Teknik Pengumpulan Data Kel 2

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK PENGUMPULAN

DATA PENELITIAN
ACHMAD RIZKY S. PURBA
KELOMPOK 2 :
DICKI MAHER GULTOM
JOSUA E. SIMANJUNTAK
ONGKY PURBA
YEYEN ANDI KUSUMA
JONI ANDIKA SITOHANG
Pengertian Teknik Pengumpulan Data
• Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang di pilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Sedangkan menurut Ibnu Hadjar berpendapat bahwa
instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif
tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
• Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata adalah alat yang digunakan untuk
merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.
Atibut-atribut psikol ogis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan
atribut non kognitif . Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif , perangsangnya
adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan ol eh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitat if tentang variable yang sedang diteliti.

Proses Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data itu sendiri menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Informasi- informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan
konsultasi dengan para ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu
penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain dalam mempelajari hal yang
serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri
orang yang menjadi responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan
Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan
memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap
tokoh- tokoh yang bersangkutan.
3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya
Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan- kebiasaan respondennya termasuk cara
mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu, bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan
sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada sekelompok masyarakat yang
merupakan bagian dari populasi yang bukan sample. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument
tersebut cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menyusun pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian dalam bentuknya yang terakhir
berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan
sedemikian rupa sehingga ia mengandung makna yang signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang
dibutuhkan dari setiap responden. Informasi- informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode
guna memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa
validitas dan reliabilitasnya.

8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.
Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah
teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan
reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap
proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan
pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu
penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen
yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data
diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring
berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam
prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan
kualitatif.
Beberapa teknik pengumpulan data secara umum:
1. Observasi (pengamatan)
Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi.Mursall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and
the meaning attached to those behavior” melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari
perilaku tersebut
Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi (participant observastion),
Observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observastion and covert observastion), observasi yang
tak berstruktur (unstructured observation), masing-masing tipe dan jenis observasi tersebut digunakan sesuai
dengan karakteristik objek material sumber data penelitian.

a. Observasi Partisipatif (participant observastion)


Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan data yang lengkap.Hal ini dilakukan dengan mengembangkan keakraban yang dekat dan
mendalam dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah mereka.Dalam penelitian ini peneliti
menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang di telitinya.
Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang terjadi di lapangan penelitian
kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori peran partisipan dilapangan yaitu:
 Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota penuh dari yang diamati.
Pengamat akan memperoleh informasi tentang apapun dari yang diamati, termasuk yang barang kali yang
dirahasiakan.
 Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan sebagai pengamat (ply on the
wall). Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja, sehingga
tidak melebur secara fisik maupun psikis dalam pengertian yang sesungguhnya.
 Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat ikut melakukan apa yang
di lakukan oleh nara sumber sebagai yang teramati meskipun belum sepenuhnya.
 Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati terpisah, informasi
diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa diamati.
b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya adalah untuk menemukan dan
mengungkap fakta yang ada di lapangan secara alamiah (natural setting). Konsekuensinya peneliti harus secara
cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan pada nara sumber, agar benar-benar data
diperolehnya bersifat alamiah.
Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan terus terang kepada sumber data
(kepada masyarakat yang ditelitinya, bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitian”. Pada tipe ini
semua proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya oleh orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat
peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak
akan diijinkan untuk melakukan observasi.

c. Observasi Tak Berstruktur


Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi
akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam
penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di
observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan
penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
2 . Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik pengumpulan data dengan
cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi.
Berdasarkan cara menyusun pertanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi dua:
a. Kuesioner terbuka (Opene and Items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak disediakan jawaban pilihan
sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan
pengetahuannya.
b. Koesioner tertutup (Closed and Items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban pilihan,
sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan.
3. Wawancara
Wawancara lapangan adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang wawasan,
perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting dari proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif.
Kehadiran pewawancara dan dari keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri, mendorong, menyela,
digresses, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian integral akun responden.
Langkah-langkah wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara
untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
Mengawali atau membuka alur wawancara.
Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan terhadap sesuatu yang
hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupidimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang
dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada intinya pertanyaan-
pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian atau harus sesuai dengan tujuan
penelitian.
4. Alat-alat wawancara
 Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan dengan sumber data,
sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil, notebook yang dapat digunakan untuk mencatat
hasil pembicaraan.
 Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape
recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan boleh atau tidak.
 Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber
data. Dengan adanya foto-foto ini dapat meningkatkan keabsahan dan penelitian akan lebih terjamin,
karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.
4. Document (Dokumen)
Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu.Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar,
atau karya menumental dari seseorang lainnya.Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk
karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya.
Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis
atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen
kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi
program dan data statistik pengajaran. Nasution menjelaskan bahwa:” ada sumber yang non manusia (non
human resources), antara lain adalah dokumen, foto dan bahan statistik.
Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala dokumen tersebut memiliki nilai.
Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi pemenuhan kebutuhan akan
pengetahuan atau informasi yang tidak/belum diketahui. Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua
dokumen.
2. Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna karena memberi konstribusi pada
penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna karena berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi.
3. Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul beberapa kondisi atau syarat terpenuhi,
atau terdapat dokumen lain yang dapat memperkuat dokumen tersebut.
4. Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam hubungan dengan kelompok atau
individu. Seperti berhubungan dengan guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulama’, atau tokoh lainnya.
Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi
kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih
kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Jenis-Jenis Data
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis data, terdiri atas:
1. BERDASARKAN TIPE PENELITIAN :
 Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data
ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik.
 Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-
kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.
2. BERDASARKAN SUMBER :
• Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum
pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.
• Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari
penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.
3. BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH
Terdiri atas:
1. DataObservasional
Data observasi adalah data yang ditangkap in situ. Data ini sekali jadi atau tidak bisa diulang, diciptakan atau
diganti.
2. DataWawancara
Data wawancara adalah data yang diperoleh melalui tanya-jawab antara peneliti dan informan. Data ini bisa
divalidasi menggunakan triangulasi.
3. DataEksperimental
Data eksperimental adalah data yang dikumpulkan dalam kondisi terkendali, in situ atau berbasis laboratorium
dan harus bisa direproduksi.
4. BERDASARKAN FORMAT BERKAS
 DataKuantitatif
Contoh: SPSS, SAS, Microsoft Ecel, XML dan lain-lain.
 DataKualitatif
Contoh: Microsoft Word, Rich Text Format, HTML dan lain-lain.
Prinsip-Prinsip Pengumpulan Data
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data, yakni sebagai berikut:
 Data-data yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi obyektif dari lokasi penelitian, jangan direka
atau dikira-kira oleh pemikiran
 Alat pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu,
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, harus melalui analisis try out (uji coba)
instrumen. Pada umumnya, analisis uji coba instrumen, setidaknya menganalisis sisi validitas (kesahihan) dan
reliabilitas. Sementara dalam penelitian kualitatif, kesahihan data lapangan sangat dipengaruhi oleh
keterampilan peneliti dalam proses pengumpulan data. Oleh karena itu, terdapat perbedaan mendasar proses
pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dengan
 Pihak-pihak yang dihubungi atau disebut sampel penelitian (untuk penelitian kuantitatif) dan subyek penelitian
(untuk penelitian kualitatif) harus relevan dengan apa yang hendak
 Prinsip kerahasiaan (confidencial), dimana nama-nama sampel atau responden penelitian harus dijamin
kerahasiaannya. Oleh karena itu, sebaiknya untuk mengidentifikasi identitas sampel, sebaiknya digunakan
kodefikasi.
KESIMPULAN
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini
adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang
valid dan reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan
terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam
melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses
dan hasil suatu penelitian.
Teknik pengumpulan data meliputi observasi, kusioner, wawancara dan pengumpulan
data/dokumen

Anda mungkin juga menyukai