Kelompok 5 Hakikat Bisnis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

1 Hakikat Bisnis

Bisnis mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Hakikat bisnis


adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, organisasi ataupun
masyarakat luas dalam bentuk produk atau pun jasa. Menurut Bertens (2000:13)
bisnis sebagai kegiatan sosial pada hakikatnya dipandang dari 3 sudut yang
berbeda yaitu sudut pandang ekonomi, moral, dan hukum.
Sudut Pandang Ekonomi
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi
antara produsen/perusahaan dengan pekerja, interaksi produsen dengan
konsumen, interaksi produsen dengan produsen didalam sebuah organisasi.
Kegiatan antar manusia ini bertujuan untuk mencari keuntungan. Dari sudut
pandang ekonomis, bisnis yang baik adalah bisnis yang menguntungkan, dan
juga bisnis yang berkualitas.
Sudut pandang moral.
Dalam bisnis, berorientasi pada keuntungan sangatlah wajar, akan tetapi jangan
keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Sudut pandang
moral bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, melainkan bisnis
yang baik secara moral. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang
lain. Hal itu perlu diperhatikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang
lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.
Sudut pandang hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan "Hukum".
Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena
menetapkan apa yang harusdilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi
norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum
dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.

2. Karakteristik Profesi Bisnis


Menurut Keraf (dalam Rindjin,2044:63) suatu profesi yang diperlukan dan
dihargai mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Seseorang memiliki pengetahuan , keahlian dan keterampilan khusus
yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang
membentuk profesinya yang membedakannya dengan orang lain.
2. Terdapat kaidah dan standar moral karena pada setiap profesi selalu ada
peraturan yang menentukan bagaimana profesi itu dijalankan .
3. Sesorang perlu memiliki izin atau lisensi untuk bisa menjalankan suatu
profesi. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi profesi tersebut dari
orang-orang yang tidak profesional.
4. Memberikan pelayanan pada masyarakat. Keuntungan harus dibayar
sebagai akibat logis dari pelayanan kepada masyarakat, bahkan

keikutsertaan dalam menyejahterakan masyarakat, adalah citra


perusahaan yang baik.

3 Pergeseran Paradigma dari Shareholders ke stakeholders


Shareholders atau stakeholders paradigma merupakan sebuiah pareadigma
dimana Chief Executive Officer (CEO) yang berorientasi pada pemegang saham.
Paradigma shareholder mengalami pergeseran, karena pada kenyataannya
manajemen dihadapkan pada banyak kepentingan yang pengaruhnya perlu
diperhitungkan. Bagaimanapun juga dalam kegiatan bisnis selain shareholders
wajib juga diperhatikan kepentingan pihak-pihak lain (stakeholders).
Pada umumnya stakeholders dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Kelompok Primer
Kelompok primer terdiri dari pemilik modal atau saham (shareholders),
kreditur, pegawai, pemasok , konsumen, penyalur dan pesaing atau
rekanan. Yang paling diperhatikan dalam kegiatan bisnis adalah kelompok
primer karena hidup matinya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh
relasi yang saling menguntungkan. Perusahaan harus menjalin relasi
bisnis yang baik dengan kelompok tersebut.
2. Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder terdiri dari pemerintah setempat, pemerintah asing,
kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat pada
umumnya dan msayarakat setempat.
Jika ingin berhasil dan bertahan dalam bisnisnya, maka perusahaan harus pandai
menangani dan memperhatikan kepentingan kedua kelompok stakeholders
secara berimbang.

4 TANGGUNG JAWAB MORAL DAN SOSIAL BISNIS


Tanggung Jawab Moral Bisnis
Terdapat berbagai pandangan mengenai tanggung jawab moral bisnis. Kaum
neoklasik dan modern mulai dari adam smith, thomas hoobes, john locke, milton
freadman, theodore levitt dan john kenneth galbraith berpendapat bahwa bisnis
adalah korporasi impersonal yang bertujuan untuk memperoleh laba.
Pandangan kenneth goodpastern bertentangan dengan pandangan diatas yang
mengatakan bahwa bisnis adalah analog dengan individu, yang mempunyai
kehendak, nurani, tujuan, dan strategi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa bisnis menyerupai institusi personal sehingga mempunyai nurani.
Tanggung Jawab Sosial Bisnis
Tanggung jawab sosial bisnis (corporate social responsibilty atau CSR adalah
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapi laba yang ada dengan

cara cara yang sesuai dengan aturan permainan dalam persaingan bebas
tanpa penipuan dan kecurangan
CSR adalah suatu konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan oleh perusahaan
kepada masyarakat luas, khususnya di wilayah perusahaan itu beroprasi
Impelmentasi CSR di perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh faktor faktor
sebagai berikut
1 komitmen pimpinan
2 ukuran dan kematangan perusahaan
3 regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah

5. Kode Etik Profesi


Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan,
sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru,
ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan
standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Sehingga
pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan
bagaimana profesional menjalankan kewajibannya.

Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap
benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila norma
perilaku itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua pihak.

Prinsip dasar di dalam etika profesi :

1. Prinsip Standar Teknis, profesi dilakukan sesuai keahlian


2. Prinsip Kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya,
kompetensi dan
ketekunan
3. Prinsip Tanggungjawab, profesi melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional
4. Prinsip Kepentingan Publik, menghormati kepentingan publik
5. Prinsip Integritas, menjunjung tinggi nilai tanggung jawab professional
6. Prinsip Objektivitas, menjaga objektivitas dalam pemenuhan kewajiban
7. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi

8. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi

Anda mungkin juga menyukai