua puluh kartu diberi angka 1, 2, 3, ..., 20. Kartu dikocok kemudian
diambil satu kartu secara acak. Tentukan peluang bahwa kartu yang
terambil adalah kartu bukan angka prima.
Penyelesaian:
Anda telah mengenal denisi bilangan prima. Untuk itu, akan lebih
mudah bagi Anda untuk menghitung peluang terambilnya kartu prima,
kemudian dicari komplemennya.
Ruang sampel S = {1, 2, 3, ..., 20} sehingga n(S) = 20.
Kejadian terambil kartu prima, misalkan E, ditulis
E = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} sehingga n(E) = 8.
Gambar 2.7
Diagram Venn kejadian E dan
komplemennya (kejadian E' )
S
E
E'
Sekarang, berapakah peluang kejadian muncul mata dadu
bukan bilangan genap? Misalnya L adalah kejadian muncul
mata dadu bukan bilangan genap. Dengan kata lain, L adalah
kejadian muncul mata dadu bilangan ganjil. Akibatnya, L = {1,
3, 5, 7}, dengan n(L) = 4. Jadi, peluang kejadian L adalah
P L
n L
n S
( ) P L P L
( ) n L n L
( ) n S n S
= = = =
4
7

Dari uraian ini, apa yang dapat Anda simpulkan? Agar Anda
bisa menjawab pertanyaan ini, perhatikan diagram Venn pada
Gambar 2.7. Kejadian E didenisikan berada di dalam ruang
sampel S. Semua kejadian di luar E tetapi masih di dalam ruang
sampel S disebut komplemen dari kejadian E. Komplemen dari
kejadian E dinotasikan E'.
Dalam gambar tampak bahwa banyak elemen kejadian E
dan kejadian E' sama dengan banyak elemen ruang sampel.
Dituliskan
n(E) + n (E') = n (S)
n E
n S
n E
n S
n S
n S
( )
( )
( ')
( )
( )
( )
+ =
P(E) + P(E') = 1
Sekarang, coba Anda sebutkan 5 kejadian beserta komplemen-
nya. Tentukan pula peluang kejadian komplemennya.
Untuk lebih jelasnya, pelajari Contoh Soal 2.15 berikut.
87
Peluang
b. Peluang Gabungan Dua Kejadian Saling
Lepas
Coba Anda tos sebuah dadu. Apakah mungkin kejadian muncul
mata dadu 4 berbarengan dengan kejadian muncul mata dadu 5?
Mata dadu 4 tidak dapat muncul secara bersamaan dengan
kejadian muncul mata dadu 5. Dua kejadian seperti ini disebut
kejadian yang saling lepas.
Bagaimana dengan kejadian muncul angka genap dan angka
prima pada pengetosan sebuah dadu? Apakah saling lepas?
Dua kejadian ini tidak saling lepas karena pada pengetosan
sebuah dadu ada kemungkinan kejadian muncul angka genap
bersamaan dengan kejadian muncul angka prima, yaitu ketika
muncul mata dadu 2. Jika Anda menarik sebuah kartu dari satu
set kartu, apakah dapat terjadi kejadian yang tidak saling lepas?
Jelaskan dan berikan contohnya.
Perhatikan Gambar 2.8a dengan saksama. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa dua kejadian A dan B saling lepas jika
keduanya tidak memiliki irisan, ditulis
A B = atau n (A B) = 0
Sebaliknya, dua kejadian A dan B tidak saling lepas jika
keduanya memiliki irisan, seperti pada Gambar 2.8b, ditulis
A B atau n (A B) 0
Sebelum merumuskan peluang gabungan dua kejadian yang
saling lepas, terlebih dahulu Anda harus memahami penurunan
rumus peluang gabungan dua kejadian A dan B, ditulis P (A B),
sebagai berikut.
P(A B) =
n A
n S
( ) n A n A BB
( ) n S n S
( ) ( )
denisi peluang
=
n A n B n A
n S
( ) n A n A ( ) n B n B ( ) n B n B ( ) n A n A BB
( ) n S n S
+ - n B n B ( ) ( ) n B n B n B n B ( ) ( )
rumus n(A B)
=
n A
n S
n B
n S
n A
n S
( ) n A n A
( ) n S n S
( ) n B n B
( ) n S n S
( ) n A n A BB
( ) n S n S
+ - + -
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
pemisahan pecahan
P (A B) = P (A) + P (B) P (A B) denisi peluang
Peluang terambil kartu prima, P(E), adalah P(E) =
n E
n S
( ) n E n E
( ) n S n S
= = = =
8
20
2
5
Jadi, peluang terambil bukan kartu prima adalah
P(E') = 1 P(E)
= 1
2
5
=
3
5


S
A B
S A B
A B
(a)
(b)
(a) Dua kejadian saling lepas,
A B = atau
n(A B) = 0
(b) Dua kejadian tidak saling
lepas, A B atau
n(A B) 0
Gambar 2.8
88 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Contoh Soal 2.17
Peluang Gabungan Dua Kejadian Tidak Saling Lepas
Dari satu set kartu bridge, diambil satu kartu secara acak. Tentukan
peluang bahwa yang terambil adalah kartu sekop atau kartu bergambar.
Penyelesaian:
Banyak satu set lengkap kartu bridge adalah 52 sehingga
n(S) = 52.
Jika kejadian A menyatakan terambilnya kartu sekop maka
n(A) = 13.
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Dadu Merah
Dadu Merah
Dadu Putih
Dadu Putih
1
2
2
1
4
5
6
6
5
4
Anda telah mengetahui bahwa untuk A dan B dua kejadian
saling lepas, berlaku A B = atau n (A B) = 0. Jadi, secara
umum dapat dituliskan sebagai berikut.
Peluang Gabungan Dua Kejadian A atau B
1. Untuk kejadian A dan B saling lepas
P(A B) = P(A) + P(B)
2. Untuk kejadian A dan B tidak saling lepas
P(A B) = P(A) + P(B) P(A B)
Untuk lebih jelasnya, pelajari contoh soal berikut.
Contoh Soal 2.16
Peluang Gabungan Dua Kejadian Saling Lepas
Sebuah dadu merah dan sebuah dadu putih ditos bersamaan sebanyak
satu kali. Berapa peluang muncul mata dadu berjumlah 3 atau 10?
Penyelesaian:
Telah diketahui sebelumnya, bahwa untuk percobaan mengetos dua buah
dadu terdapat 36 hasil yang mungkin atau n(S) = 36.
Perhatikan Tabel 2.4. Kejadian muncul dadu berjumlah 3 dapat ditulis
A = {(1, 2), (2, 1)} sehingga n(A) = 2.
Perhatikan Tabel 2.5. Kejadian muncul mata dadu berjumlah 10 dapat
ditulis
B = {(4, 6), (5, 5), (6, 4)} sehingga n(B) = 3
A dan B tidak memiliki satupun elemen yang sama. Ini berarti bahwa
A dan B adalah dua kejadian saling lepas sehingga peluang gabungan
A atau B adalah
P(A B) = P(A) + P(B)
=
n A
n S
n B
n S
( ) n A n A
( ) n S n S
( ) n B n B
( ) n S n S
+
=
2
36
3
36
5
36
+ = + =
36 36
Jadi, peluang muncul mata dadu berjumlah 3 atau 10 adalah
5
36
.
89
Peluang
c. Peluang Dua Kejadian Saling Bebas
1) Pengertian kejadian saling bebas dan kejadian
bersyarat
Dua kejadian dikatakan saling bebas jika munculnya kejadian
pertama tidak mempengaruhi peluang munculnya kejadian
kedua. Sebagai contoh, dalam percobaan mengetos dua buah
dadu, peluang munculnya mata 4 pada dadu pertama tidak
mempengaruhi peluang munculnya mata 3 pada dadu kedua.
Dua kejadian dikatakan tidak bebas atau disebut dua keja-
dian bersyarat jika munculnya kejadian pertama mempengaruhi
peluang munculnya kejadian kedua.
Perhatikan Gambar 2.9 dengan saksama. Misalnya,
sebuah kotak berisi 5 kelereng merah dan 4 kelereng biru. Pada
pengambilan pertama, peluang terambil kelereng merah adalah
5
9
.
Jika sebelum pengambilan kedua, kelereng tersebut dikembalikan
lagi ke dalam kotak maka peluang terambil kelereng merah kedua
tetap
5
9
. Kasus ini termasuk kejadian yang saling bebas.
Bagaimana jika sebelum pengambilan kedua, kelereng pertama
tidak dikembalikan ke dalam kotak? Misalnya, pada pengambilan
pertama terambil kelereng merah maka peluang terambil kelereng
merah pada pengambilan kedua adalah
4
8
=
1
2
.
Jika pada pengambilan pertama terambil kelereng biru
maka peluang terambil kelereng merah pada pengambilan kedua
adalah
5
8
.
Jika kejadian B menyatakan terambilnya kartu bergambar maka
n(B) = 12.
Kartu sekop dan kartu bergambar dapat terjadi secara bersamaan jika
yang terambil adalah kartu raja sekop, ratu sekop, dan jack sekop. Berarti
A dan B adalah dua kejadian tidak saling lepas dengan n(A B) = 3
Peluang gabungan A atau B adalah
P(A B) = P(A) + P(B) P(A B)
=
n A
n S
n B
n S
n A
n S
( ) n A n A
( ) n S n S
( ) n B n B
( ) n S n S
( ) n A n A BB
( ) n S n S
+ - + -
( ) ( ) ( ) ( )
=
13
52
12
52
3
52
+ - + -
52 52
=
22
52
11
26
=
Jadi, peluang yang terambil kartu sekop atau kartu bergambar adalah
11
26
.
(a) Pengambilan dengan
pengembalian
(b) Pengambilan tanpa
pengembalian
Gambar 2.9
(a)
(b)
90 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Catatan
Peluang Dua Kejadian Saling Bebas
Peluang terjadinya A dan B, ditulis P(A B), untuk A dan B adalah
dua kejadian saling bebas dirumuskan oleh
P(A B) = P(A) P(B)
Contoh Soal 2.18
Menentukan Peluang Dua Kejadian Saling Bebas
Pada percobaan pengetosan dua buah dadu, tentukan peluang untuk
memperoleh angka genap pada dadu pertama dan angka ganjil prima
pada dadu kedua.
Untuk kasus ini, pengambilan kelereng yang kedua
bergantung pada hasil pengambilan pertama. Kejadian ini
disebut bersyarat.
2) Rumus peluang dua kejadian saling bebas
Misalkan, kejadian A menyatakan munculnya sisi gambar pada
percobaan mengetos sekeping uang logam dan kejadian B
menyatakan munculnya angka genap pada percobaan mengetos
sebuah dadu. Di sini terlihat bahwa kejadian A dan B adalah
dua kejadian saling bebas. Peluang masing-masing kejadian A
dan B adalah
P(A) = P(sisi gambar) =
1
2

