04 Spektek Penataan RS. Pratama PDF
04 Spektek Penataan RS. Pratama PDF
04 Spektek Penataan RS. Pratama PDF
SPESIFIKASI TEKNIS
PENATAAN RS. PRATAMA
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Penataan Lingkungan Rumah Sakit Pratama (Pemasangan Paving Dan
Taman) yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sesuai Surat Perjanjian
Pemborongan terdiri atas meliputi :
I.
Selama masa pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup
memadai untuk proyek ini yang sekurang-kurangnya terdiri atas :
No
1.
2.
3.
4.
2.
Jumlah
Pengalaman
1 Org
5 Thn
1 Org
3 Thn
1 Org
1 Thn
Lampiran
Ijasah & SKT Pelaksana
Jalan
Ijasah & SKT Pelaksana
Jalan
Ijasah & Sertifikat
Pelatihan K3
Ijasah
Logistik
1 Org
1 Thn
(SLTA Sederajat)
5. Adm. Proyek dan Keuangan. 1 Org
1 Thn
Ijasah
(SLTA sederajad)
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
dikeluarkan Kontraktor Pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga
yang dipergunakan (ditugaskan) di atas lengkap dengan curiculum vitae-nya
serta Bagan Organisasinya;
3.
4.
5.
Kecuali
ditentukan
lain
dalam
Kontrak,
Kontraktor
harus
membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja,
lokal atau lainnya, dan mengenai pembayaran, perumahan, makanan, transportasi
dan pembayaran yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus yang
menjadi haknya berdasarkan perundang-undangan Republik Indonesia bilamana
pekerjaan telah berakhir;
6.
7.
Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor
harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal
dari tempat lokasi proyek;
8.
9.
1.
2.
Kontraktor
Pelaksana
harus
dapat
menyajikan
jadwal
pelaksanaan
sementara minimal untuk waktu 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan;
4.
Selama
waktu
sebelum
rencana
jadwal
pelaksanaan
disusun,
Kontraktor
2.
3.
Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk
para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapanperlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan,
Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya
pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengikuti ASTEK);
4.
1.
2.
Peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
No
3.
Jumlah
Kondisi Peralatan
1.
Pick up
1 Bh
Baik/Rusak
2.
Concrete Mixer
1 Bh
Baik/Rusak
3.
Concrete Viberator
1 Bh
Baik/Rusak
4.
Water Pump
1 Bh
Baik/Rusak
5.
Stamper
1 Bh
Baik/Rusak
4.
Guna
kesempurnaan
pelaksanaan
konstruksi,
selama
masa
pelaksanaan
persyaratan
mutu
dan
jumlah/volumenya
sesuai
dengan
tahap-tahap
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau
seluruhnya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat
(gudang) yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai
persyaratan di atas;
e. Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir pasang, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam dan bahan organis lainnya, yang terdiri atas :
1.
Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran harus, yang lazim disebut pasir
urug;
2.
Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasaran disebut pasir pasang;
3.
Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari Laboratorium.
f.
Kerikil (Kr)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali pecah, bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
g. Batu Belah
Batu belah harus dari batu kali/Gunung yang keras, tidak porus berukuran berat
sesuai yang di syaratkan dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya
merupakan hasil pecahan.
2.
Setiap penggunaan bahan galian sesuai Perda, Kontraktor Pelaksana harus dapat
menunjukkan bukti pembayaran retribusi golongan "C";
3.
4.
1.
Bila
didalam
harga
Penawaran
tercantum
lumpsum
untuk
mobilisasi/
masa
pelaksanaan
mobilisasi
untuk
merubah,
mengurangi
atau
Dalam biaya kontrak tersebut sudah harus termasuk biaya pembongkaran alatalat, perlengkapan dan bangunan-bangunan kerja lainnya sedemikian sehingga
bekas alat-alat, perlengkapan dan bangunan-bangunan tersebut bersih kembali
seperti semula;
4.
mengajukan
persoalan
kepada
Direksi
Harian/Kepala
Pelaksana
untuk
mendapat
penyelesaian.
Disamping buku harian harus menyediakan Buku Direksi, dimana dicatat semua instruksi
Direksi yang ditanda tangani oleh Direksi.
PASAL 12
KERUSAKAN YANG HARUS DIHINDARI
1.
Kontraktor akan menggunakan segala cara yang wajar dalam menjaga jalan jalan
atau jembatan-jembatan yang menghubungkan tempat atau semua jalur ke lokasi
proyek dari kerusakan akibat lalu lintas yang disebabkan oleh Kontraktor atau
Sub-Kontraktor dan, secara khusus akan menyeleksi jalur yang ada, memilih dan
menggunakan kendaraan dan membatasi beban dan mendistribusi beban itu
antara kendaraan sehingga kemacetan luar biasa yang tidak dapat dielakkan yang
terjadi dikarenakan pemindahan material, bangunan, peralatan Kontraktor atau
Pekerjaan sementara dari dan ke lokasi proyek dibatasi sebanyak mungkin,
sehingga jalan jalan dan jembatan-jembatan terhindar dari kerusakan yang tidak
perlu terjadi;
2.
Kontraktor
harus
bertanggung
jawab
dan
akan
membayar
biaya
untuk
memperkuat jembatan jembatan atau merubah atau memperbaiki setiap jalan atau
semua jalur yang menghubungkannya dengan lokasi proyek sebagai fasilitas bagi
pergerakan peralatan Kontraktor atau Pekerjaan sementara dan Kontraktor harus
mengganti kerugian dan melindungi Pemilik Proyek terhadap semua tuntutan
akibat kerusakan setiap jalan atau jembatan akibat pengangkutan tersebut,
termasuk tuntutan yang mungkin ditujukan langsung kepada Pemilik Proyek, dan
akan melakukan negosiasi dan membayar semua tuntutan yang timbul sematamata akibat kerusakan tersebut;
3.
Diluar dari pada ayat 1, setiap kerusakan yang terjadi pada jembatan atau jalur
penghubung
atau
yang
menghubungkannya
dengan
lokasi
proyek
yang
tuntutan.
Berdasarkan
peraturan
atau
perundang-undangan
bila
timbul
kerusakan yang terjadi sebagai akibat dan muatan material atau bangunan, maka
Kontraktor diwajibkan untuk mengganti segala kerugian kepada badan yang
berkenang mengelola jalan dimana Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) tidak akan
bertanggung jawab terhadap semua biaya, denda atau pengeluaran yang
berkenaan dengan hal tersebut. Pada kasus lain Pemilik Proyek (Pengguna Jasa)
dapat mengadakan negosiasi dalam mencapai penyelesaikan dan membayar
semua biaya sehubungan dengan tuntutan, kelangsungan pekerjaan, kerusakan,
biaya, denda dan pengeluaran yang ada hubungannya dengan hal tersebut dan
membebaninya kemudian kepada Kontraktor;
4.
Bila dalam pandangan Direksi sesuatu tuntutan atau bagian dari padanya,
dikarenakan kelalaian dari pihak Kontraktor dalam mengamati dan menjalankan
kewajibannya berdasarkan ayat 1, maka besarnya biaya yang ditentukan oleh
Direksi setelah berkonsultasi dengan Pemilik Proyek dan Kontraktor, harus
dilunasi dan kegagalan tersebut harus ditebus Kontraktor dan pembayaran yang
menjadi hak atau bakal menjadi hak Kontraktor dan Direksi akan memberitahu
Kontraktor bila penyelesaian pembayaran akan dirundingkan dan, bila ada biaya
yang akan ditarik dari Kontraktor, Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) akan
berkonsultasi dengan Kontraktor sebelum penyelesaian tersebut disetujui.
PASAL 13
KONTRAKTOR HARUS MENJAGA KEBERSIHAN LOKASI PROYEK
Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek, bebas dari semua
halangan yang tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap peralatan dan
kelebihan material milik Kontraktor dan membersihkan serta memindahkan segala rongsokan
dan sampah yang tidak perlu dari lokasi proyek.
PASAL 14
PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena tidak sesuai dengan
gambar atau RKS, maka atas perintah Direksi pihak Kontraktor harus membongkarnya dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh Direksi dan memperbaiki kembali atas tanggungan biaya
pihak Kontraktor.
PASAL 15
PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING) DAN BUKU
PENGGUNAAN & PEMELIHARAAN BANGUNAN.
Sebelum Penyerahan Pekerjaan ke I, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan
gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
a. Gambar Rancangan Pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya;
b. As Built Drawing sebagai penjelasan rencana kerja lanjutan Trehabilitasi Sedang/Berat
Gedung Kantor (jika ada);
c. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Direksi setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti;
a. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan & pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan ke I.
Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan Pekerjaan ke I tidak dapat
dilakukan.
PASAL 16
PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI
Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana
meliputi :
1. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan;
2. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan pokok
yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya : jalan, halaman dan
lain sebagainya).
3. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa- sisa
pelaksanaan termasuk bow-keet dan direksi-keet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir.
PASAL 17
PERATURAN TEKNIK YANG MENGIKAT
1.
2.
jelas
akan
menyebabkan
ketidak
sempurnaan/ketidak
sesuaian
kerusakan/kelemahan
konstruksi,
harus
mendapatkan
keputusan Direksi;
d. RKS dan Gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, demikian juga
sebaliknya;
e. Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan;
f. Bila dalam gambar terdapat kekurangan notasi ukuran, namun tercantum
ukuran skala gambar, maka ukuran berdasarkan skala gambar dapat
dipergunakan.
PASAL 18
Kontraktor
Pelaksana
berkewajiban
meneliti
kembali
seluruh
dokumen
Bila
akibat
pemeriksaan
kekurang-telitian
Dokumen
Kontraktor
Pelaksanaan
Pelaksana
tersebut,
terjadi
dalam
melakukan
ketidak
sempurnaan
dan
rnemperbaiki/melaksanakannya
kembali
setelah
memperoleh
UMUM
Sedapat
mungkin
dalam
negeri
untuk
keperluan
konstruksi.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis semua
bahan-bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari J.I.S. yang
dapat digunakan atau British Standard (selanjutnya
Normalisasi
dapat
c. Atas biayanya sendiri, Kontraktor harus menyediakan dan mempersiapkan bahanbahan yang ditest dan contoh-contoh dari bermacam-macam bahan yang sewaktuwaktu akan diminta atau disyaratkan.
d. Semua ongkos dari peninjauan dan ujian menjadi tanggungan Kontraktor.
e.Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan
disaksikan Direksi dan harus dilaksanakan sedemikian memenuhi persyaratan yang
diminta.
f. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam Proyek/Satuan Kerja/pekerjaan, harus
mendapat persetujuan Direksi sebelum dipakai/dipasang, meskipun bahan-bahan
tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan di site.
g.Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh tidak disetujuinya bahan-bahan
tersebut oleh Direksi menjadi tanggungan Kontraktor.
h. Direksi mempunyai kebebasan untuk menolak salah satu atau semua bahan-bahan
dan metoda pelaksanaan yang tidak sama kwalitasnya dan sifatnya seperti contohcontoh yang telah disetujui dan Kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan
atau membongkar pekerjaan - pekerjaan yang dimaksud atas tanggungannya.
3.
SEMEN
a. Umum
Semen yang dipakai untuk beton harus dari merek/pabrik yang disetujui dan harus
Portland Cement tahan sulfate atau Portland Cement Type I ditambah bahan Additive
yang sesuai dengan JIS R 5210, ASTM C 150 dan atau SII-0013-81, terkecuali jika
ditentukan lain.
Jika Kontraktor menginginkan, maka P.C. yang cepat mengeras boleh dipakai sebagai
pengganti P.C. tahan sulfat asal mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/
Engineer/Pengawas.
b. Sertifikat pengujian dan lain-lain
Setiap pengiriman semen harus disertai dengan pengiriman sertifikat dari pabrik
yang menunjukkan bahwa semen tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai
komposisi kimianya dan bahwa coba uji dan analisa tersebut dalam segala-galanya
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang relevan dengan JIS, BS atau N I. Setiap
pengiriman semen, yang dikirim ke site harus diuji dan dianalisa menurut persyaratan
waktu
pekerjaan).
Semen harus diangkut ke Site dalam kendaraan yang tertutup, terlindung dengan baik
terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik didalam gudang-gudang yang
mempunyai cukup ventilasi, tahan terhadap cuaca dan tahan air untuk mencegah
kerusakan karena lembab. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu setinggi
paling sedikit 30 cm diatas tanah dan diberi ventilasi.
Setiap pengiriman semen harus dipisah-pisahkan agar dapat dengan mudah
diidentifikasi, diperiksa, ditest dan
disimpan dalam kantong/zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 12 zak. Semen
yang
didatangkan di Site
tersebut diatas
dan
dipakai
pada
Penggunaan semen dalam jumlah yang besar tidak dilarang. Biar bagaimanapun juga,
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan harus mendapat persetujuan Direksi
terlebih dahulu. Kontraktor harus menyampaikan laporan mingguan kepada
dikeluarkan selama
minggu
tersebut, dari siapa/darimana dibeli dan dibagian-bagian pekerjaan apa saja semen
telah dipergunakan.
4.
sumber-sumber
yang
disetujui
dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI atau BS 882, 2201, Part 2, atau standard lain yang
disetujui Direksi/ Engineer/Pengawas. Apabila agregat dari sumber yang telah
disetujui ternyata menyimpang dari contoh-contoh yang telah disetujui dan tidak
memenuhi syarat tersebut di atas, maka sumber ini dapat ditolak. Suatu jumlah
stock agregat yang telah disetujui Direksi harus selalu ada dilapangan untuk
memungkinkan pembuatan beton secara kontinu untuk suatu jangka waktu 2 minggu
tanpa terhenti.
b. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari kerikil pecah yang telah disetujui atau pecahan batuan
dengan ukuran butir maximum tidak melebihi yang dipersyaratkan. Untuk seluruh
pekerjaan beton agregat kasar harus memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan
dalam BS 882, 1201, Part 2, Table 1, untuk saringan 40 mm - 5 mm, 20 mm - 5 mm
ukuran nominal atau syarat dalam N I atau dalam tabel berikut ini
dari JIS.
Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A 1002 sieve). Apabila dari analisa
gradasi menunjukkan kekurangan ukuran agregat
dalam tabel berikut ini dari JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A
1102 sieve)
Ukuran saringan (mm). Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada
pasir alami untuk memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat. Pasir
dari pecahan batu saja dapat dipakai hanya atas persetujuan Direksi.
d. Pengambilan contoh dan testing untuk agregat
Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor pada setiap saat untuk mengambil
contoh agregat dari lapangan atau sumber agregat untuk dilakukan testing menurut
cara yang diuraikan dalam BS 812, JIS A 1102 atau N I.
Agregat yang tidak memenuhi syarat dalam test, harus diganti atau dicuci sampai test
lebih lanjut untuk membuktikan bahwa dapat memenuhi persyaratan untuk dipakai.
Semua biaya yang dikeluar-kan untuk dipenuhinya
persyaratan
ini
menjadi
tanggungan Kontraktor.
e. Penyimpanan agregat
Pasir dan agregat kasar untuk bahan beton harus disimpan dalam bak atau lantai
papan yang direncanakan khusus untuk mencegah terpisahnya suatu komposisi
agregat tertentu atau
menghindarkan tercampurnya agregat dengan debu, zat-zat organik atau bahanbahan pencemar lainnya.
