LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Kelompok 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Anggota :

Qoriatul Fadilah : 18.01.041.012


Rahayu Lasarija : 18.01.041.013
Sulista Cendana : 18.01.041.020
Defi Karmila : 18.01.041.023
Mila Rosa : 18.01.041.024
Putri Bungsuh : 18.01.041.011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi...................................................................................................................i
Daftar Gambar.........................................................................................................ii

Acara I Pembuatan Media untuk Pertumbuhan Jamur


Bab I Pendahuluan............................................................................................1
Bab II Tinjauan Pustaka....................................................................................2
Bab III Metode Pelaksanaan.............................................................................4
Bab IV Hasil dan Pembahasan..........................................................................5
Bab V Kesimpulan............................................................................................7
Daftar Pustaka...................................................................................................8

Acara II Mengamati Pertumbuhan Jamur


Bab I Pendahuluan............................................................................................9
Bab II Tinjauan Pustaka..................................................................................10
Bab III Metode Pelaksanaan...........................................................................13
Bab IV Hasil dan Pembahasan........................................................................14
Bab V Kesimpulan..........................................................................................17
Daftar Pustaka.................................................................................................18

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Media pertumbuhan jamur…………………………………………….5


Gambar 2. Bahan dalam media……………………………………………………5
Gambar 3. Roti yang ditumbuhi jamur…………………………………………..14
Gambar 4. Jagung yang ditumbuhi jamur………………………………………..14
Gambar 5. Nasi yang ditumbuhi jamur…………………………………………..14
Gambar 6. Kulit jeruk yang ditumbuhi jamur……………………………………15

ii
ACARA I
PEMBUATAN MEDIA UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan media uji pada laboratorium mikrobiologi untuk
keperluan pengujian parameter cemaran mikrobiologi ada kecenderungan
semakin meningkat, sejalan dengan pertumbuhan industri makanan dan
minuman yang semakin meningkat, disamping itu adanya pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib bagi industri bahan makanan dan
minuman, seperti air minum dalam kemasan, kakao bubuk, gula kristal
rafinasi, tepung terigu sebagai bahan makanan dan produk makanan
olahan lainnya seperti biskuit, mi instan dan kopi instan. Pada proses
isolasi dan pemurnian jamur media yang digunakan adalah Potato
Dextrose Agar (PDA) sebagai makanan dan nutrisi untuk pertumbuhan
jamur. Penanaman kultur dilakukan pada media agar PDA dikarenakan
dalam media agar tersebut terkandung nutrien-nutrien penting yang
dibutuhkan oleh jamur untuk perumbuhannya. Di dalam PDA terdapat
beberapa komponen utama antara lain ekstrak kentang, dekstrosa, protein
dan agaragar.
Secara kimiawi, media untuk mikroba dapat dibedakan menjadi
media sintetik, media semi sintetik dan media non-sintetik. Pada media
sintetik, komponen bahan yang digunakan diketahui secara terperinci.
Media sintetik biasanya digunakan untuk pengamatan sifat dan genetika
mikroba. Senyawa anorganik maupun organik yang ditambahkan kedalam
media sintetik harus murni, sehingga memiliki harga yang relatif mahal.
Sedangkan media non-sintetik merupakan media yang tersusun atas zat
alami, zat tersebut biasanya tidak diketahui komponen kimiawinya secara
terperinci. Sebagai contoh, bahan yang digunakan dalam media non-
sintetik adalah ekstrak daging, ekstrak ragi, kaldu daging dan pepton
dalam media ini juga biasanya ditambahkan darah, serum, asam amino
atau nukleosida dan vitamin. Media non-sintetik biasanya digunakan di
laboratorium mikrobiologi karena mudah disediakan dan lebih ekonomis
dibandingkan media sintetik. Selain itu media tersebut juga dapat dipakai
untuk membiakkan berbagai jenis mikroba.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Dapat mengetahui pembuatan media pertumbuhun jamur

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba


yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain untuk
menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba.Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan
kehidupannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut,
yaitu : susunan makanannya (media 25harus mengandung air untuk menjaga
kelembaban dan untuk pertukaran zat/metabolisme, juga mengandung sumber
karbon, mineral, vitamin dan gas), tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat
keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai
dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan
mikroba, yaitu: sumber energi (contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion inorganik
essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin. Nutrient agar merupakan
suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan
alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Nutrient agar terbuat dari campuran ekstrak
daging dan pepton dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini
agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya mudah membeku dan
mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan
oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai
bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat
yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang.
Pada dasarnya media oksoid yang instan terkadang tidak menjamin kepadatan
media apabila sudah melewatai masa kadaluarsa. Sehingga laboran terkadang
menambahkan agar – agar untuk memadatkan media Nutrient agar [ CITATION
Fat17 \l 1033 ].
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk pembuatan mikroba, medium
dapat pula digunakan untuk melakukan isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-
sifat fisiologi dan perhitungan mikroba. Dalam proses pembuatan media harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media. Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi
padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Sedangkan medium adalah
suatu bahan nutrisi tempat menumbuhkan bakteri di laboratorium. Media padat:
media yang komposisinya agar 15 % sehingga setelah dingin media menjadi
padat. Media setengah padat : media yang komposisi agarnya 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat
dengan tujuan: 1) supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh
media,
2
tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya, bakteri
yang tumbuh pada media Nitrogen free Bromthymol Blue (NfB) semisolid akan
membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media jika media ini cair
maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. 2) untuk mencegah/menekan difusi
oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen
meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh
merata di seluruh media [ CITATION Mad17 \l 1033 ].
Jamur dapat menyebabkan berbagai tingkat dekomposisi bahan pangan.
Selain itu, jamur dapat tumbuh pada hasil pertanian sebelum dipanen, hasil panen
yang sedang disimpan, bahan pangan yang telah diolah maupun yang dijual di
pasar. Bahan pangan yang mengalami dekomposisi oleh jamur dapat membusuk
dan bernoda dengan warna tertentu. Spesies utama jamur yang dapat
mengkontaminasi bahan pangan antara lain Aspergilus flavus, A. oryzae, A.
ochraceus, A. tamarii, Penicillium puberulum, P. Citrinum, P. italicum, P.
chrysogenum, P. expansum, A. wentii, Alternaria alternata, A. melleus, A. terreus,
dan A. Niger yang mampu memproduksi zat racun yaitu mikotoksin yang
menyebabkan kerusakan pada makanan. Jamur dapat menyebabkan berbagai
tingkat dekomposisi bahan pangan. Selain itu, jamur dapat tumbuh pada hasil
pertanian sebelum dipanen, hasil panen yang sedang disimpan, bahan pangan
yang telah diolah maupun yang dijual di pasar. Jamur sangat erat kaitannya
dengan kehidupan dan kesehatan. Jamur dapat hidup dimana saja bahkan tanpa
disadari dalam makanan yang kita konsumsi sekalipun. Hal ini sehubungan
dengan meningkatnya penyakit diantaranya keracunan, sakit perut, muntah,
kelainan kulit, aspergilious dan lain-lain yang muncul akibat jamur yang terdapat
pada makanan. Jamur dapat menyebabkan berbagai tingkat dekomposisi bahan
pangan. Selain itu, jamur dapat tumbuh pada hasil pertanian sebelum dipanen,
hasil panen yang sedang disimpan, bahan pangan yang telah diolah maupun yang
dijual di pasar. Bahan pangan yang mengalami dekomposisi oleh jamur dapat
membusuk dan bernoda dengan warna tertentu [ CITATION Ern17 \l 1033 ].

3
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Sabtu, 17 April 2021
Waktu : 10.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Pangan Terpadu
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Teknologi Sumbawa

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Cawan petri
2. Penjepit
3. Panci
4. Spatula
5. Kompor
6. Gunting

3.2.2 Bahan
1. Agar smallow
2. Air
3. Nasi
4. Roti
5. Jagung/Kedelai
6. Jeruk

3.3 Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan untuk pertumbuhan jamur
2. Cawan petri yang akan digunakan dicuci hingga bersih kemudian
disterilkan menggunakan alkohol.
3. Media agar (Smallow) dipanaskan pada suhu ± 100°C selama ± 5
menit.
4. Agar yang sudah dilakukan pemanasan di bekukan di dalam cawan
petri dan ditunggu ± 5 menit agar menjadi padat.
5. Dimasukan berbagai bahan yang akan diamati ( nasi, roti,
jagung/kedelai dan jeruk).
6. Disimpan di suhu ruang ± 35° C selama 48 jam diamati pertumbuhan
jamur.
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1. Media pertumbuhan jamur

Gambar 2. Bahan dalam media

4.2 Pembahasan
Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain
5
untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan
mikroba, yaitu: sumber energi (contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion
inorganik essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin. Nutrient
agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia [ CITATION
Fat17 \l 1033 ].
Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang
menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Sedangkan
medium adalah suatu bahan nutrisi tempat menumbuhkan bakteri di
laboratorium. Media padat: media yang komposisinya agar 15 % sehingga
setelah dingin media menjadi padat [ CITATION Mad17 \l 1033 ].
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara
lain cawan petri, penjepit, panci, spatula, kompor, gunting, agar smallow,
air, nasi, roti, jagung/kedelai, dan jeruk.
Proses pembuatan media yang pertama yaitu menyiapkan alat dan
bahan, kemudian cuci cawan petri yang akan digunakan hingga bersih dan
setelah itu disterilkan menggunakan alkohol. Selanjutnya media agar
smallow yang telah dicampur dengan air dipanaskan pada suhu ± 100°C
selama ± 5 menit. Kemudian agar yang telah dipanaskan dibekukan di
dalam cawan petri dan ditunggu ± 5 menit agar menjadi padat. Setelah itu,
masukkan berbagai bahan yang akan diamati ( nasi, roti, jagung/kedelai
dan jeruk). Lalu simpan di suhu ruang ± 35° C selama 48 jam dan amati
pertumbuhan jamur.

6
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa media adalah


suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas
campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
media dapat juga digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.
Proses pembuatan media yang pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan,
kemudian cuci cawan petri yang akan digunakan hingga bersih dan setelah itu
disterilkan menggunakan alkohol. Selanjutnya media agar smallow yang telah
dicampur dengan air dipanaskan pada suhu ± 100°C selama ± 5 menit. Kemudian
agar yang telah dipanaskan dibekukan di dalam cawan petri dan ditunggu ± 5
menit agar menjadi padat. Setelah itu, masukkan berbagai bahan yang akan
diamati ( nasi, roti, jagung/kedelai dan jeruk). Lalu simpan di suhu ruang ± 35° C
selama 48 jam dan amati pertumbuhan jamur.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, A., & Adipati, Y. C. (2017). Identifikasi Jamur Pada Biji Jagung (Zea
mays L.) Busuk dan Segar yang dijual di Pasar Baru Borong Makassar.
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life, 31-34.
Fatmariza, M., Inayati, N., & Rohmi. (2017). Tingkat Kepadatan Media Nutrient
Agar terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal
Analis Medika Bio Sains, 69-73.
Madigan, & dkk. (2017). Brock Biologi Mikroorganisme. 14th edition: Penerbit
Buku kedokteran EGC.
8

ACARA II
MENGAMATI PERTUMBUHAN JAMUR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setelah pembuatan media agar untuk pertumbuhan jamur,
selanjutnya dilakukan proses pengamatan apakah ada jamur yang tumbuh di
media tersebut. Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat
menyebabkan bahan pangan cepat rusak/membusuk. Jamur dapat
menyebabkan berbagai tingkat dekomposisi bahan pangan. Selain itu, jamur
dapat tumbuh pada hasil pertanian sebelum dipanen, hasil panen yang
sedang disimpan, bahan pangan yang telah diolah maupun yang dijual di
pasar. Bahan pangan yang mengalami dekomposisi oleh jamur dapat
membusuk dan bernoda dengan warna tertentu. Ada berbagai macam jamur
yang dapat tumbuh pada bahan pangan. Spesies utama jamur yang dapat
mengkontaminasi bahan pangan antara lain Aspergilus flavus, A. oryzae, A.
ochraceus, A. tamarii, Penicillium puberulum, P. Citrinum, P. italicum, P.
chrysogenum, P. expansum, A. wentii, Alternaria alternata, A. melleus, A.
terreus, dan A. Niger yang mampu memproduksi zat racun yaitu mikotoksin
yang menyebabkan kerusakan pada makanan. Untuk itu kita perlu
melakukan pengamatan agar mengetahui jenis jamur apakah yang tumbuh
pada bahan pangan yang akan kita amati tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Dapat mengetahui jenis jamur yang tumbuh pada bahan pangan

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi


kelangsungan hidup manusia, sehingga pangan dapat disebut sebagai hak asasi
atas hidup manusia. Kebutuhan manusia akan pangan menjadi prioritas utama
yang pemenuhannya tidak dapat ditunda. Hal yang dapat menyebabkan pangan
cepat rusak/membusuk yaitu tumbuhnya jamur. Jamur merupakan makhluk hidup
kosmopolitan yang tumbuh di mana saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di
udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Jamur bisa
menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Pertumbuhan jamur yang
sangat cepat pada roti tawar disebabkan oleh bahan dasar dari pembuatan roti
tersebut. Salah satu bahan dasarnya adalah tepung terigu, yang mana mengandung
pati dalam jumlah yang relatif tinggi. Pati ini dapat dihidrolisis menjadi gula
sederhana oleh mikroorganisme khususnya jamur, karena gula sederhana
merupakan sumber nutrisi utama bagi mikroorganisme tersebut. Beberapa jenis
jamur yang sering ditemukan pada pembusukan roti adalah Rhizopus stolonifer,
Penicillium sp, Mucor sp, dan Geotrichum sp serta juga bisa terdapat Aspergillus
sp dan lainnya. Adanya mikroorganisme yang tumbuh di suatu bahan pangan
sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas produknya. Yang mana hal
tersebut dapat menyebabkan terkontaminasinya bahan makanan. Aspergillus sp
adalah spesies yang telah menyebar luas, karena spora jamur yang mudah
disebarkan oleh angin, mudah tumbuh pada bahan-bahan pangan atau produk
hasil pertanian. Jamur lebih mudah hidup di tempat yang kondisinya
lingkungannya lembab atau basah [ CITATION Sul20 \l 1033 ].
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu subtrat yang cocok untuk
pertumbuhan dan perkembangan berbagai jamur diantaranya yaitu Aspergilus
flavus. Jagung yang sering dikonsumsi belum terjamin kelayakannya.
Penyimpanan yang terlalu lama didalam gudang dapat menimbulkan tumbuhnya
spora jamur yang berukuran kecil karena kondisi suhu maupun udara yang tidak
sesuai di tempat penyimpanan. Pertumbuhan kapang Monascus purpureus,
Aspergillus flavus dan Penicillium sp pada media beras, jagung dan kombinasi
beras jagung sangat didominasi oleh A. flavus dengan membentuk simbiosis
amensalisme [ CITATION Ern17 \l 1033 ].
Kontaminasi aflatoksin dari Aspergillus flavus pada berbagai jenis pangan
seperti jagung, gandum dan Arachis hypogea mengakibatkan kerusakan meliputi
fisik, kimia, bau, warna, tekstur dan nilai nutrisi serta berakibat pada kesehatan
manusia dan hewan. Hal ini menunjukkan bahwa jagung dan kacang-kacangan
adalah media yang dapat ditumbuhi jamur Aspergillus flavus. Aspergillus flavus

10
tumbuh optimum pada kelembaban 82-85%, suhu 35-38°C dan pH asam.
Aspergillus flavus tumbuh dengan memproduksi benang filamen bercabang
seperti yang dikenal sebagai hifa yang dikenal sebagai miselium mengeluarkan
enzim yang memecah sumber makanan yang kompleks, kemudian molekul-
molekul yang dihasilkan diserap oleh miselium untuk bahan bakar pertumbuhan
jamur tambahan. Koloni Aspergillus flavus pada saat muda berwarna putih dan
akan berubah menjadi warna hijau kekuningan setelah membentuk konidia. Jamur
Aspergillus flavus tumbuh pada media agar dan biasanya dibuat dalam media
formula yang harganya relatif mahal, selain itu juga, jika media tersebut tidak
tersedia alangkah lebih baiknya menggunakan media alternatif lain selain media
formula tersebut yang memiliki komposisi hampir sama dengan media formula,
bahannya lebih alami, praktis, mudah didapat dan harganya lebih terjangkau,
seperti Arachis hypogea yang berfungsi untuk menggantikan pepton sedangkan
Zea mays sebagai pengganti dekstrosa yang terkandung dalam media SDA,
kemudian ditambah agar-agar sebagai pemadat pada media alternatif [ CITATION
Fit20 \l 1033 ].
Nasi basi memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ragi dan rumen sapi, namun pada nasi basi hanya terdapat jamur Rhizopus
oligosporus. Rhizopus oligosporus merupakan kapang dari filum Zygomycota
yang banyak menghasilkan enzim protease. R. oligosporus banyak ditemui di
tanah, buah, dan sayuran yang membusuk, serta roti yang sudah lama dan juga
terdapat dalam nasi. R. oligosporus mempunyai koloni abu-abu kecoklatan
dengan tinggi 1 mm atau lebih. Sporangiofor tunggal atau dalam kelompok
dengan dinding halus atau agak sedikit kasar. Sporangia globosa yang pada saat
masak berwarna hitam kecoklatan. Klamidospora banyak, tunggal atau rantaian
pendek, tidak berwarna, dengan berisi granula, terbentuk pada hifa, sporangiofor
dan sporangia. Bentuk klamidospora globosa, elip atau silindris. R. oligosporus
dapat tumbuh optimum pada suhu 30-35 °C, dengan suhu minimum 12 °C, dan
suhu maksimum 42 °C. Ciri-ciri jamur rhizopus oligosporus yaitu mempunyai
koloni abu abu kecoklatan sporangiofor tunggal atau dalam kelompok dengan
dinding halus atau sedikit kasar sporangia globosa yang pada saat masak berwarna
hitam kecoklatan [ CITATION Set20 \l 1033 ].
Tanaman jeruk merupakan salah satu tanaman buah yang sudah lama
dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Secara umum jeruk yang
dihasilkan di dalam negeri mutunya rendah dan masih kalah bersaing dengan
jeruk impor, sehingga harga jualnya relatif lebih rendah. Masalah yang mendasar
dari rendahnya mutu buah jeruk salah satunya adalah serangan patogen pasca
panen. Patogen yang banyak menyerang buah jeruk adalah jamur. Banyak
mikroorganisme terutama jamur yang menyerang buah jeruk, antara lain

11
Colletotrichum sp., Penicillium sp., dan beberapa jamur lainnya. Penicillium
digitatum adalah jamur mesofilik yang ditemukan di tanah daerah penghasil jeruk.
Penicillium digitatum adalah spesies dalam divisi Fungi Ascomycota. Nama
genus Penicillium berasal dari kata "penicillus" yang berarti sikat, mengacu pada
penampakan bercabang dari struktur reproduksi aseksual yang terdapat dalam
genus ini. Kapang yang mengkontaminasi makanan dapat mengakibatkan
berbagai kerusakan antara lain: perubahan tekstur dan warna, terbentuk aroma
yang tidak sedap, terjadi perubahan rasa; dan berkurangnya nutrisi yang terdapat
dalam makanan. Kapang kontaminan berpotensi menghasilkan racun yang dikenal
sebagai mikotoksin yang apabila masuk kedalam tubuh manusia dapat
menyebabkan gangguan kesehatan berupa mikotoksikosis. Kontaminasi
mikotoksin yang dihasilkan oleh spesies-spesies kapang kontaminan tertentu
mengakibatkan makanan tidak layak dikonsumsi. Penicillium digitatum
mempunyai ciri-ciri, yaitu warna koloni hijau, sifat koloni seperti beludru, dan
memiliki warna bagian dasar coklat muda. Hifa tidak bersekat dan berdiameter 2
µm. Panjang konidiofor 105 µm, bercabang tingkat 2, berdinding halus, dan
berdiameter 2 µm. Memiliki metula dengan ukuran 12,5 x 2,5 µm. Fialida
berukuran 10 µm x 2,5 µm berbentuk ampuliform. Konidia berbentuk silindris,
berdinding halus, berwarna kehijauan, berdiameter 3,75 µm, dan memiliki tipe
pertumbuhan kolumnar [ CITATION Rah16 \l 1033 ].

12
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Senin, 19 April 2021
Waktu : 10.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Pangan Terpadu
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Teknologi Sumbawa

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Handphone

3.2.2 Bahan
1. Bahan dalam media agar yang telah ditumbuhi jamur, seperti
roti, jagung, nasi, dan kulit jeruk

3.3 Prosedur Kerja


1. Amati bahan dalam media agar, apakah ditumbuhi jamur atau tidak.
2. Foto/dokumentasi bahan dalam media agar tersebut untuk menjadi
bukti penjelasan jika ditumbuhi jamur.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 3. Roti yang ditumbuhi jamur

Gambar 4. Jagung yang ditumbuhi jamur

Gambar 5. Nasi yang ditumbuhi jamur


14
Gambar 6. Kulit jeruk yang ditumbuhi jamur

4.2 Pembahasan
Jamur merupakan makhluk hidup kosmopolitan yang tumbuh di
mana saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di udara, tanah, air,
pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Jamur bisa menyebabkan
penyakit yang cukup parah bagi manusia [ CITATION Sul20 \l 1033 ].
Dalam pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis jamur apa
yang dapat tumbuh pada bahan dalam media tersebut. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan, pertama amati bahan yang ada dalam media agar
apakah bahan tersebut ditumbuhi jamur atau tidak. Kemudian dokumentasi
atau foto bahan tersebut untuk menjadi bukti penjelasan ditumbuhi jamur
atau tidak.
Berdasarkan gambar 3, terdapat roti yang telah ditumbuhi jamur
Aspergillus sp. Jamur ini termasuk dalam mikroorganisme eukariotik.
Jamur ini tumbuh membentuk koloni mold berserabut, smoth, cembung
serta koloni yang kompak berwarna hijau kelabu, hijau coklat, hitam,
bahkan putih. Warna koloni dipengaruhi oleh spora misalnya spora
berwarna hijau, maka koloni hijau. Yang semula berwarna putih seperti
pada gambar, maka semakin lama akan berubah warna.
Kemudian berdasarkan gambar 4, terdapat biji jagung yang telah
ditumbuhi jamur Aspergillus flavus. Jamur ini dapat tumbuh optimum
pada kelembaban 82-85%, suhu 35-38°C dan pH asam. Aspergillus flavus
tumbuh dengan memproduksi benang filamen bercabang seperti yang
dikenal sebagai hifa yang dikenal sebagai miselium mengeluarkan enzim
yang memecah sumber makanan yang kompleks. Seperti pada gambar
koloni Aspergillus flavus pada saat muda berwarna putih dan akan
berubah menjadi warna hijau kekuningan setelah membentuk konidia.

15
Selanjutnya untuk gambar 5, terdapat nasi yang telah ditumbuhi
Rhizopus oligosporus. Rhizopus oligosporus merupakan kapang dari filum
Zygomycota yang banyak menghasilkan enzim protease. Rhizopus
oligosporus banyak ditemui di tanah, buah, dan sayuran yang membusuk,
serta roti yang sudah lama dan juga terdapat dalam nasi. Seperti yang
terdapat pada gambar, Rhizopus oligosporus memliki koloni abu-abu
kecoklatan dengan tinggi 1 mm atau lebih. Rhizopus oligosporus dapat
tumbuh optimum pada suhu 30-35 °C, dengan suhu minimum 12 °C, dan
suhu maksimum 42 °C. Ciri-ciri jamur Rhizopus oligosporus yaitu
mempunyai koloni abu abu kecoklatan sporangiofor tunggal atau dalam
kelompok dengan dinding halus atau sedikit kasar sporangia globosa yang
pada saat masak berwarna hitam kecoklatan.
Dan terakhir unruk gambar 6, terdapat kulit jeruk yang telah
ditumbuhi jamur Penicillium digitatum. Penicillium digitatum adalah
spesies dalam divisi Fungi Ascomycota. Nama genus Penicillium berasal
dari kata "penicillus" yang berarti sikat, mengacu pada penampakan
bercabang dari struktur reproduksi aseksual yang terdapat dalam genus ini.
Seperti pada gambar, Penicillium digitatum mempunyai ciri-ciri, yaitu
warna koloni hijau, sifat koloni seperti beludru, dan memiliki warna
bagian dasar coklat muda.

16
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan ada beberapa poin yang dapat disimpulkan antara
lain :
1. Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan bahan
pangan cepat rusak/membusuk. Jamur merupakan makhluk hidup
kosmopolitan yang tumbuh di mana saja dekat dengan kehidupan manusia,
baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri.
2. Jamur yang tumbuh pada roti yaitu Aspergillus sp. , jamur ini tumbuh
membentuk koloni mold berserabut, smoth, cembung serta koloni yang
kompak berwarna hijau kelabu, hijau coklat, hitam, bahkan putih. Seperti
pada gambar, yang semula berwarna putih maka semakin lama akan
berubah warna.
3. Jamur yang tumbuh pada jagung yaitu Aspergillus flavus. Jamur ini dapat
tumbuh optimum pada kelembaban 82-85%, suhu 35-38°C dan pH asam.
Seperti pada gambar koloni Aspergillus flavus pada saat muda berwarna
putih dan akan berubah menjadi warna hijau kekuningan setelah
membentuk konidia.
4. Jamur yang tumbuh pada nasi yaitu Rhizopus oligosporus. Rhizopus
oligosporus merupakan kapang dari filum Zygomycota yang banyak
menghasilkan enzim protease. Seperti yang terdapat pada gambar,
Rhizopus oligosporus memliki koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1
mm atau lebih.
5. Jamur yang tumbuh pada kulit jeruk yaitu Penicillium digitatum. Jamur ini
termasuk spesies dalam divisi Fungi Ascomycota . Seperti pada gambar,
Penicillium digitatum mempunyai ciri-ciri, yaitu warna koloni hijau, sifat
koloni seperti beludru, dan memiliki warna bagian dasar coklat muda.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, A., & Adipati, Y. C. (2017). Identifikasi Jamur Pada Biji Jagung (Zea
mays L.) Busuk dan Segar yang dijual di Pasar Baru Borong Makassar.
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life, 31-34.
Fitria, N., & Setiawati, F. (2020). Modifikasi Media Jagung (Zea mays) dan
Kacang Tanah (Arachis hypogea) sebagai Media Pertumbuhan Aspergillus
flavus. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 57-66.
Rahmawati, I., Hastuti, U. S., Sundari, S., & Mastika, L. M. (2016). Isolasi dan
Identifikasi Kapang Kontaminan pada Jenang yang Dijual di Trenggalek.
Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek, 131-135.
Setia, A. A., Fiana, P., Yukiman, A., Ririn, H., & Suryadi. (2020). Analisis
Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril) pada Tanah Bekas
Bioaktivator dan Trichoderma dengan Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik.
Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-44, 205-212.
Sulastina, N. A. (2020). Analisis Jamur Kontaminan pada Roti Tawar yang Dijual
di Pasar Tradisional. Jurnal ‘Aisyiyah Medika, 122-130.
18

Anda mungkin juga menyukai