Buku Panduan SL - Resto
Buku Panduan SL - Resto
Buku Panduan SL - Resto
SKILL LAB VI
(RESTORASI)
OLEH :
TIM MODUL SKILL LAB VI
KATA PENGANTAR
Buku petunjuk Skill Lab VI (restorasi) ini ditujukan khusus untuk mahasiswa
semester VI yang akan mengikuti praktikum Skill Lab Restorasi VI sebagai persiapan
mahasiswa sebelum memasuki klinik Konservasi Gigi dan Kedokteran Gigi Anak.
Skill Lab VI (restorasi) ini merupakan pekerjaan pada model kerja (phantom).
Dengan mengikuti petunjuk yang tertulis dalam buku ini diharapkan mahasiswa dapat
melaksanakan semua pekerjaan dengan hasil yang baik.
Kami berharap saran dan kritik dari semua pihak, semoga buku petunjuk
praktikum ini dapat bermanfaat Amien.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................2
TATA TERTIB PRAKTIKUM.............................................................3
PERSIAPAN ELEMEN DAN ALAT...................................................5
REQUIREMENT PRAKTIKUM DAN PENILAIAN.......................7
PENDAHULUAN .................................................................................9
TUGAS PRAKTIKUM PADA PHANTOM ......................................16
Tugas I. Tumpatan Klas I Amalgam (M2 RB) 16...................................16
Tugas II. Tumpatan Klas II (MO) Amalgam (M1 RA) ..........................22
Tugas III. Tumpatan Klas II MOD Amalgam (P2 RA) ..........................27
Tugas IV. Tumpatan Klas III Glass Ionomer ( I2 RA M/D) ..................31
Tugas V. Tumpatan klas IV Resin Komposit ( I1 RA) ..........................35
Tugas VI. Tumpatan Klas V Glass Ionomer ( P2 RB ) ..........................39
Tugas VII. Tumpatan Tuang Inlay Klas II MO (P1 RA).........................42
Tugas VIII. Tumpatan Tuang Onlay ( M1 RB )......................................45
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................48
ketat,
pakaian
mini,
sandal,
selop.
Bila
kedapatan
7. Materi yang ada dibuku petunjuk praktikum telah dipelajari sebelum bekerja.
8. Bila posisi kerja salah :
1) Peringatan
2) Nilai dikurangi 25% (tahap pekerjaan saat itu)
3) Nilai dikurangi 50% (tahap pekerjaan saat itu)
9. Apaa phanthom dibalik :
1) Nilai dikurangi 25% (total pekerjaan itu)
2) Nilai dikurangi 50% (total pekerjaan saat itu)
3) Diskualifikasi = Out = Nilai E
10. Setiap selesai praktikum, phanthom dan buku nilai harus dikumpulkan
kembali :
a. Jika membawa pulang phanthom, nilai praktikum E
b. Jika membawa buku nilai pulang, pekerjaan satu tahap terakhir hangus
11. Permintaan tanda tangan dan nilai harus saat itu juga, bila terlambat nilai akan
hangus kecuali karena rekomendasi dosen yang bersangkutan .
12. Mahasiswa tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaan tahap berikutnya
apabila tahap sebelumnya belum mendapat ACC dari dosen jaga .
13. Mahasiswa yang mengulang harus mengikuti semua tahap praktikum .
14. Attitude / sikap mahasiswa selama praktikum dapat mempengaruhi penilaian
akhir .
15. Mahasiswa yang tidak masuk karena alasan yang tidak dapat diterima tidak
mendapat ganti hari praktikum. Alasan yang dapat diterima seperti tugas
kampus, sakit dengan surat keterangan sakit yang dilegalisir oleh BP / RS /
Puskesmas.
16. Mahasiswa dilarang keras melakukan kecurangan dalam bentuk apapun,
seperti :
Memalsu tanda tangan (nilai praktikum E dan diproses PD 1 )
Memanipulasi tahap tertentu dari praktikum
Mengganti elemen tanpa sepengetahuan dosen
Alat pulas
ELEMEN
M2 RB
MACAM PEKERJAAN
Tumpatan klas I bahan Amalgam .
M1 RA
P2 RA
4.
I2 RA
5.
6.
P2 RB
P1 RA
M1 RB
2.
3.
7.
8.
PEDODONSIA
Pada pekerjaan pedodonsia ini dikerjakan pada gigi sulung yang sudah ditanam dan
sudah di ACC-kan pada instruktur.
NO
ELEMEN
1.
I1 / I2
2.
Sulung
I1 / I2
MACAM PEKERJAAN
Tumpatan klas III dengan bahan GIC .
Outline form preparasi
Tumpatan klas IV GIC
Outline form preparasi basis matriks menumpat pulas
Catatan :
Tiap tahapan kerja ditunjukkan instruktur untuk dinilai sesuai dengan yang tercantum
dalam buku nilai praktikum. Bila ada yang kurang mengerti, mahasiswa dapat
langsung bertanya pada instruktur .
B.
Penilaian Praktikum
1. Hasil praktikum (penguasaan materi dan psikomotor)
2. Afektif (etika/ moral, kedisiplinan, kebersihan, dll)
3. Presensi
4. Pre test
5. Post test
PENDAHULUAN
I. Bekerja pada Phantom
Praktikum pada phantom merupakan replika atau tiruan dari pekerjaan yang
akan dilakukan pada penderita, oleh sebab itu dalam bekerja diusahakan agar
mahasiswa berupaya seperti menghadapi penderita sesungguhnya. Phantom disini
dianggap sebagai replika dari rongga mulut penderita .
Untuk melakukan pekerjaan pada phantom perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Selama bekerja posisi operator harus tegak.
b. Pembukaan rahang phantom antara geligi depan rahang atas dan bawah tidak
melebihi tiga jari ( jari telunjuk, tengah, dan jari manis ) operator.
c. Phantom dapat dinaik turunkan atau ditengadahkan serta diatur setinggi siku
operator.
II. Cara memegang alat
Perlu sekali diperhatikan cara memegang peralatan untuk manipulasi berbagai
macam restorasi. Cara pemegangan tergantung macam alat yang digunakan .
Ada tiga cara memegang alat yang sering digunakan yaitu :
A. Modified Pens Grasp :
Pegangan pena (pens grasp), alat dipegang dengan ibu jari, jari telunjuk dan
jari tengah seperti kita memegang pena / pensil untuk menulis sedangkan jari
manis sebagai titik putar / fulcrum yang tertumpu pada jaringan keras gigi pada
waktu melakukan preparasi menggunakan contra angle hand piece maupun hand
instrument.
B. Inverted Pens Grasp :
Cara memegang sama dengan modified pens grasp, tetapi digunakan bila
operator mengerjakan geligi rahang atas, dimana jari dan alat menghadap atas .
C. Palm Grasp :
Pegangan telapak tangan (palm grasp), disini ibu jari digunakan sebagai titik
putar / fulkrum yang bertumpu pada jaringan keras gigi. Cara ini dipakai bila
Bekerja di kuadran kiri bawah, operator berada di sisi kanan pasien persis di
belakang kepala. Tangan kanan operator memegang hand piece dengan
pendekatan frontal yang langsung. Perhatikan jari-jari menumpu di gigi
anterior kiri.
10
Posisi kerja pada kanan atas, operator duduk di belakang pasien, bekerja
sepenuhnya dengan kaca mulut. Tumpuan dibuat sejauh mungkin ke posterior.
Tumpuan yang maksimal terjadi jika jari manis bersandar pada gigi di sebelah
yang sedang dikerjakan dan hand piece bersandar pada kuku.
Posisi kerja untuk kuadran kiri atas, operator duduk di belakang kepala pasien,
dengan posisi kepala pasien menghadap ke operator. Tumpuan diletakkan
sedekat mungkin dengan daerah kerja.
11
Posisi kerja untuk gigi posterior atas, permukaan lingual. Operator duduk di
depan pasien, dengan kepala dimiringkan ke belakang, dan digunakan
penglihatan langsung. Fungsi utama dari kaca mulut adalah memantulkan
cahaya. Tumpuan diperoleh dengan meletakkan ujung jari manis pada
permukaan bukal gigi yang sedang dikerjakan.
12
2. Tounge Holder
Tongue holder merupakan alat isolasi rongga mulut dengan sistem kerja
penahan lidah untuk mempermudah proses kerja operator dalam perawatan.
Cara pemasangan tongue holder :
3. Cotton Roll
Cotton roll merupakan bahan yang berbentuk gulungan yang diletakkan pada
sebelah bukal/labial dan lingual tergantung elemen gigi yang dirawat.