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui lain
oleh Direksi/Engineer/Pengawas.
5.
AIR
Air yang akan digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zatzat organik atau inorganic yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang dapat
mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber
lain harus mendapat persetujuan Direksi.
Hanya air dengan kwalitas yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pembuatan
beton, penyemprotan dan membasahi acuan (form work) atau pengeringan beton.
Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh atau penyimpanan yang
cukup dilapangan untuk mengaduk dan mengeringkan beton dan menyemprot dan
membasahi acuan.
Apabila ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam di lokasi Proyek/Satuan
Kerja. Apabila Kontraktor menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan,
pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan biaya lain-lainnya untuk memperoleh air ini,
seluruh biayanya harus ditanggung Kontraktor sendiri.
6.
BATU PASANG
Batu Pasang yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kwalitas terbaik. Batu
harus keras, tahan lama, liat, tahan terhadap goresan dan cuaca, serta bebas dari tanah
atau sampah-sampah lain. Batu pecah tidak boleh mengandung lempung, bagian-bagian
yang pipih atau pancang atau cadas yang lapuk.
Batu untuk keperluan talud pelindung lereng harus mempunyai berat per unit sesuai
dengan yang tertera pada gambar rencana dan merupakan batu pecah/belah dan bukan
batu dengan bentuk bulat dan memiliki paling sedikit 3 bidang muka.
Sumber tempat pengambilan batu harus disetujui oleh Direksi/Engineer.
Pemborong harus mengatur sedemikian rupa sehingga persediaan batu yang disyaratkan
untuk pekerjaan dapat terjamin.
7.
MATERIAL TIMBUNAN
Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau bahanbahan batuan yang digali dan disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan yang memenuhi
syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen.
Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah liat
yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai CH
pada Unified or Cassagrande Soil Classification System. Dimana penggunaan tanah-tanah
plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut
hanya akan digunakan di bagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah plastis
berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan bahan-bahan 400 mm di
bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu jalan. Sebagai tambahan, maka timbunan
dalam daerah ini bilamana diuji sesuai dengan AASHTO T 193 harus mempunyai suatu
nilai CBR tidak kurang dari pada 6 % setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai
100 % kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T99.
Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai
suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,25 atau suatu derajat pengembangan yang
digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks
Plastisitas (PI) (AASHTO T90) Presentase Ukurang Tanah Liat (AASHTO T88).
Timbunan dengan bahan-bahan terpilih
Timbunan hanya akan digolongkan sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih jika
digunakan pada lokasi atau untuk tujuan timbunan dengan bahan-bahan terpilih telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas. Semua timbunan lainnya yang
digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa atau drainase porous.
Timbunan yang diklasifikasi sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri
dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi semua persyaratan bahan diatas
untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya yang
disyaratkan,
sebagaimana
PASAL 20
PEKERJAAN PERSIAPAN
20.1.
20.2.
Pekerjaan Pengukuran
1.
Pengukuran Awal
a. Pengukuran awal dilakukan guna untuk menentukan letak titik titik
kolom bangunan di lapangan setelah pekerjaan pematangan tanah selesai.
Pada pengukuran awal dimaksudkan juga untuk menentukan duga tinggi
masing-masing lantai bangunan (yakni duga tinggi yang sama yang
diukur dari + 0,00 dari patok beton yang digunakan sebagai referensi ).
b. Hasil Pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda-tanda
berupa patok- patok ukur dititik-titik koordinat yang dimaksud serta
diberi tanda duga tingginya dengan cat warna merah. Patok-patok ukur
harus terbuat dari kayu meranti/kruing berukuran penampang 5/7cm,
ditanam kokoh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah
tempat oleh benturan-benturan kecil akibat pelaksanaan pekerjaan. Bila
patok-patok
ini
bergeser,
Kontraktor
Pelaksana
miring,
harus
atau
tenggelam/tercabut,
menggantinya
dengan
maka
melakukan
2.
Pengukuran Selanjutnya.
Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan
pekerjaan yang membutuhkannya yang antara lain adalah :
Untuk penetapan pemasangan bouwplank.
Untuk penetapan titik-titik Kolom bangunan dan pondasi.
Untuk melakukan cek kebenaran kedudukan elemen-elemen konstruksi selama
pengerjaannya.
PASAL 21
PEKERJAAN TANAH
21.1.
21.2.
2.
Lubang galian harus dibuat yang cukup guna memperoleh ruang kerja yang
cukup dan kemiringan sisi-sisinya tidak mudah longsor.
3.
4.
5.
Urugan
sirtu
kembali,
hendaknya
dipadatkan
kembali
dengan
Mengurug Kembali
1.
Urugan tanah yang akan dilaksanakan yaitu urugan tanah kembali sisa
galian pondasi (sesuai Gambar Rencana/Gambar Kerja).
2.
Urugan tanah menggunakan tanah hasil galian tanah pondasi dan harus
dipadatkan dengan mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan
maksimal.
3.
Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Penyiapan Lapangan
Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi
pemotongan
dan
pembersihan
termasuk
pengisian
lubang-lubang
Urugan tanah yang akan dilaksanakan yaitu urugan tanah didalam kanstin (sesuai
gambar rencana/gambar kerja).
2.
Urugan tanah harus menggunakan tanah urug yang baik dan harus dipadatkan
dengan mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.
21.5.
Urugan Pasir
1. Urugan Pasir yang akan dilaksanakan yaitu urugan pasir dibawah lantai ram beton
serta urugan pasir dibawah pondasi (sesuai gambar rencana/gambar kerja).
2. Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus dipadatkan
dengan mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.
21.6.
22.1.
22.2.
Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm, ditimbris dan
disiram air sampai kepadatan maksimum.
2.
3.
Material yang digunakan adalah batu kali/belah yang keras, bermutu baik,
tidak cacat dan tidak retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau
berpori besar dan terbungkus lumpur tidak diperkenankan dipakai.
4.
1PC:
5PS.
5.
Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang
dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
6.
Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran
organik dan bahan-bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir
yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter
lubang sebesar 10 mm.
22.3.
Bata yang dipakai pada bangunan ini, menggunakan bata yang berkualitas
baik, utuh dan tidak cacat serta bata yang dipakai harus dengan ukuran
yang sama.
2.
Bata merah sebelum dipasang harus direndam dahulu dalam bak atau drum
air, sampai jenuh yang harus disiapkan dilapangan.
3.
Pasangan dinding bata merah dipasang sesuai dengan Gambar Kerja yang
sudah ada dan untuk pasangan tembok bata menggunakan pasangan
setengah bata.
4.
5.
Bata yang mentah, retak/tidak memenuhi syarat dan tetap terpasang agar
dibongkar dan segera diganti dengan bata yang memenuhi syarat tersebut
22.4.
a.
b.
c.
d.
jenuh.
Mortar
plesteran
harus
dari
campuran
dengan
f.
g.
h.
jenuh.
Mortar
plesteran
harus
dari
campuran
dengan
2.
23.1.
23.2.
23.3.
2.
Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat
pengaduk/pencampur beton secara mekanikal (mesin), dan semua pekerjaan beton
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di lapangan.
3.
Bahan-bahan
yang
dipergunakan
harus
mendapat
persetujuan
pengguna
barang/jasa.
4.
menggunakan
mutu
beton
Agregat harus disimpan bersih dari lumpur tanah liat atau bahan organis lainnya,
dianjurkan untuk menggunakan bak, bahan yang berlantai untuk mencegah
terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.
6.
Semen yang digunakan hanya dari satu merek pada bagian pekerjaan struktur yang
tidak terpisah dengan jenis Portland cement.
7.
Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung alkali,
garam, bahan-bahan organis, asam dan airnya harus dapat diminum sesuai dengan
ketentuan PAM, jernih dan tawar.
8.
9.
dua
hari
sebelum
pengecoran
dilakukan,
Direksi
PASAL 24
PEKERJAAN BESI
24.1.
24.2.
Besi Geril
Syarat-syarat pelaksanaan:
a. Rangka besi geril menggunakan besi siku 50.50.5.
b. Pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar
dengan memperlihatkan modul pemasangan.
c. Bidang pemasangan bagian rangka harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
2.
Cara pelaksanaan
a. Tentukan modul dan bentuk gril besi;
b. Pasang rangka sesuai dengan yang dibutuhkan.
c. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok sesuai grid rangka
dengan besi beton .12 mm.
d. Selanjutnya pasang tulangan pembagi, yang terbuat dari besi beton .12 mm
dengan jarak sesuai grid pada gambar rencana;
PASAL 25
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI (PAVING BLOCK)
1.
b.
Paving block yang dipakai pada bangunan ini, menggunakan paving block
yang berkualitas baik, utuh dan tidak cacat serta paving block yang dipakai
harus memliki bentuk dan ukuran yang seragam.
c.
d.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir urug yang berfungsi untuk
meratakan elevasi sesuai dengan kemiringan yang di inginkan, yang di
hampar dengan ketebalan yang telah ditentukan sesuai gambar bestek
e.
Jenis Paving Block yang digunakan adalah Type Segi Enam 18x18 cm
dangan ketebalan 8 cm dengan mutu (K300) yang dalam pembuatanya
menggunakan peralatan press.
f.
g.
h.
Permukaan Paving Block yang sudah jadi di hamparkan pasir pasang yang
berfungsi untuk mengisi pori-pori antar paving block.
PASAL 26
PEKERJAAN PENGECATAN
25.1.
Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat emulsi, ICI atau yang
setara (mutu menengah). Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh
permukaan paving dalam gedung.
2.
3.
4.
25.2.
2.
3.
Sebelum besi dicat, semua permukaan yang akan dicat harus dimeni besi terlebih
dahulu.
4.
Setelah pekerjaan meni selesai, permukaan besi dicat dengan cat dasar satu kali
selanjutnya dicat akhiran (penutup) 3 kali atau lebih hingga mencapai hasil yang
sempuma.
5.
Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan harus dilaksanakan
setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering.
PASAL 27
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1. Memperbaiki kerusakan-kerusakan pada bangunan lama akibat pekerjaan ini sehingga
antara gedung yang lama dan pekerjaan penataan menjadi satu bagian yang utuh.
2. Pembersihan lokasi dari sisa-sisa bahan kerja, bekas-bekas bongkaran dan lain-lain.
3. Pemerataan tanah bekas-bekas galian, timbunan yang masih belum rapi. Pekerjaan lainnya
yang perlu dikerjakan agar pada penyerahan kedua seluruh pekerjaan sudah dalam kondisi
sempurna dan rapi.
PASAL 28
PENYELESAIAN PEKERJAAN
1. Pemborong berkewajiban mengadakan penyempurnaan atas seluruh pekerjaan pada waktu
masa pemeliharaan atau menjelang penyerahan kedua kalinya.
2. Pemborong harus mengusahakan penyelesaian seluruh pekerjaan ini dengan sebaikbaiknya sehingga memuaskan dari Pihak Pemberi Tugas.
PASAL 29
PENUTUP
Hal-hal lain yang belum jelas dalam peraturan dan syarat-syarat kerja ini akan ditentukan
kemudian dalam penjelasan Direksi ditempat pekerjaan, Apabila didalam Rencana Kerja
dan Syarat-Syarat ( RKS ) ini tidak tercantum uraian peraturan dan ketentuan yang
seharusnya termasuk didalam pekerjaan pemborong, maka semua pekerjaan harus
dilaksanakan agar tercapai penyelesaian yang diharapkan serta dapat memuaskan semua
pihak.
Dsetujui Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat
Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. KARYA MAHARDIKA 97
TTD
TTD
SLAMET WALOEJO, ST
Direktur