Mikro Modul 7
Mikro Modul 7
Mikro Modul 7
KELAS D
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
SYIFA FAUZIYAH
3311131146
3311131147
3311131153
3311131163
3311131165
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Prinsip Percobaan
1. Berdasarkan uji sterilitas pada sediaan farmasi sesuai standar farmakope.
2. Berdasarkan pengamatan pertumbuhan mikroba yang diinokulasi pada
media.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
Beberapa sediaan farmasi dan alat kesehatan ditujukan untuk
digunakan pada organ tubuh yang memiliki resiko tinggi. Larutan injeksi,
infuse, tetes mata, tetes telinga, kasa dan benag bedah adalah contoh bahan
yang akan digunakan untuk maksud di atas.
Cara pembuatan dan penanganan bahan-bahan tersebut haruslah
memenuhi ketentuan farmakope Indonesia edia terbaru (Edisi IV, tahun
1995), yaitu memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sediaan harus
dikondisikan steril dan selama penyimpanan sediaan masih dijamin
kesterilannya.
2.2 Teori Tambahan
Sterilisasi ditujukkan untuk membunuh semua mikroba pencemar,
baik mikroba menguntungkan maupun merugikan. Sterilisasi yang baik
dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak diharapkan dalam
bahan yang telah disterilisasi. Tekhnik sterilisasi yang digunakan berbeda
antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan.
Pada umumnya proses sterilisasi dapat dilakukan secara kering dan basah
sesuai dengan jenis bahan yang akan disterilisasi. Untuk peralatan yang
terbuat dari logam dan gelas tahan panas dapat dilakukan sterilisasi kering.
Bahan yang tidak tahan panas, seperti media kaldu dan media agar,
proses sterilisasinya dilakukan secara basah. Bahan berbentuk cair seperti
larutan
gula,garam
posfat,ammonium,trace
metal,vitamin,dapat
tidak
adanya
kontaminasi
mikroba.
Tidak seperti syarat banyak sediaan yang lain, syarat sterilitas adalah nilai
yang mutlak. Sebuah sediaan baik steril maupun non steril. Secara historis,
pertimbangan sterilitas bersandar pada uji sterilitas lengkap yang resmi,
namun sediaan akhir pengujian sterilitas mengalami banyak batasan.
Batasan yang paling nyata adalah sifat dasar dari uji sterilitas. Ini adalah
uji yang dekstruktif sehingga, hal ini tergantung pemilihan statistik sampel
acak dari keseluruhan lot. Ketidakpastian akan selalu ada selama sampel
secara tegas mewakili keseluruhan.
Suatu produk dikatakan steril bila produk tersebut bebas dari
mikroorganisme hidup. Tetapi tidak ada satupun sistem sterilisasi yang
mampu mengukur nilai absolut, sehingga semua proses sterilisasi
mempunyai keterbatasan dalam membunuh mikroorganisme.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat Percobaan
1. Cawan petri
2. Pipet media
3. Bunsen
4. Spatula
5. Pervolator
3.2 Bahan Percobaan
1. Sediaan farmasi (salep, injeksi, kasa)
2. Media NA
3. Media SDA
3.3 Mekanisme Kerja
3.3.1 Sediaan Cair
1. Disiapkan sedian uji: 2ml larutan injeksi atau 2ml tetes mata, 15ml media
NA, 15ml media SDA, 1 pipet media steril, 2 cawan petri
2. Masukan sediaan uji ke dalam 2 cawan petri
3. Tambahkan cawan 1 dengan 15ml media NA dan cawan 2 dengan 15ml
media SDA
4. Geser memutar cawan diatas meja hingga homogeny dan lakukan prainkubasi pada suhu kamar selama 30 menit
5. Inkubasi kedua cawan selama 4 hari yaitu cawan NA pada suhu 35-37C
dan cawan SDA pada 20-25C
6. Lakukan pengamatan dengan teliti, catat perubahan yang terjadi
2. Letakkan 2 potngan kasa steril diatas media NA, juga diatas media SDA
3. Inkubasi media NA pada suhu 35-37C dan media SDA pada 20-25C,
keduanya selama 4 hari
4. Lakukan pengamatan dan catatlah dengan teliti
3.3.3 Sediaan Semi solid
1. Disiapkan sediaan uji: 100mg salep mata A dan 100mg salep mata B ,
15ml media NA (dibuat pelat), 15ml media SDA (dibuat pelat)
2. Bagilah media pelat menjadi 2 bagian area dengan cara menarik garis
batas pada dasar cawan petri dengan spidol marker
3. Beri
sebuah
bolongan/ruang
pada
kedua
area
tersebut
dengan
menggunakan pervolator
4. Letakkan kedua salep ke area pertama dan ke area kedua
5. Inkubasi kedua cawan selama 4 hari yaitu cawan NA pada suhu 35-37C
dan cawan SDA pada 20-25C
6. Lakukan pengamatan dan catatlah dengan teliti
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
HASIL/GAMBAR
KETERANGAN
Setelah NA diinukabasi selama 1 hari,
NA CAIRAN INFUS
digunakan,
karena
membahayakan si pengguna.
Pada media NA yang sudah ditanam
NA SALEP
NA KASA STERIL
SDA
SEDIAAN
INFUS
CAIRAN Pada
media
SDA
yang
telah
berlendir
yang
diperkiraan
karena
adanya
pertumbuhan
khamir.
Pada
SDA SALEP
media
diinokulasikan
mikroorganisme
SDA
salep
yang
yang
telah
tumbuh
seharusnya
disimpulkan
bahwa
salep
kapang
yang
Pada
media
SDA
diinokulasikan kasa
yang
steril
telah
dan di
4.2. Pembahasan
Pada pengujian sterilitas sediaan farmasai (sediaan obat steril dan
alat kesehatan), telah menjadi suatu keharusan untuk sediaan farmasi
bersifat steril, yaitu bebas dari mikroorganisme terutama untuk oba yang
langsung kontak dengan mukosa atau langsung masuk ke peredaran darah
seperti injeksi atau cairan infuse juga pada alat kesehatan seperti kasa steril
atau benang jahit bedah. Standard tersebut dibuat supaya tidak terjadi
infeksi ketika pasien menggunakan sediaan farmasi atau alat kesehatan
tersebut akibat adanya bakteri pathogen. Pada percobaan ini sediaan yang
di uji adalah cairan infus untuk sampel cair, salep untuk sampel semi padat
dan kasa steril untuk sampel padatnya. Ketiga sampel tersebut akan
diinokulasikan ke dalam media NA dan SDA untuk melihat adanya
kontaminan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan uji sterilitas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Sterilisasi adalah proses menghilangkan kontaminan mikroorganisme.
2. Sediaan steril harus bebas dari kontaminan mikroorganisme dalam bentuk
apapun, karena berhubungan langung dengan mukosa atau aliran darah.
3. Larutan infuse dan salep positif terkontaminasi oleh mikroorganisme yang
artinya sediaan tersebut sudah tidak steril lagi.
4. Kasa steril negative terkontaminasi mikroorganisme, artinya sediaa
tersebut steril.
DAFTAR PUSTAKA
Chatim Aidilfiet dan Suharto. 1994. Sterilisasi dan Disinfeksi dalam Buku
Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Schlegel,
Hans
dan
Karin
Scmidt.
1994.
Mikrobiologi
Umum.
LAMPIRAN I
1. Apakah yang dimaksud dengan sediaan steril ? Apakah tujuan sterilisasi
sediaan ?
2. Apa yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengujian sterilitas
sediaan ?
3. Apakah yang dimaksud dengan media fertil ? Bagaimanakah cara
mengetahui fertilitas media tersebut ?
4. Bagaimanakah cara pengujian sterilitas sediaan dalam bentuk serbuk atau
semi solida menurut aturan Farmakope Indonesia IV ? Jelaskan dengan
lengkap.
Jawaban
1. Sediaan yang terbebas dari kontaminan mikroba, baik mikroba patogen
maupun non patogen, tujuan dari sterilisasi sediaan adalah membuat
sediaan terbebas dari kontaminan mikroorganisme sehingga sediaan layak
untuk dikonsumsi atau digunakan.
2. Semua alat harus steril, media pertumbuhan yang digunakan harus fertil
atau dapat menumbuhkan mikroba.
3. Media fertil adalah media subur yang dapat menumbuhkan mikroba. Cara
mengetahui fertilitas media adalah dengan cara mencampurkan media
dengan sampel yang mengandung mikroba apabila dalam media tumbuh
mikroba artinya media tersebut fertil.
4. Pengujian sterilitas sediaan padat :
a. Siapkan sediaan uji padat, media NA dan SDA 15 mL, cawan petri
dan spatula.
b. Lakukan flambir pada spatula.
c. Tuangkan media pada cawan petri diamkan sampai memadat.
d. Letakan sediaan serbuk diatas media NA dan SDA.
e. Inkubasi media NA pada suhu 35-37C dan media SDA pada suhu
20-25C, selama 4 hari
f. Lakukan pengamatan setelah di inkubasi.
Pengujian sterilitas sediaan semi solid :
a. Siapkan sediaan uji semi solid , media NA dan SDA 15 mL, cawan
petri, spatula
b. Lakukan flambir pada spatula
c. Tuangkan media pada cawan petri sampai memadat
d. Lubangi media dibagian tengah
e. Letakan sediaan semi solid di lubang pada media NA dan SDA
f. Inkubasi media pada suhu 35-37C dan media SDA pada suhu 2025C, selama 4 hari
g. Lakukan pengamatan setelah di inkubasi
LAMPIRAN II