Pengertian & Landasan Berpikir Sistem Ekonomi Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ilmu ekonomi islam sebagai studi ilmu pengetahuan modern baru muncul pada
tahun1970-an. Tetapi pemikiran tentang ekonomi Islam telah muncul sejak Islam
itu diturunkan melalui Nabi Muhammmad Saw. Karena rujukan utama pemikiran
islami adalah Alquran dan Hadits maka pemikiran ekonomi ini munculnya juga
bersamaan dengan diturunkannya Alquran dan masa kehidupan Rasulullah Saw.
Pada abad akhir 6 M hingga awal abad 7 M.
Kegiatan ekonomi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Kegiatan yang berupa produksi, distribusi dan konsumsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi seluruh kebutuhan hidup manusia. Setiap
tindakan manusia didasarkan pada keinginanannya untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Pada dasarnya, setiap manusia diperintahkan untuk bekerja dan berusaha
dalam rangka memperoleh penghidupan yang layak. Kegiatan ekonomi dilakukan
dengan prinsip-prinsip tertentu serta sejalan tujuan awal, yaitu mencapai
kesejahteraan hidup. Islam sebagai agama yang sempurna pun tidak hanya
mengajarkan kepada umatnya untuk beribadah semata, melainkan juga bekerja
untuk memperoleh rezeki dengan cara yang benar menurut aturan syariat.
B.
1.
2.
3.
C.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan ekonomi islam ?
Bagaimana padangan para pakar mengenai ekonomi islam ?
Apa saja landasan-landasan sistem ekonomi islam ?
Tujuan makalah
Untuk mengetahui pengertian ekonomi islam.
Untuk mengetahui pandangan para pakar mengenai ekonomi islam.
Untuk mengetahui landasan-landasan dari sistem ekonomi islam.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ekonomi Islam


Kata ekonomi berasal dari bahasa yunani kuno yaitu oikonomos yang berarti
rumah tangga1, dimana dalam rumah tangga seorang pemimpin harus memikirkan
dan mengawasi agar segala urusan berjalan dengan baik. Menurut pengertian lain
ekonomi islam adalah kumpulan norma hukum yang bersumber dari al-quran dan
hadist yang mengatur urusan perekonomian umat islam2. Pengertian masa kini
ekonomi ialah satu kajian yang berkenaan dengan perilaku manusia dalam
menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi keperluan mereka. Sedangkan
dalam pengertian Islam, ekonomi adalah suatu ilmu yang mengkaji masalahmasalah ekonomi yang didasarkan kepada asas-asas dan nilai-nilai Islam. Ekonomi
Islam seringkali dimasukkan sebagai cabang ilmu yang mempelajari metode
memahami dan memecahkan masalah ekonomi yang didasarkan pada ajaran
Islam. Dasar pembentukan perekonomian islam adalah perilaku manusia sebagai
kelompok sosial. Dengan demikian ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai
sebuah studi tentang pengelolaan harta benda menurut perpektif Islam.

2. Pengertian Ekonomi Islam Menurut Para Pakar


Berikut adalah beberapa pengertian ekonomi islam menurut para pakar:
1. Menurut Hasanuzzaman (1984), ekonomi Islam adalah ilmu dan aplikasi
petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam
memperoleh dan menggunakan sumber daya material agar memenuhi
kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada
Allah dan masyarakat

1 Drs. Muhammad,M.Ag dan Alimin,Lc,M.Ag, etika dan perlindungan


konsumen dalam ekonmi islam (Yogyakarta:BBFEYOGYAKARTA:2004),hlm 11
2Prof . DR . H. Zainuddin Ali, M . A, Hukum Ekonomi Syariah
(JakartaSinar Grafita ,2008),hlm 4.

