Pituitary Tumor
Pituitary Tumor
Pituitary Tumor
TUMOR PITUITARI
Oleh
PEMBIMBING
dr. Sonny Giat Raja Saragih, Sp.BS M. Neurosurg
I.
II.
IDENTITAS
1. Nama
: Nn. E
2. Usia
: 18 tahun
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Tgl periksa
: 14 Juli 2015
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : tidak menstruasi
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan pusing dan mata yang mendadak juling 7 tahun
yang lalu dan berobat ke malaysia, disana didiagnosis tumor pituitari. Pusing
dan mata juling kembali normal dengan sendirinya walaupun tumor tidak
diangkat. Sepulang dari malaysia, pasien berobat dengan obat tradisional cina.
2 tahun yang lalu pasien mulai mengeluhkan tidak menstruasi sama sekali.
Pasien berobat di bagian obsgin RSAA dan mendapat terapi hormon. Pasien
berhenti terapi hormon 4 bulan terakhir, pasien kembali tidak menstruasi sama
sekali. Pasien juga pernah pingsan selama 1 minggu tanpa sebab yang jelas.
Pasien kemudian dirujuk ke poli bedah saraf.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti yang
dialami pasien
III.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. Status Generalis :
a. Kulit
: tidak ada kelainan
b. Kepala
: tidak ada kelainan
c. Mata
: Pupil isokor 3 mm/3mm, reflek cahaya (+/+), lateralisasi
d.
e.
f.
g.
h.
i. Jantung
j. Abdomen
k. Ekstremitas
Gambaran MRI
IV.
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja: Functional Pituitary tumor
V.
TERAPI
Rujuk RS Siloam Pro Endoscopic removal
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI
VII.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanactionam
: Malam
: Malam
: Malam
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tumor pituitari
1. Anatomi
Glandula pituitaria adalah struktur kecil dan oval yang dilekatkan pada
permukaan
bawah
otak oleh
infundibulum .
Selama
kehamilan,
Karena hormon
yang
dihasilkan
oleh kelenjar
ini
pituitari
serta
membawa releasing
dan
release-inhibiting hormon
Gam
bar 3. Kelenjar di tubuh manusia (Anatomi klinik Snell, 2007)
2. Insidensi
Tumor pituitari sekitar 12-19 %, tersering ketiga sebagai tumor intrakranial
setelah meningioma dan glioma. Penelitian pada populasi umum menunjukkan
bahwa angka kejadian tumor pituitari relatif sering. Kebanyakan berupa tumor
kecil pituitari atau kista yang tidak memberikan gejala sama sekali, sehingga
relatif tidak memerlukan interfensi medikasi ataupun bedah. Yaitu sekitar 2025 % dari populasi umum. 10 % populasi diperkirakan memiliki kelainan
pituitari yang cukup besar untuk dapat dideteksi dengan MRI. Sekitar 70%
dari tumor pituitari merupakan tumor fungsional, tipe sekresi, sehingga
memberikan gejala yang sesuai dengan keadaan hormon yang berlebihan.
Tumor non fungsional hormonal biasanya memberikan gejala berupa nyeri
kepala, kebutaan akibat penekanan bagian otak oleh tumor, kelelahan dan
tumor
merupakan
mikroadenoma.
Pasien
akan
mengalami
kegemukan berat. Kulit tampak tegang, nyeri dan akan timbul striae
berwarna ungu dibadan pasien. Tumpukan lemak umumnya pada wajah
(moonface), leher, cervicodorsal junction (buffalo hump) dan badan
(Brunicardi, et al. 2007).
4. Klasifikasi tumor hipofisis
Terbagi menjadi 3 tipe utama berdasarkan karakteristik pewarnaan
sitoplasma,
kromofobik,
Perkembangan
teknik
asidofilik
dan
imunoperoksidase
basofilik
dan
(Lindsay.2000).
mikroskopi
elektron
T
abel 1. Jenis tumor (Kaye, 2005)
Tumor juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan
ukurannya,
b. MRI dan CT scan kepala, dengan MRI gambaran a.carotis dan chiasma tampak
lebih jelas, tetapi untuk gambaran anatomi tulang dari sinus sphenoid CT scan
lebih baik.
c. Test stimulasi fungsi endokrin diperlukan untuk menentukan gangguan fungsi
dari kelenjar hipofisis.
6. Penatalaksanaan
Eksisi bedah diutamakan pada:
o Tumor besar yang menyebabkan penekanan struktur saraf,
biasanya jalur saraf penglihatan.
o Growth hormone tumour causing acromegali
o ACTH-secreting tumour yang menyebabkan cushing disease
o Pada prolactine-secreting adenoma yang tidak bisa diobati dengan
medikasi
Kebanyakan tumor dieksisi dengan metode trans-sphenoidal approach ke fossa
pituitari (Paterno' V, Fahlbusch R.2014). Post operatif radioterapi bisa
diindikasikan
pada
eksisi
subtotal
atau
studi
post
operatif
endokrin
DAFTAR PUSTAKA