P(B) = P(sisi genap) =
3
6
Ruang sampel S untuk kejadian A diikuti dengan kejadian B
adalah S = {(G, 1), (G, 2), (G, 3), ..., (G, 6), (A, 1), (A, 2), ...,
(A, 6)}. Diperoleh banyak elemen n(S) = 12.
Ada 3 kemungkinan untuk memperoleh kejadian angka
genap pada pengetosan dadu dan kejadian munculnya sisi
gambar pada pengetosan uang logam, ditulis A B, yaitu
A B = {(G, 2), (G, 4), (G, 6)} dengan n(A B) = 3
Peluang kejadian A dan B adalah
P(A B) =
n A
n S
( ) n A n A BB
( ) n S n S
( ) ( )
=
3
12
P(A B) =
1
2
3
6

P(A B) = P(A) P(B) karena P(A) = dan P(B) =


Dari uraian ini, peluang dua kejadian saling bebas dapat
dituliskan sebagai berikut.
Dalam beberapa buku
referensi lain, kejadian
saling bebas diistilahkan
dengan kejadian saling
bebas stokastik. Dengan
demikian, kejadian saling
bebas = kejadian saling
bebas stokastik.
91
Peluang
Catatan
Penyelesaian:
Dadu memiliki enam mata sehingga n(S) = 6.
Misalkan, A menyatakan kejadian muncul angka genap pada
dadu pertama.
A = {2, 4 ,6} dengan n(A) = 3
Misalkan, B menyatakan kejadian muncul angka ganjil prima
pada dadu kedua.
B = {3, 5} dengan n(B) = 2
Tidak satu pun elemen-elemen pada kejadian A dan B yang sama.
Ini berarti bahwa A dan B adalah dua kejadian saling bebas. Peluang
muncul angka genap pada dadu pertama dan muncul angka ganjil
prima pada dadu kedua adalah
P(A B) = P(A) P(B)
=
3
6
2
6
1
6
= =

3) Rumus peluang dua kejadian bersyarat
Peluang terjadinya kejadian B jika diketahui kejadian A telah terjadi,
ditulis dengan notasi P(B|A). Untuk A dan B dua kejadian saling
bebas, kejadian A tidak mempengaruhi peluang kejadian B, atau
ditulis
P(B|A) = P(B)
Peluang munculnya kejadian A dan B secara bersamaan
yang merupakan dua kejadian bebas telah diketahui sebelumnya,
yaitu
P(A B) = P(A) P(B)
Jika A dan B dua kejadian bersyarat, P(B) digantikan oleh
P(B|A) sehingga diperoleh
P(A B) = P(A) P(B|A)
P(B|A) biasanya dibaca
peluang B terjadi jika
diketahui A terjadi atau
lebih sederhana peluang B,
jika A diketahui.
Peluang Dua Kejadian Bersyarat
Peluang terjadinya A dan B, ditulis P (A B), untuk A dan B dua
kejadian bersyarat, dirumuskan oleh
P (A B) = P (A) P (B|A)
Untuk lebih jelasnya, pelajari Contoh Soal 2.19 berikut.
Contoh Soal 2.19
Menentukan Peluang Dua Kejadian Bersyarat
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 4 bola biru. Jika akan diambil
2 bola satu per satu tanpa dikembalikan, tentukan peluang bola yang
terambil itu berturut-turut berwarna
a. merah biru;
b. biru merah ;
c. biru biru.
Soal
Menantang
Jika A dan B dua kejadian
dengan P(B
C
) = 0,45,
P(A B) = 0,45 dan
P(A B) = 0,85 maka P(A
c
)
sama dengan ....
a. 0,15 d. 0,55
b. 0,25 e. 0,75
c. 0,45
UM-UGM 2007
92 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Solusi
Penyelesaian:
a. Pada pengambilan pertama, tersedia 5 bola merah dari 9 bola.
Peluang terambil bola merah adalah
P(M) =
5
9

Pada pengambilan kedua, tersedia 4 bola biru dari 8 bola. Ingat,
satu bola merah telah diambil pada pengambilan pertama. Pelu-
ang terambil bola biru dengan syarat bola merah telah diambil
pada pengambilan pertama adalah
P (B|M) =
4
8

Jadi, peluang terambil berturut-turut merah biru adalah
P (M B) = P (M) P (B|M)
=
5
9
4
8
5
18
= =
b. Pada pengambilan pertama, tersedia 4 bola biru dari total 9 bola.
Peluang terambil bola biru adalah
P (B) =
4
9
Pada pengambilan kedua, tersedia 5 bola merah dari 8 bola. Ingat,
satu bola biru telah diambil pada pengambilan pertama. Peluang
terambil bola merah dengan syarat bola biru telah diambil pada
pengambilan pertama adalah
P(M|B) =
5
8

Jadi, peluang terambil berturut-turut biru merah adalah
P(B M) = P(B) P(M|B)
=
4
9
5
8
5
18
= =
c. Pada pengambilan pertama, tersedia 4 bola biru dari total 9 bola.
Peluang terambil bola biru adalah
P(B) =
4
9
Pada pengambilan kedua, tersedia 3 bola biru dari 8 bola. Ingat,
satu bola biru telah diambil pada pengambilan pertama. Peluang
terambil bola biru kedua dengan syarat bola biru pertama telah
diambil pada pengambilan pertama adalah
P(B|B) =
3
8

Jadi, peluang terambil berturut-turut biru biru adalah
P(B B) = P(B) P(B|B)
=
4
9
3
8
1
6
= =

