Laporan Praktikum Mikrobiologi Rempah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGARUH REMPAH-REMPAH TERHADAP KEHIDUPAN


MIKROORGANISME

NAMA ANGGOTA KELOMPOK /IIB :

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jahe termasuk dalam famili zingiberaceae. Rimpang jahe bercabangcabang, berwarna putih kekuningan dan berserat. Bentuk rimpang jahe pada
umumya gemuk agak pipih dan kulitnya mudah dikelupas. Rimpang jahe

berbau harum dan berasa pedas. Rimpang jahe dapat dimanfaatkan sebagai
bumbu masak, manisan, minuman, obat-obatan tradisional serta bahan
tambahan pada kue, pudding dan lain-lain. Disamping itu rimpang jahe dapat
diambil oleoresinnya yang dapat digunakan untuk industry parfum, sabun,
kosmetika, farmasi dan lain-lain. (Muchtadi dan Sugiyono )
Komposisi kimia rimpang jahe mempengaruhi tingkat aroma dan
pedasnya rimpang jahe tersebut. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis, kondisi tanah, umur panen,
cara budidaya, penanganan pasca panen, cara pengolahan dan ekosistem
tempat tanaman ditanam. Rimpang jahe pada umumnya mengandung minyak
atsiri 0,25-3,3%. Minyak atsiri ini menimbulkan aroma yang khas pada jahe
dan terdiri atas beberapa jenis minyak terpenting zingiberene, curcumene,
philandren dan shogaols yang menimbulkan rasa pedas. Gingrols dan shogaols
banyak terdapat dalam oleoresin jahe. Oleoresin jahe mengandung sekitar
33% gingerols. Rimpang jahe mengandung lemak sekitar 6-8% protein,
protein 9%, karbohidrat 50% lebih, vitamin khususnya niacin dan vitamin A
beberapa jenis mineral dan asam amino, lesitin dan asam lemak bebas.
Rimpang jahe segar mengandung enzim protease sekitar 2,26%.
Ekstrak jahe mempunyai daya antioksidan yang dapat dimanfaatkan
untuk mengawetkan minyak dan lemak. Adanya enzim protease pada rimpang
jahe mempunyai jahe ini dapat dimanfaakan untuk melunakkan daging
sebelum dimasak. Jahe mempunyai antibakteri yang kuat melawan beberapa
patogen yang ditimbulkan oleh makanan, khususnya tiga dari makananmakanan komersial yang sekarang sedang melanda. Shigella, E.coli dan
Salmonella. Jahe juga aktif melawan banyak bakteri patogen pada manusia.
Manfaat jahe antara lain sebagai antibakteri, antivirus, stimulant
peredaran darah, anti radang, diaforetik, anti kejang, anti muntah, anti jamur,
hipotensif dan agen pembekuan darah karminatif, anti radang sendi, analgesic
dan antitusif. Salah satu kegunaan klinisnya adalah untuk luka bakar. Jus jahe
segar yang dituangkan pada bola kain katun dan ditempelkan pada luka bakar,
bertindak sebagai pereda rasa nyeri dengan segera (bahkan pada lepuh kulit),
mengurangi lecet dan peradangan dan memberikan perlindungan antibakteri

terhadap infeksi. Dalam tubuh diketahui manjur dalam menyembuhkan


berbagai macam penyakit termasuk berbagai infeksi yang disebabkan virus.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh rempah terhadap pertumbuhan
1.2.2

mikrobiolgi
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui mikroorganisme yang tumbuh
Untuk mengatahui kemampuan senawa aktif pada jahe dalam
menghambat mikroorganisme

Untuk mengetahui senyawa bioaktif pada rempah yang


menghambat pertumbuhan mikroorganisme

1.3 Dasar Teori


Dari sekian banyak kandungan yang terdapat pada jahe tersebut,
terdapat senyawa bioaktif yang berfungsi dalam menghambat pertumbuhan
mikroorganisme patogen yang merugikan manusia yaitu minyak atsiri.
Minyak atsiri bermacam-macam diantaranya adalah phenol dan kurkumin.
Fungsi Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang
digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik.
Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol
atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian
komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik
(Wikipedia,2009) . Selain fenol juga terdapat senyawa bioaktif lain seperti
alkaloid, flavonoid, Steroid yang memiliki peranan dan fungsi masingmasing. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak
berwarna yang memiliki bau khas, larut dalam air. Rumus kimianya adalah
C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan
dengan cincin fenil (Wikipedia,2009). Hidroksil adalah gugus fungsional -OH
yang digunakan sebagai subsituen di sebuah senyawa organik. Molekul yang
mengandung gugus hidroksil dikenal dengan sebutan alkohol.
Aktivitas antibakteri kurkumin telah diketahui dapat menghambat
pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium bovis yang dapat
menyebabkan penyakit TBC (Cikrici 2008). Selain itu kurkumin juga dapat
menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis penyebab ruam pada
kulit, Escherichia coli penyebab diare akut (Tajbakhsh et al. 2008). Kurkumin

mempunyai aktivitas antibakteri berspektrum luas yaitu antibakteri yang aktif


terhadap berbagai jenis bakteri Gram positif dan Gram negatif, antivirus, dan
penginduksi apoptosis sel (antitumor) (Bermawie 2006).
Tabel 3. Penghambatan mikroba yang dapat dihasilkan oleh jahe
Bentuk jahe
Mikroba
Nilai
Pustaka
penghambatan
Minyak atsiri
Khamir patogen:
0,15 mg/ml
Sacchetti et
jahe
- C. albicans
0,15 mg/ml
al. (2005)
- R. glutinis
0,09 mg/ml
- S. cerevisiae
0,06 mg/ml
- S. pombe
0,18 mg/ml
- Y. lypolitica
Minyak atsiri
jahe dosis 2 l

Kapang:
- Aspergillus flavus
- Aspergillus solani
- Aspergillus oryzae
- Aspergillus niger
- Fusarium
moniliforme

7,0 0,4 mm
44,4 1,0 mm
25,2 1,6 mm
27,9 1,8 mm
49,4 0,9 mm

Singh et al.
(2008)

Bubuk jahe

Bakteri Grampositif:
- Micrococcus
varians
- Leuconostoc sp.
- Bacillus subtilis

2 % (v/v)
bakteriosidal

Undriyani
(1987)

Bubuk jahe

Kapang:
- Aspergillus niger

0,25 % (v/v)
Fungisidal

Undriyani
(1987)

Ekstrak
diklorometan
jahe

Bakteri
enteropatogen:
- E. coli O157: H7
- S. Typhi
- V. cholerae O1

10 mg/ml
10 mg/ml
5 mg/ml

Radiati
(2002)

Ekstrak etanol
jahe

Khamir:
- Candida albicans

2 mg/ml

Atai et al.
(2001)

Senyawa antimikroba memiliki mekanisme penghambatan yang


berbeda-beda. Mekanisme kerja senyawa antimikroba yaitu dapat berupa
merusak dinding sel hingga terjadi lisis, mengubah permeabilitas membran

sitoplasma sehingga sel bocor, menyebabkan denaturasi protein sel,


menghambat kerja enzim dalam sel, merusak molekul protein dan asam
nukleat dan menghambat sintesis asam nukleat (Prescott et al., 2005).

BAB II
METODOLOGI
Tempat

: Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Malang

Tanggal

: Kamis, 14 November 2013

1. Persiapan
a. Persiapan alat
Merencanakan jumlah kebutuhan pipet, tabung reaksi, cawan petri,
tempat penampung contoh bahan, sendok pisau, dll selanjutnya
dilakukan sterilisasi. Alat gelas disterilisasi dengan panas kering.
Kebutuhan alat :
- Pipet steril
5 buah
- Cawan petri steril
4 buah
- Sendok pisau
2 buah
- Kertas Saring
3 buah
- Kertas Saring bentuk lingkaran diameter 1cm
4 buah
- Parutan
1 buah
- Piring
1 buah
- Pemanas spiritus
1 buah
Kebutuhan bahan :
- Kunyit
kg
- Media PCA
4 buah
b. Persiapan medium
Menggunakan media Plate Count Agar (PCA).
- Menimbang 45 gram media, melarutkan dengan 2000 ml
-

aquadest.
Memanaskan dengan api kecil sambil diaduk hingga mendidih.
Memasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak
20ml, menutup dan mensterilkan.

2. Pengambilan Contoh
Perlakuan 1
Pengambilan contoh dengan cara:
Mengupas jahe kemudian mencucinya dengan air bersih
Memarut jahe dan memeras air kunyit dengan kertas saring
Menambahkan air dengan perbandingan 1:2 (aquadest steril
: air kunyit)

Perlakuan 2
Pengambilan contoh dengan cara:
Mengupas kunyit kemudian mencucinya dengan air bersih
Memarut kunyit dan memeras air kunyit dengan kertas
saring
Menambahkan air dengan perbandingan 1:1 (aquadest steril
: air kunyit)
3. Penanaman/ Pemupukan
Menyiapkan cawan petri steril sebanyak 4
Menuangkan suspensi bakteri dalam cawan sebanyak ml dalam
cawan secara aseptik
Memasukkan medium ke dalam cawan dan mencampurnya hingga
homogen
Setelah medium agak memadat kemudian mengambil kertas saring
steril bulat diameter 1 cm dan mencelupkan krtas saring kedalam
air kunyit dari perlakuan 1 dan perlakuan 2 dan memasukkan
kertas saring steril berdiameter 1 cm ke dalam cawan secara
aseptik
Menunggu beberapa menit sampai siap untuk diinkubasi
4. Inkubasi
- Cawan diinkubasi pada suhu 35 - 36 selama 1 24 jam dengan
posisi terbalik.
Metode Cakram Kertas Saring
Metode Kirby-Bauer atau metode difusi disk merupakan cara yang
palingbanyak