2. Menurut Muhammad Abdul Mannan (1986), ekonomi Islam adalah ilmu


social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam
prespektif nilai-nilai Islam.
3. Menurut Nejatullah Ash-Shiddiqi (1992), ekonomi Islam adalah tanggapa
pemikiran-pemikiran muslim terhadap tantangan ekonomi pada zamannya.
Dimana dalam upaya ini mereka di bantu oleh Al-Quran dan Sunnah
disertai dengan argumentasi dan pengalaman empiris.
4. Menurut Khan (1994), ekonomi Islam adalah suatu upaya memusatkan
perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumber daya di bumi atas dasar kerja sama dan
partisipasi.
5. Menurut Khurshid Ahmad (1992), ekonomi Islam adalah suatu upaya
sisitematik untuk memahami masalah ekonmi dan perilaku manusia yang
berkaitan dengan masalah itu dari prespektif Islam3.
3. Landasan-Landasan Sistem Ekonomi Islam
Ada suatu benang bersama yang dijalin melalui kegiatan ekonomi dalam islam,
sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran dan as-Sunnah srta sebagai
keputusan islam. Benang ini merupakan lansdasan dasar sisitem okonomi islam.
Pembahsan singkat di bawah ini akan mengungkapkan landasan-landasan atau
struktur terpenting, baik secara filosofis, etika dan moral, ekonomi, dan social.4
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan kerangka berpikir sistem ekonomi islam yang
dibangun berdasarkan pada dalil-dalil al-quran dan Haddis yang secara filosofis
bisa di hubungkan dengan kajian ekonomi. Dengan kata lain landasan filosofis
dapat memperlengkap sistem ekonomi islam yang di bangun pola pikir landasan
idea. landasan filosofis ekonomi islam terdiri dari:

Ibadah
3 Veithzal rivai,Islamic economic,(Jakarta,Bumi Aksara,2009),hlm 11-12.
4 Muhammad Al-Buraey, Islam Landasan Alternatif Administrasi
Pembangunan, (Jakarta: Rajawali, 1986), hlm. 193

Ibadah merupakan kewajiban mutlak setiap individu. Termasuk dalam


berekonomi seperti firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang
artinya dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahku. Filosofis ibadah akan melahirkan kerelaan , tiada lain segala
yang terjadi adalah yang terbaik untuk setiap makhluk karena tuhanlah yang
mengatur semua kehidupan ini.
Keadilan
Keadilan merupakan konsep yang luas dan mencakup semua aspek kehidupan
yang di dalamnya tidak hanya mencakup dalam bidang ekonomi, tapi juga
social , politik , dan segala aspek kehidupan.
Dalam al-Quran yang artinya sesungguhnya allah menyuruh ( kamu) berlaku
adil dan berbuat kebajikan memberi kepada kaum kerabat, dan allah melarang
dari perbuatan keji, kemmungkaran dan permusuhan5. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.disisi lain ,
masing- masing individu ini mempunyai pembawaan (modal dasar) serta hak
yang berbeda, dan semua itu tidak bisa di lebur dalam kehidupan social.
Kebijakan
Merupakan tingkah laku baik jujur, simpatik, bekerjasama, berpikir
kemanusiaan dan ikhlas mementingkan orang lain dan menjaga orang lain
walaupun melebihi sesuatu yang sepatutnya diterima orang tersebut.
Kerja sama
Adalah untuk memenuhi tanggung jawab terhadap terciptanya keadilan dan
kebijakan di bidang ekonomi. Kerja sama dalam kepentingan ekonomi sangat
dibutuhkan karean pada dasarnya setiap induvidu saling bergantung. Dalam
perkembangan sistem ekonomi islam kerja sama telah berkembang
sebagaimana landasan prodok-produk keuangan6

b. Landasan Etika dan Moral


Landasan etika dan moral ekonomi Islam terletak pada sifat yang tidak pernah
mengkompromikan antara yang diperbolehkan (halal) dengan yang dilarang
5 surah an-Nahl ayat 90
6 Ahmad Dahlan,M.S.I, Pengantar ekonomi Islam, (Purwokerto: Fajar
Media Press, 2010)), hlm. 52-57

(haram). Dalam ayat mengenai kategori pertama, maka perintahnya adalah


melakukan perbuatan baik dan memperbaiki yang buruk, dan yang kedua adalah
melarang korupsi. Etika ekonomi, sebagaimana diajarakan islam, akan
membolehkan hall-hal yang baik dan melarang hal-hal yang buruk. Al-Quran
menyatakan Mereka yang mengikuti Rasul, Nabi yang tidak dapat membaca dan
menulis, yang mereka dapati disebut dalam kitab Taurat dan Injil. Yang menyuruh
mereka melakukan kebaikan, dan melarang kemungkaran. (Al-Quran: 7: 157)
Misalnya saja, riba dilarang karena hal itu merupakan bentuk penindasan, yang
mana si kaya dengan kekayaan dan kekuasannya mengambi hak si miskin dan
kemudian menindaskan dengan cara mengambil kelebihan atau surplus yang
disebut dengan bunga atau tepatnya riba. Larangan riba di dalam Al-Quran dimuat
atau tepatnya berbagai ayat7, yang terpenting adalah sebagai berikut: Orang yang
memakan riba, tiada akan berdiri (kembali) dihari kiamat. Kecuali sebagai
berdirinya orang kerasukan setan sehingga gila. Yang demikaian itu kerena
mereka menganggap bahwa jual beli sama dengan riba. Sedangkan Allah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (Al-Quran: 2: 275).
Salah satu hadis terpenting adalah ang diriwayatkan oleh Ahmad, yang
menyatakan bahwah Rasul pernah bersabdah, Akan tiba suatu masa, ketika orang
mulai memakan riba, sahabat Rasul kemudaian bertanya: seluruh manusia, ya,
Rasul?. Dan Rasul pun menjawab, Barangsiapa tidak memakannya, maka ia
akan terkena debunya. (dikuti dari Abdu Zahrah,1970)
Dengan melarang riba, Islam mendorong terciptanya suatu sistem ekonomi di
mana modal itu sendiri (apabila tidak diusahkan) tidak akan melahirkan investasi,
dan tidak ada hasil yang diperoleh tanpa risiko. Sebaliknya sistem yang
mebolehkan riba, memungkunkan keuntungan bagi modal tanpa diikuti oleh kerja
dan tanpa pengambil resiko kerugian. Sebagai dinyatakan di atas, riba itu sendiri
merupakan penindasan. Para pelepas riba, misalnya, akan mempergunakan
berbagai cara dan kekuasaan untuk memaksa agar peminjaman ribanya

7 Rujukan Quran pada ayat-ayat yang berikut ini: 2: 275: 276: 278:
279: 280; 3: 130-132; 4: 161 dan 30: 39.

mengembalikan uangnya. Bukan saja dalam bentuk pinjaman pokok, tetapi juga
berserta bunganya.
Pendeknya, riba bertentangan dengan ajaran islam, yang memerintahkan agar
pemeluknya memberikan bantuan kepada mereka yang memperlukannya. Riba
menimbulakan ketegangan di dalam masyarakat itu sendiri.
c. Landasan Ekonomi
Landasan