Suatu kelas terdiri atas 40
siswa, 25 siswa gemar
matematika, 21 siswa
gemar IPS, dan 9 siswa
gemar matematika dan IPS.
Peluang seorang tidak gemar
mate matika maupun IPS
adalah ....
a.
25
40
d.
4
40

b.
12
40
e.
3
40
c.
9
40

Penyelesaian:
n(S) = 40;
n(M) = 25;
n(I) = 21;
n(M I) = 9
n(M I) = n(M) + n(I)
n(M I)
= 25 + 21 9 = 37
P(M I)' = 1 P(M I)
=
1
( )
( )
-
( ) ( ) n M ( ) ( ) ( ) ( )
n S ( ) ( )
=
1
37
40
3
40
- = - =
Jawaban: e
Soal UMPTN 2000
Gambar 2.10
93
Peluang
d. Masalah Peluang yang Diselesaikan dengan
Rumus Kombinasi dan Permutasi
Pada subbab A, Anda telah memahami masalah-masalah yang
dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus kombinasi dan
permutasi. Pada bagian ini, akan dibahas soal-soal peluang yang
dapat diselesaikan dengan rumus kombinasi dan permutasi.
Agar lebih jelas, pelajarilah contoh-contoh soal berikut ini.
Contoh Soal 2.20
Menentukan Peluang dengan Rumus Permutasi
a. Tiga kartu diambil dari 1 set kartu yang berisi 52 kartu. Tentu-
kan peluang terambil semua kartu adalah kartu As dalam urutan
sekop, hati, dan wajik.
b. Ada sepuluh ekor kuda berlomba dalam sebuah pacuan. Tiap-tiap
kuda diberi nomor 1 sampai dengan nomor 10. Tentukan peluang
kuda bernomor 2, 5, dan 7 berturut-turut keluar sebagai juara 1,
juara 2, dan juara 3.
Penyelesaian:
a. Banyaknya cara untuk mengambil 3 kartu dari 52 kartu yang
mementingkan urutan jenis kartu menggunakan rumus permutasi
sebagai berikut.
P (52, 3) =
52
52 3
52 51 50 49
49
!
( ) 52 52 33 !
!
! ( ) ( )
=
51 51

= 52 51 50 = 132.600
Periksa hasil ini dengan menggunakan kalkulator.
Hanya satu cara untuk mengambil ketiga kartu As dalam urutan
sekop, hati, dan wajik. Jadi, peluang terambil semua kartu As
dalam urutan sekop, hati, dan wajik adalah
P (52, 3) =
1
132 600 .
(Gunakan kalkulator untuk memperoleh hasil desimal).
b. Banyak cara agar 3 dari 10 ekor kuda memenangkan lomba yang
mementingkan urutan pemenang sebagai berikut.
P (10, 3) =
10
3
10 9 8 7
7
!
( ) 10 10 33 !
!
! ( ) ( )
=
0 9 8 0 9 8
= 720
Periksa hasil ini dengan menggunakan kalkulator.
Hanya ada satu kemungkinan kuda bernomor 2, 5, dan 7 ber-
turut-turut keluar sebagai juara 1, juara 2, dan juara 3 sehingga
peluangnya adalah
P (10, 3) =
1
720
(Gunakan kalkulator untuk memperoleh hasil desimal).

Soal
Menantang
Sebuah kantong berisi
6 kelereng merah dan 4
kelereng putih. Dari dalam
kantong diambil 1 kelereng
berturut-turut dua kali tanpa
pengembalian kelereng
pertama ke dalam kantong.
Peluang terambil 2 kelereng
berwarna putih adalah ...
a.
1
3
d.
3
25
b.
1
5
e.
2
25

c.
2
15

UN 2006
94 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Penuntun untuk Perhitungan Peluang
Sebagai penutup teori peluang, berikut ini diberikan
penuntun untuk membantu Anda dalam melakukan perhitungan
peluang.
1. Kata "atau" berarti menjumlahkan peluang setiap kejadian.
2. Kata "dan" berarti mengalikan peluang setiap kejadian.
3. Ungkapan "paling sedikit n", berarti n atau lebih.
4. Ungkapan "paling banyak n", berarti n atau kurang.
Contoh Soal 2.21
Menentukan Peluang dengan Rumus Kombinasi
Sebuah kotak berisi 6 bola merah dan 4 bola biru. Dari dalam kotak
tersebut diambil dua bola sekaligus. Tentukan peluang yang terambil
itu bola merah dan bola biru.
Penyelesaian:
Bedakan soal ini dengan soal pada Contoh Soal 2.19. Pada contoh
tersebut, urutan warna bola yang terambil telah diketahui yaitu merah
biru. Artinya, bola pertama merah dan bola kedua biru. Dalam soal
ini, urutan warna bola yang terambil belum diketahui. Artinya, bola
pertama bisa berwarna merah atau biru. Jika bola pertama berwarna
biru maka bola kedua berwarna merah. Perhatikan bahwa soal ini
akan diselesaikan menggunakan rumus kombinasi.
Bola yang tersedia dalam kotak adalah
6 bola merah + 4 bola biru = 10 bola.
Banyak cara untuk mengambil 2 bola dari 10 bola yang tersedia
tanpa memperhatikan urutan adalah
C(10, 2) =
10
2 10 2
10 9 8
2 8
45
!
!( )!
!
! -
=

=

Periksa hasil ini dengan menggunakan kalkulator.
Dengan demikian, n(S) = 45
Pengambilan 1 bola merah dari 6 bola merah ada 6 cara.
Pengambilan 1 bola biru dari 4 bola biru ada 4 cara.
Menurut aturan perkalian, banyak cara terambil 1 bola merah
dan 1 bola biru adalah
n
1
n
2
= 6 4 = 24 cara
Dengan demikian, n(E) = 24.
Peluang terambil bola merah dan biru adalah

P E
n E
n S
( ) P E P E
( ) n E n E
( ) n S n S
= = = = =
24
45
8
15

Gambar 2.11
95
Peluang
Untuk soal nomor 16, daftarkanlah elemen-
elemen dalam ruang sampel yang didefnisikan
oleh percobaan berikut.
1. Sebuah huruf dipilih secara acak dari kata
singgasana.
2. Banyak anak laki-laki dalam keluarga
dengan empat anak.
3. Sekeping uang logam dilempar undi empat
kali.
4. Dua orang dipilih dari satu wakil partai, satu
wakil pemerintah, dan satu wakil LSM.
5. Empat jawaban dari soal pilihan benar
salah.
6. Tiga kartu dipilih secara acak dari As hati,
As sekop, As keriting, As wajik.
Untuk soal nomor 710, tentukan ruang
sampel yang didefinisikan oleh percobaan
mengetos uang logam sebanyak 4 kali.
7. Angka tidak muncul.
8. Muncul tepat dua gambar.
9. Muncul paling banyak dua gambar.
10. Muncul paling sedikit dua gambar.
Sebuah dadu putih dan merah dilempar pada
saat bersamaan. Untuk soal nomor 1117, daftar
dan tentukan peluang dari kejadian berikut.
11. Jumlahnya 4.
12. Jumlahnya lebih kecil dari 6.
13. Jumlahnya merupakan kelipatan dari 5.
14. Jumlahnya 8 atau 9.
15. Jumlahnya genap dan lebih dari 8
16. Selisihnya 2
17. Hasil kalinya sama dengan 6
18. Sebuah dadu dilempar 50 kali. Tentukan
frekuensi harapan muncul
a. angka 2;
b. angka ganjil;
c. angka prima ganjil.
19. Dari setumpukan satu set kartu bridge di-
ambil satu kartu secara acak. Pengambilan
dilakukan 13 kali (setiap pengambilan kartu
dikembalikan). Tentukan frekuensi harapan
yang terambil adalah
a. kartu sekop; b. kartu As.
20. Sebuah dadu dan sekeping uang logam
dilempar undi satu kali. Tentukan peluang
memperoleh
a. mata dadu ganjil dan sisi gambar pada
uang logam;
b. mata dadu prima ganjil dan sisi angka
pada uang logam;
c. mata dadu 2 dan sisi angka pada uang
logam.
21. Sebuah dadu dilempar 2 kali. Tentukan pe-
luang munculnya
a. mata dadu genap pada lemparan per-
tama dan kedua,
b. mata dadu genap pada lemparan perta-
ma dan mata dadu ganjil pada lemparan
kedua,
c. mata dadu 4 pada lemparan pertama dan
mata dadu 5 pada lemparan kedua.
22. Sebuah survei tentang pekerja pada suatu
perusahaan garmen menghasilkan informasi
tentang status kelamin dan perkawinan pada
tabel berikut ini.