dipakai

untuk

menentukan

kepekaan

kuman

terhadap

berbagai

macamantibiotika. Pada metode difusi disk digunakan cakram kertas saring


yangmengandung

suatu

obat

(antibakteri)

dengan

konsentrasi

tertentu

yangditempelkan pada lempeng agar yang telah ditanami kuman. Hambatan


(killing zone) akan tampak sebagai daerah yang tidak memperlihatkan
pertumbuhankuman disekitar cakram. Lebar daerah hambatan tergantung ada atau
tidaknyadaya serap obat kedalam agar dan kepekaan kuman terhadap obat
tersebut(Anonim, 2009).Interpretasi hasil pengujian difusi disk dapat dilihat dari
dua alternatif.Pertama ialah apabila di sekitar paper disk terdapat zona (daerah)

bening tanpa pertumbuhan bakteri; hal ini dinyatakan positif, berarti obat
tradisional yang diuji mempunyai daya antimikroba. Alternatif kedua ialah apabila
di

sekitar paper disk tidak

pertumbuhan bakteri

terdapat

dinyatakannegatif

zona
yang

bening

yang bebas dari

berarti desinfektan

yang diuji

tersebut tidak mempunyai dayaantimikroba (Pudjarwoto, 1992). Pada praktikum


ini, pengujian efektivitasdisinfektan dan antiseptik dengan metode cakram kertas
saring menggunakanmedia formaldehid, iodium, dan komersial

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Praktikum
Pada cawan :
1.1 = tidak ada penghambatan/dipenuhi dengan bakteri
1.2 = terjadi penghambatan/ ada yang tidak ada bakteri
2.1 = tidak ada penghambatan/dipenuhi dengan bakteri
2.2 = tidak ada penghambatan/dipenuhi dengan bakteri
b. Senyawa bioaktif yang menghambat
Senyawa bioaktif yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme adalah
phenol dan kurkumin.
c. Mikroorganisme yang tumbuh
Mikroorganisme yang tumbuh pada cawan antara lain bakteri dan
jamur.
d. Mekanisme penghambatan
Menurut Majid (2009) anti bakteri adalah senyawa-senyawa kimia alami
kadar rendah dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu bahan anti
bakteri adalah antibiotik. Antimikroba dapat berupa senyawa kimia sintetik
atau produk alami. Anti mikroba sintetik dapat dihasilkan dengan membuat
suatu senyawa yang sifatnya mirip dengan aslinya yang dibuat secara besarbesaran sedangkan yang alami didapatkan langsung dari organisme yang
menghasilkan senyawa tersebut dengan melakukan proses pengekstrakan.
Menurut Effionora (1990) dalam Majid (2009), berdasarkan
mekanisme kerjanya antibiotik dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu
menghambat proses sintesis dinding sel. Tekanan osmotik dalam sel mikroba
lebih tinggi dari pada di luar sel, sehingga kerusakan dinding sel mikroba
akan menyebaakan terjadinya lisis yang merupakan dasar dari efek
bakterisidal terhadap mikroba yang peka.
Menurut Mazni (2008), antibakteri adalah obat atau senyawa kimia
yang dapat digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroba yang
menyebabkan interaksi pada manusia. Kadar mineral yang diperlukan untuk

menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya masingmasing


dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal
(KBM).

DAFTAR GAMBAR

Mengupas
jahe

Menempatka
n sampel
dalam cawan

4 cawan petri sebelum


dimasukkan kertas saring

4 cawan petri setelah dimasukkan


kertas saring
Hasil setelah Inkubasi

Memarut
jahe
Pengambilan
aquades
steril

Cawan 1.1

Cawan 1.2
Memeras
jahe dengan
kertas saring
Menempatka
n aquades
steril dalam
cawan

Cawan 2.1

Larutan hasil
pemerasan
Cawan 2.2
Memasukkan
kertas saring
dalam cawan

Pengambilan
sampel jahe

DAFTAR PUSTAKA
Muchtadi, Tien R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pegetahuan Bahan Pangan. Bogor :
IPB
Greens, James. 2005. Terapi Herbal. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
http://lunardian.blogspot.com/2009/12/bioaktif-fenol-pada-jahe-sebagai.html
diakses pada 20 November 2013
Rahman, Miftakh Nur. 2009. Aktivitas Antibakteri Senyawa Hasil
Biotransformasi Kurkumin Oleh Mikrob Endofit Asal Kunyit . Bogor : IPB
http://aminggenong.blogspot.com/2012/03/laporan-mikpang-materi-pengaruhrempah.html diakses pada 20 November 2013

Anda mungkin juga menyukai