Laporan Praktikum Standarisasi Larutan
Laporan Praktikum Standarisasi Larutan
Laporan Praktikum Standarisasi Larutan
MODUL PRAKTIKUM
NAMA PEMBIMBING
NAMA MAHASISWA
TANGGAL PRAKTEK
: 9 Oktober 2013
TANGGAL PENYERAHAN
: 16 Oktober 2013
1. Tujuan percobaan
2. Dasar teori
Larutan standar adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dengan tepat.
Larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan
primer adalah larutan standar yang lebih stabil dan tidak perlu distandarisasi, tetapi dapat
digunakan untuk menstandarisasi larutan standar sekunder. Syarat agar suatu zat menjadi zat
standar primer adalah:
1. memiliki tingkat kemurnian yang tinggi;
2. kering, tidak terpengaruh oleh udara/lingkungan(zat tersebut stabil);
3. mudah larut dalam air;
4. mempunyai massa ekivalen yang tinggi.
Larutan standar primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang dilakukanpun harus
teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat. Pembuatan larutan standar primer ini biasanya
dilakukan dalam labu ukur yang volumenya tertentu. Zat yang dapat dibuat sebagai larutan
tittrasi. Kesalahan titrasi harus dibuat sekecil mungkin agar kesalahan perhitungan tidak terlalu
besar. Untuk reaksi asam basa maka indikatornya disebut indikator asam-basa.
Range pH
1. Timol biru(asam)
1,2 2,8
Merah Kuning
2. Metil jingga
3,1 4,4
Merah Jingga
3,8 5,4
Kuning Biru
4. Metil merah
4,2 6,3
Merah Kuning
6,0 7,6
Kuning Biru
6. Timol biru(basa)
8,0 9,6
Kuning Biru
7. Fenolftalein
8,3 10,0
3. Skema Kerja
1. Buat larutan NaOH 0.1 N dari larutan NaOH 1 N
Tuangkan 25 ml NaOH 1 N ke gelas
kimia
digojog
Larutkan dengan 25 ml
aquades dalam gelas kimia.
5. Data pengamatan
Volume
NaOH
V awal
V akhir
V pemakaian
Asam Oksalat
I
5.40
0.00
5.40
HCl
II
11.20
5.80
5.40
= 5,40
= 11,35 ml
Standarisasi basa
Berat asam oksalat = 0,32 gram dalam 100 ml
Volume Oksalat
= 100 ml
Volume basa
6. Perhitungan
N Oksalat =
=
=
= 0,0508
ml
I
15.80
4.60
11.20
II
12.50
1.00
11.50
7. Pembahasan
a. Normalitas NaOH yang didapat dari hasil percobaan adalah 0,094 N sedangkan seharusnya
0,1 N sehingga ada perbedaan sebesar 0,006 N. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa
kesalahan dan ketidaktelitian selama percobaan, diantaranya yaitu pengenceran yang
kurang tepat, kondisi ball pipet yang kurang baik, peralatan yang kurang kering dan bersih,
terdapat gelembung di mulut buret pada saat titrasi karena ada vaseline yang masuk ke
dalam mulut buret.
b. Normalitas HCl yang didapat dari percobaan sebesar 0,10699 N sedangkan seharusnya 0,1
N sehingga ada perbedaan sebesar 0,00699 N. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa
kesalahan dan ketidaktelitian selama percobaan, diantaranya yaitu pengenceran yang
kurang tepat, kondisi ball pipet yang kurang baik, peralatn yang kuran kering dan bersih,
terdapat gelembung dimulut buret pada saat titrasi karena adanya vaseline yang masuk ke
dalam mulut buret dan titrasi dengan hasil yang tidak konstan.
8. Kesimpulan
Dari percobaan ini diperoleh konsentrasi NaOH sebesar 0,094 N dan HCl sebesar 0,10699 N.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ngatin, Agustinus & Marlina, Ari. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia dan Teknik Kimia Produksi Bersih Semester 1.
Bandung.
2. http://lutfirachman.wordpress.com/2008/05/05/standarisasi-larutan-baku/