Pemasangan Model Di Artikulator Dan Komunikasi Ke Lab Untuk Pembuatan GTC

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

A.

Pemasangan model kerja di artikulator


Artikulator adalah suatu alat mekanis yang dapat menirukan sebagian gerakan rahang / sendi
temporo mandibular, yang pada artikulator dapat dipasang model rahang sesuai dengan relasi yang
telah didapat.
Fungsi artikulator:

Alat bantu pada pembuatan gigi tiruan


Simulator untuk mengevaluasi oklusi dan artikulasi di luar mulut
Untuk menghasilkan pergerakan rahang dan tiap-tiap rahang gigi pasien

Bagian-bagian artikulator rata-rata/handy :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Spring
Thumb nut
Centric lock
Upright
Lower bow
Lower model locking pin
Split cast plate
Model plate
Upper model locking pin

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Upper bow
Median line
Thumb screw
Occlusal plane table
Median line
Cross Point
Incisor indicator
Incisor guide pin
Incisor guide table

Persiapan pada artikulator


1. Lengan artikulator atas sejajar dengan lengan bawah .
2. Ujung incisor guide pin (17) menempel pada incisor guide table (18) dan sekrupnya (12)
dikencangkan. Incisor indicator (16) masuk maksimal ke dalam tempatnya.

3. Incisor guide pin (17) dimasukkan maksimal ke dalam tempatnya.


4. Split cast plate (7) dipasang sedemikian rupa sehingga garis tengahnya berhimpit dengan
garis tengah lengan artikulator, kemudian difiksasi dengn gips pada lengan artikulator.
5. Permukaan dalam lengan atas dan bawah artikulator diberi vaselin
6. Pedoman letak bidang oklusal artikulator ditunjukkan dengan pemasangan karet gelang
Persiapan pada model
1. Dibuat garis tengah pada model RA dan RB
Garis garis tersebut diteruskan tegak lurus dan melingkar ke dasar model
a. Rahang atas, garis ditarik melalui
Frenulum labialis superior
Titik tengah antara kedua fovea palatini
Titik tengah antara tonjol rugae palatina kedua
Tengah-tengah papilla insisivum
b. Rahang bawah, garis ditarik melalui
Frenulum labialis inferior
Titik tengah tepi lingual prosesus alveolaris
2. Dibuat garis tengah pada galengan gigit atas dan bawah . Berpedoman pada garis tengah
model
3. Dioleskan selapis tipis vaselin pada permukaan kunci gigit dan dasar model
4. Ditempelkan selotip di sekeliling model
Untuk mencegah gips mengalir ke tempat yang tidak diinginkan pada waktu model
dipasangkan di artikulator. Setengah lebar selotip dilekatkan mengelilingi dasar
model sehingga setengahnya lgi merupakan pembatas gips
5. Galengan gigit dilekatkan pada model
Meneteskan malam merah cair pada tepi lempeng gigit (bagian vestibulum) di
beberapa tempat.
6. Model difiksasi pada relasi sentris overjet 2-4 mm
Galangan gigit atas dan bawah difiksasi dengan isi stapler.
Model RA dan RB difiksasi dengan batang korek api yang dilekatkan pada kedua sisi
model dengan sticky wax
Setelah difiksasi :
Galangan gigit atas dan bawah berhimpit dengan garis tengah model atas dan
bawah
Garis tengah model RA dan RB di anterior dan posterior bila dihubungkan dapat
membentuk satu garis lurus
Cara pemasangan model pada artikulator
Model RA dan RB yang telah disatukan diletakkan di artikulator dengan malam mainan untuk
mengganjal dasar model bawah.
Posisi model benar bila
Garis tengah model terletak sebidang dengan garis tengah artikulator dengan
bantuan incisor guide pin (17)

Incisior indicator (16) harus menyinggung perpotongan garis tengah galengan gigit
dan bidang oklusal
Bidang oklusal galengan gigit terletak dalam 1 bidang dengan letak bidang oklusal
artikulator, atau terletak tepat di tengah-tengah jarak antara lengan atas dan lengan
bawah artikulator
Bidang oklusal artikulator ditentukan dengan memasang karet gelang di sekeliling
artikulator secara horizontal, setinggi incisor indicator (16) dan tanda bidang oklusal
pada upright (4)
Ujung incisor guide pin (17) harus menyentuh incisor guide table (18)
Occlusal plane table (13) diposisikan pada tempatnya
Permukaan labial galengan gigit yang telah dilekatkan pada model rahang atas diletakkan
pada garis silang occlusal plane table (13).
Garis tengah galangan gigit, garis tengah model serta garis tengah artikulator dibuat
berhimpit.
Pemasangan model rahang atas
o Adonan gips dituangkan di atas dasar model RA. Diusahakan adonan gips tidak
berlebihan. Gips dihaluskan sebelum mengeras.
Galangan gigit RA dan RB difiksasi pada relasi sentris, dengan isi stapler
Dibuat overjet 2-4 mm
Pemasangan model rahang bawah
o Malam mainan pengganjal dasar model RB diambil, kemudian dituangkan gips
diatas dasar model RB. Selanjutnya lengan bawah artikulator dikatupkan sampai
ujung incisor guide pin (17) menyentuh incisor guide table (18). Perhatikan incisor
guide pin harus maksimal ke dalam tempatnya pada lengan atas artikulator.
Lengan atas dan lengan bawah artikulator difiksasi dengan beberapa karet gelang sampai
gips benar-benar keras.

B. Komunikasi dengan laboratorium untuk pembuatan MTP


Kunci dari keberhasilan gigi tiruan cekat adalah komunikasi yang baik antara dokter gigi dengan
teknisi. Seperti contoh, sering kali dokter gigi dalam prakteknya lupa dengan pembulatan sudut
garis yang dapat mempercepat pembuatan restorasi, atau teknisi yang tidak mengetahui tentang
sulitnya fase klinis tertentu seperti pembuatan cetakan atau prosedur remount. Hal ini, jika tidak
dilakukan komunikasi dengan baik, maka akan mengurangi kualitas dari gigi tiruan cekat tersebut.
Tetapi, jika melalui sikap dan komunikasi yang baik serta upaya yang terkoordinasi, maka
diantara keduanya dapat berkontribusi dengan baik dalam pemberian perawatan pada pasien
serta dapat meminimalisir kegagalan perawatan.
1. Dental Technology Certification
Tekniker kedokteran gigi harus memiliki Certified Dental Technician(CDT). Untuk
mendapatkan sertifikat tersebut, seorang tekniker harus mendapatkan dental technology degree
selama 2 tahun, dan minimal 5 tahun pengalaman menjadi tekniker kedokteran gigi, serta harus
lulus pada tes tertulis dan praktek.

Untuk mempertahankan sertifikat tersebut, seorang tekniker kedokteran gigi harus


melanjutkan pembelajaran minimal 12 jam setiap tahunnya, termasuk pengetahuan mengenai
kontrol infeksi. Persyaratan untuk menjadi seorang tekniker kedokteran gigi bersertifikasi adalah
memiliki CDT beserta spesialisasi setiap departemennya , dimana tekniker tersebut ditempatkan,
dan untuk menjamin keamanan dan praktik produksi yang di izinkan.
2. Mutual responsibilities
Komunikasi yg baik antara dokter gigi dengan tekniker kedokteran gigi merupakan kunci sukses
keberhasilan teknikal dental team. ADA (American Dental Association) mengeluarkan pedoman
kerjasama antara dokter gigi dengan tekniker kedokteran gigi, yaitu:
Yang harus dilakukan dokter gigi:
1. Memberikan instruksi kerja tertulis yg detil tentang apa yg ingin dicapai dan pemilihan
material yg diinginkan.
2. Memberikan impression yg akurat, cast, dan interocclusal record.
3. Mengidentifikasi margin, postdam, borders, relief dan / design prostetik.
4. Menyiapkan shade description, fotograf, gambar atau shade yg diinginkan.
5. Menyediakan kesepakatan baik tertulis ataupun lisan untuk laboratorium agar bekerja dg
prosthetic pabrik atau kesepakatan suatu modifikasi.
6. Mengikuti protokol kontrol infeksi laboratorium seperti yg dikeluarkan oleh ADAs infection
control pedoman.
7. Dokter gigi harus mengembalikan cetakan, protesis/appliance ke lab dental kembali jika
protesis tesebut tidak fit atau jika pemilihan warna yang digunakan tidak tepat

Yang harus dilakukan oleh tekniker Lab:


1. Menghasilkan dental prostheses sesuai dengan instruksi yg diberikan oleh dokter gigi dan
menggunakan impression, cast, interocclusal records atau mounting yg diinstruksikan.
2. Jika ada pertanyaan atau kurang jelas, review case dg meminta dokter gigi utk klarifikasi hal
tsb.
3. Mencocokkan shade sesuai instruksi dalam keterbatasan material yg digunakan.
4. Beritahu dokter gigi sesegera mungkin bila saat pengerjaan case ada yg tdk dapat diproses.
5. Mengerjakan prostheses tepat waktu.
6. Mengikuti protokol kontrol infeksi Lab sesuai dg ADA s infection control pedoman.
7. Menginformasikan kepada dokter gigi tentang material yg tersedia sesuai kasus dan
menyarankan metode bagaimana menyesuaikan material tersebut dengan benar
8. Tekniker harus membersihkan dan memberikan disinfektan pada setiap item yang dikirim
dari dokter gigi
9. Tekniker harus menginformasikan kepada dokter gigi apabila tidak terdapat tekniker yang
sesuai dengan kasus yang diminta.
10. Tekniker tidak bisa meminta bayaran secara langsung dari pasien tanpa izin dari hukum yang
berlaku
3. Responsibilities of the dentist

a. Kontrol infeksi:
U.S. Department of Health and Human Service dan ADA mengeluarkan guideline kontrol
infeksi yaitu mendisinfeksi impression atau material lain yang dikirim dari dokter gigi ke
laboratorium. Sebab berdasarkan hasil investigasi, ditemukan sekitar 67% dari semua
material yang dikirim dari dokter gigi ke laboratorium telah terkontaminasi.
b. Preparasi gigi:
Reduksi gigi yang tidak mencukupi pada bagian 1/3 servikal untuk restorasi metal-ceramic
adalah kesalahan yang sering terjadi. Nyatanya, panjang mahkota klinis gigi vital (cth spt
pasca bedah periodontal) tidak selalu diikiuti dengan reduksi sekitar 1,2 1,5 mm tanpa
pulpanya terekspos. Tekniker yang tdk berpengalaman cenderung untuk menyelesaikan
masalah dengan overcontouring, tetapi hal ini malah akan menginisiasi munculnya
penyakit periodontal
c. Preparasi margin:
Dokter gigi harus membuat outline (dengan pensil) margin pada dies. Meskipun dlm
prakteknya jarang dokter gigi yang melakukan hal ini.
Jika gigi dipreparasi dengan baik dan impressionnya akurat maka marginnya akan jelas
sehingga tidak perlu membuat outline margin.
Dokter gigi harus mengetahui pentingnya desain margin dan geometri. Misalnya
ekspekstasi dokter gigi terkadang tidak realistik. Preparasi seperti gambar dibawah tidak
tepat untuk menggunakan restorasi metal ceramic karena 1/3 gingivalnya sudah reduksi
dan tidak adekuat lagi.

Gambar 1, (Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed Prosthodontic, 4th
Ed. Elsevier, St.Louis.2006)
d. Artikulasi :
Artikulasi yang baik pada model kerja adalah tanggungjawab dokter gigi.
Adanya perbedaan sekecil apapun bisa mengakibatkan pembuatan ulang atau
memerlukan corrective grinding berjam-jam dan hasil yang kurang baik.
Dengan perencanaan yang matang, verifikasi artikulasi dapat dilakukan dengan efisien
sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.

e. Work authorization
Sesuai aturan hukum yang berlaku di beberapa negara instruksi yang diberikan oleh dokter
gigi kepada tekniker disebut Work authorization. Sedangkan di tempat lain dapat disebut
dengan laboratory work order atau resep. Dimana isi work authorization tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Gambaran umum restorasi yang akan dibuat
2. Spesifikasi material (cth ada tipe iv gold)
3. Rancangan oklusal yg diinginkan
4. Design konektor utk fixed prosthodontics
5. Design pontic, termasuk spesifikasi material utk kontak jaringan
6. Substructure design utk restorasi metal-ceramic
7. Informasi shade selection utk restorasi estetik
8. Tujuan design removable prosthodontics (jika diperlukan)
9. Tanggal jadwal selanjutnya appointment pasien
Dokter gigi harus familiar dengan material yang sering digunakan oleh tekniker pada
setiap tahapannya. Memberikan spesifikasi material pada setiap tahapnya akan
mempersingkat waktu dan hasil yang lebih memuaskan. Komunikasi dengan cara diskusi
antara dokter gigi dan tekniker akan lebih baik dibandingkan dengan dokter gigi menuliskan
kalimat perintah yang tidak menyenangkan pada work authorization.

Gambar 2: contoh work authorization pada pembuatan GTC (Rosentiel SF, Land MF,
Fujimoto J. Contemporary fixed Prosthodontic, 4th Ed. Elsevier, St.Louis.2006)

Oklusi
Didalam work authorization harus terdapat desain, lokasi, kontak oklusal, dan material yang
digunakan (metal, porselen, kombinasi). Dalam teorinya, ada dua rancangan oklusal yang
diinginkan, yaitu cusp-fossa dan cusp-marginal ridge. Namun, seringkali 2 rancangan ini tidak
bisa digunakan mengingat kondisi di dalam rahang tidak seideal itu. Maka dibuat beberapa
modifikasi, seperti pada kondisi molar RB yang relasinya crossbite maka perlu dilakukan reduksi
atau perbaikan ortodontik. Pertimbangan-pertimbangan ini penting khususnya dalam
pembuatan GTJ. Jika hanya mahkota tiruan penuh tunggal maka hal ini umumnya tidak terlalu
bermasalah, kecuali jika terlalu ekstrim.

Konektor
Di dalam work authorization harus dituliskan konektor yang akan digunakan secara spesifik,
bagian mana yang akan di beri preceramic soldered dan postceramic soldered. Urutan
prosedur yang direncanakan harus didikusikan terlebih dahulu untuk kejelasan yang lebih
lanjut. Jika akan ada pemasangan nonrigid konektor, tipe dan letak konektor harus di
spesifikasi lagi
Pontic dan desain substruktur
Desain metal substructure untuk restorasi metal-ceramic cukup kontroversial.
Beberapa tekniker meyakini bahwa tidak perlu untuk membuat kontur pertama dari
restorasi lengkap dalam wax dan kemudian memotong kembali area veneering. Work
authorization harus berisi spesifikasi apakah bentuk anatomi dari wax harus dievaluasi
kembali atau langsung melakukan modifikasi.
Seleksi shade
Untuk mendiskusikan seleksi shade antara dokter gigi dengan tekniker, maka dibuatkan
diagram shade distribution.
Diagram harus cukup besar untuk mendesign shade pada servikal dan insisal dan
beberapa karakteristik gigi setiap individu.

gambar 3: Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J.


Contemporary fixed Prosthodontic, 4th Ed. Elsevier, St.Louis.2006

Informasi tambahan
Diagnostic waxing dapat memberikan informasi tentang panjang gigi dan bentuk atau
rancangan oklusal yg diinginkan.
Cast of provisional restorations dapat memberikan informasi tentang midline, posisi
incisal edge dan bentuk mahkota.

Sumber:
1. Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed Prosthodontic, 4th Ed. Elsevier,
St.Louis.2006