Osteo

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

SISTEM SKELETAL

Pendahuluan
Struktur bagian dalam tubuh yang kuat disusun oleh sistem skeletal. Sistem skeletal dibentuk dan
tersusun dari beberapa tulang dan dihubungkan oleh sendi dan jaringan ikat antar tulang. Sistem
skeletal tidak hanya memberikan bentuk dari tubuh, tetapi juga memberikan tempat bergantung dari
sistem muskulus/otot agar dapat bergerak, karena itu kesatuan dari sistem ini sering disebut juga
sistem muskuloskeletal. Fungsi dari sistem skeletal adalah :
1.

Memberikan dukungan bagi organ-organ di dalam struktur tubuh, sehingga membentuk tubuh.

2.

Melindungi organ-organ tubuh seperti : jantung, ginjal, otak, medula spinalis, kandung kemih
dan rahim.

3.

Sebagai alat gerak yang dibantu oleh otot di mana otot tersebut melekat pada tulang, serta
dibantu sendi serta jaringan ikat sehingga memberikan fleksibilitas dalam bergerak.

4.

Sebagai tempat pembentuk sel-sel darah, terdapat dalam sumsum tulang.

5.

Sebagai tempat penyimpanan dari beberapa mineral.

Selama masih dalam rahim tulang sebagian besar terdiri dari kartilago dan bersifat lentur tidak terlalu
keras dan kaku. Kemudian pada pekembangannya kartilago tersebut akan menjadi rulang yang keras
setelah lahir dan bertumbuh, walaupun masih ada yang masih tetap kartilago seperti pada tulang daun
telinga dan cuping hidung.
Sistem skeletal terdiri dari 206 tulang yang terpisah, yang mana berbeda dalam bentuk, ukuran dan
nama. Tulang tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk dan tulang dada terletak pada bagian sentral
dari sistem skeletal, yang disebut bagian aksial dari rangka. Sedangkan tulang-tulang lengan dan
tungkai tergantung secara simetris dan terletak pada kedua sisi tubuh, dan melekat tepat pada
lingkaran pektoral (klavikula dan pektoralis) untuk lengan; melekat tepat pada lingkaran pelvis untuk
tungkai, bagian ini disebut bagian apendikular dari rangka.
Lebih lanjut sistem skeletal akan diuraikan menjadi beberapa pokok bahasan, yaitu :
I.
II.

Struktur dan jenis tulang.


Sendi dan jaringan sekitarnya.

III.

Susunan tulang tubuh manusia.

Ada beberapa istilah yang harus dipahami, yaitu :


1.

Osteologi; ilmu yang mempelajari tulang.

2.

Osteo; tulang, yang disingkat dengan os.

3.

Ossa; bentuk jamak dari osteo.

4.

Ossifikasi; proses pembentukan tulang keras.

5.

Osteogenik; proses pembentukan tulang.

6.

Osteolitik; proses penghancuran tulang.

7.

Fraktur; patah tulang.

Struktur dan jenis tulang

Tulang adalah suatu rekayasa teknik yang luar biasa, dimana menggabung antara sifat ringan dan
kekuatan hampir setara baja, juga mempunyai sedikit sifat lentur, seperti menghadapi guncangan atau
benturan. Jaringan hidup yang struktur dapat berubah sebagai akibat tekanan yang mengenai tulang.
Struktur dasar tulang berasal dari campuran yang unik yaitu sel-sel tulang dan serat-serat protein yang
terperangkap di dalam suatu lapisan-lapisan keras yang terdiri dari garam-garam mineral. Hal ini yang
menyebabkan tulang terlihat keras pada bagian luar. Pada bagian dalam tulang berbentuk banyak poripori (sponge) sehingga tulang menjadi ringan. Dan pada bagian tengah tulang terdapat kavum sentralis
yang berisi sumsum tulang. Secara umum tulang terdiri bagian diaphisis dan epiphisis. Bagian
diaphisis terletak pada bagian tengah tulang dimana tidak dapat bertumbuh dan padat. Bagian
epiphisis adalah bagian pada ujung tulang dimana bagian ini dapat bertumbuh selama masa
pertumbuhan. Bagian epiphisis ini kaya akan pembuluh darah untuk menyuplai nutrisi yang digunakan
untuk pertumbuhan tulang. Pada bagian ini terdapat lempeng epiphisis, dimana kerusakan pada bagian
ini menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tulang. Pada masa akhir pertumbuhan lempeng epiphisis
ini menghilang dan mengalami osifikasi.
Ada beberapa jenis tulang berdasarkan bentuknya, yaitu :

1.

Tulang panjang, antara lain tulang : humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula, meta phalang,
phalang, metatarsal, dan tarsal.

2.

Tulang pipih, antara lain tulang : kosta, parietalis, frontal, temporal, oksipital, ilium.

3.

Tulang irreguler (tidak beraturan), antara lain tulang : vertebra, mandibula, maksila.

4.

Tulang sessamoid (berbentuk seperti biji), antara lain tulang : pada telapak tangan dan telapak
kaki.

Komponen yang membentuk tulang terdiri atas :

1.

Sel tulang; yang pada awalnya disebut osteoblast, yang bila matur disebut osteosit dan
membentuk tulang, atau osteoklas, yang menghancurkan tulang. Karena kerja sel-sel ini, tulang
berada dalam keadaan pembentukan dan penghancuran terus-menerus.

2.

Matriks terdiri dari bahan dasar, serat, dan garam mineral. Perbandingan garam mineral dengan
bahan organik adalah : kalsium fosfat dan garam mineral lain-70%, bahan organik seperti serabut
kolagen-30%.

3.

Suplai darah ; tulang membutuhkan suplai darah yang baik, untuk nutrisinya sendiri dan untuk
pembentukan eritrosit, pada tulang tertentu. Arteri memasuki tulang pada ;
a. kanalis nutrien, lubang pada batang tulang panjang, biasanya sekitar pertengahan
tulang.
b. melalui beberapa lubang yang ada di dekat ujung tulang.

Tulang terdiri atas :


1.

Periosteum adalah membran jaringan ikat fibrosa tebal. Periosteum banyak mengandung banyak
pembuluh darah, dan sel-sel pada permukaannya yang lebih dalam bersifat osteogenik.
Periosteum khususnya berhubungan erat dengan tulang pada tempat-tempat perlekatan otot,
tendo, dan ligamentum pada tulang. Berkas-berkas serabut kolagen yang dikenal sebagai serabut
Sharpey berjalan dari periosteum ke tulang di bawahnya. Periosteum menerima banyak
persarafan dan sangat sensitif. Sel bagian terdalamnya membentuk sel tulang. Periosteum sangat
penting untuk penebalan tulang dan perbaikan fraktur.

2.

Bagian tulang padat (kompakta/tulang kortikal); lapisan luar dibawah periosteum yang padat
dan keras melapisi seluruh permukaan tulang. Tulang terbentuk disekeliling saluran panjang
yang disebut saluran Havers. Komponen sistem havers yang disebut juga osteon, adalah :
a.

sebuah kanal sentral yang mengandung pembuluh darah, saraf, dan limfe.

b.

lempengan-lempengan tulang (lamela) yang mengelilingi kanal sentral.

c.

ruangan di antara lamela disebut lakuna dimana mengandung sel-sel tulang (osteosit) yang
dikelilingi oleh serabut-serabut kolagen dan garam-garam mineral dan saluran limfe.

d.

Saluran-saluran kecil disebut kanalikuli, yang menghubungkan lakuna dan kanal sentral,
saluran ini mengandung pembuluh limfe yang membawa nutrient dan oksigen ke ostesit.

3.

Tulang spongiosa/ tulang kanselosa, tulang berbentuk sarang lebah di dalam tulang padat,
dengan batang tulang tersusun dalam pola yang memungkinkan untuk menahan berat dan

tekanan dan tarikan pada bagian tulang tertentu yang dituju. Di bawah mikroskop, kanal havers
tulang spongiosa terlihat jauh lebih besar dan mengandung lebih sedikit lamela. Di dalam
bagian ini terdapat sumsum tulang.
4.

Saluran/kavum sentralis, dalam tulang panjang, sebuah saluran yang tidak mengandung tulang
hanya mengandung sumsum tulang.

5.

Sumsum tulang (bone marrow), terdapat dalam rongga sumsum atau bagian tulang kanselosa
pada tulang panjang dan tulang pendek dan pada tulang pipih dan tulang ireguler. Pada waktu
lahir, sumsum dari semua tulang dalam tubuh adalah merah dan hematopoetik. Aktifitas
pembentukan darah lambat laun berkurang dengan bertambahnya usia. Pada usia 7 tahun,
sumsum kuning mulai tampak pada tulang-tulang distal ekstremitas. Pergantian sumsum ini
lambat laun bergerak ke proksimal, sehingga pada saat orang menjadi dewasa, sumsum merah
terbatas pada tulang tengkorak, kolumna vertebralis, dinding torak, tulang-tulang gelang bahu
dan gelang panggul, dan pada kaput humeri dan kaput femoris.

6.

Kartilago atau tulang rawan, Merupakan bentuk jaringan ikat yang sel-sel dan serabutserabutnya tertanam dalam matriks yang seperti agar, matriks ini bertanggung jawab atas
kekuatan dan kepegasan tulang rawan. Tulang rawan terdiri dari sel, yang disebut kondrosit,
;yang dipisahkan oleh serat. Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah, sehingga sel
memperoleh nutrisi akibat difusi cairan melalui substansi intersel. Tulang rawan sangat kuat,
tetapi juga liat. Ada tiga jenis tulang rawan, :
a.

kartilago elastin, mengandung banyak serat elastin yang tertanam di matriks. Ditemukan
pada daun telinga, epiglotis, dan tuba auditorius (faringo-timpanik).

b.

kartilago hialin tersusun atas kondrosit yang tertanam di suatu matriks tidak berstruktur,
yang tampak seperti kaca dan memiliki serat kolagen yang sangat halus yang membentang
di dalamnya. Tulang rawan ini menutupi permukaan tulang dalam sendi dan bersifat licin,
abu-abu mutiara dan mengkilat dengan cairan yang disekresi oleh membran sinovial sendi.
Tulang rawan ini ditemukan di trakea. Pada bagian tertentu dapat mengalami pengerasan
yang disebut osifikasi (ditemukan pada bagian anterior tulang kosta yang berhubungan
dengan sternum).

c.

fibrokartilago, Tulang rawan ini terdiri dari serat kolagen dalam jumlah besar, ditemukan
di dalam jaringan ikat. Lempeng fibrokartilago bekerja seperti buffer di dekat permukaan
tulang, ditemukan pada;
i.

diskus intervertrebralis, cincin bagian luar yang dibentuk oleh fibrokartilago,

ii.

simfisis pubis, memisahkan dua tulang pubis pada titik ini,

iii.

kartilago semilunaris sendi lutut,

iv.

diskus pada sendi temporomandibular dan sternoklavikular.