V. Klasifikasi Karies
Klasifikasi karies / kavitas yang paling banyak digunakan adalah klasifikasi
menurut Black, yaitu :
1. Klas I Black
Karies / kavitas yang terjadi pada permukaan oklusal ( pit dan fissure )
gigi posterior, permukaan bukal / lingual / palatal semua gigi pada
daerah 2/3 Oklusal dan pada foramen caecum gigi anterior atas.
2. Klas II Black
Karies / kavitas yang terjadi pada bagian proksimal gigi posterior.
13
14
15
16
Metode
a. Outline form
Membuat outline form dengan pensil tinta dengan bentuk fisure gigi.
Outline form dibuat dengan memperhatikan resistance form, extention for
prevention dan convenience form .
17
b.
Preparasi kavitas
Setelah outline form tergambar baik dilakukan preparasi sesuai
18
\
Gambar: preparasi klas I kavitas oklusal gigi molar
c.
Basis
Pemberian basis semen dimaksudkan untuk melindungi jaringan pulpa gigi
terhadap iritasi bahan restorasi tumpatan dan tekanan waktu kondensasi amalgam.
Biasanya digunkan semen seng oksida fosfat dengan berbagai macam merek yang
ada dipasaran. Ambil bahan semen secukupnya disesuaikan dengan besar kavitas,
perbandingan bubuk dan cairan semen 1:1. Ambil 1/3 bagian bubuk dengan
spatula semen masukkan ke dalam cairan kemudian diaduk. Selanjutnya 2/3nya
serta aduk sampai homogen dengan waktu pengadukan kurang lebih 60 detik.
Semen kemudian dimasukkan kedalam kavitas menggunakan stopper semen
(besar stopper disesuaikan dengan lebar kavitas) serta diratakan mendatar pada
seluruh permukaan dasar kavitas setinggi dentin. Bila telah terlanjur keras semen
dapat diratakan menggunakan alat putar inverted bur.
d. Penumpatan
Pertama tama dilakukan pencampuran logam campur amalgam (amalgam
alloy) dengan perbandingan alloy : merkuri = 1:1 menggunakan mortal dan
pastle atau ada pula logam campur amalgam yang berada dalam kapsul kemudian
pencampurannya menggunakan amalgamator. Kelebihan merkuri diperas dengan
selembar kain kecil. Dengan menggunakan amalgam pistol atau amalgam
19
20
21
TUGAS II
Tumpatan Klas II (MO) Amalgam (M1 RA)
1.
Landasan teori
Dalam membuat desain preparasi operator perlu mengingat syarat-syarat
pokok preparasi sebagaimana telah dijelaskan didepan. Pada kavitas yang dalam
(karies profunda) perlu perawatan endodotik yang paling sederhana yaitu pulp
capping. Bahan yang biasa digunakan untuk pulp capping ini adalah kalsium
hidroksida karena dapat merangsang pembentukan dentin sekunder secara efektif
dibandingkan bahan lain. Tujuan pulp capping adalah untuk menghilangkan
iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat
mempertahankan vitalitasnya.. Teknik pulp capping ini ada dua yaitu indirect
pulp capping dan direct pulp capping.
2.
Metode
a.
Outline form
Membuat gambaran outline form preparasi klas II di bidang oklusal
dengan pensil tinta dengan memperhatikan resistance form, extention form
prevention dan convenience form. Kemudian melakukan preparasi sesuai
dengan outline yang telah dibuat. Dilakukan pemberian pulp capping
sebelum penempatan basis semen.
b.
Preparasi kavitas
Preparasi dimulai dengan menggunakan round bur no. 1 sedalam 2,5
mm kemudian dilebarkan kea rah proksimal dengan but fissure no. 3 .
Preparasi dilanjutkan hingga memotong margin proksimal dengan bentuk
seperti ekor merpati (dovetail). Dinding gingival dibuat datar selebar 2
mm dan setinggi interdental papil di daerah proksimal. Isthmus dibuat
pada 1/3 linguo bukal dan mesio distal . Dibuat bevel pada axio pulpo
line angle. Sudut tepi kavitas pada kavitas proksimal dibuat tegak lurus
22
dengan dinding proksimal. Sudut sudut luar dinding bukal dan lingual
pada bagian proksimal dibulatkan dengan bur fissire no.3 .
