Tunjaun Pustaka Gigi Tiruan
Tunjaun Pustaka Gigi Tiruan
Tunjaun Pustaka Gigi Tiruan
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Gigi merupakan salah satu komponen penting dalam rongga mulut, gigi
berfungsi untuk mastikasi, estetika fan fonetik. Adanya kelainan gigi akibat
berbagai sebab dapat mengakibatkan kerusakan gigi dan dapat berakhir pada
kehilangan gigi.
Hal yang dapat dilakukan ketika kehilangan gigi antara lain:
tidak
melakukan penggantian terhadap gigi yang hilang , memberikan gigi tiruan cekat
atau membuatkan geligi tiruan sebagian lepasan. (Aryanto, 1991:30)
Sebagian besar masyarakat mengalami banyak perubahan keadaan pada
saat kehilangan gigi, antara lain dalam bentuk wajah, mengucapkan kalimat
maupun dala mengunyah, khususnya pada saat kehilangan gigi anterior bila tidak
segera di ganti. Keadaan ini bisa di atasi dengan pemasangan gigi tiruan segera
setelah pencabutan gigi. penting bagi pasien, hingga saat pencabutan, serta
pembuatan, dan pemeliharaan gigi tiruan harus direncanakan dengan cermat.
(Basker RM, 2003:28)
Walaupun disepakati gigi geligi bukanlah bagian tubuh terpenting untuk
mempertahankan hidup, banyak orang menganggap jumlah gigi yang memadai
akan membantu mereka mengunyah makanan dengan mudah. Pada orang yang
sehat, umumnya makanan akan dicernakan dengan cara serupa selama proses
pencernaan melalui saluran pencernaan, baik itu dikunyah atau tidak, sebelum
makanan tersebut ditelan. Dengan memakai gigi tiruan, maka akan dapat
menggantikan gigi yang hilang sehingga fungsi kunyah dapat kembali baik seperti
kalanya. Selain itu, dengan pemakaian gigi tiruan akan memperbaiki penampilan
ketika gigi hilang
1.2
Rumusan masalah
1.2.1 Apakah pengertian gigi?
1.2.2 Bagaimana Bentuk dan fungsi gigi?
1.2.3 Apakah pengertian kehilangan gigi?
1.2.4 Sebutkan penyebab terjadinya kehilangan gigi?
1.2.5 Sebutkan macam- macam kehilangan gigi?
1.2.6 Apa saja dampak kehilangan gigi?
1.2.7 Apakah pengertian gigi tiruan?
1.2.8 Apakah tujuan pemakaian gigi tiruan?
1.2.9 Apa saja macam-macam dari gigi tiruan?
1.2.10 Apakah dampak pemakaian gigi tiruan?
1.2.11 Bagaimana perawatan dan pengguanaan gigi tiruan yang baik?
1.3
Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan menjelaskan pengertian gigi
1.3.2 Mengetahui dan menjelaskan Bentuk dan fungsi gigi
1.3.3 Mengetahui dan menjelaskan pengertian kehilangan gigi
1.3.4 Mengetahui dan menjelaskan penyebab terjadinya kehilangan gigi
1.3.5 Mengetahui dan menjelaskan macam- macam kehilangan gigi
1.3.6 Mengetahui dan menjelaskan dampak kehilangan gigi
1.3.7 Mengetahui dan menjelaskan pengertian gigi tiruan
1.3.8 Mengetahui dan menjelaskan tujuan pemakaian gigi tiruan
1.3.9 Mengetahui dan menjelaskan macam-macam gigi tiruan
1.3.10 Mengetahui dan menjelaskan dampak pemakaian gigi tiruan
1.3.11 Mengetahui dan menjelaskan perawatan dan pengguanaan gigi tiruan
yang baik
1.4
Manfaat
Dengan penulisan Referat ini diharapkan dapat menambah wawasan kita
sebagai calon klinisi shingga dapat memahami pengaruh gigi tiruan sebagai
pengganti fungsi gigi yang hilang dan dapat mengaplikasikannya secara tepat .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gigi
Gigi adalah bagian keras yang terdapat dalam mulut dan terdiri dari beberapa
lapisan di dalamnya, yaitu mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di
dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang
memperkokoh gigi. ( Arsmin, 2014)
2.2.2
2.2.3
2.2.4
(b) Klas II
anterior dari gigi-gigi yang masih ada dan hanya pada salah satu
rahang saja .
(d) Klas IV
Kondisi klinis dari klas I antara lain terdapat variasi pada derajat
resorpsi dari residual ridge, terjadi pengurangan jarak antar lengkung
rahang bagian posterior dan stabilitas dari gigi tiruan yang akan
dipasang dipengaruhi oleh tenggang waktu pasien tak bergigi. Gigi
tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis
distal menjadi pilihan perawatan prostodontik untuk klas ini.
