Termodinamika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TERMODINAMIKA

Ruang lingkup
Termodinamika Cabang ilmu fisika yang mempelajari perubahan energi dalam bentuk kalor/kerja.
Termodinamika berkembang sejak penemuan mesin uap engineer berpikir bagaimana
menggunakannya semaksimal mungkin.
Berawal dari prinsip2 yang digunakan dalam mesin uap yaitu panas postulat berlaku general hukum
pertama dan kedua termodinamika.
Dimensi dan satuan
Dalam satuan internasional (SI unit) waktu (second, s); panjang (meter, m); massa (Kilogram, kg);
jumlah zat (mol); suhu (Kelvin, K).
Dalam satuan English engineering system waktu (second, s); panjang (feet, ft)- 1 ft setara dengan
0,3048 m; massa (pound mass, lbm)- 1lbm setara dengan 0,4535 kg; jumlah zat (pound mol, lb mol)- 1 mol
setara dengan 453,59 lb mol.
Satuan dari gaya (SI unit) newton, N = 1 kg m/ s2; gaya (English engineering system) pound force (lbf)
besarnya gaya yang memberikan percepatan sebesar 32,17 ft per seond per second. Konstanta gc harus
disertakan dalam penghitungan gaya dalam sistem British.
F = ma (1/gc) dimana besarnya gc = 32,1740 (lbm.ft)/(lbf.s2)
Dimensi International system ( SI) British System Konversi
massa (m) kg lbm 1lbm= 0,454 kg
panjang (L) m ft 1 ft = 0,3048 m
waktu(t) s s

gaya N lbf 1 N = 1kg m/s2
kerja J Btu 1 J = 1 Nm

1Btu = 1,055 kj


Suhu. Satuan yang umum digunakan Kelvin dan Celcius. Engineer di Amerika juga menggunakan satuan
Rankine untuk suhu.
Dimana T (R) = 1,8T (K
Jika : TA = TB
TA = TC
maka TB = TC
Hal tersebut menjadi dasar dari thermometer.






Konversi
T (K) = T (C) + 273,15
T (R) = T (F) +459,67
T (F) = 1,8 T (C) + 32
T (R) = 1,8 T (K)
SI BRITISH
SUHU Celcius ( oC ) Fahrenheit ( oF )
SUHU ABSOLUT Kelvin ( K ) Rankine ( R )
Tekanan N/m2 atau pascal (Pa). Persamaan matematis untuk Tekanan adalah P=F/A=(mg)/A, jika
tekanan dikenakan ke fluida yang berada di dalam kolom P = (mg)/A =(A.h..g)/A = hg
Satuan tekanan:
1 Pa = 1 N/m2 1 Psi = 1 lbf/in2
1 bar = 105Pa 1 atm = 14,696 psi
1 atm = 101325 Pa


Contoh kasus
Pada suhu 27C , hasil pembacaan tinggi manomater yang berisi air raksa adalah 60.5 cm. Jika percepatan
gravitasi besarnya 9.78 m/m2, berapa besarnya tekanan yang ditunjukkan oleh manometer tersebut ?
Jawaban lihat persamaan P untuk fluida dalam kolom, P = gh densitas air raksa = 13.53 g/cm3.

Kerja-Work
Kerja-Work (W) adalah gaya yang bekerja melalui jarak tertentu. dW = F dl
F adalah gaya yang bekerja, dl adalah panjang lintasan. Karena F bisa juga didefinisikan sebagai P.A
(tekanan.luas penampang), dan dl sebagai volume/luas (V/A) maka :
dW = -PA d (V/A) = -P dV
W = P (V1-V2)

Tenaga-Energi
Hukum kekekalan energi telah muncul sekitar 1850 buah pemikiran dari Galileo dan Isaac Newton.
Lord Kelvin mengenalkan persamaan energi kinetik Ek = mv2
Jika benda dengan massa m diangkat dari ketinggian awal z1 ke ketinggian akhir z2 dimana z2 >z1
besarnya energi potensialnya Ep = mgz, sedangkan besarnya usaha/kerja untuk memindahkan benda
tersebut W = mg z. Dimana g adalah percepatan gravitasi dalam satuan SI m/s2 9,78 m/s2.

Contoh kasus
Sebuah elevator dengan massa 2500 kg berhenti pada ketinggian 10m diatas tanah, kemudian naik hingga
ketinggian 100m diatas tanah, dimana pada ketinggian tersebut kabel penyangganya menghentikan
elevator tersebut. Diasumsikan tidak ada gesekan friksi pada kabel penyangga dan besarnya percepatan
gravitasi = 9,8 m/s2, hitung :
Energi potensial pada z1, besarnya usaha yang dilakukan untuk menaikkan elevator hingga ketinggian 100
m dan energi potensial pada ketinggian 100m ?
Gunakan rumus perhitungan kerja dan energi potensial untuk menyelesaikan.


Panas akan berpindah dari benda dengan suhu tinggi ke benda dengan suhu yang lebih rendah. Jadi
perbedaan suhu menjadi driving force (gaya pendorong) berpindahnya panas.
Satuan dari panas sama dengan satuan energi yaitu Joule (J), sering juga digunakan satuan kalori dan Btu
(sistem English Engineering unit) dimana 1 kalori = 4,1840 J dan 1 Btu = 1055,04 J.
Satuan dari kerja/usaha adalah watt = Joule/second.

SISTEM DAN KERJA
Sistem adalah segala sesuatu yang ingin dipelajari. Dapat berupa benda bebas yang sederhana atau
sebuah kilang pengolahan bahan kimia.
Segala sesuatu yang berada di luar sistem dikategorikan sebagai lingkungan (surrounding).
Ada 2 jenis sistem termodinamika :
Sistem tertutup dinyatakan apablia pengkajian hanya dilakukan pada materi dalam jumlah tertentu
saja. Sistem tertutup selalu berisi materi yang sama, dimana perpindahan massa melalui batas sistem
tidak dimungkinkan. Jenis khusus dari sistem tertutup yang tidak dapat berinteraksi dengan cara apa pun
dengan lingkungannya disebut sebagai sistem terisolasi (isolated system).
Sistem terbuka Analisis termodinamika dilakukan pada perlatan dimana terdapat aliran massa, seperti
turbin dan pompa. Penyelesaian yang lebih mudah dapat dilakukan dengan menentukan suatu ruang
tertentu dimana massa mengalir yang disebut sebagai Volume atur.
Istilah massa atur (control mass) digunakan dalam sistem tertutup, sedangkan volume atur (control
volume) digunakan dalam sistem terbuka.
Sifat, keadaan dan proses
Sifat (property) sistem seperti massa, volume, energi, tekanan dan suhu merupakan karakteristik
makroskopik sistem, dimana nilai numeriknya dapat diberikan pada suatu waktu tertentu.
Keadaan (state) merupakan kondisi sistem yang dapat ditentukan sifatnya.
Proses dapat terjadi pada sebuah sistem apabila terdapat perubahan sifat sehingga t erjadi perubahan
keadaan dari sistem tersebut. Proses merupakan transformasi dari suatu keadaan ke keadaan lain.
Jika sistem menunjukkan nilai sifatnya yang tetap pada dua saat yang berbeda, maka sistem dapat
dikatakan berada dalam keadaan yang sama.
Sistem dikatakan dalam kondisi tunak (steady state) jika tidak satu pun sifatnya berubah terhadap waktu.
Sifat termodinamika dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu sifat ekstensif dan intensif.
Sifat ekstensif jika nilai dari keseluruhan sistem merupakan penjumlahan nilai dari setiap bagian yang
menyusun sistem tersebut. Massa, volume dan energi merupakan contoh sifat ekstensif. Sifat ekstensif
dipengaruhi oleh ukuran sistem dan dapat berubah menurut waktu.
Sifat intensif tidak dapat diakumulasikan seperti pada sifat ekstensif. Nilai sifat intensif tidak dipengaruhi
oleh ukuran sistem dan dapat bervariasi di setiap bagian sistem pada waktu yang berbeda. Sifat intensif
merupakan fungsi posisi dan waktu. Contoh : volume spesifik, tekanan dan temperatur.
FASE DAN ZAT MURNI
Fase menggambarkan sejumlah materi yang homogen dalam komposisi kimia maupun struktur fisiknya.
Homogenitas dalam struktur fisik berarti bahwa materi tersebut seluruhnya berada dalam kondisi padat,
cair, uap atau gas. Suatu sistem dapat terdiri dari satu fase atau lebih.
Zat murni adalah sesuatu yang memiliki komposisi kimia yang sama dan tetap. Zat murni dapat muncul
dalam keadaan satu fase atau lebih, namun komposisi kimianya harus sama dan tetap dalam setiap
fasenya. Campuran gas yang sama dapat dianggap sebagai zat murni apabila tetap berfase gas dan tidak
bereaksi kimia.
Kesetimbangan
Suatu sistem dikatakan setimbang jika isolasi terhadap sistem tersebut dengan lingkungannya tidak
merubah sifat sistem tersebut.
Ketika sistem diisolasi, sistem tidak dapat berinteraksi dengan lingkungannya, namun keadaannya dapat
berubah sebagai akibat dari kejadian spontan yang muncul secara internal, pada saat sifat intensifnya
seperti suhu dan tekanan menuju suatu nilai yang sama. Ketika seluruh perubahan internal tersebut
berhenti, maka sistem berada dalam keadaan kesetimbangan.
Proses seringkali dimodelkan sebagai jenis proses ideal yang disebut sebagai proses kesetimbangan sesaat
(quasiequilibrium). Proses kesetimbangan sesaat merupakan proses yang penyimpangannya dari keadaan
kesetimbangan termodinamika sangatlah kecil. Karena pengaruh ketidakseimbangan muncul dalam
proses aktual, maka idealisasi proses semacam ini merupakan pendekatan yang terbaik.
Kerja ekspansi atau kompresi
Pada saat gas berekspansi, tekanan gas meningkat dan dihasilkan gaya normal pada dinding torak. Jika p
adalah tekanan yang bekerja pada daerah batas gas dan torak, maka gaya yang dihasilkan gas dan
mengenai dinding torak dapat dinyatakan sebagai bentuk perkalian tekanan p dengan luas permukaan
torak A atau pA. Kerja yang dihasilkan sistem pada saat torak bergerak sejauh dx adalah
W = -PA d (V/A) = -P dV = P (V1-V2)
Mengingat dV bernilai positif ketika volume bertambah, maka kerja pada daerah batas bergerak adalah
positif saat gas berekspansi. Untuk proses kompresi dV adalah negatif, maka perhitungan kerja akan
menghasilkan nilai negatif. Tanda positif dan negatif ini sesuai dengan kesepakatan tanda untuk kerja
seperti telah dibahas sebelumnya.
KERJA
Dalam mekanika dikenal bahwa besar usaha oleh suatu gaya pada suatu benda = hasil kali komponen
gaya pada arah jalan dg panjang jalan tersebut.
Diasumsikan lintasan gaya tak terhingga kecil (ds) sehingga gaya dianggap tetap
dW = F cos ds
Kita juga mengenal bahwa besar usaha oleh suatu gaya pada suatu benda = perubahan tenaga kinetiknya
dW =dE
k

Jika benda bergerak dari tempat 1 ke tempat 2 maka besar usaha
Atau W = E
k2
- E
k1

F cos adalah komponen gaya F pada arah jalan ds dan adalah sudut antara F dan ds.
Jika benda bergerak melalui jalan yang terhingga, misalnya dari s1 ke s2 maka besarnya usaha adalah :

Jika gaya yang bekerja pada benda itu konservatif, besar usahanya
W = (E
p2
- E
p1
)
E
p
tenaga potensial benda
Jadi untuk gaya konservatif

E
k2
- E
k1
= (E
p2
- E
p1
), atau
E
k1
+ E
p1
= (E
k2
+ E
p2
)
Jika pada benda itu, kecuali gaya konservatif bekerja pula gaya non konservatif, maka usaha oleh gaya yg
nonkonservatif = perubahan tenaga mekanik totalnya
W
nk
= E
2
- E
1
= (E
k2
+ E
p2
) - (E
k1
+ E
p1
)
Dalam termodinamika perngertian usaha pertukaran tenaga antara sistem dg lingkungan
Usaha dpt dilakukan oleh sistem dapat pula dilakukan terhadap sistem
Ex Gas dalam silinder mobil yang mendorong pengisap (piston)
Ex Udara yg dipompakan ke dalam ban mobil
Studi kasus ekspansi
Sebuah sistem silinder torak yang berisi gas mengalami proses ekspansi dimana hubungan antara tekanan
dan volume diberikan sebagai P V

= tetap
Tekanan awal sebesar 3 bar, volume awal 0,1 m3 dan volume akhir 0,2 m3. Tentukanlah kerja proses
dalam kJ, jika (a) =1,5 (b) =1,0 (c) =0