Sendi dan jaringan sekitarnya

I.

Sendi / joint
Tempat di mana dua tulang atau lebih saling berhubungan, baik terjadi pergerakan atau tidak di antara
mereka dinamakan sendi. Dan gerakan yang ditmbulkannya disebut Artikulatio, yang disingkat
dengan istilah art.
Sendi diklasifikasikan menurut jaringan yang terletak diantara tulang-tulang, menjadi :
1.

Sendi fibrosa, permukaan tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan fibrosa, sehingga
kemungkinan geraknya sangat sedikit. Sutura adalah garis tipis jaringan fibrosa yang
memisahkan dua tulang yang saling terkunci, hanya ditemukan pada tengkorak, dan mengalami
osifikasi dikemudian hari. Derajat pergerakkannya tergantung pada panjang serabut kolagen
yang menghubungkan tulang. Contoh sutura kubah tengkorak dan art. Tibiofibularis inferior
(dihubungkan oleh ligamentum fibrosa).

2.

Sendi kartilaginosa, di bagi dalam dua jenis :


a.

Sendi kartilaginosa primer adalah sendi kartilaginosa yang salah satu tulangnya
disatukan oleh suatu lempeng atau potongan rawan hialin. Jadi persatuan antara epiphysis
dan diaphysis tulang yang sedang tumbuh dan antara iga pertama dan manubrium sterni
merupakan contoh sendi tersebut. Tidak ada pergerakan yang mungkin dapat dilakukan.

b.

Sendi kartilaginosa sekunder adalah sendi kartilaginosa yang salah satu tulangnya
disatukan oleh suatu lempeng rawan fibrosa, dan permukaan sendi tulang-tulang tersebut
diliputi oleh lapisan rawan hialin yang tipis. Contohnya adalah art. Intervertebralis dan
symphisis pubis. Jumlah pergerakan yang mungkin dilakukan tergantung pada sifat fisik
rawan fibrosa.

3.

Sendi sinovial, permukaan sendi tulang-tulang diliputi oleh lapisan tipis rawan hialin yang
dipisahkan oleh rongga sendi. Susunan ini memungkinkan pergerakan ;yang bebas. Rongga
sendi dibatasi oleh membran sinovial, yang berjalan dari pinggir permukaan sendi kepermukaan
sendi lainnya. Membran sinovial dilindungi di permukaan luarnya oleh membran fibrosa yang
kuat disebut kapsula sendi. Permukaan sendi dilumasi oleh cairan kental yang dinamakan cairan

sinovial. Pada sendi sinovial tertentu misalnya pada sendi lutut, di antara permukaan sendi
terletak diskus atau irisan rawan fibrosa, dinamakan diskus artikularis. Bantalan lemak
ditemukan pada beberapa sendi sinovial, terletak antara membran sinovial dan kapsula fibrosa
atau tulang. Ditemukan pada sendi lutut dan panggul. Derajat pergerakan sendi sinovial dibatasi
oleh bentuk tulang yang membentuk sendi, dan struktur anatomi sekitarnya (misalnya, paha
terhadap dinding anterior abdomen pada fleksio sendi panggul) dan adanya ligamentum fibrosa
yang menghubungkan tulang. Kebanyakan ligamentum terletak di luar kapsula sendi, kecuali
pada lutut, ligamentum cruciatum terletak di dalam kapsula. Jenis-jenis sendi : plana (art.
Sternoclavicularis dan art. Acromioclavicularis); engsel (siku, lutut, mata kaki); condiloidea (art.
Metacarpophalangea, art. Interphalangea); elepsoidea (ibu jari); pasak (art. Atlantoaxialis, art.
Radioulnaris superior); pelana (art. Carpometacarpea ibu jari); peluru, ball-and-socket (bahu,
panggul). Jadi pada sebagian besar sendi sinovial ini terdiri atas beberapa struktur, yaitu :
a. kartilago hialin
b. kapsul
c. membrana sinovial
d. cairan sinovial
e. ligamentum
Di bawah ini beberapa sendi penting :
a.

articulatio temporomandibularis
Jenis:

kondiloid

Tulang:

fossa articularis os temporale,caput mandibula.

Ciri khusus:

mengandung discus articularis jaringan fibrosa diantara tulang

Otot utama:

otot mastikasi (masseter, temporalis, pterygoideus),

Gerakan:

membuka dan menutup mulut; gerakan memutar (menggiling); protrusi rahang


bawah.

b.

Articulatio columna vertebralis


Tulang:

permukaan sendi pada processus articularis vertebrae yang saling berdekatan


membentuk sendi tersendiri.

Ciri khusus:

terdapat sendi kecil di antara bagian belakang arkus anterior atlas dan bagian
depan processus ondontoid axis.

Otot:

ekstensi-erector spinae, fleksi-otot panjang leher, rectus abdominis, otot


dinding abdomen anterolateral, psoas.

Gerakan:

terutama fleksi dan ektensi. Kisaran gerakan pada setiap sendi adalah kecil,
tetapi akumulasi gerakan tersebut menghasilkan penekukan dan peregangan
dalam kisaran luas. Fleksi terjadi terutama pada regio servikalis dan paling
minimal terjadi pada regio thorasika. Ekstensi terjadi pada regio lumbalis.
Diskus intervertebrallis memungkinkan satu vertebrae bergoyang pada yang
lain, satu tepi diskus dikompresi saat ekspansi sisi yang berlawanan. Gerakan
yang lain adalah rotasi kolumna vertebralis disekitar aksis panjang dan
menekuk dari satu sisi ke sisi lain. Bentuk khusus atlas dan aksis dan sendinya
memungkinkan terjadinya gerakan menunduk dan memutar kepala.

c.

Artikulatio acromioclavicularis
Jenis :

datar.

Tulang :

akromion skapula, ujung lateral klavikula.

Ciri khusus :

diskus kecil tidak lengkap fibrokartilago biasanya terdapat di antara tulang,


ligamentum coracoclavicularis memperkuat sendi dengan menyatukan
klavikula pada prosessus korakoideus skapula tepat di bawahnya.

Gerakan :
d.

gerakan meluncur pendek.

Articulatio Sternoclavicularis
Jenis :

modifikasi bola mangkok.

Tulang :

incisura klavikularis pada menubrium sterni, ujung medial klavikula dan


bagian terdekat kartilago kostalis I.

e.

Ciri khusus :

diskus fibrokartilago terdapat di antara tulang.

Otot utama :

sternokleidomastoideus pektoralis mayor.

Gerakan :

gerakan kecil bola dan mangkok.

Sendi bahu

Jenis :

bola dan mangkok.

Tulang :

kavitas glenoidalis skapula, kaput humeri.

Ciri khusus :

kavitas glenoidalis diperdalam oleh cincin fibrosa yang melekat pada


tepinya; kapsula longgar dan memungkinkan dilakukan gerakan dalam kisaran
yang luas; tendon kaput longum muskulus biseps brakii melalui sendi dan
melewati kaput humeri, membantu mempertahankan stabilitas sendi; kekuatan
sendi (nyata ketika ibu menarik anaknya secara tiba-tiba dari bahaya) terutama
pada otot bagian depan, belakang , atas dan bawah sendi.

Otot utama :

pektoralis mayor, deltoid, latissimus dorsi, kaput longum trisepbrakii,


supraspinatus, infraspinatus.

Gerakan :

ke depan (fleksi) dan belakang (ektensi); abduksi dan adduksi; rotasi.


Gerakan pada bahu dikombinasikan dengan gerakan pada skapula pada
permukaan toraks.

f.

Articulatio cubiti
Jenis :

engsel. Sendi ini bersambungan dengan sendi ujung atas radius dan ulna.

Tulang :

trochlea dan kapitatum pada ujung bawah humerus, ujung atas ulna, ujung
bawah radius.

Ciri khusus :

sendi disokong dan diperkuat oleh tendon biseps brakii di bagian depan dan
tendon biseps brakii di bagian belakang.

g.

Otot utama :

fleksor biseps, brakialis, ekstensor triseps.

Gerakan :

fleksi melipat siku, ektensi meluruskan siku.

Sendi radio-ulnaris proksimal.


Jenis :

putar. Kaput radii berotasi pada ujung bawah humerus dan ujung atas ulna di
dalam sendi yang berhubungan dengan sendi siku. Kolum radii dilingkari oleh
ligamentum kuat yang melekat pada margo anterior dan posterior incisura
radialis pada ulna.

h.

Sendi radio ulnaris distal.

10

Jenis :

putar. Ujung bawah radius berotasi pada ujung bawah ulna. Membran
interossea melekat pada korpus radii dan korpus ulna dan menyediakan
permukaan di depan dan di belakang untuk tempat perlekatan otot-otot lengan
bawah.

Gerakan :

supinasi; memutar telapak tangan ke depan. Pronasi; memutar telapak tangan


ke belakang.

i.

Artikulatio karpi
Jenis:

kondiloid.

Tulang :

ujung bawah radius, ujung bawah ulna, dipisahkan dari sendi oleh sepotong
tulang rawan, barisan proksimal ossa karpalia.

j.

Otot utama :

fleksor dan ekstensor tangan dan jari-jari.

Gerakan :

fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi.

Artikulatio carpometakarpal dan phalangeal


Sendi:

diantara barisan distal ossa karpalia dan metakarpalia,metakarpalis dan


phalanges proksimal, phalanges.

k.

Otot utama :

fleksor dan ekstensor jari-jari.

Gerakan :

fleksi dan ekstensi.

Simphisis pubis
Tulang :

fasies simphisialis kedua os. pubis pada garis tengah bagian anterior.

Ciri khusus :

diskus kartilaginosa memisahkan kedua tulang; ujung tulang ditutupi


oleh kartilago hialin; tanpa rongga sinovial.

Gerakan :
l.

tidak ada.

Artikulatio sakroiliaka
Tulang :

sakrum berartikulasi pada tiap sisi dengan os. ilii pada fasies aurikularisnya.