(b) Klas II
Area edentulous sama seperti klasifikasi kehilangan gigi
menurut Kennedy. Kondisi klinis pada klas II antara ain terlihat
resorpsi tulang alveolar yang lebih banyak daripada klas I, gigi
antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur daripada klas I,
terkadang diperlukan pencabutan 1 atau lebih dari gigi antagonis yang
ekstrusi, dan gangguan TMJ karena pengunyahan satu sisi. Gigi tiruan
sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal
menjadi pilihan perawatan prostodontik untuk klas ini.
(c) Klas III
Area edentulous paredental dengan kedua gigi tetangganya
tidak lagi mampu member dukungan untuk protesa secara
keseluruhan. Kondisi klinis pada klas III antara lain area edentulous
panjang, bentuk atau panjang dari akar gigi tetangganya kurang
memadai, resorspsi servikal pada tulang alveolar di sekitarnya disertai
goyangnya gigi tetangga secara berlebihan dan adanya beban oklusal
yang belebihan. Gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral
dan dukungan gigi (tooth borne) menjadi pilihan perawatan
prostodontik untuk klas ini.
(d) Klas IV
Area edentulous sama seperti klasifikasi kehilangan gigi
menurut Kennedy. Pembuatan GTSL dapat dilakukan bila resopsi
tulang alveolar yang cukup banyak, penyusunan gigi dengan overjet
(f) Klas VI
Area edentulous paredental dengan gigi tetangga asli pada sisi
anterior dan posteriornya dapat menjadi gigi penyangga. Kondisi
klinis pada klas VI antara laon area edentulous tidak luas, bentuk atau
panjang akar gigi tetanga mamdai sebagai gigi penyangga, sisa tulang
alveolar memadai, dan daya kunyah pasien tidak besar. Gigi tiruan
cekat dan GTSL tooth borne dengan desain unilateral (protesa sadel)
menjadi plihan perawatan prostodontik untuk klas ini.
(b) Klas II
gigi asli yang tersisa berada di bagian posterior salah satu sisi rahang.
rahang.
(d) Klas IV
(e) Klas V
Kennedy.
(f) Klas VI
.
(4) Klasifikasi Austin dan Lidge :
(a) Klas A yaitu area edentulous terletak di segmen anterior. Terdapat 3
kelompok yaitu A1 dengan 1 area edentulous di bagian anterior, A2
dengan 2 area edentulous di bagian anterior dan A B1 dengan area
edentulous di bagian anterior pada kedua rahang.
10
Gambar 2.16 Klas AP1 dan AP2 Klasifikasi Austin dan Lidge
Sumber: Bhaskaran, 2010.
2.6 Dampak kehilangan gigi
11
2.6.1
penampilan, wajah yang awalnya tampak berisi akan terlihat lebih mundur
karenaa tita adanya gigi bagia depan yang menyangga dan memberi bentuk pada
daerah mult dan pipi. Menjadi buruknya penampilan karena kehilangan gigi depan
akan megurangi daya tarik wajah seseorang, apalagi dari segi pandang manusia
modern. (Dzanuar, 2010)
2.6.2
pergeseran, miring atau berputar, gigi tidak berada pada posisi normal untu
menerima beban sehingga bisa berubah posisi atau miring, gigi yang miring
menjadi suit dibersihkan dan dapat meningkatkan karang gigi maupun karies.
(Dzanuar, 2010)
2.6.3
alveolar. Gigi pada rahang atas yang tidak memiliki antagonis lagi akan menjadi
turun sehingga dibutuhkan pembuatan gigi tiruan agar tidak terjadi penurunan
gigi. (Dzanuar, 2010)
2.6.4
Kelainan bicara
12
j.
13
Gigi tiruan bertujuan untuk mengganti fungsi gigi yang hilang, antara lain
sebagai berikut:
1. Pemulihan Fungsi Estetik
Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik
biasanya karena masalah estetik, termasuk akibat perubahan bentuk
bentuk, susunan, warna maupun berjejalnya gigi geligi. Penderita yang
kehilangan gigi anterior, biasanya memperlihatkan wajah dengan bibir
masuk ke dalam sehingga wajah terkesan menjadi depresi pada dasar
hidung dan dagu menjadi tampak lebih ke anterior. Selain itu, timbul
garis yang berjalan dari lateral sudut bibir dan lipatan-lipatan yang
tidak sesuai dengan usia penderita. Akibatnya, sulcus labio-nasalis
menjadi lebih dalam.
Hilangnya gigi anterior dapat disebabkan oleh karies, penyakit
periodontal, ruda paksa (trauma) atau gigi yang mengalami malposisi
dan karenanya dicabut. Pada anak-anak, kehilangan gigi anterior sering
terjadi karena kecelakaan, dengan akibat dicabutnya gigi tadi.
