Pengaruh Senam Lansia Terhadap Perubahan Nyeri Lutut Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Artritis Reumatoid Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Perubahan Nyeri Lutut Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Artritis Reumatoid Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Perubahan Nyeri Lutut Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Artritis Reumatoid Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa
SYAMSINAR SYAM
2110147
Skripsi
Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk mencapai gelar serjana keperawatan
SYAMSINAR SYAM
2110147
ii
iii
iv
ABSTRAK
ABSTRACT
Key words :
Advance age, Pain, Rheumatoid artritis, Gymnastics elderly
References : 22 (2004-2013)
vi
KATA PENGANTAR
vii
viii
SYAMSINAR SYAM
( 2110147 )
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................
ii
iii
iv
ABSTRAK .....................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................
vi
vii
xii
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................
E. Hipotesis Penelitian.......................................................
14
20
23
28
31
32
33
34
34
35
35
36
36
37
38
40
B. Pembahasan ..................................................................
43
48
B. Saran ...........................................................................
49
50
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
19
33
40
41
xii
42
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
16
17
17
32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden...............
52
53
54
56
57
58
61
62
70
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan
manusia.
Memasuki
usia
tua
mengalami
dari
penyakit
menular
ke
penyakit
tidak
menular
12
Seiring
studi
pendahuluan
yang
dilakukan
pada
Staf Panti, bahwa di Panti Sosial Tresna Werdha banyak lansia yang
mengalami nyeri persendian atau nyeri lutut.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut tentang Pengaruh senam lansia terhadap perubahan nyeri
lutut pada lansia yang mengalami artritis reumatoid di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dirumuskan
masalah penelitian yaitu Apakah ada pengaruh senam lansia
terhadap perubahan nyeri lutut pada lansia yang mengalami artritis
reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten
Gowa?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya adanya pengaruh senam lansia terhadap
perubahan nyeri lutut pada lanjut usia yang mengalami artritis
reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten
Gowa.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkatan nyeri sebelum dilakukan senam lansia
pada lansia yang mengalami artritis reumatoid di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa
masukan
dan
informasi
untuk
menambah
masukan
untuk
meningkatkan
pelayanan
E. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada pengaruh senam lansia terhadap perubahan nyeri
lutut pada lansia yang mengalami artritis reumatoid di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada pengaruh senam lansia terhadap perubahan nyeri lutut
pada lansia yang mengalami artritis reumatoid di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah-laku yang
dapat di ramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan
dan
masa tua
secara
degeneratife
yang
berdampak
pada
tersebut
merupakan
penyebab
turunnya
nyeri,
penurunan
kemampuan
untuk
10
berkurang
dan
degenerasi
yang
terjadi
sendi
berkurangnya
kepadatan
tulang
setelah
di
mengakibatkan
osteoporosis
lebih
lanjut
11
Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan lansia makin berintegrasi
dalam kehidupannya. Lansia makin teratur dalam kehidupan
agamanya. Spiritual pada lansia bersifat universal, intrinsik dan
merupakan proses individual yang berkembang sepanjang
12
kehidupan
lansia,
keseimbangan
hidup
tersebut
13
14
bantuan
perawatan
kesehatan.
Nyeri
sangat
15
3. Klasifikasi nyeri
Adapun macam-macam tipe nyeri yaitu sebagai berikut :
a. Nyeri akut
Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat
dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan
berlangsung untuk waktu singkat.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik berlangsung lebih lama daripada nyeri
akut, intensitasnya (ringan sampai berat) dan biasanya
berlangsung labih dari 6 bulan.
c. Nyeri somatis dalam
Nyeri
somatis
merupakan
fenomena
nyeri
yang
16
Pengalaman sebelumnya
j.
