Tugas Instrumen Pengumpulan Data

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

NAMA

: Rindayu Ambarsih

NPM

: 1102010242

INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen memegang peranan penting dalam suatu penelitian. Mutu penelitian sangat
dipengaruhi oleh Instrumen penelitian yang digunakan, karena kevalidan dan kesahihan data
yang diperoleh dalam suatu penelitian dsangat ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih
instrumen penelitian. Instrumen atau alat pengumpul data adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita dapat menggunakan istrumen
yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat sendiri (Idrus
Austam, 1996). Penggunaan instrumen yang telah tersedia adalah instrumen yang sudah
ditetapkan atau dibakukan untuk mengumpulkan data variabel penelitian yang telah
ditentukan. Akan tetapi jika istrumen baku belum tersedia untuk variabel tertentu dalam
penelitian tersebut maka peneliti dapat menyusun sendiri instrumen yang yang akan
digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowbaal, analisis bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian lebih
menekankan makna atau data sebenarnya
Kualitatif dinamakan sebagai metode baru. Karena popularitasnya belum lama,
danamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.
Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni
(kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitiannya
lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi. Dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber
data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta,
wawancara mendalam, dan dokumentasi.

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian.


Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk
instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang
instrumennya pedoman wawancara. Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa
angket atau kuesioner. Metode tes, instrumennya adalah soal tes, tetapi metode observasi,
instrumennya bernama chek-list.

A. Observasi
Dapat digunakan untuk vaiabel perilaku
1)

Macam-macam observasi

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Mursall (1995) menyatakan bahwa through observation,
the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behaviormelalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi
(participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observastion
and covert observastion), observasi yang tak berstruktur (unstruktured observation), masingmasing tipe dan jenis observasi tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik objek material
sumber data penelitian.
a)

Observasi Partisipatif (participant observastion).


Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang
tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini dilakukan
dengan mengembangkan keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu
kelompok orang dilingkungan alamiah mereka. Dalam penelitian ini peneliti
menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari
objek yang sedang di telitinya.
Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa in participant observation, the
researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in
their activities. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang
dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi
dalam aktivitas mereka.
Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan
yang terjadi di lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa
macam kategori peran partisipan dilapangan yaitu:

1. Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota
penuh dari yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi tentang apapun
dari yang diamati, termasuk yang barang kali yang dirahasiakan.
2. Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan sebagai

pengamat (play on the wall). Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini
sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja, sehingga tidak melebur secara fisik
maupun psikis dalam pengertian yang sesungguhnya.
3. Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat
ikut melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang teramati
meskipun belum sepenuhnya.
4. Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati
terpisah, informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa
diamati.
b) Observasi terus terang atau tersamar
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya
adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara
alamiah (natural setting). Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan
bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan pada nara sumber,
agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah.
Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang
ditelitinya, bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitian. Pada
tipe ini semua proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya oleh orang
yang diteliti. Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam
observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data
yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang,
maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.
c)

Observasi tak berstruktur


Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus
penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan
observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam
penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan
menggunakan pedoman observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak
tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian
tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.
Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki
tahapan dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi deskriftif,
Observasi terfokus, dan Observasi terseleksi. Dan objek yang diobservasi adalah
ruang (tempat), pelaku (aktor) dan kegiatan (aktivitas).
Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item
pokok, yaitu; Ruang (tempat) dalam asfek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang
yang terlibat dalam situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam
situasi itu; Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu

tindakan-tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan;


Waktu, yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai dan
emosi; Perasaan yang dirasakan dan dinyatakan.
B. Tes
Dapat digunakan untuk variable pengetahuan, keterampilan, bakat dan kemampuan,
kepribadian, sikap dan minat
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat
digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek
penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir
soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur. Berdasarkan sasaran dan
objek yang diteliti, terdapat beberapa macam tes, yaitu:
a) tes kepribadian atau personality test, digunakan untuk mengungkap kepribadian
seseorang yang menyangkut konsep pribadi, kreativitas, disiplin, kemampuan,
bakat khusus, dan sebagainya,
b) tes bakat atau aptitude test, tes ini digunakan untuk mengetahui bakat seseorang,
c) tes inteligensi atau intelligence test, dilakukan untuk memperkirakan tingkat
intelektual seseorang,
d) tes sikap atau attitude test, digunakan untuk mengukur berbagai sikap orang dalam
menghadapi suatu kondisi,
e) tes minat atau measures of interest, ditujukan untuk menggali minat seseorang
terhadap sesuatu,
f) tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk mengetahui pencapaian
seseorang setelah ia mempelajari sesuatu.
Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam mengevaluasi
kemampuan hasil belajar siswa di sekolah dasar, tentu dengan memperhatikan aspek aspek
mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimiliki
baik setelah menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi yang telah
disampaikan.

C. Kuisioner
Dapat digunakan untuk variable pengalaman dan pengetahuan
Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai
dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis,
tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami dan
ketahuinya. Bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam, seperti:

a) kuesioner terbuka, responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri,


bentuknya sama dengan kuesioner isian.
b) kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan,
bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda
c) kuesioner langsung, responden menjawab pertanyaan seputar dirinya
d) kuesioner tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan orang lain
e) check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal
membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia
f) skala bertingkat, jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat,
biasanya menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju
sampai sangat tidak setuju terhadap pernyataannya.
Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat pertanyaan
dengan mempertimbangkan jumlah pertanyaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit,
yang penting disesuaikan dengan indikator yang ditetapkan. Kemudian tidak menanyakan hal
yang tidak perlu semisal nomor telp responden yang jelas tidak akan di oleh dalam penelitian.
Dalam menata tampilan pada lembar kuesioner, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan keindahan, kemudahan mengisi, dan kemudahan memeriksa jawaban. Oleh karena itu
diperlukan kreativitas untuk membuat tampilan kuesioner menjadi enak dibaca, seperti
penggunaan garis-garis dan kotak pada hal-hal yang dianggap penting, penggunaan warnawarna dan hiasan, serta meletakkan kelompok pertanyaan tentang identitas pengisi,
pengantar, dan pertanyaan inti pada tempat yang berbeda.

D. Wawancara/ Interview
Dapat digunakan untuk variable pengetahuan, pengalaman, pendapat, respon
emosional dan pengindraan.
Dalam wawancara kita kita dihadapkan kepada dua hal. Pertama, kita harus
mengadakan interaksi dengan responden. Kedua, kita menghadapi kenyataan, adanya
pandangan orang lain yang kita hadapi ialah bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain,
dan bagaimana kita mengolah pandangan yang mungkin berbeda itu.
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: a meeting of two persons
to exchange information and idea through question and responses, resulting incommunication and joint construction of meaning about a particular topic. Wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.
Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan adalah
The field interview is a joint production of researcher and a member. Member are active
participant whose insights, feelings, and cooperation are essential part of a discussion process

that reveals subjective meanings. The interviewer's presence and from of involvement how
she or he listens, attends, encourages, interrupts, digresses, initiates topics, and terminates
responses-is integral to the respondent's account.
Wawancara lapangan adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota adalah
peserta
aktif yang wawasan, perasaan, dan
kerjasama
merupakan
bagian penting
dari proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran pewawancara dan
dari keterlibatan bagaimana dia atau dia mendengarkan, menghadiri, mendorong, menyela, di
gresses, memulai topik, dan
berakhir
tanggapan
merupakan
bagian
integral ke
rekening responden.
1)

Macam-macam Interview/wawancara.

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu; Wawancara


terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur (semistructure Interview);
Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview).
2)

Langkah-langkah wawancara.

Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam
penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
a)

Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b)

Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan

c)

Mengawali atau membuka alur wawancara

d)

Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

e)

Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

f)

Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

3)

Isi wawancara
Beberapa jenis yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah:
(a)

Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya atau
yang lazim dikerjakannya.

(b)

Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang sesuatu,

(c)

Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang dsb.

(d)

Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu.

(e)
(f)

Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya.


Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga dsb.

Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan terhadap


sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupidimensi waktu, seperti
tentang apa-apa yang dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan

pada intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian
atau harus sesuai dengan tujuan penelitian.
4) Alat-alat wawancara
(a)
Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan dengan
sumber data, sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil, notebook yang dapat
digunakan untuk mencatat hasil pembicaraan.
(b)
Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan boleh atau
tidak.
(c)
Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan
informan/sumber data. Dengan adanya foto=foto in i dapat meningkatkan keabsahan
penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.
E. Bentuk Instrumen Skala Bertingkat atau Rating Scale
Bentuk instrumen dengan skala bertingkat lebih memudahkan peneliti untuk
mengetahui pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Rating atau
skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Yang harus diperhatikan
dalam pembuatan rating scale adalah kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataan
yang diskalakan mudah diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban secara jujur.
Untuk mengantisipasi ketidakjujuran jawaban dari responden, maka perlu diwaspadai
beberapa hal yang mempengaruhinya. Menurut Bergman dan Siegel dalam Suharsimi (2002)
faktor yang berpengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden adalah a) persahabatan,
(b) kecepatan menerka, (c) cepat memutuskan, (d) jawaban kesan pertama, (e) penampilan.

MACAM-MACAM VARIABEL DALAM PENELITIAN


A. Pengertian
Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ibnu Hajar (1999:156) yang
mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti. Sutrisno
Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
B.

Macam-macam Variabel
1. Variabel Kuantitatif.
a.

Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan.

Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b.

Variabel kontinum

1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai.


2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri
80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit
diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor) merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel
Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau
8

memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.


Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua. Contoh: Anak
adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah
variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara) merupakan variabel yang menghubungkan antara
variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh:
Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan
Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti. Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga
penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable
control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan
lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan
penampilan karyawan karena faktor pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Ali,M.1993.StrategiPenelitianPendidikan.Bandung.PenerbitAngkasa..
Anonim.2003.PedomanPenulisanKaryaIlmiah.Bandung.UniversitasPendidikan
Indonesia..
Arikunto,S.2002.ProsedurPenelitian.JakartaPT.RinekaCipta..
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17.
Bandung: Alfabeta.
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_7.pdf
yang diakses pada tanggal 10 Februari 2015
http://imtaqsangpendidik.blogspot.com/2013/02/instrumen-pengumpulan-data.html
diakses pada tanggal 10 Februari 2015

yang

10

11

Anda mungkin juga menyukai