Kehilangan gigi seperti ini kemudian mengakibatkan migrasi gigi
tetangga ke arah gigi yang hilang. Pada usia muda, gigi anterior
biasanya hilang karena kecelakaan atau karies. Bila karies sebagai
penyebab maka penderita itu tidak menjaga kesehatan mulutnnya
dengan baik. Gigi anterior juga hilang karena perawatan saraf,
penambalan atau pembuatan mahkota tiruan. Pada usia tua, kehilangan
gigi anterior lebih banyak disebabkan oleh penyakit periodontal.
Penderita dengan gigi anterior malposisi, protrusif atau berjejal
dan tak dapat diperbaiki dengan perawatan ortodontik, tetapi tetap
ingin memperbaiki penampilan wajahnya bisa dibuatkan geligi tiruan
imidiat yang dipasang langsung segera setelah pencabutan gigi.
(Aryanto, 1991:33)
2. Peningkatan Fungsi Bicara
Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat
mempengaruhi suara penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi
anterior atas dan bawah akan mengalami kesulitan untun mengucapkan
beberapa huruf. Dalam hal ini geligi tiruan dapat meningkatkan dan
14
A. Gigi tiruan sebagian lepasan atau partial denture, Pembagian gigi tiruan
sebagian lepasan
1. Berdasarkan bahan yang dipakai :
a. Vulcanite denture, gigi tiruan yang dibuat dari vukanit
b. Acrylic denture, gigi tiruan yang dibuat dari akrilik
16
18
Dari berbagai penelitian yang selama ini dilakukan, pemasangan geligi tiruan
bila dilakukan tidak hati-hati dan desain kurang sempurna dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan-jaringan organ pengunyahan. (Aryanto, 1991:41)
1. Peningkatan Akumulasi Plak
Banyak hasil penelitian yang mengungkapkan hubungan pemakaian
protesa sebagian dengan meningkatnya akumulasi plak. Akumulasi ini tidak
hanya terjadi disekitar gigi-gigi disekitar protesa, tetapi juga pada geligi
antagonisnya, kecuali pada pasien yang telah mengikuti intruksi pemeliharaan
kebersihan mulut dengan betul.
Penimbunan plak dalam jangka lama dapat menyebabkan inflamasi
dan pada tahap lanjut menyebabkan periodontitis kronis. Dengan sendirinya
perlekatan periodontal akan cepat rusak, timbul poket dan akhirnya reasorbi
tulang alveolar berlebih. (Aryanto, 1991:40)
2. Trauma Langsung
Mukosa mulut sangat rentan terhadap trauma langsung dari komponen
protesa. Bar lingual yang diletakkan terlalu dekat pada tepi gingiva,
cengkraman kontinu yang kurang mendapat dukungan gigi, terbenamnya
protesa pada gusi, merupakan beberapa contoh yang sering dijumpai.
Demikian pula, lengan cengkram yang terlalu menekan email gigi. Sehingga
seolah-olah sengaja dikikis. (Aryanto, 1991:40)
3. Penyaluran Gaya Kunyah
Gaya-gaya fungsional disalurkan oleh protesa ke jaringan yang berkontak
dan berada dibawahnya. Pada geligi tiruan dukungan gigi hampir seluruh gaya
tersebut diteruskan ke tulang alveolar melalui ligament periodontal. Dengan
demikian diusahakan agar semua gaya bersifat renggang (tensile) dan
disebarkan seluas mungkin yang dapat menerimanya.
Pada geligi tiruan dukungan jaringan atau kombinasi dapat terjadi gayagaya lebih bersifat kompresif dan permukaan penahannya relatif kurang luas.
(Aryanto, 1991:40)
4. Permukaan Oklusal
Pada geligi tiruan sebagian lepasan yang permukaan oklusalnya tidak
didisain dengan benar, gerak penutupan rahang akan terhalang oleh adanya
kontak oklusi premature. (Aryanto, 1991:41), hal ini dapat mengakibatkan:
Kerusakan pada gigi atau jaringan periodontalnya bila kontak premature
mengenai gigi tadi atau jaringan periodontalnya.
19
2.11
20
sebagian plak. Bila menggunakan larutan klorheksidin maka gigi tiruan dibilas
untuk membersihkan sisa-sisa sabun karena bisa menetralkan klorheksidin.
Bercak-bercak coklat biasa terlihat pada gigi tiruan yang direndam dalam larutan
klorheksidin, noda itu dapat dibersihkan dengan perendaman dalam larutan
pembersih hipoklorit. (Basker RM, 2003:110)
Adanya basis kerangka logam mempersulit keadaan ini karena
penggunaan hipoklorit menimbulkan korosi pada basisnya. (Basker RM,
2003:110)
2.11.2 Kesehatan Mulut dan Pemakaian Geligi Tiruan
Protesa sebaiknya dilepas dari mulut pada malam hari untuk memberi
kesempatan istirahat yang memadai kepada jaringan mulut pendukungnya sekitar
delapan jam dalam tiap dua puluh empat jamnya.
