Laporan Praktikum Mikro Modul 9
Laporan Praktikum Mikro Modul 9
Laporan Praktikum Mikro Modul 9
PENDAHULUAN
1.1
PRINSIP
1. Berdassarkan proses difusi ada media pertumbuhan dan ukuran diameter
lubang difusi.
2. Berdasarkan tingkat kekeruhan yang terjadi pada media
3. Berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada media.
1.2
TUJUAN
1. Untuk menentukan konsentrasi hambat minimum pada ekstrak daun
pecut kuda dengan metode difusi lubang perforasi
2. Untuk menentukan KHM CuSO4 dengan metode turbidimetri.
3. Untuk membandingan aktifitas antimikroba dari bahan alam dan produk
komersial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya.
(Singleton.2006).
Sejarah tentang mikroba dimulai dengan ditemukannya mikroskop oleh
Leeuwenhoek
(1633-1723).
Mikroskop
temuan
tersebut
masih
sangat
sederhana, dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi
dapat menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. (Skou,
dan Sogaard Jensen. 2007).
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir di semua tempat di permukaan
bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga
lingkungan yang relative panas, dari ligkungan yang asam hingga basa.
Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto 2005).
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang memiliki aktivitas yang berupa
tumbuh dan berkembang. Kadang kala pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme ini terganggu. Hal ini dapat dipengaruhi baik dari mikroba itu
sendiri ataupun dari luar. Salah satu pengaruh yang paling berkompoten adalah
antimikroba (Gobel, 2008). Anti mikroba adalah senyawa yang dapat
menghambat atau membunuh mikroorganisme hidup. Senyawa yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik dan yang dapat
membunuh bakteri disebut bakterisida. Atau dengan kata lain disebut juga
antiboitika yaitu bahan-bahan yang bersumber hayati yang pada kadar rendah
sudah menghambat pertumbuhan mikroorganisme hidup (Gobel, 2008).
Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau
menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa
kelompok
sebagai
berikut
diantaranya
merusak
dinding
sel,
Ada yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi, ada pula yang bereaksi
dengan cepat ketika membunuh mikroorganisme dan sebaliknya. Sebagai contoh
merkuri klorida, zat antiseptik yang sangat kuat, akan tetapi dapat menyebabkan
iritasi bila digunakan pada bagian tubuh atau jaringan lembut. Perak nitrat
memiliki kekuatan membunuh yang lebih rendah, tetapi aman digunakan pada
jaringan yang lembut, seperti mata atau tenggorokan. Iodium dapat memusnahkan
mikroorganisme dalam waktu kurang dari 30 detik. Antiseptik lain bekerja lebih
lambat, tetapi memiliki efek yang cukup lama. Kekuatan suatu zat antiseptik
biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuatan zat antiseptik tertentu
terhadap kekuatan antiseptik dari fenol (pada kondisi dan mikroorganisme yang
sama), atau yang lebih dikenal sebagai koefisien fenol (coefficient of phenol).
Fenol sendiri, pertama kali digunakan sebagai zat antiseptik oleh Joseph Lister
pada proses pembedahan (Dwidjoseputro, 1994).
Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda,
misalnya saja dengan mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel
bakteri, mengkoagulasi (menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau meracuni
sel bakteri. Beberapa contoh antiseptik diantaranya adalah yodium (povidene
iodine 10%), hydrogen peroksida, etakridin laktat (rivanol), dan alkohol
(Ayumi,2011).
Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar menggunakan
cakram kertas dan dengan metode pengenceran agar. Metode difusi agar
dilakukan dengan cara mencampur sebanyak 50 ml masing-masing suspense
Bakteri ke dalam 15 ml media agar yang telah dicairkan dalam cawan petri dan
kemudian dibiarkan menjadi padat. Cakram kertas dengan diameter 6 mm
diletakkan pada permukaan media padat. Dibiarkan selama 3 menit pada suhu
kamar sebelum dimasukkan ke incubator 370 C (Adryana, et al,,2009dalam Putra,
2011).
Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh
mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Prosedur Percobaan
3.1.1 Metode Difusi Lubang Perforasi
1. Disiapkan 2 buah cawan petri steril, kemudian isi masing-masing
dengan 1 mL mikroba uji.
Pemilihan jenis mikroba uji tergantung pada dugaan khasiat bahan
alam yang akan diujikan. Misalnya : bahan alam yang diduga
berkhasiat sebagai antidiare, di uji aktivitasnya menggunakan mikroba
uji bakteri Escherichia coli atau bakteri lain yang hidup atau pathogen
pada saluran pencernaan.
2. Kedalam tiap cawan petri isi 15 mL media NA, dihomogenkan,
diamkan dalam suhu kamar sampai memadat.
3. Tiap cawan dibuat lubang-lubang sumuran dengan menggunakan
perforator steril.
4. Ke dalam tiap lubang sumuran isi satu nilai konsentrasi bahan alam
yang akan diuji aktivitasnya. Jumlah bahan alam 50 mikroliter.
5. Setelah itu cawan di pra-inkubasi 15 menit, kemudian inkubasi pada
suhu sesuai dengan mikroba uji. Cawan yang berisi bakteri pada 37C
selama 24 jam, kapang pada suhu kamar selama 5-7 hari, khamir 2530C selama 3 hari.
6. Setelah diinkubasi amati cawan petri adanya hambatan terhadap
pertumbuhan mikroba uji.
7. Konsentrasi bahan alam uji yang memberikan zona hambat dengan
diameter 14-16 mm, disebut Konsentrasi Hambat Minimum
8. Bahan alam uji dengan nilai KHM yang pling kecil menunjukan
aktivitas antimikroba yang terbaik.
KONSENTRASI
2%
0.2%
0.02%
0.002%
0.0002%
0.00002%
0.000002%
0.0000002%
WARNA
Warna biru jernih
Warna biru pudar jernih
Warna biru hilang larutan jernih
Larutan tidak terlalu keruh
Larutan agak keruh
Larutan keruh
Larutan keruh
Larutan keruh
Larutan jernih
Larutan keruh
Hasil Pengamatan
Tidak terdapat pertumbuhan mikroba
Tidak terdapat pertumbuhan mikroba
Terdapat pertumbuhan mikroba
Terdapat pertumbuhan mikroba
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
4.1. Pembahasan
1. Metode Difusi Lubang Perforasi
Pada uji aktifitas bahan alam dengan metode difusi lubang perforasi,
yang bertujuan untuk menguji aktifitas mikroba dari daun ekstrak pecut
kuda dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 20%, 40%, dan 50%.
Bakteri yang menjadi bahan uji ialah Escherichia coli, dengan
menggunakan media NA sebagai media tumbuh. Media yang telah
mengandung bakteri di beri lubang senayak 3 dengan jarak tertentu untuk
ektrak pecut kuda yang berbeda konsentrasi. Setelah diinkubasi selama 24
jam, hasil pengamtan yang didapat yaitu pada konsentrasi pecut kuda 20%,
diameter rata-rata hambatan mikroba sebesar 17.15 mm, 40% sebesar 19.8
dan 50% sebesar 23.52% dengan standar deferensiasi cawan 1 sebesar
4.3852 mm dan cawan 2 sebesar 2.1235 mm, sehingga nilai KHMnya
sebesar 14.17 mm.
2. Metode Turbudensi
Pada percobaan uji aktifitas bahan alam dengan metode turbulensi,
bahan yang digunakan ialah CuSO4 dengan kadar 2%. CuSO4 memiliki
sifat dapat mengahambat pertumbuhan mikroba, karena memiliki sifat
antiseptic. Bakteri yang digunakan yaitu Escherechia coli dengan
menggunakan media cair berupa lactose broth (LB), pada percobaan ini
diunakan 8 tabung untuk pengujian kekeruhan dan 2 tabung sebagai uji
blanko. Pada blanko untuk tabung 9 hanya diisi dengan media LB saja dan
pada tabung 10 diisi media dan bakteri uji saja. Sementara pada tabung 1-8
diisi dengan media, senyawa uji berupa CuSO4 2% yang diencerkan untuk
setiap tabung dan bakteri uji. Setelah diinkubasi selama 24 jam, tabung
yang menunjukan adanya daya hambat dari senyawa CuSO4 ialah pada
tabung 1-3, sementara tabung 4-8 menunjukan adanya pertumbuhan
4.2. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Konsentrasi hambat minimum dari ekstrak daun pecut kuda ialah sebesar
20%.
2. Konsentrasi hambat minimum CuSO4 adalah sebesar 0.002%.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djembatan
Pelczar M.J. dan Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta : UI
Press.
Staf Laboratoruim Farmasi UNJANI, 2014, Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Farmasi, Laboratorium Farmasi UNJANI.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I
GAMBAR HASIL PENGAMATAN