Sistematika Mineralogi II Kelompok 10
Sistematika Mineralogi II Kelompok 10
Sistematika Mineralogi II Kelompok 10
Disusu oleh:
Kelompok 10
Ibrahim Salat (12.2009.1.00108)
Siti Irmawati (12.2013.1.00217)
Joao Baseo Filipe M. (12.2013.1.00216)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
SISTEMATIKA MINERAL II (MINERAL NON SILIKAT).
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................................................01
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................02
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................02
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Mineral...............................................................................................................................03
A. Mineral non silikat......................................................................................................03
1. Kelompok native element......................................................................................03
2. Kelompok sulfida..................................................................................................07
3. Kelompok oksida...................................................................................................09
4. Kelompok hidroksida............................................................................................13
5. Kelompok halida..................................................................................................14
6. Kelompok carbonat...............................................................................................16
7. Kelompok sulfat....................................................................................................17
8. Kelompok Fosfat...................................................................................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian mineral non silikat.
2. Menyebutkan mineral-mineral yang masuk golongan mineral non silikat.
3. Mendiskripsikan bentuk dan contoh mineral non silikat.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
2.1 MINERAL
Mineral adalah bahan alamiah yang bersifat an-organik, biasanya berbentuk kristal,
terdiri dari satu unsur dengan komposisi kimia tetap dan memiliki sifat-sifat fisik tertentu.
Dari definisi ini jelaslah bahwa dalam geologi, batubara, minyak bumi endapan kersik dan
mineral buatan manusia tidak dapat dikategorikan sebagai mineral.
Mineral adalah suatu bahan atau unsur kimia, gabungan kimia atau suatu campuran
dari gabungan-gabungan kimia anorganis, sebagai hasil dari proses-proses fisis dan kimia
khusus secara alami. Mineral merupakan suatu bahan yang homogen dan mempunyai
susunan atau rumus kimia tertentu. Bila kondisi memungkinkan, mendapat suatu struktur
yang sesuai, di mana ditentukan bentuknya dari kristal dan sifat-sifat fisisnya.
Klasifikasi /pengelompokan mineral yang digunakan berdasarkan klasifikasi menurut
James D.Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang didasarkan pada kemiripan
komposisi kimia dan struktur kristal, adalah mineral silikat dan non silikat.
A.
silica. Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana ;
berupa unsur sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur
logam bersenyawa dengan oksigen). Native element seperti tembaga, perak atau emas agak
jarang terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila
relatif terkonsentrasi dalam urat (Vein) dengan cukup besar.
Berikut ini adalah mineral mineral yang yang non silikat :
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan
dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini
6
tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat
dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan
menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan
kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri
dari tiga bagian yaitu:.
1. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: Emas (Au), Perak (Ag),
Platina (Pt) dan Tembaga (Cu). Sistem kristalnya adalah isometrik.
2. Semimetal (Semi logam). Contohnya: Bismuth (Bi), Arsenic (As), yang keduanya
memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.
3. Non metal (bukan logam). Contohnya Intan, Graphite dan Sulfur. Sistem kristalnya
dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem
kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya,
berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
a. Logam
1) Aurum (Au)
Emas telah banyak digunakan di dunia sebagai kendaraan untuk moneter tukar, baik
dengan penerbitan dan pengakuan koin emas atau jumlah besi kosong, atau melalui
konversi kertas instrumen-gold dengan mendirikan standar emas di mana nilai total
uang yang dikeluarkan diwakili di toko cadangan emas. Selain itu, emas juga
berfungsi sebagai alat investasi, industri, komersial kimia dan yang paling umum
digunakan sebagai perhiasan.
2) Cuprum (Cu)
Cuprum atau tembaga biasa digunakan sebagai bahan peralatan listrik (kabel)
dan bahan campuran logam (kuningan, perunggu). Bahkan oleh manusia purba
digunakan sebagai perabotan dan senjata, serta perlengkapan ritual kepercayaan.
3) Platinum (Pt)
Digunakan untuk perhiasan, kimia dan kegunaan industri lainnya serta stabilizer mata
uang. Platinum biasa digunakan sebagai perhiasan dengan istilah emas putih karena
kilaunya lebih indah dari emas, selain itu juga digunakan sebagai bahan instrumen
mekanik dan listrik dengan presisi tinggi, serta sebagai katalis (pereaksi) dalam kimia
analisis.
b. Semi Logam
1) Bismuth (Bi)
Sebuah bijih bismut dan sebagai spesimen mineral dan Karena titik penggabungannya
yang rendah, Bismuth utamanya digunakan sebagai bahan campuran logam. Selain itu,
juga digunakan sebagai bahan dalam industri farmasi dan kosmetik.