Laki-Laki
Kawin Bujangan Cerai
Duda/
Janda
2% 12% 8% 3%
Perempuan 0% 55% 8% 12%
Kejadian L : pekerja adalah laki-laki; P :
pekerja adalah perempuan; B : pekerja ada-
lah bujangan; C : pekerja adalah bercerai;
dan J : pekerja adalah duda atau janda.
Jika seorang pekerja dipilih secara acak dari
perusahaan tersebut, tentukan peluang dari
setiap kejadian berikut.
a. L C d. B C
b. P C e. B J
c. P B f. L B
23. Sebuah kantong berisi 9 kelereng biru, 6
kele reng kuning, dan 4 kelereng merah.
Sebuah kelereng diambil secara acak
dari kantong. Tentukan peluang terambil
kelereng biru atau kuning.
24. Sebuah anak panah selalu mengenai target
yang terdiri atas dua lingkaran sepusat (lihat
gambar).
Kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda.
Uji Kemampuan 2.2
96 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa

Peluang bahwa suatu lemparan acak mengenai
lingkaran yang diarsir adalah
16
25
.
a. Hitung peluang sebuah lemparan akan
mengenai daerah yang diarsir.
b. Jika jari-jari lingkaran yang diarsir
adalah 8 cm, tentukan jari-jari lingkaran
yang besar.
25. Dua kartu diambil satu persatu tanpa
pengembalian dari satu set kartu (terdiri atas
52 kartu). Tentukan peluang bahwa kedua
kartu adalah kartu merah.
26. Empat angka dipilih dari angka-angka 1, 2,
3, 4 sehingga terbentuk sebuah bilangan.
Tentukan peluang bahwa bilangan tersebut
lebih besar daripada 2.000 jika
a. angka-angka dapat berulang;
b. angka-angka tidak dapat berulang.
27. Jumlah siswa pada 720 sekolah yang disurvei
diberikan pada tabel frekuensi kumulatif
berikut.

< 100
< 200
< 300
< 400
< 500
< 600
Jumlah
Siswa
Jumlah
Sekolah
65
149
288
542
684
720
a. Jika satu dari 720 sekolah dipilih secara
acak, tentukan peluang bahwa sekolah itu
memiliki 300 siswa atau lebih sedikit.
b. Jika dua dari 720 sekolah itu dipilih
pada saat yang berlainan secara acak,
tentukan peluang kedua sekolah masing-
masing memiliki lebih dari 500 siswa.
Soal Matematika Singapura, November 1994
28. Pada sebuah kotak terdapat 10 kelereng yang
terdiri atas 6 kelereng berwarna merah dan 4
kelereng berwarna biru. Jika diambil 4 buah
kelereng sekaligus secara acak, tentukan
peluang terambil ketiga kelereng tersebut
berwarna merah.
29. Sebuah permainan pada televisi menunjuk
seorang kontestan yang telah memperoleh
kesempatan untuk memenangkan beberapa
hadiah. Kontestan ditunjukkan 10 kotak, 4
dari kotak itu mengandung hadiah.
Jika kontestan diperbolehkan untuk memilih
keempat kotak itu, berapa peluang bahwa:
a. keempat hadiah akan terpilih;
b. tidak ada hadiah yang terpilih;
c. tiga kotak pertama yang terpilih tidak
mengandung hadiah tetapi satu kotak
ke-4 mengandung hadiah.
30. Lima belas kartu diberi nomor 1 sampai
dengan 15. Kartu dikocok, kemudian diam-
bil satu kartu secara acak. Berapa peluang
bahwa kartu yang terambil adalah
a. kartu bukan kelipatan 3;
b. kartu bukan prima;
c. kartu bukan genap dan kelipatan 3.
Soal-Soal Aplikasi
31. Ukuran kaki 11 atlet perempuan dalam
suatu team Hockey ditunjukkan pada tabel
berikut.

Ukuran kaki 35 39 40 41
Frekuensi 2 5 3 1
Seorang atlet dipilih secara acak. Berapa
peluang ukuran kakinya bukan 40?
32. Kontrol kualitas. Dua belas bagian
mesin sebagai sampel dibuat dengan cepat,
termasuk dua buah yang bermutu di bawah
standar. Sampel tersebut dikirim ke pusat
pemasangan. Manajer pusat pemasangan
mengambil 4 buah secara acak dan akan
mengirim kembali seluruh sampel jika satu
atau lebih mutu sampel di bawah standar.
Berapa peluang sampel akan di kembalikan?
33. Misalkan, peluang lulus ujian dari A, B, dan
C masing-masing adalah
3
4
2
3
3
5
, ,dan
.
Tentukan peluang kejadian berikut.
a. Peluang ketiganya lulus.
b. Peluang hanya 2 orang lulus.
c. Peluang paling tidak 1 orang lulus.
Matematika Jepang Level 2
97
Peluang
34. Tiga orang dipilih dari suatu kelompok yang
terdiri atas 7 laki-laki dan 3 perempuan,
berapakah peluang bahwa yang terpilih itu
paling sedikit 1 wanita?
35. Ada delapan pelari dengan nomor punggung
1 sampai 8. Tentukan peluang pelari nomor
3, 7, dan 1 berturut-turut keluar sebagai juara
1, 2, dan 3.
36. Sebuah perusahaan menggunakan satu chip
komputer dalam merakit tiga unit dari suatu
produk. Chip-chip dibeli dari supplier A, B,
dan C dan secara acak diambil untuk merakit
sebuah unit. Dua puluh persen berasal dari
A, 30% berasal dari B dan sisanya berasal
dari C. Perusahaan percaya bahwa peluang
sebuah chip dari A akan terbukti tidak rusak
dalam 24 jam pertama pemakaian adalah
0,03 sekon, dan peluang untuk B dan C
adalah 0,04 dan 0,01 sekon. Jika sebuah unit
rakitan dipilih secara acak dan diuji selama
24 jam. Berapa peluang bahwa chip adalah
rusak?
Soal Terbuka
1. Coba sebutkan sedikitnya lima contoh
kasus dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan teori peluang.
2. Buatlah satu contoh soal untuk menentukan
nilai peluang suatu kejadian. Kemudian,
jawablah dengan menggunakan permutasi
dan kombinasi.
Peluang adalah konsep yang digunakan untuk
menyatakan kemungkinan suatu kejadian.
Banyaknya titik sampel dapat ditentukan
dengan menggunakan kaidah pencacahan,
yaitu dengan aturan perkalian, permutasi,
dan kombinasi.
Aturan perkalian adalah aturan yang digu-
nakan dalam menentukan banyaknya titik
sampel dengan cara mengalikan semua hasil
yang mungkin dari suatu percobaan.
Permutasi dari suatu himpunan elemen ada-
lah susunan dari elemen-elemen itu dalam
suatu urutan tertentu.
Kombinasi adalah suatu susunan yang
terdiri atas r elemen, yang diambil dari n
elemen, tanpa menghiraukan urutannya.
Apa yang Anda Peroleh Setelah Mempelajari Bab Ini?
Setelah mempelajari materi tentang Peluang, materi apa yang tidak Anda senangi? Dapatkah
Anda menyebutkan alasannya? Coba Anda tuliskan secara lengkap. Kemudian, presentasikan di
depan kelas.
Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah,
dengan ibadah hidup menjadi terarah

Cahaya Kalbu
Rangkuman
Berikut ini adalah rangkuman materi Subbab A.
Coba buat rangkuman materi Subbab lainnya di buku catatan Anda. Bandingkan hasil
rangkuman Anda dengan teman lainnya dan diskusikan.
98 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
7. Jika C
r
n

menyatakan banyaknya kombinasi r
elemen dari n elemen dan C
n
2
= n + 5 maka
C
n
n 2
sama dengan ....
a. 260 d. 190
b. 220 e. 252
c. 116
8. Seorang murid diminta mengerjakan 9
dari 10 soal ulangan, tetapi soal nomor 1
sampai dengan nomor 5 harus dikerjakan.
Banyaknya pilihan yang dapat dikerjakan
adalah ....
a. 4 d. 9
b. 5 e. 10
c. 6
9. Banyaknya cara untuk memilih regu bulu-
tangkis yang terdiri atas 3 pemain putri dan
5 pemain putra dari keseluruhan 5 pemain
putri dan 8 pemain putra adalah ....
a. 55 d. 600
b. 104 e. 1000
c. 560
10. Diketahui A = {p, q, r, s, t, u}. Banyaknya
himpunan bagian yang memiliki anggota
paling sedikit 3 unsur adalah ....
a. 22 d. 42
b. 25 e. 57
c. 41
11. Tiga buah dadu ditos bersama-sama maka
banyaknya titik sampel dalam percobaan
tersebut adalah ....
a. 36
b. 96
c. 216
d. 1.296
e. 462
12. Jika tiga uang logam ditos bersama-sama
peluang untuk memperoleh dua sisi angka
dan satu sisi gambar adalah ....
1. Dari 7 orang pengurus sebuah organisasi
akan dipilih seorang ketua, wakil ketua,
sekretaris, dan bendahara. Banyak cara
pemilihan tersebut adalah ....
a. 210 d. 420
b. 250 e. 840
c. 252
2. Ali, Robi, Candra, dan Dadang akan bekerja
secara bergilir. Banyaknya urutan bekerja
yang dapat disusun dengan Ali selalu pada
giliran terakhir adalah ....
a. 3 d. 18
b. 6 e. 24
c. 12
3. Notasi P(n, r) menyatakan banyaknya per-
mutasi r elemen yang diambil dari n elemen.
Jika P(n, 5) = 20 P(n, 3) maka nilai dari n
adalah ....
a. 8 d. 8 dan 1
b. 1 e. 8 dan 1
c. 1
4. Dari angka 3, 5, 6, 7, dan 9 dibuat bilangan
yang terdiri atas tiga angka yang berbeda.
Di antara bilangan-bilangan tersebut yang
kurang dari 600 banyaknya adalah ....
a. 24 d. 10
b. 18 e. 8
c. 12
5. Banyak susunan berbeda yang dapat dibuat
dari huruf-huruf pada kata KALKULUS
adalah ....
a. 1680 d. 10080
b. 5040 e. 20160
c. 8400
6. Banyak cara berbeda untuk memilih 3 orang
pengurus kelas dari 8 orang calon adalah ....
a. 336 d. 120
b. 312 e. 56
c. 288
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya.
Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
Uji Kemampuan Bab 2
99
Peluang
a.
1
6
d.
2
8

