Proposal
Proposal
Proposal
PENDAHULUAN
permukaan
tanah.
displacementApabila
Perpindahan
dapat
perpindahan, maka
materi
diketahui
atau
waktu
bidang
yang
tersebut
adalah
diperlukan
untuk
seismik yang dilaporkan untuk suatu gempa adalah intensitas maksimum yang
disebabkan oleh aktivitas gempa pada suatu lokasi. Angka yang ditentukan
dengan menilai kerusakan yang dihasilkan, pengaruh pada benda, bangunan,
tanah, dan akibat manusia. Intensitas ini sering juga disebut sebagai intensitas
lokal. Intensitas lokal berhubungan langsung dengan percepatan tanah
maksimum yang terjadi akibat gempa. Dengan demikian intensitas lokal gempa
akan berhubungan pula dengan besar kecilnya kerusakan yang terjadi pada
bangunan-bangunan disuatu lokasi. Ukuran atau parameter yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kerusakan ialah MMI (Modified Mercally Intensity).
Beberapa hasil penelitian telah berhasil mendapatkan formalitas
hubungan antara PGA dengan MMI yang menghasilkan hipotesis bahwa
Semakin tinggi nilai PGA yang dihasilkan maka semakin tinggi pula
nilai MMI yang didapat . dengan kata lain Nilai PGA sebanding dengan
MMI (Modified Mercally Intensity). Intensitas seismik dalam gempa bumi
Sumatera Barat dianggap mempunyai hubungan dengan hazard seismik. Hasil
studi hubungan empiris antara nilai percepatan tanah maksimum (PGA) rata rata dan data intensitas seismik (MMI) observasi diperoleh rumusan : I (MMI)
= 0.008 * PGA (gal) + 3.159 (Brotopuspito, 2006). Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka akan dicoba dilakukan penelitian yang berjudul Analisis Peak
Ground Acceleration (PGA) di Daerah Sumatera Barat akibat Gempa
Bumi Tektonik Pada Tahun 2000 2012 dengan M > 7,0 SR.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dari penulisan ini adalah
Bagaimana mekanisme pergeseran tanah sebagai akibat gempa bumi
yang dibangkitkan oleh sumber gempa berupa aktivitas seismik ideal ?
ideal.
Untuk menganalisis percepatan gerakan tanah maksimum (PGA)
di daerah Sumatera Barat akibat gempa bumi tektonik dengan magnitudo
> 7 SR.
Untuk mengetahui hubungan dari percepatan gerakan tanah maksimum
(PGA) dengan jarak episenter gempa.
lainnya.
Sehingga
pemerintah
memilik
langkah
untuk
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Bumi
2.1.1. Bentuk dan Ukuran Bumi
Bumi merupakan sebuah bola pejal besar yang mempunyai jari-jari
6.378 km. Usaha untuk mengetahui komposisi dan susunan bumi telah berjalan
bertahun-tahun hingga menghasilkan beberapa dugaan. Dugaan yang paling
baru dan paling banyak diterima tentang bentuk dan ukuran serta susunan bumi
yang didasarkan pada pengetahuan seismologi.( Sulaiman, 1989)
mencapai 1.100 0C. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan litosfer. Lapisan ini tersusun atas materimateri padat. Ada yang membedakan atas dua lapisan, yaitu :
Lapisan Granitis
Material Penyusunnya kebanyakan batuan granit, umumnya
ditemukan didasar laut. Kecepatan gelombang primer pada
lapisan ini sekitar 6,5 km/detik.
Lapisan Basaltis
Terletak dibawah lapisan granit, kebanyakan tersusun dari
lapisan basalt. Kecepatan gelombang primer pada lapisan ini
sekitar 6,5-8km/detik.
2. Selimut bumi (mantle) (70-2900 km)
Merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal
selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.
Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 0C. Lapisan ini
di bedakan menjadi tiga, yaitu :
Lithosfer
Litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut
dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari
senyawa kimia yang kaya akan SiO2, sehingga disebut sebagai
lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang
terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan
dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel
bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet
yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel.
Asthenosfer
Astenosfer adalah zona mantel astenosfer atau langsung di
bawah litosfer, sekitar 100-240 kilometer di bawah permukaan
bumi. Astenosfer ini terdiri dari materi dalam keadaan cair atau
semi-cair. Wujudnya agak kental. Suhu normalnya adalah antara
1.400 sampai 3.000 derajat Celcius. Yang sangat tinggi suhu
dalam segala hal menyebabkan lapisan, termasuk batu, mencair.
Hal ini terutama terdiri dari silikat besi dan magnesium. Suhu
astenosfer bervariasi dari barysphere atau inti. Pada daerah
tertentu di permukaan bumi di mana suhu inti lebih tinggi, dapat
ditemukan dalam keadaan cair. Tebal lapisan sekitar 130-160 km
dan dengan lapisan transisi diatasnya biasanya digabungkan
dengan tebal sekitar 100-400 km.
Mesosfer
Terletak di bawah astenosfer, tebalnya kira-kira 2400-2750 km.
Kecepatan gelombang primer naik dari 8 km/detik menjadi 13,5
km/detik. Pada batasan ke lapisan yang lebih dalam (inti),
terdapat lapisan transisi dimana kecepatan gelombang primer
menurun sangat tajam dari 13,5 hingga 8 km/detik. Lapisan ini
di kenal dengan nama Gutenberg Wiechert Discontinuety Layer.
3. Inti bumi (core) (2900 6300 km )
Inti bumi berukuran diameter 7000 km dan terdiri dari besi dan nikel.
Lapisan paling luar (tebal 2200 km) merupakan liquid atau cairan.
Lapisan terdalam bersifat solid atau padat, dengan density sekitar 10.5
C.
10
11
12
13
14
....................
i^ + ^j + k^
=
x y
z
....................
2 =
(1)
dengan :
(2)
Persamaan rambat gelombang P dan S dapat diturunkan dari hukum
Hooke yang menyatakan hubungan stress (gaya pesatuan luas) dan strain
(perubahan dimensi) sebagai:
ii =+ 2 ii
ij = ij
; i = x,y,z
; ij
................... (3)
....................(4)
15
tekanan:
=
u w
+
+
x y z
....................
(5)
Dalam hukum II Newton, gaya (F) adalah perkalian antara massa (m) dan
percepatannya (a), sehubungan dengan pergeseran (u) sebagai akibat dari
tekanan sepanjang sumbu-x, maka hukum Newton dapat dinyatakan sebagai
berikut:
2u (
= + )
+ 2 u
2
x
t
F=m. a= . . a=
2 u
t2
....................(6)
Dengan adalah massa jenis bahan. Persamaan (7) merupakan tekanan
untuk sepanjang sumbu-y dengan pergeseran dan persamaan (8) tekanan
dalam
arah
sumbu-z
dengan
pergeseran
sebagai
berikut:
= +u )
+ 2
2
y
t
2 (
2
= + )
+
2
y
t
....................(7)
2w (
2 = + )
+ 2 w
z
t
....................(8)
Gelombang yang merambat pada suatu media ke segala arah, secara tiga
dimensi arah perambatan gelombang dinyatakan dengan sumbu x, y, z, untuk
16
menentukan persamaan gelombang ini, persamaan (6), (7) dan (8) masingmasing dideferensiasikan terhadap x, y dan z, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut.
2
u (
u
= + )
+ 2
2
x
t
( )
( )
( )
....................(9)
2 (
2
2
= + )
+
y y
y
t y
..................
2 w (
w
= + )
+ 2
2
z z
z
t z
..................
( )
( )
( )
(10)
( )
( )
( )
(11)
Dengan menjumlahkan persamaan (9), (10) dan (11), maka akan
diperoleh persamaan berikut:
2 (
2
= + 2 )
2
t
..................(12)
2 +2 2
=
t2
2=
+2
+2
..................
(13)
17
+2
..................(14)
Keterangan:
Vp : kecepatan perambatan gelombang Primer (m/s)
: konstanta Lame (m/s)
: rigiditas medium (N/m2)
: massa jenis medium (kg/m3)
: perubahan volume atau dilatasi
Pada kecepatan gelombang sekunder didapat dengan menurunkan
terlebih dahulu persamaan (10) diturunkan terhadap z, sehingga menghasilkan
turunan persamaan berikut:
2 (
2
2 v
)
=
+
+
2
y z
z
t z
( )
( )
................
..(15)
dan persamaan (12) diturunkan terhadap y,
2 w (
2
2 w
)
=
+
+
2
y
y
t
( )
( )
..................(16)
18
x
t
= x
..................(17)
..................(18)
=Vs=
..................
(19)
Keterangan:
Vs : kecepatan perambatan gelombang sekunder (m/s)
: rigiditas medium (N/m2)
: massa jenis medium (kg/m3)
19
20
..................(14)
21
(Sukanta, 2010)
Dimana:
Vp
: Kecepatan Gelombang P
: Rapat Jenis
..................(19)
(Sukanta, 2010)
Dimana:
Vs
: Kecepatan Gelombang S
: Rapat Jenis
22
23
Loves waves (L), gelombang ini berjalan pada cairan dan akan tidak
terasa pada tubuh air. Gerakan partikelnya sama dengan gelombang
SH dan memerlukan gerakan yang berlapis. Karena pergerakan
horisontal gelombang ini merusak bangunan-bangunan pada
pondasinya.
amplitudo
gelombang
love
dan
gelombang
Reyleigh
akan
mendominasi.
24
25
1.
26
3.
27
Gambar 2.6.
28
mikrometer
dari
rekaman
gempa
oleh
instrument
pengukur
gempa
Keterangan / klasifikasi
umum
0-3
3-4
3-5
5-6
6-7
7-8
>8
( Terjadi di darat )
Goncangan kecil
Gempa kecil
Gempa keras
Gempa berpotensi merusak
Gempa destruktif
Gempa besar
Bencana nasional
29
Tingkat Kerusakan
Tidak terasa
Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
Getaran dirasakan seperti kereta berat mealintas
Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
30
terjadinya
gempa;
Pengamatan manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan
akibat
panik
pada dua tempat yang berbeda dengan magnitudo sama dapat menyebabkan
kerusakan yang berbeda. Kerusakan akibat gempa bumi dipengaruhi oleh
beberapa variabel, antara lain: kondisi geologi dan jarak dari pusat gempa.
Dampak paling parah yang diakibatkan oleh gempa bumi, selain korban
jiwa adalah banyaknya bangunan fisik yang mengalami kerusakan. Infra
-struktur yang rusak diantaranya berupa bangunan rumah, gedung-gedung
perkantoran dan gedung sekolah, jalan serta jembatan. Kerugian lingkungan
31
seperti
terjadinya
rekahan-rekahan
di
pekarangan
masyarakat,
serta
tumbangnya pepohonan.
2.1.3.8. Parameter Gempa Bumi
Setiap kejadian gempa bumi akan menghasilkan informasi seismik
berupa rekaman sinyal berbentuk gelombang yang setelah melalui proses
manual atau non manual akan menjadi data bacaan fase (phase reading data).
Selanjutnya informasi seismik akan mengalami proses pengumpulan data,
pengolahan data dan analisis sehingga menjadi parameter gempa bumi.
Parameter gempa bumi tersebut terdiri dari:
Origin Time
Waktu terjadinya gempa atau yang dikenal dengan origin time adalah
pada saat terjadinya patahan atau runtuhan yang menyebabkan terjadinya
penjalaran gelombang seismik atau gempa bumi. Waktu terlepasnya akumulasi
tegangan (stress) yang berbentuk penjalaran gelombang gempa bumi dan
dinyatakan dalam hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit, detik dalam satuan
UTC (Universal Time Coordinated).
Jarak Episenter
Jarak episenter dihitung dengan selisih S-P, dalam table waktu jalar
IASPEI 91 untuk kedalaman pusat gempa diasumsikan Aldimar, dkk (2010)
memperkirakan 8 (km) (ts-tp) detik. Azimut stasiun terhadap episenter,
ditentukan dari polarisasi linier gerakan tanah (ground Motion) gelombang P.
Episenter merupakan lokasi dipermukaan yang merupakan proyeksi
vertikal dari titik pusat gempa (focus/hypocenter). Secara seismologi definisi
Hiposenter Gempa bumi adalah posisi dimana energi regangan yang tersimpan
dalam batuan itu
32
Diakses
melalui
april 2013).
Magnitudo (Magnitude)
Magnitudo (Magnitude) adalah suatu besaran gempa bumi yang
33
Ms =
Ms =
Jarak Hiposenter
Jarak hiposenter (kedalaman sumber gempa) merupakan jarak yang
dihitung tegak lurus dari permukaan bumi. Kedalaman sumber gempa bumi
(hiposenter) dinyatakan oleh besaran jarak dalam satuan km. Howell(1969)
telah membagi jenis-jenis gempa bumi berdasarkan hiposentrumnya,yaitu :
1. Gempa bumi dangkal (normal), pusatnya < 70 km ;
2. Gempa bumi sedang (intermedier), pusatnya 70-300 km;
3. Gempa bumi dalam, pusatnya 300-700 km.
Apabila hiposenter terletak didasar laut maka getaran gempa bumi yang
terjadi dapat menimbulkan gelombang air pasang yang sangat besar dengan
ketinggian mencapai puluhan meter. Gelombang air laut yang besar seperti ini
dinamakan tsunami.
Dengan :
: Percepatan tanah pada permukaan (gal)
M : Magnitudo permukaan (SR)
R : Jarak hiposenter (km)
: Jarak episenter (km)
h : Kedalaman sumber gempa (km)
Kawashumi (1950)
35
36
.......
................... ( 23 )
(Hermansah, 2007)
Rumus Matuschka (1980) :
PGA=119 ( 2,718 )0,81.R ( H +25)1,15
.......................... ( 24 )
(Hermansah, 2007)
Gutterberg Richer :
Log PGA = 1/3 0,5
.......................... ( 25 )
(Edwiza, 2008)
Dengan :
PGA : Percepatan Tanah (gal)
M : Magnitudo gelombang permukaan (SR)
I0 : Intensitas gempa pada sumber MMI
Esteva :
PGA = 5600(exp0.5Ms) / (R+40)2
.......................... ( 26 )
(Fulki, 2011)
37
Dengan :
PGA : Percepatan Tanah Maksimum (PGA)
M : Magnitude atau kekuatan gempa bumi
R : Jarak antara kedudukan stasiun hiposenter
Katayama :
log PGA=2.3061.637log ( R+30 )+ 0.11 Ms
.......................... ( 27 )
(Fulki, 2011)
Kanai (1966) :
PGA = b1[10^9b2Ms-1.66+3.6/R]logR-1.67+1.83/R)]
.......................... ( 28 )
(Kirbani dkk. 2006)
Dengan :
PGA : Peak Ground Acceleration dalam gal
b1 : 5 T
T : Periode dominan tanah
b2 : 0.51
Ms : Magnitudo gelombang permukaan
R : Jarak antara kedudukan stasiun hiposenter
38
kedalaman sumber gempa bumi, jarak sumber gempa bumi ke lokasi, kualitas
bangunan dan sebagainya, Semakin besar magnitudo semakin besar pula
bencana yang ditimbulkan. Kondisi seperti itu juga berpengaruh pada tingkat
kerusakan bangunan. Faktor faktor
39
40
Gambar
2.8.
Struktur
Geologi
Sumatera
Sumber___,
41
42
43
44
bersifat tropis dengan suhu udara yang cukup tinggi, yaitu antara 22,6C
sampai 31,5C. Provinsi ini juga dilalui oleh Garis khatulistiwa, tepatnya di
Bonjol, Pasaman. Di provinsi ini berhulu sejumlah sungai besar yang bermuara
ke pantai timur Sumatera seperti Batang Hari, Siak, Inderagiri (disebut sebagai
Batang Kuantan di bagian hulunya), dan Kampar. Sementara sungai-sungai
yang bermuara ke pesisir barat adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang
Tarusan.
Terdapat 29 gunung yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Sumatera
Barat, dengan Gunung Kerinci di kabupaten Solok Selatan sebagai gunung
tertinggi, yang mencapai ketinggian 3.085 m. Selain Gunung Kerinci,
Sumatera Barat juga memiliki gunung aktif lainnya, seperti Gunung Marapi,
Gunung Tandikat, dan Gunung Talang. Selain gunung, Sumatera Barat juga
memiliki banyak danau. Danau terluas adalah Singkarak di kabupaten Solok
dan kabupaten Tanah Datar, disusul Maninjau di kabupaten Agam. Dengan luas
mencapai 130,1 km, Singkarak juga menjadi danau terluas kedua di Sumatera
dan kesebelas di Indonesia. Danau lainnya terdapat di kabupaten Solok yaitu
Danau Talang dan Danau Kembar (julukan dari Danau Diatas dan Danau
Dibawah).
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena letaknya yang berada pada jalur patahan Semangko,
tepat di antara pertemuan dua lempeng benua besar, yaitu Eurasia dan IndoAustralia. Oleh karenanya, wilayah ini sering mengalami gempa bumi
(www.wikipedia.com).
45
GSI
PSI
MNSI
PBSI
BKNI
PPI
46
1975 hingga tahun 2005 telah terjadi 5 kali gempa bumi dengan rata-rata
mencapai X.
Pada tahun 2011, Ahmad Fulki meneliti parameter gempa bumi, b value
dan PGA di daerah Papua dan di dapatkan hasil bahwa nilai b value dan
BAB III
48
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen
berbasis
komputasi
menggunakan
software
SeisGram2K
Seismogram Viewer v6.0.0X02. Data yang didapatkan dari suatu observasi atau
eksperimen kemudian di ekstrak ke dalam parameter fisis dengan
menggunakan model matematika ( Supriyanto, 2007). Pada penelitian ini data
yang didapat merupakan data displacement seismogram gempa bumi yang di
unduh dari katalog website www.webdc.eu, . Setelah mendapat data
displacement
tersebut,
data
itu
harus
diubah
dalam
bentuk
data
49
displacement dari setiap stasiun seismik di wilayah Sumatera Barat yang perlu
dideferensialkan sebanyak dua kali untuk mendapatkan hasil dari nilai
percepatan maksimum tanah atau PGA.
52
geofisika disekitar
53
PSI
GSI
MNSI
PBSI
BKNI
PPI
http://www.geofon .gfzpostdam.de/Sumatra,
54
Selesai
Mulai
55
Start
Untuk mengecek
Open Command Prompt on Start windows
data
dalam cd c
2012.
3.4.3. Pemilihan Data pada Situs Webdc
Data yang dipilih pada Webdc ini dengan batasan magnitudo, distance,
Finish
lintang dan bujur koordinat Provinsi Sumatera Barat, yaitu 980 36 - 1010 53
56
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
58
PSI
GSI
MNSI
BKNI
PBSI
PPI
: 1.3036 LS - 97.5754 BT
: 2.6952 LS - 98.9240 BT
: -0.45503 LS - 100.3968 BT
59
PSI
GSI
PBSI
MNSI
BKNI
PPI
Gambar 4.3. Lokasi stasiun seismik di Sumatera Barat dengan pusat gempa
bumi http://webdc.eu/arclink
4.3 Hasil Picking Data .Sac
Hasil picking data menampilkan hasil pengolahan data dari setiap stasiun
seismik Sumatera Barat berdasarkan magnitudo 7 yang merekam gempabumi
10 Januari 2014 menggunakan software komputer SeisGram2K Seismogram
Viewer v6.0.0X02. Data yang diolah adalah data dengan format .sac.
4.3.1. Gempa dengan Magnitudo 7.1 SR pada 10 Januari 2012
60
Gambar 4.4. Hasil data dengan magnitudo 7.1 SR pada 10 Januari 2012
Dari hasil picking data Gambar 4.4. terdapat beberapa stasiun yang
merekam gempa 7.1 SR di Sumatera Barat. Diantaranya adalah PBSI, BKNI,
GSI dan PSI. Hasil PGA yang di peroleh adalah :
GSI ? Y ? PGA ? 20120110 1839 17.220 GAU 0.0 0.0 -1.1357421E7 0.0
BKNI ? Y ? PGA ? 20120110 1841 26.970 GAU 0.0 0.0 -3494160.0 0.0
PSI ? Z ? PGA ? 20120110 1838 46.188 GAU 0.0 0.0 -7699880.0 0.0
PBSI ? Z ? PGA ? 20120110 1839 49.263 GAU 0.0 0.0 5506820.0 0.0
Gambar 4.5. Hasil data dengan magnitudo 7.2 SR pada 20 Februari 2008
61
Dari hasil picking data Gambar 4.5. terdapat beberapa stasiun yang
merekam gempa 7.2 SR di Sumatera Barat. Diantaranya adalah PBSI, BKNI,
GSI ,PSI dan PPI. Hasil PGA yang di peroleh adalah :
GSI ? Z ? PGA ? 20080220 0810 18.450 GAU 0.0 0.0 -8648360.0 0.0
PPI ? Z ? PGA ? 20080220 0811 14.050 GAU 0.0 0.0 676320.0 0.0
PSI ? Z ? PGA ? 20080220 1838 46.188 GAU 0.0 0.0 -7699880.0 0.0
PBSI ? Z ? PGA ? 20080220 1843 18.737 GAU 0.0 0.0 -1195440.0 0.0
BKNI ? Z ? PGA ? 20080220 1841 08.820 GAU 0.0 0.0 1317200.0 0.0
Gambar 4.6. Hasil data dengan magnitudo 7.6 SR pada 06 April 2010
Dari hasil picking data Gambar 4.7. terdapat beberapa stasiun yang
merekam gempa 7.6 SR di Sumatera Barat. Diantaranya adalah BKNI dan GSI.