2) Arsenik (As)
Sampai saat ini, Arsenik belum dapat diketahui manfaat lain selain menjadi bahan
racun, termasuk yang meracuni tokoh pembela HAM, Munir.
c. Non-logam
1) Intan (C)
Merupakan karbon, sama seperti grafit, tetapi karena kenampakkannya yang indah
dengan kemampuan dispersi cahaya yang besar, sehingga sering digunakan sebagai batu
mulia dan perhiasan. Selain itu, kekerasannya menjadi standar tertinggi, sehingga
digunakan dalam industri sebagai alat pemotong atau mata bor.
2) Sulfur (S)
Sulfur digunakan sebagai bahan utama pembuatan asam sulfur, vulkanisasi karet
sehingga menjadi ban, bahan peledak, fungisida, dan pupuk.
2. Kelompok Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure
utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi.
Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur.
Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian
terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya
terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan
hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan
unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite
(Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga
10
Dalam industri, Pirit diolah menjadi asam sulfur dengan metode bilik timbal. Serbuk
Pirit juga digunakan dalam pengmurnian besi, emas, tembaga, kobalt, dan nikel.
b. Kalkosit (Cu2S)
Dengan keberadaannya yang cukup langka, Kalkosit yang mengandung banyak unsur
tembaga (Cuprum) menjadi sumber tambang yang penting.
c. Galena (PbS)
Karena terdapat banyak di alam, Galena menjadi bijih timbal yang utama dalam
pertambangan.
11
e. Kalkopirit (CuFeS2)
Dengan keberadaan yang sangat melimpah di alam, Kalkopirit menjadi sumber utama
dalam memperoleh tembaga dengan persentase 80% dari ekstraksi tembaga di dunia.
Kalkopirit juga menghasilkan produk sampingan, yaitu emas dan perak.
3. Kelompok Oksida
Mineral oksida terbentuk akibat kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion
oksida (O2-) dan akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.
Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan
12
aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3),
hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
a. Jenis X2O
1) Kuprit (Cu2O)
Kuprit memiliki sistem kristal isometrik adalah salah satu mineral bijih yang penting
untuk memperoleh tembaga. Selain itu, kristal Kuprit yang transparan dipotong dan
dibentuk sebagai batu mulia.
b. Jenis AX
1) Zincite (ZnO)
Karena keberadaannya yang sangat langka, Zincite lebih populer menjadi mineral
koleksi daripada sebagai mineral bijih untuk seng.
c. Jenis XO2
13
1) Rutil (TiO2)
Sebagai mineral yang cukup jarang, Rutil sangat penting dalam hal komersial karena
menjadi mineral bijih untuk logam Titanium.
2) Pirolusit (MnO2)
Pirolusit umumnya ditambang untuk komersial karena menjadi sumber untuk logam
Mangan.
d. Jenis X2O3
1) Hematit (Fe2O3)
14
2) Korundum (AL2O3)
Varietas Korundum yang tidak transparan dan menarik biasanya digunakan sebagai
alat penggosok karena kekerasannya yang terkenal tinggi. Sedangkan varietas yang
lain menjadi batu mulia, misalnya Safir (biru) dan Rubi (merah).
e. Jenis XY2O4
1) Spinel (MgAl2O4)
Spinel yang berwarna merah atau disebut sebagai Rubi Spinel dikenal sebagai batu
mulia karena kenampakannya yang seperti Rubi.
2) Magnetite (Fe3O4)
Dengan kelimpahannya di alam, Magnetit adalah mineral bijih yang paling penting
dan kaya akan unsur besi.
15
4. Kelompok Hidroksida
Mineral hidroksida terbentuk dari dan gugus hidroksil hidroksida (OH-) dan
akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama
seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsurunsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH),
Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).
a. Manganite MnO(OH)
Merupakan mineral yang dijadikan sebagai bijih mineral mangan dan spesimen
mineral
b. Bauksit [FeO(OH)]
Sudah dikenal luas bahwa Bauksit adalah mineral bijih alumunium yang utama,
apalagi dengan jumlahnya yang berlimpah di alam. Ekstraksinya dengan cara
elektrolisis dalam bak Cryolite. Selain itu, Bauksit juga digunakan dalam produksi
Korundum sintetis dan refraktori alumunium.
16
Limonit adalah hasil hidrasi dari Hematit (Fe3O4) yang juga berlimpah di alam.
Namun demikian, tidak seperti Hematit, Limonit bukan sumber unsur besi untuk
industri besi-baja yang berarti karena biasanya tercemari oleh unsur sekunder, yaitu
fosfor. Varietas yang berwarna dan berkilap tanah, digunakan sebagai bahan pewarna
serta kerajinan tanah liat.
