Mikromeritik

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 55

MIKROMERITIKA

BY
PHYSICAL PHARMACY TEAM

MIKROMERITIKA
Definisi : Ilmu dan Teknologi partikel kecil
Sifat Fisikokimia

Teknologi/Fabrikasi

Farmakologi/Klinis

UKURAN PARTIKEL
(m)

CONTOH

0,5-10
10-50

Suspensi, emulsi halus.


Partikel emulsi kasar, partikel suspensi
terflokulasi.
Rentang serbuk halus.
Rentang serbuk kasar.
Ukuran granul rata-rata.

50-100
150-1000
1000-3360

Pengaruh :

Rentang Skala Berbagai Partikel Kecil

FENOMENA YANG DIPENGARUHI UKURAN PARTIKEL

Aktivitas kimia dan kelistrikan


Penjerapan (adsorpsi)
Kelarutan dan Laju disolusi
Ekstraksi Galenis

Aktivitas Farmakologis

FENOMENA YANG DIPENGARUHI UKURAN PARTIKEL


Aktivitas Kimia dan Kelistrikan
Ukuran <<< luas permukaan >>> reaksi cepat

banyak gesekan elektrostatis


Penjerapan (adsorpsi)

Ukuran <<< luas permukaan >>> lebih banyak terjerap

S2 kelarutan partikel halus, S1 kelarutan partikel


kasar, tegangan permukaan partikel (dyne/cm),
V volume molar (volume dalam cm3 permol
partikel), r jari-jari partikel dalam cm.

S2
2 V
log

Kelarutan
S1 2,303RTr

FENOMENA YANG DIPENGARUHI UKURAN PARTIKEL


S2 4 1
R
1
( 1 n )
ln


M
S1
d 2 d1
derajat disosiasi, n bilangan ion dari senyawa berbobot molekul M, R
tetapan gas (8,31107 erg/mol/derajat), T suhu mutlak, kerapatan,
dan energi per-mukaan, S kelarutan (solubilitas), d1 garis tengah
partikel besar, d2 garis tengah partikel kecil.

Laju Disolusi

dw
K' S( Cs C )
dt

dw/dt pengurangan bobot partikel per satuan waktu berbanding lurus


dengan luas permukaan S, dan beda konsentrasi antara larutan jenuh
dengan konsentrasi pada saat tertentu (Cs - C). Tetapan K fungsi seluruh
variabel dan berlaku untuk satu set kondisi.
Laju disolusi, dt S , adalah jumlah zat terlarut per satuan luas per
satuan waktu. Untuk kebanyakan zat padat hal ini dinyatakan dengan
g cm-1 menit-1.

dw 1

FENOMENA YANG DIPENGARUHI UKURAN PARTIKEL


Ekstraksi Galenis
Melarutkan kandungan yang larut dari bahan obat alam
Ukuran <<< memudahkan solven kontak dengan bahan
Aktivitas Farmakologi/ Fisiologi

Rerata kadar plasma


fenasetin dari 6 sukarelawan dewasa setelah
diberikan dosis 1,5 g
fenasetin.

BILANGAN PARTIKEL (N)


Banyaknya (jumlah) partikel
per gram:

6
3

dvn

Diameter bilangan volume rata-rata suatu


serbuk adalah 2,41 m atau 2,41 10-4 cm.
Jika keraptan serbuk 3,0 g/cm3, berapakah
jumlah partikel setiap gramnya?

10

4 3

3,14 (2,41 10 ) 3

4,55 10

DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL


Frequency distribution curves corresponding to (a) a normal distribution, (b) a
positively skewed distribution and (c) a bimodal distribution.

