Pengukuran Dan Teori Ralat
Pengukuran Dan Teori Ralat
Pengukuran Dan Teori Ralat
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar eksperimen ilmiah dilakukan dengan observasi dalam wujud
pengukuran dan analisis data. Tujuannya antara lain menverifikasi teori-teori atau
konsep- konsep (rumus) yang telah ada, atau mencari dan menentukan konstanta
fisika suatu besaran. Hasilnya dapat digunakan sebagai penjelasan model teori
tersebut secara riil. Teori yang baik harus dapat menjelaskan gejala-gejala alam,
bahkan lebih dari itu harus dapat meramalkan berbagai gejala baru yang perlu
diuji dengan eksperimen-eksperimen baru. Sehingga, peran pengukuran dan
analisis data dalam perkembangan ilmu pengetahuan sangat penting. Secara
umum praktikum fisika dasar adalah ajang latihan eksperimen mahasiswa baru
untuk mengenal berbagai aspek pengukuran maupun analisis data. Paling tidak
ada dua hal penting sebagai latar belakang mengapa pengalaman praktikum
tersebut penting.
1. Agar mahasiswa dapat lebih memahami konsep-konsep yang ada
dalam perkuliahan
2. Saat menekuni profesinya nanti prinsip-prinsip pengukuran dan
analisis data harus dikuasai dengan baik karena merupakan dasar yang
sangat penting dalam setiap kegiatan praktikum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengukuran?
2. Apa saja kesalahan yang dapat terjadi dalam suatu pengukuran?
3. Bagaimana cara melakukan praktek pengukran yang benar?
C. TUJUAN
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang pengukuran
2. Menambah pemahaman mahasiswa tentang kesalah yang sering terjadi
dalam
melakukan
praktik
pengukuran
meminimalisirnya
BAB II
PEMBAHASAN
1
dan
bagaimana
cara
A. PENGUKURAN
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal, dengan salah satunya
menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harus distandarkan, bertujuan untuk
mengatahui kualitas atau kuantitas suatu besaran. (Giancoli, D.C. : 2013). Tidak
pengukuran yang mutlak tepat atau akurat, ini menunjukkan bahwa setiap hasil
pengukuran besaran pasti memiliki simpangan atau deviasi. Pengukuran yang tepat dan
presisi bergantung kepada manusia yang memiliki keterbatasan dalam metode serta alat
ukurnya. Pengukuran besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan tertentu.
Dikatakan relatif di sini, maksudnya adalah setiap alat ukur memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda-beda, sehingga hasil pengukuran yang diperoleh berbeda
pula. Ketelitian dapat didefinisikan sebagai ukuran ketepatan yang dapat
dihasilkan dalam suatu pengukuran, dan ini sangat berkaitan dengan skala terkecil
dari alat ukur yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran. Sebagai contoh,
pengukuran besaran panjang dengan menggunakan penggaris (mistar), jangka
sorong dan mikrometer sekrup. Ketiga alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian
yang berbeda-beda (Zemansky).
Menurut Resnic (2003), alat ukur adalah seperangkat alat yang dipergunakan
untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variabel fisis.
Umumnya, alat ukur dasar terdiri dari dua jenis yaitu alat ukur analog dan alat
ukur digital. Alat ukur yang sering kita jumpai dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah penggaris berskala milimeter (mm). Penggaris ini memiliki
skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian yang didapatkan dari alat ukur ini adalah
1 mm.
Selain penggaris ada banyak sekali alat ukur ilmiah. Salah satunya adalah
jangka sorong. Alat ukur ini merupakan alat ukur panjang yang memiliki bagian
utama yaitu rahang tetap dan rahang geser. Alat ukur ini memiliki tingkat
ketelitian yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 0,01 mm sampai 0,05 mm.
Skala panjang yang tertera pada rahang sorong disebut nonius atau vernier. Jangka
sorong yang akan digunakan memiliki skala nonius yang panjangnya 10 cm dan
terbagi atas 20 bagian, sehingga beda satu skala nonius dengan skala utama adalah
0,05 mm (Sutrisno, 2001).
B. RALAT ATAU KETIDAKPASTIAN HASIL PENGUKURAN
Ralat atau ketidakpastian selalu meliputi hasil pengukuran, karena tidak ada
alat yang dapat mengukur sesuatu dengan akurasi 100%, ia hanya menghasilkan
nilai yang mendekati nilai sebenarnya. Pengukuran adalah tindakan yang
2
bertujuan untuk menentukan kuantitas dimensi suatu besaran pada suatu sistem,
dengan cara membandingkannya dengan satu satuan dimensi besaran yang sudah
bakudengan menggunakan alat ukur yang telah terkalibrasi dengan baik.
Hasil pengukuran berupa angka-angka yang kemudian dianalisis sehingga
berujung pada suatu kesimpulan. Dengan menganalisis data-data hasil
pengukuran, akan diketahui seberapa akurat pengukuran yang telah dilakukan.
Guna menjawab pertanyaan yang muncul. Adakah jaminan bahwa hasil
pengukuran tersebut tidak salah? Jika menyimpang dari nilai sebenarnya, berapa
penyimpangan tersebut? Seberapa jauh hasil pengukuran dapat dipercaya?
Bagaimana memberitahukan hasil pengukuran tersebut?
Hasil suatu pengukuran tidak bisa dijamin tepat karena pada suatu
pengukuran jika dilakukan berulang akan menghasilkan angka-angka yang
berbeda. Selalu ada ketidakpastian pada setiap angka yang diperoleh dari
pengukuran. Sumbernya berasal dari ketidaksempurnaan alat, metode atau cara,
dan manusia sebagai pelaku pengukuran. Oleh sebab itu dalam suatu kegiatan
pengukuran diperlukan analisis data untuk menjawab ketidak pastian tersebut
Ketidakpastian dalam kegiatan pengukuran tidak dapat dihindari tetapi dapat
diminmalisir dengan mengatahui jenis-jenis kesalahan dan sumbernya
1. JENIS KESALAHAN DAN SUMBERNYA
Jenis kesalahan yang menjadi sumber ketidakpastian hasil pengukuran
adalah adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan sistematis (systematic errors) Adalah ketidak-akuratan hasil
pengukuran akibat alat, kalibrasi atau teknik ukur yang salah. Misalnya:
1) Kesalahan alat:
Kesalahan nol (zero error) akibat tidak berimpitnya titik nol skala
dengan titik nol jarum penunjuk.
dan sebagainya.
Kesalahan ini bisa dihindari bila alat ukur diganti dengan yang
lebih baik jika mungkin.
2) Kesalahan kalibrasi yaitu ketidak-tepatan pemberian skala ketika
pertama kali alat dibuat. Bisa dihindari dengan membandingkan alat
tersebut dengan alat baku (standar).
3) Kesalahan pribadi pengamat:
3) Landasan (meja, lantai atau dudukan lain) alat yang bergetar akibat
lalu lintas atau sumber lain.
4) Noise atau bising pada rangkaian elektronika.
5) Latar belakang radiasi kosmos pada pengukuran dengan pencacah
radioaktif.
C. NILAI
SEBENARNYA,
NILAI
PENDEKATAN
TERBAIK
DAN
PENYIMPANGAN
Secara
ringkas
dari
uraian
di
atas,
kesalahan
bersumber
dari
nilai
pendekatan
terbaik?
Bagaimana
menentukan
Dimana
xi
xi
= jumlah data hasil pengukuran
= banyaknya pengulangan
xi x
n
dengan adalah data pengukuran ke i, dan rata-rata hasil ukur. pada pers. (2)
dapat diinterpretasikan sebagai simpangan tiap data terhadap nilai
pendekatan terbaiknya . Kuadrat dipakai agar tak ada perbedaan
simpangan akibat atau , sementara faktor muncul karena data yang
diperoleh dianggap sebagai sampel dari semesta data hasil pengukuran
besaran yang bersangkutan.
Rahang geser
Skala Utama
Skala nonius / sekrup pemutar
Benda
Perhatikan garis skala utama dengan skala nonius. Pada gambar 1. garis
skala utama adalah 7 mm lebih.
Perhatikan garis mendatar pada skala nonius yang berhimpit dengan garis
mendatar pada skala utama. Pada gambar 1. garis mendatar tersebut 24.
maka nilai x = 7,0+( 24 x 0,01 mm ) = 7,24 mm.
Sehingga jika dituliskan. Panjang = (7,240 0,005) mm
B Jangka Sorong
Rahang geser
Benda
Skala Utama
Skala Nonius
perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada
nonius. Pada gambar 2. angka tersebut 5 cm
perhatikan garis nonius yag berhimpit dengan skala utama. Pada gambar 2.
angka tersebut adalah garis ke 4. ini berarti
nilai x = 5 cm + ( 5 x 0,01 cm ) = 5,05 cm.
baca skala berapa pada skala utama yang berhimpit dengan skala nol pada
skala nonius
Tambahkan skala utama dan skala nonius yang telah disamakan satuanya
Tabel pengamatan
Pengukuran ke Dengan jangka sorong
(L L) Cm
(L L) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan
x
dan perentase error perhitungan (
Dengan
10
xi
xi x
n
xi
= jumlah data hasil pengukuran
= banyaknya pengulangan
2. Mengukur massa
Mengukur massa koin dengan neraca ohaus
a
geser lengan neraca di mulai dari lengan dengan skala terbesar, kemudian
lanjut dengan lengan lain yang skalanya lebih kecil sampai benda
setimbang
Benda/koin
(m m) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan
11
x
dan perentase error perhitungan (
Dengan
xi
xi
n
2
xi x
4. Mengukur volume
Mengukur volume kelereng jangka sorong
a
12
Diameter
Volume ( D2)
(D D) gr
(V V) gr
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan
V
dan perentase error perhitungan (
Dengan
V
V
V
n
Vi V
n
10%
5. Komponen vector
Alat dan bahan
13
benang
kertas grafik
papan triplek
paku payung
busur derajat
langkah-langkah
a
Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar
berikut.
F1
F2
F3
Tandai titik sambungan benang yang membentuk sudut siku-siku dan titik
lain pada benang penghubung neraca pegas ketiga, kemudian buatlah garis
seperti pada gambar berikut.
14
catat hasil yag di tunjukan oleh neraca 1 sebagai F1 dan neraca 2 sebagai
F2, catat pula hasil yang di tunjukan oleh neraca 3 sebagai F3.
F1
F2
ke
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpasti
Newton
Newton
Newton
F1 sin
F2 sin
an
pengukuran
Error
pengukuran
Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan
1
V
dan perentase error perhitungan (
15
Dengan
n
4
Vi V
n
6. Resultan 2 Vektor
Alat dan bahan
benang
kertas grafik
papan triplek
paku payung
busur derajat
langkah-langkah pengukuran
a
Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar
berikut.
16
F1
F2
F3
F1
FR
F3
F2
17
F1
F2
FR
(N)
(N)
(N)
F12
F22
Cos
2F1 F2 Cos
F12 +F22
+2F1 F2 Cos
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
pengukuran
V
dan perentase error perhitungan (
Dengan
n
18
Vi V
n
7. Percepatan Grafitasi
Alat dan bahan
a
stopwatch
penggaris
benang
Cara kerja
a. Ukurlah tinggi jarak antara titik star dengan titik jatuh
Titik star
Titik jatuh
data pengamatan.
Ulangi 5 kali pengulangan.
Ganti bola besi dengan kertas. Ikuti langkah b sampai e.
Sekarang buatlah kertas seperti bola. Ikuti langkah b sampai e
Tabel Hasil Pengamatan
t2
(m)
(s)
(s2)
(2x/t2)
t2
(m)
(s)
(s2)
(2x/t2)
t2
(m)
(s)
(s2)
(2x/t2)
Pengukuran ke
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian pengukuran
Error pengukuran
Hasil pengukuran bola bola kertas
Pengukuran ke
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian pengukuran
Error pengukuran
Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan
6
V
dan perentase error perhitungan (
Dengan
V
V
20
Vi V
n
V
n
9
10 Dari hasil pengukuran percepatan gravitasi dari tiga benda tersebut apakah
ada perbedaan?jelaskan.
11 Apakah massa benda dapat mempengaruhi percepatan gravitasi?
12 Apakah tinggi jarak jatuh (x) mempengaruhi gravitasi? Jelaskan baik
melalui percobaan maupun rumus.
Demikian adalah contoh-contoh pengukuran sebagai catatan untuk mengetahui
keakurasian alat lakukan pengukuran dengan alat yang berbeda lalu lihat berapa
persen kesalahan relatifnya, semakin kecil kesalahan relatif hasil pengukuran
maka semakin akurat alat tersebut. Gunakanlah alat yang memiliki kesalahan
relatif paling kecil untuk mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati nilai
sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
21
Pengukuran adalah membandingkan besar suatu zat dengan besaran yang sudah
baku. Dalam hal ini besaran yang digunakan adalah besaran yang universal
Kesalahan dalam melakukan pengukuran dapat dibagi menjadi2. Yaitu:
1. Kesalahan sistematis (systematic errors) penyebabnya antara lain:
Kesalahan alat
Kesalahan kalibrasi
Kesalahan pribadi pengamat
Pemakaian alat pada kondisi berbeda dengan saat dikalibrasi,
2. Kesalahan Rambangan (random errors) yang penyebabnya antara lain:
Gerak brown
Fluktuasi tegangan listrik
Landasan
Noise
Latar belakang radiasi kosmos pada pengukuran dengan pencacah
radioaktif.
Untuk melakukan pengukuran yang lebih akurat gunakan alat yang memiliki
ketelitian yang tinggi, selain itu lakukan pengukuran secara berulang untuk
memaksimalkan ke akuratan hasil pengukuran.
Tentukan hasil pengukuran pada pengukuran berulang gunakan persamaan
V
HP = V
Dimana HP
= hasil pengukuran akhir
V
= rata-rata pengukuran
V
= kesalahan relatif
DAFTAR PUSTAKA
http://ikaikakk.blogspot.com/2013/10/teori-dasar-praktikum-pengukurandan.html
http://www.rumus-fisika.com/2013/12/ketidakpastian-dalam-pengukuranfisika.html
http://fisikazone.com/ketidakpastian-pengukuran/
http://doely.pbworks.com/f/Lembar+Kerja+Praktikum+KLS+X.docx
22