mengukur
derajat
nyeri
dapat
melakukan
17
Tidak
Nyeri
Nyeri
Nyeri
Nyeri
Nyeri paling
Ada nyeri
ringan
sedang
hebat
sangat
hebat
18
Tidak ada
Nyeri sedang
10
Nyeri paling
Nyeri
hebat
atau
kadang
timbul
tetapi
masih
dapat
19
RESPON
0
Tidak ada
perhatian
pada nyeri,
sangat
mudah
dialihkan
Tidak
tegang,
tidak
kawatir
Tidak ada
nyeri
Perspirasi
normal
Perhatian
Hampir
semuanya
tertuju pada
nyeri, sangat
sulit dialihkan
Lebih
memperhatikan
nyeri, sangat
sulit dialihkan
Sebagian
perhatian pada
nyeri, mudah
dialihkan
Sedikit
perhatian pada
nyeri, mudah
dialihkan
Anxietas
Tegang, mudah
marah, kawatir
Agak tegang,
mudah marah,
kawatir
Sedikit tegang,
mudah marah,
kawatir
Verbal
Agak nyeri
Sedikit nyeri
Perspirasi
Sangat
tegang, mudah
marah,
khawatir
Ada nyeri yang
sangat hebat
Perspirasi
sangat jelas
Ada perspirasi,
sedikit lembab
Suara
Berteriak atau
menangis
tersedu
Ada perspirasi,
jelas lembab,
dingin
Merintih dengan
keras
Sedikit
perspirasi,
sedikit lembab
Mengeluhdeng
an dengkuran
lembut
Nausea
Muntah
Mengatakan
ingin muntah
Merasa sakit
perut
Merasa mual
Ketegangan
otot
Kaku, dengan
tekanan ringan
terasa sakit,
sangat tegang
Kaku, tekanan
kuat serasa
sakit, tegang
Agak kaku,
tekanan kuat,
terasa sakit,
agak tegang
Interaksi
sosial
Ekspresi
wajah
Aktivitas
persendian
Sedikit
komunikasi,
lebih fokus pada
nyeri
Kening
mengerut, mulut
dan gigi
terkatup, tdk
menggeretak
Hanya mampu
menggerakkan
sedikit
persendian,
mengganggu
aktifitas
Percakapan
baik, sedikit
fokus pada
nyeri
Kening
mengerut,
mulut dan gigi
tdk terkatup
10
Menghindari
percakapan
dan kontak
sosial
Bermuka
masam, mulut
dan gigi
terkatup rapat,
menggeretak
Tidak mampu
menggerakkan
jari
tangan/kaki,
persendian,
tak dpt
beraktifitas
Sedikit kaku,
tekanan yang
sangat kuat
terasa sakit,
sedikit tegang
Percakapan
baik, perhatian
menurun
Merintih
dengan lembut
Fleksi dan
ekstensi sakit,
sedikit
mengganggu
aktifitas
Berbicara
dengan
tekanan
normal
Tidak
merasa
mual
Rileks, tidak
kaku, tidak
tegang
Komunikasi
normal
Sedikit
mengerut
Tidak
mengerut
Fleksi dan
ekstensi tidak
maksimal
Fleksi dan
ekstensi
normal
Keterangan :
1-10
: Nyeri Minimal
21-30
: Nyeri sedang
11-20
: Nyeri ringan
31-40
: Nyeri berat
20
adalah
menyebabkan
suatu
penyakit
degenerasi
jaringan
inflamasi
kronis
penyambung.
yang
Jaringan
tidak
diketahui.
Agen
pemicunya
adalah
bakteri,
21
22
Satu kriteria untuk diagnosis, yakni kekakuan pada pagi hari yang
berlangsung setidak-tidaknya selama satu jam. 16
4. Pengobatan artritis reumatoid
Secara umum, pengobatan yang mesti dilakukan pada
fase akut (demam dan nyeri) adalah dengan beristirahat total.
Penderita harus selalu berbaring agar sendi-sendinya menjadi
membaik.
Ketika seseorang menderita rematoid artritis mendapatkan
himeplegia, maka kelumpuhan yang terjadi akan sembuh.
Sedangkan rasa nyeri dapat sembuh dengan melakukan istirahat
yang cukup. Balutan plester terkadang juga akan memberikan
suatu kenyamanan bagi penderita. Akan tetapi, dalam dua kali
sehari, organ tubuh yang mengalami rasa nyeri harus digerakkan,
supaya proses penyembuhan dapat bejalan cepat. Namun, jika
kita melupakannya maka sendi-sendi tersebut akan menjadi kaku
(ankilosis) dan dalam posisi yang tidak wajar. 17
Perbaikan maupun perburukan dari penyakit ini ternyata
juga berkaitan dengan faktor makanan.2
Diet pada penderita Artritis Reumatoid memang perlu
dikhususnya terkait dengan adanya beberapa kondisi khusus
pada penderita artritis reumatoid. Pasien yang didiagnosa artritis
perlu menjaga berat badan dalam kisaran normal karena kenaikan
berat badan akan meningkatkan tekanan pada sendi.
23
karena
melatih
tulang
tetap
kuat
dan
membantu
fungsi
organ
tubuh
juga
berpengaruh
dalam
pengaruh
terhadap
tingkat
kemampuan
fisik
24
membina
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
kebugaran
untuk
menyesuaikan
kesehatan
jasmani
Kelenturan
Kelenturan adalah gerakan yang berada disekeliling
sendi. Setelah menyelesaikan latihan, peregangan akan
membantu meningkatkan kelenturan.
25
g. Komposisi Tubuh
Bagian ini menunjukkan perbandingan kumpulan otot,
tulang, dan cairan-cairan penting di dalam tubuh dibandingkan
dengan lemak. Senam Bugar Lansia sangat baik untuk
peregangan dan kelenturan otot.
4. Prinsip-prinsip olahraga pada lansia
a. Komponen kesegaran jasmanin yang esensial dilatih adalah
ketahanan kardio-pulmonal, kelenturan dan kekuatan otot.
b. Selalu memperhatikan keselamatan
c. Latihan teratur dan tidak terlalu berat
d. Permainan dalam bentuk ringan sangat dianjurkan.
5. Efektifitas senam lansia
Senam lansia dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami
oleh lansia. Semakin tidak aktif lansia mengikuti senam lansia nyeri
yang dialami akan semakin berat. pentingnya senam lansia untuk
mengurangi nyeri lansia dengan rematoid artritis harus diterapkan
dengan sosialitas seperti melakukan progam senam lansia setiap
seminggu sekali.13
Pemberian intervensi senam lansia selama 6 hari efektif
mengatasi nyeri lutut pada lansia. Pelaksanaan senam lansia dapat
dilakukan pada pagi hari selama kurang lebih 15-30 menit.2
6. Langkah-langkah Senam lansia
Pada senam lansia ini ada 3 tahap :
a. Tahap Pemanasan
26
27
28
29
Salah satu penyakit yang sering dijumpai lanjut usia adalah gangguan
pada persendian seperti Artritis reumatoid.1
Pada gambaran kliniknya, kebanyakan yang menderita adalah
orang dewasa. Secara berangsur-angsur (kadang-kadang mengalami
keakutan), penderita akan merasakan kekakuan dan nyeri pada
tangan, lutut maupun jari-jari.17 Kekakuan merupakan salah satu ciri
utama dari artritis, maka kelenturan sangat penting dalam program
olahraga lansia. Penderita artritis cenderung membatasi gerakan
karena nyeri dan kekakuan, mereka kekurangan kelenturan dan gerak
sendi sebagai salah satu akibat awal dari gerak yang terbatas. Sekali
lagi, pernyataan bahwa jika Anda tidak menggerakannya (otot
maupun sendi) tidak akan sakit, tidak berlaku pada artritis. Jika anda
menggerakan sendi yang terlibat, kekakuan otot semakin meningkat
sehingga gerak sendi menurun. Sendi tersebut semakin kaku dan
semakin nyeri-hasil sebaliknya dari yang anda harapkan. Gerakan
rutin setiap sendi dapat mengurangi kekakuan dan nyeri yang
muncul.16
Nyeri bersifat sangat subyektif serta mempunyai manifestasi
unik bagi masing-masing individu untuk menjaga kondisi prima
persendian, melakukan latihan olahraga seperti senam lansia, yang
mana senam lansia merupakan suatu aktivitas olahraga bagi lansia
yang akan membantu tubuh tetap lentur dan juga memperkuat otot
dan ligamen yang menstabilkan sendi. Kapasitas konsentrasinya pada
gerakan sendi, sambil meregangkan dan menguatkan
ototnya,
30
31
Kerangka Teori
Senam Lansia
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Variabel Dependen
Perubahan Nyeri
Lutut pada Lansia
yang mengalami
Artritis reumatoid
Senam Lansia
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Arah Penghubung
Gambar 4. Kerangka Konsep
32
33
B. Defenisi Operasional
Defenisi Operasional adalah mendefenisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati.