The tails and the 'sharpness' of the peaks known as


kurtosis
'Thick'-tailed 'sharp peaked curves = leptokurtic
Thin'-tailed 'blunt' peaked curves = platykurtic
The normal distribution = mesokurtic

interquartile coefficient of skewness (IQCS)

10

-1 < IQCS < 1

DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL


coefficient of kurtosis, k
where x is any particle diameter, x is mean
particle diameter and n is number of particles

Ukuran Partikel
Derajat ketidaksimetrian partikel garis tengah bola setara (ekivalen)
1/ p
p

f
nd

d rata rata
f

nd

PERSAMAAN EDMUNSON

11

dsurface
dvolume
dproyeksi
dstokes

PERSAMAAN EDMUNSON
1/ p
p

f
nd

d rata rata
f

nd

Dimana : d garis tengah ekivalen. indeks p berkaitan dengan


ukuran untuk masing-masing partikel, f adalah indeks frekuensi.

12

p = 1, menunjukkan panjang partikel


f = 0, distribusi frekuensi ukuran dalam
p = 2, menunjukkan luas permukaan
jumlah partikel total
partikel
f = 1, dalam panjang partikel
p = 3, menunjukkan volume partikel
f = 2, dalam luas permukaan partikel
p positif menunjukkan drata-rata hitung f = 3, dalam volume partikel
(aritmetik)
p = 0, menunjukan drata-rata geometrik
p negatif menunjukan drata-rata harmonik

13

Perhitungan diameter statistik dari data secara mikroskopik

Rentang
ukuran
(m)

Rataan
rentang
ukuran
(d),
(m)

Jumlah
partikel
dalam
setiap
rentang
ukuran
(n)

0,50-1,00

1,00-1,50

10

1,50-2,00

22

2,00-2,50

54

2,50-3,00

17

3,00-3,50

3,50-4,00

5
n=118

14

(nd)

(nd2)

(nd3)

(nd4)

nd =

nd2=

nd3=

nd4=

Perhitungan diameter statistik dari data secara mikroskopik

Rentang
ukuran
(m)

Rataan
rentang
ukuran
(d),
(m)

Jumlah
partikel
dalam
setiap
rentang
ukuran
(n)

0,50-1,00

0,75

1,00-1,50

1,25

10

1,50-2,00

1,75

22

2,00-2,50

2,25

54

2,50-3,00

2,75

17

3,00-3,50

3,25

3,50-4,00

3,75

5
n=118

15

(nd)

(nd2)

(nd3)

(nd4)

nd =

nd2=

nd3=1

nd4=

Perhitungan diameter statistik dari data secara mikroskopik

Rentang
ukuran
(m)

Rataan
rentang
ukuran
(d),
(m)

Jumlah
partikel
dalam
setiap
rentang
ukuran
(n)

0,50-1,00

0,75

1,00-1,50

1,25

10

1,50-2,00

1,75

22

2,00-2,50

2,25

54

2,50-3,00

2,75

17

3,00-3,50

3,25

3,50-4,00

3,75

5
n=118

16

(nd)

(nd2)

(nd3)

(nd4)

1,50

1,13

0,85

0,64

nd =

nd2=

nd3=

nd4=

Perhitungan diameter statistik dari data secara mikroskopik


Rentang
ukuran
(m)

Rataan
rentang
ukuran
(d),
(m)

Jumlah
partikel
dalam
setiap
rentang
ukuran
(n)

(nd)

(nd2)

(nd3)

(nd4)

1,50

1,13

0,85

0,64

0,50-1,00

0,75

1,00-1,50

1,25

10

12,50

15,63

19,54

24,43

1,50-2,00

1,75

22

38,50

67,38

117,92

206,36

2,00-2,50

2,25

54

121,50

273,38

615,11

1384,00

2,50-3,00

2,75

17

46,75

128,56

353,54

972,24

3,00-3,50

3,25

26,00

84,50

274,63

892,55

3,50-4,00

3,75

18,75

70,31

263,66

988,73

nd
=265,50

nd2=640,89

nd3=1645,2
5

nd4=4468,9
5

n=118

d ln

nd

d sn
17

2,25

nd 2
n

2,33

d vn 3
d sl

nd 3
n

nd 2

nd

2,41

2,41

d vs

nd 3

nd 2

d wm

2,57

nd 4

nd 3

2,72

Konversi Distribusi Bilangan Menjadi Distribusi Bobot

2,0-4,0
4,0-6,0
6,0-8,0
8,0-10,0
10,0-12,0
12,0-14,0
14,0-16,0
16,0-18,0
18,0-20,0