Yang perlu diperhatikan lebar permukaan didaerah proksimal diukur
sampai ujung sonde dapat lewat disela gigi tetangganya. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan menempatkan matriks band serta
mendapatkan ketebalan yang cukup di daerah proksimal untuk
menghindari terjadinya kepatahan restorasi tumpatan amalgam klas II
tersebut.
23
kapas sebagai perlindungan jaringan pulpa. Perlu diperhatikan bahwa subbase ini menutup seluruh permukaan dentin yang terbuka.
d.
Basis
Setelah pemberian sub base dilakukan penutupan dengan basis semen
seng oksida fosfat cara dan alat yang digunakan untuk ini seperti yang
telah dijelaskan pada restorasi klas I Amalgam (tigas I). Yang perlu
diperhatikan ialah bahwa basis menutup seluruh permukaan sub-base,
perhatikan basis didaerah dinding ginggiva hanya sebatas dentin yang
terbuka, tidak sampai ke tepi enamel.
Gambar: teknik pulp capping :a. sub base (ZnOE / Ca(OH)2) ; b. basis (ZnOPH) ;
c. Tumpatan sementara Fletcher / Cavit)
e.
Penumpatan
Setelah pemberian basis dilakukan pemasangan matriks band ( atau 4/4)
dengan retainernya. Didaerah proksimal dipasang wedge untuk mendapatkan
adaptasi matriks yang baik didaerah servikal sehingga bahan amalgam juga
beradaptasi dengan baik pada jaringan gigi.
Manipulasi bahan amalgam sama pada Klas I. Penumpatan dimulai dari
bagian proksimal, diisi sedikit demi sedikit, dikondensasi baru kemudian pada
bagian oklusal sampai padat. Kemudian dicarving untuk membentuk anatomi
oklusal yang baik, serta dilakukan burnishing. Terakhir wedge dan matriks
24
dibuka dan dilepas secara hati hati agar amalgam daerah proksimal tidak
pecah. Bagian margin proksimal dibulatkan sesuai bentuk anatomi yang baik.
Gambar: Penempatan matrix retainer 4/4 untuk penumpatan kavitas klas II dengan
bahan restorasi amalgam
25
26
TUGAS III
Tumpatan Klas II MOD Amalgam (P2 RA)
1. Landasan Teori
Karies klas II yang telah melibatkan kedua daerah proksimal pada mesial dan
distal masih bisa kita restorasi menggunakan bahan tumpatan amalgam. Amalgam
adalah Suatu jenis campuran antara logam campur/ alloy dengan air raksa (Hg).
Preparasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip preparasi serta pemasangan matriks
yang baik dan benar sangat berpengaruh pada kekuatan restorasi tersebut.
2. Metode
a.
Outline form
Membuat gambaran outline form preparasi klas II di bidang oklusal dengan
pensil tinta dengan memperhatikan resistance form, extention form prevention
dan convenience form. Kemudian melakukan preparasi sesuai dengan outline
yang telah dibuat.
Preparasi kavitas
Preparasi dimulai dengan menggunakan round bur no. 1 sdalam 2,5
mm kemudian dilebarkan ke arah proksimal medial distal dengan bur fissure
no. 3. Preparasi dilanjutkan hingga memotong margin proksimal dengan
27
bentuk seperti ekor merpati (dovetail). Dinding gingival dibuat datar selebar 2
mm dan setinggi interdental papil di daerah proksimal. Isthmus dibuat pada
1/3 linguo bukal dan mesio distal . Dibuat bevel pada axio pulpo line angle.
Sudut tepi kavitas pada kavitas proksimal dibuat tegak lurus dengan dinding
proksimal. Sudut sudut luar dinding bukal dan lingual pada bagian
proksimal dibulatkan dengan bur fissure no.3 .
Yang perlu diperhatikan lebar permukaan didaerah proksimal diukur
sampai ujung sonde dapat lewat disela gigi tetangganya. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan menempatkan matriks band serta mendapatkan ketebalan
yang cukup di daerah proksimal untuk menghindari terjadinya kepatahan
restorasi tumpatan amalgam klas II (MOD) tersebut.
c.
Basis
Basis didaerah dinding ginggiva hanya sebatas dentin yang terbuka,
tidak sampai ke tepi enamel. Pemberian basis semen dimaksudkan untuk
melindungi jaringan pulpa gigi terhadap iritasi bahan restorasi tumpatan dan
tekanan waktu kondensasi amalgam. Biasanya digunkan semen seng oksida
fosfat dengan berbagai macam merek yang ada dipasaran. Ambil bahan semen
secukupnya disesuaikan dengan besar kavitas, perbandingan bubuk dan cairan
semen 1:1. Ambil 1/3 bagian bubuk dengan spatula semen masukkan ke
dalam cairan kemudian diaduk. Selanjutnya 2/3nya serta aduk sampai
28
Penumpatan
Setelah pemberian basis dilakukan pemasangan matriks band 4/4 dengan
30
TUGAS IV
Tumpatan Klas III Glass Ionomer ( I2 RA M/D)
1.
Landasan Teori
Bahan restorasi yang digunakan adalah glass ionomer cement yang
merupakan bahan tumpatan gabungan semen silikat dan polikar boksilat.
Menurut teori dikatakan bahwa bahan ini melekat secara kimiawi terhadap
permukaan jaringan keras gigi, oleh sebab itu tidak selalu diperlukan retensi.
Disini tidak digunakan teknik etsa, hanya dilakukan pengulasan bahan
conditioner yang berfungsi sebagai permbersih terhadap sisa debris pada
kavitas gigi. Komposisi Glass Ionomer Cement terdiri atas bubuk dan cairan.
Bubuk terdiri atas kaca kalsium flouroalumino silikat yang larut asam dan
cairannya mirip larutan asam poliakrilik. Cairan memegang peranan penting
selama proses pengerasan dan dapat mengubah sifat fisik gic, maka untuk
mendapat hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan GIC perlu
dilakukan perlindungan dengan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan
pelindung yang biasa digunakan adalah varnish .
2.
Metode
a. Outline form
Menggambarkan outline form dengan pensil tinta pada permukaan
proksimal palatal elemen gigi I ke 2 RA (disto palatal) kemudian
melakukan preparasi sesuai dengan outline yang telah dibuat.
b. Preparasi kavitas
Preparasi dimulai dari bagian palato proksimal dengan bur bulat no. 1
dengan arah bur tegak lurus bidang labial gigi. Selanjutnya kavitas
dibentuk
sesuai
outline
preparasi
yang
telah
dibuat
dengan
31
Penumpatan
Cocokan warna gigi dengan shade guide warna restorasi yang sesuai.
Pertama tama siapkan celluloide matrix, matrix strip dari plastik, potong
sepanjang 5 cm sebagai matriks untuk penumpatan dengan bahan glass
ionomer cement maupun resin komposit sehingga bahan dapat beradaptasi
dengan baik pada kavitas gigi.
32
Kemudian ambil bahan restorasi dengan bubuk dan cairan serta cara
pengadukan sesuai petunjuk pabrik diatas paper pad (bila bahan tersebut
terbentuk bubuk dan cairan) karena ada bahan lain berupa pasta yang
pelimerisasinya memerlukan penyinaran. Pengadukan bahan restorasi yang
sewarna dengan warna gigi sebaiknya menggunakan pengaduk plastic atau
agoat spatel. Selanjutnya bahan dimasukkan ke dalam kavitas menggunakan
plastic filling instrument. Sebelumnya matriks yang telah disiapkan tadi di
pasang melalui sela proksimal. Sebelum terjadi pengerasan sisa bahan yang
melebihi matriks dibersihkan dengan ujung sonde. Matriks ditahan selama
kurang lebih 3 5 menit sampai terjadi pengerasan. Perhatikan bahwa bahan
tidak boleh berkontak dengan jari operator sebelum terjadi pengerasan dan
cara manipulasi dalam keadaan bersih. Terakhir ulasi permukaan bahan
tersebut dengan varnish .
e.
Pemolesan
Penyelesaian tahap akhir dilakukan dengan menggunakan fine
finishing diamond bur atau hingsten carbide bur untuk membuang kelebihan
bahn yang telah terlanjur mengeras serta membentuk anatomi gigi yang
baik. Memang sebaiknya bahan restorasi tersebut akan menampakkan
permukaan yang halus dan mengkilat bila dibawah matriks, jadi
penyelesaian lebih lanjut dengan menggunakan bur sebenarnya akan
menghasilkan permukaan yang buram.
33
34
TUGAS V
Tumpatan klas IV Resin Komposit ( I1 RA)
1. Landasan Teori
Tambalan komposit adalah bahan tambalan yang berbahan dasar Resin
dan Polimerisasinya menggunakan sinar tampak. Keunggulan dari bahan
Resin Komposit ini adalah estetiknya baik. Retensi restorasi komposit
dikatakan secara micro mechanical interlocking melalui etsa asam pada
permukaan enamel gigi. Dengan diulasi eta pada permukaan enamel akan
terjadi porositas pada enamel, yang kemudian akan diisi oleh bahan resin
komposit dikenal dengan nama resin tag. Untuk memperluas pelekatan
melalui porositas enamel tersebut maka pada preparasi kavitas dilakukan
pembuatan bevel (full bevel) pada cavo surface enamel margin seluas 2 mm
dari tepi kavitas gigi.
2. Metode
a. Outline form
Membuat gambaran outline form dengan pensil tinta permukaan labial
dan palatal gigi kemudian melakukan preparasi kavitas sesuai
gambaran tersebut.
b. Preparasi
Preparasi dimulai dari arah palatal. Pertama kali digunakan round
diamond bur untuk menembus kavitas atau dapat pula digunakan
inverted diamond bur oleh karena permukaan bidang yang licin.
Setelah terjadi lubang digunakan fissure diamond bur yang berujung
bulat (bentuk silindris maupun toperred) untuk membentuk kavitas
sekaligus menembus kearah labial, sehingga terjadi kavitas klas IV
(ingat definisi kavitas klas IV). Pada permukaan cavo surface enamel
margin (tepi kavitas) dibuat bevel menggunakan fissure bur tadi seluas
2mm. Dari tepi kavitas dengan kemiringan 45 (full bevel) .
35
36
Arkansas stoner
37
1. Sebutkan dan gambarkan aplikasi prinsip preparasi kavitas pada tumpatan klas
IV komposit (outline form, retension form dan resistension form)!
2. Sebutkan indikasi dan kontraindikasi penumpatan komposit!
3. Sebutkan alat alat yang dipakai untuk penumpatan komposit mulai preparai
sampai etsa!
4. Jelaskan cara preparasi kavitas tumpatan klas IV komposit dan sebutkan
syarat preparasi kavitas dikatakan selesai!
5. Sebutkan dinding dinding yang terbentuk setelah preparasi!
6. Bagaimana cara aplikasi basis dan pada dinding apa saja yang diberi basis,
mengapa?
7. Sebutkan bahan yang digunakan untuk basis, alasan pemilihan bahan tersebut
dan mengapa tumpatan komposit memerlukan basis / liner!
8. Sebutkan bahan etsa asam, cara etsa dan kapan dikatakan selesai!
9. Sebutkan kegagalan kegagalan dalam proses etsa dan akibat yang
ditimbulkannya, jelaskan!
10. Sebutkan kekurangan dan kelebihan komposit!
11. Sebutkan campuran bahan dalam komposit dan proses settingnya!
38
TUGAS VI
Tumpatan Klas V Glass Ionomer ( P2 RB )
1. Landasan Teori
Kavitas klas V berlokasi di daerah 1/3 serviko oklusal. Bentuk Outline
preparasi klas V berupa ginjal. Bahan restorasi glass ionomer semen melekat
secara kimia terhadap jaringan gigi, maka preparasi kavitas tidak
membutuhkan retensi pada penderita hal ini tidak mutlak sebab tergantung
keadaan besarnya kavitas.
2. Metode
a. Outline form
Outline form dibuat dengan pensil tinta pada bagian bukal 1/3
serviko servikal. Bentuk Outline seperti ginjal. Dalam membuat
outline tetap harus memperhatikan resistance form serta convenience
form.
b. Preparasi
Preparasi kavitas sesuai outline preparasi yang berbentuk ginjal
dengan kedalaman kurang lebih 3mm (sampai mengenai dentin).
Pertama tama digunakan round diamond bur untuk membentuk ginjal
setelah mencapai dentin dilanjutkan dengan pemakaian fissure
39
secara
penyinaran. Alumunium
matriks
perlu
40
2.
3.
4.
5.
6.
Bagaimana cara aplikasi basis dan pada dinding apa saja yang diberi basis,
mengapa!
7.
8.
9.
41
TUGAS VII
Tumpatan Tuang Inlay Klas II MO (P1 RA)
1. Landasan Teori
Inlay adalah restorasi rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/
cusp. Pembuatan restorasi rigid dilakukan di laboratorium dental dengan
menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan
sementara dan kunjungan berulang.
2.
Metode
a.
Outline form
Secara umum outline form untuk inlay klas II sesuai dengan outline form
amalgam klas II. Outline form dibuat dengan memperhatikan resistance form,
extension form serta convenience form.
b. Preparasi kavitas
Preparasi dimulai dengan tapered fissure flat end dengan mengikuti bentuk
outline sedalam 2,5 mm. Dinding kavitas dibuat divergen 3 - 5 ke arah
oklusal. Tidak ada undercut, line angle dibuat tajam.
Preparasi bidang oklusal dilanjutkan kea rah proksimal sampai batas daerah
interdental papil. Dinding bukal dan lingual dibuat divergen 3 - 5 kea rah
oklusal. Dinding gingival dibuat sampai batas interdental papil, datar dan tegak
lurus dengan sumbu gigi ( 2 mm di atas garis servikal). Dibuat bevel pada axio
pulpa line angle dan cavo surface enamel margin dengan menggunakan bur
fissure membentuk sudut 45 terhadap permukaan tersebut. Dinding bukal dan
42
lingual pada bagian proksimal harus bebas dari kontak sebesar sonde. Semua
bidang preparasi dihaluskan dengan finishing bur.
Mencetak Percobaan
Untuk melihat apakah hasil preparasi sudah baik atau belum perlu
dibuat cetakan percobaan dengan malam tuang. Malam tuang dipanaskan di
atas api sampai lunak ( jangan sampai meleleh), kemudian dipilin sampai
panjang dan lurus, selanjutnya ditekan ke dalam kavitas sampai menutupi
seluruh kavitas dan permukaan oklusal gigi. Pada saat menekan usahakan
searah dengan sumbu gigi. Hasil cetakan percobaan dianggap bagus bila halus
tidak ada undercut serta chanel, dovetail dan bevel terlihat jelas.
43
44
TUGAS VIII
Tumpatan Tuang Onlay ( M1 RB )
1. Landasan Teori
Onlay
adalah
restorasi
yang
menutup
seluruh
untuk
tergantung
restorasi
keadaan
tuang
karies
ini
ataupun
sangat
kavitas
bervariasi
setelah
45
mengikuti
bentuk
anatomi
oklusal
dengan
maupun
bidang
kontak
diamond
distal
dengan
bur
membebaskan
sampai
sebatas
dibawah
menggunakan
yang
tipis,
bidang
kontak
yang
serta
fissure
berfungsi
menambah
perawatan
adalah
saluran
kesejajaran
restorasi
ini
(dikerjakan
akar.
Perlu
diperhatikan
bidang
preparasi
mengingat
membutuhkan
pekerjaan
laboratories
diluar
mulut)
maka
memerlukan
arah
enamel
percobaan
margin.
dengan
malam
Dapat
tuang
dilakukan
untuk
cetak
melihat
46
besar
kecilnya
bur
disesuaikan
dengan
kebutuhan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Baum L, Philips and Lund, 1995, Textbook of Operative Dentistry, 4 th. Ed. USA :
W.B.Saunders Company.
Craig. 1989. Restorative Dental Materials, 8th, ed.St. Louis, Baltimor, Toronto : The
C.V Mosby Company.
Eccles J.D and Green RM, 1994. Konservasi Gigi (terjemahan), ed. 2. Jakrta : Widya
Medika
Ford P.T.R, 1993. Restorasi Gigi (terjemahan), Jakarta : EGC.
48
Grossman L.I, Oliet D, Del Rio E.D, 1998. Endodontics Practice, 11th ed.
Philadelphia ; Lea and Fabiger.
Kidd and Smith, 1990, Pickards Manual of Operative Dentistry, 6th ed. Oxford
University Press.
Kidd E.A.M., 1991. Dasar dasar Karies dan Penanggulangannya, ed. 2. Jakarta :
EGC
Shillingburg, Jacoby, Brackett, 1987. Fundamentals of Tooth Preparation, for cast
Metal and Porcelain Restorations, 1th ed. Chicago, Tokyo, Hongkong : Quintessence
Publishing Co. Inc
Studervant, Roberson, Heymann, 1995. The Art and Science of Operative Dentistry,
3thed. St. Louis : C.V. Mosby Company.
Tarigan S., 1995. Karies Gigi, ed 4 Jakarta : Hipokrates.
49