Ciri khusus :

berat badan disalurkan dari sakrum melalui sendi pada os koksa dan
ekstremitas bawah. Ligamentum anterior, posterior dan interossea menyatu
tulang. Permukaan tulang dipisahkan oleh tulang rawan tebal, yang dapat
mengalami osifikasi pada usia lanjut.

11

Gerakan :

sedikit gerakan maju mundur. Gerakan yang lebih luas dimungkinkan


pada wanita hamil.

m. Artikulatio koksae
Jenis :

bola dan mangkok.

Tulang :

kaput femoris, fossa acetabulum os. koksa (innominata).

Ciri khusus :

kapsula dipekuat oleh ligamentum yang melaluinya dari os. pubis, iskii, ilii ke
femur, ligamentum iliofemoralis di depan yang paling kuat; acetabulum
diperdalam oleh tepi fibrokartilago yang melekat pada tepi acetabulum.

n.

Otot utama :

psoas, iliakus, rektus femoris, sartorius, adduktor, hamstrings, gluteal.

Gerakan :

fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi, rotasi.

Artikulatio genu
Jenis :

engsel.

Tulang :

kondilus femoris, ujung atas tibia, patella.

Ciri khusus :

Dua kartilago fibrokartilago semilunaris, medial dan lateral, melekat pada


daerah yang kasar pada tibia diantara kedua permukaan sendi; kondilus
femoris terletak pada tempat tersebut. Dua ligamentum krusiatum yang kuat,
anterior dan posterior, mengikat ujung atas tibia pada incisura interkondilaris
femur; mereka saling bersilangan. Terdapat ligamentum medial dan lateral
yang kuat pada sisi-sisi sendi. Patela terbenam di dalam tendon patella di
bagian depan lutut, patela meluncur di atas permukaan artikularis pada bagian
depan ujunga bawah femur. Terdapat beberapa bursa. Bursa adalah kantong
kecil berisi cairan tempat otot dan tendon bergerak di atasnya. Bursa
suprapatelaris yang besar, yang berhubungan dengan sendi, terletak di antara
ujung bawah femur dan ligamentum patela.

Otot utama :

fleksor hamstring, gastroknemius, ekstensor kuadrisep femoris.

Gerakan :

fleksi dan ekstensi, sedikit rotasi bila lutut difleksikan, ligamentum krusiatum
anterior mencegah hiperekstensi, ligamentum krusiatum posterior mencegah
hiperfleksi.

12

o.

Artikulatio talokruralis
Jenis :

sendi engsel.

Tulang :

ujung bawah tibia dan fibula, troklea tali.

Ciri khusus :

kapsula diperkuat pada bagian samping oleh ligamentum-ligamentum yang


kuat.

p.

Otot utama :

ekstensor kaki dan jari kaki, muskulus peroneus, gastroknemius dan soleus.

Gerakan :

dorsifleksi kaki, plantar fleksi kaki.

Sendi-sendi kaki
Tulang-tulang tarsalis dihubungkan oleh sendi-sendi yang memungkinkan gerakan gerakan
meluncur kecil.

q.

Sendi pada jari kaki sama dengan jari tangan.

Sendi distabilisasi oleh bentuk, ukuran dan susunan permukaan; ligamentum; tonus otot sekitar sendi.

II.

Ligamentum
Merupakan suatu tali atau pita jaringan ikat yang menghubungkan dua struktur. Istilah ligamentum ini
sering disingkat menjadi Lig. Sering ligamentum ditemukan berhubungan dengan sendi dan terdiri
atas 2 jenis : sebagian besar terdiri atas berkas-berkas pada serabut kolagen dan dalam keadaan normal
tidak dapat diregangkan (misalnya, lig. Iliofemorale pada sendi panggul dan lig.kolateral pada sendi
siku). Jenis kedua terdiri atas jaringan elastic sehingga dapat kembali kepanjang semula setelah
diregangkan (misalnya, lig, flavum columna vertebralis dan lig. Calcaneonavicularis pada kaki).

III.

Bursae
Adalah alat pelumas yang terdiri atas kantong fibrosa tertutup yang dibatasi oleh membran halus yang
lembut. Dinding-dindingnya dipisahkan oleh lapisan cairan yang kental. Bursae ditemukan bila tendo
bergeser pada tulang, ligamentum atau tendo lain. Bursae sering ditemukan dekat sendi yang kulitnya
bergeser pada struktur tulang di bawahnya, misalnya, bursae prepatellaris. Kadang-kadang, rongga
bursae berhubungan dengan rongga sendi sinovial. Misalnya, bursae suprapatellaris berhubungan
dengan sendi lutut dan bursae subcapsularis berhubungan dengan sendi bahu.

13

IV.

Selubung sinovial.

Merupakan bursae berbentuk tubular yang mengelilingi tendo. Tendo menginvaginasi salah satu sisi
bursae sehingga tendo terbenam dalam bursae oleh mesotendon. Mesotendon memungkinkan
pembuluh darah memasuki tendo sepanjang perjalannya. Pada keadaan tertentu, di mana pergerakan
berlangsung luas, mesotendon menghilang atau tetap dalam bentuk benang-benang sempit, yaitu
vincula (misalnya tendo fleksor panjang jari dan ibu jari kaki).

14

Susunan tulang tubuh manusia


Tulang Tengkorak ( Os. Cranii )
Tengkorak dibentuk oleh gabungan beberapa tulang. Masing-masing tulang (kecuali mandibula)
disatukan pada sutura. Sutura dibentuk oleh selapis tipis jaringan fibrosa yang mengunci peinggiran
tulang yang bergerigi. Sutura mengalami osifikasi setelah umur 35 tahun. Pada atap tengkorak,
permukaan dalam dan luar dibentuk oleh tulang padat dengan lapisan spongiosa yang disebut diploe
terletak di antaranya. Terdapat variasi yang cukup besar pada ketebalan tulang tengkorak antar
individu. Tengkorak paling tebal pada tempat yang tidak dilindungi oleh otot.
Tulang wormian terdapat pada beberapa tulang : adalah tulang kecil yang di temukan di dalam garis
sutura dan merupakan hasil perkembangan pusat-pusat osifikasi yang terpisah.

Tulang tengkorak terdiri dari atas tulang-tulang :


a. kranium (pembentuk atap dan basis kranii) terdiri dari :
Atap tengkorak terdiri atas tulang-tulang lempeng, masing-masing terdiri atas dua lapisan tulang
padat yang dipisahkan oleh lapisan tulang berrongga (diplo) yang mengandung sumsum merah
serta sejumlah vena diploika. Tulang-tulang ini adalah :

os. frontal

os. oksipital

os. sfenoidale

os. etmoidale

os. pareitale dekstra et sinistra

os. temporal dekstra et sinistra.

b. tulang-tulang wajah, terdiri atas :


Tulang-tulang wajah menggantung di bagian depan kranium dan terdiri dari atas tulang rahang
atas, tulang-tulang sekitar orbita, dan kavum nasi serta mandibula. Tulang-tulang tersebut adalah:

os. mandibula

os. vomer

15

os. nasal dekstra et sinistra

os. lakrimalis dekstra et sinistra

os. palatinum dekstra et sinistra

os. zygomatikum dekstra et sinistra

os. maksila dekstra et sinistra

os. konka inferior dekstra et sinistra.

Jadi tulang kepala berjumlah 32 buah tulang yang terdiri dari 18 buah tulang kranium dan 14 buah
tulang wajah.

A. Tulang-tulang pembentuk atap tengkorak :


Frontal
Jumlahnya 1 terletak pada bagian anterior memanjang ke belakang membentuk bagian depan dari
kubah tengkorak, sebagian besar atap kavum orbita, dan sebagian dinding dalam rongga hidung.
Bagian yang membentuk bagian depan kubah meluas dari margo supra orbita, batas atas orbita,
sampai bagian tulang ini bertemu dengan kedua os.parietal pada sutura koronalis. Pada bagian atas
hidung bersendi dengan os. sfenoid dan os. nasal. Pada os. frontal terdapat dua rongga udara yang
disebut sinus frontalis tepat di atas orbita. Sinus tersebut berhubungan ke bawah melalui tabung
sempit dengan meatus nasi medius pada setiap sisi, dan pada waktu hidup dilapisi membran mukosa
yang berhubungan dengan membran mukosa bagian dalam hidung. Sinus berkembang sejak tahun
pertama kehidupan sampai pubertas; sinus ini memiliki ukuran yang bervariasi dan sinus satu dapat
jauh lebih besar daripada sinus yang lain dan meluas ke sisi yang berlawanan. Pada bagian ini os.
frontale menebal karena mengandung sinus Bagian bawah dari os. frontal membentuk sebagian dari
basis kranii. Permukaan dalam os. frontale beralur untuk pembuluh darah dan dipisahkan oleh
membran dari lobus frontalis serebri.

Parietale

16

Jumlahnya 2 buah terletak kiri dan kanan. Berbentuk melengkung dan pipih, terletak pada puncak
kepala berhubungan dengan os. frontal oleh sutura koronalis, terus ke lateral berhubungan dengan os.
temporal oleh sutura dari os. temporalis, ke bagian belakang berhubungan dengan os. oksipital oleh
sutura lambdoidea. Pada bagian tengah yang menghubungkan os. parietale kanan dan kiri terdapat
sutura sagitalis. Membentuk 2/3 atap tengkorak. Permukaan dalamnya ditandai oleh parit untuk
pembuluh darah dan dipisahkan oleh membran dari lobus parietalis.

Oksipital
Jumlahnya 1 buah membentuk bagian belakang dari kavum kranii dan bagian posterior bassis kranii,
pada bagian superior berhubungan dengan os. parietale kanan dan kiri, serta os. temporal kanan dan
kiri. Foramen magnum adalah lubang besar pada oksipital, yang dilalui oleh :
a. ujung atas medula spinalis yang bergabung dengan medula oblongata serebri,
b. Ateri vertebralis kanan dan kiri yang mengalirkan sebagian darah unutk otak.
Kondilus oksipitalis merupakan dua permukaan sendi, satu di setiap sisi foramen magnum, yang
berhubungan dengan permukaan atas os. servikalis vertebrae I (atlas). Pada bagian belakang terdapat
tonjolan tulang yang disebut tuberantia oksipital eksterna. Permukaan dalam tulang menunjukkan parit
untuk pembuluh darah dan dipisahkan oleh membran dari lobus oksipitalis serebri dan serebelum.