Hasil PGA yang di peroleh adalah :
62
GSI ? Z ? PGA ? 20100406 2216 06.020 GAU 0.0 0.0 9.7319096E7 0.0
BKNI ? Y ? PGA ? 20100406 2218 12.920 GAU 0.0 0.0 -2.682988E7 0.0
Gambar 4.7. Hasil data dengan magnitudo 8.2 SR pada 11 April 2012
Dari hasil picking data Gambar 4.7. terdapat beberapa stasiun yang
merekam gempa 8.2 SR di Sumatera Barat. Diantaranya adalah PBSI, BKNI,
GSI ,PSI dan MNSI. Hasil PGA yang di peroleh adalah :
MNSI ? X ? PGA ? 20120411 1046 21.388 GAU 0.0 0.0 2.50039584E8 0.0
GSI ? Z ? PGA ? 20120411 1045 56.970 GAU 0.0 0.0 -2.366368E7 0.0
PBSI ? Y ? PGA ? 20120411 1051 30.337 GAU 0.0 0.0 -2.0884848E8 0.0
PSI ? Z ? PGA ? 20120411 1051 13.663 GAU 0.0 0.0 -1.53235616E8 0.0
BKNI ? Z ? PGA ? 20120411 1047 34.270 GAU 0.0 0.0 4680540.0 0
63
Gambar 4.8. Hasil data dengan magnitudo 8.6 SR pada 11 April 2012
Dari hasil picking data Gambar 4.8. terdapat beberapa stasiun yang
merekam gempa 8.6 SR di Sumatera Barat. Diantaranya adalah PBSI, BKNI,
GSI ,PSI dan MNSI. Hasil PGA yang di peroleh adalah :
MNSI ? X ? PGA ? 20120411 0842 12.288 GAU 0.0 0.0 2.93825216E8 0.0
GSI ? Z ? PGA ? 20120411 1045 56.970 GAU 0.0 0.0 -2.366368E7 0.0
PBSI ? Z ? PGA ? 20120411 0841 53.613 GAU 0.0 0.0 2.8111168E8 0.0
64
PSI ? Z ? PGA ? 20120411 0849 33.163 GAU 0.0 0.0 -2.66000224E8 0.0
BKNI ? Z ? PGA ? 20120411 0843 20.720 GAU 0.0 0.0 -1.706902E7 0.0
65
66
67
68
dapat digolongkan kedalam tingkat resiko tinggi yaitu skala XII MMI 100
gal.
4.3.7. Perhitungan Jarak Episenter Gempa
Dalam studi ini untuk menghitung jarak episenter gempa digunakan
perumusan Haversine yang diusulkan oleh Sinnott dengan permodelan bola
sederhana. Rumus Haversine merupakan persamaan yang memberikan
pengertian tentang jarak lingkaran antara dua titik pada permukaan bola(bumi)
berdasarkan bujur dan lintang.(R.W. Sinnott, "Virtues of the Haversine", Sky
and Telescope, vol. 68, no. 2, 1984, hal.159) Penggunaan rumus ini
mengabaikan efek ellipsoidal. Rumus Haversine dapat diketahui sebagai
berikut:
D = arcos (sin(lat1) . sin(lat2) + cos(lat1) . cos(lat2) .cos(long2long1)) . R
.......................... ( 29 )
(Yulia, 2011)
Dimana :
Lat dan long dalam radian
Titik 1 ialah kota yang ditinjau
Titik 2 ialah letak sumber gempa
R = Diameter Bumi = 6371 km.
Pada tabel 4.1. terlihat bahwa jarak episenter gempa dari stasiun seismik
yang terekam oleh 6 stasiun di Sumatera Barat, Hasil perhitungan jarak
69
episenter untuk setiap atenuasi memiliki perbedaan, tergantung pada jarak site
(tempat) stasiun seismik dari pusat gempa. Jadi semakin dekat jarak episenter
dari pusat gempa semakin tinggi percepatan permukaan tanah (PGA) yang
terjadi.
4.3.8. Hubungan Percepatan Permukaan Tanah (PGA) dengan Jarak
Episenter Gempa Bumi
Jarak episenter gempa merupakan jarak antara event gempa dengan
stasiun seismik yang merekam event gempa. Semakin panjang jarak episenter
gempa maka semakin jauh jarak stasiun seismik yang merekam event gempa.
Semakin pendek jarak episenter gempa semakin dekat jarak stasiun seismik
yang merekam event gempa.
Pada perhitungan percepatan permukaan tanah (PGA) dengan jarak
episenter gempa bumi terdapat hubungan ( korelasi ) antara besar percepatan
permukaan tanah (PGA) dengan jarak episenter gempa. Semakin pendek jarak
episenter gempa dengan stasiun seismik (pengamat) maka semakin besar nilai
percepatan permukaan tanah (PGA). Semakin panjang atau jauh jarak episenter
gempa dengan lokasi stasiun seismik (pengamat) maka semakin kecil nilai
PGA yang ditemukan. Maka hubungan atau korelasi antara jarak episenter
dengan percepatan permukaan tanah dapat dilihat pada grafik 4.2. di bawah ini:
70
0.00
Epicenter (D) km
Grafik 4.1. Grafik Korelasi Jarak Episenter dengan PGA di Sumatera Barat
pada 10 Januari 2012 dengan M = 7,1 SR
0.00
Epicenter (D) km
Grafik 4.2. Grafik Korelasi Jarak Episenter dengan PGA di Sumatera Barat
pada 20 Februari 200812 dengan M = 7,2 SR
71
10000.00
f(x) = - 19.1x + 11869.59
(PGA) gal 5000.00
0.00
Epicenter (D) km
Grafik 4.3. Grafik Korelasi Jarak Episenter dengan PGA di Sumatera Barat
pada 6 April dengan M = 7,6 SR
Epicenter (D) km
Grafik 4.4. Grafik Korelasi Jarak Episenter dengan PGA di Sumatera Barat
pada 11 April 2012 dengan M = 8,2 SR
72
0.00
1000.00
600.00
Epicenter (D) km
Grafik 4.5. Grafik Korelasi Jarak Episenter dengan PGA di Sumatera Barat
pada 11 April 2012 dengan M = 8,6 SR
Jika di analisis beberapa grafik diatas, mulai dari event gempa dengan
M = 7, 1 8,6 SR grafik tersebut menggambarkan kondisi PGA terhadap jarak
episenter gempa . Karena grafik diatas menggambarkan kondisi PGA dalam
event gempa yang berbeda-beda, maka terdapat fluktuasi di beberapa titik yang
menghubungkan antara jarak episenter dengan PGA. Pada saat gelombang
gempa mencapai lokasi stasiun, maka perekaman PGA di setiap stasiun tidak
sama. Hal itu dikarenakan koordinat setiap stasiun perekam (seismik) berbedabeda. Bergantung jauh dekatnya stasiun perekam terhadap sumber gempa. Dan
struktur dataran permukaan tanah setiap stasiun berbeda. Oleh karena itulah
besar nilai PGA yang di rekam tidak sama dan terdapat fluktuasi di beberapa
titik pengamatan
73
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan hasil analisis data dari setiap
stasiun seismik di Sumatera Barat menunjukkan bahwa :
Nilai PGA tertinggi di rekam oleh stasiun seismik MNSI dengan nilai
PGA 28824,25 gal dengan koordinat stasiun seismiknya adalah 0.795498
LS - 99.579627 BT dan nilai PGA terendah di rekam oleh stasiun seismik
PBSI dengan nilai PGA 117,27 gal dan koordinat stasiun seismik adalah
-0,0547 LS - 98,28 BT. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
nilai PGA untuk stasiun seismik di wilayah Sumatera Barat antara 117,27
gal - 28824,25 gal. Sehingga gempabumi tersebut dapat berpotensi
tsunami dan dapat menimbulkan dampak kerusakan di daerah Sumatera
Barat.
Ditemukan hubungan/korelasi antara PGA dengan jarak episenter gempa
(D) yaitu bahwa semakin dekat jarak episenter gempa semakin besar nilai
74
5.2. Saran
1.
2.
Perlu dilakukan penelitian PGA untuk stasiun yang lebih merata di Seluruh
daerah Sumatera, khususnya Propinsi Sumatera Barat.
DAFTAR PUSTAKA
75
Sumatera
http://www.badanpusatstatistikindonesia.co.id.
Berryman, K. 2006. Review of Tsunami Hazard and Risk in New
Zealand.Confidential. . Journal of The School of Institute of Geological
& Nuclear Sciences, New Zealand.
BMKG.2013.Geofisika. (online) (diakses melalui http://www.bmkg.go.id/ pada
tanggal 6 Februari 2013).
Brama.2012.
Struktur
Geologi
Pulau
Sumatera.
Surabaya
http://pendekarbramakumbara.blogspot.com/2012/04/vbehaviorurldefault
vmlo.html.
Brotopuspito, K, S, 2012. Percepatan Getaran Tanah Maksimum Akibat
Gempa Bumi. FMIPA. UGM.
Carlson, Plumer, Megeary.2006. Physical Geology Earth Revealed, sixth
edition. New York: MC.Graw Hill.
Dobrin,M.B.,1976. Introduction to Geophysical Prospecting, McGraw Hill
Co.,3th,edition : Sidney.
Edziwa, Daz, 2008. Analisis Terhadap Intensitas dan Percepatan Tanah
Maksimum Gempa Sumbar. Vol.1. No.29.
Fulki, Ahmad,. 2011, Analisis parameter gempa bumi, b value dan PGA di
daerah Papua. Journal of school of Islam Negeri Hodayatullah University
. Jakarta.
Geist, E.L. and Parsons, T. (2006). Probabilistic Analysis of Tsunami Hazards.
Natural Hazards. Journal of Geoscience Education , 37, 277314.
76
Hidayat, Edi; Yugo Kumoro; Puguh Dwi Raharjo; Eko Puswanto. 2012. Kajian
Tektonik Aktif Pada Patahan Grindulu Untuk Mendukung Mitigasi
Bencana Gempa bumi dan Gerakan Tanah Di Wilayah Pacitan.
http://daerah.sindonews.com/read/2013/07/09/2.
Huluq 4. 2009. Analisis Kekuatan Gempa (online) (Diakses melalui
www.akudanduniakusajatitik.blogspot.com.
http://webdc.eu/arclink
Ismail, S. 1989, Pendahuluan Seismologi jilid IA, Balai Diktat Meteorologi dan
Geofisika, Jakarta.
Ismail, S. 1989, Pendahuluan Seismologi jilid IIA, Balai Diktat Meteorologi
dan Geofisika, Jakarta.
Ismail,Sulaiman. 1989 Pendahuluan Seismologi. Balai Pendidikan dan Latihan
BMG. Jakarta
K. Kanai. (Earthquake Research Institute University of Tokyo).
Kompasiana.2012.Mengenal Struktur Lapisan Bumi. (online) (Diakses melalui
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/28/mengenal-struktur-lapisanbumi-460480.html .
Khusara. 1981. Earthquake Mechanical. Cambridge University . London.
Kirbani Sri B, Nanang E.S,. 2007. Pemetaan percepatan getaran tanah
maksimum (PGA) akibat Gempa utama Yogyakarta 27 Mei 2006 dengan
metode kanai pendekatan sumber garis. Journal Physics of Indonesia.
Indonesia
Matsumura, Shozo.2009. Seismicity Change preceding the 2004(M9.0),
2005(M8.6), and 2007(M8.5) Sumatra Giant Earthquake Series. Journal
of The School of National Research Institute for Earth Science and
Disaster Prevention, Tennodai 3-1, Tsukuba, Ibaraki, 305-0006, Japan
77
http://daerah.sindonews.com/read/2013/07/09/2,
(Online,
78
LAMPIRAN
A. Proses Pengambilan Data Gempa Bumi
1.
2.
79
3.
dicari:
80
4.
5.
Hasil stasiun seismik gempa bumi yang mencatat gempa bumi yang dicari,
dalam tahap ini tidak semua stasiun seismik yang merekam di download
semua datanya tetapi hanya stasiun daerah Sumatera Barat saja yang
datanya diambil untuk proses penelitian:
81
6.
7.
Hasil verify proses download data, pada tahap ini ada beberapa proses
yang dilakukan untuk pengambilan data:
dan BHZ;
Penetuan type data yang akan didownload, yaitu mseed (mini
seed);
Memasukkan
yang
sudah
teregistrasi
oleh
http://webdc.eu/arclink.
82
8.
Proses download data, pada tahap ini hanya klik tanda yang sudah ada dan
mencatat nomer ID data agar proses pencarian data sesuai ID dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat.
83
9.
Proses download data tahap akhir, data yang kita cari sesuai ID pada
tahap sebelumnya. Setelah menemukan data dengan ID yang benar,
hanya klik download volume maka data sudah dapat di download:
84
85
3. Setelah proses membuak key sukses, maka di folder yang sudah kita
tentukan akan muncul data output dari proses membuka key dengan
format .file, lalu merubahnya ke format.sac menggunakan software
mseed2sac-1.7 dan melakukan perintah seperti gambar berikut ini:
86
Melakukan proses picking data dengan meng klik button PICK yang
88
89
nm
s2
g (%) = Hasil output x 10-7
nm
= 5506820
x 10-7
s2
cm
= 0,5506820
2
s
PGA = g x 981
cm
= 0,5506820
x 981
s2
v6.0.0X02. = 5506820
= 540,22 gal
BKNI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
nm
s2
-7
g (%) = Hasil output x 10
nm
= 3494160
x 10-7
s2
cm
= 0,349416 2
s
PGA = g x 981
cm
= 0,349416 2 x 981
s
= -342,78 gal
v6.0.0X02. = 3494160
GSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 11357421
nm
s2
90
nm
x 10-7
2
s
cm
= 1,135742 2
s
PGA = g x 981
cm
= 1,135742 2 x 981
s
= 1114,16 gal
= 11357421
PSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
nm
2
s
g (%) = Hasil output x 10-7
nm
= 7699880
x 10-7
2
s
cm
= 0,769988
s2
PGA = g x 981
cm
= 0,769988
x 981
s2
= 755,36 gal
v6.0.0X02. = 7699880
nm
2
s
g (%) = Hasil output x 10-7
nm
= 1195440
x 10-7
2
s
v6.0.0X02. = 1195440
91
= 0,119544
cm
s2
PGA = g x 981
= 0,119544
cm
s2
x 981
= 117,27 gal
BKNI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
nm
s2
g (%) = Hasil output x 10-7
nm
= 1317200
x 10-7
2
s
cm
= 0,131720
s2
PGA = g x 981
cm
= 0,131720
x 981
2
s
= 129,22 gal
v6.0.0X02. = 1317200
PPI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
nm
s2
g (%) = Hasil output x 10-7
nm
= 6763210
x 10-7
2
s
cm
= 0,676321
s2
PGA = g x 981
cm
= 0,676321
x 981
s2
= 663,47 gal
v6.0.0X02. = 6763210
GSI :
92
nm
s2
g (%) = Hasil output x 10-7
nm
= 8648360
x 10-7
s2
cm
= 0,864836
2
s
PGA = g x 981
cm
= 0,864836
x 981
2
s
= 848,40 gal
v6.0.0X02. 8648360
PSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
nm
s2
g (%) = Hasil output x 10-7
nm
= 7699880
x 10-7
2
s
cm
= 0,769988
s2
PGA = g x 981
cm
= 0,769988
x 981
s2
= 755,36 gal
v6.0.0X02. = 7699880
93
v6.0.0X02. = 26829880
nm
s2
GSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 97319096
nm
s2
v6.0.0X02. = 208848480
nm
s2
= 208848480
x 10-7
s2
cm
= 20,884848
2
s
PGA = g x 981
94
= 20,884848
cm
s2
x 981
= 20488,04 gal
BKNI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 24680540
nm
2
s
MNSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 250039584
nm
s2
95
GSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 23663680
nm
s2
PSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 153235616
nm
2
s
96
v6.0.0X02. = 281111680
nm
s2
= 281111680
x 10-7
s2
cm
= 28,111168
2
s
PGA = g x 981
cm
= 28,111168
x 981
2
s
= 27577,06 gal
BKNI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 17069020
nm
2
s
MNSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 293825216
nm
s2
97
= 29,382522
cm
s2
PGA = g x 981
= 29,382522
cm
s2
x 981
= 28824,25 gal
GSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 23663680
nm
s2
PSI :
Hasil Output dari software Seismogram2K Seismogram Viewer
v6.0.0X02. = 266000224
nm
s2
PGA = g x 981
= 26,600022
cm
2
s
x 981
= 26094,62 gal
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,000954).sin(0,042390) +
cos(0,000954).cos(0,042390).cos(1,623554-1,714440)).6371km
= 636,21 km
BKNI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
99
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
0,3264167
3,14 = 0,005694 rad
Lat1 =
180
2,43
3,14
Lat2 =
= 0,042390 rad
180
101,039638
3,14 = 1,762580 rad
Long1 =
180
93,07
3,14 = 1,623554 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,005694).sin(0,042390) +
cos(0,005694).cos(0,042390).cos(1,623554-1,762580)).6371km
= 915,77 km
GSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
1,3036
3,14 = 0,022741 rad
Lat1 =
180
100
2,43
3,14
= 0,042390 rad
180
97,5754
3,14 = 1,702149 rad
Long1 =
180
93,07
3,14 = 1,623554 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
Lat2 =
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,022741).sin(0,042390) +
cos(0,022741).cos(0,042390).cos(1,623554-1,702149)).6371km
= 515,87 km
PSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
2,6952
3,14 = 0,047016 rad
Lat1 =
180
2,43
3,14
Lat2 =
= 0,042390 rad
180
98,9240
3,14 = 1,725674 rad
Long1 =
180
93,07
3,14 = 1,623554 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
101
Jadi :
D = arcos( sin(0,047016).sin(0,042390) +
cos(0,047016).cos(0,042390).cos(1,623554-1,725674)).6371km
= 650,62 km
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,000954).sin(0,047100) +
cos(0,000954).cos(0,047100).cos(1,674667-1,714440)).6371km
= 388,06km
BKNI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
102
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,005694).sin(0,047100) +
cos(0,005694).cos(0,047100).cos(1,674667-1,762580)).6371km
= 618,90 km
PPI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
0,45503
3,14 = 0,007938 rad
Lat1 =
180
2,70
3,14 = 0,047100 rad
Lat2 =
180
100,3968
3,14 = 1,751366 rad
Long1 =
180
103
96,00
3,14 = 1,674667 rad
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
Long2 =
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,007938).sin(0,047100) +
cos(0,007938).cos(0,047100).cos(1,674667-1,751366)).6371km
= 548,47 km
GSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
1,3036
3,14 = 0,022741 rad
Lat1 =
180
2,70
3,14 = 0,047100 rad
Lat2 =
180
97,5754
3,14 = 1,702149 rad
Long1 =
180
96,00
3,14 = 1,674667 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,022741).sin(0,047100) +
cos(0,022741).cos(0,047100).cos(1,674667-1,702149)).6371km
= 233,88 km
PSI :
104
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,047016).sin(0,047100) +
cos(0,047016).cos(0,047100).cos(1,674667-1,725674)).6371km
= 324,61 km
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,005694).sin(0,040471) +
cos(0,005694).cos(0,040471).cos(1,695077-1,762580)).6371km
= 483,66 km
GSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
1,3036
3,14 = 0,022741 rad
Lat1 =
180
2,32
3,14 = 0,040471 rad
Lat2 =
180
97,5754
3,14 = 1,702149 rad
Long1 =
180
92,4
3,14 = 1,695077 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
106
0,0547
3,14 = 0,000954 rad
180
0,76
3,14 = 0,013258 rad
Lat2 =
180
101,039638
3,14 = 1,714440 rad
Long1 =
180
96,00
3,14 = 1,674667 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
Lat1 =
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,000954).sin(0,013258) +
cos(0,000954).cos(0,013258).cos(1,674667-1,714440)).6371km
= 658,16 km
BKNI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
107
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
0,3264167
3,14 = 0,005694 rad
Lat1 =
180
0,76
3,14 = 0,013258 rad
Lat2 =
180
101,039638
3,14 = 1,762580 rad
Long1 =
180
92,4
3,14 = 1,611867 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,005694).sin(0,013258) +
cos(0,005694).cos(0,013258).cos(1,611867-1,762580)).6371km
= 961,36 km
MNSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
0,795498
3,14 = 0,013877 rad
Lat1 =
180
108
0,76
3,14 = 0,013258 rad
180
99,579627
3,14 = 1,737111 rad
Long1 =
180
92,4
3,14 = 1,611867 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
Lat2 =
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,013877).sin(0,013258) +
cos(0,013877).cos(0,013258).cos(1,611867-1,737111)).6371km
= 797,87 km
GSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
1,3036
3,14 = 0,022741 rad
Lat1 =
180
0,76
3,14 = 0,013258 rad
Lat2 =
180
97,5754
3,14 = 1,702149 rad
Long1 =
180
92,4
3,14 = 1,611867 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
109
D = arcos( sin(0,022741).sin(0,013258) +
cos(0,022741).cos(0,013258).cos(1,611867-1,702149)).6371km
= 578,26 km
PSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
2,6952
3,14 = 0,047016 rad
Lat1 =
180
0,76
3,14 = 0,013258 rad
Lat2 =
180
98,9240
3,14 = 1,725674 rad
Long1 =
180
92,4
3,14 = 1,611867 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,047016).sin(0,013258) +
cos(0,047016).cos(0,013258).cos(1,611867-1,725674)).6371km
= 755,95 km
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
0,0547
3,14 = 0,000954 rad
180
2,27
3,14 = 0,039599 rad
Lat2 =
180
101,039638
3,14 = 1,714440 rad
Long1 =
180
93,1
3,14 = 1,624078 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
Lat1 =
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,000954).sin(0,039599) +
cos(0,000954).cos(0,039599).cos(1,624078-1,714440)).6371km
= 625,99 km
BKNI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
0,3264167
3,14 = 0,005694 rad
Lat1 =
180
2,27
3,14 = 0,039599 rad
Lat2 =
180
111
101,039638
3,14 = 1,762580 rad
180
93,1
3,14 = 1,624078 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
Long1 =
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,005694).sin(0,039599) +
cos(0,005694).cos(0,039599).cos(1,624078-1,762580)).6371km
= 908,19 km
MNSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
0,795498
3,14 = 0,013877 rad
Lat1 =
180
2,27
3,14 = 0,039599 rad
Lat2 =
180
99,579627
3,14 = 1,737111 rad
Long1 =
180
93,1
3,14 = 1,624078 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,013877).sin(0,039599) +
cos(0,013877).cos(0,039599).cos(1,624078-1,737111)).6371km
= 738,28 km
112
GSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
Long1 = Koordinat longitude stasiun seismik
Long2 = Koordinat longitude event gempa
Jadi :
1,3036
3,14 = 0,022741 rad
Lat1 =
180
2,27
3,14 = 0,039599 rad
Lat2 =
180
97,5754
3,14 = 1,702149 rad
Long1 =
180
93,1
3,14 = 1,624078 rad
Long2 =
180
Mencari Jarak Episenter ( D )
D = arcos( sin(Lat1).sin(Lat2) + cos(Lat1).cos(Lat2).cos(Long)).R
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,022741).sin(0,039599) +
cos(0,022741).cos(0,039599).cos(1,624078-1,702149)).6371km
= 508,61 km
PSI :
Mengkonversi latitude/longitude stasiun seismik dan event
gempa dalam bentuk radian :
a
= rad
180
Keterangan :
a = Koordinat latitude/ longitude (derajat)
= Jari-jari (3,14)
maka :
Lat 1 = Koordinat latitude stasiun seismik
Lat 2 = Koordinat latitude event gempa
113
Ket :
R = Diameter bumi = 6371 km
Jadi :
D = arcos( sin(0,047016).sin(0,039599) +
cos(0,047016).cos(0,039599).cos(1,624078-1,725674)).6371km
= 648,39 km
114