Laporan ini membahas kerja praktik selama 7 minggu di PT. Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur. Tujuannya adalah menerapkan ilmu metalurgi dan material dalam inspeksi mesin dan peralatan berat serta memahami proses pembuatan LNG dan LPG. Laporan ini menjelaskan latar belakang gas alam dan perkembangan LNG di Indonesia serta proses pembuatan LNG di PT. Badak NGL mulai dari pencairan hingga penyimpanan dan pengangk
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
269 tayangan30 halaman
Laporan ini membahas kerja praktik selama 7 minggu di PT. Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur. Tujuannya adalah menerapkan ilmu metalurgi dan material dalam inspeksi mesin dan peralatan berat serta memahami proses pembuatan LNG dan LPG. Laporan ini menjelaskan latar belakang gas alam dan perkembangan LNG di Indonesia serta proses pembuatan LNG di PT. Badak NGL mulai dari pencairan hingga penyimpanan dan pengangk
Laporan ini membahas kerja praktik selama 7 minggu di PT. Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur. Tujuannya adalah menerapkan ilmu metalurgi dan material dalam inspeksi mesin dan peralatan berat serta memahami proses pembuatan LNG dan LPG. Laporan ini menjelaskan latar belakang gas alam dan perkembangan LNG di Indonesia serta proses pembuatan LNG di PT. Badak NGL mulai dari pencairan hingga penyimpanan dan pengangk
Laporan ini membahas kerja praktik selama 7 minggu di PT. Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur. Tujuannya adalah menerapkan ilmu metalurgi dan material dalam inspeksi mesin dan peralatan berat serta memahami proses pembuatan LNG dan LPG. Laporan ini menjelaskan latar belakang gas alam dan perkembangan LNG di Indonesia serta proses pembuatan LNG di PT. Badak NGL mulai dari pencairan hingga penyimpanan dan pengangk
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30
Laporan Kerja Praktik
Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department
PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut kita untuk selalu peka terhadap perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu bersaing dengan negara lain dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang profesional dan siap pakai. Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas terutama terjadi di jenjang pendidikan universitas. Universitas menjadi tempat bagi para calon tenaga kerja untuk mendapatkan ilmu sebanyak banyaknya sebelum dapat terjun ke dunia industri. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa, hendaknya memiliki kemampuan untuk dapat mengaplikasikan teori teori yang telah kami dapatkan di bangku kuliah pada dunia industri. Sebagai mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja, pengenalan kondisi lingkungan kerja merupakan hal penting agar ilmu teoritis yang di dapatkan pada saat mengikuti perkuliahan dapat diaplikasikasikan dan disinkronisasi dengan keadaan di lapangan. Untuk mencapai tujuan mampu mengaplikasikan teori di dalam dunia industri yang sebenarnya, maka mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia diharuskan untuk mengikuti mata kuliah kerja praktik sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana. Melalui kerja praktik, mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman kerja secara langsung, mengenal lingkungan pekerjaan, serta mampu menerapkan ilmu yang didapatkan pada saat perkuliahan di lapangan. Pada kesempatan kali ini , penulis melakukan kerja praktik di PT. Badak NGL, khususnya di Machinery and Heavy Equipment Section, Maintenance department. Latar belakang penulis memilih PT. Badak NGL sebagai tempat kerja praktik adalah karena PT. Badak NGL merupakan perusahaan pencairan gas alam bertaraf internasional serta penghasil LNG dan LPG terbesar di dunia. Selain itu, kerja praktik ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk menerapkan ilmu metalurgi dan material di bidang inspeksi PT. Badak NGL. PT. Badak NGL dinilai memiliki suatu sistem dan teknologi handal, yang sangat baik untuk dijadikan objek pembelajaran. Dengan kelengkapan instrumen yang beroperasi di PT. Badak NGL, mahasiswa tentunya akan memiliki kesempatan untuk lebih mengerti sistem- Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
2
sistem yang beroperasi secara real dengan memahami dan mengamati instrumen yang ada secara langsung.Dalam sistem produksinya, perusahaan ini menggunakan alat-alat modern dan handal. Setiap proses yang ada di PT. Badak NGL dikontrol dan dijaga sedemikian rupa, sehingga diperoleh produk (LNG dan LPG) yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan permintaan pasar. Gas alam merupakan kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk, salah satunya diolah menjadi gas alam cair (Liquified Natural Gas) yang merupakan bahan bakar fosil terbersih. Pada tahun 2013, potensi gas alam di Indonesia mencapai 104 tcf (trillyun cubic feet) (Bloomberg,2013) sehingga sangat potensial untuk diolah demi kepentingan negara. Untuk menjadi LNG, gas alam harus melalui berbagai proses, dengan proses utamanya adalah pendinginan. PT. Badak NGL mempunyai delapan train dengan dua train yang sedang mengalami idle time. Train ini berfungsi menjalani lima proses utama untuk menghasilkan gas alam cair. Proses tersebut adalah penghilangan CO 2 , dehidrasi dan penghilangan merkuri, fraksionasi gas alam, penyediaan sistem refrigerasi, dan pencairan metana menjadi LNG
1.2.Kegiatan Kerja Praktik 1.2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanan Pelaksaan kerja praktik dilaksanakan selama 7 minggu mulai tanggal 1 Juli 2014 sampai 20 Aguatus 2014 di Machinery and Heavy Equipment Section, Maintenance department, PT. Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur.
1.2.2. Tujuan Kerja Praktik Secara umum, tujuan kerja praktik kali ini adalah : 1. Dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama kuliah pada keadaan sebenarnya d i dunia industri. 2. Memenuhi syarat kelulusan di Departemen Teknik Mesin FTUI 3. Mempelajari dan memahami proses pembuatan LNG dan LPG di PT. Badak NGL. 4. Menambah wawasan dan pemahaman tentang dunia industri, khususnya industri m inyak dan gas. 5. Meningkatkan hubungan baikk antara Departemen Teknik Mesin FTUI dengan PT Badak NGL. Sedangkan, tujuan kerja praktik secara khusus adalah: Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
3
1. Memahami aplikasi ilmu metalurgi dan material dalam kegiatan inspeksi di Machinery and Heavy Equipment Section, Maintenance department PT. Badak NGL. 2. Mengenal permasalahan dan solusi praktis pada alat-alat mekanikal dalam industri LNG 3. Meningkatkan kemampuan problem solving dan pengambilan keputusan (decision making) dalam permasalahan aktual di industri, khususnya di PT. Badak NGL
1.2.3. Ruang Lingkup Kerja Praktik Ruang lingkup kerja praktik di PT. Badak NGL Bontang, meliputi kegiatan : 1. Orientasi secara umum mengenai section yang ada pada Maintenance Department di PT. Badak NGL Bontang 2. Oriantasi lapangan dengan pengambilan data tugas khusus
1.3.Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu bagian I mengenai tugas umum dan bagian II mengenai tugas khusus, sedangkan sistematika laporan bagian I adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Berisi latar belakang, tujuan kerja praktik, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktik, ruang lingkup, serta sistematika penulisan laporan BAB II : Tinjauan Pustaka Berisi penjelasan mengenai gas alam dan perkembangan LNG di Indonesia BAB III : Tinjauan Umum Perusahaan Berisi sejarah perusahaan, gambaran umum perusahaan , dan pola bisnis PT. Badak NGL, serta struktur organisasinya BAB IV : Sistem Proses Berisi mengenai penjelasan proses pencairan gas alam di PT. Badak NGL mulai dari proses pencairan gas hingga storage and loading LNG dan LPG.
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
4
BAB II GAS ALAM
2.1.Gas Alam
Gas alam atau yang biasa disebut gas bumi merupakan campuran dari sejumlah senyawa hidrokarbon yang terbentuk dari fosil-fosil organik yang tertimbun di lapisan kulit bumi selama jutaan tahun. Proses pembentukannya terjadi secara alami dengan rentang waktu yang cukup panjang. Pada awalnya gas alam yang seringkali ditemukan bersama minyak bumi disebut associated gas, dibakar begitu saja karena dianggap tidak berharga, bahkan dinilai sebagai pengotor (impurities) pada indurstri pengolahan minyak bumi. Gas alam juga ditemukan dalam bentuk ladang gas bumi yang terpisah dari minyak bumi yang disebut non- associated gas. Komponen utama penyusun gas alam adalah CH 4 (metana). Selain metana, gas alam juga mengandung berbagai senyawa seperti C 2, C 3, C 4, kondensat (hidrokarbon berat seperti C 5 +), CO 2, H 2 S, merkuri, air, dan lainnya. Gas alam juga merupakan salah satu sumber daya terpenting di bumi. Gas alam dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, transportasi dan gas kota, maupun dalam berbagai prosesn industri petrokimia (pupuk, olefin, dan aromatik). Keuntungan memakai gas alam sebagai bahan bakar adalah gas alam merupakan bahan bakar yang bersih, dan relatif murah dibandingkan minyak bumi yang harganya semakin melambung. Hambatan terbesar dalam pengadaan gas alam adalah distribusi kepada pembeli. Hal ini dikarenakan letak ladang gas yang sangat jauh dari pembeli, sehingga dibutuhkan pengecilan volume spesifik dari gas alam untuk kemudian dapat dikapalkan ke berbagai tempat. Volume gas dapat dikecilkan hingga 600 kali dengan cara merubah fasa gas alam menjadi cair. Hal ini dapat dicapai dengan mendinginkan gas hingga temperatur cryogenic (temperatur dibawah -100 o F) menjadi LNG (Liquified Natural Gas) ataupun dengan meningkatkan tekanan sehingga menjadi LPG (Liqufied Petroleum Gas). LNG dan LPG ini kemudian dapat dikapalkan hingga ke tempat pembeli.
2.2.Perkembangan LNG Indonesia Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
5
Perkembangan LNG di Indonesia bermula dari ditemukannya cadangan gas bumi berskala besar pada awal tahun 1970-an ketika ditemukan cadangan gas alam dalam skala besar di dua lokasi berjauhan, yaitu Lapangan Gas Arun pada akhir 1971 di Daerah Istimewa Aceh oleh Mobil Oil Indonesia dan Lapangan Gas Badak pada Februari 1972 oleh Roy M. Hufflington (Huffco) di Provinsi Kalimantan Timur. Penemuan dua ladang gas ini merangsang kegiatan eksplorasi ladang gas di seluruh Indonesia yang mengakibatkan ditemukannya ladang-ladang gas baru. Cadangan baru ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
6
No Tempat Cadangan (TCF) Gambar 2.1 Cadangan gas alam Indonesia (sumber : dirjen migas) Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
7
1 Arun 16,3 2 Riau 18 3 Jambi 0,9 4 Sumatra Selatan 6,8 5 Natuna 46,6 6 Laut Jawa bagian barat 7,8 7 Jawa Timur 5,6 8 Bontang 51,8 9 Donggi 5,25 10 Sulawesi Selatan 0,8 11 Tangguh 18,3
Tabel 2.1 Potensi Gas Alam Indonesia
Sementara itu, Mobil Oil Indonesia dan Huffco kemudian bekerja berdasarkan kontrak hasil bagi produksi dengan perusahaan minyak negara Pertamina serta menyetujui untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat mengekspor gas alam cair dalam jumlah besar. Hal ini merupakan suatu revolusi baru dalam sejarah bisnis LNG di Indonesia dimana ketiga perusahaan yang bersangkutan belum memiliki pengalaman dalam penanganan LNG, bahkan bisnis LNG belum pernah dikenal sebelumnya. Pada saat itu terdapat hanya 4 pabrik LNG di dunia yang baru beroperasi selama 3-4 tahun sehingga pada mulanya, proyek ambisius ini dipandang dengan sebelah mataoleh calon konsumen LNG. Namun, Pertamina tetap bekerja keras bersama dua rekanannya selama berbulan-bulan untuk menawarkan proyek tersebut ke calon pembeli LNG, calon pemodal dan calon rekanan lain ke seluruh dunia. Akhirnya, usaha tersebut membuahkan hasil pada 5 Desember 1973, yaitu dibuatnya persetujuan kontrak dengan lima pembeli dari Jepang, yaitu The Chubu Electric Co., The Kansai Electric Power Co., Kyushu Electric Power CO., Nippon Steel Corp. dan Osaka Gas LTD. Kontrak kerja tersebut dikenal dengan Kontrak 1973 yang mengandung komitmen para pembeli untuk mengimpor LNG dari Indonesia selama 20 tahun yang diproduksi dan dipasok oleh kilang LNG Badak. Sementara itu, Pertamina menyetujui untuk mulai pemasokan LNG pada pertengahan 1977 dari dua kilang LNG yang akan dibangun dalam waktu 42 bulan. Ini merupakan suatu tantangan besar dimana seiring dengan rencana pembangunan kilang LNG, direncanakan Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
8
pula untuk membangun armada tanker untuk transportasi dan beberapa terminal penerima (recipient, termasuk mengatur jadwal dukungan keuangan. Namun demikian, proyek ini melibatkan sejumlah perusahaan, bank, lembaga keuangan dan pemerintah dari tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia. Setiap negara mempunyai satu tujuanm yaitu mengirim LNG dari Indonesia ke Jepang sehinggs kerjasama antara semua pihak merupakan dasar dari kesuksesan proyek ini. PT. Badak NGL yeng telah berjalan selama lebih dari 30 tahun dalam sejarah LNG Indonesia membuktikan bahwa satu visi, yaitu kerja sama jangka panjang antara banyak pihak merupakan aspek mendasar untuk mencapai suatu kesuksesan. PT. Badak NGL didirkan pada 26 November 1974, yang merupakan suatu perusahaan nirlaba oleh Pertamina, Vico dan Jilco sebagai pemegang saham. Perusahaan ini diberi kepercayaan untuk melaksakan operasi dan pemeliharaan kilang LNG Badak. Dalam perjanjian kerja sama disebutkan bahwa PT. Badak NGL tidak akan memperoleh keuntungan dari usaha ini, dan hanya berperan sebagai salah satu jaringan di tengah rantai bisnis LNG. Dengan demikian PT. Badak NGL merupakan operating organization yang bersifat non- profit.
2.3.Teknologi LNG Teknologi LNG pada dasarnya adalah proses perubahan gas alam dalam fase gas ke fase cair atau lebih dikenal dengan liquified natural gas (gas alam yang dicairkan). Melalui perubahan fase tersebut, volumenya mengecil hingga 1/600 kalinya dari volume asal, sehingga mempermudah penyimpanan dan transportasinya. Teknologi ini dapat memperluas jangkauan pemasaran gas alam karena mampu mengatasi ketebatasan jarak transportasi dengan menggunakan sistemperpipaan, Proses pencairan gas alam dilakukan pada suhu sekitar -156 O C pada tekanan atmosfer. Proses tersebut memanfaatkan teknologi kriogenik sebagai dasar prosesnya. Pada suhu tersebut, terdapat permasalahan teknik karena tidak semua material tahan terhadap suhu tersebut. oleh karena itu, semua peralatan yang mengalami kontak langsung dengan proses pencairan LNG dibuat dari nikel atau alumunium yang dapat bertahan pada suhu tersebut. Pada prinsipnya pencairan gas alam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan didinginkan pada tekanan tetap atau dilakukan penurunan tekakanan pada suhu tetap atau kombinasi dari keduanya. Pencairan gas alam pada tekanan sangat rendah tidakmungkin dilakukan karena kondensasi hidrokarbon pada tekanan rendah sangat tidak memungkinkan. Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
9
Pada proses pembuatan LNG umumnya digunakan dengan menurunkan temperatur pada tekanan tetap. Hal ini dikarenakan pada umumnya pembuatan LNG dilakukan pada skala besar, sehingga penggunaan kontainer bertekanan tinggi sangat mahal dan berisiko. Proses pendinginan atau penurunan temperatur dalam pembuatan LNG memanfaatkan siklus refrigerasi. Teknologi krionegenik ini sebenarnya sudah lama dikenalkan oleh para ahli dari Perancis pada tahun 1877 dalam skala laboratorium. Namun, teknologi ini baru digunakan beberapa dekade berikutnya karena alasan kelayakan ekonomi. Teknologi ini pertama kali digunakan oleh perusahaan di Ohio, Amerika Serikat pada 1940 untuk menyimpan gas alam apabila permintaan gas alam menurun. Pendukung lain berkembangnya teknologi ini adalah kepedulian manusia terhadap lingkungan hidup. Gas alam merupakan sumber energi paling bersih apabila dibandingan dengan sumber energi lainnya untuk menghasilkan nilai kalor yang sama.
2.4.Produk Perusahaan Produk utama yang dihasilkan PT. Badak NGL adalah liquified natural gas (LNG) dengan kapasitas desain produksi mencapai 22,1 MPTA (million tonnes per annum). Saat ini produksi LNG pertahunnya hanya sekitar 17 ton karena keterbatasan pasokan gas alam. Hal ini menyebabkan hanya 6 train saja yang beroperasi (train C,D,E,F,G,H). Pada tabel ditampilkan spesifikasi LNG: Sifat Fisik Wujud : Cair Temperatur : -158 o C Tekanan : 0,07 kg/cm 2 kg Warna : Tidak berwarna Bau : Hidrokarbon Massa Jenis : Rata-rata 453 kg/cm 3 Nilai Kalor (HHV) : 1100-1165 Btu/SCF
Tabel 2.2 Sifat Fisik LNG Tabel 2.3 Komposisi LNG
Komposisi C 1 H 4 : Minimal 90% C 2 H 6 : Maksimal 5% C 3 : Maksimal 3,5% C 4 : Maksimal 1,5% C 5 : Maksimal 0,05% N 2 : Maksimal 0,02% Hg : 0 ppb H 2 S : Maksimal 0,25 gram/100SCF Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
10
Total Belerang : 1,3 gram/SCF Total : 100%
Produk samping dai LNG adalah LPG (liquified petroleum gas) dengan kapasitas desain produksi 1 MPTA. Prosuk LPG dibagi menjadi dua, yaitu propana dan butana. Berikut adalah tabel tentang spesifikasi LPG Sifat Fisik Propana Butana Wujud Cair Tekanan Uap 200 psig 70 psig C 2 - Maksimal 2% C 3 - Maksimal 96% C 4 Maksimal 95% Maksimal 2,5% C 5 Maksimal 1% - Sulfur 30 ppm Residu Maksimal 60 ppm pada 38 o C Maksimal 10 ppm pada 105 o C
Tabel 2.4 Spesifikasi LPG
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
11
BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Gambaran Umum dan Profil Perusahaan PT. Badak NGL merupakan perusahaan untuk mengelola, memelihara, serta mengoperasikan kilang LNG dan LPG Bontang yang mulai didirikan pada tahun 1974 sampai tahun 1990. Perusahaan ini merupakan Joint Venture atau gabungan dari beberapa perusahaan. Pada awal didirikannya, kepemilikan saham di PT. Badak NGL adalah : 1. Pertamina (Pemilik Aset) sebesar 55% 2. HUFFCO (Produsen Gas) sebesar 30% 3. JILCO (Japan Indonesian LNG Company) yang mewakili pembeli dari Jepang, sebesar 15% Saat ini PT. Badak NGL masih merupakan perusahaan Joint Venture yang kepemilikan sahamnya sebagai berikut : 1. Pertamina sebesar 55% 2. VICO sebesar 20% 3. JILCO sebesar 15% 4. TOTAL sebesar 10% Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
12
Gambar 3.1 Pembagian Saham PT. Badak NGL
Kepimilikan saham terbesar PT. Badak NGL dimiliki oleh Pertamina, sehingga Pertamina mempunyai kuasa terbesar dalam pengambilan keputusan dan menentukan arah kebijakan perusahaan. Hal ini menjamin teraksananya UUD 1945 pasal 33 ayat 3 tentang sumberdaya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. PT. Badak NGL adalah perusahaan yang bersifat tidak mencari untung (non-profit). Tugas pokok PT. Badak NGL yang mempunyai filosofi safety-reliability-eficiency (aman-handal-efisien) ialah mengelola, memelihara dan mengoperasikan kilang LNG Bontang, sedangkan seluruh kekayaan/aset LNG Badak merupakan hak milik Pertamina. Berikut adalah profil PT. Badak NGL yang disusun berdasarkan sejarah dan perkembangan perusahaan Nama : PT. Badak Natural Gas Liquefaction Alamat : Bontang, Kalimantan Timur Produk : Liquefaction Natural Gas (LNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG) Visi : Sebagai penghasil LNG terbaik di dunia dan berkontribusi secara langsung dalam pemenuhan kebutuhan energi yang bersih untuk memperbaiki kualitas kehidupan Misi : 1. Memproduksi LNG secara aman, handal, efisien dan ramah lingkungan 2. Mengutamakan SDM secara maksimal 3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, serta 4. Memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) Motto : Selalu yang terbaik Prinsip : 1. Berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mencapai safety excellence dengan menerapkan process safety management Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
13
2. Ramah lingkungan dalam setiap kegiatan operasi melalui penerapat dan sertifikasi EMS ISO 14001 3. Menghasilkan produk yang memenuhi semua persyaratan pelanggan melalui penerapan quality management system dan mempertahankan sertifikat ISO 9001-2000 4. Professional excellence melalui pengembangan SDM yang berdasarkan kompetensi 5. Mengelola bisnis dengan menerapkan best industrial practices dan good corporate governance
3.2. Struktur Organisasi PT. Badak NGL dipimpin oleh seorang President Director yang berkedudukan di Jakarta, sedangkan untuk pelaksana kegiatan opeasi kilang LNG/LPG dipegang oleh Director/General Manager yang berkedudukan di Bontang, Kalimantan Timur. Struktur organisasi di PT. Badak NGL digambarkan pada gambar 3.2 sebagai berikut : Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
14
Gambar 3.2 Struktur Organisasi
Director/General Manager membawahi dua divisi, yaitu Production Division dan Bussiness Support Division serta lima departemen sebagai berikut : 1. Accounting Operation and Control Department 2. Internal Audit Department 3. Safety and Health Environment Quality Department 4. Corporate Strategic Planning and Bussiness Development Department 5. Corporate Secretary Department Masing-masing divisi dan departemen yang disebutkan diatas memiliki pembagian menjadi departemen dan seksi yang akan dijelaskan lebih lanjut.
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
15
3.2.1.Divisi Produksi (Production Division) Director CEO yang bertindak sebagai Plant Coordinator membawahi beberapa divisi yang berada di PT. Badak NGL. Salah satu divisi penting yang berada di PT. Badak LNG adalah Divisi Produksi. Divisi ini bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi sesuai dengan rencana pimpinan perusahaan. Gambar 3.3 berikut merupakan bagan pembagian Divisi Produksi PT. Badak NGL
Gambar 3.3 Bagan Divisi Produksi
3.2.1.1.Operation Department Merupakan departemen yang bertanggung jawab langsung untuk proses pengolahan gas alam menjadi LNG dan kemudian mendistribusikannya. Departemen ini terdiri dari tiga seksi yang masing-masing dikepalai oleh seorang manager dan satu deputy manager yang membawahi empat seksi yaitu : 1. Process Train ABCD Section Bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG khusus proses train ABCD. Didalamnya termasuk fasilitas penghilangan CO 2, H 2 O, serta Hg yang mungkin ada, unit fraksinasi, dan sistem refrijerasi. Setiap dua train akan memiliki satu orang shift supervisor dan setiap shift supervisor akan mengepalai dua orang senior officer yang masing-masing mengoperasikan satu train. Setiap train akan dioperasikan oleh satu orang senior officer dan 2-3 orang field operator. Pada saat train yang shut-down, maka train yang shut-down akan diawasi oleh satu orang shift supervisor, sedangkan shift supervisor lain akan mengawasi tiga train yang beroperasi
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
16
2. Process Train EFGH Section Bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG khusus proses train EFGH. Seksi ini juga mempunyai tanggung jawab untuk kelangsungan penyediaan LNG yang siap untuk dikapalkan kepada pembeli 3. Fire and Safety Bertanggung jawab atas keselamatan kerja di daerah PT. Badak NGL dan juga bertanggung jawab apabila terjadi kebakaran di PT. Badak NGL 4. Utilities I Section Bertanggung jawab atas semua hal yang mendukung proses di train ABDC seperti pembangkit listrik, pengadaan udara bertekanan, sistem air pendingin, unit pengolahan udara bertekanan, unit pengolahan air minum, dan pemadam kebakaran 5. Utilities I I Section Tugas seksi ini sama dengan Utilities I Section, hanya saja seksi ini bertanggung jawab untuk train EFGH 6. Storage and Loading Section Bertanggung jawab atas penerimaan feed gas, fasilitan penyimpanan LNG/LPG, Nitrogen Plant, dermaga pengapalan dan pemuatan LNG ke kapal 7. Marine Section Bertanggung jawab atas fasilitas penyediaan tug boat dan mooring boat serta rambu- rambu yang ada di alur pelayanan kolam pelabuhan
3.2.1.2. Maintenance Department Departemen perawatan (Maintenance Department) bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanan atas pemeliharaan peralatan dan bangunan yang terhubung dengan sumur gas. Terdapat 6 seksi dalam Maintenance Department, dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini
Gambar 3.4 Pembagian Maintenance Department Maintenance Department Stasionary Equipment & Construction Section Machinery and Heavy Equipment Section Warehouse & Supply Chain Section Instrumen Section Maintenance Planning & Turn Around Section Electrical Section Reliability Section Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
17
Dari gambar diatas dilihat bahwa Maintenance Department terdiri dari 7 section, yaitu : 1. Stasionary Equipment & Construction Section Adapun tanggung jawab dari section ini adalah : a. Pemeliharaan dan perbaikan semua peralatan statis seperti bejana bertekanan, pipa, heat exhanger, dan lain-lain b. Melaksanakan preventif maintenance untuk alat statis c. Pekerjaan non-listrik, non-instrumen, non-mobile, dan non-rotating seperti pagar dan shelter d. Perbaikan dan perawatan daerah off-plot
2. Machinery and Heavy Equipment Section Tanggung jawab dari Machinery and Heavy Equipment Section adalah merawat dan memperbaiki rotating machine dan mobile yang terdapat pada Plant dan non-plant, yaitu : a. Machine and Welding Shop Sub-Section Bertanggung jawab untuk melakukan pengerjaan mesin yang berhubungan dengan reparasi dan modifikasi dari peralatan b. Field Rotating Equipment Sub-Section Bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki semua peralatan berputar yang ada di kilang agar tetap handal, efisien, dan aman c. Machinery Reliability and Preventive Maintenance Sub-Section Bertanggung jawab melakukan Preventive Maintenance dan Predictive Maintenance pada seluruh rotating equipment yang ada di seluruh kilang
3. Warehouse & Supply Chain Section Bertanggung jawab memelihara sejumlah material dan part yang digunakan untuk operasional kilang. Tugas umum Warehouse & Supply Chain Section ialah : a. Menyediakan chemical untuk keperluan process dan fuel untuk kendaraan operasional b. Menyimpan spare part untuk seluruh peralatan yang ada di kilang c. Menjaga nilai inventory pada level tertentu yang dianggap efisien d. Menerima dan memeriksa kuantitas dan kualitas material yang dibeli e. Memproses PR pembelian material untuk keperluan shut down dan overhaul project
4. I nstrumen Section Dibagi menjadi beberapa sub-section, yaitu : Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
18
a. I nstrument Shop Bertanggung jawab memperbaiki dan memelihara seluruh peralatan instrument yang ada di plant, rumah sakit, dan lain-lain. Dalam menjalankan tugas, sub-section ini dibagi antara lain Electronic Shop, General, dan Analyzer b. Train and Preventive Maintenance Sub-Section Bertanggung jawab melakukan perbaikan dan pemeliharaan peralatan instrument di plant, dan melakukan preventive maintenance untuk menjaga kualitas alat c. Utilities, Storage/Loading and Off-Plot Sub-Section Bertugas untuk memelihara dan memperbaiki seluruh peralatan instrument yang ada di daerah Utilities, Storage/Loading, dan Off-Plot. d. DCS and PLC Group Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan DCS (Distributed Control System) dan PLC (Programmable Logic Controller)
5. Maintenance Planning & Turn Around Section Tanggung jawab dari MPTA yaitu : a. Planning/programming b. Coordinating c. Servicing d. Controlling
6. Electrical Section Tanggung jawab Electrical Section adalah memperbaiki, memelihara, serta memasang suku cadang apabila ada kerusakan yang terjadi pada instalasi komponen elektrik di pabrik. Seksi ini dibagi mejadi 4 bagian, yaitu : a. Trains and Utilities Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen listrik yang dipakai pada sistem pembangkit tenaga listrik dan distribusi serta perlengkapan di PT. Badak NGL, baik yang digunakan di plant maupin di community dan bertanggung jawab terhadap kelancaran operasi alat-alat listrik yang digunakan di semua unit train b. Off-Plot, Plant, Support Facilities, and Feeder Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen listrik pada bagian off-plot, plant support facilities dan feeder. Alat-alat yng dipelihara diantaranya : Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
19
a. Cooling Water Pump Unit b. Storage/Loading LPG and LNG Unit (Loading & Circulation Pumps, BOG Compressors) c. Hypochlorinator
c. Plant Support Facilities and Feederer Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan fasilitas-fasilitas peralatan listrik dan feeder yang ada di plant d. Preventive Maintenance, Air Conditioning and Shop Memonitor kelayakan alat-alat listrik yang dipakai di plan. Tanggung jawab utama sub- seksi ini adalah kalibrasi (kalibrasi relay-relay, alat ukur, breaker, dan lainnya), Air Conditioner Preventive Maintenance, serta Rewinding (perbaikan motos-motor dengan kapasitas 200 HP kebawah)
7. Reliability Section Seksi ini bertanggung jawab terhadap keandalan dari setiap train pemrosesan LNG beserta utilitas pendukungnya
Adapun tugas atau pekerjaan Maintenance Department meliputi : 1. Pemeriksaan yang bersifat rutin, yaitu harian, bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, ataupun tahunan 2. Pembersihan alat-alat, untuk mencegaah akibat buruk dari kotoran 3. Pengkalibrasian alat-alat 4. Perbaikan alat-alat 5. Penggantian alat-alat yang rusak atau perbaikan alat yang rusak sehingga dapat dipakai kembali Sistem pemeliharaan kilang yang dilakukan dibagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. Corrective Maintenance Perbaikan peralatan yang dilakukan langsung setelah terjadi kerusakan pada peralatan tersebut 2. Preventive Maintenance (PM) Pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan waktu yang telah ditentukan baik atas dasar rekomendasi pembuat peralatan, regulasi pemerintah, maupupn evaluasi mandiri. Pekerjaan PM yang tidak dapat dikerjakan pada waktu plant online, dikerjakan pada waktu alat tidak Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
20
beroperasi (shutdown). Beberapa pekerjaan seperti overhaul turbin dan kompresor dilakukan dengan bantuan kontraktor 3. Predictive Maintenance Pekerjaan pemeliharaan ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan ketika peralatan sedang beroperasi. Contoh pengamatan saat pabrik beroperasi adalah pengamatan korosi, pengukuran pengukuran vibrasi mesin berputar, analisa sampel minyak pelumas, pemeriksaan bahan isolasi, dan pengukuran kabel
3.2.2. Business Support Division Business Support Division bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya manusia, manajeman, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan karyawan. Divisi ini membawahi 4 departemen, yaitu : 1. Human Resources and Development Department 2. Information Technology Department 3. Procurement and Contract Department 4. Services Department Gambar 3.5 menunjukkan bagan organisasi pada Business Support Division :
Gambar 3.5 Pembagian Business Support Division
3.2.2.1. Human Resources and Development Department Bertanggung jawab atas masalah kepegawaian. Didalam menjalankan tugasnya, departemen ini dibagi menjadi dua seksi yaitu Training Section dan Human Resources Services Section. Pengembangan SDM yang dilakukan berupa ; a. Training b. Personal Assesment
3.2.2.2.Information Technology Department Business Support Division Human Resources and Development Department Information Technology Department Procurement and Contract Department Services Department Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
21
Bertanggung jawab untuk membuat dan menjalankan sistem pengelolaan dan informasi, mengelola sistem telekomunikasi di lingkungan PT. Badak NGL, dan mengelola perpustakaan PT. Badak NGL. Departemen ini terdiri dari Application Technology Section dan Network Technology Section 3.2.2.3.Procurement and Contract Department Bertanggung jawab untuk melaksanakan pengadaan equipment dan menangani permasalahan kontrak dengan perusahaan orang lain. Departemen ini dibagi mejadi dua, yaitu Procurement Section dan Contract Section 3.2.2.4.Services Department Bertanggung jawab atas pengadaan fasilitas yang layak bagi karyawan dan keluarga. Departemen ini terdiri dari Community Planning & Contract Implementation Section dan Accounting Control Section 3.2.2.5.Accounting Operation and Control Department Bertanggung jawab mengelola administrasi keuangan dan transaksi perusahaan serta membuat pembukuan perusahaan. departemen ini terdiri dari Operation Section dan Accounting Control System 3.2.2.6.Internal Audit Department Departemen ini berada di bawah pengawasan langsung Director &Chief Operating Officer. Tugas departemen ini adalah memeriksa maalah keuangan dan admnistrasi PT. Badak NGL 3.2.2.7.Safety Health Environment & Quality Department Bertanggung jawab atas keselamatan yang berhubungan dengan pengoperasian, perencanaan, pengawasan, dan pemeliharaan kilang, serta keselamatan karyawan
Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
22
BAB IV SISTEM PRODUKSI PT. BADAK NGL
III.1. Pemanfaatan Gas Alam Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan gas alam cukup besar di dunia yang salah satunya terletak Muara Badak dan kemudian dialirkan ke Bontang untuk dicairkan. Gas alam merupakan bahan bakar berwujud gas yang terdiri dari molekul-molekul hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung pada gas alam dapat berupa metana (CH 4 ), etana (C 2 H 6 ), propana (C 3 H 8 ), dan butana (C 4 H 10 ). Komposisi gas alam tersebut tergantung dari sumber gas yang dapat ditemui di daerah- daerah ladang gas bumi, ladang minyak bumi, maupun tambang batubara. Gas alam menjadi salah satu sumber energi yang banyak digunakan oleh industri di dunia karena memiliki keunggulan seperti gas hasil buangan yang rendah dan ramah lingkungan. Gas alam bersifat mudah terbakar dan dapat menyebabkan ledakan apabila berada pada ruang tertutup. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak apabila tersulut api, sehingga ledakan akan sangat mudah terjadi. Gas alam yang banyak dimanfaatkan oleh industri- industri biasanya merupakan Liquefied Natural Gas (LNG) yang kemudian digasifikasi kembali untuk bahan bakar. Pencairan gas alam pada dasarnya dilakukan untuk mengurangi volume gas sehingga lebih mudah dalam penyimpanan dan distribusi gas. Untuk menunjang Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
23
industri gas alam, maka dibutuhkan sebuah pabrik yang dapat mengolah gas alam dari fasa gas menjadi fasa liquid, agar memudahkan proses pengapalan dan distribusi. Oleh karena itu, PT. Badak NGL dibangun untuk menunjang proses tersebut. III.2. Konsep Proses Pencairan Gas Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses pencairan gas alam di PT. Badak NGL bertujuan untuk memudahkan dalam penyimpanan dan distribusi ke konsumen. PT Badak NGL dalam mencairkan gas alam dengan cara menurunkan temperatur hingga mencapai -155 0 C dengan tekanan atmosfer. Pada proses pencairan, temperatur gas diturunkan hingga mencapai temperatur dimana gas alam dapat berubah wujud menjadi cair. Proses pencairan ini dilakukan melalui dua siklus, yaitu siklus propana, dimana temperatur gas alam cair diturunkan dengan menggunakan media pendingin berupa propana. Kemudian, tahap pendinginan dilanjutkan dengan siklus selanjutnya, yaitu di dalam Main Heat Exchanger (MHE) berdasarkan siklus sistem Multicomponent Refrigeration System (MCR), dimana MHE ini merupakan heat exchanger tegak yang terdiri atas dua bagian; warm bundle pada bagian bawah dan cold bundle pada bagian atas. Feed gas yang masuk ke MHE didinginkan terlebih dahulu pada bagian warm bundle dari temperatur -36 0 C menjadi -120 0 C dan tekanan 38 kg/cm 2 . Gas alam kemudian didinginkan lebih lanjut pada bagian cold bundle hingga berubah menjadi gas alam cair dengan temperatur sekitar -155 0 C. Proses selanjutnya, LNG cair dari MHE menuju ke LNG flash drum untuk diturunkan tekanan dan suhunya. Konsep proses pencairan gas alam menjadi produk LPG tidak berbeda jauh dengan konsep pencairan LNG. Perbedaannya terletak pada tekanan dan temperatur yang digunakan untuk memisahkan antara komponen gas LPG dan LNG. Pemisahan komposisi LNG dan LPG terjadi saat fraksinasi dan temperatur pencairan LNG dan LPG pun berbeda, di mana LNG -155 0 C, LPG propana -40 0 C, LPG butana -4 0 C. Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
24
Gambar 1.Skema Proses Pembuatan LNG dan LPG III.3. Proses Train Proses pembuatan LNG di PT. Badak NGL dilakukan dalam suatu unit rangkaian yang disebut train. PT. Badak NGL memiliki 8 buah train yang memiliki konstruksi identik dan hanya berbeda pada kapasitasnya. Train di PT. Badak NGL diberi nama train A,B, C, D, E, F. G, dan H. Akan tetapi, saat ini train yang produksi hanya 6 train karena menurunya feed gas yang masuk ke PT. Badak NGL. Proses pencairan gas terjadi pada lima plant yang terdapat di setiap train. Kelima plant tersebut adalah : 1. Plant 1 CO 2 Removal 2. Plant 2 Dehydration and Mercury Removal 3. Plant 3 Fractination 4. Plant 4 Refrigeration 5. Plant 5 Liquefaction III.3.1. Plant 1- Proses CO 2 Removal Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa feed gas memiliki kandungan gas CO 2 sekitar 5,6%. Gas CO 2 yang terkandung dalam gas dapat menyebabkan korosi pada komponen pipa penyalur. Selain itu, pada suhu -78 0 C, CO 2 sudah membeku sehingga akan menjadi penyumbat peralatan saat pembuatan LNG berlangsung. Oleh karena itu, gas CO 2 harus dihilangkan pada feed gas sebelum dilakukan proses selanjutnya. Kandungan CO 2 ini dihilangkan pada Plant 1 menggunakan prinsip absorpsi di CO 2 Absorpsion Unit. Absorpsi CO 2 pada Absorption Unit dilakukan oleh aMDEA (piperazine + methyl diethyloamine). Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
25
Feed gas yang berasal dari KOD masuk ke kolom absorber 1C-2 pada bagian tray bagian bawah, sedangkan larutan aMDEA akan masuk melalui tray kolom atas pada kondisi tekanan sekitar 46 kg/cm 2 dan temperatur 42 o C. Feed gas bergerak ke kolom bagian atas, sedangkan larutan aMDEA bergerak ke bagian bawah, sehingga terjadi kontak antara keduanya. CO 2 lalu diserap oleh aMDEA sehingga kandungan CO 2 di dalam feed gas berkurang. Setelah sampai di bagian bawah kolom 1C-2, larutan aMDEA menjadi jenuh akan CO 2 dan disebut rich amine yang tidak bisa lagi mengikat CO 2 . Larutan aMDEA jenuh kemudian akan dimurnikan kembali di kolom 1C-5. Di dalam kolom 1C-5, terjadi kontak antara rich amine dengan steam yang naik ke atas, sehingga CO 2 yang terlarut dalam aMDEA akan terlepas menjadi gas kembali. Dengan demikian, aMDEA dapat digunakan kembali sebagai absorbent. III.3.2. Plant 2- Proses Dehydration and Mercury Removal Proses yang terjadi di Plant 2 adalah penghilangan uap air dan penurunan kadar merkuri (Hg). Uap air pada gas harus dihilangkan karena uap air membeku pada proses pendinginan gas alam, sehingga dapat menyumbat peralatan yang digunakan. Pemisahan uap air ini dilakukan hingga kadar air dalam gas <0,5 ppm. Konsep pemisahan uap air dilakukan dengan prinsip adsorpsi, di mana feed gas dikontakkan dengan media padat dan air akan diserap karena media padat memiliki pori-pori yang kecil. Media padat yang biasa digunakan adalah molecular sieve. Proses pemisahan uap air dilakukan dengan menggunakan tiga buah bed drier yang beroperasi secara bergantian. Sementara dua buah bed drier beroperasi, satu bed drier diregenerasi. Di dalam bed drier, terdapat molecular sieve tipe A4 yang berfungsi memisahkan molekul-molekul H 2 O. Kandungan air dalam molecular sieve sangat berpengaruh pada kemampuan molecular sieve untuk menyerap air. Oleh karena itu efisiensi reaktivasi kolom dehidrasi untuk menghilangkan air yang ada dalam molecular sieve harus cukup tinggi. Effisiensi reaktivasi ini dipengaruhi oleh laju alir gas reaktivasi dan temperatur gas reaktivasi. Temperatur gas reaktivasi juga berpengaruh pada desorbsi air yang terikat di molecular sieve, dengan temperatur optimum sebesar 270 0 C. Temperatur yang lebih tinggi akan mempercepat terjadinya kerusakan molecular Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
26
sieve (degradasi), sedangkan temperatur yang lebih rendah akan mengakibatkan berkurangnya effisiensi reaktivasi. Merkuri (Hg) harus dihilangkan dari feed gas karena dapat bereaksi dengan aluminium pada tube dan membentuk amalgam yang bersifat korosif. Kandungan merkuri pada feed gas harus <0,01 g/Nm 3 . Penghilangan merkuri dilakukan dengan menggunakan bed mercury removal yang berisi sulphure impregnated activated charcoal sebagai adsorbent. Merkuri akan bereaksi dengan adsorbent ini membentuk senyawa HgS, sehingga dapat dipisahkan dari gas alam. III.3.3. Plant 3- Proses Fractination Proses fraksinasi yang terjadi di plant 3 bertujuan untuk memisahkan fraksi ringan dan fraksi berat gas alam menggunakan Scrub Column. Selanjutnya, fraksi berat dipisahkan lebih lanjut menjadi etana, propana, dan butana pada kolom-kolom fraksi. Fraksi ringan yang sebagian besar terdiri dari Metana akan menjadi umpan bagi Main Heat Exchanger 5E-1. Propana dan Butana diambil sebagai LPG atau digunakan sebagai Make Component Refrigerant (MCR). Sedangkan, Etana akan diinjeksikan ke feed gas yang menuju Main Heat Exchanger untuk menaikkan nilai kalor (HHV) dari LNG dan sebagian disimpan ditangki refrigerant sebagai Multi Component Refrigerant (MCR). Pemisahan ini terjadi pada beberapa kolom, yaitu deeethanizer, depropanizer,dan debutanizer. Hidrokarbon fraksi berat akan dikirim ke plant 16 sebagai kondensat. III.3.4. Plant 4- Proses Refrigeration Pada plant 4, feed gas yang berasal dari plant 3 didinginkan dan dicairkan menjadi LNG dengan media pendingin MCR di dalam Main Heat Exchanger (MHE). Sistem pendinginan yang terdapat di PT. Badak NGL adalah sistem pendinginan propana dan sistem pendinginan Multi Component Refrigerant (MCR). III.3.4.1. Sistem Pendinginan Propana Sistem pendinginan propana digunakan untuk untuk mendinginkan feed gas selama dalam proses pemurnian, fraksinasi hingga mencapai titik embunnya. Sistem pendingin ini juga digunakan dalam pendinginan Multi Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
27
Component Refrigerant (MCR). Propana cair yang digunakan pada sistem pendinginan tersebut merupakan cairan propana jenuh. Uap propana mengalir menjadi umpan di Suction Compressor 3 Stage 4K-1. Uap propana pada tekanan tinggi dapat dicairkan kembali dengan pendinginan menggunakan air laut. Propana cair mempunyai temperatur dan tekanan yang relatif tinggi pada kondisi cair jenuh (60 C dan tekanan 14 kg/cm 2 ). Gas propana yang ditekan pada kompresor 4K-1 akan keluar dari discharge dengan tekanan 13,9 kg/cm 2 pada temperatur 65 C. Gas kemudian mengalir ke Propana Desuperheater 4E-1A/B, dimana propana ini didinginkan sampai temperatur 44,5 C. Kemudian propana didinginkan dan diembunkan pada Condenser 4E-2A/B pada tekanan 12,5 kg/cm 2 , dengan pendingin air laut sampai mencapai temperatur 37 C. Propana cair dari 4E-2 mengalir ke Propane Accumulator 4C-1. Vent Condenser 4E-3 melepaskan gas-gas yang tidak mengembun keluar dari sistem propana ke Blow Down System.
III.3.4.2. Sistem Pendinginan Multi Component Refrigerator (MCR) Sistem pendinginan MCR digunakan untuk mendinginkan MCR, mendinginkan gas alam, dan mencairkan gas alam hingga menjadi LNG di MHE. Pendinginan untuk gas alam, MCR, dan fraksinasi terjadi pada tahap evaporasi dari propana dimana penguapan propana cair mengambil panas laten dari gas yang difraksinasi. Komposisi dari MCR adalah sebagai berikut: Tabel 1.Komposisi MCR Komponen Kadar (%) N 2 2-2,2 C 1 40-46 C 2 45-50 C 3 2-6 C 4+ 0-1 Pendinginan dengan Multi Component Refrigerator ini dikompresikan dalam 2 tahapan yaitu dengan kompresor 4K-2 dan 4K-3. MCR masuk ke kolom 4C-7 untuk memisahkan MCR cair dan uap, dimana sebagai feed 4C-7 adalah uap dari hasil pendinginan di 5E-1. Uap MCR dari 4C-7 keluar dengan temperatur sekitar -40 C, kemudian masuk ke tahap pertama di kompresor 4K-2 dengan tekanan 3 kg/cm 2 . MCR lalu keluar dari 4K-2 dengan temperatur 71 C dan tekanan 14 kg/cm 2 . Aliran MCR ini Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
28
kemudian didinginkan dengan air laut di heat exchanger 4E-5 hingga temperaturnya menjadi 32 C. MCR kemudian masuk ke kompresor tahap kedua 4K-3 dengan tekanan 14 kg/cm 2 . Dari 4K-3, MCR keluar pada temperatur 130 C dan tekanan 47 kg/cm 2 , kemudian didinginkan oleh heat exchanger 4E-6 menggunakan air laut hingga mencapai temperatur 30 C. MCR kemudian mengalir ke Propane Evaporator, dilanjutkan ke Medium Level Propane Evaporator 4E-8, hingga keluar pada temperatur -5 C. Keluar dari 4E-8, MCR masuk 4E-9 pada temperatur -32 C. Aliran ini masuk ke Separator 5C-1, dimana komponen cair dan uap akan terpisah. Fase cair lebih banyak mengandung etana dan propana, sedangkan fase gas banyak mengandung nitrogen dan metana. III.3.5. Plant 5- Proses Liquefaction Tahap akhir pada pembuatan LNG terjadi di plant 5, di mana terjadi pendinginan dan pencairan gas alam hingga mencapai temperatur -160 0 C di dalam Main Heat Exchanger 5E-1. Gas alam yang didinginkan pada plant 5 merupakan LNG yang komposisinya sebagian besar adalah gas metana. Gas alam yang telah berfasa cair selanjutnya akan dialirkan ke storage tank. Gas alam yang berasal dari Scrub Column Condensate Drum 3C-2 akan dicairkan dengan menggunakan media pendingin MCR dalam Main Heat exchanger 5E-1. Pada plant 5, MCR dialirkan dari Evaporator 4E-9 menuju kolom MCR High Pressure Separator 5C-1. Kolom ini bertekanan 46 kg/cm 2 dan berfungsi untuk memisahkan MCR menjadi dua fasa, yaitu fasa gas yang sebagian besar terdiri dari N 2 dan C 1 , dan fasa cair yang sebagian besar terdiri dari C 2 dan C 3 . MCR fasa gas dan cair masuk pada tube yang berbeda pada bagian bawah 5E-1. Feed gas yang berasal dari 3C-2 masuk ke 5E-1 pada bagian bawah pada temperatur sekitar -36,5 o C dengan tekanan 38 kg/cm 2 . Pada warm bundle MHE, MCR uap, MCR cair, dan feed gas dialirkan ke atas. Pada akhir warm bundle, MCR cair dialirkan melalui 5FV-2 sehingga tekanannya turun menjadi 2,5 kg/cm 2 dengan temperatur -129 o C. Kemudian MCR cair ini ditampung pada Warm End Pressure Phase Separator yang berada di dalam shell 5E-1 dan disaring di 5Y-4. Selanjutnya MCR ini didistribusikan pada Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
29
bagian atas shell warm bundle, bergabung dengan MCR uap yang datang dari bagian shell cold bundle. Pada bagian cold bundle MHE, MCR uap dan feed gas dari warm bundle yang mulai terkondensasi didinginkan lebih lanjut. Di puncak cold bundle, MCR dilewatkan pada 5PV-15 sehingga tekanannya turun menjadi 2,6 kg/cm 2 dengan temperatur -151 o C. MCR ditampung pada Low Pressure Separator dan distribusikan di bagian shell cold bundle untuk mendinginkan MCR uap dan feed gas dalam tube. Gas alam meninggalkan plant 5 dalam keadaan sudah menjadi cair (sudah menjadi LNG) pada temperatur sekitar -149 o C dengan tekanan 24 kg/cm 2 . LNG ini lalu dimasukkan ke dalam kolom LNG Flash Drum 5C-2, diturunkan tekanannya menjadi 0,25 kg/cm 2 dengan temperatur -160 o C. LNG kemudian dipompa ke tangki LNG pada Storage and Loading Plant untuk disimpan dan kemudian disalurkan ke kapal pengangkut LNG yang datang. III.4. Utilities Unit utilities di PT. Badak NGL berfungsi untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam proses pengolahan gas, penyediaan air, dan penyediaan listrik untuk kompleks PT. Badak NGL. Yang termasuk sarana Utilities di PT. Badak NGL adalah sebagai berikut: Plant 29 (Nitrogen Plant). Plant 31 (Steam and Power Generation) Plant 35 (Compressed Air System) Plant 32 (Cooling Water Plant) Plant 33 (Fire Water System) Plant 36 (Water Treating Plant for Boiler) Plant 34 (Sewer and Sewage Plan) Plant 48-49 (Water Treating Plant) III.5. Storage and Loading Produk LNG dan LPG yang telah dicairkan dan telah selesai diproses kemudian disalurkan ke tanki penyimpanan LNG dan LPG sebelum dimuat ke kapal. Segala sesuatu yang berhubungan dengan storage & loading pada PT. Badak NGL Laporan Kerja Praktik Machinery and Heavy Equipment Maintenance Department PT. Badak NGL Bontang, Kalimantan Timur Anggita Dwi Liestyosiwi, 1106019804
30
ditangani oleh Storage & Loading Section. Pada proses storage and loading LNG dan LPG, PT. Badak NGL dilengkapi beberapa plant, yaitu: a. Plant 15 (Pendinginan LPG Prophane dan Buthane) b. Plant 16 (Condensate Stabilizer) c. Plant 17 (LPG Storage Tanks) d. Plant 19 (Relief and Blowdown System) e. Plant 20 (Tangki Penampung Produk Refrigerant) f. Plant 21 (Knock Out Drum/KOD) g. Plant 24 (LNG Tank and Loading Dock) h. Plant 38 (Interconnecting System) i. Plant 39 (Nitrogen generator)
Indonesia dan Tantangan Pemanasan Global: Efisiensi dalam Pengelolaan CO2 dan Modernisasi Armada Kendaraan.: penelitian yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia, #1