Temporale
Jumlahnya 2 buah kiri dan kanan, merupakan tulang kompleks, yang membentuk bagian lateral bawah
dari atap tengkorak kanan dan kiri dan bassis kranii. Pada bagian anterior berhubungan dengan ala
mayor os. sfenoid, serta os. zygomatikum. Pada bagian bawah bersendi dengan ramus os. mandibula
pada bagian kaputnya. Dibagian bawah tengah terdapat meatus auditoriud ekternus. Pada bagian atas
berhubungan dengan os. paritale dan bagian belakang berhubungan dengan os. oksipital. Bagian ini
disebut pars skuamosa, sedangkan pada bagian dalam yang membentuk dasar dari basis kranii disebut
pars petrosa, dan pada bagian belakang telinga disebut bagian mastoid. Gambaran yang menonjol pada
permukaan luar adalah :

17

a. bagian datar yang membentuk sebagian kubah tengkorak dan dipisahkan oleh sutura dari os.
frontal di bagian depan, os. parietale di bagian atas, dan os. oksipital di bagian belakang,
b. meatus auditorius eksterna, sebuah lubang yang mengarah ke bawah di dalam tulang ke telinga
tengah,
c. prosessus mastoideus, tepat di belakang teling, tulang yang bertingkat, ukuran bervariasi, dan
mengandung sinus mastoid. Di dalam tengkorak os. temporale menunjukkan penonjolan rigi
tulang yang kasar yang berjalan ke belakang dan keluar. Organ pendengaran dan keseimbangan
tertutup di dalam rigi ini. Nervus fasialis (kranialis 7) dan nervus ausitorius (kranialis 8) memasuki
rigi pada meatus auditorius internus. Nervus fasialis berjalan melalui os. temporale untuk keluar ke
permukaan inferior tengkorak tepat di bagian medial prosessus mastoideus. Ujung nervus
ausitorius di dalam organ pendengaran dan keseimbangan.
d. prosessus stiloideus yang tipis, menonjol ke bawah dan ke depan dari permukaan inferior;
merupakan tempat perlekatan untuk beberapa otot dan ligamentum.
Arteria karotis internus pada tiap sisi berjalan melalui os. temporale untuk mencapai bagian dalam
tengkorak. Arteria ini memasuki kanalis karotis pada sisi basis kranii dan mengikuti bentuk S dalam
tulang.

Sfenoidale
Jumlahnya 1 buah. Berbentuk seperti kelelawar tidak beraturan. membentuk bagian dasar basis kranii
bagian depan. Terdiri atas bagian yaitu bagian tubuh (korpus os. sfenoidale) terletak pada bagian
tengah, 2 buah sayap minor dan mayor (ala minor dan ala mayor) yang mengarah ke bawah dari
bagian tengah tersebut, dan dua lempeng vertikal. Sebagian ala mayor os. sfenoidale terlihat pada
bagian samping tengkorak yang mengarah ke atas untuk bersatu dengan os. parietale. Pada bagian
posterior lateral berhubungan dengan os. temporale pars petrosa, bagian posterior medial berhubungan
dengan os. oksipital. Pada bagian depan lateral berhubungan dengan os. frontalis. Pada bagian tengah
berhubungan dengan os. etmoidale. Os. sfenoidale juga berartikulasi dengan os. malar, os. palatinum,
dan os. maksila. Pada pars ala minor os. sfenoidale membentuk dinding lateral posterior dari kavum
orbita. Korpus os. sfenoidale terletak di garis tengah basis kranii dan terdapat :

18

a. fossa hypophysialis, cekungan dalam yang diisi oleh kelenjar hipofisis,


b. prosessus klinoideus anterior dan posterior, dua di depan dan dua di belakang fossa hypophysialis.
Pada bagian korpus anterior terdapat rongga udara yang disebut sinus sfenoidale, ukuran bervariasi
dan sebagian dibagi menjadi dua septum tulang; sinus ini berhubungan dengan rongga pada bagian
belakang hidung dan pada waktu hidup dilapisi oleh membran mukosa yang bersambungan dengan
membran mukosa hidung.

Etmoidale
Jumlahnya 1 buah, berbentuk kubus yang tidak beraturan. Tulang ini ringan karena di dalamnya
terdapat rongga-rongga halus. Tulang ini terletak di antara os. frontal di bagian depan dan os.
sfenoidale di bagian belakang, membentuk sebagian fossa kranii anterior, kavum kranii, kavum orbita.
Tulang ini merupakan bagian anterior dari basis kranii terletak diantara kavum orbita kanan dan kiri
membentuk sebagian dinding hidung bagian luar dan dinding bagian dalam orbita. Serta lempeng
vertikal di garis tengah yang membentuk sebagian septum nasi dari pangkal hidung. Dan pada bagian
dalam dari tulang ini terdapat krista galli, taji tulang yang kecil dan tajam, yang merupakan tempat
melekatnya ujung depan falks serebri dan pada setiap sisi terdapat lempeng tulang datar yang
ditembus oleh beberapa lubang yang dilalui oleh serat-serat nervus olfaktorius (kranialis pertama) dari
hidung ke otak dan di sebut area kribiformis yang merupakan tempat reseptor dari nervus kranialis 1
olfaktorius, yaitu di sini area tempat penciuman. Pada depan tulang yang membentuk dinding orbita
ini terdapat rongga yang disebut sinus etmoidalis, yang berhubungan dengan bagian dalam rongga
hidung dan pada waktu hidup dilapisi membran mukosa. Tulang ini pada bagian belakang
berhubungan dengan os. sphenoidale dan di depan berhubungan dengan os. frontal, os. nasal, os.
maksilaris, os. lakrimalis, os. palatina, os. zygomatikum, dan os. vomer.

B. tulang-tulang pembentuk wajah :


Maksila
Jumlahnya 2 buah kanan dan kiri, membentuk rahang atas dan semua tulang di antara mata dan mulut.
Kedua tulang tersebut membawa gigi dan juga membentuk atap mulut, dasar orbita dan dinding luar

19

rongga hidung. Terdapat rongga (antrum maksilaris) berisi udara yang mengisi sebagian besar os.
maksilaris yang disebut sinus maksilaris. Merupakan bagian dari wajah membentuk batas lateral dan
inferior kavum nasi. Bagian inferior dari kavum orbita. Disebut juga rahang atas pada bagian dalam
terdapat tempat untuk melekatkan gigi-gigi kaninus pada rahang atas.
Mandibula
Jumlahnya 1 buah. Disebut juga tulang rahang bawah. Bersendi dengan os. temporalis, dan merupakan
satu-satunya artikulasi yang dapat bergerak pada tulang-tulang tengkorak. Pada bagian dalam terdapat
tempat untuk melekatkan gigi-gigi. Terdiri dari :
a. badan yang horisontal kuat dan melengkung; tulang ini membawa gigi dan bagian depan yang
melengkung membentuk dagu,
b. ramus vertikal, yang mengarah ke atas dari setiap ujung arkus badan yang horisontal dan membagi
ujung atas menjadi : prosessus koronoideus tipis yang runcing, tempat muskulus temporalis
melekat, dan kaput sendi yang membentuk sendi dengan permukaan sendi pada permukaan
inferior os. temporale membentuk artikulasio temporomandibular.

Zygomatikum
Jumlahnya 2 kanan dan kiri. Bentuk tulang kuadraangular. Disebut juga tulang pipi karena membentuk
tonjolan pipi dan tiap-tiap tulang membentuk sebagian lengkungan. Membentuk dasar dari kavum
orbita serta dinding lateral luar kavum orbita. Pada bagian atas depan berhubungan dengan os. frontal.
Bagian belakang berhubungan dengan os. temporale. Sedangkan bagian bawah berhubungan dengan
os. maksilaris.

Palatinum
Jumlahnya 2 buah kanan dan kiri berbentuk huruf L. Disebut juga tulang langit-langit rongga mulut.
Pada bagian depan berhubungan dengan os. maksilaris. Bagian atas dan belakang berhubungan dengan
os. sphenoidale, os. etmoidale dan os. vomer. Tulang ini membentuk dasar dan lateral dari kavum
nasal. Dan menjadi bagian atas dari kavum oris. Tulang terbagi dua yaitu palatum durum bagian yang
mengalami osifikasi dan palatum molle terdiri dari jaringan kartilago.

20

Nasale
Jumlahnya 2 buah kanan dan kiri, membentuk batang hidung. Bentuk tulang empat persegi panjang.
Ukuran pada tiap individu berbeda. Membentuk tutup bagian depan dari kavum nasalis. Pada bagian
inferiornya terdapat kartilago hialin yang membuat hidung menjadi elastis. Bagian atas berhubungan
dengan os. etmoidale dan os. frontal. Merupakan bagian medial dari kavum orbita kanan dan kiri. Dan
pada bagian lateral tulang ini berhubungan dengan os. lakrimalis. Bagian bawah berhubungan dengan
os. maksilaris.

Lacrimale
Jumlahnya 2 buah kanan dan kiri. Membentuk dinding medial dari kvum orbita. Tulang ini kecil dan
rapuh. Pada tulang ini terdapat cekungan tulang tempat sakus lakrimalis (kantong kelenjar airmata)
dan terdapat saluran kelenjar lakrimalis (kelenjar air mata). Pada bagian atas tulang ini berhubungan
dengan os. frontal dan os. etmoidale. Pada bagian bawah berhubungan dengan os. maksilaris.

Vomer
Jumlahnya 1 buah. Terletak pada bagian belakang dari os. nasal dan membentuk sekat dari kavum
nasalis sehingga terbagi 2 kanan dan kiri, disebut juga septum nasi. Bagian atas berhubungan dengan
os. sphenoidale dan os. etmoidale. Pada bagian bawah berhubungan dengan os. maksilaris, os.
palatina. Pada bagian inferior terdapat jaringan kartilago yang berhubungan dengan jaringan kartilago
dari os. nasal.

Konka inferior
Jumlahnya 2 buah. Tulang ini tipis dan berlekuk-lekuk. Tulang ini membentuk dinding lateral dari
kavum nasalis. Tulang ini pada bagian atas berhubungan dengan os. etmoidale dan bagian bawah
berhubungan dengan os. maksilaris, os. palatina, os. vomer.

Tengkorak dilihat dari atas menunjukkan :

21

os. frontale,
os. parietale kanan dan kiri,
os. oksipital di belakang.

Tengkorak di lihat dari belakang menunjukkan :


os. parietale kanan dan kiri,
os. oksipital di belakang,
prosessus mastoideus os. temporale.
Tengkorak di lihat dari samping menunjukkan :
kubah, dibentuk oleh os. frontale, parietale, temporale, dan oksipital,
wajah, dibentuk oleh os. frontale, nasale, zygomatikum, maksila, dan mandibula.
Tengkorak di lihat dari bawah (dengan menyingkirkan mandibula) menunjukkan :
a. gigi rahang atas, cekungan palatum durum, yang dibentuk oleh prosessus palatinus maksila di
bagian depan dan sebagian os. palatinus di bagian belakang,
b. arkus zigomatikus, dibentuk terutama oleh os. zigomatikus, dengan penonjolan maksila di bagian
depan dan os. temporale di bagian lain di belakang,
c. fossa infratemporalis, ruang di antara arkus zigomatikus dan kubah tengkorak,
d. bagian dari os. sfenoidale,
e. bagian os. temporale, mencakup prosessus mastoideus, prosessus styloideus, dan kanalis karotikus
(yang dilalui arteri karotis internus).
f. os. oksipital, mengelilingi foramen magnum,
g. foramen magnum, yang dilalui oleh medula spinalis, dan arteria vertebralis,
h. kondilus oksipitalis, di setiap sisi foramen magnum, untuk artikulatio atlantooksipitalis (vertebrae
serviklis I),
i. beberapa foramen untuk pembuluh darah dan saraf.
Bagian dalam dari atas setelah kubah tengkorak disingkirkan maka, basis kranii memiliki fossa
(cekungan) kranialis anterior, fossa kranialis media dan fossa kranialis posterior.
a. Fossa kranialis anterior :

22

lamina orbitalis os. frontale, yang membentuk atap orbita,

krista galli dan lamina kribiformis os. etmoidale, terletak diantara dua lamina orbitalis

ala minor os. sfenoidale, foramen optikum adalah sebuah lubang pada os. sfenoidale yang
dilalui oleh nervus optikus di setiap sisi dari orbita menuju ke otak.

Ciri lain :
o pars orbitalis os. frontal membentuk atap orbita.
o batas antara fossa kranialis anterior dan media adalah tepi posterior ala minor os.
sfenoidale.

b. Fossa kranialis media atau fossa hypophysialis


Adalah cekungan di bagian tengah os. sfenoidale yang merupakan bagian yang melindungi
kelenjar hipofisis. Prosessus klinoideus anterior dan posterior merupakan penonjolan tulang yang
sangat kecil, dua di depan dan dua di belakang fossa hipophysialis. Arteri karotis internus
memasuki tengkorak melalui lubang di bagian posterolateral fossa.

Tulang :
o ala mayor os. sfenoid, dibagian depan,
o os. temporale, di bagian tengah,
o bagian depan pars petrosa os. temporale di bagian belakang.

Foramina :
o foramen rotundum
o foramen ovale
o foramen spinosum
o foramen laserum
o fissura orbitalis superior

Ciri lain :
o di garis tengah terdapat korpus os. sfenoidale dan sella tursika serta sinus sfenoidale.
o batas antara fossa kranialis media dan posterior adalah tepi atas os. temporale petrosa.

23

c. Fossa kranialis posterior


Merupakan fossa yang terbesar dan terdalam, dibentuk dari:

Tulang :
o pars petrosa os. temporal
o os. oksipital

Foramina :
o foramen magnum, merupakan lubang besar pada dasar tengkorak pada os. oksipitalis
tempat keluarnya medula spinalis menuju foramen vertebralis.
o meatus auditorius interna
o foramen jugularis.

Ciri lain :
o Permukaan dalam os. oksipital ditandai oleh adanya alur-alur dalam untuk sinus
tranversus dan sinus vena sigmoid, alur ini menuju foramen rotundum.
o Foramen jugularis adalah celah antara os. oksipital dan os. temporale.
o cekungan dalam pada tiap sisi tempat dari serebellum.

Sutura, beberapa dinamai :

sutura koronalis memisahkan os. frontale dengan os. parietale,

sutura sagitalis memisahkan kedua os. parietale,

sutura lambdoidea memisahkan kedua os. parietale dengan os. oksipital.

Kubah tengkorak memiliki sedikit elastisitas, dan mungkin tidak mengalami fraktur pada benturan
yang dapat menyebabkan cedera otak. Fraktur tulang tengkorak biasanya terjadi akibat benturan
langsung. Benturan terlokalisasi pada kubah tengkorak sering menyebabkan fraktur dengan tulang
melesak ke dalam; otak pembuluh darah dan meningen di sekitar otak sering mengalami cedera. Basis
kranii sangat rigid dan fraktur pada daerah ini sering melukai struktur lain; sinus udara, pembuluh
darah yang melaluinya dan saraf kranial.

24

Gigi

Gigi susu
Gigi susu lebih kecil dan berbentuk lebih sederhana daripada gigi permanen. Gigi ini sudah terbentuk
dalam rahang pada usia kandungan 9 bulan. Gigi susu mengalami erupsi (yaitu, tumbuh melewati
gusi):
2 incisivus sentral bawah pada usia 6 bulan,
2 incisivus atau pada sekitar 8 bulan,
incisivus lateral bawah, kaninus dan molar I pada 15 20 bulan,
molar II pada 20 24 bulan.
Tepat sebelum pemunculan gigi permanen tertentu, mahkota gigi susu pecah dan akar diabsorbsi.
Gigi susu terdiri dari 20 gigi, yaitu :
2 incsivus, kanan, kiri, atas, bawah,
1 caninus, kanan, kiri, atas, bawah,
2 molar, kanan, kiri, atas, bawah.

Gigi permanen
Gigi permanen mulai terbentuk di bawah gigi susu selama kehidupan intrauterin dan mengalami
erupsi antara usia 6 tahun dan 25 tahun. Molar ketiga (gigi bungsu) kadang kadang tidak mengalami
erupsi.
Gigi permanen terdiri dari 32 gigi, yaitu :
2 incisivus, kanan, kiri, atas, bawah,
1 caninus, kanan, kiri, atas, bawah,
2 premolar, kanan, kiri, atas, bawah,
3 molar, kanan, kiri, atas, bawah.
Komposisi gigi
Setiap gigi terdiri dari :
mahkota gigi, yaitu bagian yang menonjol ke dalam mulut,

25

leher, yaitu cincin yang agak menyempit tempat melekatnya gusi,


akar, yaitu bagian yang masuk ke dalam tulang maksila atau mandibula untuk fiksasi dalam
alveolus tulang tersebut.
Gigi incisivus memiliki ujung yang datar dengan mahkota gigi dan satu akar; gigi kaninus panjang dan
runcing serta memiliki satu akar; premolar memiliki 2 tuberkel pada permukaan mahkota dan dua
akar; molar memiliki tiga sampai empat atau lima tuberkel serta dua atau tiga akar.
Gigi antagonis tidak tepat saling berlawanan, sehingga setiap gigi bersentuhan dengan dua gigi pada
rahang yang berlawanan. Lengkung gigi rahang atas lebih lebar daripada rahang bawah, sehingga bila
rahang dikatupkan, incisivus atas dan kaninus melampaui incisivus dan kaninus bawah.
Setiap gigi dibentuk oleh :
email, lapisan keras pada permukaan luar mahkota gigi,
dentin, di bawah mahkota dan membentuk akar gigi,
rongga gigi disebut juga bagian pulpa gigi, berisi jaringan ikat, saraf pembuluh darah dan
limfe, yang memasuki gigi melalui saluran pada ujung akar gigi.

Os. Hyoideum
Os. hyoideum adalah tulang kecil di dalam leher. Tulang ini tidak membentuk persendian dengan
tulang lain. Os. hyoideum terletak di garis tengah di bawah lidah dan di atas laring. Tulang ini terdiri
dari sebuah korpus, dua kornu mayus dan dua kornu minus.
Berikut ini struktur yang melekat pada os. hyoideum :
beberapa otot lidah,
sebagian dinding faring,
membrana thyroiddea, yang menghubungkan os. hyoideum dengan kartilago tiroidea laring.
Tulang ini tidak mengalami osifikasi sempurna sampai usia setengah baya. Tulang ini dapat patah
karena strangulasi.

26

Tulang belakang (Kolumna Vertebralis)

Tulang belakang (kolumsa vertebralis) adalah pilar yang kuat, melengkung dan dapat bergerak yang
menopang tengkorak, dinding dada, dan ekstremitas atas, menyalurkan berat badan ke ekstremitas
bawah, dan melindungi medula spinalis. Terdiri dari 26 os. vertebrae, yang dibagi menjadi :

Os. vertebrae servikalis 7 buah (C I-VII),

os. vertebrae thorakalis 12 buah (Th I-XII),

os vertebrae lumbalis 5 buah (L I-V),

os. vertebrae sakralis 5 buah yang menyatu menjadi satu,

os. vertebrae koksigeus 4 buah yang menyatu menjadi satu.

Semua disatukan oleh ligamentum, diskus intervertebralis, dan sendi sinovial antara prosessus
artikularis. Setiap vertebra terdiri dari tulang spongiosa yang terisi dengan sumsum tulang merah
sehingga vena yang mengalir dari situ menimbulkan foramina yang besar pada bagian belakang
korpus dan dilapisi oleh selapis tipis tulang padat.
Tulang vertabra menunjukkan perbedaan berdasarkan pola yang umum. Vertebra tipikal
menunjukkan :

bagian korpus, lempeng tulang yang tebal, agak melengkung di permukaan atas dan bawah.
Semakin ke bawah korpus semakin tebal karena fungsinya menopang berat badan. Merupakan
bagian anterior dari os. vertebra.

arkus vertebra, terdiri dari :

pedikulus di bagian depan : bagian tulang yang berjalan ke arah bawah dari korpus,
dengan lekukan pada vertebra di dekatnya membentuk foramen intervertebrale,

lamina di bagian belakang : bagian tulang yang pipih berjalan ke arah belakang dan ke
dalam untuk bergabung dengan pasangan dari sisi berlawanan.

kanalis vertebralis (foramen vertebralis) terdapat di posterior dari korpus, pedikulus di bagian
samping, dan lamina di bagian samping dan belakang.

27

foramen intervertebrale : lubang pada bagian samping, di antara dua vertebra yang berdekatan;
dilalui oleh nervus spinalis yang sesuai.

prosessus artikularis superior dan inferior : membentuk persendian dengan prosessus yang
sama pada vertebra di atas dan di bawahnya.

prosessus transversus : bagian tulang yang menonjol ke lateral.

spina vertebrae : bagian yang menonjol ke arah posterio dan ke bawah.

diskus intervertebralis adalah cakram yang melekat pada permukaan korpus dua vertebra yang
berdekatan; terdiri dari anulus fibrosus, cincin jaringan fibrokartilaginosa pada bagian luar dan
nukleus pulposus, sat semi cair yang mengandung sedikit serat dan tertutup di dalam anulus
fibrosus.

Sejumlah ligamentum yang menghubungkan vertebra :

ligamentum longitudinalis anterior berjalan ke bawah di depan korpus vertebra,

ligamentum longitudinalis posterior berjalan ke bawah di belakang korpus vertebra, yaitu di


dalam kanalis vertebralis,

ligamentum-ligamentum pendek yang menghubungkan prosessus tranversus dan spina serta


mengelilingi sendi pada prosessus artikularis.

Vertebrae servikalis
Vertebra servikalis kecil memiliki korpus yang kecil dan tipis, spina terbelah dua (bifida), prosessus
tranversus dengan tuberkulum anterior dan posterior, di mana terdapat foramen transversarium sebagai
tempat lewat arteri vertebralis.
Vertebra servikalis I (teratas disebut juga atlas) berbeda karena :

tidak mempunyai korpus dan hanya sebuah arkus transversus tulang di bagian depan,

facies artikularis pada bagian dalam arkus transversus ini untuk prosessus odontoid pada aksis,

facies artikularis di bagian atas untuk artikulasi dengan permukaan inferior os. oksipital.

Os. vertebrae servikalis II (disebut juga aksis) dalam perkembangannya sehingga membentuk
prosessus odontoid yang mencuat ke atas dari korpus dan berartikulasi dengan arkus anterior atlas.
28

Prosessus ini di fiksasi oleh ligamentum-ligamentum pendek yang menghubungkannya dengan atlas
dan pada sisi foramen magnum os. oksipital. Kerusakan atau cedera pada daerah ini bisa menyebabkan
kematian atau kelumpuhan total pada bagian tubuh di bawahnya (paralisis).

Vertebrae thorakalis :
Korpus berbentuk jantung, mempunyai ciri :

terdapat permukaan berbentuk seperti facet permukaannya halus licin terletak pada bagian
superior lateral dari korpus yang bersendi dengan os. kostalis (facies artikularis) dan pada
bagian inferior lateral terdapat bagian serupa yang nantinya bersendi dengan kaput os.
kostalis,

spina panjang melengkung ke bawah,

prosessus tranversus panjang dengan facet untuk tuberkulum kosta.

Vertebra ini menjadi lebih besar dari atas ke arah bawah karena harus menopang berat badan yang
makin besar, dan vertebra thorakalis XII merupakan vertebra masif yang menyerupai lumbalis.

Vertebrae lumbalis
Korpus besar, dan prosessus lateralis serta spinosus yang besar dan kuat. Kanalis vertebralis berbentuk
segitiga, dan spina besar condong ke belakang sehingga kita bisa memasukksan jarum untuk
melakukan pungsi lumbal. Facet artikularis menghadap ke mediolateral sehingga tidak memungkinkan
rotasi. Kanalis vertebralis dibentuk oleh sambungan foramen vertebrale dan oleh diskus
intervertebralis dan ligamentum yang menghubungkannya. Kanalis ini berisi :

medula spinalis, yang berjalan ke bawah sampai vertebra lumbalis pertama atau kedua,

nervus spinalis ketika meninggalkan dan memasuki medula spinalis,

pembuluh darah,

meningen (menutupi medula spinalis).

Sakrum

29

Sakrum dibentuk oleh lima vertebra yang berfusi menjadi satu. Tulang ini berbentuk baji yang
melengkung, dengan ciri :

permukaan konkaf yang licin di bagian anterior, yang membentuk bagian belakang rongga
panggul,

permukaan konveks yang kasar di bagian posterior yang merupakan tempat perlekatan
ligamentum dan sebagian muskulus erektor spina dan muskulus gluteus maksimus,

fasies artikularis pada tiap sisi untuk artikulasi dengan os. ilium,

fasies artikularis kecil di bagian bawah untuk artikulasi dengan os. koksigeus,

empat foramen sakralis anterior dan empat posterior yang dilalui oleh cabang anterior dan
posterior nervus sakralis.

Koksigeus
Os. koksigeus adalah tulang kecil berbentuk segitiga, dibentuk dari empat os. koksigeus yang
bergabung menjadi satu. Tulang ini berartikulasi dengan sakrum dan membentuk sebagian dinding
posterior pelvis.
Nyeri pada tulang koksigeus akibat jatuh terduduk disebut Coccydinia.

Panjang dan bentuk kolumna vertebralis


Panjang kolumna vertebralis kurang lebih sama pada semua orang pada tinggi rata-rata : 70 cm untuk
laki-laki, 60 cm untuk wanita. Diskus intervertebralis membentuk seperlima dari total tinggi badan.
Kolumna vertebralis dilihat dari depan biasanya vertikal. Mungkin terdapat penyimpangan ringan
pada satu sisi atau sisi lain pada regio thorakalis, dengan lengkungan kompensasi ke arah berlawanan
pada regio servikalis dan lumbalis.
Sebelum lahir, kolumna vertebralis menunjukkan konkavitas ke arah depan. Dengan perkembangan
kepala dan adopsi postur vertikal, konveksitas ke arah depan tampak pada regio servikal dan lumbal.
Bentuk akhirnya, maka kolumna vertebralis menunjukkan :

regio servikalis melengkung ke depan,

30

regio thorakalis melengkung ke belakang,

regio lumbalis melengkung ke depan,

regio sakralis dan koksigeus melengkung ke belakang di atas dan ke depan di bawah.

Gerakan kolumna vertebralis


Kolumna vertebralis dapat melakukan fleksi, ekstensi, rotasi dan gerakan lateral. Gerakan ini
dimungkinkan oleh :

gerakan-gerakan keci di antara vertebra yang berdekatan,

perubahan pada diskus intervertebralis, yang dapat dikompresi dan diperlebar.

Bentuk atlas dan aksis memungkinkan gerakan menunduk dan rotasi kepala. Gerakan dihasilkan oleh
kerja sejumlah besar otot yang melekat pada sepanjang kolumna vertebralis. Kelompok muskulus
erektor spina yang kuat, yang berjalan dari sakrum sampai kepala, mengisi jarak pada tiap sisi spina
vertebra dan memiliki kerja ekstensor yang kuat. Keerja lain dilakukan oleh banyak otot, termasuk
muskulus sternokleidomastoideus, otot leher dalam, otot yang melekat pada iga, dan otot dinding
perut.

Gangguan pada kolumna vertebra


Skoliosis merupakan lengkungan kolumna vertebra ke arah lateral.
Lordosis merupakan deformitas ekstensi sehingga pasien berdiri dengan badannya terdorong ke depan.
Kifosis merupakan deformitas fleksi sehingga pasien berdiri dengan kepala membungkuk ke bawah.
Kolaps korpus vertebra dapat diakibatkan oleh fraktur korpus atau akibat suatu penyakit (biasanya
kanker atau tuberkulosis); korpus vertebra menjadi bentuk baji dengan ujung menipis di bagian depan;
bila tidak diobati, menyebabkan punuk, yang merupakan bentuk kifosis yang ekstrem.
Nyeri punggung sering diakibatkan asimetri minor kolumna vertebralis, terutama di regio
lumbosakral.
Prolapsus diskus intervertebralis diakibatkan oleh ruptur anulus fibrosus sebuah diskus
intervertebralis. Nukleus pulposus diskus terdorong keluar melalui lubang dan dapat menekan nervus
spinalis atau yang lebih jarang menekan medula spinalis. Bila hal ini terjadi pada regio servikalis,

31

pasien mengalami kaku leher akut dan nyeri yang menjalar ke bawah ke arah lengan. Bila terjadi pada
regio lumbalis, pasien mengalami nyeri punggung bawah (lumbago) atau nyeri menjalar ke tungkai
(sciatica).

32

Dinding dada

Dinding dada dibentuk oleh tulang :

sternum,

kosta dan kartilago kostalis,

pars thorakalis kolumna vertebralis.

Sternum
Sternum adalah tulang pipih, berbentuk pedang, terletak dalam subkutan pada garis tengah di bagian
depan dada. Terdiri dari tiga bagian :
manubrium
korpus
prosessus xyphoideus
Manubrium bagian atas, panjang sekitar 5 cm dan berjalan ke arah bawah dan agak ke depan untuk
bersatu dengan korpus dengan sudut yang mudah teraba yang disebut angulus sternalis.
Incisura suprasternalis adalah lekukan di garis tengah pada batas atas. Klavikula berartikulasi dengan
manubrium sterni pada tiap sisinya pada sudut laterosuperior. Kartilago kostalis kosta pertama
berartikulasi dengan batas lateral dan kartilago kosta kedua dengan angulus sternalis.
Korpus merupakan tulang panjang, pipih, dan agak bergerigi, dengan artikulasio sepanjang batas
lateralnya untuk kartilago kostalis ketiga sampai ketujuh.
Prosessus xiphoideus adalah lempeng kecil pada bagian inferior dari korpus, kadang-kadang
ditembusi dengan sebuah lubang atau terbagi menjadi dua lubang. Kartilago mulai mengalami
osifikasi lebih lambat daripada tulang lain; sendi di antaranya dan korpus tidak mengalami osifikasi
sampai usia baya.

Permukaan posterior sternum licin dan agak konkaf. Permukaan ini bersentuhan dengan struktur
mediastinum superior dan anterior timus, jantung di dalam perikardium, paru di dalam pleura. Kosta

33

terdiri dari dua belas pasang tulang yang mengelilingi dinding dada dan berartikulasi di belakang
dengan kolumna vertebralis dan di depan, melalui kartilago kostalis, dengan sternum.
Tiap kosta memiliki :
sebuah kaput, yang berartikulasi dengan kolumna vertebralis,
sebuah kolum, pendek dan mengarah ke belakang dan agak ke lateral,
sebuah tuberkulum, penonjolan pendek yang berartikulasi dengan prosessus lateralis vertebra,
sebuah korpus, bagian tulang yang panjang, berjalan ke arah depan dan ke bawah mengelilingi
dinding dada berakhir di depan dengan kartilago kostalis.
Kosta memiliki permukaan eksternal dan internal. Batas atas membulat. Batas bawah memiliki sulkus
tempat berjalan pembuluh darah dan nervus interkostalis. Ruang diantara dua kosta yang berdekatan
diisi oleh muskulus interkostalis eksterna dan interna yang melekat pada kedua tulang atas dan bawah.
Terdapat perbedaan individual antar kosta, terutama :
Kosta pertama : pendek, dengan permukaannya menghadap sebagian besar ke arah atas dan ke bawah.
Kosta ke sebelas dan ke dua belas : rudimenter, pendek dan tajam.
Kartilago kostalis menghubungkan kosta 1 10 dengan sternum. Kartilago kostalis 7 10
dihubungkan dengan satu kartilago dengan pertautan pada kartilago korpus sternalis dan xiphoideus.
Kartilago kosta 11 12 pendek tebal dan tajam, tidak mencapai sternum, dan berujung pada otot
dinding perut.

Pintu masuk toraks, pada ujung atas toraks, berbentuk seperti ginajl, lebar sekitar 10 cm dan jarak
depan ke belakang sekitar 5 cm. Batas batas adalah :
vertebra thorasika I,
kosta I dan kartilago kostanya,
batas atas manubrium, yaitu incisura suprasternalis.
Pintu masuk ini menghadap ke bawah dan ke depan. Berisi apeks paru, dan dilewati oleh trakea,
esofagus, arteri karotis komunis, dan vena jugularis interna.

Pintu keluar toraks, pada ujung bawah, besar, ireguler dan di batasi oleh :

34

vertebra thorasika ke dua belas,


kosta bagian bawah dan kartilago kostalis,
artikulasio xiphisternal,
pada bagian bawah di tutup oleh diafragma.

Gerakan Dinding Dada


Ukuran rongga toraks membesar pada saat inspirasi dan mengecil pada saat ekspirasi. Pada inspirasi :
a. otot diafragma berkontraksi dan menarik central tendineum ke arah bawah, sehingga
meningkatkan panjang rongga toraks,
b. kontraksi muskulus interkostalis eksternal memutar kosta ke arah luar dan ke atas, sehingga
memperlebar rongga toraks.
Pada saat ekspirasi terdapat rekoil elastik dinidng dada kembali pada posisi istirahat dan elevasi
centrum tendineum diafragma. Pada saat respirasi dalam keadaan tenang, kosta pertama tidak bergerak
dan kosta kedua hanya bergerak sedikit, dan kosta kesebelas dan keduabelas terfiksasi pada otot perut.
Ukuran rongga toraks bertambah dengan ekstensi kolumna vertebralis dan berkurang dengan fleksi
kolumna vertebralis.
Fraktur kosta dapat diakibatkan oleh benturan langsung atau kompresi kuat pada dada. Fraktur kosta
tunggal biasanya tidak menyebabkan komplikasi, tetapi bila beberapa kosta patah, dinding dada
tertarik ke dalam dan mencederai jantung dan paru. Fraktur sternum dapat diakibatkan oleh cedera
yang sama yang menyebabkan fraktur kosta atau oleh cedera fleksi kuat pada vertebra thorasika.

35

Tulang anggota gerak

Tulang ekstremitas atas


Tulang ekstremitas atas atau tulang lengan, terdiri dari :
os. skapula
os. klavikula
os. humerus
os. radius
os. ulna
ossa carpi
os. metakarpal
os. phalanges

Os. Skapula (tulang belikat)


Skapula adalah tulang ppipih berbentuk segitiga yang membentuk sebagian gelang bahu. Tulang ini
mempunyai dua paermukaan, yaitu anterior dan posterior, dan tiga batas, yaitu : superior, latral,
medial. Permukaan anterior agak konkaf dan terletak pada dinding toraks posterior. Permukaan
posterior dibagi menjadi dua daerah oleh spina skapula, rigi tulang, yang teraba melalui kulit, berjalan
melintasi lebar skapula berujung di sebelah lateral sebagai akromion, bagian tulang yang tebal yang
terletak tepat di atas sendi bahu. Akromion berartikulasi dengan ujung lateral klvikula. Prosessus
korakoideus yang berujung kecil dan tajam mengarah ke depan dari batas atas skapula, menonjol tepat
di bawah klavikula. Kavitas glenoidale, pada ujung atas batas luar skapula berartikulasi dengan kaput
humeri membentuk sendi bahu. Skapula dihubungkan dengan kepala, badan dan lengan oleh sejumlah
otot. Gerakan sendi bahu meluncur melalui permukaan posterior dinding dada.
Fraktur skapula tidak lazim karena terlindungi oleh otot dan terletak mendatar pada dinding dada.

Os. Klavikula (tulang selangka)

36

Klavikula adalah tulang panjang berbentuk huruf S yang ujung medialnya melekat pada manubrium
sterni dan ujung lateralnya pada akromion skapula. Keberadaan dan posisinya memungkinkan lengan
menggantung dari tubuh, dan memberikan rentang gerak yang luas pada sendi bahu.
Fraktur klavikula dapat terjadi pada semua umur, tetapi paling sering pada anak dan dewasa muda. Hal
ini terjadi akibat jatuh pada bahu. Fraktur biasanya terjadi pada sekitar pertengahan tulang.

Os. Humerus
Humerus adalah tulang panjang di bagi atas :
kaput (ujung atas),
kolum (bagian berbentuk leher),
korpus (bagian tengah),
ujung bawah.
Kaput hampir berbentuk setengah lingkaran dan berartikulasi dengan kavitas glenoidale dari os.
skapula.
Kolum anatomikium adalah alur dangkal yang terletak tepat di bawah kaput. Setelah kolum pada
ujung atas korpus terdapat tuberkulum mayus (di depan) dan tuberkulum minus (di belakang)
merupakan dua tonjolan tempat melekatnya otot. Kolum sirurgikum merupakan ujung atas korpus
tepat di bawah tuberkulum.
Korpus merupakan bagian tulang berbentuk silinder. Tuberositas deltoidea merupakan rigi berbentuk
V pada aspek lateral di pertengahan bawah untuk insersi muskulus deltoideus. Sulkus spiralis
merupakan alur pada bagian belakang bawah korpus tempat berjalan nervus radialis. Otot ini melekat
pada seluruh korpus.
Ujung bawah lebar, dan mendatar anteroposterior, memiliki epikondilus lateral pada aspek lateralnya
dan epikondilus medial pada aspek medialnya, keduanya merupakan tempat melekatnya otot.
Kapitulum humeri merupakan eminentia (cekungan diantara dua tuberkulum) yang bulat dengan
permukaan sendi yang berartikulasi dengan kaput os. radii; troklea merupakan permukaan sendi,
medial dari kapitulum, untuk artikulasi dengan ujung atas os. ulna.
Fraktur humerus paling sering terjadi pada :

37

kolum sirurgikum,

korpus; pada fraktur korpus, nervus radialis yang berjalan dalam sulkus nervi radialis dapat
mengalami cedera,

epikondilus lateralis dan medialis.

Os. radius dan os. ulna


Radius adalah tulang pada bagian luar lengan bawah (bagian lateral). Tulang ini mempunyai :
a.

Ujung atas dengan :

kaput, yang berartikulasi dengan kapitulum humerus,

kolum,

tuberositas, tempat melekatnya tendon muskulus biseps.

b.

Korpus, tempat melekatnyaberbagai otot fleksor dan ekstensor lengan bawah.

c.

Ujung bawah, dengan prosessus styloideus yang tajam dan permukaan sendi untuk beberapa
tulang pergelangan tangan dan permukaan sendi untuk ujung bawah os. ulna.

Ulna adalah tulang panjang pada bagian dalam lengan bawah (bagian medial). Tulang ini mempunyai :
a.

Ujung atas dengan :

olecranon, dengan penonjolan yang terletak di bagian belakang ujung bawah os. humerus,

prosessus koronoideus, penonjolan di bagian depan,

permukaan sendi pada prosessus tersebut untuk ujung bawah os. humerus dan sisi luar kaput
radii.

b.

Korpus, yang makin mengecil dan merupakan tempat perlekatan otot fleksor dan ektensor lengan
bawah dan tangan.

c.

Ujung bawah dengan :

prosessus styloideus kecil,

permukaan sendi untuk ujung bawah radius,

38

permukaan sendi yang dipisahkan dari tulang pergelangan tangan oleh bantalan tulang
rawan.

Membrana interossea merupakan selapis jaringan fibrosa, yang melekat pada tepi yang berdekatan
dari os. radius dan os. ulna serta mengisi ruang di antara tulang-tulang tersebut. Membran ini
merupakan tempat perlekatan otot di bagian depan dan belakang.
Fraktur dapat terjadi pada :
a.

olecranon,

b.

kolum radii,

c.

korpus kedua tulang,

d.

ujung bawah kedua tulang.

Fraktur colles adalah fraktur pada ujung bawah os. radius (ujung bawah terdorong ke belakang,
menyebabkan pergelangan tangan tampak seperti garpu) biasanya dengan kombinasi fraktur prosessus
styloideus os. ulna.

Ossa Karpalia
Ossa karpalia terdiri dari delapan tulang kecil berbentuk tidak beraturan (irreguler) yang tersusun
dalam dua lajur :
a.

lajur proksimal (lateromedial): os. scaphoideum, os. lunatum, os. triquetrum, os. pisiforme,

b.

lajur distal (lateromedial) : os. trapezium, os. trapezoideum, os. kapitatum, os. hamatum.

Tulang-tulang pergelangan tangan berartikulasi ke atas pada os. radius dan os. ulna dan ke bawah
dengan os. metakarpal.
Fraktur os. scaphoid biasanya diakibatkan oleh jatuh pada tangan atau puntiran keras pada
pergelangan tangan. Fraktur tidak sembuh dengan cepat bila fraktur memutuskan suplai darah sampai
setengahnya, dan membutuhkan imobilisasi dengan plester dalam waktu lama.

Ossa metakarpalia
Ossa metakarpalia terdiri dari loima tulang tangan. Tulang ini memiliki :
a.

basis, yang berartrikulasi dengan karpal,

39

b.

korpus,

c.

kaput, ujung membulat yang berartikulasi dengan phalang I (proksimal) pada jari yang sesuai.

Phalanges
Ibu jari mempunyai dua phalang, sedangkan jari-jari lain memiliki tiga phalang. Semakin ke ujung
ukuran makin kecil. Pada phalang distal terdapat daerah yang kasar pada bantalan jari.

