Makalah - Kerajaan Bali Dan Singosari

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH KEHIDUPAN

KERAJAAN BALI DAN SINGASARI

MAKALAH

Oleh :

Nur Hijriani Zayn

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 07 MAKASSAR


SULAWESI SELATAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
izin dan hidayahNyalah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
sebagai-baiknya dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini, semoga dapat memberi manfaat dan kebaikan.
Makalah kami ini merupakan suatu bentuk penyajian hasil pengumpulan
data dan informasi mengenai kerajaan Bali dan Singosarii, baik yang bersumber
dari buku maupun internet. Makalah ini memuat beberapa hal penting dari
sejarah kehidupan kedua kerajaan ini baik berupa kehidupan sosial budaya,
ekonomi, maupun kehidupan politik yang ada, sebagai bentuk warisan budaya
dan sejarah dari perjalanan Bangsa Indonesia.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan

dan

kesalahan,

oleh

karena

itu

kami

selaku

penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun. Akhir kata, penulis
mengharapkan kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya
dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua terutama dalam menimba ilmu dan pengetahuan.
Makassar, 20 November 2014

Nur Hijriani Zayn

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi .............................................................................................................iii
I.

Pendahuluan ............................................................................................... 1
1.1.

Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2.

Tujuan Makalah ..................................................................................... 2

1.3.

Ruang Lingkup Makalah ........................................................................ 2

II.

Pembahasan ............................................................................................... 3
2.1.

2.1.1.

Sumber Sejarah.............................................................................. 3

2.1.2.

Kehidupan Politik ............................................................................ 4

2.1.3.

Kehidupan Ekonomi ....................................................................... 4

2.1.4.

Kehidupan Sosial Budaya ............................................................... 5

2.1.5.

Kehidupan Pemerintahan ............................................................... 6

2.1.6.

Peninggalan Sejarah ...................................................................... 8

2.2.

III.

Kerajaan Bali ......................................................................................... 3

Kerajaan singasari ................................................................................. 8

2.2.1.

Sumber Sejarah.............................................................................. 8

2.2.2.

Kehidupan Politik .......................................................................... 10

2.2.3.

Kehidupan Ekonomi ..................................................................... 11

2.2.4.

Kehidupan Sosial Budaya ............................................................. 11

2.2.5.

Kehidupan Pemerintahan ............................................................. 12

2.2.6.

Peninggalan Sejarah .................................................................... 15

Simpulan ................................................................................................ 18

Daftar Pustaka ................................................................................................. 19

iii

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penggambaran masa lalu akan kejadian dan hal-hal yang terjadi
merup[akan suatu kebutuhan manusia sebagai bentuk kehidupan yang saling
berhubungan antara masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Sebagai
sebuah kebutuhan pemahaman akan sejarah memiliki arti dari sudut pandang
masing-masing. Pengertian sejarah berbeda dengan pengertian Ilmu sejarah.
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lalu manusia sedangkan Ilmu
sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa
lalu manusia.
Dalam dunia pendidikan pemahaman akan sejarah sebagai suatu ilmu
adalah suatu susunan pengetahuan tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di
dalam masyarakat manusia pada masa lalu yang disusun secara sistematis dan
menggunakan metode yang didasarkan atas asas-asas, prosedur dan metode
serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
Indonesia sebagai suatu bangsa yang dari sejarah, memiliki perjalan dan
kisah sejarah yang banyak tercantum dalam bukti-bukti sejarah. Seperti candi,
prasasti, dan benda sejarah lainnya. Salah satu jalan sejarah di Indonesia yaitu,
kehidupan kerajaan baik pada masa masuknya agama Hindu Budha hingga
masuknya Islam.
Pada sekitar abad ke-2 sampai dengan 5 Masehi, diperkirakan telah
masuk agama dan kebudayaan Buddha ke Indonesia. Kemudian disusul
pengaruh Hindu ke Indonesia pada abad ke-5 Masehi. Agama dan budaya
Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan pendeta dari India
atau Cina, masuk ke Indonesia mengikuti dua jalur.

Dalam perkembangan masuknya agama Hindu Budha di Indonesia


banyak melahirkan bentuk pemerintahan dalam bentuk kerajaan, diantara
kerajaan yang ada adalah kerajaan Singasari dan kerajaan Bali. Kedua kerajaan
ini memiliki jalan sejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan bangsa
Indonesia, baik dalam ikatan waktu dulu, sekarang, dan nanti.
Berdasarkan hal diatas, maka dianggap perlu untuk membuat sebuah
makalah yang memberikan informasi dan gambaran sejarah akan kehidupan
kerajaan Bali dan Singasari.
1.2. Tujuan Makalah
Tujuan disusunnya malakah ini yaitu :
1. Sebagai bentuk kerjasama kelompok dalam penyelesaian tugas dari mata
pelajaran Sejarah Indonesia.
2. Mengetahui sejarah kehidupan kerajaan Bali dan singasari.
1.3. Ruang Lingkup Makalah
Makalah ini memberikan informasi mengennai sejarah kehidupan dari
kerajaan Bali dan Singasari dari aspek sumber sejarah, kehidupan politik,
ekonomi, sosial, budaya, pemerintahan, dan peninggalan sejarah dari masingmasing kerajaan.

II. PEMBAHASAN

2.1. Kerajaan Bali


Nama Bali sudah lama dikenal dalam beberapa sumber kuno. Dalam
berita Cina abad ke-7 disebut adanya nama daerah yang bernama Dwapa-tan,
yang terletak di sebelah timur Kerajaan Holing (Jawa).
Menurut para ahli nama Dwa-pa-tan ini sama dengan Bali. Adat istiadat
penduduk Dwapa- tan ini sama dengan di Holing, yaitu setiap bulan padi sudah
dipetik, penduduknya menulis dengan daun lontar, orang yang meninggal dihiasi
dengan emas, dan ke dalam mulutnya dimasukkan sepotong emas serta diberi
harumharuman, kemudian mayat itu dibakar.
2.1.1. Sumber Sejarah
Sumber sejarah yang menjelaskan keberadaan dan kehiduapan kerajaan
Bali yaitu sebagai berikut :
1. Kitab sejarah Dinasti tangkuna
2. Cap kecil dari tanah liat
Berisi : Mantra-mantra agama Budha dalam bahasa Sangsekerta.
3. Prasasti Pjengyang (875 Saka)
Berisi : Nama Sri Lipuram yang berarti sebuah kerajaan di Pulau Bali.
4. Prasasti Belanjong (Sanur,885 Saka)
Berisi : Menyebut nama Raja Kesariwarmadewa.
5. Prasasti yang berangka tahun 837, 888 Saka
Berisi : menyebutkan nama Raja Ugrasena atau Sang Ratu Sri
Ugrasena, dan menyebutkan Panglapuan di Singhamandawa.
6. Prasasti yang berangka tahun 1010, 1020, 1023 Saka

Berisi : menerangkan masa pemerintahan Ratu Sri Maharaja Sri


Sakalendukirana Isyana Gunadharma Lekasmidhara Wijayatunggadewi
(ditafsirkan sebagai wangsakerta atau pendiri dinasti setelah dinasti
warmadewa yang kemudian ditafsirkan dinasti Sakelendukirana).
2.1.2. Kehidupan Politik
Pusat Kerajaan Bali pertama di Singhamandawa. Dengan Raja pertama
Sri

Ugranesa.

Beberapa

prasasti

yang

ditemukan

tidak

begitu

jelas

menggambarkan bagaimana pergantian diantara satu keluarga raja dengan


keluarga raja yang lain. Prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya
menerangkan bahwa Bali pernah dikuasai Singasari pada abad ke10 dan
Majapahit abad ke14.
Stuktur birokasi kerajaan Bali berdasarkan pada prasati yang dikeluarkan
oleh raja Udayana adalah sebagai berikut :
1. Raja berperan sebagai kepala pemerintahan, jabatan Raja diwariskan
secara turun temurun.
2. Badan penasihat Raja disebut pekirakiran i jro makabehan yang bertugas
memberi nasehat dan pertimbangan kepada Raja dalam pengambilan
keputusan penting. Badan ini terdiri dari beberapa senapati dan beberapa
pendeta agama Hindu ( dang acarya ) dan Buddha ( dan upadhyaga ).
3. Pegawai Kerajaan membantu raja dalam bidang pemerintahan, penarikan
pajak dan administrasi.
2.1.3. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi yang berkembang di Bali adalah sektor pertanian.
Hal itu dapat dibuktikan dengan kata-kata yang terdapat dalam berbagai prasasti
yang menunjukkan usaha dalam sektor pertanian, seperti suwah, parlak (sawah
kering), gaga (ladang), kebwan (kebun), dan kaswakas (pengairan sawah).

Berdasarkan prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh Anak Wungsu yang


menggambarkan kehidupan ekonomi di kerjaan Bali yaitu :
1. Kehidupan ekonomi masyarakat Bali di topang oleh pertanian dengan
berbagai macam hasil pertanian yang meliputi padi gaga, enau, pinang,
bamboo dam kemiri.
2. Penduduk juga memelihara berbagai macam binatang ternak seperti :
Kambing kerbau, lembu, babi, bebek, kuda dan ayam.
3. Kuda merupakan binatang yang paling berharga karena digunakan untuk
membawa barang hasil pertanian maupun perdagangan. Jadi disamping
bertani masyarakat Bali juga berternak dan berdagang.
2.1.4. Kehidupan Sosial Budaya
Dalam kehidupan sosial, masyarakat Bali, tidak terlepas dari agama yang
dianutnya yaitu Agama Hindu (mempunyai pengaruh yang paling besar) dari
Budha sehingga keadaan sosialnya sebagai berikut :
1. Terdapat pembagian golongan atau kasta dalam masyarakat yaitu
Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Tetapi pembagian kasta ini tidak
seketat seperti di India. Begitu pula dalam pemberian nama awal pada
anak-anak di lingkungan masyarakat Bali memiliki cara yang khas, yaitu:

Wayan untuk anak pertama.

Made untuk anak kedua.

Nyoman untuk anak ketiga.

Ketut untuk anak keempat.

Tetapi

ada

juga

nama Putu untuk

panggilan

anak

pertama

darikasta Brahmana dan Ksatria.


2. Masing-masing golongan mempunyai tugas dan kewajiban yang tidak
sama disbanding keagamaan.

3. Pada masa Anak Wungsu dikenal adanya beberapa golongan pekerja


khusus yaitu pande besi, pande emas, dan pande tembaga dengan tugas
membuat alat-alat pertanian, alat-alat rumah tangga, senjata, perhiasan
dan lain-lain.
Dari ketiga hal diatas dapat di simpulkan bahwa kehidupan sosial dan
budaya di kerjaan ini yaitu :
1. Kehidupan

sosial

masyarakat

Bali

sudah

teratur

dan

rapi

Sudah ada system pembagian kerja


2. Hasil budaya kerajaan Bali antara lain berupa ;
Prasasti
Cap Materai kecil dari tanah liat yang disimpan dalam stupa kecil
Arca misalnya arca durga
Dua kitab undang-undang yang dipakai pada masa pemerintahan
Jayasakti yaitu Uttara Widdhi Balawan dan Rajawacana/Rajaniti
Pada zaman Jayasakti agam Budha dan Syiwa berlambang dengan
baik bahkan raja sendiri disebut sebagai penjelmaan dewa Wisnu
(airan Waisnawa).
Dalam sistem kehidupan di masyarakat Bali, dominan menyembah
banyak dewa yang bukan hanya berasal dari dewa Hindu dan Buddha tetapi juga
dari kepercayaan animisme mereka.
2.1.5. Kehidupan Pemerintahan
Dalam struktur kerajaan lama, Raja raja Bali dibantu oleh badan
penasehat yang disebut Pakirakiran I Jro Makabehan yang terdiri dari beberapa
Senapati dan Pendeta Syiwa yang bergelar Dang Acaryya dan Pendeta
Buddha yang bergelar Dhang Upadhyaya.

Raja didampingi oleh badan kerajaan yang disebut Pasamuan Agung


yang tugasnya memberikan nasihat dan pertimbangan kepada raja mengenai
jalannya pemerintahan. Raja juga dibantu oleh Patih, Prebekel, dan Punggawa
punggawa.
Raja-raja yang memimpin kerajaan Bali :
1. Raja-raja Wangsa Warmadewa
Salah satu wangsa terkenal yang memerintah di bali ialah wangsa
Warmadewa. Raja yang terkenal ialah :

Sri Candrabhaysingka Warmadewa.

Udayana, bergelar Dhamodayana Warmadewa. Udayana, berputar


tiga orang yaitu :

Airlangga,

yang

menjadi

menantu

Raja

Dharmawangsa,

dan

kemudian menjadi raja Kahuripan (kerajaan wangsa Isyana).

Marataka, yang menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal).

Anak Wungsu, yang menggantikan tahta Marataka tahun 1049.

Dari pemerintahan Anak Wungsu di tinggalkan 28 buah prasasti


Singkat, yang antara lain di temukan di goa Gajah, Gunung Kawi
(Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.

2. Raja-Raja Lain di Bali


Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau Bali di perintah oleh
raja-raja lain yang berganti-ganti, yang terkenal di antaranya :

Jayasakti, mempunyai kitab undang-undang yaitu uttara Widhi


Balawan dan Rajawacana (1133 1150).

Jayapangus,

menggunakan

kitab

undang-undang

Manawasasa

nadharma (117 1181).

Tahu 1284 Kerajaan Bali di taklukan oleh Kertanegara dari Singasari.

2.1.6. Peninggalan Sejarah


Sudah menjadi sifat alamiah jika suatu peradaban meninggalkan berbagai
macam benda bersejarah. Demikian juga dengan Kerajaan ini. Banyak sekali
peninggalan benda bersejarah yang ditinggalkan oleh kerajaan ini, seperti
benda-benda berikut ini :

Komplek

Candi

Gunung

Kawi,

terletak

di

Tampaksiring

Prasasti Blanjong, dikeluarkan oleh Sri Kesari.

Prasasti-prasasti Raja Jayapangus, Udayana, Jayasakti, dan Anak


Wungsu.

Seni keraton

Seni rakyat

2.2. Kerajaan singasari


Nama resmi Kerajaan Singosari sendiri sesungguhnya ialah Kerajaan
Tumapel. Menurut Kitab Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun
1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja. Seperti yang tertulis pula
pada Prasasti Kudadu.Menurut Kitab Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah
daerah bawahanKerajaan Kadiri atau Kediri. Yang menjabat sebagai akuwu
(setara jabatan Camat jaman sekarang) Tumapel saat itu adalah Tunggul
Ametung.
2.2.1. Sumber Sejarah
Prasasti

Mula

Malurung

atas

nama

Kertanagara

tahun

1255,

menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin


nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam
Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa.

Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan
Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
Adapun sumber sejarah dalam mempelajari kerajaan Singasari dapat
diperoleh dari berbagai prasasti, karyasastra, catatan, maupun bangunan candi.
Sumber tersebut meliputi :
1. Candi peninggalan kerajaan
Keberadaan Kerajaan Singasari dibuktikan melalui candi-candi yang
banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang,
juga melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul
Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang
raja-raja yang memerintah di Singasari serta kitab Pararaton yang juga
menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban.
2.

Kitab Pararaton
Kitab ini berisi cerita mitos daririwayat Ken Arok yang penuh keajaiban
hingga riwayat raja-raja Singasari.

3. Kitab Negarakertagama
Kitab

ini

merupakan

karya

Mpu

Prapanca

(1365)

yang

berisi

perkembangan kehidupan kerajaan Majapahit dan memuat pula raja yang


berkuasa di Singasari.
4. Kidung Harsawijaya
Kidung ini menyebutkan raja Jayakatwang sebagai samantharaja (raja
bawahan)

yang

patuh

kepada

Kertanegara.

Namun

dalam

perkembangannya, Jayakatwang pada akhirnya menyerang kedudukan


Kertanegara.

2.2.2. Kehidupan Politik


Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik
turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan
kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan
Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat
kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam kegemarannya menyabung
ayam.
Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur
rapi.

Dan

pada

masa

Kertanegara,

ia

meningkatkan

taraf

kehidupan

masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari


pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
1. Politik Dalam Negeri

Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih


Raganata digantikan oleh Aragani.

Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat


putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi
menantunya.

Memperkuat angkatan perang.

2. Politik Luar Negeri

Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan


melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.

Menguasai Bali.

Menguasai Jawa Barat.

Menguasai Malaka dan Kalimantan.

10

2.2.3. Kehidupan Ekonomi


Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara
jelas. Ada kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan
perdagangan karena Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat
memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas
perdagangan dan pelayaran.
2.2.4. Kehidupan Sosial Budaya
Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung
diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patungpatung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita
lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko
Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara
(kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa
menyatakan

bahwa

Kertanegara

menganut

agama

Buddha

beraliran

kebudayaan

sejak

berdirinya

kerajaan

Tantrayana).
Gambaran

perkembangan

Singasari terlihat dari di temukannya peninggalan berupa candi candi dan


patung yang di bangun dari zaman kekuasaan Singasari. Diantaranya seperti
candi Kidal, Jago, dan candi Singosari. Sedangkan patung yang di temukan
adalah patung Ken Dedes sebagai dewi Prajnaparamita lambing kesempurnaan
ilmu, patung Kertanegara dalam bentuk Joko Dolok yang di temuksn dekat
Surabaya dan patung Amoghapasa juga perwujudan dari raja Kertanegara yang
dikirim ke Dharmacraya ibu kota kerajaan Melayu. Kedua perwujudan patung
tersebut dapat di ketahui bahwa raja Kertanegara beragama Budha beraliran
Tantrayana (Tantriisme).

