Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura
Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura
Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura
K, )
Program
Kapasitas
Aparatur
Kegiatan
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi
UPTD/Balai
Perbenihan
Lokasi
Tahun
: 2015
1. LATAR BELAKANG
Kondisi UPTD BBITPH Provinsi Banten sejak berdiri tahun 2009 sampai saat ini baru
memiliki 1 unit kantor,1 unit rumah dinas, 2 unit kendaaan roda 4 (Empat), 6 unit kendaraan roda 2,
sementara sarana yang lain seprti lahan produksi/tempat produksi benih/bibit, sarana panen dan pasca
panen dan saran pendukung lainnya belum ada, sehingga untuk menjamin ketersediaan dan
mempertahankan mutu genetisnya benih tersebut tersebut belum bisa terlaksana.
Penggunaan benih varietas unggul besertifikat di tingkat petani perlu terus diperbaharui dan
diupayakan untuk bisa mempertahankan tingkat produktifitasnya secara berkelanjutan sekaligus guna
menghindari munculnya serangan hama dan penyakit.
pemerintah melalui pemangku jabatan dalam bidang perbenihan tanaman pangan dan hortikultura
mengupayakan ketersediaan sarana prasarana pendukung mulai dari tempat/lahan produksi benih,
sarana panen danpasca panen.
Dari uraian diatas bahwa Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Benih Induk Tanaman Pangan
dan Hortikultura ( UPTD BBITPH) Provinsi Banten sebagai unit produksi Benih Sumber Tanaman
Pangan dan Hortikultura baru tahun ke VI (Enam) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi BBI
sampai saat ini masih belum optimal, sehingga perlu adanya upaya untuk mengoptimalkan kegiatan
Tufoksi secara berkesinambungan. Upaya tersebut antara lain adalah dengan mengusulkan Pekerjaan
Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura di UPTD BBITPH Dinas Pertanian dan
Peternakan Provinsi Banten yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Banten dari Anggaran APBD
(DAK) berfungsi untuk melayani masyarakat Banten khususnya dalam penyediaan benih sumber
tanaman pangan.
Merupakan suatu keharusan didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diperlukan
sarana dan prasarana yang memadai. Program pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan selama ini belum mempunyai fasilitas gedung yang
representatif menjadi mendesak untuk dilaksanakan. Hal ini juga menjadi rencana strategis Dinas
Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten yang menargetkan hingga tahun 2017, harus mempunyai
sarana pendukung pelayanan teknis penyediaan benih sumber tanaman melalui pembangunan Rumah
Produksi Benih Hortikultura.
Berdasarkan hal di atas, maka Pemerintah Daerah Provinsi Banten di tahun 2015, pemegang
mata anggaran adalah Provinsi Banten melalui anggaran dana APBD (DAK) untuk pekerjaan
" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA
Halaman
1 ~ 8
pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten.
Melalui pekerjaan pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura, bagian dari
perwujudan pembangunan gedung Negara/pemerintah yang harus dilaksanakan dengan sebaikbaiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya dan dapat sebagai tauladan
bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
Setiap pelaksanaan pembangunan gedung Negara/pemerintah harus dilaksanakan dengan sebaikbaiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan
criteria administrasi bagi bangunan gedung Negara.
Pemberi jasa kontruksi bangunan/pihak ke 3/pihak pelaksana untuk pekerjaan pembangunan
gedung Negara harus dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh sesuai dengan dokumen
perencanaan/Detail Engeenering Designe (DED), sehingga mampu menghasilkan karya/bangunan
sesuai dengan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata
laku secara professional.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan pembangunan Rumah Produksi Benih
Hortikultura diharapkan dapat menjadi acuan bagi penyedia jasa kontruksi, perlu disiapkan secara
matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya/bangunan yang sesuai dengan kepentingan
kegiatan berdasarkan dokumen hasil Detail Engeenering Designe (DED) perencanaan Pembangunan
Rumah Produksi Benih Hortikultura.
2. DASAR HUKUM
- Undang- Undang RI No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontruksi
- Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
- Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
- Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung;
- Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
- Keputusan Menteri Dalam Negeri No.17 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.29 tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Kasesbilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
- Pereturan Menteri Pekerjaan Umum No.45 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud:
- Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Pelaksana Jasa Kontruksi yang memuat
masukan, azas, criteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan kedalam pelaksanaan tugas perencanaan.
- Dengan penugasan ini diharapkan Pelaksana Jasa Kontruksi dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan perwujudan karya/bangunan yang sesuai dengan
Halaman
2 ~ 8
kepentingan kegiatan berdasarkan dokumen hasil Detail Engeenering Designe (DED) perencanaan
Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura yang memadai sesuai KAK ini.
Tujuan:
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengoptimalkan lahan dan ruang yang tersedia,
dimana Pelaksana Jasa Kontruksi melaksanakan tanggung jawab untuk menghasilkan suatu bangunan
Rumah Produksi Benih Hortikultura yang berpedoman pada hasil Detail Engeenering Designe (DED)
perencanaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura yang representatip, memenuhi syratsyarat teknis yang telah ditetapkan dan dapat dipertangungjawabkan dari segi arsitektur, struktur
(kontruksi), lansekape, interior dan fungsional serta lengkap dengan jaringan mekanikal elektrikal
serta system utilitas sehingga mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
4. SASARAN
Sasaran Paket Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura di UPTD
BBITPH Provinsi Banten di Kota Serang adalah tercapainya pembangunan Rumah Produksi Benih
Hortikultura sesuai dengan dokumen perencanaan Detail Engeenering Designe (DED) perencanaan
Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura. Dengan harapan mampu memenuhi pelayanan
penyimpanan dalam rangka pengamanan dan ketersediaan benih sumber yang bermutu dan
berkesinambungan di Provinsi Banten.
5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Kegiatan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura, UPTD BBITPH Dinas
Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten dengan alamat Jl. Raya Cilegon Km.04, Drangong-Serang.
6. SUMBER PENDANAAN
1) Untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura diperlukan
Sumber Dana dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada Sumber Dana APBD (DAK) Kegiatan
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD- Balai Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura
dan Pengadaan dan Penyediaan Sarana Pendukung TA.2015 pada DPA SKPD/Dinas Pertanian dan
Peternakan Provinsi Banten No.2.01.01.02.21.5.2. Biaya yang diperlukan kurang lebih Rp.
1.124.204.000,- (Satu milyar seratus dua puluh empat juta dua ratus empat ribu rupiah)
termasuk PPN. 10% dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 perihal tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara yaitu :
a. Biaya Jasa pelaksana Kontruksi merupakan biaya tetap dan pasti
b. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan kontruksi yang dibuat
oleh Pengguna Jasa/Pengguna Anggaran dan Pelaksana Jasa Kontruksi.
2) Biaya pekerjaan pembangunan kontruksi Rumah Produksi Benih Hortikultura dan tata cara
pembayaran diatur secara kontraktual melalui tahapan proses pengadaan/lelang kontruksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku, diantaranya; pembayaran biaya jasa pelaksana kontruksi
didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan kontruksi dan pemborong.
7. KELUARAN
Keluaran
yang
dihasilkan
oleh
pihak
Pelaksana
Jasa
Kontruksi
adalah
Halaman
3 ~ 8
Banten di Curug, Kota Serang sesuai dengan dokumen perencanaan Detail Engeenering Designe
(DED) perencanaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura.
8. AZAS- AZAS
Selain dari hal tersebut diatas, didalam melaksanakan tugasnya Pelaksana Jasa Kontruksi
hendaknya memperhatikan azas- azas bangunan Negara sebagai berikut :
a. Bangunan gedung Negara hendaknya fungsional, efisien, menarik, tetapi tidak berlebihan
b. Memperhatikan kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknis dan fungsi social
bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan
sepanjang umumnya, menyesuaikan dengan hasil perencanaan DED.
d. Pelaksanaan pembangunan dalam waktu yang pendek sesuai dengan hasil perencanaan DED dan
dapat dimanfaatkan secepatnya.
9. LINGKUP PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan,
Lingkup Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana Jasa Kontruksi/Pemborong adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007,
tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara yang tahapan
pelaksanaan teknis pembangunan kontruksi Rumah Produksi Benih Hortikultura tertuang dalam
hasil perencanaan DED (Detail Engineering Design) Rumah Produksi Benih Hortikultura.
2. Lokasi Pekerjaan :
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura adalah di yang berlokasi di
UPTD BBITPH Provinsi Banten, Kota Serang.
10. PEDOMAN, KRITERIA DAN STANDAR
Pedoman kriteria dan standar yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan adalah
pedoman, kriteria dan standar yang berlaku di Indonesia atau spesifik dilokasi pekerjaan pada saat ini.