Energi Sistem
Hukum Termodinamika I
Untuk menjelaskan Hukuk Pertama Termodinamika, dapat digunakan sebuah sistem tertutup yang dapat
diubah dari satu keadaan kesetimbangan ke keadaan kesetimbangan yang lain dengan menggunakan
interaksi kerja, namun tidak terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungannya Proses adiabatik.
Untuk berbagai proses adiabatik yang berlangsung di antara dua titik keadaan, nilai kerja neto yang
dihasilkan adalah sama kerja neto yang dilakukan oleh atau dalam sistem tertutup, dengan proses
adiabatik hanya bergantung pada keadaan awal dan akhirnya Hukum Pertama Termodinamika.
Berlaku untuk berbagai jenis interaksi kerja dan sifat sistem tertutup.
Dasarnya adalah bukti eksperimen yang dilakukan oleh Joule di awal abad 19 dan banyak hasil temuan
percobaan yang mendukung kesimpulan ini.
Perubahan Energi
Karena kerja neto untuk proses adiabatik yang berlangsung pada sistem tertutup, diantara 2 titik
kesetimbangan tertentu sama besarnya, maka dari pengujian sifat , dapat disimpulkan bahwa kerja neto
untuk proses menentukan perubahan beberapa sifat sistem.
Sifat semacam ini disebut energi. Jika E adalah energi sistem, maka perubahan energi diantara dua
keadaan didefinisikan sebagai :
E2-E1 = -Wad
Wad adalah kerja neto untuk suatu proses adiabatik diantara 2 keadaan.
Energi Dalam
Simbol E menunjukkan energi total sistem. Energi total meliputi energi kinetik, energi potensial gravitasi
dan bentuk energi lainnya.
Ketika kerja diberikan untuk menekan pegas, maka energi tersimpan dalam pegas. Jika baterei dimuati
listrik, maka energi yang tersimpan akan meningkat. Namun perubahan energi sistem tidak dapat
dE W
k2
k1
E
E
k

ds cos F W d' W
S2
S1


dikaitkan sebagai perubahan energi kinetik atau potensial sistem. Perubahan energi yang terjadi adalah
perubahan Energi Dalam (internal energy).
Dalam termodinamika teknik, perubahan energi total sistem dipengaruhi oleh 3 komponen makroskopik.
Pertama, energi kinetik berhubungan dengan pergerakan sistem secara keseluruhan terhadap koordinat
eksternal.
Seperti halnya energi kinetik ataupun potensial, energi dalam merupakan sifat ekstensif sistem, karena
merupakan energi total.
Energi dalam diberi simbol U, sedangkan perubahan energi dalam pada sebuah proses adalah U2-U1.
Perubahan energi total sistem adalah :
E2-E1 = (Ek2-Ek1) + (Ep2-Ep1) + (U2-U1)
E = Ek + Ep + U
Semua besaran dalam satuan energi.

Prinsip Kekekalan Energi dalam Sistem Tertutup
Sistem tertutup dapat berinteraksi dengan lingkungannya dalam bentuk lain yang digolongkan bukan
kerja.
Contoh : Proses yang berlangsung dalam bejana tertutup berisi gas (cairan), sementara dinding luar
bejana tersebut bersentuhan dengan nyala api yang suhunya lebih tinggi daripada suhu gas. Jenis
interaksi seperti ini disebut dengan interaksi thermal.
Proses yang berlangsung dengan melibatkan interaksi thermal di dalamnya antara sistem dengan
lingkungannya disebut proses non-adiabatik.
Perubahan energi sistem dalam proses non-adiabatik tidak cukup dihitung dari komponen kerja saja,
namun juga dalam bentuk energi.
Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik perubahan energi total sistem adalah :
E2-E1 = - Wad
Untuk proses non-adiabatik, perubahan energi total sistem adalah :
E2-E1 -Wa, E2-E1 -Wb
Aspek mendasar dari konsep energi adalah kekekalan energi. Agar sistem mengalami perubahan energi
yang sama besar selama proses adiabatik maupun non adiabatik, maka jumlah neto energi yang
dipindahkan ke sistem harus sama besar. Interaksi kalor merupakan bentuk perpindahan energi. Jadi
jumlah energi Q yang dipindahkan ke sistem tertutup dengan cara lain selain kerja harus sama dengan
jumlah perubahan energi sistem dan jumlah energi yang dipindahkan dari sistem dalam bentuk kerja,
sehingga :
Q= (E2-E1) + W, jika E U maka :
U = Q-W Prinsip kekekalan energi (conservation energy) untuk semua jenis sistem tertutup,
yang telah dibuktikan dengan banyak eksperimen.

HUKUM KE-1
Jika sistem menyerap kalor Q dari lingkungannya dan melakukan kerja W pada lingkungannya maka
sistem mengalami perubahan energi dalam sebesar U = Q W



Perubahan energi dalam sistem (U) = kalor (Q) yang ditambahkan ke sistem dikurangi dengan kerja yang
dilakukan oleh sistem.
Pada sistem terisolasi Q = 0 dan W = 0, tidak ada perubahan energi dalam.
Perhatikan bahwa HK 1 dalam bentuk U = Q W
Q positip : KALOR DITAMBAHKAN KE SISTEM
Q negatip: KALOR DILEPASKAN OLEH SISTEM
W positip KERJA DILAKUKAN OLEH SISTEM
W negatip KERJA DILAKUKAN PADA SISTEM


Contoh kasus
Kalor sebanyak 1000 J ditambahkan ke sistem sementara kerja dilakukan pada (terhadap) sistem sebesar
500 J.
Berapa perubahan energi dalam sistem?
Jawab : ?

PERSAMAAN GAS IDEAL
PV = nRT
U=(3/2) nRT
Contoh:
Suatu gas ideal mula-mula suhunya 500K, tekanannya 2x105Pa dan volumenya 0,4m3.
(a) Tentukan energi dalam gas ideal tersebut
(b) Jika kemudian gas didinginkan pada volume tetap sehingga suhunya menjadi 200K, tentukan tekanan akhir,
energi dalam, kerja serta kalor yang dilepaskan gas

PROSES TERMODINAMIKA#1
1. Proses isobarik yaitu proses termodinamika pada tekanan tetap
PROSES TERMODINAMIKA#2
2. Proses iskhorik yaitu proses pada volume tetap
PROSES TERMODINAMIKA#3
3. Proses isotermik yaitu proses pada temperatur tetap
PROSES TERMODINAMIKA#4
4. Proses adiabatik yaitu proses tanpa pertukaran kalor antara sistem dan lingkungan

SIKLUS TERMODINAMIKA
Perpaduan berbagai proses termodinamika hingga membentuk proses yang tertutup

SEBUAH SISTEM SILINDER TORAK YANG BERISI GAS
MENGALAMI PROSES EKSPANSI DI MANA HUBUNGAN
ANTARA TEKANAN DAN VOLUME DIBERIKAN SEBAGAI :
p = konstan
Tekanan awal sebesar 5 bar, volume awal 0,1 m3.
Tentukanlah proses dalam kJ, jika
(a) n = 1,5
(b ) n = 1,0
(c ) n = 0



Evaluasi Sifat
Penetapan Keadaan
Keadaan suatu sistem tertutup yang berada dalam kesetimbangan (equilibrium) merupakan kondisi yang
ditentukan berdasarkan nilai sifat termodinamika.
Prinsip keadaan (state principle) menyatakan bahwa jumlah sifat bebas (dapat divariasikan secara bebas)
adalah 1+ jumlah interaksi kerja yang relevan.
Sistem kompresibel sederhana digunakan jika hanya terdapat satu cara untuk mengubah energi sistem
melalui kerja saat sistem mengalami proses kesetimbangan sesaat. Pada sistem ini energi sistem
kompresibel sederhana sangat dipengaruhi oleh perubahan volume.
Evaluasi sifat
Sistem yang ditinjau adalah sistem kompresibel sederhana yang berisi zat murni. Yang disebut zat murni
adalah senyawa dengan komposisi kimia yang seragam dan tidak berubah.
Hubungan p-v-T (tekanan, volume spesifik dan temperatur) Dari eksperimen diketahui bahwa
temperatur dan volume spesifik dapat dianggap sebagai parameter bebas dan tekanan dapat ditentukan
sebagai fungsi dari kedua parameter p = f(T,v) Diagram fase 3D.
Pada daerah fase tunggal, suatu keadaan dapat ditentukan tekanan, volume spesifik dan temperaturnya
karena seluruhnya bersifat bebas. Lokasi diantara daerah fase tunggal merupakan daerah dua fase (cair-
uap, padat-cair, padat-uap).
Dua buah fase dapat muncul secara simultan selama perubahan fase seperti pada penguapan, peleburan
dan sublimasi.
Tiga buah fase dapat muncul dalam kesetimbangan di sepanjang garis yang disebut garis tripel (triple
line).
Suatu keadaan dimana suatu perubahan fase berawal dan berakhir disebut keadaan jenuh (saturation
state).
Temperatur kritis (critical temperature) Tc, suatu zat murni temperatur maksimum dimana fase cair
dan uap dapat terjadi secara simultan dalam kesetimbangan. Diatas titik kritis cairan tidak dapat
terbentuk dengan menambah tekanan. Tekanan pada titik kritis disebut dengan tekanan kritis dan volume
spesifiknya volume spesifik kritis. Nilai titik kritis sejumlah zat diberikan pada beberapa literatur

Diagram fase p-v-T ; Diagram fase p-T; Diagram fase p-v
Diagram fase p-v-T
Jika permukaan p-v-T diproyeksikan pada bidang tekanan-temperatur, maka dihasilkan suatu diagram
sifat yang dikenal sebagai Diagram fase (diagram 3 dimensi). Daerah 2 fase akan tampak sebagai garis.
Semua titik di sepanjang garis ini menunjukkan semua campuran dua fase pada temperatur dan tekanan
tertentu.
Temperatur jenuh (saturation temperature) suhu dimana suatu perubahan fase berlangsung pada
suatu tekanan yang diberikan tekanan jenuh (saturation pressure) untuk temperatur yang diberikan.
Dari diagram fase, terlihat bahwa untuk setiap tekanan jenuh terdapat sebuah temperatur jenuh tertentu,
begitu sebaliknya.
Titik tripel (tripel point) untuk air besarnya adalah 273 K, P = 0,6113 kPa (0,00602 atm).
Diagram fase p-v
Diagram p-v proyeksi permukaan p-v-T ke bidang tekanan-volume spesifik. Pada diagram ini terdapat
garis-garis temperatur konstan (isotermal).
Setiap temperatur tertentu yang lebih rendah dari temperatur kritis, tekanan akan tetap pada daerah 2
fase cair-uap dilintasi. Namun di daerah fase tunggal cair dan uap, tekanan akan menurun pada
temperatur tetap akibat peningkatan volume spesifik. Untuk temperatur yang lebih besar atau sama
dengan temperatur kritis, tekanan terus menurun pada temperatur tetap pada saat volume spesifik
meningkat.
Garis isotermal kritis melalui sebuah titik belok pada titik kritis dengan kemiringan sama dengan nol.
Diagram T-v
Perubahan Fase
Keadaan cair ketika sistem dipanaskan pada tekanan tetap, temperatur meningkat cepat, sedangkan
volume spesifik hanya sedikit meningkat. Akibatnya sistem berada pada keadaan yang ditunjukkan titik B,
titik ini merupakan keadaan cair jenuh untuk tekanan spesifik tertentu.
Untuk air pada 1,014 bar temperatur jenuhnya adalah 100 C. Keadaan cair disepanjang garis A-B disebut
sebagai keadaan cair sub dingin (subcooled liquid) karena temperatur pada keadaan ini berada di bawah
temperatur jenuh pada tekanan tertentu. Keadaan semacam ini disebut juga sebagai keadaan cair tekan
(compressed liquid).
Campuran dua fase cair-uap Ketika sistem berada pada keadaan cair jenuh penambahan kalor pada
tekanan tertentu menyebabkan pembentukan uap tanpa terjadi perubahan temperatur, tetapi dengan
peningkatan volume spesifik yang cukup berarti. Sistem pada kondisi ini tersusun oleh campuran uap-cair,
Jika sistem terus dipanaskan sampai butir cairan terakhir menguap maka tercapai kondisi uap jenuh.
Campuran dua fase cair-uap dapat dibedakan satu dengan lainnya menggunakan suatu sifat intensif yang
dikenal sebagai kualitas. Untuk suatu campuran dua fase cair dan uap, rasio massa uap terhadap massa
total campuran merupakan kualitas x, yang dapat dihitung sbb :
x=muap/(mcair + muap)
Pada keadaan cair jenuh, x=0, pada keadaan uap jenuh x=1.
Keadaan uap ketika sistem berada pada keadaan uap jenuh, pemanasan lanjut pada tekanan tetap
menyebabkan peningkatan temperatur maupun volume spesifik, sehingga tercapai kondisi uap panas
lanjut (superheated vapor, titik D) karena sistem akan berada pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur jenuh pada tekanan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai