Urea
Urea
Urea
Disusun oleh :
Indrihapsari (121080010)
Rizki Kurniasih (121080018)
NH2COONH4
b. Dehidrasi karbamat :
NH2COONH4
NH2CONH2 + H2O
Stripper (DA-101)
Stripper berfungsi untuk menguraikan larutan karbamat yang tidak
terkonversi dan memisahkan NH3 dan CO2 dari larutan urea. Ekses NH 3
dipisahkan dari aliran dengan menggunakan tray-tray pada bagian atas stripper.
Reaksi penguraian yang terjadi :
NH2COONH4
2NH3 + CO2
Kalor untuk reaksi penguraian diperoleh dari steam yang dialirkan pada
falling type heater. Pada stripper dialirkan gas CO2, dengan adanya aliran ini
akan meningkatkan tekanan parsial CO 2 yang mengakibatkan larutan karbamat
terurai. Gas CO2 terlebih dahulu dikompresi dengan CO2 compressor (GB-101)
dan diinjeksikan udara lewat interstage CO2 compressor. Penginjeksian udara
berfungsi anti korosi/pasivasi pada logam-logam peralatan proses. Supaya proses
pada stripper sesuai dengan kebutuhannya diperlukan kontrol terhadap :
a. Temperatur
Reaksi
penguraian
merupakan
endotermis,
untuk
memenuhi
+ H2O
2NH3 + CO2 - Q
Aliran CO2
Selain dengan menggunakan pemanas, penguraian karbamat dapat
dilakukan dengan meningkatkan tekanan parsial CO2. Aliran CO2 rendah
akan menurunkan penguraian karbamat, sedangkan aliran CO2 yang tinggi
akan menurunkan perbandingan molar NH3/CO2 pada reaktor. Laju alir CO2
tergantung pada jumlah produksi.
d. Tekanan Steam
Steam berfungsi sebagai pemanas, apabila tekanan steam meningkat
dengan sendirinya temperatur meningkat. Peningkatan temperatur dapat
mengakibatkan terjadinya pembentukkan biuret dan hidrolisa urea. Tekanan
steam rendah, kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan karbamat tidak
mencukupi sehingga efisiensi stripper menurun. Larutan urea keluaran
stripper diekspansi hingga tekanan menjadi 18-19 kg/cm 2 dan temperatur
135-136oC. Larutan urea selanjutnya dipanaskan pada bagian shell EA102.
1.3
Scrubber (DA-102)
Scrubber berfungsi untuk mengabsorp gas-gas dari reaktor dengan
menggunkan larutan karbamat recycle. Absorpsi terjadi dengan adanya reaksi
pembentukkan karbamat dari gas-gas tersebut.
2NH3
+ CO2
NH4COONH2 +
+ CO2
NH4COONH2 +
2 NH3 + CO2 - Q
HP Decomposer (DA-201)
Di dalam DA-201 karbamat yang masih diuraikan menggunakan pemanas
menggunakan steam condensate di dalam falling film type internal heat
exchanger. Untuk mencegah korosi pada vessel dimasukkan gas keluaran DA102, karena gas mengandung oksigen. Dalam proses dekomposisi dan pemisahan
diperlukan kontrol terhadap :
a. Temperatur
Temperatur operasi menunjukkan jumlah kalor yang tersedia .
Temperatur rendah akan menurunkan jumlah dekomposisi karbamat
sehingga menambah beban LP decomposer (DA-202). Temperatur tinggi
dapat menyebabkan korosi pada peralatan dan pembentukkan biuret serta
hidrolisa air :
NH2COONH2
2NH2CONH2
+ H2O
2NH3 + CO2 - Q
LP Decomposer (DA-202)
Larutan urea dari DA-201 yang masih mengandung NH3, CO2 dan karbamat
dimurnikan lebih lanjut. Proses pemurnian dilakukan dengan penurunan tekanan
menjadi 2,5-2,6 kg/cm2, pemanasan dengan steam condensate dan CO2 stripping.
Agar proses pemurnian berjalan dengan baik perlu dikontrol :
a. Temperatur
Peningkatan temperatur akan mempermudah pelepasan gas dari
larutan, tetapi apabila temperatur terlalu tinggi akan terjadi pembentukkan
biuret dan hidrolisa urea. Temperatur operasi DA-202 adalah 123-1250C.
b. Tekanan
Penurunan tekanan akan meningkatkan laju dekomposisi dan
pelepasan gas dari larutan. Tekanan terlalu rendah dapat membuat larutan
menjadi pekat dan sulit untuk dialirkan. Tekanan operasi pada 2,5-2,6
kg/cm2.
c. Level
Pengaruh level sama dengan pengaruh pada DA-201.
d. Aliran CO2
Penambahan gas CO2 pada DA-202 berfungsi untuk mempercepat
proses dekomposisi karbamat dan pemisahan gas-gas yang terlarut. Aliran
gas CO2 rendah akan menurunkan kemampuan dari decomposer. Tetapi laju
CO2 terlalu tinggi akan meningkatkan kadar CO 2 dan titik leleh larutan
meningkat. Penurunan tititk leleh akan menyebabkan pembentukkan kristal
urea dalam aliran dan sulit untuk dialirkan. Laju alir CO 2 dijaga pada laju
150-160 Nm3/jam.
