Seni Budaya
Seni Budaya
Seni Budaya
BAB VI KONSEP
GARAP
PAGELARAN TARI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
1. MARSYA PATRISIA W.
2. NITA ZYAHRAH AMELIA DALBY
3. RIFAYAH MEHERUNISA NAILA
4. SIDIK SAKTI
5. TIARA RIZKIA PUTRI
6. VICELMA ASPADIAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Konsep Garap Pagelaran Tari” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata pelajaran Seni Budaya. Selain itu,
pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran
yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.
pembaca.
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
............3
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.2 Rumusan
masalah......................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
2.5 Hasil
Pengamatan.....................................................................................................................14
BAB III
PENUTUP......................................................................................................................15
3.1
Kesimpulan..............................................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................
.....................15
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pagelaran seni merupakan ruang ekpresi bagi para seniman untuk menujukkan sebuah
karya yang telah ia ciptakan. Penciptaan sebuah karya seni merupakan proses pembelajaran
serta membutuhkan durasi waktu yang tidak pendek. Seni pertunjukan hidup dari penonton,
karena dalam panggung pertunjukan diharapkan ada interaksi serta reaksi dari penonton, baik
pujian maupun saran dan kritik yang mampu membangun untuk lebih baik.. Seni pertunjukan
mampu hidup karena didukung oleh lingkungan yang bersinergi. Dapat dikatakan seni
pertunjukan bukanlah menjadi porsi utama dalam hidup, karena masih ada kebutuhan primer
lainnya yang lebih dapat diprioritaskan. Namun, pernyataan itu dapat di sanggah pula karena
penatnya pekerjaan dan rutinitas sehingga perlu diseimbangkan dengan adanya hiburan.
Tari adalah gerakan dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik,
diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam tari. Ide garapan dapat muncul
dari hasil apresiasi karya tari tradisi, kreasi, maupun modern, atau dasar pengalaman dalam
kegiatan kehidupan dan aktivitas lainnya.Proses garap gerak tari banyak teknik dan cara yang
dapat ditempuh pada saat melakukan proses pengembangan gerak tari. Proses garap gerak tari
kreasi meliputi 4 tahap yaitu
Pergelaran Drama Tari Nyi Pohachi Sanghyan Sri, Karya Sukanta, dkk
Pergelaran Drama Tari Dewi Pangrenyep, Penata Tari Agus Budiman
Dalam proses eksplorasi ada beberapa stimulus yang dapat digunakan oleh penata tari
dalam melakukan proses garap. Beberapa stimulus tersebut di antaranya berupa rangsang
auditif, visual, gagasan, dan rangsang kinestetik. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan secara
singkat sebagai berikut.
Rangsang auditif adalah salah satu tahapan mengembangkan gagasan gerak yang
diilhami oleh suara atau bunyi suatu benda atau perbuatan, seperti suara instrumen musik
(gendang, seruling, gamelan, dan yang lainnya), suara manusia (nyanyian, puisi, tangisan, dan
yang
lainnya), suara alam atau lingkungan (gemuruh ombak, angin, kicauan burung, dan yang
lainnya)
sering kali menarik dan menjadi rangsang dinamis tari.
2. Rangsang Visual
Rangsang visual muncul karena pancaindra yang berupa mata menangkap berbagai hal
yang menarik untuk diungkapkan dalam bentuk gerak tari. Rangsang visual ini dapat timbul
dari objek gambar, warna, wujud, patung, melihat orang menari atau bergerak, dan lain
sejenisnya
3. Rangsang Kinestetik
4. Rangsang Gagasan
Rangsang gagasan adalah rangsang yang sering kali digunakan penata tari dalam
membuat karyanya. Untuk menyampaikan gagasan atau cerita yang akan disajikan
biasanya gerak dirangsang dan dibentuk dengan kapasitas kemampuan penata tari.
2.2 STILISASI DAN SELEKSI GERAK
Dalam berkarya tari tentunya memerlukan bentuk-bentuk baru dari suatu gerak. Oleh
karena itu, hasil dari eksplorasi dan improvisasi perlu diubah atau diperhalus dengan proses
pengembangan. Setelah proses pembentukan gerak, selanjutnya dilakukan pemilihan gerak
yang sesuai dengan ide. Setelah proses tahapan pertama dari proses eksplorasi dilakukan,
tahapan selanjutnya adalah proses penghalusan dan pemilihan gerak sesuai dengan kebutuhan
penyajian garapan tari yang diinginkan. Tahapan akhir dari proses eksplorasi adalah tahapan
penggabungan dengan unsur-unsur pendukung lainnya, baik dengan musik iringan tari,
penggunaan properti
tari, atau dengan penggunaan artistik lainnya,
(1) (2)
(3) (4)
(5) (6)
(7) (8)
Dalam pembahasan lebih jauh, konsep tata pentas dalam pertunjukan tari akan terkait
dengan masalah konsep tata panggung, tata lampu, dan tata artistik pertunjukan atau dekorasi
panggung. Pada umumnya jenis panggung yang sering digunakan dalam pertunjukan tari
terbagi menjadi beberapa jenis di antaranya ada jenis panggung arena, prosenium, dan jenis
panggung campuran.
Jenis panggung arena adalah jenis panggung terbuka yang tidak terdapat batasan yang
jelas antara garis pemain dan penonton. Jenis panggung prosenium adalah jenis panggung
yang sering digunakan dalam pertunjukan tari yang memiliki batasan yang jelas antara
pemain dan penonton serta memiliki ketinggian khusus untuk tempat penari bergerak
sehingga penonton menjadi lebih fokus melihatnya. Selanjutnya adalah jenis panggung
campuran, ciri dari jenis panggung ini biasanya menggunakan beberapa daerah tempat penari
bergerak tetapi dalam peristiwa pertunjukan.
Selanjutnya penjelasan unsur pendukung lainnya, yakni tata lampu dan dekorasi
pertunjukan. Kedua unsur pendukung ini penting untuk diperhatikan juga, karena memiliki
peran dalam memperkuat dari pengadegan penyajian tarian. Perlu kamu ketahui, tata lampu
memiliki beberapa fungsi, yakni sebagai penerang tempat menari dan memperkuat adegan serta
suasana tarian. Adapun jenis dan warna lampu yang dipergunakan disesuaikan dengan
kebutuhan pengadegan penyajian gerak tarinya. Sementara, masalah tata dekorasi panggung
lebih difokuskan pada masalah penataan desain panggung agar terlihat lebih menarik dan lebih
hidup. Tata dekorasi panggung harus dibuat dan disesuaikan dengan konsep pertunjukan tari
yang ditampilkan.
2.5 HASIL PENGAMATAN
Gambar No. Aspek yang Diamati Uraian Hasil Pengamatan
1 - Konsep tata panggung - Prosenium
- Konsep tata cahaya - Key light
- Konsep tata dekorasi - Ekspresif
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami ajukan yaitu, hendaknya semua siswa dapat memahami
konsep konsep garap dalam pagelaran tari. Serta beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
para pembaca bahwa pagelaran seni tari itu tidaklah semudah yang kita lihat, dalam melakukan
pagelaran seni tari harus dengan keseriusan dan kami berharap agar para pembaca untuk
mengembangkan rasa cinta terhadap tari manapun terutama tari Indonesia bisa terkenal di
dunia. Selain itu kita harus memperdalam ilmu tentang tari dan pagelaran tari agar bermanfaat
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Paket Seni Budaya Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAK Semester 1