Salah satu faktor berperan yang dapat mengakibatkan perubahanperubahan pada jaringan mulut, adalah lamanya pemakaian protesa dalam mulut.
Karena itu, banyak ahli yang menganjurkan geligi tiruan tidak dipakai sepanjang
hari agar lidah maupun otot-otot disekitar mulut, dengan bantuan saliva
melakukan pembersihan dan stimulasi terhadap jaringan yang berada dibawah
protesa. (Basker RM, 2003:111)
2.11.3 Kontrol
Seperti halnya pasien dokter gigi biasa, kontrol periodik bagi pemakai
geligi tiruan bersifat penting karena terjadi perubahan jaringan mulut maupun
ggigi tiuran. Seperti hal cengkeram sudah mulai tidak pas, peradangan gingiva,
gigi pendukung mengalami karies, resorpsi linger sisa, adalah beberapa contoh
yang perlu mendapatkan perhatian. Hal seperti ini mengakibatkan geligi tiruan
menjadi tidak pas lagi. Protesa dalam keadaan seperti ini dapat mengakibatkan
kerusakan pada jaringan pendukung tanpa penderita tahu bahwa telah terjadi
sesuatu yang salah. Pasien wajib diberitahu mengenai pemeriksaan berkala bagi
mulut dan geligi tiruan minimal dua kali dalam setahun. Cara ini akan mencegah
terjadinya kerusakan lanjut yang mungkin timbul. (Aryanto, 1993:412)
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Gigi merupakan bagian keras yang terdapat dalam mulut dan terdiri dari
dari email, dentin, pulpa dan bagian lain yang memperkokoh gigi.
2. Gigi ada berbagai macam bentuk diataranya gigi Incisivus, kaninus,
Premolar dan molar dengan fungsi yang berbeda sesuai namanya.
3. Kehilangan gigi karena berbagai sebab akan berdampak pada fungsi gigi
yang lain, estetika wajah dan proses pengunyahan.
4. Gigi tiruan adalah gigi yang menggantikan sebagian dari pada gigi asli
yang hilang.
5. Fungsi dari gigi tiruan antara lain : pemulihan fungsi estetik, perbaikan
dan peningkatan fungsi pengunyahan, perbaikan dan peningkatan fungsi
pengunyahan, pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal, pencegahan
migrasi gigi dan peningkatan distribusi beban kunyah
6. Klasifikasi gigi tiruan yaitu; gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture,
gigi tiruan cekat/fixed denture,gigi tiruan lengkap/full denture, dan
implant.
7. Dampak dari pemakaian gigi tiruan antara lain: akumulasi plak, trauma
langsung, penyaluran gaya kunyah dan permukaan oklusal
8. Perawatan gigi tiruan adalah dengan menjaga selalu kebersihannya dan
dalam penggunaannya sebaiknya dilepas pada waktu malam hari.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Arsmin N,. 2014. Skripsi. Persiapan jaringan Periodontal Untuk
perawatan Gigi Tiruan Sebagian dan Gigi Tiruan Penuh, FKG UNHAS,.
Makasar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10063/ARSMIN
%20NUR%20IDUL%20FITRI%20Skripsi.pdf?sequence=1
2. Adenan A,. 2011. Peranan Gigi Tiruan Sebagai Splin Periodontal. FKG
UNPAD,. Bandung
http://pustaka.unpad.ac.id/wp.content/uploads/2011/08/peranan_gigi_tirua
n_sebagai_splin_periodontal.pdf
3. Mursyid P,. 2011. Skripsi. Faktor yang memengaruhi Pasien Dalam
pemilihan Jenis Gigi Tiruan , FKG UNHAS, Makasar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1105/Abstrak
%20Skripsi%20CD%20Rima.pdf
4. Aryanto, Gunadi H., dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian
Lepasan
Jilid I. Jakarta: Hipokrates
5. Dzanuar A,. 2010. Gigi Tiruan. FKG Universitas Negeri Jember.
https://www.scribd.com/doc/37709753/GIGI-TIRUAN
6. Aryanto, Gunadi H., dkk. 1993. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian
Lepasan
Jilid II. Jakarta: Hipokrates
7. https://www.scribd.com/doc/135419161/Klasifikasi-Kehilangan-Gigi
8. Basker RM. 2003. Perawatan Prostodontik bagi pasien tak bergigi. Edisi
3. Jakarta:EGC
9. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37395/4/Chapter%20II.pdf
23