Bab 2
Bab 2
Bab 2
BAB 2
PENGUKURAN DASAR
2.1Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum pengukuran dasar sebagai berikut.
2.1.1
Maksud
Maksud dari praktikum Pengukuran Dasar ini adalah untuk memahami dan
mengetahui cara menggunakan alat ukur serta pengaplikasiannya dalam dunia
Teknik Sipil.
2.1.2
Tujuan
Tujuan dari Praktikum Pengukuran Dasar adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengukuran dengan jangka sorong, mikrometer sekrup, gelas ukur
dan neraca.
b. Dapat melakukan pengukuran terhadap besaran dasar, seperti: panjang, massa,
dan waktu.
c. Dapat melakukan pengukuran terhadap besaran turunan, seperti: luas, volume,
massa jenis.
d. Mempelajari penggunaan alat ukur dasar (jangka sorong, mikrometer sekrup,
gelas ukur dan neraca).
e.
f.
2.2
Dasar Teori
Setiap pengukuran beban fisis selalu dipengaruhi oleh batas ketelitian dan
kesalahan pengukuran. Hal ini terjadi karena keterbatasan manusia dalam
pembuatan alat maupun keterbatasan dalam kemampuan membaca dan cara
membacanya. Karena itu, setiap kali pengukuran harus dilaporkan secara benar
dan memperhatikan ketelitian pengukuran tersebut. Untuk itu, pemakaian alat itu
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Titik nol alat, yaitu angka yang ditunjukkan alat sebelum digunakan.
b.
c.
Batas ukur alat, yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat tersebut.
d.
m
V ..........
(2.1)
Keterangan:
m = massa (kg)
V = volume(m3)
Cara pelaporan yang baik yaitu dinyatakan dalam persamaan 2.2
X = X0 X ..........................................................................................(2.2)
X
= besaran yang dicari
X0 = nilai besaran sebenarnya
X = simpangan
Besaran X0 dan X ini tergantung pada cara didapatnya besaran X yang akan
dibahas selanjutnya.
2.2.1
Nilai batas ketelitian suatu alat ukur adalah setengah dari skala terkecilnya.
Tabel 2.1 Angka Ketelitian Alat Ukur
No
1
Skala Terkecil
0,1 mm = 1x
10
Angka Ketelitian
5
5x 10 m
m
2
Mikrometer Sekrup
Neraca
5
0,01 mm = 1x 10
6
5x 10 m
m
4
0,1 g = 1x 10
kg
5
5x 10
kg
e. Keterbatasan pengamat.
2.2.3
Jenis pelaporan hasil pengukuran dari praktikum fisika dasar ini adalah sebagai
berikut :
a.
Pengukuran Tunggal
b.
Pengukuran Berulang
X0
diperoleh melalui harga rata-rata X dari seluruh hasil pengukuran sesuai dengan
Persamaan 2.5 dan 2.6:
X0
= =
x
n
......................................................................................................
(2.5)
( x x)
Sx
n( n 1)
......................................................................................
......(2.6)
2.2.4
2.3
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran dasar adalah:
2.3.1
Alat-alat
Alat yang digunakan dalam Praktikum Pengukuran ini adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
Gelas ukur
Neraca Ohauss
2.3.2
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Bahan
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Pengukuran ini adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.4
2.4.1
Silinder pejal
Silinder berongga
Silinder susun
Kelereng (benda pejal)
Benda tak beraturan (kerikil)
Kubus Alumunium
10
2.4.2
Gambar Bahan
11
12
2.5
13
Prosedur Percobaan
14
15
16
17
2.6
Alur Kerja
Mulai
Menyiapkanperalatan
Menyiapkanbahan-bahan
Mengukurdimensibenda
Mencatathasilpengukuran
Menganalisis data
Menarikkesimpulan
Selesai
Gambar 2.23 Alur Kerja Percobaan Pengukuran Dasar
2.7
Data Percobaan
18
2.
10-3
15,3
3.
10-3
4.
15,38
10-3
5.