b.
2
6
e.
3
8
c.
1
8
13. Tiga mata uang logam ditos sebanyak 104
kali. Frekuensi harapan munculnya minimal
dua sisi angka adalah ....
a. 26 d. 65
b. 36 e. 78
c. 52
14. Dari 100 orang mahasiswa terdaftar, 45
orang mengikuti kuliah Bahasa Indonesia,
50 orang mengikuti kuliah Sejarah dan 25
orang mengikuti kedua mata kuliah itu. Jika
dipanggil seorang di antara 100 mahasiswa,
peluang agar mahasiswa yang dipanggil
tersebut tidak mengikuti kuliah Bahasa
Indonesia maupun Sejarah adalah ....
a. 0,10 d. 0,25
b. 0,15 e. 0,30
c. 0,20
15. Sebuah kantong berisi 2 kelereng merah,
8 kelereng biru, dan 10 kelereng kuning.
Sebuah kelereng diambil secara acak dari
kantong. Peluang terambil kelereng kuning
atau merah adalah ....
a.
13
20
d.
3
20

b.
3
5
e.
1
20
c.
1
2
16. Pada percobaan mengetos dua buah dadu
sebanyak satu kali, peluang muncul mata dadu
berjumlah 6 atau 9 adalah ....
a.
5
36
d.
15
36

b.
6
36
e.
18
36
c.
1
2
17. Dalam kotak I terdapat 4 bola merah dan 3
bola putih, sedangkan dalam kotak II ter-
dapat 7 bola merah dan 2 bola hitam. Dari
setiap kotak diambil satu bola secara acak.
Peluang terambilnya bola putih dari kotak I
dan bola hitam dari kotak II adalah ....
a.
28
63
d.
6
63
b.
21
63
e.
5
63
c.
8
63
18. Sebuah kotak berisi 3 bola merah dan 5 bola
putih. Dari kotak itu diambil sebuah bola
berturut-turut dua kali tanpa pengembalian
bola pertama. Peluang terambil kedua bola
berwarna merah adalah ....
a.
15
64
d.
15
56

b.
9
64
e.
6
56
c.
20
56
19. Peluang dalam sebuah keluarga yang memi-
liki 4 anak, yang mempunyai paling sedikit
2 anak laki-laki adalah ....
a.
5
16
d.
10
16

b.
6
16
e.
11
16
c.
8
16
20. Sebuah kantong berisi 25 buah kelereng
yang terdiri atas 10 kelereng merah dan yang
lain berwarna putih. Dari kantong tersebut
diambil sekaligus dua kelereng secara acak.
Peluang terambilnya dua kelereng berwarna
merah adalah ....
a.
2
3
d.
3
20
b.
2
5
e.
7
20
c.
3
5
100 Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
II. Jawablah dengan singkat, tepat, dan jelas. Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
21. Pada suatu konferensi, hadir 7 negara, yaitu
A, B, C, D, E, F, dan G. Bendera masing-
masing negara akan dikibarkan pada tiang
yang diatur menjadi satu baris (7 tiang).
Tentukan berapa macam cara mengatur tujuh
bendera tersebut agar bendera negara A dan
B terletak di ujung.
22. Dalam suatu percobaan mengetos dua buah
dadu, satu dadu berwarna merah, yang lain
hijau, hasil yang muncul kemudian dicatat.
a. Tuliskan anggota ruang sampel S.
b. Tuliskan anggota S yang berkaitan den-
gan kejadian A yaitu jumlahnya kurang
dari 6.
c. Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan
kejadian B, yaitu bilangan 6 muncul pada
kedua dadu.
d. Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan
kejadian C, yaitu bilangan 2 muncul pada
dadu hijau.
e. Tuliskan anggota S yang berkaitan
dengan A C.
23. Jika tiga buku diambil secara acak dari suatu
rak yang berisi empat novel, tiga buku syair,
dan sebuah kamus. Tentukan peluang:
a. kamus yang terambil;
b. dua novel dan sebuah buku syair
terambil.
24. Satu kartu ditarik dari satu set kartu remi.
Jika:
A = kejadian terambilnya kartu jack;
B = kejadian terambilnya kartu berwarna
merah;
C = kejadian terambilnya kartu sekop.
Tentukan
a. P(A); d. P(B|A);
b. P(B); e. P(C);
c. P(A|B); f. P(B|C).
25. Suatu kotak berisi empat bola putih dan tiga
bola hitam sedangkan kotak kedua berisi tiga
bola putih dan lima bola hitam. Satu bola
diambil dari kotak pertama tanpa melihatnya
dan dimasukkan ke kotak kedua. Berapakah
sekarang peluang mengambil sebuah bola
hitam dari kotak kedua?
101
Evaluasi Semester 2
5. Sebuah gedung mempunyai 5 pintu masuk,
3 orang hendak memasuki gedung tersebut.
Banyaknya cara mereka dapat masuk ke gedung
tersebut dengan pintu berlainan adalah ....
a. 60
b. 50
c. 30
d. 20
e. 10
6. Sebelum berpisah dengan teman-temannya,
Amir dan semua temannya saling berjabat
tangan satu kali. Amir menghitung ada
sebanyak 66 jabat tangan. Berapa orangkah
yang hadir dalam pertemuan tersebut?
a. 10 orang
b. 12 orang
c. 14 orang
d. 15 orang
e. 16 orang
7. Suatu kelompok pengajian ibu-ibu mem-
punyai anggota 10 orang. Apabila setiap
pengajian duduknya melingkar, banyaknya
cara posisi ibu-ibu dalam duduk melingkar
adalah...
a. 720 cara
b. 1.008 cara
c. 3.528 cara
d. 362.880 cara
e. 3.628.800 cara
UN 2005
8. Suatu tim bulutangkis terdiri atas 10 orang
putra dan 5 orang putri. Dari tim ini akan
dibuat pasangan ganda putra, ganda putri,
maupun ganda campuran. Banyak pasangan
ganda yang dapat dibuat adalah ....
a. 45
b. 50
c. 55
d. 95
e. 105
1. Banyak bilangan antara 2.000 dan 6.000 yang
dapat disusun dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
dan tidak ada angka yang sama adalah ....
a. 1.680
b. 1.470
c. 1.260
d. 1.050
e. 840
2. Banyaknya susunan berbeda yang dapat dibuat
dari huruf-huruf pada kata "PENDIDIK"
adalah ...
a. 20.160
b. 10.080
c. 8.400
d. 5.040
e. 2.520
EBTANAS 1997
3. Jika huruf-huruf dari kata KENARI disusun
dalam suatu garis lurus, peluang ketiga vokal
tidak saling berdampingan adalah ....
a.
2
5

b.
1
2

c.
2
3
d.
3
4
e.
4
5
4. Jika huruf-huruf A, B, C, D, E, F ditukar-
tukar letaknya, tetapi huruf A dan B selalu
berdekatan, banyak susunan huruf berbeda
adalah ....
a. 100
b. 120
c. 200
d. 240
e. 360
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya.
Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
Evaluasi Semester 2
102
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
9. Tono beserta 9 orang temannya bermaksud
membentuk suatu tim bola voli terdiri atas
6 orang. Apabila Tono harus menjadi ang-
gota tim tersebut maka banyaknya tim yang
mungkin dibentuk adalah...,
a. 126
b. 162
c. 210
d. 216
e. 252
SPMB 2003
10. Pada kompetisi bola basket yang diikuti oleh
6 regu, panita menyediakan 6 tiang bendera.
Banyaknya susunan yang berbeda untuk
memasang bendera tersebut adalah ....
a. 6 cara
b. 36 cara
c. 24 cara
d. 120 cara
e. 720 cara
UA N 2003
11. Dua buah dadu dilempar undi bersama-sama.
Peluang munculnya jumlah mata dadu 9 atau
10 adalah ....
a.
5
36

b.
7
36

c.
8
36
d.
9
36
e.
11
36
12. Tiga buah dadu dilempar undi, peluang
bahwa jumlah angka pada ketiga dadu sama
dengan 5 adalah ....
a.
1
36

b.
1
24

c.
1
12
d.
1
6
e.
1
8
13. Kotak I berisi 5 bola merah dan 3 bola kun-
ing. Kotak II berisi 2 bola merah dan 6 bola
kuning. Dari masing-masing kotak diambil
sebuah bola secara acak. Peluang terambil-
nya kedua bola berwarna sama adalah ....
a.
1
8

b.
5
16

c.
7
16
d.
9
16
e.
7
8

14. Kotak A mengandung 6 kelereng merah dan
4 kelereng hijau. Kotak B mengandung 3
kelereng merah dan 6 kelereng hijau. Sebuah
kelereng diambil dari kotak A dan dimasukkan
ke dalam kotak B. Setelah semua kelereng ter-
campur merata, sebuah kelereng diambil dari
kotak B. Peluang terambil kelereng berwarna
sama dari kotak A dan kotak B adalah ....
a.
11
25

b.
13
25

c.
16
25
d.
17
25
e.
21
25
15. Sebuah keranjang berisi 6 bola hitam dan 4
bola putih. Dari keranjang tersebut 3 bola di-
ambil tanpa pengembalian. Peluang terambil
2 bola hitam dan 1 bola putih adalah ....
a.
1
2

b.
2
3

c.
3
4

103
Evaluasi Semester 2
d.
5
6
e.
6
7
UAN 2002
16. Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 4 bola
biru, dan 3 bola kuning. Dari dalam kotak
diambil 3 bola sekaligus secara acak, pelu-
ang terambil 2 bola merah dan 1 bola biru
adalah ....
a.
1
10

b.
5
36

c.
1
6

d.
2
11
e.
4
11
UN 2005
17. Dua buah dadu dilempar bersama-sama satu
kali. Peluang munculnya mata dadu berjum-
lah 7 atau 10 adalah ....
a.
7
36

b.
9
36

c.
10
36
d.
17
36
e.
18
36
EBTANAS 1993
18. Dalam sebuah kantong terdapat 9 manik-
manik diambil satu demi satu dengan
pengembalian. Peluang terambil keduanya
warna kuning adalah ....
a.
4
25

b.
6
35

c.
6
25
d.
8
25
e.
9
25
SPMB 2002
19. Dalam suatu kotak terdapat 5 bola merah
dan 5 bola putih. Jika diambil dua bola seka-
ligus secara acak maka frekuensi harapan
mendapatkan dua bola berlainan dari 180
kali percobaan adalah ....
a. 18
b. 36
c. 40
d. 72
e. 100
UN 2004
20. Pada pelemparan dua buah dadu satu kali,
peluang munculnya mata dadu berjumlah 5
atau 8 adalah ....
a.
5
9
b.
1
4

c.
5
36
d.
1
9
e.
2
9
EBTANAS 1990
104
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
II. Jawablah dengan singkat, tepat, dan jelas. Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
21. Totti akan melakukan tendangan penalti ke
gawang yang dijaga oleh Buffon. Peluang
Totti dapat membuat gol dalam sekali ten-
dangan penalti adalah
4
5
. Jika Totti melaku-
kan 5 kali tendangan penalti, tentukan
peluang Totti membuat tiga gol.
22. Empat chip identik ditandai dengan huruf
A, B, C, D diletakkan dalam sebuah kotak.
Suatu percobaan akan memilih dua chip
bersamaan secara acak. Daftarkan semua
hasil yang mungkin dari ruang sampel dan
tentukan peluang bahwa satu dari kedua chip
ini akan bertanda huruf B.
23. Sebuah dadu dibuat dari sebuah padatan
bidang delapan beraturan dengan cara
menomori sisi-sisinya dengan angka 1
sampai dengan 8. Dadu dilempar dua kali.
Gambarlah sebuah diagram kemungkinan
untuk menampilkan hasil-hasil yang mung-
kin dalam ruang sampel. Dengan bantuan
diagram kemungkinan ini, tentukan peluang
mendapatkan
a. angka lemparan pertama lebih kecil
dari 5;
b. angka yang sama pada tiap lemparan.
24. Dalam suatu permainan lotre, ada sejumlah
bola bernomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Dari
sejumlah bola ini akan diambil lima bola
secara berurutan. Jika kupon yang dibeli ke-
lima angkanya sesuai dengan nomor kelima
bola yang diambil berurutan, pemilik kupon
memenangkan Rp1.000.000,00. Berapakah
peluang memenang kan lotre seperti ini?
25. Sebuah dadu ditos tiga kali. Tentukan pelu-
ang ketiga mata dadu yang muncul berjum-
lah
a. 7, dan
b. 7 atau 11.
105
Evaluasi Akhir Tahun
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya.
Tuliskan jawabannya di buku latihan Anda.
1. Diagram lingkaran bentuk ini menunjukkan
banyak soal yang benar pada sebuah tes
(jumlah soal = 75) yang diperoleh seorang
peserta.

salah 96
Bahasa
Perancis
Bahasa
Jepang
52,8
Bahasa
Indonesia
57,6
Matematika
62,4
Bahasa
Inggris
48
Mata pelajaran dengan benar 17,3 persen
adalah ....
a. Matematika
b. Bahasa Indonesia
c. Bahasa Jepang
d. Bahasa Perancis
e. Bahasa Inggris
2. Nilai ujian suatu mata pelajaran diberikan
dalam tabel berikut.

Nilai
5
3
6
5
7
4
8
6
9
1
10
1
Frekuensi
Jika nilai siswa yang lebih rendah dari rata-
rata dinyatakan tidak lulus maka banyak
siswa yang lulus adalah ....
a. 2
b. 8
c. 10
d. 12
e. 14
SPMB 2005
3. Perhatikan data pada tabel berikut.
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 3 5 4 6 1 1
Nilai rataan pada tabel di atas adalah ....
a. 5,08
b. 5,8
c. 6,03
d. 6,05
e. 6,3
UAN SMA 2005
4. Nilai rataan dari data pada diagram adalah ....
10,5
f
12
18
9
6
5
data
20,5 30,5 15,5 25,5 35,5
a. 23
b. 25
c. 26
d. 28
e. 30
UN 2005
5. Nilai rata-rata suatu ulangan adalah 5,9.
Empat anak dari kelas lain mempunyai nilai
rata-rata 7. Jika nilai rata-rata mereka setelah
digabung menjadi 6 maka banyaknya anak
sebelum digabung dengan empat anak tadi
adalah ....
a. 36
b. 40
c. 44
d. 50
e. 52
SPMB 2005
6. Nilai rata-rata ujian Bahasa Inggris 40 siswa
suatu SMU yang diambil secara acak adalah
5,5. Data nilai yang diperoleh sebagai berikut.
Evaluasi Akhir Tahun
106
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Nilai
17
4
10
x
6
6,5
7
8
Frekuensi
Jadi x = ....
a. 6
b. 5,9
c. 5,8
d. 5,7
e. 5,6
UAN 2002
7. Rataan hitung (rata-rata) upah 10 orang
pekerja adalah Rp.7.000,00 tiap hari,
sedangkan rata-rata upah pekerja termasuk
ketua kelompoknya adalah Rp.7.100,00
tiap hari. Upah ketua kelompoknya tiap hari
adalah ....
a. Rp.7.900,00
b. Rp.8.000,00
c. Rp.8.050,00
d. Rp.8.100,00
e. Rp.8.300,00
EBTANAS 1997
8. Median dari data umur pada tabel di bawah
adalah ....
a. 16,5
b. 17,1
c. 17,3
d. 15,5
e. 18,3

UAN 2002
9. Rataan hitung (rata-rata), median, dan mo-
dus data pada tabel di bawah berturut-turut
adalah ....
a. 6, 01; 6,5; dan 6
b. 6,2; 6; dan 6
c. 6,4; 6; dan 6
d. 6,6; 6,5; dan 6
e. 6,8; 6,5; dan 6
EBTANAS 1997
10. Perhatikan tabel berikut.

Nilai ujian 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 3 8 10 14 17 3 5
Jangkauan antar kuartil dari data tersebut
adalah ....
a. 1
b. 2
c. 4
d. 5
e. 6
UAN 2002
11. Jangkauan antar kuartil data 3, 5, 17, 5, 7,
6, 11, 8, 13, 9, 17, 12, 15, 14, 17, 4, 1, 16
adalah ....
a. 6,0
b. 9,0
c. 10,5
d. 11,0
e. 11,5
12. Ragam (varians) dari data 3, 5, 4, 5, 6, 8, 7,
9, 6, 6, 5, 7, 9, 5, 8, 3 adalah ....
a.
3
1
2

b.
3
3
8

c.
1
7
8
d.
1
11
16
e. 1
1
2
EBTANAS 1997
13. Simpangan baku dari sekelompok data
tunggal: 7, 3, 5, 4, 6, 5 adalah ....
a.
2

b.
1
3
3
c.
2
3
3
d.
1
3
5
e.
1
3
15
UAN 2002
14. Simpangan baku dari data 7, 4, 4, 1, 5, 6, 11
adalah ....
a.
1
1
2
b. 2
Umur Frekuensi
4 7
8 11
12 15
16 19
20 23
24 27
6
10
18
40
16
10
Nilai Frekuensi
4
5
6
7
8
9
2
9
12
8
6
3
107
Evaluasi Akhir Tahun
c.
2
1
2
d. 4
e. 4 2 4 2
15. Sekumpulan data mempunyai rata-rata 12
dan jangkauan 6. Jika setiap nilai data di-
kurangi dengan a, kemudian hasilnya dibagi
dengan b ternyata menghasilkan data baru
dengan rata-rata 2 dan jangkauannya 3 maka
nilai a dan b masing-masing adalah ....
a. 8 dan 2
b. 10 dan 2
c. 4 dan 4
d. 6 dan 4
e. 8 dan 4
UMPTN 1991
16. Dalam suatu ruang ujian terdapat 5 buah
kursi. Jika peserta ujian ada 8 orang, se-
dangkan salah seorang peserta ujian harus
duduk pada kursi tertentu maka banyaknya
cara pengaturan duduk adalah ....
a. 336
b. 840
c. 1.680
d. 2.520
e. 3.720
UAN 2002
17. Terdapat 8 calon pengurus OSIS. Akan
dibentuk pengurus OSIS yang terdiri atas
seorang ketua, seorang wakil ketua, dan
seorang bendahara. Banyaknya formasi
pengurus OSIS yang dapat dibentuk jika
setiap orang tidak boleh merangkap jabatan
adalah ....
a. 36
b. 336
c. 56
d. 256
e. 236
Kompetisi Matematika SMU ke-18 DKI, Sep 01
18. Nomor pegawai pada suatu pabrik terdiri
atas tiga angka dengan angka pertama tidak
nol. Banyaknya nomor pegawai yang ganjil
adalah ....
a. 648 d. 425
b. 475 e. 324
c. 450
UAN 2002
19. Dari angka-angka 2, 3, 5, 6, 7, dan 9 akan
dibuat bilangan yang terdiri atas tiga angka
yang berlainan. Banyaknya bilangan yang
dibuat lebih kecil dari 600 adalah ....
a. 20
b. 40
c. 60
d. 80
e. 100
20. Ada 6 orang pria dan wanita. Mereka akan
membentuk sebuah panitia yang terdiri atas
5 orang. Berapa cara panitia dapat terbentuk
bila harus terdiri atas 3 pria dan 2 wanita?
a. 20 d. 60
b. 30 e. 70
c. 40
UAN 2002
21. Banyaknya garis yang dapat dibuat dari 5
titik yang tersedia, dengan tidak ada 3 titik
yang segaris adalah ....
a. 336
b. 168
c. 56
d. 28
e. 16
EBTANAS 2000
22. Pada percobaan lempar undi dua buah
dadu sebanyak 216 kali. Frekuensi harapan
munculnya mata dadu berjumlah genap
adalah ....
a. 36 d. 104
b. 54 e. 108
c. 72
EBTANAS 1999
23. Dari 10 orang siswa yang terdiri 7 orang
putra dan 3 orang putri akan dibentuk tim
yang beranggotakan 5 orang. Jika disyarat-
kan anggota tim tersebut paling banyak 2
orang putri maka banyaknya tim yang dapat
dibentuk adalah ....
a. 168 d. 231
b. 189 e. 252
c. 210
SPMB 2002
24. Peluang Nico dapat mengalahkan Rio dalam
permainan catur di sekolah adalah 0,6. Jika
mereka bermain sebanyak 20 kali, harapan
Rio menang terhadap Nico sebanyak ....
108
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
a. 4 kali
b. 6 kali
c. 8 kali
d. 10 kali
e. 12 kali
UN 2005
25. Dalam sebuah kotak terdapat 4 kelereng
merah dan 6 kelereng putih. Dua kelereng di
ambil satu demi satu dengan pengembalian.
Peluang terambil kelereng putih kemudian
merah adalah ....
a.
2
15

b.
4
15
c.
3
35
d.
6
25

e.
2
56
Ebtanas 1997
26. Empat disket diambil secara acak dari 10
disket yang 2 diantaranya rusak. Peluang
yang terambil tidak yang rusak adalah ....
a.
2
7
d.
2
3
b.
1
3
e.
5
7
c.
3
7
27. Dua buah dadu dilempar bersama-sama satu
kali. Peluang munculnya mata dadu berjum-
lah 7 dan 10 adalah ....
a.
7
36

b.
9
36

c.
10
36
d.
17
36
e.
18
36
EBTANAS 1993
28. Dalam kotak pertama terdapat 4 bola merah
dan 3 bola biru. Kotak kedua terdapat 7 bola
merah dan 3 bola putih. Dari masing-masing
kotak diambil satu bola. Peluang terambil
bola merah dari kotak pertama dan putih dari
kotak kedua adalah ....
a.
3
70

b.
7
70

c.
12
70
d.
17
70
e.
61
70
EBTANAS 1994
29. Dari seperangkat kartu bridge diambil seara
acak satu lembar kartu. Peluang terambilnya
kartu bukan As adalah ....
a.
1
52

b.
1
13

c.
5
52
d.
3
13
e.
12
13
SPMB 2003
30. Dalam sebuah kotak terdapat 4 bola merah
dan 6 bola putih. Dari kotak ini diambil 2
bola sekaligus secara acak. Peluang terambil
sekurang-kurangnya 1 bola putih adalah ....
a.
6
45

b.
15
45

c.
24
45
d.
30
45
e.
39
45
EBTANAS 1997
109
Kunci Jawaban
Bab 1
Uji Kemampuan Bab 1
I. 1. c 11. e
2. b 12. b
3. a 13. c
4. e 14. b
5. c 15. e
6. b
7. b
8. c
9. c
10. a
II. 21. a.
Berat Telur (gram)
0

35 40 50 60 75 80
40
180
200
60 telur
20 telur

b. 59,4 gram
22. Q
1
= 12,18
Q
2
= 20,75
Q
3
= 13,34
Q
8
= 22,5
M
0
= 16,64
23. S = 2,63
24. Median = 6,5
25. Distribusi rata-rata = 16,50
Evaluasi Semester 1
I. 1. d 11. b
2. c 12. c
3. d 13. a
4. d 14. c
5. c 15. c
6. b 16. b
7. b 17. c
8. c 18. e
9. b 19. c
10. a 20. c
II. 21. mean = 4,6
simpangan baku = 2,42
22. a. mean = 7,6
simpangan baku = 5,42
b. mean = 23
simpangan baku =12,1
23. 20,25
24. a. p = 3 dan q = 7
b. M
e
= 4
25. Rp823.333,33
Bab 2
Uji Kemampuan Bab 2
I. 1. e 11. c
2. b 12. e
3. a 13. c
4. c 14. e
5. b 15. b
6. e 16. c
7. e 17. d
8. b 18. e
9. c 19. e
10. d 20. e
II. 21. P(5, 5) = 5! = 120 cara
22. a. S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5),
(1, 6), (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4),
(2, 5), (2, 6), (3, 1), (3, 2), (3, 3),
(3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6), (4, 1),
(4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6),
(5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5),
(5, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4),
(6, 5), (6, 6)}
b. E(A) = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 1),
(2, 2), (2, 3), (3, 1), (3, 2), (4, 1)}
c. E(B) = {(6, 6)}
d. E(C) = {(1, 2), (2, 2), (3, 2), (4, 2), (5, 2),
(6, 2)}
e. E(A C) = {(1, 2), (2, 2), (3, 2)}
23. a.
1
56

b.
9
28

24. a.
1
13
d.
1
2
b.
1
2
e.
1
4
c.
2
13
f.
1
2
25.
1
2
Kunci Jawaban
110
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Evaluasi Semester 2
I. 1. e 11. b
2. b 12. a
3. c 13. e
4. d 14. b
5. a 15. a
6. b 16. d
7. d 17. b
8. e 18. e
9. a 19. e
10. e 20. b
II. 26. P(tiga gol) =
64
3125

27.
1
2
28. a.
1
2
b.
1
8
29.
1
30 240 .
30. a. P(7) =
15
216

b. P(7 11) =
7
36
Evaluasi Akhir Tahun
I. 1. a 11. b 21. d
2. d 12. b 22. e
3. e 13. e 23. d
4. b 14. b 24. c
5. b 15. a 25. d
6. d 16. b 26. b
7. d 17. b 27. b
8. b 18. c 28. c
9. c 19. c 29. e
10. b 20. d 30. e
111
Glosarium
+ : jumlah, tambah, menambah
: kurang; mengurang; negatif
: kali; mengali; penyilangan
: : bagi; membagi
( ) : kurung biasa
{ } : akolade; menyatakan himpunan
[ ] : kurung siku
: penggabungan
: perpotongan, irisan
> : lebih dari
< : kurang dari
: kurang dari atau sama dengan
: lebih dari atau sama dengan
= : sama dengan
: tidak sama dengan
: akar pangkat dua
n
: akar pangkat n
: anggota dari; elemen dari
: bukan anggota dari
, { } : himpunan kosong
: pendekatan, kira-kira
: sama artinya; ekuivalen
% : persen
S : sigma
~ : tak terbatas, tak terhingga
Daftar Simbol
112
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
D
Data: informasi yang mempunyai makna untuk
keperluan tertentu. (1)
F
Frekuensi relatif: terkaan tentang seringnya suatu
data muncul. (19)
H
Histogram: diagram frekuensi untuk peubah tunggal,
pada diagram ini luas persegi panjang sebanding
dengan frekuensi nisbi dari masing-masing kelas.
(37)
I
Interval: pengelompokan data-data. (15)
K
Kombinasi: pemilihan satu atau lebih elemen-
elemen dari suatu himpunan yang diberikan tanpa
memperhatikan urutannya. (59)
Kuartil: nilai-nilai yang membagi sekumpulan nilai
amatan menjadi 4 bagian yang sama besar. (1)
M
Modus: nilai yang terjadi paling sering atau yang
mempunyai frekuensi paling tinggi. (3)
N
Notasi: cara menuliskan, atau melambangkan. (27)
P
Pencilan: nilai amatan yang demikian berbeda dengan
sebagian besar nilai amatan lain, yang dianggap tidak
dibangkitkan oleh proses yang sama, pencilan ini dapat
disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran,
pencatatan, penyalinan, atau pemasukan data. (1)
Permutasi: susuan terurut dari unsur-unsur himpunan
berhingga yang tidak berulang. (59)
Poligon frekuensi: diagram yang menggambarkan
bentuk sebaran frekuensi, ordinat dari diagram
ini menunjukkan frekuensi, sedangkan absisnya
menunjukkan nilai-nilai peubah yang diperhatikan.
(19)
Populasi: kumpulan keseluruhan objek yang menjadi
pusat perhatian. (1)
R
Ruang sampel: himpunan dari semua macam
peristiwa yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
suatu tindakan atau himpunan dari semua macam
contoh dengan ukuran tertentu yang mungkin terambil
dari suatu populasi. (77)
S
Simpangan baku/deviasi: ukuran keragaman
populasi, yaitu akar positif dari varians. (45)
Statistika: cabang ilmu matematika yang mempelajari
cara memperoleh, sifat-sifat, dan kegunaan statistik,
yang meliputi perancangan, pengumpulan, dan
analisis data, serta penafsiran hasil analisis dan
penarikan kesimpulan. (1)
T
Tabel frekuensi: tabel yang menyajikan sebaran
frekuensi, disusun menurut beberapa kategori atau
kelas nilai peubah tertentu. (21)
Teorema: kesimpulan umum yang telah dibuktikan.
(65)
Glosarium
113
Daftar Pustaka
Indeks
D
data 1, 17
datum 1
desil 1
diagram 1, 59, 60, 61, 66, 69, 75, 76, 81, 82,
57, 17
diagram pohon 57
dimain 57
E
elemen 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 19, 9,
10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23, 24, 43, 48,
52, 54, 1, 59, 60, 61, 69, 82, 66, 75, 76,
81, 57, 10, 11, 17, 18
F
faktorial 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 19, 9,
10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23, 24, 43, 48,
52, 54, 1, 59, 60, 61, 69, 82, 66, 75, 76,
81, 57, 10, 11, 17
faktorial 1, 59, 60, 61, 69, 66, 75, 76, 81
frekuensi relatif 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
19, 9, 10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23, 24, 43,
48, 52, 54, 1, 59, 60, 61, 69, 82, 66, 75,
76, 81, 57, 10, 11, 17, 18
fungsi 57
H
himpunan 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 19,
9, 10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23, 24, 43, 48,
52, 54, 1, 59, 60, 61, 69, 82, 66, 75, 76,
81, 57, 10, 11, 17, 18
himpunan kosong 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 19, 9, 10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23, 24,
43, 48, 52, 54, 1, 59, 60, 61, 69, 82, 66,
75, 76, 81, 57, 10, 11, 17, 18
I
injektif 1, 5
interval 3
irisan 10, 11, 17, 18
K
kejadian majemuk 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 19, 9, 10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23, 24,
43, 48, 52, 54, 1, 59, 60, 61, 69, 82, 66,
75, 76, 81, 57, 10, 11, 17, 18
kejadian sederhana 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 19, 9, 10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23,
24, 43, 48, 52, 54, 1, 59, 60, 61, 69, 82,
66, 75, 76, 81, 57, 10, 11, 17, 18
kodomain 57
kombinasi 3, 5, 57, 59, 60, 61, 69, 82, 66, 75,
76, 81, 57, 10, 11, 17, 18
komplemen 10, 11, 17, 18
M
mean 1, 15
N
nisbi 3, 5, 6, 7, 17
notasi 10, 11, 17, 18
P
peluang 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 19, 9,
10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23, 24, 43, 48,
52, 54, 1, 57, 59, 60, 61, 69, 82, 66, 75,
76, 81, 57, 10, 11, 17, 18
pencilan 1
permutasi 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 19,
9, 10, 6, 8, 10, 11, 12, 22, 23, 24, 43,
48, 52, 54, 1, 59, 60, 61, 69, 82, 66, 75,
76, 81, 57, 10, 11, 17, 18
populasi 17
R
range 57
ruang sampel 10, 11, 17, 18
S
sampel 1, 78, 77, 79, 80, 81, 82, 86, 91, 92,
93, 94, 57, 96, 58, 59, 60, 76, 77, 78, 17
T
teori 10, 11, 17, 18
V
variabel 57
114
Aktif Belajar Matematika untuk Kelas XI Program Bahasa
Aufmann, R.N., et. all. 1990. College Algebra and Trigonometri. Boston: Houghton Miffin.
Ayres, F. and Schmidt, P. 1992. Schaums Outline of College Mathematics. New York: Mc Graw
Hill.
Barnett, R.A. and Zieglar, M.R. 1993. College Algebra. New York: Mc GrawHill.
BSNP.2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 Mata Pelajaran Matematika Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Chuah, B.B., et. all. 1994. Excel in A-levels Mathematics S. Singapore: EPB Publishers.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Soal-soal Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas)
Tahun 1986 sampai dengan Tahun 1999.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Soal-soal Ujian Masuk Perguruan
Tinggi Negeri Tahun 1987 sampai dengan Tahun 1999.
G. C. E. O lever paper 1 & 2 19741995. Classifed Questions Additional Mathematics.
Levin, J. and Fox, J. A. 1991. Elementary Statistics in Sosial Research. New York: Harper Collins
Publishers.
Liu, C.L. 1995. Dasar-Dasar Matematika Diskret. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Peterson, J. C. 1997. Technical Mathematics. New York: Delmar Publisher.
Schmidt, P. 1991. 2500 Solved Problems in College Algebra and Trigonometri. New York: Mc Graw
Hill.
Sembiring, Suwah. 2002. Olimpiade Matematika. Bandung: Yrama Widya.
Spiegel, M.R. 1991. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Matematika Dasar. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Steffensen, A.R. and Johnson, L. M.1992. Essential Mathematics for College Students. New York:
Harper Collins Publishers.
Susianto, Bambang. 2004. Olimpiade Matematika dengan Proses Berfkir. Jakarta: Grasindo.
Sullivan, M. 1999. Precalculus. Upper Saddle River: PrenticeHall.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai