Persamaan Magnetik Pada Bahan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PERSAMAAN MAGNETIK PADA BAHAN

(disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Fiska Zat Padat)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ulya Zakiya
Zuhriyati
Arlik Sarinda
Fajar Lailatul
Nur Azizah
Agusta Ayudya
Taufiq Anshori
Rica Ayu B.

Oleh :
080210192020
090210102002
090210102024
090210102038
090210102058
090210102070
090210102074
090210102081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

Persamaan Magnetik di dalam bahan


Bahan Magnetik adalah bahan yang dapat ditarik oleh magnet. Berdasarkan perilaku
molekulnya di dalam medan magnetik luar, bahan terdiri atas tiga kategori, yaitu
paramagnetik, diamagnetik, dan feromagnetik. Sebagian besar mineral di alam bersifat
diamagnetik atau paramagnetik. Namun, ada beberapa mineral yang bersifat feromagnetik.
Mineral-mineral ini yang umumnya tergolong dalam oksida besi- titanium, sulfide besi dan
hidrooksida besi yang disebut sebagai mineral magnetik. Dari segi kuantitas keberadaan
mineral- mineral ini sangat kecil.
Tabel 1.1 Sifat magnetik dari sejumlah mineral magnetik
Suseptibilitas magnetik adalah ukuran dasar bagaimana sifat kemagnetan suatu bahan
yang merupakan sifat magnet bahan yang ditunjukkan dengan adanya respon terhadap
induksi medan magnet yang merupakan rasio antara magnetisasi dengan intensitas medan
magnet. Dengan mengetahui nilai suseptibilitas magnetik suatu bahan, maka dapat diketahui
sifat-sifat magnetik lain dari bahan tersebut. m adalah suseptibilitas magnet bahan (besaran
tidak berdimensi)
Ada tiga kelompok bahan menurut nilai suseptibilitas magnetnya:
1. m < 0 : bahan diamagnetik
2. m > 0 , namum m << 1 : bahan paramagnetik
3. m > 0 , dan m >> 1 : bahan ferromagnetic
Gambar 1.1 Grafik magnetisasi bahan

1.

Paramagnetik
Bahan paramagnetik adalah bahan - bahan yang memiliki suseptibilitas
magnetik m yang positif dan sangat kecil. Paramagnetik muncul dalam bahan yang atom atomnya memiliki momen magnetik permanen yang berinteraksi satu sama lain secara sangat
lemah. Apabila tidak terdapat Medan magnetik luar, momen magnetik ini akan berorientasi
acak. Dengan daya Medan magnetik luar, momen magnetik ini arahnya cenderung sejajar
dengan medannya, tetapi ini dilawan oleh kecenderungan momen untuk berorientasi acak
akibat gerakan termalnya. Perbandingan momen yang menyearahkan dengan medan ini
bergantung pada kekuatan medan dan pada temperaturnya. Pada medan magnetik luar yang
kuat pada temperatur yang sangat rendah, hampir seluruh momen akan disearahkan dengan
medannya. Dalam keadaan ini kontribusi pada medan magnetik total akibat bahan ini sangat
besar, seperti yang diperlihatkan dalam taksiran numerik. Akan tetapi, sekalipun dengan
medan magnetik terkuat yang dapat diperoleh di laboratorium, temperatur haruslah serendah
beberapa Kelvin untuk memperoleh derajat penyearahan yang tinggi.
Gambar 1.2 Arah orientasi momen dipol magnet bahan
(a). Tanpa medan magnet luar
(b). Dengan magnet luar.
Karakteristik dari bahan yang bersifat paramagnetik adalah memiliki momen
magnetik permanen yang akan cenderung menyearahkan diri sejajar dengan arah medan
magnet dan harga suseptibilitas magnetiknya berbanding terbalik dengan suhu T. Variasi dari
nilai susceptibilitas magnetik yang berbanding terbalik dengan suhu T adalah merupakan
hukum Curie.
(1.1)
(1.2)
(1.3)
Persamaan di atas adalah merupakan persamaan hukum Curie dimana T adalah suhu
pengamatan, B adalah bilangan Bohr Magneton, N adalah jumlah atom bahan, kB adalah
konstanta Boltzman, C adalah tetapan Curie, P adalah bilangan Bohr Magneton efektif, dan g
adalah faktor Lande.
(1.4)
(1.5)
Sifat dari bahan dapat diketahui dengan mengetahui kandungan mineral magnetik
pada bahan tersebut. Kandungan mineral magnetik ini dapat diketahui dengan serangkaian
penelitian, salah satunya adalah dengan mengukur temperatur curie dari bahan tersebut.
Batuan merupakan bahan yang komplek, tersusun dari lebih satu mineral magnetik. Dengan
pengukuran temperatur curie, dapat menentukan mineral magnetik yang terkandung dalam
batuan.
Suhu Curie adalah suhu yang memisahkan antara ferromagnetik dengan non
ferromagnetic (paramagnetik).
Sebuah bahan yang paramagnetik bisa berlaku sebagai ferromagnetik apabila suh
unya diturunkan sampai dengan suhu tertentu (suhu Curie).

Sebuah bahan yang paramagnetik bisa berlaku sebagai anti ferromagnetik apabil
a suhunya dinaikan sampai dengan suhu tertentu (suhu Weiss).
2. Diamagnetik
Bahan diamagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas magnetik Xm
negatif dan sangat kecil. Sifat diamagnet ditemukan oleh Faraday pada tahun 1846 ketika ia
mengetahui bahwa sekeping bismuth ditolak oleh kedua kutub magnet, yang memperlihatkan
bahwa medan luar dari magnet tersebut menginduksikan suatu momen magnetik pada
bismuth dalam arah yang berlawanan dengan medan tersebut. Kita dapat memahami
pengaruh ini secara kualitatif dengan menggunakan hukum Lenz.
Gambar 2.1 beberapa bahan diamagnetic ( memperlemah medan magnet )
Atom dengan struktur elektron kulit tertutup memiliki momentum sudut total sama
dengan nol dan dengan demikian tidak ada momen magnetik permanen totalnya. Bahanbahan yang memiliki atom yang demikian-bismut, misalnya-merupakan bahan diamagnetik.
Sebagaimana yang akan kita lihat kemudian, momen magnetik induksi yang menyebabkan
diamagnetisme memiliki besar orde 10-5 magneton Bohr. Karena nilai ini jauh lebih rendah
daripada momen magnetik permanen atom-atom bahan paramagnetik dan feromagnetik, yang
tidak memiliki struktur kulit tertutup, pengaruh diamagnetik pada atom-atom ditutupi oleh
penyearahan momen magnetik permanen. Akan tetapi, karena penyebarisan ini menurun
terhadap temperatur, semua bahan secara teoritis bersifat diamgnetik pada temperatur yang
cukup tinggi.
Superkonduktor merupakan diamagnetik yang sempurna, artinya superkonduktor ini
memiliki suseptibilitas magnetik -1. apabila superkonduktor ini ditempatkan dalam medan
magnetik luar, arus listrik akan diinduksikan pada permukaannnya sehingga medan magnetik
total dalam superkonduktor tersebut menjadi nol. Perhatikan batang superkonduktor di dalam
solenoida dengan n lilitan per panjang satuan. Apabila solenoidanya dihubungkan dengan
sumber ggl sehingga menyalurkan arus I, medan magnetik akibat solenoidanya akan sama
dengan. Arus permukaan sebesar nI per panjang satuan yang diinduksikan pada batang
superkonduktor akan meniadakan medan akibat solenoida sehingga medan total di dalam
superkonduktor sama dengan nol.
Persamaan Langevin Diamagnetik
Pada elektromagnetik, kita telah mengenal Hukum lenz : Saat fluks magnetic
pada rangkaian listrik berubah, arus imbas induksi akan muncul dalam arah
sedemikian rupa sehingga arah tersebut menentang perubahan yang menghasilkannya.
Pada superkonduktor atau pada orbit elektron dalam atom, arus induksi sepanjang
medannya ada. Medan magnet arus induksi berlawanan arah dengan medan magnet luar
dan momen medan magnet yang dihubungkan dengan arus adalah momen diamagnetik.
Pada logam normal ada kontribusi diamagnetik dari konduksi elektron dan diamagnetisnya
tidak dirusak oleh benturan elektron.
Perlakuan diamagnetik adalah dengan menggunakan Teorema Larmor, yaitu :
Dalam
sebuah
medan
magnet,
gerak
elektron
di
sekitar

inti adalah sama dengan gerak tanpa medan magnet, kecuali untuk superposisi dari
sebuah presisi elektron dengan frekuensi sudut :
Bila arus listrik akibat gerak presisi dari
Z buah elektron adalah ekivalen dengan
arus listrik (I). Dimana dalam satuan SI,
arus adalah:
Momen magnet ( ) pada rangkaian tertutup adalah:
dimana luas loop yang berjari-jari adalah 2. Sehingga persamaan momen
magnetiknya adalah:Harga suseptibilitas adalah sebagai berikut:
Suseptibilitas per satuan volume untuk N = jumlah atom per satuan volume
dan M= jumlah momen dipol per volume adalah:
Bila diplot ke grafik hubungan (suseptibilitas) dengan T (suhu) diperoleh
grafik seperti dibawah ini :
2. Feromagnetik
Bahan feromagnetisme merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas magnetik
Xm positif, yang sangat tinggi. Feromagnetisme muncul pada besi murni, kobalt, dan nikel
serta paduan dari logam-logam ini. Sifat ini juga dimiliki oleh gadolinium, disprosium, dan
beberapa senyawa lain. Dalam bahan-bahan ini sejumlah kecil medan magnetik luar dapat
menyebabkan derajat penyearahan yang tinggi pada momen dipol magnetik atomnya. Dalam
beberapa kasus, penyearahan ini dapat bertahan sekalipun medan pemagnetannya telah
hilang. Ini terjadi karena momen dipol magnetik atom dari bahan-bahan ini mengerahkan
gaya-gaya yang kuat pada atom tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang sempit,
momen ini disearahkan satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada lagi. Daerah ruang
tempat momen dipol megnetik disearahkan ini disebut daerah magnetik. Ukuran suatu ranah
biasanya bersifat mikroskopik. Dalam daerah ini, semua momen magnetik disearahkan, tetapi
arah penyearahannya beragam dari daerah ke daerah sehingga momen magnetik total dari
kepingan mikroskopik bahan feromagnetik ini adalah nol dalam keadaan normal.
Apabila medan magnetik luar dikerahkan, batas-batas daerah tersebut dapat bergeser
atau arah penyearahan dalam suatu daerah dapat berubah sehingga terdapat momen magnetik
mikroskopik total dalam arah medan yang dikerahkan tersebut. Karena derajat penyearahan
itu terlalu besar bahkan untuk medan luar yang lemah, medan magnetik yang dihasilkan
dalam bahan ersebut oleh dipol-dipol seringkali jauh lebih besar daripada medan luarnya.
Ferromagnetik memiliki elektron tidak berpasangan sehingga atom mereka memiliki
momen magnet bersih. Mereka mendapatkan magnet yang kuat sifat mereka karena
keberadaan domain magnetik. Dalam domain ini, sejumlah besar di saat-saat atom adalah
sejajar paralel sehingga gaya magnet dalam domain yang kuat. Ketika bahan feromagnetik
dalam keadaan unmagnitized, wilayah hampir secara acak terorganisir dan medan magnet
bersih untuk bagian yang secara keseluruhan adalah nol. Ketika kekuatan magnetizing
diberikan, domain menjadi selaras untuk menghasilkan medan magnet yang kuat dalam
bagian. Komponen dengan materi-materi ini biasanya diperiksa dengan menggunakan metode
magnetik partikel.

Contoh bahan feromagnetik yaitu :