darisisitem

ekonomi

islam terletak

pada

kehendak

untuk

mewujudkan ksejahteraan ekonomi yang dilandasi oleh kesempatan kerja bagi


segenap warga masyarakat yang mampu berkerja. Islam membolehkan berbagai
bentuk kegiatan ekonomi yang jauh dari riba, karena Allah tidak melarang sesuatu
yang memberi maanfaat bagi manusia (Al-Quran, 7: 32,33,157). Oleh sebab itu
islam sanagat mendorong kerja sama, diman modal dan tenaga dikombinasikan
sehingga melahirkan barang-barang atau jasa yang diperlukan oleh umat manusia.
cara seperti ini memungkinkan para pemilik modal untuk menarik keuntungan, di
samping menerima imbalan atas kerugian yang mungkin timbul. Islam memberi
nama cara kerja sama usaha seperti ini sebagai mudarabah,qirad, atau syarikah
(kemitraan, partnership)
Mudarabah adalah perjanjian antara perjanjian antara dua pihak, yaitu
penyediaan modal dan penyedia teaga kerja (mudarib). Kedua belah pihak berhak
atas keuntungan (atau kerugian) sesuai dengan perbandingan yang telah disepakati
sebelumnya, dengan satu kondisi dimana satu pihak akan menerima setengah
keuntungan, atau sepertiga, atau seperempat, dan seterusnya. Apabilah salah satu
pihak menghendaki sejumlah tertentu bukan bagian bersama dari keuntungan,
maka mudarabah menjadi nol, dan membatalka keuntungan total bagi keduanya
yang kurang dari jumlah seharusnya. Mudarib, menyediakan tenaga kerja, dan
tidak memiliki bagian dalam modal, tetapi hanya pada bagian keuntungan.
Demikian pula, adalah bertentangan dengan hukum apabila menjadikan mudarib
sebagai satu-satunya penanggunag kerugian. Akhirnya, mudarib adalah pemegang
kepercayaan dalam pengoperasian modal, sehingga menjadi wakil resmi . apabilah
usaha tersebut berhasil, maka mudarib mendapatkan bagian keuntungan, dan
apabilah merugi, maka ia tidak memperoleh bagian atau upah.

Mekanisme dan cara kerja bank Islam, yaitu suatu lembaga yang bebas bunga
dan bebas riba dapat dikemukakan sebagai contoh yang baik tentang usaha ini.
Para penabung di bank adalah penyedia modal, sementara bank dianggap sebagai
rekan para mudarib, ikut menanamkan modalnya dan kemudian mendapatkan
bagian keuntungan bukan dalam prosentase yang tetap. Ciri terpenting dalam bank
Islam adalah: (a) tidak berurusan dengan berbagai bentuk bunga, kecuali yang
dibayarkan pada persediaan, tetapi diperbolehkan asal besarnya tidak ditentukan ;
(b) dalam rencana kegiatan dan program-program untuk pembangunan proyekproyek swasta dan Negara, dilakukan atas dasar partisipasi dibanding sebagai
penyedia modal; (c) adanya pemaduan pembangunan ekonomi dan pembangunan
social di daerah dimana bank tersebut beroperasi; dan (d) mereka mendorong
pemanfaatan zakat serta peranan sosial-ekonominya di dalam masyarakat muslim
dan dalam seluruh pembangunan social ekonomi pada Negara yang menjadi induk
semangnya (an-Najjar dkk, 1978).
d. Landasan Sosial
Sisitem ekonomi Islam sangat menekankan pentingnya solidaritas di kalanagan
ummat Islam. Hal ini kan terwujud secra baik dalam bentuk keadilan distributif,
degan cara menggunakan piranti (tool) dan metode-metode untuk mengalokasikan
kesejateraan di anatara pribadi-priabadi dalam masyarakat. Alat distribusi yang
utama adalah otoritas politik (khilafah) yang berhak melakukan pengumpulan dan
mendistribusikan

zakat.

Pendistribusian

kembali

Zakat

memenuhi

(redistribusi)

dua

pendapat

tujaun

distribusi,

diantara

mereka

yaitu:
yang

memerlukan dan yang berlebih, serta adanya alokasi antara konsumsi dan
invesatasi. Dengan cara tersebut diharapkan terjadi distribusi pendapatan dalm
diri sendiri (intra-generasi). Dengan mekanisme seperti itu, zakat lebih merupakan,
pajak social dari pada hanya sekedar ibadah yang biasa (Khaf, 1978: 102). Alat
distribusi lain adalah pelatihan ketrampilan, latihan , rehabilitas, da kebijaksaan
tenaga kerja (ibid)
Memperkecil kesenjangan distribusi merupakan tugas utama dari kebijaksaan
ekonomi Islam. Hal tersebut bukan saja diturunkan dari Al-Quran dan as-Sunnah
yang berkaitan dengan perilaku konsumsi sperti dorongan untuk zuhud (membatasi

diri secara sukarela) dan larangan bermewah-mewah, tetapi juga berasal dari dua
prinsip Islam yang utama, yaitu: persamaan derajat manusia serta persaudaraan,
serta prinsip tidak disenanginya penumpukan kekayaan hanya di tangan beberapa
orang saja. Tujuan ini dapat dipandang sebagai tulang punggung landasan social
ekonomi Islam, oleh karena itu hal tesebut menjadi tujuan tetap dari kebijakan
ekonomi dan bukan semata-mata sebagai alat koreksi pada saat muncul
kegentingan social.
Inti landasan social dari system ekonomi Islam adalah adanya konsep
kewajiban manusia untuk melaksanakan kehendak Allah melalui masyarakat.
Konsep ini, yang bertumpu pada tuntunan Al-Quran, menjadi Al-Quran sebagai,
dokumen social yang mengikat vitalitas bagi Muslim modern, yang bagi
kelompok non-muslim mungkin dipandang sebagai sesuatu yang tidak nyata
(Lichtenstadter, 1958: 87). Kesadaran social seperti ini tidaklah menghalangi usaha
pribadi atau mengutuk pemilikan pribadi, walaupun ia juga tidak membolehkan
ketamakan dan keserakahan.8
4. Landasan Lainnya dari Sistem Ekonomi Islam
a) Dasar keadilan dan keseimbangan
Keadilan merupakan isi pokok dari maqashid syariah. Oleh karena itu, Ibnu
Taimiyyah berkata, Allah menyukai Negara adil meskipun kafir, tetapi tidak
menyukai Negara zalim meskipun beriman, dan dunia akan dapat bertahan dengan
keadilan meskipun tidak beriman, dan tidak akan bertahan dengan ketidak adilan
meskipun islam yang menjadi dasar dan ciri utama ekonomi islam yang paling
menonjol adalah terapan. Sistem ekonomi selalu mengacu pada keseimbangan dan
keadilan dalam segalah hal. Kesimbangan tersebut adalah:

1. Keseimbanagn anatara hubungan materi dan kebutuhan rohani


2. Keseimabanagan anatara individu (al-fard) dan publik (am). Hak seoaraang
induvidu tidak akan dibahasakan, untuk kemasalahatan publik sebagaimana
8. Muhammad Al-Buraey, Landasan Alternative Administrasi Pembangunan, (Jakarta:
CV.Rajawali, 1986), Hal. 193-199

yang dilakukan oleh sosialisme, sedangkan hak individu tidak akan dibebaskan
sebebas-bebasnya sebagaimana yang terdapat dalam sistem ekonomi kapitalis
3. Seimbangan dalam sikap terlebi-lebihan dan sikap terlalu bahil dalam hal
konsumsi atau pemakaian harta. Massignon, seorang orientasi memberikan
penghormatan dengan mengatakan: Islam berjasa membeiarkan gambaran
kesamaan yang teguh. Islam menduduki menengah antara doktrin-doktrin
kapitalisme Borjuis dan komunisme Bolchevis. Bahwa dengan dasar akidah
atau imam, konsumen akan terlindungi secara tidak langsung, melalui tanggung
jawab dalam ekonomi kepada Allah swt. prinsip keseimbangan dalam sistem
ekonomi Islam harus benar-benar terlaksanakan dalam aspek kegiatan
ekonomi, dalam hal ini kita telah menemukan bahwa terdapat keseimbangan
antara produsen dan konsumen pada khilafah seorang muslim menyadari misi
kedatangannya ke bumi ini (beribadah, membagun dan memimpin) maka
sebagai seorang produsen ia akan melakukan yang terbaik pada semua Islam
ini.
b)Al-Iman Atau Ekonomi Ketuhanan
Para ahli ekonomi Islam menamai dasar dengan sebutan yang berbeda-beda,
seperti dasar tauhid , dasar akidah , dasar ketuhanan , dasar rohani ,dasar
ubudiyyah dan dasar agama, semua sebutan tersebut benar adanya karena
dalam sistem ajaran Islam akidah atau iman adalah denyut nadi kehidupan segala
aktifitas seorang muslim, termasuk bidang ekonomi. Dasar ini menempati dasar
pertama untuk sistem ekonomi islam karena akidah adalah pangkalan titik tolak
sentral dalam pemikiran seorang muslim dan dengannya pula seorang muslim atau
pemikir muslim akan menemukan ketentraman jiwa karena dia sudah berbuat
dalam ruang lingkup akidah yang di percayainya.

c) Dasar Khilafah

10

Konsep khilafah bermaksud bahwa manusia adalah wakil Allah di bawah bumi
ia di turunkan ke bumi sesuai dengan misi perwakilan atau pemandatan itu
kemudian seorang wakil harus mentaati perintah yg mewakilkan. Dasar ini
berdasarkan pada firman Allah swt, dan dia menjadikan kamu sebagai wakilnya
di bumi,lalu dia aka menyaksikan apa apa yg kamu lakukan (QS,al-Araf:126)
Dasar ini bermaksud, manusia harus membangun bumi (Imar), manuisa
memiliki sebagai wakil dari Allah (khilafah) dan manusia berhak memilki,
menggunakan harta sesuai dengan kedudukan sebagai wakil karena pemilikan
adalah motivasi utama untuk pengembangan dan produksi.

BAB III

11

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ekonomi

Islam didefinisikan sebagai cabang ilmu yang membantu

merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya


yang langka, yang sejalan dengan ajaran islam, tanpa membatasi kebebasan
individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan makro dan ekonomi logis.
Ekonomi Islam merupakan racikan resep ekonomi yang digali dari Al-Quran dan
Hadits. Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh meragukan kandungan ajaran AlQuran. Namun, kita perlu merumuskan praktik-praktik ekonomi yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat tetapi tidak menyalahi prinsip-prinsip yang
terkandung dalam Al-Quran.

B. PENUTUP
Alhamdulillahi robbilalamin, syukur kami kepada Allah SWT yang telah
memberikan hidayahNya, sehingga makalah Pengertian dan Landasan Berpikir
Sistem Ekonomi dapat terselesaikan dengan baik. Namun, kami tetap menyadari
keadaan kami sebagai manusia yang tak kan luput dari khilaf. Oleh karenanya,
kami memohon maaf yang setulusnya, apabila makalah yang kami buat ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan. Manusia adalah tempat salah dan lupa, dan
kebenaran hanya milik Allah Taala.
Tak lupa pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan ini. Harapan kami, semoga
dengan adanya makalah ini, dapat membantu kita semua, lebih menyadari
pentingnya hubungan kita dengan Tuhan, sebagai pencipta. Dan kita menjadi lebih
mendekarkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

DAFTAR PUSTAKA

12

Alimin,

Muhammad.

2004.

Etika

Perlindungan

Konsumen

dalam

Ekonomi.Yogyakarta: BBFE-YOGYAKARTA.
Ali, Muhammad. 2009. Hukum Ekonomi Syariah Hukum Ekonomi Syariah.
Jakarta: Sinar Grafita.
Al-Buraey. 1986. Landasan Alternative Administrasi Pembangunan. Jakarta: CV.
Rajawali.
Dahlan, Ahmad. 2010. Pengantar ekonomi Islam. Purwokerto: Fajar Media Press.
Rival, Veithzal. 2009. Islamic Economic. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai