Askep Sungsang
Askep Sungsang
Askep Sungsang
A. Pengertian
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah
(presentase bokong). Letak sungsang dibagi sebagai berikut :
1. Letak sungsang murni yaitu bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua
tungkai lurus keatas.
2. Letak bokong kaki
3. Letak lutut
4. Letak kaki
Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda dibanding kehamilan tua
dan multigravida lebih banyak dibandingkan dengan primigravida.
B. Etiologi
Penyebab letak sungang :
1. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada
panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor tumor pelvis dan lain lain.
2. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur).
3. Gemeli (kehamilan ganda)
4. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
5. Janin sedah lama mati.
6. sebab yang tidak diketahui.
C. Klasifikasi
1. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat keatas ( 75 % )
2. Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak bokong kaki sempurna /
lipat kejang )
3. Letak Sungsang tidak sempurna (incomplete Breech)
adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki dan lutut,
terdiri dari :
- Kadua kaki : Letak kaki sempurna
Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna
- Kedua lutut : Letak lutut sempurna
Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna
Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi :
1) Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
2) Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
3) Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
4) Right sacrum posterior (sakrum kanan belakang)
D. Tanda dan Gejala
1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
3. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada pihak
yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan lunak.
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
E. Diagnosis
1. Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong ,dan punggung dikiri atau kanan.
2. Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
Ddj X djj X
3. Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sakrum, tuber ischii, dan anus, kadang kadang kaki (pada letak kaki)
Bedakan antara :
- Lubang kecil - Mengisap
- Tulang (-) - Rahang Mulut
- Isap (-) Anus - Lidah
- Mekoneum (+)
- Tumit - Jari panjang
- Sudut 90
0
Kaki - Tidak rata Tangan siku
- Rata jari jari - Patella (-)
- Patella Lutut
- Poplitea
4. Pemeriksaan foto rontgen : bayangan kepala di fundus
F. Patofisiologi
Bayi letak sungsang disebabkan :
1. Hidramnion : anak mudah bergerak karena mobilisasi
2. Plasenta Previda : Menghalangi kepala turun ke panggul
3. Panggul Sempit : Kepala susah menyesuaikan ke jalan lahir
G. Penatalaksanaan
1. Sewaktu Hamil
Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengen
versi luar. Tehnik :
a. Sebagai persiapan :
1) Kandung kencing harus dikosongkan
2) Pasien ditidurkan terlentang
3) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu
4) Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.
b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu
c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain sehingga
badan anak membulat dengan demikian anak mudah diputar.
d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran hendaknya
kearah yang lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah
perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi jantung anak
diperiksa lagi dan kalau tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula.
e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.
2. Pimpinan Persalinan
a. Cara berbaring :
- Litotomi sewaktu inpartu
- Trendelenburg
b. Melahirkan bokong :
- Mengawasi sampai lahir spontan
- Mengait dengan jari
- Mengaik dengan pengait bokong
- Mengait dengan tali sebesar kelingking.
c. Ekstraksi kaki
Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan dengan cara vaginal
atau abdominal (seksio sesarea)
3. Cara Melahirkan Pervaginam
Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan seluruhnya)
dan manual aid (manual hilfe)
Waktumemimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :
Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak
menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi
kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya nuchee arm
Fase II : fase untuk bertindak cepat.
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul,
maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin dapat
dilakukan manual aid
H. Prognasis
1. Bagi ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar,juga karena dilakukan tindakan, selain itu
ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
2. Bagi anak :
Prognosa tidak begitu baik,karena adanya ganguan peredaran darah plasenta setelah bokong
lahir dan juga setelah perut lahir, talipusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa
menderita asfiksia.
Oleh karena itu setelah tali pusat lahir dan supaya janin hidup,janin harus dilakukan dalam waktu
8 menit.
I. Proses Keperawatan Ibu Dengan Letak Sungsang
1. Pengkajian
a. Aktifitas / Istirahat :
Melaporkan keletihan, kurang energi
Letargi, penurunan penampilan
b. Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat
c. Eliminasi
Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada
d. Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
e. Nyeri / Ketidaknyamanan
Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau setelah persalinan terjadi
(disfungsi fase aktif sekunder).
Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih lama pada nulipara (rata- rata
adalah 8 jam), atau 14 jam pada multipara (rata rata adalah 5 jam).
f. Keamanan
Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu dalam upaya untukmengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala
Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi (mis.,dagu wajah, atau posisi
bokong)
Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada
multipara
g. Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara
Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel,janin besar atau grand
multiparitas.
h. Pemeriksaan Diagnosis
- Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple
- Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi janin ,posisi
dan formasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir
b. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada penurunan
janin
c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir ditandai dengan :
Peningkatan tonus otot, pengungkapan, Prilaku distraksi (gelisah, meringis, menangis),wajah
menunjukan nyeri
Intervensi :
1) Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk merasa nyaman mengajukan
pertanyaan
(Rasional : Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan rasa takut dan peningkatan
pemahaman)
2) Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana
(Rasional : Mendorong relaksasi dan memberikan klien cara mengatasi dan mengontrol
tingkat ketidaknyamanan.
3) Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu
(Rasional : Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut,yang
memperberat nyeri dan menghambat kemajuan persalinan)
4) Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran bantal,
pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)
(Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan meningkatkan
koping dan kontrol klien)
5) Anjurkan dan bantu klien dalamperubahan posisi dan penyelarasan EFM
(Rasional : Mencegah dan membatasi keletihan otot, meningkatkan sirkulasi)
6) Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi dan kontaksi terjadi
(Rasional : Menghilangkan nyeri, meningkatkan relaksasi dan koping dengan
kontraksi,memungkinkan klien tetap fokus)
Kriteria Evaluasi :
- Berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan sensasi nyeri dan meningkatkan
kanyamanan
- Tampak rileks diantara kontraksi
- Melaporkan nyeri berulang / dapat diatasi
b. Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan dengan obstruksi mekanis pada
penurunan janin
Intervensi :
1) Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan, dan durasi
(Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab, kebutuhan
pemeriksaan diagnostik, dan intervensi yang tepat)
2) Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat sebelum awitan
persalinan
(Rasional : Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi sekunder atau
mungkin akibat dari persalinan lama)
3) Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
(Rasional : Disfungsi kontraksi memperlama persalinan,meningkatkan risiko komplikasi
maternal / janin)
4) Catat penonjolan , posisi janin dan presentasi janin
(Rasional : Indikator kemajuan persalinan ini dapat mengidentifikasi timbulnya penyebab
persalinan lama)
5) Tempat klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring dan ambulasi sesuai
toleransi
(Rasional : Relaksasi dan peningkatan perfusi uterus dapat memperbaiki pola
hipertonik.Ambulasi dapat membantu kekuatan grafitasi dalam merangsang pola
persalinan normal dan dilatasi serviks)
6) Gunakan rangsang putting untuk menghasilkan oksitosin endogen.
(Rasional : Oksitosin perlu untukmenambah atau memulai aktifitas miometrik untuk pola
uterus hipotonik)
7) Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio sesaria sesuai indikasi,untuk malposisi
(Rasional : Melahirkan sesaria diindikasikan malposisi yang tidak mungkin dilahirkan
secara vagina)
Kriteria Evaluasi :
- Tidak terdapat cedera pada ibu
c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
Intervensi :
1) Kaji DDJ secara manual atau elektronik,perhatikan variabilitas,perubahan periodik dan
frekuensi dasar.
(Rasional : Mendeteksi respon abnormal ,seperti variabilitas yang berlebih lebihan,
bradikardi & takikardi, yang mungkin disebabkan oleh stres, hipoksia, asidosis, atau
sepsis)
2) Perhatikan tekanan uterus selamaistirahat dan fase kontraksi melalui kateter tekanan
intrauterus bila tersedia
(Rasional : Tekanan kontraksi lebih dari 50 mmHg menurunkan atau mengganggu
oksigenasi dalam ruang intravilos)
3) Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi uterus.beritahu dokter bila frekuensi 2 menit
atau kurang
(Rasional : Kontraksi yang terjadi setiap 2 menit atau kurang tidakmemungkinkan
oksigenasi adekuat dalam ruang intravilos)
4) Siapkan untuk metode melahirkanyang paling layak, bilabayi dalam presentasi bokong
(Rasional : Presentasi ini meningkatkan risiko , karena diameter lebih besar dari jalan
masuk ke pelvis dan sering memerlukan kelahiran secara seksio sesaria)
5) Atur pemindahan pada lingkungan perawatan akut bila malposisi dideteksi klien dengan
PKA
(Rasional : Risiko cedera atau kematian janin meningkat dengan malahirkan pervagina
bila presentasi selain verteks)
Kriteria Evaluasi :
- Menunjukan DJJ dalam batas normal dengan variabilitas baik tidak ada deselerasi lambat
d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
Intervensi Keperawatan :
1) Tentukan kemajuan persalinan , kaji derajat nyeri dalam hubungannya dengan dilatasi /
penonjolan
(Rasional : Persalinan yang lama yang berakibat keletihan dapat menurunkan
kemampuan klien untuk mengatasi atau mengatur kontraksi)
2) Kenali realitaskeluhan klien akan nyeri /ketidaknyamanan
(Rasional : Ketidaknyamanan dan nyeri dapat disalahartikan pada kurangnya kemajuan
yang tidak dikenali sebagai masalah disfungsional)
3) Tentukan tingkat ansietas klien dan pelatih perhatikan adanya frustasi
(Rasional : Ansietas yang berlebihan meningkatkan aktifitas adrenal /pelepasan
katekolamin,menyebabkan ketidak seimbangan endokrin,kelebihan epinefrin
menghambat aktifitas miometrik)
4) Berikan informasi faktual tentang apa yang terjadi
(Rasional : Dapat membantu reduksi ansietas dan meningkatkan koping)
5) Berikan tindakan kenyamanan dan pengubahan posisi klien.Anjurkan penggunaan tehnik
relaksasi dan pernafasan yang dipelajari
(Rasional : Menurunkan ansietas, meningkatkan kenyamanan , dan membantu klien
mengatasi situasi secara positif)
Kriteria Evaluasi :
- Mengungkapkan pemahaman tentang apa yang terjadi
- Mengidentifikasi /menggunakan tehnik koping efektif
letak sungsang
TINJAUAN TEORITIS LETAK SUNGSANG
A. PENGERTIAN
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagau bagian yang
terendah (presentasi bokong) (Djamhoer Martaadisoebrata: 2005).
Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus
dan kepala dibawah (Rustam Mohctar: 1998).
Pengertian Kehamilan Sungsang adalah Kehamilan pada bayi dengan presentasi
bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala
berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah
pintu atas panggul atau simfisis (Manuaba: 1998).
Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian
rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Kejadian letak sungsang berkisar antara 2-3% bervariasi di berbagai tempat.
Sekalipun kejadian kecil, tetap mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian
sekitar 20-30%( Sarwono Prawirohardjo,2002). Pada letak kepala, kepala yang
merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu, sedangkan pesalinan letak sungsang
justru kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir.Persalinan
kepala pada letak sungsang tidak mempunyai mekanisme Maulage karena susunan
tulang dasar kepala yang rapat dan padat, sehingga hanya mempunytai waktu 8 menit,
setelah badan bayi lahir. Keterbatasan waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai
mekanisme maulage dapat menimbulkan kematian bayi yang besar (Manuaba: 1998).
B. KLASIFIKASI
Angka kejadian 3% dari kehamilan. Letak sungsang dapat dibagi menjadi:
1. Letak bokong murni (presentasi bokong murni, dalam bahasa inggris frank breech.
Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
2. Letak bokong kaki, presentasi bokong kaki disamping bokong teraba kaki, dalam
bahasa inggris complet breech. Disebut letak bokong kaki sempurna atau jika tidak
sempurna jika disamping bokong teraba satu kaki atau satu kaki saja.
3. Letak lutut (presentasi lutut)
4. Letak kaki (presentasi kaki), dalam bahasa inggris kedua letak yang terakhir ini disebut
inkomplet breech presentation.
Bergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya satu kaki atau lutut
disebut letak kaki atau lutut dapat dibagi menjadi letak kaki atau lutut sempurna
dan letak kaki atau lutut tidak sempurna (Djamhoer Martaadisoebrata: 2005).
Bentuk-Bentuk Letak Sungsang (Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG,1998)
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk letak sungsang
sebagai berikut :
1. Letak Bokong Murni
a. Teraba bokong
b. Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
c. Kedua kaki bertindak sebagai spalk
2. Letak Bokong Kaki Sempurna
a. Teraba bokong
b. Kedua kaki berada di samping bokong
3. Letak Bokong Tak Sempurna
a. Teraba bokong
b. Disamping bokong teraba satu kaki
4. Letak Kaki
a. Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
b. Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah.
Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen, dan pemeriksaan ultrasonografi.Letak Bokong
Murni Flexi pada paha, extensi pada lutut, ini merupakan jenis yang tersering dan meliputi
hampir 2/3 presentasi bokong.Letak Bokong Kaki Sempurna Flexi pada paha dan lutut (Frant
Greech).Letak Bokong Tak Sempurna / lutut Satu atau dua kaki dengan ekstensi pada kaki
merupakan bagian terendah (Fn Complek Breech).
C. ETIOLOGI
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang berlebihan.
Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra, myoma,hydrocepalus dan
janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada pesentasi bokong membakal.
Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong menunjukkan
bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk
presentasi bokong daripada presentasi kepala.. Implantasi plasenta di fundus atau di
tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong ( Harry
oxorn,1996 )
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
Rahim arkuatus
Septum pada rahim
Uterus dupleks
Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
Plasenta letak rendah
Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
Kesempitan panggul
Deformitas tulang panggul
Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hedrosefalus atau anesefalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidroamnion atau aligohidromion
e. Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat
kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan
keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah
pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan
kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas
panggul.(Manuaba 1998).
Menurut Prof. DR. Rustam Mohctar, MPH. penyebab dari letak sungsang adalah:
1. Fiksasi pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggul
sempit, hidrosefalus, aneseflus, plasenta previa, tumor-tumor pelvis, dan lain-lain.
2. Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil, (premature).
3. Gamelli (kehamilan ganda).
4. Kelainan uterus, seperti pada uterus arkuatus, bikornis, mioma uteri.
5. Janin sudah lama mati.
6. Sebab lain yng tidak diketahui .
Menurut Prof. dr. Sulaiman Sastrawinata, SpOG. Penyebab letak sungsang adalah:
1. Prematuritas karena bentuk rahim kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala
anak relative besar.
2. Hidramnion karena anak mudah bergerak.
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala kedalam pintu atas panggul.
4. Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bikornis.
5. Panggul sempit: walaupun panggul sempit sebagai penyebab letak sungsang masih
disangsikan oleh berbagai penulis.
6. Kelinan bentuk kepala, yaitu: hidrosefalus dan ansefalus karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
D. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakan dengan pemerikasaan abdominal. Pada palpasi di bagian
bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang bundar, sementara di fundus
teraba bagian yang keras, bundar dan melenting. Denyut jantung janin terdengar di atas
pusat. Pemeriksaan dengan USG atau rontgen dapat mengetahui letak yang
sebenarnya pada pemeriksaan pervaginam teraba bagian lunak anus juga akan teraba
bagian sacrum.
Pergerakan anak diraba oleh si ibu di bagian bawah perut, di bawah pusat, dan ibu
sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
Pada palpasi akan teraba bagian keras, bundar, dan melentingpada fudus uteri.
Punggung akan dapat dirabapada salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada
pihak yang berlawanan. Diatas shimpisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat. Jika pembukaan
sudah besar, pada pemeriksaan dalam dapat diraba 3 benjolan tulang, yaitu kedua
tubera ossis ischi dan ujung os. Sacrum, sedangkan os sacrum dapat dikenal sebagi
tulang meruncing dengan deretan prossesus spinosus di tengah-tengah tlang tersebut.
Antara tiga benjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genitalia anak, tetapi jenis
kelamin anak hanya dapat ditentukan jika edema tidak terlalu besar (Djamhoer
Martaadisoebrata: 2005).
Bokong harus dibedakan dari muka karena pada letak muka jika caput siccedeneum
besar, muka dapat disangka bokong karena kedua tulang pipi dapat menyerupai os
sacrum yang mempunyai deretan prossesus spinosus yang disebut Krista sakralia
media.( Harry oxorn,1996 )
E. DIAGNOSA KEDUDUKAN
1. Pemeriksaan abdominal
a. Letaknya adalah memanjang.
b. Di atas panggul terasa massa lunak mengalir dan tidak terasa seperti kepala. Dicurigai
bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha teregama di atas tulang-tulang
dibawahnya, memberikan gambaran keras menyerupai kepala dan menyebabkan
kesalahan diagnostic.
c. Punggung ada di sebelah kanan dekat dengan garis tengah bagian-bagian kecil ada di
sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di belakang.
d. Kepala berada di fundus uteri. Mungkin kepala cukup diraba bila kepala ada di bawah
tupar/iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih bulat dari paha bokong dan kadang-kadang
dapat dipantulkan (Balloffablle) dari pada bokong uteri teraba terasa massa yang dapat
dipantulkan harus dicurigai presentasi bokong.
e. Tonjolan kepala tidak ada bokong tidak dapat dipantulkan
2. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas umbilicus dan
pada sisi yang sama pada punggung. Pada RSA (Right Sacrum Antorior) denyut
jantung janin terdengar paling keras di kuadrat kanan atas perut ibu kadang-kadang
denyut jantung janin terdengar di bawah umbilicus
3. Pemeriksaan vaginal
a. Bagian terendah teraba tinggi
b. Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura dan
fantenella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan adanya mal presentasi.
c. Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan tuber ichiadicum terletak pada
satu garis. Bokong dapat dikelirukan dengan muka.
d. Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke bawah dan teraba
oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan dngan kepala oleh karena tulang yang
keras.
e. Sakrum ada di kuadran kanan depan panggul dan diameter gitochanterika ada pada
diameter obligua kanan.
4. Pemeriksaan Sinar X
Sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula kelainan-
kelainan seperti hydrocephalus.
5. Perbedaan kaki dan tangan
a. Pada kaki ada kalkaneus jadi ada 3 tonjolan tulang ialah mata kaki dan kalkaneus. Pada
tangan hanya ada mata dipergelangan tangan.
b. Kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai selalu ada sudut.
c. Jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.( Djamhoer Martaadisoebrata: 2005).
F. PROGNOSIS
Bagi ibu pada letak sungsang tak banyak bebeda dengan prognosis pada letak
kepala; mungkin rupture uteri lebih sering terjadi. Sebaliknya, prognosis bagi anak
dengan letak sungsang lebih buruk, terutama jika anak besar dan ibunya seorang
primigravida.
Kematian anak 14%. Jika kematian karena prematuritas dikurangi, kematian anak
dengan letak sungsang tetap 3 kali lebih besar daripada kematian anak letak kepala.
Penyebab kematian anak pada letak sungsang:
1. Setelah pusat lahir, kepala anak akan mulai masuk kedalam rongga pangul sehingga
talipusat tertekan antara kepala dan rongga panggul. Diduga bahwa kepala harus lahir
dalam 8 menit, sesudah pust lahir supaya anak lahir dengan selamat.
2. Pada letak sungsang dapat terjadi perdarahan otak mkarena kepala dilahirkan dengn
cepat.
3. Dapat terjadi kerusakan tulang belakang karena tarikan badan anak.
4. Pada letak sungsang lebih sering terjadi tali pusat menumbung karena bagian depan
anak kurang baik menutup bagian bawah rahim.
Selain itu angka kesakitan pada bayi juga tinggi karena juga mungkin terjadi fraktur
adari humerus atau klavikula pada waktu melhirkan lengan, paralisis lengan karena
tekanan atau tarikan pada fleksus brakialis pada waktu melahirkan kepala dengan cara
Mauriceau. (Djamhoer Martaadisoebrata: 2005).
G. PENANGANAN
1. Sikap sewaktu hamil
Karena kita ketahui bahwa prognosa pada anak tidak begitu baik, maka usahakan
merubah leyak janin dengan versi luar jika kehamilan telah cukup bualan. Tujuannya
adalah untuk merubah letak bokong menjadi letak kepala. Hal ini dilakukanpada primi
dengan kehamilan 24 minggu, multi dengan usia kehamilan 36 minggu, dan tidak ada
kehamilan gamelli, panggul sempit, dan plasenta previa.
Syarat:
Pembukaan kurang dari 5 cm.
Ketuban masih ada.
Bokong belum turun atau masuk pintu atas panggul.
Tehknik:
Lebih dahulu bokong dilepaskan dari PAP dn ibu dalam posisi trendelemburg.
Tangan kiri diletakkan di kepala dan tangan kanan pada bokong.
Putar kearah muka atau perut janin
Lalu tukar tangan kiri diletakkan di bokong dan tangan kanan dikepala.
Setelah berhasil pasang gurita, dan observasitensi, DJJ, serta keluhan. (Rustam
Mohctar: 1998).
2. Persalinan
a. Persalinan metode Brach
b. Ekstraksi bokong parsial
Klasik
Muller
Lovset
c. Melahirkan kepala
Mauricceau (veit smeillie)
Naujoks
Praque terbalik
De snoo
Martin Winkel (Manuaba 1998).
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
LETAK SUNGSANG TERHADAP NY.N DI POLI KIA RSUD. UNDATA
PALU.
Nomor register : -
Tanggal masuk : 1-juni-2010
Tanggal pengkajian : 1-juni-2010
Nama mahasiswa yang mengkaji : E N G G A R
A. PENGUMPULAN DATA DASAR
1. Pengkajian (data subyektif)
Identitas (biodata)
a). Ibu
Nama : Ny. N
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : URT
Alamat : Jl. Bulu Masimba. No. 01
b). Suami
Nama : Tn. P
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Bulu Masomba. No. 01
2. Anamnesa
Pada tanggal 1 juni 2010 pukul 10.00 WITA.
a) Alasan kunjungan ibu saat ini:
Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia kehamilan 9 bulan mengeluh cepat lelah, sering
BAK, susah tidur, pegal-pegal pada punggung dan kaki.
b) Riwayat kehamilan sekarang
HpHt : lupa
TP : ?
ANC : teratur di Puskesmas
Imunisasi TT : 2 kali
Keluhan : tidak ada
Trimester I
ANC : 1X di bidan
Keluhan : Ibu mengatakan pusing, cepat lelah serta tidak nafsu makan
Terapi :
1. Tablet vitamin B komplek 3X1 tablet/hari
2. .Kalcium laktat 3X1 tablet/hari
3. Asam folat 1X1 tablet/hari
Anjuran :
1. Banyak istirahat
2. Makan makanan yang diinginkan
Trimester II
ANC : 1X di bidan
Keluhan : Tidak ada keluhan
Terapi : Tablet Fe 1X1 / hari
Anjuran : Makan makanan yang bergizi
Trimester III
ANC : 2X di bidan
Keluhan : Pegal-pegal, nyeri epigestrik dan sering BAK
Terapi : tablet Fe 1 x 1 / hari, vitamin
Anjuran : Istirahat yang cukup, kurangi minum di malam hari
c) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No. Kehamilan Persalinan Anak umur BB/PB penolong tempat
1 Aterem Spontan LBK Laki-laki 5
tahun
3300 Bidan BPS
2 Aterem Spontan LBK perempuan 3
tahun
3100 Bidan BPS
3 Kehamilan
sekarang
d) Riwayat perkawinan
Perkawinan ke : pertama
Usia perkawinan sekarang : 10 tahun
Status perkawinan : sah
e) Pergerakan janin dirasakan pertama kali diusia kehamilan 16 minggu.
f) Pergerakan janin dalam 24 jam: tidak dilakukan hitungan.
g) Masalah-masalah selama kehamilan
Rasa lelah : ya
Mual muntah yang hebat : tidak
Rasa mengga : tidak
Sakit kepala hebat terus-menerus : tidak
Penglihatan kabur : tidak pernah
Rasa nyeri waktu BAB : tidak
Rasa gatal pada vulva dan vagina : tidak
Nyeri tegang pada tungkai : ya
h) Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28-30 tahun
Teratur : ya
Lanianya haid : 17 hari
Banyaknya darah : 2x ganti pembalut/hari
Bau/warna : has/merah tua
Konsistensi : encer
Dismenorhoe : ada, hari pertama
Riwayat KB : Belum pernah
i) Riwayat penyakit yang pernah/sedang dirasakan
Tekanan darah tinggi : tidak
Deconi persasi cordis : tidak
Diabetes mellitus : tidak
Anemia : tidak
Penyakit hubungan seksual : tidak ada
Campak / rubella : tidak
j) Perilaku kesehatan
Merokok : tidak
Ketergantungan obat : : tidak
Minum-minuman keras : tidak
k) Riwayat Psikologis
Ibu mengatakan bahwa kehamilannya direncanakan.
Ibu mengatakan bahwa ia sangat senang dengan kehamilannya.
Ibu dan keluarga berharap semoga dalam kehamilan dan persalinannya berjalan normal
tidak ada halanagn satu apapun.
l) Pola Kegiatan sehari-hari
Nutrisi :
a.Pola makan : teratur
b.Frekuensi makan : 3x sehari
c. Jenis makanan : nasi, sayur, ikan
d.Jumlah minum sehari : 8 gelas/hari
Pola Eliminasi
BAK
a.Frekuensi : 7x sehari
b. Bau : khas
c. Warna : kekuningan
BAB
a. Frekuensi : 1x/hari
b. Warna/bau : kuning/has
c. Konsistensi : lunak
Pola istirahat tidur
a. Tidur siang : tidak biasa
b. Tidur malam : 22:00-06:00 pagi
Hybine perorangan
a. Frekuensi mandi : 2x dan memakai sabun
b. Frekuensi sikat gigi : 3x sehari dan memakai odol
c. Mencuci rambut : 3x/minggu dan
memakai shampoo
m) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit menular dalam keluarga : tidak ada
Penyakit kelamin dalam keluarga : tidak ada
Penyakit menahun dalam keluarga : tidak ada
Penyakit keturunan kembar : tidak ada
3. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
a) Keadaan umum : baik
Kesadaran : compes medis
Keadaan emosional : stabil
b) Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/m
S : 36,5C
R : 24 x/m
c) Tinggi Badan
Berat badan : 58kg
Lila : 24 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB sekarang : 58 kg
Kenaikan BB selama hamil : 8 kg
Tingi badan : 158 cm
d) Pemeriksaan fisik
a). kepala
Benjolan : tidak ada
Bersih : ya, bersih
b). Muka
Cloasma gravidarum : tidak ada
Edenia : tidak
c). Mata
Simetris : ya
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterus
d). Telinga
Simetris : ya
Bersih : ya
Serumen : tidak ada
Perdengaran : baik
e). Mulut/Gigi
Stomatitis : tidak ada
Faetorex oral : tidak
Daries : tidak ada
Gigi palsu : tidak ada
f). Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Pembengkakan kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
g). Dada
Jantung : tidak ada keluhan
Paru-paru : lembek
Payudara : lembek. Simetris ki-ka
Pembesaran : membesar
Puting susu : menonjol
Pengeluaran ASI : belum ada
h). Pinggang/punggung
Posisi tulang belakang : lordosis
Nyeri pinggang : ada
). Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Striaee : ada
TFU sesuai usia kehamilan : ya
Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan PX- pusat. Pada fundus
teraba keras, bulat, melenting yang berarti kepala. TFU 35 cm
Leopold II : perit ibu sebelah kiri teraba lebar dan memberikan
tekanan yang besar berarti punggung. PUKI.
Leopold III : bagian terbawah janin teraba lunak, kurang bundar,
kurang melenting berarti bokong. Presentasi bokong.
Leopold IV : bokong belum masuk pintu atas panggul.
Auskutasi
Bjf : ada terdengar
Frekuensi : teratur 140 x/m
i). Tangan dan Kaki
Oedema : tidak ada
Keluhan sendi : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflex patella : ya +/+
Kuku : tidak pucat, bersih.
j). Pemeriksaan Genetalia
Perineum terdapat bekas hecting persalinan yang lalu.
Vulva/vagina
Pengeluaran : tidak ada
Konsistensi : tidak ada
Warna : tidak ada
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Rasa nyeri : ada
Kelenjar bartholini
Bengkak : tidak dilakukan pemeriksaan
Rasa nyeri : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus
Haemoroid : tidak ada
Pemeriksaan dalam
Dinding vagina : tidak dilakukan pemeriksaan
Posisi serviks : tidak dilakukan pemeriksaan
Keadaan serviks : tidak dilakukan pemeriksaan
Pembukaan serviks : tidak dilakukan pemeriksaan
Peluemetri
Promentonum : tidak dilakukan pemeriksaan
Linea tuminalis : tidak dilakukan pemeriksaan
Sacium : tidak dilakukan pemeriksaan
Arcuspubis : tidak dilakukan pemeriksaan
Spina ischiadika : tidak dilakukan pemeriksaan
DS loceygis : tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pemeriksaan laboratorium
HB : 11 gr%
Protein urine : (-)
Reduksin : (-)
B. INTERPRESTASI DATA DASAR, DIAGNOSA, DAN KEBUTUHAN
1. Diagnosa
Ibu G3P2A0 hamil 36 minggu, janin tunggal, hidup, Intrauterine dengan
presentasi bokong.
Dasar:
a) Ibu mengatakan hamil anak ke-3
b) HPHT : 11 April 2006
c) Leopold I : Pertengahan Px Pusat, TFU : 35 cm
d) Leopold II : Puki
e) Leopold III: Bokong
f) Leopold IV: Bokong belum masuk PAP
g) DJJ : 132 X/menit
h) Hb : 11gr%
2. Masalah
a) Gangguan aktifitas yang berupa pegal-pegal dan kram pada kaki.
Dasar ;
Ibu mengatakan merasa pegal-pegal pada daerah punggung dan kaki
Ibu mengatakan sering kram pada kaki apabila kelelahan
b) Ibu merasa cemas dan khawatir proses persalinannya akan sulit karena letak bayi yang
sungsang
Dasar :
Ibu mengatakan takut persalinannya susah karena letak bayinya
sungsang
Ibu mengatakan cemas menghadapi persalinannya
Kebutuhan
1) Penyuluhan tentang perubahan fisiologis yang terjadi dalam kehamilan seperti gangguan
kenyamanan yang berupa pegal-pegal pada punggung dan kaki
2) Penyuluhan tentang keebutuhan gizi ibu hamil dan persiapan-persiapan persalinan
3) Penyuluhan tentang senam hamil untuk kehamilan letak sungsang dan latihan relaksasi
4) Pemberian Fe dan vitamin
5) Kontrol ulang bila ada keluhan
6) Diit karbohidrat pada trimester III
C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Masalah potensial yang mingkin dihadapi adalah rupture perineum pada ibu, distosia, dan
hipoksia pada janin.
D. INDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI SERTA RUJUKAN
1. Apabila tafsiran BBL berat, rencanakan kolaborasi dengan dokter karena ditakutkan terjadi
kesulitan saat persalinan.
2. Apabila ada tanda-tanda bahaya kehamilan segera merujuk.
E. PERENCANAAN
1. Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini.
2. Beritahu ibu bahwa kehamilannya letak sungsang.
3. Beri dukungan pada ibu agar tidak cemas.
4. Anjurkan ibu untuk breast care dan ajarkan caranya.
5. Beritahu ibu untuk selalu membersihkan payudaranya
6. Ajarkan cara-cara breast care
7. Beri terapi Fe 1X1 tablet/hari, kalsium laktat 3X1 tablet/hari dan vitamin B kompleks 3X1
tablet/hari
8. Ajarkan pada ibu tentang teknik senam hamil untuk kehamilan sungsang dan menganjurkan
melaksanakannya dirumah
9. Ajarkan gerakan senam hamil pada ibu Ajarkan kneeces position pada ibu Anjurkan ibu untuk
melakukannya dirumah
10. Anjurkan pada ibu untuk diit karbohidrat pada trimester III
11. Anjurkan ibu untuk mengurangi porsi nasi
12. Anjurkan ibu untuk makan banyak sayur dan buah-buahan
13. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan
14. Anjurkan ibu untuk tidur minimal 6-8 jam pada malam hari dan 30 menit pada siang hari
15. Anjurkan ibu mengurangi aktifitas-aktifitas berat
16. Beri informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda dan persiapan pesalinan.
17. Beri tahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan
18. Beri tahu ibu tanda-tanda persalinan
19. Beri tahu ibu Persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum bersalin
20. Anjurkan pada ibu untukmelakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan
F. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini
2. Memberitahu ibu bahwa kehamilannya letak sungsang
3. Memberi dukungan pada ibu agar tidak cemas
4. Menganjurkan ibu untuk breast care dan ajarkan caranya
5. Memberitahu ibu untuk selalu membersihkan payudaranya setiap hari
6. Mengajarkan cara-cara breast care yang benar pada ibu
7. Memberi terapi Fe 1X1 tablet/hari, kalsium laktat 3X1 tablet/hari
8. Beri ibu tablet Fe 1X1/hari
9. Beri Ibu kalium laktak 3X1/hari
10. Mengajarkan pada ibu tentang teknik senam hamil untuk kehamilan sungsang dan
menganjurkan melaksanakannya dirumah
11. Mengajarkan gerakan senam hamil pada ibu
12. Mengajarkan kneeces position pada ibu
13. Menyarankan ibu untuk sering berlatih jongkok agar janin lekas turun ke PAP
14. Menyarankan ibu untuk melakukan pekerjaan rumah yang banyak menggunakan posisi seperti
jongkok
15. Menganjurkan ibu untuk melakukannya di rumah
16. Menganjurkan pada ibu untuk diit karbohidrat pada trimester III
17. Anjurkan ibu untuk mengurangi porsi nasi
18. Mnjelaskan makanan-makanan yang baik bagi kehamilan ibu
19. Anjurkan ibu untuk makan banyak sayur dan buah-buahan
20. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan
21. Anjurkan ibu untuk tidur minimal 6-8 jam pada malam hari dan 30 menit pada siang hari
22. Anjurkan ibu mengurangi aktifitas-aktifitas berat
23. Beri informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda dan persiapan pesalinan.
24. Beri tahu ibu tand-tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan dan KPD.
25. Beri tahu ibu tanda-tanda persalinan seperti his yang semakin kuat, ada keinginan ingin
meneran, ibu mengeluarkanlendir bercampur darah.
26. Beri tahu ibu Persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum bersalin juga dengan
keuangan ibu.
27. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan
28. menganjurkan ibu segera dating jika ada keluhan.
29. Pada saat konsultasi ingatkan ibu untuk dating kembali memeriksakan kandungannya.
G. EVALUASI
1. Ibu mengatakan mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Ibu mengatakan mengerti cara breast care yang benar dan akan melakukannya setiap hari
3. Ibu mengatakan akan meminum tablet Fe dan tablet kalsium laktat
4. Ibu mengatakan mengerti tentang teknik senam hamil untuk kehamilan sungsang dan
mengatakan akan melaksanakan yang dianjurkan bidan di rumah
5. Ibu bias menyebutkan makanan-makanan yang baik bagi kehamilannya dan akan mengurangi
porsi makan nasinya serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah
6. Ibu mengatakan akan istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang
berlebihan
7. Ibu mengatakan mengeti dan bias menyebutkan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, tanda-
tanda dan persiapan pesalinan.
8. Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang pada 1 minggu yang akan dating dan segera jika
ada keluhan