Besi
Nikel
Kobalt
Gambar 3.1 Bahan Unmagnetized

Gambar 3.2 Bahan Magnetik


Dalam bahan ini sejumlah kecil medan magnetik luar dapat menyebabkan derajat
penyearahan yang tinggi pada momen dipol magnetik atomnya. Dalam beberapa kasus,
penyearahan ini dapat bertahan sekalipun Medan pemagnetannnya telah hilang. Ini terjadi
karena momen dipol magnetik atom dari bahan- bahan feromagnetik ini mengerahkan gayagaya yang kuat pada atom tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang sempit momen ini
disearahkan satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada lagi. Daerah ruang tempat
momen dipol magnetik disearahkan ini disebut daerah magnetik. Dalam daerah ini, semua
momen magnetik disearahkan, tetapi arah penyearahannya beragam dari daerah ke daerah
sehingga momen magnetik total dari kepingan mikroskopik bahan feromagnetik ini adalah
nol dalam keadaan normal (Tipler, 2001).
Gambar 3.3 Susunan teratur dari spin-spin electron Feromagnetik sederhana
Teori feromagnetik pertama kali dikemukakan oleh Pierre Weiss, yang berkhusus
pada hipotesis berikut :
Suatu sampel bahan feromagnetik berisi sejumlah daerah kecil yang disebut
ranah (domain), yang termagnetisasi secara spontan. Besar magnetisasi spontan sampel bahan
itu secara keseluruhan ditentukan oleh jumlah vector dari momen-momen magnetic domain.
Magnetisasi masing-masing domain disebabkan oleh adanya perputaran, BE
yang cenderung menghasilkan sususan dipole-dipole atomic yang sejajar. Medan pertukaran
BE dianggap sebanding dengan magnetisasi M masing-masing domain.
BE= M
Table 3.1 Sifat magnetik Bahan Ferromagnetik
Mengingat fase paramagnetik: medan diterapkan B, akan menyebabkan magnetisasi
yang terbatas dan akan menyebabkan medan pertukaran terbatas BE. Jika xP adalah
suseptibilitas paramagnetik
Magnetisasi sama dengan supseptibilitas konstan medan hanya jika keselarasan
pecahan kecil: ini adalah di mana asumsi yang masuk contoh adalah dalam fase
paramagnetik.
Supseptibilitas paramagnetik diberikan oleh hukum curie dimana C adalah
konstanta curie .substitusikan persamaan 1 ke dalam persamaan 2,kita dapat temukan

Supseptibilitas (3) memiliki kesingularan . Pada suhu ini terdapat magnetisasi


spontan, karena jika adalah tak terbatas kami dapat memiliki hingga untuk M nol B,. Dari
(3) kita memiliki hukum Curie-Weiss

SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

Ketika materi ditempatkan dalam medan magnet, kekuatan magnetik dari bahan yang elektron
tersebut akan terpengaruh. Efek ini dikenal sebagai Hukum Faraday Induksi Magnetik. Namun,
bahan dapat bereaksi sangat berbeda dengan kehadiran medan magnet luar. Reaksi ini tergantung
pada sejumlah faktor, seperti struktur atom dan molekul material, dan medan magnet bersih
terkait dengan atom. Momen magnetik berhubungan dengan atom memiliki tiga asal-usul. Ini adalah
gerakan orbital elektron, perubahan dalam gerak orbit yang disebabkan oleh medan magnet luar,
dan spin dari elektron.
Pada sebagian besar atom, elektron terjadi pada pasangan. Spin elektron dalam pasangan di arah
yang berlawanan. Jadi, ketika elektron dipasangkan bersama-sama, mereka berputar berlawanan
menyebabkan medan magnet mereka untuk membatalkan satu sama lain. Oleh karena itu, tidak
ada medan magnet bersih. Bergantian, bahan dengan beberapa elektron berpasangan akan memiliki
medan magnet bersih dan akan bereaksi lebih untuk bidang eksternal.Kebanyakan bahan dapat
diklasifikasikan sebagai diamagnetic, atau feromagnetik paramagnetik.
Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu diamagnetik,
paramagnetik dan ferromagnetik.Berikut akan djelaskan tentang ketiga sifat dari kemagnetan.
a. Diamagnetik.
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom
atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989). Bahan
diamagnetik tidak mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi
medan magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian
hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan.
Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron sehingga semua bahan
bersifat diamagnetik karena atomnya mempunyai elektron orbital. Bahan dapat bersifat magnet
apabila susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai spin elektron yang tidak berpasangan.
Dalam bahan diamagnetik hampir semua spin elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak
menarik garis gaya. Permeabilitas bahan diamagnetik adalah 0<>m. Contoh bahan diamagnetik
yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng.
Bahan diagmanetik memiliki negatif, kerentanan lemah untuk medan magnet. bahan
Diamagnetic sedikit ditolak oleh medan magnet dan materi tidak mempertahankan sifat magnetik
ketika bidang eksternal dihapus. Dalam bahan diamagnetic semua elektron dipasangkan sehingga
tidak ada magnet permanen saat bersih per atom. sifat Diamagnetic timbul dari penataan kembali
dari orbit elektron di bawah pengaruh medan magnet luar. Sebagian besar unsur dalam tabel
periodik, termasuk tembaga, perak, dan emas, adalah diamagnetic.

Diamagnetisme adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika
dikenai medan magnet .Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik adalah salah satu
bentuk magnet yang cukup lemah, dengan pengecualiansuperkonduktor yang memiliki kekuatan
magnet yang kuat.
Semua material menunjukkan peristiwa diamagnetik ketika berada dalam medan magnet.
Oleh karena itu, diamagnetik adalah peristiwa yang umum terjadi karena pasangan
elektron , termasuk elektron inti di atom, selalu menghasilkan peristiwa diamagnetik yang lemah.
Namun demikian, kekuatan magnet material diamagnetik jauh lebih lemah dibandingkan kekuatan
magnet material feromagnetikataupun paramagnetik . Material yang disebut diamagnetik umumnya
berupa benda yang disebut 'non-magnetik', termasuk di antaranya air, kayu , senyawa
organik seperti minyak bumi dan beberapa jenis plastik, serta beberapa logam seperti tembaga,
merkuri ,emas dan bismut.Superkonduktor adalah contoh diamagnetik sempurna.
Ciri-ciri dari bahan diamagnetic adalah:

Bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya adalah nol.
Jika solenoida dirnasukkan bahan ini, induksi magnetik yang timbul lebih kecil.
Permeabilitas
bahan
Contoh: Bismuth, tembaga, emas, perak, seng, garam dapur.

ini: u <> o.

b. Paramagnetik.
Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing
atom/molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total seluruh atom/molekul
dalam bahan nol (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini disebabkan karena gerakan atom/molekul acak,
sehingga resultan medan magnet atomis masing-masing atom saling meniadakan. Bahan ini jika
diberi medan magnet luar, maka elektron-elektronnya akan berusaha sedemikian rupa sehingga
resultan medan magnet atomisnya searah dengan medan magnet luar. Sifat paramagnetik
ditimbulkan oleh momen magnetik spin yang menjadi terarah oleh medan magnet luar. Pada bahan
ini, efek diamagnetik (efek timbulnya medan magnet yang melawan medan magnet penyebabnya)
dapat timbul, tetapi pengaruhnya sangat kecil.
Permeabilitas bahan paramagnetik adalah 0>, dan suseptibilitas magnetik bahannya
.0>m contoh bahan paramagnetik: alumunium, magnesium, wolfram dan sebagainya. Bahan
diamagnetik dan paramagnetik mempunyai sifat kemagnetan yang lemah. Perubahan medan
magnet dengan adanya bahan tersebut tidaklah besar apabila digunakan sebagai pengisi kumparan
toroida.
Bahan paramagnetik ada yang positif, kerentanan kecil untuk medan magnet.. Bahanbahan ini sedikit tertarik oleh medan magnet dan materi yang tidak mempertahankan sifat
magnetik ketika bidang eksternal dihapus. sifat paramagnetik adalah karena adanya beberapa
elektron tidak berpasangan, dan dari penataan kembali elektron orbit disebabkan oleh medan
magnet eksternal. bahan paramagnetik termasuk Magnesium, molybdenum, lithium, dan tantalum
Paramagnetisme adalah suatu bentuk magnetisme yang hanya terjadi karena adanya medan
magnet eksternal. Material paramagnetik tertarik oleh medan magnet, dan karenanya memiliki

permeabilitasmagnetis relatif lebih besar dari satu (atau, dengan kata lain, suseptibilitas
magnetik positif). Meskipun demikian, tidak seperti ferromagnet yang juga tertarik oleh medan
magnet, paramagnet tidak mempertahankan magnetismenya sewaktu medan magnet eksternal tak
lagi diterapkan.
Ciri-ciri dari bahan paramagnetic adalah:

Bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya adalah tidak nol.
Jika solenoida dimasuki bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik yang lebih besar.
Permeabilitas
bahan: u >
Contoh: aluminium, magnesium, wolfram, platina, kayu

DAFTAR PUSTAKA
Kittel, C. (1996). Introduction to Solid State, New York : Wiley.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.iue.tuwien.ac.at/p
hd/entner/node9.html
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.goog
le.co.id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_field&usg=ALkJrhhxN7qNlEWe9a1yDhe2g-0ua2lew#Relation_between_H_and_B
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.cognitivetech.co.i
n/%3Fpage_id%3D275
http://journal.fmipa.itb.ac.id/jms/article/viewFile/139/136
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/101052125.pdf
http://dc400.4shared.com/doc/wiTXCnyg/preview.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_fis_0608504_chapter2.pdf

u o.

Anda mungkin juga menyukai