Larutan urea selanjutnya dikirim flash separator (FA-205) untuk
memisahkan gas-gas yang masih tersisa. Larutan urea diekspansi menjadi
tekanan atmosfer dan gas-gas yang terlarut akan terlepas. Gas yang
terbentuk dipisahkan dalam FA-205 dan dikirim ke tahap recovery. Larutan
urea dialirkan ke urea solution tank (FA-201).
3. Tahap Evaporasi/Pemekatan
Dalam tahap ini larutan urea dipekatkan mencapai 99,7% berat sebelum dikirim
ke prilling tower. Pemekatan larutan dilakukan dengan menguap air yang terdapat
dalam larutan menggunakan pemanasan dan tekanan vakum. Tahap ini terdiri atas dua
alat utama:
3.1 Vacum Concentrator (FA-202A/B)
Larutan urea dari FA-201 dipompakan ke dalam FA-201A. Larutan urea
divakumkan menggunakan steam ejector hingga kevakuman 125-185 mmHg
(kondisi desain 150 mmHg) Dengan pemvakuman akan menurunkan titik didih
air. Panas untuk penguapan diperoleh dari panas reaksi pada HP absorber (EA410B). Untuk proses penguapan air dapat berjalan dengan baik diperlukan kontrol
terhadap :
a. Temperatur
Pada tekanan vakum 150 mmHg air memiliki titik didih 80 oC.
Dengan penurunan titik didih air akan mempermudah pemisahan air dari
larutan. Temperatur operasi dijaga di atas titik didih air. Temperatur operasi
pada 81-81oC.
b. Kevakuman
Kondisi vakum mempengaruhi densitas kristal. Tingkat kevakuman
rendah akan meningkatkan
Tingkat kevakuman tinggi menurunkan titik didih air sehingga banyak air
yang menguap dan densitas kristal meningkat. Peningkatan kristal terlalu
tinggi dan menyebabkan penyumbatan pada pipa. Larutan dari FA-202B
dengan kepekatan sekitar 84% berat selanjutnya dipanaskan pada heater for
FA-202 (EA-201) menggunakan steam tekanan rendah hingga temperatur
133-134oC.
Larutan selanjutnya dimasukkan ke dalam vacuum concentrator
upper (FA-202A). Di dalam alat ini larutan urea dipekatkan lebih lanjut
hingga mencapai konsentrasi 97,7% berat. Temperatur operasi berkisar 133134oC. Temperatur terlalu rendah akan menyebabkan terjadinya choking
(penyumbatan pada pipa karena pembentukkan kristal urea). Temperatur
terlalu tinggi akan mendorong terbentuknya biuret.
Tingkat kevakuman operasi sama dengan FA-202B. Tingkat
kevakuman yang tinggi akan meningkatkan konsentrasi urea, tetapi apabila
terlalu tinggi dapat menyebabkan choking pada pipa aliran. Tingkat
kevakuman rendah akan menurunkan konsentrasi urea dan menambah
beban pada final separator (FA-203).
3.2 Final Separator (FA-203)
Pada bagian ini larutan urea dipekatkan hingga konsentrasi 99,7%.
Pemekatan dilakukan dengan cara pemanasan pada Final Concentration (EA202) dan pemvakuman di FA-203.
+ CO2
NH3
+ H2O
NH4COONH2 + Q
NH4OH +
+ CO2
NH3
+ H2O
NH4COONH2 +
NH4OH
2NH3 + CO2 - Q
NH3 + H2O - Q
Gas yang terbentuk dari proses stripping dikirim ke LP Decomposer (DA202). Kondensat keluaran kolom atas dimasukkan ke bagian bawah kolom DA502. Di dalam kolom kondensat dikontakkan dengan steam dan urea yang
terkandung di dalamnya akan terhidrolisis :
NH2CONH2 + H2O
2NH3 + CO2 - Q
Gas dari proses dialirkan ke kolom atas DA-501 dan kondensat dialirkan ke
preheater for DA-502 (EA-505) untuk memanaskan kondensat masukkan DA502. Kondensat selanjutnya dialirkan ke kolom bawah DA-501 dan kontak
dengan steam untuk menguraikan dan memisahkan sisa-sisa urea, aqua amoniak
dan karbamat. Kondensat keluar melalui bagian bawah kolom dan didinginkan
pada preheater for DA-501 (EA-504) menggunakan kondensat masukkan DA501. Kondensat sebagian digunakan sebagai scrubber di prilling tower dan
sebagian lagi dialirkan ke FA-305.