Tulang ekstremitas bawah (tulang tungkai)


Tulang tungkai terdiri dari :

os. koksae (inominata),

os. femur,

os. patella,

os. tibia,

os. fibula,

ossa. tarsalia,

ossa. metatarsalia,

phalanges.

Pelvis
Pelvis dibentuk dari :

os. koksae di bagian depan dan samping,

os. sakrum dan os. koksigeus di bagian belakang.

Terdapat lengkung tulang yang menyalurkan berat badan pada kedua tungkai.
Pelvis palsu merupakan bagian pelvis atas yang besar di antara dua os. illium, os. koksae. Pada waktu
hidup ruang ini sebagian besar di tempati oleh usus.

40

Pelvis sejati merupakan bagian pelvis bawah yang lebih kecil. Tepi pelvis yang menonjol menandai
pembagian pelvis palsu dan pelvis sejati. Pelvis sejati berisi :
a.

Pada pria : kandung kemih, kelenjar prostat, rektum, pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf
untuk menyuplai organ-organ tersebut, jaringan ikat.

b.

Pada wanita : kandung kemih, uterus, tuba uterina, ovarium, vagina, rektum, pembuluh darah,
pembuluh limfe, saraf untuk menyuplai organ-organ tersebut, jaringan ikat.

Fraktur pelvis dapat berkomplikasi dengan cedera setiap organ di dalamnya. Ukuran pelvis sejati
penting untuk persalinan; pelvis sejati harus berukuran cukup besar untuk memungkinkan kepala
(yang merupakan bagian terbesar tunggal pada janin) untuk melewatinya.

Os. Koksae
Os. koksae adalah tulang yang besar, tebal, kuat, berbentuk irreguler. Tulang ini berartikulasi di bagian
belakang dengan sakrum dan di depam dengan tulang pasangannya dari sisi yang berlawanan. Terdiri
dari tiga tulang yang berfusi menjadi satu.

Os. Illii
Os. illii membentuk bagian atas dan posterior os. koksae. Krista iliaka adalah batas atas atasnya; ujung
krista di bagian depan pada spina iliaka anterior superior. Permukaan dalamnya licin dan berrongga,
dan merupakan tempat perlekatan muskulus iliakus. Permukaan luarnya bergerigi dan merupakan
perlekatan muskulus gluteus.

Os. Ischii
Os. ischii di bawah os. illii, memiliki tuberositas ischii, massa yang besar dan tebal pada regio gluteal,
dan berartikulasi di depan dengan os. pubis.

Os. pubis
Os. pubis membentuk bagian depan os. koksae dan berartikulasi dengan pasangannya membentuk
arkus pubis. Mempunyai ciri :

41

a.

permukaan sendi untuk os. pubis lain; sendi disebut symphisis pubis,

b.

bagian atas ditandai dengan penonjolan tuberkulum pubikum,

c.

bagian bawah yang berjalan ke arah belakang dan ke bawah untuk bersatu dengan os. ischii.

Foramen obturatorium adalah sebuah lubang yang dibatasi di bagian depan dengan os. pubis, dan
belakang oleh os. ischii. Pada manusia hidup, lubang ini diisi dengan membrana interossea, tempat
otot melekat.
Os. koksae memiliki tiga artikulasi :
a.

dengan os. sakrum pada permukaan artikularis pada tiap os. illii,

b.

dengan os. femur pada acetabulum, cekungan yang berrongga tempat ketiga tulang mengambil
bagian. Kaput femoris tercakup di dalamnya,

c.

os. koksae pasangannya pada symphisis pubis.

Femur
Femur terdiri dari :
ujung atas,
korpus,
ujung bawah.

Ujung atas terdiri dari :


a.

Kaput : massa bulat yang mengarah ke dalam dan ke atas; licin dan ditutupi oleh tulang rawan
kecuali pada fovea, cekungan kecil yang merupakan tempat melekatnya ligamentum yang
menghubungkan kaput pada daerah yang kasar pada asetabulum os. koksae.

b.

Kolum; korpus femoris yang mengarah ke bawah dan lateral, menghubungkan kaput dengan
korpus.

c.

Trokanter mayor di sebelah lateral dan trokanter minor di sebelah medial, eminentia untuk
perlekatan otot.

42

Korpus adalah tulang panjang; yang mengecil di bagian tengah. Sebagian besar permukaannya licin
dan memiliki otot yang melekat pada bagian ini. Di bagian posterior terdapat linea aspera yang
merupakan rigi tulang ganda, yang berjalan ke arah bawah dari trokanter di atas dan melebar pada
bagian bawah mengapit bagian yang licin

Ujung bawah terdiri dari kondilus medialis dan lateralis yang besar dan sebuah daerah tulang di
antaranya. Kondilus memiliki permukaan sendi untuk tibia di bagian bawah dan os. patella di bagian
depan.

Fraktur kolum femoris merupakan fraktur yang paling sering. Hal ini terutama sering terjadi pada
orang tua akibat jatuh. Fraktur tidak sembuh dengan cepat sehingga mengakibatkan berkurangnya
sebagian besar suplai darah pada kaput femoris. Untuk membantu penyembuhan dan memungkinkan
mobilisasi pasien sesegera mungkin, fraktur ini biasanya diterapi dengan memasang pin baja melalui
trokanter mayor ke dalam kaput. Dengan demikian, pasien dapat bangkit dari tempat tidur.

Patella
Patella agak berbentuk segitiga, dengan sudut membulat dan apeks mengarah ke bawah. Patella
merupakan tulang sessamoid terbesar, merupakan tulang yang dibentuk di dalam tendon otot untuk
tujuan mekanik. Patella dibentuk dalam tendon muskulus kuadriseps femoris. Tulang ini meluncur di
atas permukaan sendi di bagian depan ujung bawah femur, bertindak sebagai sumbu yang dapat
bergerak dan memperbaiki kinerja muskulus kuadriseps untuk menarik.
Patela dapat mengalami fraktur akibat benturan langsung. Fraktur tersebut sulit sembuh dan bila
sembuh, dapat terjadi sedikit gangguan pada artikulasi femur. Pengangkatan secara bedah kadangkadang dilakukan; hilangnya patella tidak menyebabkan banyak kerugian mekanik.

Tibia dan Fibula


Tibia dan Fibula merupakan tulang tungkai di bawah lutut.

43

Tibia
Tibia berada di bagian medial dan menopang berat badan. Terdiri dari :
ujung atas,
korpus,
ujung bawah.
Ujung atas melebar secara transversal dan memiliki permukaan sendi superior pada tiap kondilus,
medial dan lateral. Terdapat daerah kasar non artikular di antara permukaan sendi untuk perlekatan
ligamentum. Kartilago semilunaris terdapat pada permukaan atas tibia, memisahkannya dari kondilus
femoris. Ujung atas fibula melekat pada permukaan sendi pada kondilus lateralis.
Korpus adalah bagian segitiga dan batas anteriornya membentuk penonjolan yang dapat diraba.
Korpus menyempit pada sekitar pertengahannya kemudian melebar.
Ujung bawah mempunyai :
a.

maleolus medialis, penonjolan tajam, pada aspek bagian dalam kaki,

b.

permukaan sendi untuk bawah fibula,

c.

permukaan sendi di bawah dan medial untuk talus.

Fibula
Fibula adalah tulang panjang kurus pada aspek lateral tungkai. Tulang ini memiliki :
ujung atas, yang berartikulasi dengan kondilus laterlis tibia,
korpus,
ujung bawah, yang memiliki :
a.

maleolus lateralis pergelangan kaki,

b.

permukaan sendi untuk ujung bawah tibia,

c.

permukaan sendi untuk talus.

Tibia dan fibula bergabung menjadi satu di atas dan di bawah dengan sendi yang tidak dapat bergerak.
Membrana interossea melekat pada korpus ke dua tulang dan mengisi ruang di antaranya; merupakan
tempat perlekatan otot.

44

Fraktur Pott merupakan fraktur-dislokasi pada pergelangan kaki ; pecahnya meleolus lateralis, atau
fraktur maleolus lateralis yang berkaitan dengan robeknya ligamentum medialis sendi pergelangan
kaki atau yang lebih jarang dengan fraktur maleolus medialis tibia, sebagai akibat rotasi eksternal dan
pergeseran lateral talus saat kecelakaan.

Kaki
Tulang kaki terdiri dari :
os. talus
os. kalkaneus
os. naviculare
os. kuboideum
tiga ossa kuneiforme
meta tarsalia
phalanges

Talus
Tallus merupakan tulang berbentuk tidak teratur. Tulang ini menerima berat badan yang disalurkan
melalui tibia. Tallus berartikulasi :
di atas, dengan tibia,
di medial, dengan maleolus medialis,
di lateral, dengan maleolus lateralis,
di bawah, dengan kalkaneus,
di depan, dengan os. navikulare.

Kalkaneus
Adalah tulang yang kuat, tebal, berbentuk tidak teratur, yang bagian posteriornya membentuk tumit.
Tendon achilles melekat padanya di bagian posterior. Tulang ini berartikulasi dengan :
di atas, dengan talus,

45

di bawah, dengan os. kuboid.

Os. Navikulare
Merupakan tulang pipih, dengan berartikulasi :
di belakang dengan talus,
di depan, dengan tiga ossa kuneiforme.

Os. Kuboideum
Agak kuboid dan terletak pada sisi luar kaki. Tulang berartikulasi dengan :
di belakang, dengan talus,
di medial, dengan os. navikulare, dan os. kuneiforme lateralis,
di depan, dengan metatarsal IV dan V.

Tiga ossa kuneiforme


Terletak berjejer di antara os. kuboideum pada aspek lateral dan sisi kaki di bagian medial. Tulangtulang ini berartikulasi dengan :
di belakang, dengan talus,
di depan, dengan metatarsal I, II, III,
os. kuneiforme lateralis di sisi lateral, dengan os. kuboideum.

Ossa metatarsalia
Terdapat lima metatarsal, satu untuk setiap jari kaki. Tiap tulang memiliki basis, korpus, dan kaput.
Metatarsal I pendek, tebal, dan kuat. Metatarsal I, II, dan III, berartikulasi dengan os. kuneiforme,
metatarsal IV dan V dengan os. kuboideum. Tiap metatarsalberartikulasi dengan phalang proksimal
yang sesuai.

Phalanges

46

Ibu jari yang besar memiliki dua phalanges, sedangkan jari lain memiliki tiga. Tiap phalang memiliki
korpus dan dua ujung; tetapi phalang medial pendek dan phalang distal kecil.

47

Anda mungkin juga menyukai