No
1.
Variabel
Definisi
Kriteria
Skala
penelitian
Operasional
Objektif
Pengukuran
Independen
Senam Lansia
lanjut
dengan
maksud
meningkatkan
kemampuan
fungsional
untuk
raga
mengurangi
nyeri.
Dependen
2.
Perubahan
Nyeri
Nyeri
lutut
dirasakan lansia
pada
lansia
yang
mengalami
artritis
reumatoid
pada
yang
bagian
persendian yang
mengalami
artritis reumatoid
1 10 : Nyeri
Minimal
11 -20 : Nyeri
Ringan
21-30 : Nyeri
Sedang
31-40 : Nyeri
Berat
Interval
34
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah Quasy
eksperimen dengan pendekatan Nonequivalent Control Group Design.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh senam lansia
terhadap perubahan nyeri lutut pada lansia yang mengalami Artritis
reumatoid.
Tabel 1.1 Desain penelitian
Subyek
KA
KB
Pretes
0
0
Time 1
Perlakuan
X
Time 2
Postest
01-A
01-B
Time 3
Keterangan :
KA
: Kelompok Kasus
KB
: Kelompok kontrol
: Intervensi
01
0B
35
2. Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha
Gau Mabaji Kabupaten Gowa.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tentang
yang ditetapkan. Popolasi dalam penelitian ini adalah lansia yang
mengalami nyeri lutut pada Artritis reumatoid di PSTW Gau Mabaji
Gowa dengan memenuhi kriteri sebanyak 20 lansia.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami
Artritis reumatoid di PSTW Gau Mabaji Kab.Gowa. Metode
pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling dimana jumlah sampel sebanyak 20 orang yang
terdiri dari 10 orang kelompok kasus dan 10 orang kelompok
kontrol.
F. Instumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini dirancang oleh peneliti sesuai dengan literatur yang ada.
1. Wawancara untuk mengetahui identitas umum pasien
36
37
dilakukan
pengkodean
kemudian
dimasukkan
dengan
menggunakan
uji
statistik
yaitu
dengan
38
lansia
yang
mengalami
artritis
reumatoid
dengan
tingkat
J. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat adanya
rekomendasi dari institusi atas pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin kepada institusi/lembaga tempat penelitian dan
dalam pelaksanaan penelitian tetap memperhatikan masalah etika
meliputi :
1. Inforrned conset (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti
yang memenuhi kriteria inklusi. Kepada responden dijelaskan
tentang manfaat dan resiko penelitian yang mungkin muncul. Bila
subyek menolak maka peneliti tidak memaksakan kehendak dan
tetap menghormati hak-hak subyek.
2. Anomity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan
nama responden tetap pada lembar tersebut diberi kode.
3. Confedentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan dari responden, peneliti hanya melaporkan
tentang data sebagi hasil penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
39
40
A. Hasil Penelitian
Data primer diambil melalui tehnik wawancara berstruktur dan
observasi langsung yang dilakukan pada responden dengan nyeri
lutut. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, maka hasil penelitian
dapat disajikan sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
a. Tingkat nyeri sebelum pemberian intervensi senam lansia
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pre test senam lansia
di PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa
KELOMPOK RESPONDEDN
TINGKAT NYERI
TOTAL
KONTROL
n
%
Nyeri Minimal
Nyeri Ringan
10%
20%
15%
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
70%
70%
14
70%
20%
10%
15%
Total
10
10
100%
20
100%
100%
KASUS
41
TOTAL
KONTROL
n
%
KASUS
n
Nyeri Minimal
Nyeri Ringan
30%
15%
10%
50%
30%
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
60%
20%
40%
30%
0%
15%
Total
10
100%
10
100%
20
100%
42
2. Analisa Bivariat
Pengaruh pemberian senam lansia terhadap perubahan
nyeri lutut pada pasien artritis reumatoid.
Tabel 4.3
Pengaruh Pemberian Senam Lansia Terhadap Perubahan Nyeri
Lutut Pada Lansia Yang Mengalami Artritis Reumatoid
di PSTW Gau Mabaji Gowa
TINGKAT NYERI
KELOMPOK PERLAKUAN
KONTROL
KASUS
Pre test
Post test
Pre test
value
Post test
NYERI MINIMAL
0%
0%
0%
30%
NYERI RINGAN
10%
10%
20%
50%
NYERI SEDANG
70%
60%
70%
20%
NYERI BERAT
20%
30%
10%
0%
0,016
43
kelompok
kontrol
berdasarkan
hasil
penelitian
oleh
beberapa
faktor
diantaranya
perhatian,
44
45
46
ototnya, karena
47
yakni
pemanasan,
latihan
inti,
dan
pendinginan
(Suharjono, 2013).
Pemberian Intervensi senam lansia pada lansia dengan nyeri
lutut
diperoleh
hasil
bahwa
senam
lansia
dapat
melatih
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang pengaruh senam lansia terhadap
perubahan nyeri lutut pada lansia yang mengalami atritis reumatoid di
Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa yang
dilaksanakan pada tanggal 06 Agustus sampai 30 Agustus 2014
dengan jumlah sampel sebanyak 20 lansia, sehingga dapat ditarik
kesimpulan dari hasil perhitungan uji statistic T-test menunjukkan
bahwa :
1. Berdasarkan Observasi
48
49
Saran
1. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberi masukan
dan informasi untuk menambah ilmu pengetahuan, terutama
mengenai pengaruh senam lansia terhadap perubahan nyeri lutut
pada lansia yang mengalami arthritis reumatoid.
2. Bagi Institusi Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Diharapkan agar dapat lebih meningkatkan pelayanan
program olahraga senam lansia agar lansia dapat mengurangi nyeri
lutut dengan adanya kegiatan senam lansia rutin khususnya bagi
lansia mengalami artritis reumatoid.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar supaya meneliti
variabel-variabel lain yang berhubungan dengan nyeri lutut pada
lanjut usia yang mengalami artritis reumatoid seperti kompres jahi,
kompres hangat dan sebagainya.
50
DAFTAR PUSTAKA
1. Azizah L.M.,
Yogyakarta.
(2011),
Keperawatan
Lanjut
Usia,
Graha
Ilmu,
Edisi 5,
51
S.,
(2012),
Gerakan
Senam
Lanjut
Usia
(online),
http://
bidankudelima.blogspot.com/2012/01/gerakan senam lansia. Html/diakses 23 Mei
2014
18. Nugroho W., (2012), Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3.EGC.Jakarta
19. Prasetyo S.N., (2010), Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri, Edisi
Pertama. Gaha Ilmu. Yogyakarta.
20. Suharjono, Dkk., (2013), Pengaruh Senam Lansia Tehadap
Perubahan Nyeri Persendian Pada Lansia Di Kelurahan Komplek
Kenjeran, Kecamatan Bulak, Surabaya. Fakultas Keperawatan,
Universitas Airlangga.
21. Sakasmita S., (2012), Diet and Rheumatoid Arthitis (online),
http://www.bda.uk.com/foodfacts/Arthritis.pdf / diakses 20 Agustus
2014
22. Wulandari, (2013), Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Kemandirian
Lansia Dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari Di Panti Sosial Tresna
Werdha Theodora Makassar, Skripsi (tidak diterbitkan) Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Makassar.
52
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Bapak/Ibu
Di
Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa
Dengan hormat
Bersama ini saya yang bertanda tangan di bawah ini. Mahasiswa program
Studi S1 Keperawatan STIK GIA Makassar :
Nama
: Syamsinar Syam
Nim
: 2110147
Alamat
Peneliti,
Syamsinar Syam
2110147
53
Lampiran 2
Alamat
(........................................)
54
Lampiran 3
LEMBARAN KUISIONER
Judul penelitian
Tanggal penelitian
Nama
Umur
Petunjuk
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu untuk
menjawab seluruh pertanyaan.