15,38
10-3
Jumlah
76,75
10-3
Rata-rata
10
10-3
15,36
19,31
10-3
19,31
10-3
19,34
10-3
Volume (m3)
4,5 10-6
33,77
4,498
103
10-6
33,76
4,48 10-
103
33,76
4,518
103
10-3
19,32
33,77
10-6
4,508
103
10-3
96,62
168,83
10
10-3
15,35
Massa (kg)
33,77
19,324
10-6
22,504
33,766
10-6
4,5008
103
10-3
10-6
= tinggi (m)
= diameter (m)
Diameter
Massa (kg)
Volume (m3)
19
ke
(m)
dalam (m)
30,34
1.
3
49,7 10-3 24,9 10
2.
49,8 10-3
3.
3
49,9 10-3 25 10
22,7 10
103
4,087 10
30,35
25 10
22,6 10
10
6
4,468 10
30,36
49,9
4.
24,9 10
10
22,7 10
22,65
30,34
5.
49,9 10
25 10
10
Jumlah
103
124,8 10
10
4,194 10
30,35
3
6
4,3 10
10
10
113,35
151,74
21.349
103
103
106
22,67
30.34
4,2698
49,84
Rata-rata
10
249,2
6
4,3 10
22,7
3
10
3
24,96 10
10
10
= tinggi (m)
d1
d2
10
20
Penguku-
Diameter ( 10
m)
Panjang ( 10
m)
Massa (
10
ran ke
kg)
m3)
A
1.
18,9
2.
18,8
3.
4.
5.
18,9
18,9
10
94,3
Jumlah
Rata-rata
19,8
19,7
1,2
11,356
108,8
103
103
103
106
103
17,23
19,8
19,8
1,3
11,29
108,6
103
103
103
103
106
103
17,23
19,8
19,7
1,2
103
103
103
103
17,22
19,7
19,7
1,2
103
103
103
19,8
19,7
1,3
103
103
98,9
98,6
6,2
17,24
18,8
18,9
18,8
18,9
18,9
103
103 103
18,8
10
17,22
3
103
10
94,3
86,15
10
103
103 103
103
103
103
18,86
18,86
17,23
19,78
19,72
1,24
103
103 103
103
103
103
11,356
106
11,327
106
11,262
6
tA
tB
dA
dc
tc
dB
108,7
103
108,7
3
10
56,591
543,6
106
11,318
106
1
V = (d A 2 . t A +d B2 . t B+ d C 2 . t C ) ............................................................................
4
Keterangan :
103
10
(2.8)
108,8
103
108,72
103
21
Massa (kg)
3
Volume (m3)
6
1.
19,7 10
65,17 10
7,645 10
2.
3
19,6 10
3
65,17 10
6
7,529 10
3.
19,7 10
65,18 10
7,645 10
4.
3
19,7 10
3
65,17 10
6
7,645 10
5.
3
19,7 10
3
65,18 10
6
7,645 10
Jumlah
Rata-rata
98,4 10
3
19,86 10
325,87 10
38,109 10
3
65,174 10
6
7,6218 10
Volume dari kubus pejal dapat dicari dengan menggunakan Persamaan 2.9 :
V = r3.................................................................................................................(2.9)
Keterangan:
r
1.
Diameter (m)
3
16,22 10
Massa (kg)
3
50,32 10
Volume (m3)
6
2,234 10
2.
3
16,22 10
3
50,33 10
6
2,234 10
3.
16,25 10
50,32 10
2,246 10
4.
3
16,26 10
3
50,33 10
6
2,250 10
5.
3
16,26 10
3
50,33 10
6
2,250 10
Percobaan ke
22
Jumlah
3
81,21 10
3
251,63 10
6
11,214 10
Rata-rata
3
16,242 10
3
50,326 10
6
2,2428 10
= diameter (m)
2.8
Volume (m3)
Massa (kg)
3 10
3
15,15 10
6
3 10
3
15,14 10
3,1 10
6
2,95 10
6
3,1 10
15,15 10
3
15,14 10
3
15,13 10
Jumlah
6
15,15 10
3
75,71 10
Rata-rata
6
3,03 10
3
15,142 10
Analisis Data
Berdasarkan data yang telah disusun pada sub-bab 2.7 diperoleh data untuk
mencari massa rata-rata, volume benda, massa jenis benda, kesalahan relatif dan
prosentase ketelitian dalam melakukan percobaan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.8 2.10.
Tabel 2.8 Analisis diameter setiap benda
Diameter
Silinder
Silinder Berongga
Pejal (m) Luar (m) Dalam(m)
Silinder Susun
Kelereng
A (m)
B (m) C (m)
(m)
23
d
d
(d d )
Sd
n(n 1)
KR =
Sd
100 0 0
d
19,324
24,96
22,67
18,86
18,86
17,23
16,242
103
103
103
103
103
103
103
6,782
7,745
6,324
2,449
2,449
1,224
6,33
106
104
104
104
104
104 104
0,035%
3,103%
2,789 %
3,89 %
0,006
d Sd
10
25,73
0,774
103
23,3
0,632
3
10
17,352
16,875
0,122
3
3
0,244 10 0,244 10
0,633 103
3
10
19,084
19,084
Massa
(kg)
Silinder
Berongga
33,766
(kg)
30,348
103
Silinder
Kubus
Kerikil
Kelereng
(kg)
(kg)
108,72
65,174
15,142
50,32
103
103
103
103
103
7,745
8,29
3,162
2,28
3,741
7,74
n(n 1)
105
104
106
103
103
105
Sm
100 0 0
m
0,229 %
2,731 %
0,003 %
3,49%
2,47 %
0,15 %
Ket =100% - KR
99,771 %
97,269 %
99,997 %
96,51%
97,53%
99,85 %
33,843
31,77
108,123
67,454
18,883
50,39
( m m)
Sm
KR =
mo
Sm
24
2.9
SV
(m3)
(m3)
(m3)
2,2428
106
106
106
106
106
2,01
1,72222
2,69
4,5
6,72
11
1,972 10
SV
100 0 0
0,0000004 %
V
Kerikil Kelereng
3,03
10
0,047 %
Vo
Tembaga
7,6218
KR =
Susun (m3)
Kubus
11,318
n(n 1)
Silinder
4,2698
10-6
SV
(m3)
4,5008
(V V )
Berongga
(m3)
V
V
Silinder
Silinder Pejal
4,257
10
0,0015 %
10
10
0,0035 %
10
12
10
10
0,014 % 0,00029 %
14,286
6
10
13,499
6
7,333
6
14,0
6
1,774
6
Pembahasan
0,003 10
25
Percobaan ke
Volume Silinder
Pejal (VA) (m3)
Volume Silinder
Berongga (VB)(m3)
Volume Silinder
Volume Kubus
( VD ) (m3)
Volume Kerikil
Volume Kelereng
( VF ) (m3)
3
4,48
4
4,518
5
4,508
106
106
106
106
106
4,087
4,468
4,3
4,194
4,3
106
106
106
106
106
11,356
11,29
11,356
11,327
11,262
10
7,645
7,529
7,645
7,645
7,645
106
106
106
106
106
3,1
2,95
3,1
6
3 10
10
10
2,246
2,250
2,250
106
106
106
106
106
21,349 x 10 -6 m3
4,2698x10 -6 m3
n
5
=
C
VC
=
56, 59110 -6 m3
11,31810 -6 m3
5
38,109 10 -6 m3
7, 621810 -6 m3
n
5
D
VD
VE
2,234
10
2,234
V
VB
10
10
22,504 x 10-6 m3
4,5008x10 -6 m3
5
10
6
3 10
( VE ) (m3)
2
4,498
10
Susun ( VC ) (m3)
1
4,5
15,1510-6 m3
3, 0310 -6 m3
5
VA
26
11, 214 10 -6 m3
2, 242810-6 m3
n
5
F
VF
MA
MB
MC
1
33,77
2
33,77
3
33,76
4
33,76
5
33,77
103
103
103
103
103
30,34
30,35
30,36
30,34
30,35
103
103
103
103
103
108,7
108,7
108,8
3
108,6
3
10
65,17
65,17
65,18
65,17
65,18
103
103
103
103
103
15,15
15,14
15,15
15,14
15,13
103
103
103
103
103
50,32
50,33
50,32
50,33
50,33
103
103
103
103
103
543, 6 10 -3 kg
108, 72 10 -3 kg
5
10
10
151, 74 10 -3 kg
30, 34 10-3 kg
5
10
10
168,8310 -3 kg
108,8
27
MD
ME
325,87 10-3 kg
65,174 10-3 kg
5
MF
75, 7110 -3 kg
15,142 10 -3 kg
5
251, 6310-3 kg
50, 326 10-3 kg
5
( ) ( kg/m3)
Massa Jenis Silinder
B
Berongga ( )( kg/m3)
Massa Jenis Silinder Susun
C
( ) ( kg/m3)
Massa Jenis Kubus
D
( ) ( kg/m3)
Massa Jenis Kerikil
E
7504,44
7507,78
7510,9
7472,1
7491,1
01
44
26
7423,53
6792,74
7060,4
7234,1
7058,1
65
44
39
9580,83
9619,13
9580,8
9596,5
9651,9
19
38
39
26
8524,52
8655,86
8525,8
8524,5
8525,8
33
25
33
5046,66
4887,0
5132,2
4880,6
96
03
45
22524,6
22529,0
22404,
22368,
22368,
27
88
88
5050
( ) ( kg/m3)
Massa Jenis Kelereng
(
) ( kg/m3)
37486, 584 kg
5
m3 7497, 316 kg
m3
28
35569,034 kg
5
m3 7113,806 kg
48029,272 kg
5
m3
m3 9605.8544 kg
m3
42756,579 kg 3
m 8551,315 kg
m3
n
5
24996, 611kg
m3 4999, 3222 kg
112195,735 kg
5
m3
m3 22439,147 kg
m3
m
V ................
(2.1)
Keterangan:
m = massa (kg)
V = volume(m3)
29
33.77
33.77
33.77
33.76
33.76
4,48
4,518
33.76
33.76
33.75
4.5
4,498
4,508
30.35
30.34
4,087
30.34
4,468
4,3
4,194
4,3
108.85
108.8
108.8
108.8
108.75
108.7 108.7
108.7
108.65
108.6
108.6
108.55
108.5
11,356 11,29 11,356 11,327 11,262
30
65.18
65.18
65.18
65.18
65.17
65.17
65.17
65.17
65.17
65.16
7645
7529
7645
7645
7645
15.16
15.15
15.15
15.15
15.14
15.14
15.13
15.13
15.12
3
15.15
15.14
15.14
15.13
3,1
2,95
3,1
50.33
50.33
50.33
2250
2250
50.33
50.33
50.32
50.32
50.32
2234
50.32
2234
2246
31
data-data
percobaan
praktikum
diatas
ditemukan
bahwa
hasil
Selain itu, dari data pengamatan dapat diketahui bahwa makin kecil ketidakpastian
mutlak, makin tepat pengukuran tersebut. Untuk mengatasi ketidakpastian maka
perlu dilakukan pengukuran berulang-ulang.
2.11.2 Saran
Banyak kesalahan yang terjadi saat praktikum , baik kesalahan yang terjadi akibat
faktor teknis maupun non teknis, untuk meminimalisir kesalahan sebaiknya
seorang praktikan :
a. Mempelajari dan memahami terlebih dahulu modul praktikum sebelum
melaksanakan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam prosedur.
32
Aplikasi yang dapat dilakukan dalam bidang teknik sipil dari Praktikum
Pengukuran Dasar adalah :
a. Untuk mengukur lebar dan tebal kayu yang akan digunakan dalam pembuatan
kuda-kuda.
b. Mengukur diameter besi .
c. Digunakan untuk mengukur dimensi bahan bangunan.
d. Mengukur tebal baja dan sejenisnya.
e. Mengukur kedalaman / panjang pipa