11

2.2.5. Kehidupan Pemerintahan


Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias
Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat
dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan
Singasari yang digantikan oleh Anusapati (12471249 M). Anusapati diganti oleh
Tohjaya (12491250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana
(12501272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272
hingga 1292 M.
Pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah
Rangga Rajasa Sang Girinathapura (12221227 M). Selanjutnya adalah
Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (12481254 M). Terakhir adalah
Kertanagara (12541292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
Raja-raja yang memerintah di kerajaan Singasari yaitu :
1. Ken Arok (12221227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi
Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai
munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau
Girindra (Girindrawangsa).
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (12221227 M). Pada
tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken
Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan SiwaBuddha.
2. Anusapati (12271248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke
tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati
tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan

12

kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya


terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang).
Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga
diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk
mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan
aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring
yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian,
meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
3. Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari
dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak
lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas
kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya,
Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki
singgasana.
4. Ranggawuni (12481268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan
gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa
Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar
Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan
kesejahteran rakyat Singasari.
Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama
Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya
menjadi

raja

besar

di

Kerajaan

Singasari.

Pada

tahun

1268

Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago


sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5. Kertanegara (1268-1292 M)

13

Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena


mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada
tahun 1268 dengan gelar

Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam

pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i


hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan
gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan
yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani.
Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria
Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke
daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan
nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal
ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas
perintah Raja Kertanegara.
Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda,
Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga
menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk
menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan
menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai
yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang
bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar
dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa.
Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi
serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk
menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara
merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang
dan berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan

14

para pembesar istana. Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas


dalam serangan tersebut. Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya
(Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dan
menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria
Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan
dan mengabdi kepada Jayakatwang.
Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh
Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan
Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan
Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian
didharmakan sebagai SiwaBuddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca
perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di
Taman Simpang, Surabaya.
2.2.6. Peninggalan Sejarah
Beberapa peninggalan sejarah kerajaan singasari yaitu :
1. Arca Dwarapala merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari.
2. Candi Singasari
Candi ini disebut juga Candi Tumapel berupa kuil Syiwa yang besar
dan tinggi. Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang
dan terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung
Arjuna.
Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama serta
Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di halaman komplek candi,
candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir,
Sang Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat

15

istana diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang.


Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai dibangun.
3. Candi Jago
Candi ini terletak di Malang, Jawa Timur, merupakan peninggalan
Kerajaan Singasari yang dibangun untuk Raja Wisnuwardhana, raja
Singasari, pada pertengahan abad ke-13. Dalam Negarakertagama, candi
ini merupakan salah satu tempat yang dikunjungi Hayam Wuruk pada
1359.
Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi
ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan
menurut

cerita

setempat

karena

tersambar

petir.

Relief-relief

Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan


keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.
4. Candi Kidal
Candi

dibangun

di

Rejokidal,

Tumpang,

Malang,

yang

dipersembahkan kepada Anusapati, raja kedua dan anak tiri Ken Arok.
Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari.
Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar
Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah selama 20
tahun (1227 - 1248). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya
sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini
sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.
5. Prasasti Singasari
Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di
Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di
Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara Jawa.

16

Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya


atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada.
Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat
terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh
kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara
pembangunan sebuah caitya.

17

III. SIMPULAN

Berdasarkan sumber sejarah yang ditemukan, Kerajaan Bali berdiri


sekitar tahun 804 Sakka (882). Dimana kerajaan ini sangat kental dan terkenal
peninggalan sejarahnya hingga saat ini dikarenakan kehidupan sosial,
masyarakat Bali (kerajaan Bali) tidak terlepas dari agama yang dianutnya yaitu
agama hindu.
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di
Nusantara vang didirikan oleh Ken Arok pada 1222. Kerajaan Singasari
mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292)
yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.

18

DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai