Regulasi Dan Standar Sektor Publik
Regulasi Dan Standar Sektor Publik
Regulasi Dan Standar Sektor Publik
otonomi daerah dan reformasi keuangan. Otonomi daerah berlaku akibat Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. UU ini menjelaskan bahwa
pemerintah melaksanakan otonomi daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan
pemeirntah yang lebih efisien, efektif, dan bertanggun jawab. UU ini mulai berlaku
sejak tahun 2001.
Lalu, pemerintah merasa UU Nomor 22 Tahun 1999 tidak lagi sesuai dengan
perkembangan yang ada. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan UU baru, yaitu :
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimabangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-undang di atas menjadikan pedoman pelaksanaan otonomi daerah lebih
jelas
dan
terperinci,
khusunya
tentang
pengelolaan
keuangan
daerah
dan
daerah.
Perlunya penyelarasan dengan paket Undang-undang (UU) Keuangan Negara, yaitu
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004
tentang perbendeharaan negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan
pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, serta UU Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Peraturan perundangan terus bergerak dinamis khususnya Peraturan Pemerintahan
b)
c)
3. Kepmendagri No.900-099
tahun
1980
Daerah. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi diperkenalkan double entry
bookkeeping.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2/1994 tentang Pelaksanaan APBD.
5. UU 18/1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
6. Kepmendagri 3/1999 tentang Bentuk dan susunan Perhitungan APBD.
Perhitungan APBD
b)
Nota Perhitungan
c)
Perhitungan Kas dan Pencocokan sisa Kas dan sisa Perhitungan (PP/1975)
b)
Penataan kelembagaan;
c)
d)
2.
3.
4.
(Mardiasmo,
2009). Selanjutnya,
monitoring
kinerja
perlu
dilakukan
untuk
mengevaluasi pelayanan publik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Langkahlangkah penting dalam monitoring kinerja organisasi layanan publik antara lain :
mengembangkan indikator kinerja yang mengembangkan pencapaian tujuan organisasi,
memaparkan
hasil
pencapaian
tujuan
berdasarkan
indikator
kinerja
diatas,
mengidentifikasi apakah kegiatan pelayanan sudah efektif dan efisien sebagai dasar
pengusulan program perbaikan kualitas pelayanan (Bastian, 2007).
H. Akuntansi Sektor Publik Internasional
Saat ini, banyak entitas yang termasuk dalam kategori organisasi sektor publik
yang telah mengimplementasikan akuntansi dalam sistem keuangannya. Akan tetapi,
praktik akuntansi yang dilakukan oleh entitas-entitas tersebut memiliki banyak
perbedaan khususnya dalam proses pelaporan keuangan. Hal tersebut sangat
dimungkinkan oleh belum banyaknya pemerintah suatu negara yang menerbitkan
standar baku akuntansi untuk mengatur praktik akuntansi bagi organisasi sektor publik.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, International Federation of Accountants-IFAC
(Federasi Akuntan Internasional) membentuk sebuah komite khusus yang bertugas
menyusun sebuah standar akuntansi bagi organisasi sektor publik yang berlaku secara
internasional yang kemudian disebut International Public Sector Accounting StandardsIPSAS (Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik). Dalam pelaksanaannya, komite
tersebut tidak hanya menyusun standar tetapi juga membuat program yang sistematis
yang mendorong aplikasi IPSAS oleh entitas-entitas publik di seluruh dunia.
IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual
(accrual basis), namun juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna merinci
kebutuhan untuk basis kas (cash basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat diadopsi oleh
organisasi sektor publik yang sedang dalam proses perubahan dari cash basis ke accrual
basis. Jika demikian, maka organisasi sektor publik yang telah memutuskan untuk
mengadopsi basis akrual menurut IPSAS, harus mengikuti ketentuan waktu mengenai
masa transisi dari basis kas ke basis akrual yang diatur oleh IPSAS.
Pada akhirnya, cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi
sektor publik termasuk juga lembaga pemerintahan baik pemerintah pusat, pemerintah
IPSAS bukan untuk mengganti standar yang ada di suatu negara, tapi untuk
mengembangkan atau merevisi standar yang ada
atasKebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan) Sampai tahun 2010,
standar akuntansi sector public yang telah dikeluarkan oleh IPSASB, yang dikenal
dengan nama International Public Sector Accounting Standards(IPSAS), yaitu :
(IFAC, 2010)
IPSAS 23 Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and Transfers)
IPSAS 24 Presentation of Budget Information in Financial Statements
IPSAS 25 Employee Benefits
IPSAS 26 Impairment of Cash-Generating Assets
IPSAS 27 Agriculture
IPSAS 28 Financial Instruments: Presentation
IPSAS 29 Financial Instruments: Recognition and Measurement
IPSAS 30 Financial Instruments: Disclosures
IPSAS 31 Intangible Assets. (IFAC, 2010)