Tujuan Skoring Dan Ranking

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Uji ranking termasuk pada uji skalar krena hasil pengujian oleh panelis telah dinyatakan

dalam besaran kesandengan jarak (interval) tertentu. Dalam uji ini panelis diminta membuat
urutan contoh-contoh yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu tingkat sensorik. Jarak atau
interval antara jenjang/ranking ke atas dan ke bawah tidak harus sama, misalnya jenjang
nomor 1 dan nomor 2 boleh berbeda dengan jenjang nomor 2 dan nomor3. Dalam uji ranking,
komoditi diurutkan dan diberi nomor urut. Urutan pertama menyatakan tingkat tertinggi,
semakin ke bawah nomor urutnya semakin besar.
Pada suatu industri pangan, perbaikan produk maupun pemilihan produk terbaik merupakan
salah satu alternatif untuk menunjang pemasarannya. Keinginan konsumen yang selalu
menghendaki produk dengan mutu baik harus disediakan bila industri tersebut ingin
menjaring keuntungan dari penjualan produk yang dihasilkan.Uji ranking dapat diterapkan
untuk memecahkan permasalahan yang ditemui tersebut. Uji ini bisa mengukur pengaruh
proses baru terhadap mutu produk, yaitu untuk mengetahui apakah produk baru sama atau
lebih baik dari produk lama. Selain itu juga untuk menentukan contoh terbaik atau produk
yang paling digemari konsumen, tujuan utama pemasaran produk itu. Dengan menggunakan
uji ranking, uji penjenjangan atau pengurutan ini maka mutu produk dapat diketahui
dan diurutkan.
Dengan uji ranking, selera konsumen atau produk kesukaan konsumen juga bisa diketahuo
sehingga untuk selanjutnya jenis atau tingkat mutu produk inilah yang dijadikan patokan
dalam proses pembuatan suatu produk. Angka-angka atau niloai hasil uji ranking yang
dilakukakn hanyalah nomor urut, tidak menyatakan besaran. Uji ini juga tidak menyatakan
sampel pembanding sebagai komoditi yang paling tinggi nilainya tetapi hanya alat atau
sarana untuk pedoman dalam membandingkan berbagai komoditi yang sama jenisnya
sedangkan kualitasnya berbeda.

Uji skoring
Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-benar tahumengenai
atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring sering digunakan untuk menilai mutu bahan dan
intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, dan warna. Selainitu,digunakan untuk
mencari korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka pengukuran obyektif
(presisi alat) (Kartika dkk., 1988).
Menurut Anonim (2006), uji skoring dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau
skor yang dihubungkan dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Pada sistem
skoring, angka digunakan untuk menilai intensitas produk dengan susunan meningkat atau
menurun. Uji skoring dilakukan setelah terlebih dahulu diadakan penyeleksian panelis terlatih
yakni dengan uji triangle. Uji skoring dapat digunakan untuk penilaian sifat sensoris yang
spesifik seperti tekstur peyet pada nasi, warna merah tomat, bau langu pada hasil
olahan kedelai atau sifat sensoris umum seperti sifat hedonik atau sifat-sifat sensoris kolektif
pada pengawasan mutu produk pangan.

Anonim, 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri Pangan. [terhubung
berkala] www.ebookpangan.com (1 November 2014)
Kartika, B., B. Hastuti., W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi
UGM.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai