Rencana Usaha Tani Budidaya Melon

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Rencana Usaha Tani Budidaya Melon

Tanaman melon (Cucumis melo) relatif sulit dibudidayakan dibandingkan


dengan tanaman dari famili Cucurbitaceae lainnya. Tanaman melon bisa tumbuh baik
pada curah hujan 2.000 3.000 mm/tahun, suhu 30 35o C, intensitas cahaya
matahari tinggi, kelembaban udara 70 80 % atau minimal 60 %, ketinggian 300
1000 m dpl, dan jenis tanah berlempung. Sentra produksi melon di Jawa Tengah
berada di Sragen, Pekalongan, Boyolali, Grobogan, Kudus, Rembang, Demak,
Sukoharjo, dan Karanganyar. Di Jawa Tengah telah dibentuk Asosiasi Agribisnis
Melon Indonesia yang merupakan perkumpulan petani, pengumpul, dan pengusaha
melon. Karena saya berasal dari Jawa Tengah, dan melihat prospek usaha tani melon
yang cukup bagus maka saya merancang usaha tani yang meliputi pengolahan lahan,
permodalan, penggunaan tenaga kerja beserta manajemen usaha di wilayah
Grobogan-Jawa Tengah. Berikut adalah rancangan usaha tani melon,
1. Lahan
Lahan

: Lahan sawah seluas 1 hektar (sewa).

Jenis tanah

: Tanah Berlempung

pH tanah

: 5,8-7,2

Ketinggian

: 300 1000 m dpl

Kesuburan

: Cukup

Pengairan

: Irigasi

Iklim

: Tropis

Curah hujan

: 2.000 3.000 mm/tahun

Suhu

: 30 35o C

Intensitas cahaya matahari

: Tinggi

Kelembaban udara

: 70 80 % atau minimal 60 %

Tanaman melon membutuhkan tanah yang cukup subur, berdrainase baik,


dan terbebas dari nematoda atau penyakit soilborne lain. Pada dasarnya Tanah
yang baik bagi budidaya melon adalah tanah liat berlempung yang banyak
mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol,
asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan
pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon
tidak menyukai tanah yang terlalu basah. Oleh karena itu lokasi yang saya anggap
tepat untuk melakukan budidaya melon adalah di wilayah Jawa Tengah,
khususnya di sawah-sawah daerah Grobogan, Jawa Tengah.

2. Modal
Berikut adalah modal yang dipersiapkan dalam usaha budidaya melon,
untuk keterangan mengenai harga setiap variabel modalnya di tulis dalam
rincian biaya.
MODAL
Bibit

KETERANGAN
24.000 bibit melon unggul (170 bungkus)
yang akan ditanam diarea sawah seluas 1
hektar
Cangkul, sabit, alat pembuat lubang, ceret,

Alat

alat penyemprot (sprayer), turus bambu,


drum,ember dan gayung buat pengocoran
Mesin

pupuk, tali rafia, serta mulsa.


Mesin bajak (traktor) dan mesin angkut

Saprodi

(truk).
Dalam 1 hektar saprodi yang digunakan
adalah, pupuk kandang 4 karung (@50kg),
bambu 20 batang, polibag, mulsa plastik 20
rol (4 x 15m), pupuk kandang/kompos 8
Ton, pestisida sistemik, kapur pertanian
disesuaikan dengan pH, pupuk dasar ZA
450kg/ha, SP36 300kg/ha, Phonska 200
kg/ha, Kcl 150-200 kg/ha, serta insektisida,
bakterisida, fungisida lainnya. Total saprodi
pupuk kimia disesuakan dengan kondisi
lahandan ph tanah Grobogan kira-kira 2 ton
hingga 3 ton

Modal sangat diperlukan dalam mendirikan sebuah usaha. Modal


diatas digunakan dalam usaha tani budidaya 1 hektar melon di wilayah
Grobogan-Jawa Tengah ( untuk detail biaya modal diterangkan dalam analisis
rincian biaya). Besar kecilnya modal yang dibutuhkan tergantung dari besar
kecilnya usaha yang akan didirikan. Modal tidak hanya berwujud uang. Modal
bisa berupa alat, bahkan dapat berupa kemauan dan niat yang kuat, dll
3. Tenaga Kerja Beserta Biayanya
Dalam usaha tani budidaya melon dengan luas lahan 1 hektar total
kebutuhan tenaga kerja dari awal tanam hingga panen adalah 110 orang.

Berikut adalah tabel tenaga kerja dan rincian biaya yang dibutukan dalam
aspek tenaga kerja.

Tabel tenaga kerja (Pria-Wanita) dengan aktivitas dan hari kerjanya


Aktifitas

Tenaga Kerja
Pria
Wanita

Hari

Pengolahan tanah
Pengapuran dan pemberian pupuk

10
10

3
5

dasar
Pemasangan mulsa dan

10

pelubangan
Penanaman
Pengikatan tanaman
Pemangkasan dan seleksi tunas
Pemupukan susulan
Penyemprotan insektisida dan

8
6
7
10
10

2
4
3
-

4
5
5
5
10

pestisida
Penyiangan
Panen dan Pengangkutan

3
12

2
-

6
3

Rincian biaya yang dibutukan dalam aspek tenaga kerja.


Pengolahan tanah dan biaya pembuatan bendengan Borongan

Rp.5.000.000
Pengapuran dan pemberian pupuk dasar 50 HOK @ Rp.30.000

Rp.1.500.000
Pemasangan mulsa dan pelubangan 50 HOK Rp.1.500.000
Penanaman 40 HOK Rp.1.200.000
Pengikatan tanaman 60 HOK Rp.1.800.000
Pemangkasan dan seleksi buah 50 HOK Rp.1.500.000
Pemupukan susulan 50 HOK Rp.1.500.000
Penyemprotan 100 HOK Rp. 3.000.000
Penyiangan 30 HOK Rp. 900.000
Panen dan Pengangkutan 25 HOK Rp. 750.000
#HOP = Hari Orang Kerja
Total Biaya Tenaga Kerja = Rp.18.650.000
4. Manajemen
Dalam budidaya melon, sangat dibutuhkan manajemen yang tepat agar

diperoleh produksi yang maksimal. Manajemen atau pengelolaan pada


budidaya melon secara sederhana dapat sebagai berikut :
Bulan 1

Pengolahan lahan ,pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa


Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan alat bajak melaui sisem
borongan. Pengolahan tanah dan biaya pembuatan bendengan borongan
kurang lebih adalah Rp.5.000.000. Untuk daerah Grobogan maka dibuat
drainase sekitar 70cm. Setelah pembuatan bedengan, bedengan dapat ditaburi
pupuk dasar. Lahan kemudian diairi sekitar 2-3 hari. Setelah itu lahan
bedengan ditutup mulsa selama beberapa hari.
Pembuatan lubang tanam
Seperti pada budidaya umumnya, pembuatan lubang tanam dilakukan
dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu
kental. Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm,
dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang
dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat
berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros
berhadap-hadapan membentuk segi tiga.
Penanaman
Metode penanaman melon dilakukan dengan cara : bibit yang telah di
semai +/- 3 minggu dipindahkan kedalam besar beserta medianya. Akar
tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan
tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yang telah ditugal
dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan
akar dan tanaman akan layu jika hari panas. Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu
setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut
beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini
sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih
beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Penyulaman dan penjarangan
Biasanya dilakukan selama 3 5 hari, karena kemungkinan dalam
seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam. Saat
setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.

Pembubunan
Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan
awal dan mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah dan

dipupuk, tanah akan menjadi subur dan akan terbebas dari hama dan penyakit.
Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah diolah, telah
dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup
lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.
Perempalan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan
merupakan cabang utama.
Bulan II
Pemupukan
Agar buah yang dihasilkan bermutu serta banyak perlu dilakukan
upaya khusus seperti melakukan pemupukan. Pemberian pupukpun tidak bisa
dilakukan dengan asal-asalan, diperlukan takaran yang sesuai dengan umur
dan kondisis tanaman. Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari
setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan
buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses
pematangan).
Caranya pemberian pupuk yakni sebarkan pupuk secara merata di atas
tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (1015 cm). Kemudian
tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan
agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan
dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=2-4 ton/ha. Urea: pupuk dasar=440
kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk
susulan III=440 kg/ha. TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220
kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha. KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk
susulan II=160 kg/ha.
Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum
tanam); pupuk susulan I : umur q 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari;
pupuk susulan III: umur + 60 hari.

Waktu penyemprotan pestisida


Budi daya tanaman melon tidak luput dari serangan hama , penyakit
serta gangguan. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan ataupun

pemberantasaan pada kondisi telah terjadi wabah. Upaya yang dapat dilakukan
adalah : Tindakan preventif, benih direndam dalam larutan bakterisida
Agrimycin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate) atau Agrept
(streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter dan penyemprotan
bakterisida pada umur 20 HST.
Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride)
dengan konsentrasi 23 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang
ekonomi. Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 12
ml/liter. Pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin
750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.
Pemasangan Ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan dapat
di pasang setelah selesai membuat pembubunan dan selesai mensterilkan
kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, dan bibit sudah
mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir harus
terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan
bobot kira-kira 23 kg. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25
cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi,
kita bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk
segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di
belakangnya.
Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk
memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat
rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari
tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering,
supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap
10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan
tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu
dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika
ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25 cm.
Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan
pada lubang tanam dan parit di antara dua bedengan. Gulma yang tidak

dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga


merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematoda
yang merugikan.
Bulan III
Pemupukan terakhir
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam,
tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada
saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya
sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan
kanannya (1015 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak
merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam
dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai
rangkaian pemupukan sejak awal.
Penyiangan
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman melon, karena
bersaing menemukan zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma
harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil hingga mendekati panen, karena
jika gulma lebat dan sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.
Penyemprotan pestisida
Penyemprotan terakhir bertujuan untuk mengamankan buah dari
serangan hama, penyemprotan hanya dilakukan secukupnya dan dalam dosis
rendah.
Panen
Ciri dan Umur Panen
a.

Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen

b.

Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal

c.

Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar

d.

Warna kulit hijau kekuningan

e.

Umur Panen + 3 bulan setelah tanam

f.

Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.


Cara Panen:
1.

Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm


untuk memperpanjang masa simpan buah.

2. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai


buah utuh
3. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan
buah yang benar-benar telah siap dipanen.
4. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat
terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan
mengurangi harga jual.

Anda mungkin juga menyukai