5. Kelompok Halida
a. Halit (NaCl)
Halit atau dikenal sebagai garam dapur biasa digunakan sebagai bumbu masak karena
sifat khasnya yang terasa asin dan menguatkan rasa. Selain itu, Halit juga digunakan
dalam industri kimia untuk preparasi soda, asam hidroklorat, dan di samping itu, Halit
juga digunakan dalam penelitian ilmiah sebagai bagian dari alat optik.
17
b. Fluorit (CaF2)
Fluorit digunakan dalam produksi asam hidrofluorit yang sangat penting dalam
kerajinan gerabah, industri optik sebagai bahan pembuatan lensa, dan industri plastik.
Di samping itu, sangat penting dalam metalurgi bauksit dan fluks untuk industri
logam. Pada varietas yang tidak berwarna dan transparan, biasa digunakan sebagai
lensa apokromatik dan prisma spektrografis.
c. Sylvite (KCl)
Mineral ini sangat bermanfaat dalam pertanian sebagai pupuk karena kandungan
Kalium dan Klorinnya.
d. Cryolite (Na3AlF)
Mineral ini sangat langka dan dulu digunakan sebagai fluks dalam pemurnian
bauksit tetapi sekarang fungsinya digantikan oleh Fluorit. Oleh karena itu, kini hanya
18
digunakan sebagai bahan pengkilap gerabah dan bahan utama bagi beberapa jenis
kaca.
6. Kelompok Carbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya
persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral
kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada
daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan
stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat
(BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan
anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite
(CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan
borat adalahniter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
a. Dolomite (CaMg(CO3)2
Berperan dalam beberapa semen, sebagai sumber magnesium dan sebagai spesimen
mineral.
b. Kalsit (CaCO3)
19
Berperan Pada produksi semen dan mortar, produksi kapur, batu kapur yang digunakan
dalam industri baja, industri kaca, kimia hias, batu dan menggunakan optik dan sebagai
spesimen mineral.
c. Magnesit (MgCO3)
Suatu bijih dari magnesium. Karena kandungannya serta keberadaanya yang cukup
melimpah di alam, Magnesit adalah sumber penting untuk memperoleh Magnesium dan
garam Magnesium. Dalam bentuk perekat dan serbuk, digunakan dalam industri kertas,
karet, serta farmasi.
7. Kelompok Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap
sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineralmineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut
juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium
sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium
20
sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate
serta mineral tungstate.
a. Barit (BaSO4)
Mineral yang cukup melimpah di alam ini, merupakan mineral bijih yang paling utama
bagai Barium. Selain itu, juga sebagai bahan tambahan penting untuk lumpur
pengeboran minyak bumi. Barit sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk
pembuatan kertas dan karet serta bahan pewarna karena warnanya yang putih.
b. Celestite (SrSO4)
Mineral ini adalah sumber utama untuk mendapatkan logam Strontium dan garamnya
juga biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan kembang api karena dapat
menghasilkan api yang berwarna merah terang. Dalam industri, Celestite digunakan
sebagai bahan campuran karet, cat, serta elemen baterai. Pada varietas yang tidak
berwarna dan transparan, dapat menjadi bahan kaca serta keramik (varietas yang
berkilau).
c. Anhidrit (CaSO4)
21
Mineral ini, terutama diperlukan untuk menghasilkan asam sulfur, dengan kandungan
belerangnya, serta salah satu bahan baku kertas dan batu hias karena kenampakannya
yang indah.
d. Anglesit (PbSO4)
Dengan kandungan timbalnya, mineral bijih ini diekstraksi untuk mendapatkan logam
timbal dan menjadi bahan studi untuk mempelajari deposit mineral bijih secara umum.
8. Kelompok Fosfat
22
Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca
atau lemak, contoh mineral yaitu:
Mineral ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk fosfat dan
pembuatan asam fosfat. Sementara kristal yang transparan dan berwarna indah
dipotong dan dibentuk menjadi batu mulia walaupun cukup lunak (kekerasan 5).
b. Vanadinite Pb5Cl(PO4)3
Mineral ini adalah mineral bijih untuk memperoleh Vanadium, bahan campuran
logam, dan bahan pewarna pakaian karena warnanya yang merah sampai kuning
kecoklatan.
c. Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O
23
Mineral ini terutama biasa digunakan sebagai batu hiasan yang bernilai tinggi.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mineral adalah bahan alamiah yang bersifat an-organik, biasanya berbentuk
kristal, terdiri dari satu unsur dengan komposisi kimia tetap dan memiliki sifatsifat fisik tertentu. Mineral non silikat adalah kelompok mineral yang unsure
pembentuknya bukan dari silica. Secara garis besar hampir semua mempunyai
komposisi kimia yang sederhana ; berupa unsur
bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan
oksigen). Native element seperti tembaga, perak atau emas.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/137502116/Mineral-Silikat-Dan-Non-Silikat
http://coockerfood.blogspot.com/2013/04/mineral-silikat-dan-non-silikat.html
26