Rata- Bilangan
Frekuenrata
Partikel
si Persen
Rendalam
Kumulatang
Tiap
tif BaUkuran Rentang Persen
wah
Ukuran
ukuran
(d)
n
(bilang(n)
an)
3,0
2
1,0
1,0
5,0
32
16,0
17,0
7,0
64
32,0
49,0
9,0
48
24,0
73,0
11,0
30
15,0
88,0
13,0
14
7,0
95,0
15,0
6
3,0
98,0
17,0
3
1,5
99,5
19,0
1
0,5
100,0
n = 200

nd

nd2

nd3

6
160
448
432
330
182
90
51
19

18
800
3136
3888
3630
2366
1350
867
361

54
4000
21952
34992
39930
30758
20250
14739
6859

Persen
Kumulatif
Frekuen
Persen
-si
nd3
Bawah(Bobot) ukuran
(Bobot)
0,03
0,03
2,31
2,34
12,65
14,99
20,16
35,15
23,01
58,16
17,72
75,88
11,67
87,55
8,49
96,04
3,95
99,99

18

Rentang
Ukuran
(m)

Plot distribusi frekuensi dari data


dalam Tabel yang memperlihatkan hubungan log-normal.

19

Distribusi frekuensi plot data


dalam Tabel diatas

Plot log-probabilitas dari data Tabel

20

Plot frekuensi kumulatif dari


data dalam Tabel

Mengkonversikan distribusi bilangan ke distribusi bobot dapat


digunakan persamaan Hatch-Choate seperti terdapat dalam
Tabel berikut
Distribusi Bilangan
log dln = log dg + 1,151 log2 g

Distribusi Bobot
log dln = log dg - 5,757 log2 g

log dsn = log dg + 2,303 log2 g

log dsn = log dg - 4,606 log2 g

log dvn = log dg + 3,454 log2 g

log dvn = log dg - 3,454 log2 g

log dvs = log dg + 7,757 log2 g

log dvs = log dg - 1,151 log2 g

log dwm = log dg + 8,059 log2 g

log dwm = log dg + 1,151 log2 g

21

Garis tengah
Rata-rata panjangbilangan
Rata-rata permukaanbilangan
Rata-rata volumebilangan
Rata-rata Volumepermukaan
Rata-rata Bobotmomen

22

Kira-kira rentang ukuran metode analisis ukuran


partikel dan luas permukaan spesifik

23

PENGAYAKAN

24

M
I
K
R
O
S
K
O
P

25

C
A
H
A
Y

26

Rentang ukuran metode analisis ukuran partikel


dengan Mikroskop

SEDIMENTASI
Hukum Stokes yang menyatakan ukuran
partikel :

h d st 2 ( s 0 ) g
v
t
18 0

d st

18 o h
( s o ) gt

rst

9 o h
2( s o ) gt

Aliran laminar atau turbulen dinyatakan dengan angka


(bilangan) Reynold, Re :

Re

vd o

Menurut Heywood, hukum Stokes tidak dapat dipakai jika Re


lebih besar dari 0,2 karena pada nilai tersebut timbul
turbulensi.

Re d ( s o ) g
v

d o
18
2

28

18 Re

( s o ) o g
2

28

VOLUME PARTIKEL

Schematic diagram of Coulter counter used to determine particle volume.


29

LUAS PERMUKAAN PARTIKEL

Sw

30

d vs

PV 6 10 23
N
0,082 T

GBR. Isotherm showing the volume of nitrogen ad sorbed on a powder


at increasing pressure ratios. Point B represents the volume of
adsorbed gas corresponding to the completion of a monomolecular
film.

Am N
Sw
Vm cm 3 / g
M /
S31w 4,35 Vm

m2 / g

16,2 10 6,02 10

V
16

Sw

22414 10

23

Metode Adsorpsi
Partikel dengan luas permukaan yang besar merupakan adsorben
terbaik untuk gas dan solut dari larutan. Penetapan luas permukaan
adsorben ditetapkan berdasarkan jumlah gas yang diadsorp oleh
permukaan partikel mengikuti type II Isotherm atau sesuai
persamaan BET :

1
1
=
+
( )

Dimana : V : volume gas teradsorp per gram partikel dalam cm3


p : tekanan atmosfer

po = tekanan uap jenuh gas N2

b : konstanta perbedaan panas antara adsorben & adsorbat

32

Vm : Volume gas N2 di setiap 1 g serbuk saat monolayer

METODE PERMEABILITAS UDARA


Resistansi aliran dari zat cair seperti juga melewati suatu sumbat serbuk
kompak merupakan luas permukaan serbuk.

Poiseuille

d 4 Pt
V
128 l

V adalah volume udara yang mengalir melewati kapiler


yang berdiameter internal d panjang l dalam t detik
pada perbedaan tekanan P . Viskositas cairan (udara)
adalah poise.

Kozeny-Carman
3
A Pt
V
.
.
2
S w Kl 1 2

33

A adalah luas melintang sumbat, K tetapan yang


berkaitan dengan iregular kapiler (5,0 0,5),
adalah porositas.

FISHER SUBSIEVE SIZER

34

UKURAN PORI

35

36

Tekanan relatif ,p/p0, dapat dihitung dengan persamaan Kelvin :

2 M
NkT ln p/p0
R
M adalah bobot molekul gas yang terkondensasi, kerapatannya pada

suhu tertentu, M/ volume molar cairan, tegangan permukaan. N adalah


bilangan Avogadro, k tetapan Boltzmann, 1,381 x 10-16 erg/deg.molekul

37

SIFAT SERBUK TURUNAN

POROSITAS

Vb V p
Vp

1
Vb
Vb

TATA SUSUN

Porositas 30- 50%


Beda ukuran serbuk
Min. 26%
Flokulat/agregat Maks
48%
38

KERAPATAN

KERAPATAN SEJATI

KERAPATAN GRANUL

Vg Vp
Vp
intrapartikel
1
Vg
Vg
= 1-

39

bobot / kerapatan sejati


bobot / kerapatan granul

g
kerapatan granul
intrapartikel = 1 1
kerapatan sejati

Kerapatan sejati dalam g/cm3 dari beberapa zat padat yang sering
digunakan dalam farmasi

Alumunium oksida
Arang (bebas udara)
Asam benzoat
Belerang (Sulfur,
presipitat)
Bismuth subkarbonat
Bismuth subnitras
Gelatin
Gelas
Grafit
Kalsium karbonat (calcite)
Kaolin

40

4,0
2,12,3
1,3
2,0
6,86
4,9
1,27
2,5
2,32,7
2,72
2,22,5

Magnesium Oksida
Magnesium sulfat
Natrium borat (borax)
Natrium klorida
Parafin
Perak iodida
Perak nitrat
Seng Oksida
Sukrosa
Sulfadiazina
Talk

3,65
1,68
1,73
2,16
0,90
5,67
4,35
5,59
1,6
1,50
2,6-2,8

41

KERAPATAN CURAH

antarruang

Vb Vg
Vb

Vg
Vb

b
antarruang 1
g
Vb Vp
Vp
total
1
Vb
Vb

b
total 1

42

43

Menghitung Porositas
Sampel serbuk kalsium oksida dengan kerapatan sejati 3,203 dan bobot 131,3
g mempunyai volume ruah 82,0 cm3 saat dimasukkan dalam gelas ukur 100
ml. Hitunglah porositasnya.

131,3
3
Volume partikel
41,0 cm
3,203
Volume ruang kosong
v 82 ,0 41,0 41,0 cm

82 - 41
Porositas
0,5 atau 50%
82
44

Porositas intrapartikel
Kerapatan granul, g, natrium karbonat adalah 1, 450 dan kerapatan
sejatinya, , adalah 2,033. Hitunglah porositas intrapartikelnya.

g
kerapatan granul
intrapartikel = 1 1
kerapatan sejati

intrapartikel
45

1,450
1
0,286 28,6%
2,033

Kerapatan curah dan Porositas Total


Bobot tablet natrium iodida 0,3439 g dan volume curahnya
adalah 0,0963 cm3. Kerapatan sejati natrium iodida adalah
3,667 g/cm3. Hitunglah kerapatan curah dan porositas total
tablet tersebut.

total

3,571
1
0,026 2,6%
3,667

46

0,3439
b
3,571 g/cm3
0,0963

Porositas Total
Satu gram serbuk granul mempunyai data berikut:
Volume padatan itu sendiri = 0,3 cm3/g

Volume pori intrapartikel = 0,1 cm3/g


Volume ruang antar partikel = 1,6 cm3/g
a) Berapa volume sejati spesifik, V, volume granul spesifik, Vg, dan
volume bulk spesifik, Vb?
V = 0,3 cm3
Vg = V + pori intrapartikel = 0,3 + 0,1 = 0,4 cm3
Vb = V + pori intrapartikel + ruang antarpartikel = 0,3 +0,1+ 1,6 =2,0 cm3

47

b) Hitunglah porositas total, total, porositas antarruang,

antarruang, dan porositas intrapartikel, intrapartikel

total

Vb Vp
Vb

antarruang

Vb Vg

int rapartikel
48

2.0 0,3

0,85 85%
2,0

Vb

2,0 0,4

0,80 80%
2,0

Vg V p
Vg

0,4 0,3

0,25 25%
0,4

Kecurahan (Keruahan, Bulkiness)

49

Sifat Alir
Likopodium : 100

Kompresibilitas (%) =

Talk
57
Pati kentang 27
Arang halus
23
Kalomel halus 0,7

kerapatan mampat - kerapatan longgar


kerapatan mampat

50

100

Indeks Konsolidasi (Carr)


(%)
5-15
12-16
18-21
23-35
33-38
>40

Aliran
Sangat baik
Baik
Cukup
Buruk
Sangat buruk
Sangat buruk sekali

b, maks
RASIO HAUSNER
b, min
Sudut istirahat
(diam) (derajat)

51

<25
25-30
30-40
>40

<1,25 : baik (= 20%: Carr)


>1,5 : buruk (= 33%: Carr)

Aliran
Sangat baik
Baik
Cukup
Sangat buruk

Hubungan antara Sudut istirahat (diam) dengan Indeks Carr


52

Bahan

% Kompresibilitas

Daya Alir

Celutab

11

Baik Sekali

Emkompres

15

Baik sekali

Star-X-1500

19

Sedang-dapat lewat

Laktosa monohidrat

19

Sedang-dapat lewat

Tepung Maizena

26-27

Buruk

Dikalsium fostat, anh.(kasar)

27

Buruk

Magnesium stearat

31

Buruk

Titanium dioksida

34

Sangat buruk

Dikalsium fosfat, dihidr(halus)

41

Sangat buruk sekali

Talk

49

Sangat buruk sekali

53

KEPUSTAKAAN
1)

Sinko, P.J, 2006, Martins Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, fifth ed.,
Lea & Febiger, Philadelphia .

2)

Florence A.T., Attwood D., 1988, Physicochemical Principles of Pharmacy,


3rd ed, Mac Millan Press, London.

3)

Amiji M.M., Sandmann B.J., 2003, Applied Physical Pharmacy, McGRAW- Hill,
USA.

4)

Lachman, L., et al, 1986, Teori dan Praktek Farmasi Industri, ed. 3,
terjemahan Siti Suyatmi, UI Press, Jakarta.

5)

Cartensen, J.F.,1977, Pharmaceutics of Solid Dosage Forms, John


Wiley and Sons, N.Y.

6)

Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form


Design, 2nd ed., Churchill Livingstone, Elsivier.

7)

Parrot, E.L., 1971, Experimental Pharmaceutical Technology,


Burgess Publ. Co., Minneapolis.

55

Anda mungkin juga menyukai