Dokumen tersebut merangkum organ reproduksi wanita secara makroskopik dan mikroskopik. Secara makroskopik dijelaskan anatomi ovarium, tuba uterina, uterus, vagina, dan organ genitalia eksterna. Secara mikroskopik dijelaskan fungsi ovarium dalam produksi sel germinal dan hormon steroid serta proses perkembangan folikel ovarium dan oosit.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
87 tayangan32 halaman
Dokumen tersebut merangkum organ reproduksi wanita secara makroskopik dan mikroskopik. Secara makroskopik dijelaskan anatomi ovarium, tuba uterina, uterus, vagina, dan organ genitalia eksterna. Secara mikroskopik dijelaskan fungsi ovarium dalam produksi sel germinal dan hormon steroid serta proses perkembangan folikel ovarium dan oosit.
Dokumen tersebut merangkum organ reproduksi wanita secara makroskopik dan mikroskopik. Secara makroskopik dijelaskan anatomi ovarium, tuba uterina, uterus, vagina, dan organ genitalia eksterna. Secara mikroskopik dijelaskan fungsi ovarium dalam produksi sel germinal dan hormon steroid serta proses perkembangan folikel ovarium dan oosit.
Dokumen tersebut merangkum organ reproduksi wanita secara makroskopik dan mikroskopik. Secara makroskopik dijelaskan anatomi ovarium, tuba uterina, uterus, vagina, dan organ genitalia eksterna. Secara mikroskopik dijelaskan fungsi ovarium dalam produksi sel germinal dan hormon steroid serta proses perkembangan folikel ovarium dan oosit.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32
Melyanti lestari 1102010163 1
1. makro dan mikro organ reproduksi wanita bagian dalam
MAKROSKOPIK
Ovarium Jumlah sepasang Terletak di dalam pelvis minor Berbentuk bulat memanjang, agak pipih (seperti buah almond dengan ukuran 3x1, 5x1 cm) Terdiri dari cortex (luar) dan medulla (sebelah dalam, berisi pembuluh darah, limfe dan saraf) Didekatkan oleh mesovarium pada lig. Latum (berupa lipatan peritonium sebelah lateral kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada tubae) Difiksasi oleh: Lig. suspensorium ovarii (lig.infundibulopelvicum): lig ini menggantung uterus pada dinding panggul antara sudut tuba. Ke ovarium terdapat lig. Ovarii proprium. Lig. Teres uteri (lig. rotundum): terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari tuba, kedua ligamentum ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial labium majus. Pada saat kehamilan mengalami hipertropi dan dapat diraba dengen pemeriksaan luar. Tuba uterina ( salpinx ) Jumlah sepasang kanan dan kiri Merupakan saluran muscular, panjang 10cm. Menjulur dari uterus kearah ovarium dengan ujung distal terbuka kedalam rongga peritoneum disebut ostium abdominale. Infundibulum, bangunan yang berbentuk sebagai corong Ampula, bangunan yang membesar Isthmus, bangunan yang menyempit Pars uterina tubae bagian yang melalui dinding uterus Melyanti lestari 1102010163 2
Uterus Organ muskular yang berbentuk buah jambu (peer), agak pipih, dibedakan: Facies vesicalis, di dataran ventral menghadap ke vesica urinaria Facies intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus Margo lateralis kanan dan kiri Dinding uterus dari luar ke dalam terdiri atas perimetrium, myometrium dan endometrium. Uterus dapat dibagi dalam: Fundus uteri, bagian yang terletak di atas (proximal) osteum tuba uterina. Corpus uteri: bagian tengah uterus yang berbentuk bulat melebar. Batas antara corpus uteri dan servix uteri dibentuk oleh isthmus uteri, suatu penyempitan di dalam rongga uteri, terletak antara ostium uteri internum anatomicum dengan ostium uteri histologicum. Distal dari isthmus uteri terdapat ruangan melebar disebut servix uteri. Cervix uteri: bagian yang paling sempit an menonjol kedalam rongga vagina. Pada bagian ujung distal cervix ada bangunan yang menyempit disebut ostium uteri externum. Rongga didalam cervix uteri disebut canalis cervicis. Vagina Bentuk tabung muskular, mulai servix sampai genetalia externa Panjang antara 8-12 cm. Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina, disebut portio vaginalis cervicis uteeri. Bagian cervix proximalnya disebut portio supravaginalis cervicis uteri. Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornixyang dapat dibedakan Fornix lateralis dextra dan sinistra Fornix anterior dan fornix posterior. Tunica muscularis dapat dipandang lanjutan myometrium tetapi lebih tipis. Tunica mucosa membentuk rugae yang transversal pada dinding ventral dan dorsal, disebut columna rugarum. Fascia endopelvis memadat menjadi ligamentum fasialis yang fungsinya menunjang cervix dan vagina. Arteria a. uterina pergi ke ventrocaudal setinggi isthmus uteri, membelok ke medial berjalan di pangkal lig. Latum, cranial lig. cardinale uteri memberi cabang a. vaginalis ke dinding vagina. Pangkalnya kearah fundus kemudian bercabang-cabang menjadi: 1. R. Ovaricus, melalui lig. Ovarii proprium menuju ovarium 2. A. ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teresuteri 3. R. Tubarius, mengikuti tuba uterina
Melyanti lestari 1102010163 3
Saraf Saraf-saraf otonom systema urogenitale wanita: n. pudendus, meninggalkan pelvis melalui foramen infrapiriformis, dorsal spina ischiadica, masuk ke foramen ischiadicum minus sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n. Hemorrhoidalis inferior untuk m. Spinchter ani externus dan ke kulit pada regio analis. N. Perinealis, berakhir sebagai n. Labialis untuk labium majus, memberi ke rr. Musculares dan rr. Cutanei ke kulit. Limfe Vasa lymphatica dan nodi lymphatici (lymphonodi): Bagian proximal mengikuti kembali r. Vaginalis a. uternae, ke lnn. Iliaci interni. Bagian medial mengikuti kembali r. Vaginali a. vesicalis inferior ke lnn sepanjang a. vesicalis inferior dam lnn. Iliaci interni Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vaginae, labia minora, labia majora, minora pergi lnn inguinale superficialis Radang dan metastase tumor ganas dapat mengetahuinya. Organ Genitalia Eksterna
Vulva Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labiamayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar- kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
Melyanti lestari 1102010163 4
Labia mayora Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandungpleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Labia minora Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
Vestibulum Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
Vagina Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dindingvagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Melyanti lestari 1102010163 5
MIKROSKOPIK OVARIUM
Fungsi ovarium : Produksi sel germinal Biosintesis hormon steroid Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan mengandung oosit primordial ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka. Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen. Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.
Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama. Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia.
Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi pada saat folikel sudah matang ( folikel dgraaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang disebut zona pellucida Melyanti lestari 1102010163 6
Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit, folikel mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum
TUBA FALOPII
Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium Melyanti lestari 1102010163 7
Melyanti lestari 1102010163 8
UTERUS
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus harus mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam jaringan ikat miometrium. Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.
Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis ) tumbuh kedlam lapisan basal endometrium. Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut endometrium sekretorik. Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua.
Desidualisasi endo metrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi. Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 14 pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris menstruasi. Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut. Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain : Prolaktin. Faktor pertumbuhan yang mirip insulin (insulin like growth factor binding protein - IGFBP-1) Melyanti lestari 1102010163 9
Peptida yang terkait dengan hormon paratiroid ( parathyroid hormone-related peptide PTHrP)_ Perubahan histologis dalamk endometrium akiabt pengaruh hormon dapat digunakan untuk menentukan ovulasi.
SERVIK dan VAGINA Servik terutama terdiri dari jaringan ikat. Struktur ini dilapisi satu lapis epitel kelenjar penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis) dan epitel skuamosa berlapis pada ektoservik. Transisi epitel kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi yang penting oleh karena sering mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi keganasan. Vagina dilapisi oleh epitel skuamosa. 2. fisiologi haid Dan hormon yang mempengaruhi Siklus Menstruasi 2.1 Pengertian Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. siklus menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin. Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan. 2.2 Fisiologis Siklus Menstruasi Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi. Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol. Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita. Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama 7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari.
2.3 Bagian-bagian Siklus Menstruasi Ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi, yaitu: Melyanti lestari 1102010163 10
2.3.1 Siklus Endomentrium Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase, yaitu :
Melyanti lestari 1102010163 11
a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium. c. Fase sekresi/luteal Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.
2.3.2 Siklus Ovulasi Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.
2.3.3 Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke- Melyanti lestari 1102010163 12
14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.
Gambar siklus menstruasi
2.4 Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi Ada beberapa faktor yang memegang peranan dalam siklus menstruasi antara lain:
2.4.1 Faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak Melyanti lestari 1102010163 13
permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.
1.4.2 Faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.
1.4.3 Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E 2 dan F 2. dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid. 3. patofisiologi kelainan haid Definisi Hipermenore Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari. Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal), jumlah darah rata2 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal), kira2 2-3 kali ganti pembalut perhari.
Hipomenore Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa, sebab kelainan ini terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misal : sesudah operasi mioma). Hipomenorea tidak mengganggu fertilitas. Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja. Perdarahan haid yg jumlahnya sdkt (<40ml>) siklus regular. Polimenore polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar
Oligomenore Oligomenore adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang siklus haid klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan haid biasanya
Amenore Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikelmenstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
Melyanti lestari 1102010163 14
1. Amenorea primer: Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 2.5% wanita usia reproduksi 2. Amenorea sekunder: Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea ), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 5% Dismenore Dismenore adalah gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita yang sedang menstruasi berupa gangguan nyeri/kram perut. Nyeri/kram perut mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan mens dan dapat terasa selama 24-36 jam. Kram tersebut terutama dirasakan di daerah perut bagian bawah menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha. Kasus berat dismenore bahwa nyeri kram dapat disertai muntah dan diare. Dismenore/gangguan nyeri kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS. Dismenore dibedakan menjadi:
1. Dismenore primer (spasmodik) Dismenore primer biasanya dimulai pada saat seorang wanita berumur 2 - 3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15 dan 25 tahun. Dismenore memang bukan PMS. Berdasar data, Dismenore primer dialami oleh 60-75% wanita
2. Dismenore sekunder Dismenore sekunder adalah dismenore yang jarang terjadi, biasanya terjadi pada wanita yang berusia sebelum 25 tahun dan dapat terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Etiologi Hipermenore Sebab-sebab 1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika 2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia. 3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik. 4. Hipertensi 5. Dekompensio cordis 6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis. 7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik. 8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium pada waktu haid (irregular endometrial shedding), dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium yang biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid. Konstitusi Pada beberapa wanita mungkin mengalami pendarahan normal kurang selama periode menstruasi. aliran darah dapat Kurang genetik dan, jika pertanyaan yang dibuat, mungkin akan menemukan bahwa ibu wanita dan / atau kakak juga mengalami penurunan aliran darah selama periode mereka. Kehamilan biasanya dapat terjadi dengan aliran jenis ini menurun selama periode berjalan. Insiden infertilitas adalah sama seperti pada wanita dengan aliran darah normal. jarang menstruasi Konstitusi mungkin paling menjelaskan dengan Melyanti lestari 1102010163 15
mengasumsikan adanya pengaturan yang tidak biasa, atau ketidakpekaan relatif, aparat vaskular endometrium. Uterine Hanya sedikit kerugian kadang-kadang berarti bahwa permukaan pendarahan lebih kecil dari biasanya, dan kadang-kadang terlihat ketika rongga endomaterial telah berkurang dalam ukuran selama myomectomy atau operasi plastik lainnya pada rahim. Namun, jarang menunjukkan hipoplasia uterus karena adanya kondisi dalam rahim yang responsif terhadap hormon betokens ovarium dengan aktifitas, dan ini memanifestasikan dirinya dengan jarang daripada menstruasi sedikit. Hormonal Jarang mens atau menstruasi dapat terjadi secara normal pada ekstrem dari kehidupan reproduksi yang, setelah pubertas dan sesaat sebelum menopause. Hal ini karena ovulasi tidak teratur saat ini, dan lapisan endomaterial gagal untuk berkembang secara normal. Tapi masalah normal di saat lain juga dapat menyebabkan aliran darah hanya sedikit. Anovulasi karena tingkat hormon tiroid rendah, prolaktin tingkat tinggi, tingkat insulin tinggi, androgen tinggi dan masalah dengan hormon lain juga dapat menyebabkan menstruasi sedikit. mens jarang juga dapat terjadi penggunaan jangka panjang setelah kontrasepsi oral sebagai akibat dari endometrium atrofi progresif. Gugup dan Emosional Psikogenik faktor-faktor seperti stres karena ujian, atau kegembiraan yang berlebihan tentang sebuah peristiwa yang akan datang dapat menyebabkan hypomenorrhea. faktor tersebut menekan aktivitas yang pusat di otak yang merangsang indung telur selama siklus ovarium (untuk mengeluarkan hormon seperti estrogen dan progesteron), dan dapat menyebabkan produksi hormon ini rendah. Penyebab Lain Latihan dan diet yang berlebihan dapat menyebabkan kecelakaan periode sedikit. Salah satu penyebab adalah sindrom hypomenorrhea Asherman's (adhesi intra uterus), yang hypomenorrhea mungkin satu- satunya tanda yang jelas. Tingkat kekurangan menstruasi berkorelasi erat dengan tingkat adhesi (R. Toaff dan S. Ballus,1978). Polimenorea gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid kongesti/bendungan pada ovarium yang disebabkan oleh proses peradangan/infeksi endometriosis Pendarahan pada uterus sering terjadi pada saat endometrium membesar karena terstimulasi oleh hormon estrogen. Saat stimulasi dari estrogen ini berlanjut, endometrium terus tumbuh hingga akhirnya menimbulkan pendarahan. Hal inilah yang menimbulkan siklus menstruasi yang tidak teratur. Amenore Penyebab tersering dari amenorea primer adalah: Pubertas terlambat Kegagalan dari fungsi indung telur Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) Gangguan pada susunan saraf pusat Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal Melyanti lestari 1102010163 16
Gambar 1. Himen Imperforata Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah: Stress dan depresi Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Gangguan hipotalamus dan hipofisis Gangguan indung telur Obat-obatan Penyakit kronik dan Sindrom Asherman Dismenore Faktor-Faktor Penyebab
Menurut Sarwono (1999) faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya dismenore adalah :
Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, hal ini akan mudah timbul dismenore. Faktor konstitusi
Faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor kejiwaan, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun dapat mempengaruhi timbulnya dismenore.
Faktor alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismonore dengan urtikaria, migraine atau asma bronchial. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid. Penyelidikan dalam tahun-tahun trerakhir menunjukkan bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenore primer.
Dismenore primer (tidak ditemukan penyebabnya) sering terjadi, kemungkinan lebih dan 50% wanita mengalaminya dan 15% di antaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Nyeri pada dismenoreprimer berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah rahim menghadap ke belakang (retroversi), kurang berolahraga, stres psikis atau stres sosial. Dismenore sekunder (yang disebabkan kelainan kandungan), lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebabnya Melyanti lestari 1102010163 17
dapat bervariasi yaitu endometriosis,peradangan tuba faiopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, pemakaian kontrasepsi IUD. Dismenore sekunder biasanya mulai timbul pada usia 20 tahun.
Klasifikasi Klasifikasi gangguan haid: I. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau menorargi Hiomenorea II. Kelainan siklus: Poligomenorea Oligomenorea Amenorea III. Perdarahan di luar haid: Metroragia IV. Gangguan lain yand ada hubungan dengan haid: Premenstrual tension (ketegangan prahaid). Mastodinia Mittelschmerz (rasa nyeri pada saat ovulasi). Dismenorea
Patofisiologi 3.1 Kelainan pada banyak dan lamanya perdarahan a). Hipermenore (Menorraghia) Definisi Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari),kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Etiologi 1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi :uterotonika 2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia. 3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,bendungan pembuluh darah balik. 4. Hipertensi 5. Dekompensio cordis 6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis. 7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik. 8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili Patofisiologi Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dariFSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Melyanti lestari 1102010163 18
Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidak stabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
Manifestasi Klinis Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
b). Hypomenorhea (kriptomenorrhea) Definisi Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
Etiologi 1. Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin 2. kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupungangguan hormonal. Patofisiologi Dapat diakibatkan oleh Ashermans syndrome, kekurangan lemak tubuh untuk membuat hormon steroid, dan faktor psikogenik
Manifestasi klinis Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting.
3.2 Kelaina pada siklus haid a).Polimenorea (Epimenoragia) Definisi Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Etiologi Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Manifestasi klinis Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
Terapi Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
b). Oligomenorrhea Definisi Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari
Etiologi Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5menstruasi ) Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi ) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
Melyanti lestari 1102010163 19
Manifestasi klinis Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali Perdarahan haid biasanya berkurang
Terapi Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.
c).Amenorea Definisi Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi 1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun. 2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalamihaid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan. Etiologi 1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina 2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron negatif. 3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat. 4. kelainan kongenital 5. ketidak stabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Patofisiologi Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis- ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidak adekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal iniadalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior,seperti adenoma pitiutari. Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yangcukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder.Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secarafungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadapaliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasiovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
3.3 Perdarahan di luar haid Metroragia Definisi Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi 1.Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik. 2.Metroragia diluar kehamilan.
Melyanti lestari 1102010163 20
Etiologi 1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh;carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (sepertikolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal. 2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik,penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteumpersisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakitakut ataupun kronis.
Manifestasi klinis Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan inisering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.Terapi : kuretase dan hormonal.
3.4 Gangguan lain yang berhubungan dengan haid a). Pra Menstruasi Syndrom Definisi Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun. PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan oleh : Sekresi estrogen yang abnormal Kelebihan atau defisiensi progesteron Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin Kelebihan hormon anti diuresis Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
Etiologi Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebihpeka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
Patofisiologi Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah,yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin.Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalubanyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA).Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
Manifestasi klinis Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
Melyanti lestari 1102010163 21
b).Dismenore Definisi Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyerihaid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003): 1.Sering ditemukan pada usia muda. 2.Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur. 3.Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertaimual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala. 4.Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama ataukedua haid. 5.Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis. 6.Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.
Patofisiologi Korpus luteumakan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan.Hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesterondan mengakibatkan labilisasi membran lisosom,sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran selendometriumdan menghasilkanasam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa.Wanita dengan dismenore primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGF2 alfa di dalam darahnya, yang merangsang kontraksi dan vasokonstriksi miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus,sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia dan menimbulkan abdominal cramp. Prostaglandin sendiri dan leukotrine juga menyebabkan sensitisasi, selanjutnya meningkatkann ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Sunaryo,1989).
Manifestasi klinis Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malasbergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif,mudah marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi jugakerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri,kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejalagastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis,retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.
Manifestasi klinis Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997): 1. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama),yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital. 2. Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.3. Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketanpelvis), dan adenomyosis
Melyanti lestari 1102010163 22
c) Mastodinia atau Mastalgia Definisi Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.Sebab-sebabDisebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertaihiperemia didaerah payudara.
d) Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi) Definisi Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Manifestasi Hipermenore atau menoragia Gangguan pada organ dalam pelvis Menorrrhagia biasanya berhubungan dengan fibroid pada uterus, adenommiosis, infeksi pelvis, polips endometrial, dan adanya benda asing seperti IUD. Wanita dengan perdarahan haid melebihi 200 cc 50% mengalami fibroid. 40% pasien dengan adenomiosis mengalami perdarahan haid melebihi 80cc. Menorrhagia pada retrofleksi disebabkan karena bendungan pada vena uterus sedangkan pada mioma uteri, menorrhagia disebabkan oleh kontraksi otot yang kurang kuat, permukaan endometrium yang luas dan bendungan vena uterus Gangguan medis lainnya Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea diantaranya hipotiroid dan sindrom cushing, patifisiologi terjadinya belum diketahui dengan pasti. Dapat juga terjadi pada hipertensi, dekompsatio cordis dan infeksi dimana dapat menurunkan kualitas pembuluh darah. Menorrhagia dapat terjadi pada orang asthenia dan yang baru sembuh dari penyakit berat karena menyebabkan kualitas miometrium yang jelek. Hipomenore Hipomenore: Jumlah haid sedikit, siklus reguler. Hypomenorea merupakan perdarahan haid dengan jumlah darah sedikit, dengan ganti pembalut 1-2 kali/hari dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen maupun progesteron, stenosis hymen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (syndrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan histogram atau histeroskopi. Metroragia Metroragia merupakan perdarahan dari vagina seorang wanita tanpa ada hubungan dengan suatu siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai siuatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional, serta penggunaan estrogen eksogen. Menoragia Menoragia merupakan perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang- kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan sama dengan kasus hypermenorea. Polimenore Haid sering, siklus reguler, interval < 2 hari Melyanti lestari 1102010163 23
Oligomenore Haid jarang, siklus irreguler, interval biasanya > 35 hari Gejala Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus Amenore Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernahmendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. Perkembangan pubertas pada wanita normal digambarkan melalui Stadium Tanner yaitu :
Usia Perkembangan Payudara Perkembangan Rambut Pubis Stadium Tanner (Perkembangan Payudara) Stadium Tanner (perkembangan rambut Pubis) Pertumbuhan Awal (8-10 tahun) Papila payudara mulai menggunung Belum ada rambut pubis 1 1 Thelarche (9-11) Seperti Adrenarche untuk Stadium 2 Seperti Adrenarche untuk Stadium 2 2 1 Adrenarche (9-11)
2 2 Puncak Pertumbuhan (11-13)
3 3 Menarche (12-14)
4 4 Dewasa (13-16)
5 6
Melyanti lestari 1102010163 24
Dismenore Tanda dan Gejala Menurut Arif Mansjoer (2000 : 373) tanda dan gejala dari dismenore adalah :
Dimenore primer
1. Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun 2. Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur 3. Sering terjadi pada nulipara 4. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik 5. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid 6. Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik 7. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik 8. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa 9. Pemeriksaan pelvik normal 10. Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, nyeri kepala
Dismenore sekunder
1. Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25 tahun 2. Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur 3. Tidak berhubngan dengan siklus paritas 4. Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul 5. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah 6. Berhubungan dengan kelainan pelvik 7. Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi 8. Seringkali memerlukan tindakan operatif 9. Terdapat kelainan pelvik
4. pemeriksaan pada kelainan haid DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada anamnesis yang perlu ditanyakan antara lain 1. Jumlah pemakian pembalut dalam 1 hari. Normalnya 2-5 pembalut dalam 1 hari 2. Jadwal siklus menstruasI 3. Kehamilan 4. Riwayat haid, perlu diketahui riwayat menarche, siklus haid teratur atau tidak, banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disertai rasa nyeri atau tidak, dan menopause. Perlu ditanyakan haid terakhir yang masih normal. 5. Keluhan utama, keluhan yang dialami pasien sekarang. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan abdomen, terdiri dari : a) Inspeksi - yaitu memperhatikan bentuk, pembesaran (mengarah pada kehamilan, tumor, maupun asites), pergerakan pernapasan, kondisi kulit (tebal, mengkilat, keriput, striae, pigmentasi) b) Palpasi - sebelum pemeriksaan kandung kemih dan rectum sebaiknya dalam keadaan kosong. Untuk mengetahui besaar tumor, tinggi fundus uteri, permukaan tumor, adanya gerakan janin, tanda cairan bebas, apakah ada perabaan terasa sakit. c) Perkusi - untuk mendengar gas dalam usus, menentukan pembesaran tumor, terdapat cairan bebas dalam kavum abdomen dan perasaan sakit saat diketok d) Auskultasi pemeriksaan bising usus, gerakan janin maupun denyut jantung janin. Melyanti lestari 1102010163 25
2. Payudara, mempunyai arti penting sehubungan dengan diagnostic kelainan endokrin, kehamilan, dan karsinoma mammae. Hal yang diperiksa: ukuran, simetris, apakah ada pembengkakan, masa retraksi, jaringan parut/bekas luka, kondisi putting susu.
Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Panggul (Pelvix Internal) Pemeriksaan daerah panggul memungkinkan dokter atau dokter kandungan untuk mengetahui apakah ada pelebaran pada rahim. Dokter dapat memeriksa leher rahim Anda dengan memasukkan plastik atau logam yang disebut spekulum alat ke dalam vagina dan Pap (Pap Smear) dapat diambil pada waktu yang bersamaan. Swab dapat diambil dari leher rahim atau vagina untuk menguji ada tidaknya infeksi. Seorang perawat atau pendamping perempuan harus hadir saat Anda sedang diperiksa oleh dokter laki-laki. Pemeriksaan Panggul sederhana (bagian Internal)
2. Tes Darah
o TSH (Thyroid Stimulating Hormone) TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid. Pemeriksaan TSH berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid. Hipotiroid yang biasa ditandai dengan meningkatnya TSH, menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea. Gangguan fungsi tiroid ini dapat menyebabkan peningkatan produksi prolaktin. o Prolaktin Produksi prolaktin yang berlebihan atau disebut hiperprolaktinemia pada wanita dapat menyebabkan gangguan siklus haid.
o Luteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH) Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme. Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang mengakibatkan menopause dini, sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium. Melyanti lestari 1102010163 26
o Progesteron Pemeriksaan progesteron dapat mengetahui terjadinya defisiensi estrogen, lesi pada struktur endometrium dan sumbatan pada uterus yang menyebabkan amenorrhea. Amenorrhea dapat menyebabkan ketidaknyamanan, namun dengan pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter dapat diketahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk menormalkan kembali siklus haid. 3. USG Pemindaian USG adalah prosedur tes yang sederhana yang dapat dilakukan dengan cara memindahkan alat scan ke perut bagian bawah (scan abdomen) atau dengan menempatkannya di vagina bagian atas (transvaginal scan). Wanita lebih sering memilih metode transvaginal karena, selama pemeriksaan scan abdomen wanita harus menjaga kandung kemihnya agar tetap penuh. Pilihan metode scanning akan sangat bervariasi sesuai dengan tujuan masing-masing. Jika dicurigai adanya fibroid atau kista ovarium, scan abdomen dapat memberikan informasi lebih lanjut, untuk menyelidiki kelainan menstruasi, transvaginal scan memberikan gambaran yang lebih jelas pada lapisan rahim (endometrium). Kadang-kadang kedua metode ini digunakan bersama-sama tetapi Anda akan diberikan kesempatan untuk mengosongkan kandung kemih Anda setelah scan abdomen dilakukan. Di beberapa rumah sakit ada pemeriksaan khusus dari scanning transvaginal yaitu dengan menginjeksi sedikit cairan (saline) atau garam fisiologis ke dalam rahim melalui leher rahim untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya fibroid atau polip di dalam rahim. Pemeriksaan vagina ini memerlukan penyisipan sebuah spekulum sebelum scan, tapi tidak terlalu mengganggu. USG USG menghasilkan gambar gema menggunakan gelombang suara
4. Biopsi Eendometrium Digunakan untuk screening keganasan, perdarahan yang tidak teratur, gangguan fertilitas, infeksi dan memonitor pengobatan. Biopsi endometrium melibatkan pengambilan sampel dari lapisan rahim Anda dengan terlebih dahulu memasukkan spekulum vagina dan kemudian melewati sebuah tabung halus melalui leher rahim Anda. Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan dibawah mikroskop. Hal ini mungkin diperlukan jika Anda mengalami perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan tambahan di antara periode menstruasi. Biopsi dapat diambil di klinik atau rumah sakit dan hanya membutuhkan beberapa menit, selama waktu pengambilan Anda akan merasa sedikit tidak nyaman.
Melyanti lestari 1102010163 27
Cara Pengambilan Biopsi Endometrium Digunakan Spekulum (alat yang digunakan untuk membuat vagina tetapa terbuka) lalu dimasukkan sampel selang tipis yang fleksibel ke dalam uterus. Setelah selang masuk dan diambil jaringan sekitar endometrium, selang ditarik untuk dilakukan biopsi.
5. Hysteroscopy Histeroskopi adalah pemeriksaan dalam (rongga) rahim Anda dengan instrumen (hysteroscope) yang dilengkapi dengan sumber cahaya dan kamera sehingga pandangan dari rongga rahim dapat dilihat pada layar. Hysteroscope akan melewati leher rahim melalui vagina, dan gas atau cairan digunakan untuk memperluas rongga rahim anda. Setelah rongga telah diperiksa secara detail, biopsi endometrium biasanya diambil. Teknik ini dapat mendeteksi keberadaan polip dan fibroid dan jika fibroid atau polip berukuran kecil kadang-kadang dapat langsung dihilangkan pada waktu yang bersamaan. Histeroskopi biasanya dilakukan di klinik rawat jalan, tetapi dapat dilakukan sebagai prosedur untuk anestesi umum. Cara melakukan pemeriksaan histereskopi Dengan cara memasukkan histereskopi dan cahayanya melalui vagina ke dalam rahim. Rahim dapat diisi dengan gas untuk memungkinkan struktur untuk dilihat lebih jelas. 6. Dilatasi dan Kuretase Dilatasi dan kuretase (D & C) merupakan metode tradisional yang digunakan untuk menyelidiki masalah perdarahan, tetapi sekarang jarang digunakan karena harus dilakukan anestesi lokal. Ini melibatkan peregangan pertama membuka leher rahim (dilatasi) dan kemudian mengorek keluar dinding rahim (kuret). Hal ini masih dilakukan, dalam hubungannya dengan histeroskopi pada beberapa wanita untuk menyelidiki pendarahan setelah menopause.
Melyanti lestari 1102010163 28
Cara melakukan pemeriksaan Dilatasi dan Kuretase
7. Laparoscopy Laparoskopi mungkin disarankan jika masalah utama anda adalah nyeri pada bagian abdomen yang dikarenakan menstruasi.Pemeriksaan permukaan eksternal dari rahim serta tuba falopii, ovarium dan struktur sekitarnya diperiksa melalui laparoskopi, dihubungkan oleh sebuah sumber cahaya serat optik dan kamera ke layar TV. Laparoskopi melibatkan anestesi lokal, satu atau dua sayatan perut kecil dan perawatan singkat (satu hari) di rumah sakit biasanya dibagian bedah. Ini adalah cara yang paling dapat diandalkan untuk mendiagnosa endometriosis. Operasi laparoskopi dapat digunakan untuk mengobati kista ovarium kecil dan di daerah endometriosis
8. Mengukur kehilangan darah menstruasi Salah satu kesulitan menangani wanita dengan periode menstruasi berat adalah bahwa kita tidak memiliki informasi yang akurat tentang jumlah kehilangan darah seorang wanita setiap bulan. Beberapa rumah sakit mengukur kehilangan darah menstruasi dengan meminta perempuan untuk mengumpulkan semua pembalut yang mereka gunakan dan tampon. Ini bukan tugas yang menyenangkan tetapi tidak memberikan informasi berharga. Karena berbagai alasan ini tidak dilakukan secara rutin dan penggunaannya biasanya terbatas pada rumah sakit pendidikan untuk melakukan penelitian masalah menstruasi.
Melyanti lestari 1102010163 29
5. penatalaksanaan kelainan haid Hipermenorea atau Menoragia Terapi sesuai penyebab. 1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika 2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia. 3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendunganpembuluh darah balik. 4. Hipertensi 5. Dekompensio cordis 6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis. 7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik. 8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Terapi: Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk pemeriksaanselanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
SPOTTING Terapi: Penanganan pada perdarahan bercak / spotting antara lain menginformasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah yang serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan pilihan pengobatan, yaitu : siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), ibu profilin (sampai 800 mg 3 x sehari untuk 5 hari) atau obat sejenis lain. Jelaslah bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian, ditangani dengan pemberian 2 tablet Pil kontrasesi perhari selama 3-7hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi hormonal atau diberi 50 mg etinilestradiol), ibu profilin (sampai 800 mg 3 x sehari untuk 5 hari) atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian Pil kontrasepsi kombinsi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian, ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi per hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi hormonal atau diberi 50 mg etinilestradiol / 1,25 estrogen konjugasi 14 21 hari.
Hipomenorea Terapi: tdk perlu terapi jika siklus ovulatoar, subsitusi hormon E&P bila perlu, induksi ovulasi jika siklus anovulatoar & ingin anak.
Kelainan Siklus Polimenorea atau Epimenoragia Terapi: Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresimenggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
- Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi - Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25 - Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
Oligomenorea Terapi: Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi. Pengobatan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan dengan penyebabnya. Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid pertama dan oligomenorea yang terjadi menjelang menopause tidak memerlukan pengobatan yang khusus. Sementara oligomenorea yang terjadi pada atlet dapat diatasi dengan mengubah pola latihan dan mengubah pola makan hingga didapatkan siklus menstruasi yang reguler kembali.
Melyanti lestari 1102010163 30
Pada umumnya, disamping mengatasi faktor yang menjadi penyebab timbulnya ligomenorea, penderita oligomenorea juga akan diterapi dengan menggunakan terapi hormon, diantaranya dengan mengkonsumsi obat kontrasepsi. Jenis hormon yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis hormon yang mengalami penurunan dalam tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi.
Amenorea Terapi: Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon- hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat. Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepay. Jika penyebabnya adalah olahraga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya. Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya, untuk merangsang menstruasi diberikan progesteron. Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen. Jika penyebabnya dalah tumor maka perlu dilakukan pembedahan
Perdarahan di luar haid Metroragia Terapi : kuretase dan hormonal.
Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Terapi: Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin;konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dismenore
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional) Terapi: psikoterapi, analgetika,hormonal.
Dismenorea Sekunder Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya) Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi. Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan: istirahat yang cukup olah raga yang teratur (terutama berjalan) pemijatan yoga orgasme pada aktivitas seksual kompres hangat di daerah perut. Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur. Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroksiprogesteron. Melyanti lestari 1102010163 31
Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi).
6. perbedaan darah haid dan istihadah serta cara ibadah menurut pandangan islam Darah yang keluar bukan karena sebab melahirkan adalah darah haid sebagai suatu ketetapan dan sunnatullah atas seorang wanita. Di mana bila si wanita sudah dapat hamil dan melahirkan maka secara umum akan datang kepadanya haid di waktu-waktu tertentu, sesuai dengan keadaan dan kebiasaan si wanita. Bila seorang wanita hamil umumnya ia tidak mengalami haid, karena janin yang dikandungnya beroleh sari-sari makanan dengan darah yang tertahan tersebut. Keluarnya darah haid menunjukkan sehat dan normalnya si wanita. Sebaliknya tidak keluarnya darah haid menunjukkan ketidaksehatan dan ketidak normalan seorang wanita. Makna ini disepakati oleh ahli ilmi syari dan ilmu kedokteran, bahkan dimaklumi oleh pengetahuan dan kebiasaan manusia. Pengalaman mereka menunjukkan akan hal tersebut. Karena itulah ketika memberikan definisi haid, ulama berkata bahwa haid adalah darah alami yang keluar dari seorang wanita pada waktu-waktu yang dimaklumi. Menurut pendapat yang shahih, tidak ada batasan umur minimal seorang wanita mendapatkan haid. Begitu pula batasan waktu minimal lamanya haid, sebagaimana tidak ada batasan maksimalnya. Tidak ada pula batasan minimal masa suci diantara dua haid. Bahkan yang disebut haid adalah adanya darah, dan yang disebut suci adalah tidak adanya darah. Walaupun waktunya bertambah atau berkurang, mundur ataupun maju, berdasarkan zahir nash-nash syari yang ada, dan zahir dari amalan kaum muslimin. Juga karena tidak melapangkan bagi wanita untuk mengamalkan selain pendapat ini. Adapun istihadhah adalah darah yang keluar dari seorang wanita di luar kebiasaan dan kewajaran, karena sakit atau semisalnya. Bila seorang wanita terus menerus keluar darah dari kemaluannya, tanpa berhenti, maka untuk mengetahui apakah darah tersebut darah haid ataukah darah istihadhah bisa dengan tiga cara berikut ini secara berurutan.
(1) Apabila sebelum mengalami hal tersebut ia memiliki kebiasaan (adah) haid maka ia kembali pada kebiasaannya (adah-nya). Ia teranggap haid di waktu-waktu adalh tersebut, adapun selebihnya berarti istihadhah. Selesai masa adah-nya ia mandi dan boleh melakukan ibadah puasa dan shalat (walau darahnya terus keluar karena wanita istihadhah pada umumnya sama hukumnya dengan wanita yang suci, pent.). (2) Bila ternyata si wanita tidak memiliki adah dan darahnya bisa dibedakan, di sebagian waktu darahnya pekat/kental dan di waktu lain tipis/encer, atau disebagian waktu darahnya berwarna hitam, di waktu lain merah, atau di sebagian waktu darahnya berbau busuk/tidak sedap dan di waktu lain tidak busuk, maka darah yang pekat/kental, berwarna hitam, dan berbau busuk itu adalah darah haid. Yang selainnya adalah darah istihadhah. (3) Apabila si wanita tidak memiliki adah dan tidak dapat membedakan darah yang keluar dari kemaluannya, maka di setiap bulannya (di masa-masa keluarnya darah) ia berhaid selama enam atau tujuh hari karena adanya hadits-hadits yang tsabit dalam hal ini. Kemudian ia mandi setelah selesai enam atau tujuh hari tersebut walaupun darahnya masih terus keluar. Sedapat mungkin ia menyumpal tempat keluarnya darah (bila darah terus mengalir) dan berwudhu setiap kali ingin menunaikan shalat.
Melyanti lestari 1102010163 32
Daftar Pustaka 1. http://www.prodiakalimantan.com/artikel-kesehatan/98-kenali-gangguan-haid-amenorrhea.html 2. http://www.familydoctor.co.uk/info/hysterectomy-examinations-and-tests 3. Hanifa, W. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta : 1997 4. Prof. Dr. Med Ali Baziad, SPOG-KFER, Endokrinologi Ginekologi, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta : 2008 5. http://www.histol.chuvashia.com/atlas-en/female-01-en.htm 6. Kelompok Studi Endokrinologi Reproduksi Indonesia (KSERI), Endokrinologi Reproduksi, 1993, Media Aesculapius, Jakarta. 7. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi edisi 4, 1995, EGC, Jakarta. 8. Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, 1998, ARCAN, Jakarta. 9. Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi. Al Imam An Nawawi. Penerbit Darur Rayyan lit Turats. 10. Fathul Bari. Ibnu Hajar Al Asqalani. Penerbit Darul Hadits. 11. Jami li Ahkamil Quran. Al Imam Al Qurthubi. Penerbit Darul Kutub Ilmiyah.