Dalam penerapannya harus dipertimbangkan untung-rugi, kemudian sistim operasi dan pemeliharaan
sesuai dengan kondisi sosial budaya, aspirasi dan keinginan masyarakat setempat serta pemerintah
daerah, tepat guna dan biaya konstruksi yang aman dan efisien.
Halaman
4 ~ 8
Berdasarkan syarat umum pekerjaan, setiap bagian dari pekerjaan pelaksanaan kontruksi harus
dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan member hasil yang telah ditetapkan dan diterima
oleh Pengguna Jasa/Pengguna Anggaran yang berpedoman pada hasil perencanaan DED Rumah
Produksi Benih Hortikultura.
Berdasarkan syarat obyektifitas, pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang
obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari
setiap bagian pekerjaan.
Berdasarkan syarat fungsional, pelaksanaan kontruksi bangunan Rumah Produksi Benih
Hortikultura oleh oleh pihak pelaksana pada saat tahap pelaksanaan kontruksi fisik, baik yanag
menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi
sebagai pelaksana jasa kontruksi/pemborong.
Berdasarkan syarat procedural, penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan fisik di
lapangan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. Program kerja pelaksana
jasa kontruksi/pemborong harus menyusun program kerja pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan
Rumah Produksi Benih Hortikultura, meliputi ;
1) Program kerja berupa jadwal peklaksanaan pekerjaan secara terperinci
2) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya) berdasarkan persetujuan pemberi tugas atas
rekomendasi tenga/tim teknis
3) Setelah hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan dari Pengguna Jasa/Pengguna
Anggaran, maka akan menjadi pedoman penugasan dalam pelaksanaan bagi pelaksana jasa
kontruksi/pemborong dalam melaksanakan tugasnya.
11. TANGGUNG JAWAB
1) Pelaksana jasa kontruksi/pemborong pelaksana pembangunan fisik Rumah Produksi Benih
Hortikultura harus secara profesional bertanggung-jawab penuh atas hasil pekerjaan Rumah
Produksi Benih Hortikultura yang sudah dibuat sesuai dengan ketentuan dan kode tata laku
profesi yang berlaku dengan berpedoman pada hasil perencanaan DED Rumah Produksi Benih
Hortikultura. Apabila dikemudian hari didapatkan ketidakmantapan mutu hasil pekerjaan ini,
maka pihak pelaksana jasa kontruksi/pemborong harus bersedia untuk memperbaikinya.
2) Secara umum tanggung jawab pelaksana jasa kontruksi/pemborong adalah menjaga agar proyek
memiliki kinerja sebagai berikut :
- Ketepatan waktu pembangunan proyek/pembangunan gudang benih tanaman pangan sesuai
dengan batas waktu berlakunya anggaran/waktu yang telah ditetapkan
- Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia atau yang telah ditetapkan
- Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai dengan standard dan peraturan yang berlaku
- Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan
- Penanggung jawab professional pelaksana jasa kontruksi/pemborong adalah tidak hanya sebagai
suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional pelaksana jasa kontruksi yang
terlibat.
3) Apabila dikemudian hari diketahui terdapat kemahalan harga, ketidaksesuaian spesifikasi
teknis dan atau kekurangan volume pekerjaan berdasarkan hasil pemeriksaan Internal Audit
mapun Ekternal Audit, maka sepenuhnya menjadi tenggung jawab Pihak Penyedia
Barang/Jasa/Pelaksana Kontruksi/Pemborong (Pihak II dalam perjanjian ini)
" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA
Halaman
5 ~ 8
Untuk melaksanakan tujuannya dan untuk mencapai hasil pekerjaan yang diharapkan, pihak
pelaksana jasa kontruksi/pemborong harus menyediakan tenaga ahli yang memenuhi ketentuan
kegiatan dalam suatu struktur organisasi pelaksana jasa kontruksi untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh
pemberi tugas/Pengguna Jasa/Pengguna Anggaran, baik ditinjau dari segi lengkap (besar) kegiatan
maupun tingkat kompleksitas. Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
jasa kontruksi pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura ini minimal terdiri dari :
a. Projec Manager, 1 orang
Projek Manager disyaratkan minimal lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik, Jurusan Sipil, SKA
Teknik
bidang manajemen proyek, studi, serta memiliki kemampuan dan pengalaman sebagai ketua tim
(cakap dalam memimpin), yang mempunyai tugas pokok:
Mengkoordinir seluruh Tenaga Ahli/Pendukung demi terlaksananya pekerjaan sesuai dengan
KAK yang berpedoman pada hasil perencanaan DED.
Melakukan asistensi kepada Direksi dan Instansi terkait
Melakukan pengecekan dan koreksi isi dan redaksional laporan hasil pekerjaan
Melaksanakan presentasi dalam diskusi laporan pekerjaan,
Menyusun rencana kerja dan rencana mobilisasi tenaga, peralatan dan bahan.
b. Site Manager, 1 orang
Site Manager disyaratkan minimal lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknis Arsitektur SKA Arsitek
dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 5 (lima) tahun dengan tugas mempelajari desain
arsitektur Rumah Produksi Benih Hortikultura dan perhitungan volume dan biaya, melaksanakan
semua kegiatan pekerjaan pembangunan kontruksi sampai dengan selesai. Mengambil keputusan
arsitektur yang akan digunakan sesuai analisa; Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli
lainnya; Membantu Team Leader dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.
c. Suverpisor, 1 orang
Suverpisor disyaratkan minimal lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknis Geodesi SKA Geodesi dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun dan atau lulusan Sarjana Strata Tiga
(D3) Teknik Geodesi dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 8 (delapan) tahun.
Melaksanakan survey
topografi dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan hasil perencanaan DED, Membantu Team
dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.
d.Tenaga Pendukung lainnya sesuai kebutuhan (pelaksana): dengan jenjang pendidikan
minimal D3/SMK sederajat dengan pengalaman sekurang- kurangnya 2 (satu) tahun dan
" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA
Halaman
6 ~ 8
Mempunyai SKT Tukang Cat pokok membantu pelaksanaan teknis lapangan pekerjaan kontruksi
bangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura dibawah koordinasi Projec Manager sesuai dengan
hasil perencanaan DED.
B. Peralatan dan bahan yang diperlukan
1. Concerete mixer/beton molen
2. Dump Truck
3. Dukungan Rangka Baja
13. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Rumah Produksi Benih Hortikultura
yang dilaksanakan oleh pelaksana jasa kontruksi/kontraktor yang menyangkut kuantitas, kualitas,
biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran, ketepatan pekerjaan yang efesien, sehingga
dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya sesuai dengan hasil perencanaan DED serta dapat
diterima dengan baik oleh pemberi tugas berdasarkan rekomendasi tim/tenaga teknis dan bermanfaat
untuk pelaksanan pekerjaan konstruksi agar pekerjaaan berhasil dan tepat guna sebagaimana yang
tertuang Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Pelaksana jasa kontruksi/pemborong pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura
diminta menghasilkan bangunan sesuai dengan kebutuhan kontruksi bangunan yang tertuang dalam
hasil perencanaan DED. Kelancaran pelaksanaan pekerjaan pembangunan gudang tanaman pangan
oleh pelaksana jasa kontruksi/pemborong sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaksana jasa
kontruksi/pemborong.
jasa
kontruksi/pemborong
harus
mendapatkan
persetujuan
dari
Pemimpin
Perusahaan/pelaksana
3. Konsep penanganan pekerjaan kontruksi
4. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk penting dari pelaksana
pekerjaan kontruksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuansi keuangan,
keterlambatan penyelesaian pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis
5. Laporan mingguan dan laporan bulanan dari resume kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja
6. Berita acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran angsuran
7. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang,
bilamana terdapat perubahan pekerjaan
8. Berita Acara Penyerahan I , II, III Pekerjaan
9. Berita Acara Pernyataan Selesaianya Pekerjaan
10. Memeriksa gambar- gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing)
11. Laporan rapat di lapangan (site meeting)
" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA
Halaman
7 ~ 8
12. Memeriksa gambar kerja terperinci (shop drawing), Bar chart dan S curve serta Net Work Planning
yang telah dibuat oleh pelaksana jasa kontruksi/kontraktor pelaksana/pemborong
15. LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa/pengguna anggaran adalah :
1. Laporan review desain
2. Buku harian (semua kejadian, perintah atau petunjuk penting dari pelaksana pekerjaan kontruksi,
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuansi keuangan, keterlambatan
penyelesaian pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis)
3. Laporan mingguan, Laporan bulanan dan Laporan akhir sesuai dengan perkembangan hasil
pekerjaan di lapangan
16. PENUTUP
A. Setelah
Kerangka
Acuan
Kerja
(KAK)
ini
diterima,
maka
pelaksana
jasa
Serang,
Mei 2015
TTD
Halaman
8 ~ 8