2. Berilah tanda Cheklist pada pertanyaan yang anda anggap paling
sesuai
Data demografi
1. Jenis kelamin
1) laki-laki
2) perempuan
55
2. Pendidikan
1) Tdk Sekolah
2) SD
3) SMP
4) SMA
Data tentang nyeri :
1. Penyakit yang paling diderita sekarang :
1) Rematik
2) Hipertensi
3) DM DM
4) Lainnya
2. Sudah berapa lama mengalami nyeri lutut :
1) 6 bulan
2) 1 bulan
3) 1minggu
3. Nyeri paling sering muncul waktu :
1) Siang hari
2) Pagi hari
3) Malam hari
4. Apa yang dilakukan bila ada serangan nyeri :
1) Istirahat
2) Mengkomsumsi obat
3) Melakukan aktivitas
56
Lampiran 4
Format Observasi Nyeri
Sebelum Intervensi Senam Lansia
Nama
: ............... (Initial)
: ...........................
Tanggal Penelitian
: ...........................
Petunjuk :
Berilah tanda Cecklist () sesuai dengan skala nyeri seperti pada tabel
skala tingkatan nyeri.
No
Respon Yang
Di Observasi
Perhatian klien
terhadap nyeri
Anxietas klien
tentang nyeri
Verbalisasi
klien tentang
nyeri
Perspirasi
Suara
Nausea
Ketegangan
otot
Interaksi sosial
Ekspresi wajah
10
Aktifitas
persendian
Total
Nilai
4
Total
57
Lampiran 5
Format Observasi Nyeri
Setelah Intervensi Senam Lansia
Nama
: ............... (Initial)
: ...........................
Tanggal Penelitian
: ...........................
Petunjuk :
Berilah tanda Cecklist () sesuai dengan skala nyeri seperti pada tabel
skala tingkatan nyeri.
No
Respon Yang
Di Observasi
Perhatian klien
terhadap nyeri
Anxietas klien
tentang nyeri
Verbalisasi
klien tentang
nyeri
Perspirasi
Suara
Nausea
Ketegangan
otot
Interaksi sosial
Ekspresi wajah
10
Aktifitas
persendian
Total
Nilai
4
Total
58
Lampiran 6
Dilakukan
Tahap Pemanasan
1
5
bahu) 2x8
Silangkan
jempol
tangan
kanan
dan
juga
kiri
6
setelahnya (rentangkan tangan sejajar bahu) 2x8
7
10
59
1x8
11
12
2x8
Tepuk punggung tangan kanan dan juga tangan kiri
13
bergantian (tangan sejajar dada atas) 1x8
Tepuk punggung lengan kanan dan juga lengan kiri
14
15
16
17
turun) 2x8
Tepuk betis kaki (bungkuk badan sejajar 90 derajat)
18
2x8
Peregangan otot, lengan, bahu, punggung, lutut, betis
19
2x8
Menepuk perut bagian bawah (samping kanan kiri)
20
2x8
Sikap tegap tangan simpul ke perut (tutup kaki, diam
21
22
di tempat)
Jinjit kaki (kaki lurus, diam ditempat)
60
23
dada) 1x8
Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik keatas
kepala) 1x8
Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik keatas
kepala) 1x8
Hembuskan napas (tangan kanan turun ke samping)
1x8
Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik keatas kepala)
1x8
Hembuskan napas (tangan kiri turun ke samping) 1x8
Tarik, tahan dan hembuskan napas (angkat kedua
61
Master Tabel
No.
Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama
Ny. M
Ny. B
Ny. U
Ny. T
Ny. S
Ny. A
Ny. L
Ny. T
Ny. F
Ny. S
Ny. S
Ny. A
Ny. K
Ny. N
Ny. F
Ny. I
Ny. A
Ny. N
Ny. G
Ny. K
Umur
69
70
65
60
72
69
74
65
70
64
68
70
71
65
68
72
62
68
70
74
JK
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
Pendi
dikan
Lama
Nyeri
2
1
1
4
3
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
2
1
Kegiatan
setelah
adanya
nyeri
Waktu
Muncul
Nyeri
1
2
2
2
3
2
1
3
2
1
1
2
1
2
3
1
3
2
1
2
2
2
2
1
3
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
3
2
2
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
3
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
1
Klp.Res
ponden
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Observasi Pemberian
Senam Bedasarkan
Tingkat Nyeri
Pre
3
4
3
2
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
4
Keterangan
Tingkatan Nyeri
Kelompok Responden
Jenis Kelamin
Pendidikan
1 = Nyeri Minimal
2 = Nyeri Ringan
3 = Nyeri Sedang
4 = Nyeri Berat
1 = Kelompok Kasus
2 = Kelompok kontrol
1 = Laki-laki
2 = Perempuan
1= Tdk sekolah
2= SD
3= SMP
4= SMA
Lama Nyeri
1= 6 bulan
2= 1 bulan
3= 1 minggu
1= Istirahat
2= Mengkonsumsi obat
3= Melakukan aktivitas
1= Siang hari
2= Pagi hari
3= Malam hari
Post 6
2
2
3
1
1
2
2
3
1
2
4
3
3
3
2
3
3
4
3
4
62
Lampiran 8 SPSS
KELOMPOK KASUS
Statistics
sebelum senam
N
Valid
Missing
setelah senam
10
10
Frequency Table
Sebelum senam
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
nyeri ringan
20.0
20.0
20.0
nyeri sedang
70.0
70.0
90.0
nyeri berat
10.0
10.0
100.0
10
100.0
100.0
Total
Pie Chart
63
Setelah senam
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
nyeri minimal
30.0
30.0
30.0
nyeri ringan
50.0
50.0
80.0
nyeri sedang
20.0
20.0
100.0
10
100.0
100.0
Total
Pie Chart
T-Test
Std. Deviation
sebelum senam
2.9000
10
.56765
.17951
setelah senam
1.9000
10
.73786
.23333
Correlation
10
.504
Sig.
.137
64
Mean
Pair 1 sebelum senam setelah senam
1.00000
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
.66667
of the Difference
Lower
.21082
Sig. (2-
Upper
.52310
1.47690
4.743
KELOMPOK KONTROL
Statistics
sebelum senam
N
Valid
Missing
setelah senam
10
10
Frequency Table
sebelum senam
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
nyeri ringan
10.0
10.0
10.0
nyeri sedang
70.0
70.0
80.0
nyeri berat
20.0
20.0
100.0
10
100.0
100.0
Total
df
tailed)
9
.001
65
Pie Chart
setelah senam
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
nyeri ringan
10.0
10.0
10.0
nyeri sedang
60.0
60.0
70.0
nyeri berat
30.0
30.0
100.0
10
100.0
100.0
Total
Pie Chart
66
T-Test
Std. Deviation
sebelum senam
3.1000
10
.56765
.17951
setelah senam
3.2000
10
.63246
.20000
Correlation
10
Sig.
.867
.001
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
the Difference
Lower
Sig. (2-
Upper
df
tailed)
-.10000
.31623
.10000
-.32622
.12622
-1.000
.343
67
HASIL
Frequencies
Statistics
sebelum senam
N
Valid
Missing
20
0
sebelum senam
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Nyeri ringan
15.0
15.0
15.0
Nyeri sedang
14
70.0
70.0
85.0
15.0
15.0
100.0
20
100.0
100.0
Nyeri berat
Total
FREQUENCIES VARIABLES=setelah
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
68
Frequencies
Statistics
setelah senam
N
Valid
Missing
20
0
setelah senam
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Nyeri minimal
15.0
15.0
15.0
Nyeri ringan
30.0
30.0
45.0
Nyeri sedang
40.0
40.0
85.0
Nyeri berat
15.0
15.0
100.0
20
100.0
100.0
Total
69
T-Test
Std. Deviation
sebelum senam
3.0000
20
.56195
.12566
setelah senam
2.5500
20
.94451
.21120
Correlation
20
senam
Sig.
.595
.006
Mean
Pair 1 sebelum senam setelah senam
.45000
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
.75915
.16975
the Difference
Lower
.09470
Sig. (2-
Upper
.80530
t
2.651
df
tailed)
19
.016
JADWAL PENELITIAN
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN NYERI LUTUT PADA LANSIA YANG MENGALAMI ARTRITIS
REUMATOID DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA GAU MABAJI KABUPATEN GOWA
BULAN
URAIAN KEGIATAN
FEBRUARI
1
Identifikasi dan
Justifikasi Masalah
Penyusunan
proposal
Seminar Proposal
Perbaikan Seminar
Proposal
Pengumpulan data
Pengolahan Data dan
Analisa Data
Seminar Hasil
Penelitian
Perbaikan Hasil
Publikasi
APRIL
1
MEI
4
JUNI
4
JULI
4
49