F. 2. Area Bebas Rokok Di Sekolah Dasar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

F. 2. Upaya Kesehatan Lingkungan


AREA BEBAS ROKOK DI SEKOLAH DASAR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dokter Internship

Pembimbing:
dr. Erna Astuty

Disusun Oleh :
dr. Adie Bastian

PUSKESMAS RAKIT II
BANJARNEGARA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini rokok semakin gencar meluas di berbagai tempat. Banyak Negaranegara industri yang menilai bahwa merokok telah menjadi perilaku yang secara sosial
dianggap kurang biasa untuk diterima. Menurut Peraturan bersama Menteri Kesehatan
dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/ Menkes/ PB/ I/ 2011, Nomor 7 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Bebas Tanpa Rokok bahwa asap rokok terbukti
dapat membahayakan kesehatan individu, masyarakat,
perlu

dilakukan

dan

lingkungan,

sehingga

tindakan perlindungan terhadap paparan asap rokok. Dalam rangka

melindungi individu, masyarakat, dan lingkungan terhadap paparan asap rokok,


pemerintah daerah perlu menetapkan Kawasan Tanpa Rokok.
Di negara berkembang, penyuluhan tentang bahaya merokok belum dilaksanakan
secara intensif. Hal ini selain karena industri rokok merupakan sumber pemasukan bagi
negara dan sumber kesempatan kerja, juga karena di sebagian besar negara-negara
berkembang, dana untuk ini walaupun ada, sangat kecil dibandingkan dengan dana
yang dipergunakan oleh perusahaan- perusahaan rokok untuk memasarkan rokok.
Industri rokok melaksanakan secara agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan
gaya hidup modern, masyarakat terutama remaja yang paling sangat mudah terpengaruh.
Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi rokok dengan
berlebih. Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama seseorang
mengkonsumsi rokok, maka akan banyak timbul berbagai penyakit dalam tubuhnya.
Sebagian besar penyakit

yang akan diderita oleh orang yang merokok adalah

penyakit yang umumnya tidak dapat disembuhkan.


Tingginya angka perokok aktif di Indonesia masih merupakan masalah tersendiri
tidak terkecuali di Kabupaten Banjarnegara khususnya di Kecamatan Rakit ini. Salah satu
program kerja Puskesmas adalah program Kesehatan Lingkungan yaitu area bebas rokok
di sekolah dasar. Oleh karena itu, maka kami akan membahas mengenai Kesehatan
Lingkungan area bebas rokok di sekolah dasar dengan tujuan dapat menjadi wacana dan
pengetahuan bagi pembaca pada khusunya dan masyarakat pada umumnya.

B. TUJUAN
C. Tujuan Umum
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya merokok
D. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui alasan seseorang mulai merokok.
b. Untuk mengetahui bahan-bahan berbahaya yang terkandung dalam rokok
c. Untuk mengetahui bahaya rokok terhadap kesehatan.
d. Untuk mengetahui upaya penanggulangan bahaya rokok.
E. MANFAAT
Sebagai pengetahuan bagi pembaca tentang adanya bahaya rokok terhadap kesehatan
dan upaya antisipasi untuk terhindar dari bahaya rokok.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ROKOK
2.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan
bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainya
yang dihasilkan dari tanamam Nicotiana

Tabacum,

Nicotiana

Rustica dan spesies

lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (
bervariasi tergantung negara ) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah dan dibakar pada salah satu ujungnya, kemudian dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Pandangan ini tentunya
sudah menjelaskan secara keseluruhan karakteristik dari sebuah rokok pada umumnya.
2.2 Orang Mulai Merokok
Kata rokok memang sudah tidak asing lagi didengar. Kita mengenal rokok bisa
dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan adanya berbagai media mulai dari surat kabar,
televisi, radio, baliho-baliho yang terpampang megah di jalan besar sampai

pada

internetpun yang secara besar-besaran telah mempromosikan barang yang sesungguhnya


memberikan dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan.
Setelah mengenal rokok, sebagian orang ada yang masih penasaran dan ada
juga yang masa bodoh dengan adanya rokok. Orang yang masih penasaran memiliki rasa
ingin tahu yang sangat besar. Hal ini sama apabila seseorang masih penasaran dengan
rokok, tentunya mereka akan

mencari tahu

bagaimana cara menggunakannya.

Menurut Jeanne biasanya orang mulai merokok karena orang lain merokok. Hal ini
pada umumnya akan berdampak sangat cepat menyerang anak-anak. Tentunya mereka
mulai merokok karena meniru dari orang terdekat, yaitu orang tuanya yang merokok
atau saudara yang diam-diam merokok. Selain itu, karena faktor lingkungan dan temanteman di sekelilingnya yang telah merokok dan terbiasa dengan merokok, maka seorang
anak mulai bisa merokok. Umumnya, anak-anak melakukan hal ini karena mereka
beranggapan bahwa dengan merokok akan membuat mereka dipandang sudah
dewasa dan pemberani. Jika seseorang telah mencoba menghisap rokok, biasanya lamalama hal ini akan berkembang menjadi suatu kebiasaan.
Mungkin Anda berpikir jika memang bahaya merokok sudah diketahui, mengapa
masih ada orang yang merokok ? Kalau diperhatikan, hampir semua perokok dewasa
telah memulai aktivitas merokoknya sebelum mereka cukup dewasa untuk mengetahui
betul tentang apa itu rokok dan bagaimana bahayanya terhadap kesehatan. Kini mereka
pun sudah terbiasa merokok dan mereka merasa sulit untuk menghentikannya.

Ada beberapa alasan mengapa orang itu merokok. Mari kita ikuti uraian Sue
Armstrong (1991: 25) : Beberapa alasan mengapa orang dewasa itu merokok adalah
karena mereka benar-benar menikmatinya sewaktu merokok, mereka menjadi ketagihan
terhadap rokok sehingga tanpa adanya rokok hidupnya terasa hampa, mereka menjadi
terbiasa untuk menghisap rokok agar dapat merasa santai, merokok telah menjadi suatu
kebiasaan dan merokok merupakan penopang bermasyarakat. Namun, penjabaran yang
diberikan Sue Armstrong ini pada umumnya bukanlah alasan orang untuk mulai
merokok. Beberapa orang merasa terangsang jika merokok, namun ada pula yang
merokok karena ingin tenang dan merasa terbebas dari rasa takut dan gelisah. Ada pula
merokok karena ingin lebih akrab dengan teman-teman

yang mengharuskan merokok

dalam suatu kelompok


2.3 Tiga Bahan Rokok yang Paling Berbahaya
a. NIKOTIN
Menurut Jeanne Mandagi, nikotin dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh
menenangkan, tetapi kadang-kadang bisa meradang. Ditambahkan pula oleh Sue
Armstrong bahwa nikoti merupakan bahan kimia yang tidak berwarna dan merupakan
salah satu racun paling keras yang kita kenal. Kedua pendapat ini memberikan
penjelasan tentang dampak nikotin pada tubuh dan karakterisiknya. Hal ini tentunya
tergantung pada jumlah dan keadaan fisiologis serta psikologis orangnya. Dalam
jumlah besar, nikotin sangat berbahaya, yaitu antara 20 mg sampai 50 mg nikotin
dapat menyebabkan terhentinya pernapasan.
Meghisap satu batang rokok berarti telah menghisap 23 mg nikotin. Jika
asapnya tidak dihisap, nikotin yang terhisap hanya 1 1,5 mg saja. Bagi orang-orang
yang bukan perokok atau yang tidak biasa merokok, dengan menghisap 1-2 mg nikotin
saja sudah menyebabkan mereka pusing, sakit kepala, mual dan muntah. Mereka
berkeringat dan terasa sakit di daerah lambung.
Nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung hingga
pekerjaan jantung menjadi lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan
ketagihan.

Seperti yang

menenangkan.

kita ketahui bahwa

nikotin

mempunyai pengaruh

Pendapat lain menambahkan, Hans Tjandra: nikotin mengganggu sistem saraf


simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Bahan ini, selain
meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung
(miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Selain menyebabkan ketagihan
merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut
jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan
irama jantung. Oleh karena itu, semakin banyak rokok dihisap, semakin hebat jantung
dipacu. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh
lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit
(penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
b. KARBON MONOKSIDA
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau sama sekali. Gas
ini bisa kita jumpai pada asap yang dikeluarkan mobil.

Karbon monoksida yang

terkandung dalam rokok dapat mengikat dirinya pada Hb darah dengan akibat oksigen
tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh tubuh ( padahal yang diperlukan tubuh
adalah oksigen). Tanpa oksigen ini, baik otak maupun organ tubuh yang lain tidak
dapat berfungsi. Seperti halnya mesin yang perlu udara untuk membakar bensin
agar mesin tersebut bergerak, maka tubuh kita perlu oksigen untuk membakar
makanan yang disimpan dalam jaringan tubuh untuk memberikan energi. Selanjutnya,
efek dari karbon monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan menyempit
dan mengeras sehingga akhirnya dapat mengakibatkan peyumbatan.
Satu batang rokok yang dibakar mengandung 3-6% karbon monoksida dan
dalam darah kadarnya mencapai 5%. Pada orang yang bukan perokok, kadarnya
adalah 1%. Perokok dengan kadar karbon monoksida 5% ke atas mendapat serangan 3
kali lipat dibanding dengan bukan perokok. Gabungan karbon monoksida dengan
nikotin akan mempermudah para perokok menderita penyakit penyempitan dan
penutupan pembuluh darah dengan akibat akibatnya. Seandainya saja para perokok
mengetahui hal ini, tentunya mereka tidak akan memberikan kesempatan pada sebuah
penyakit untuk dapat memasuki tubuhnya.

c. TAR
Lebih dari 2000 zak kimia berupa gas maupun partikel padat t erkandung
dalam asap rokok. Diantara zat-zat tersebut ada yang mempunyai efek karsinogen. Tar
adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan
nikotin dan tetesan- tetesan cairannya. Sebatang rokok menghasilkan 10-30 mg tar.
Cerutu dan rokok pipa justru menghasilkan tar yang lebih banyak. Tar merupakan
kumpulan berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun yang
ditambahkan pada tembakau dalam proses pertanian dan industri sigaret serta bahan
pembuat rokok lainnya. Oleh karena itu, kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah
yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker karena tar mempunyai efek
karsinogen.
2.4 Bahaya Rokok terhadap Kesehatan
Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai. Kebiasaan ini sudah
begitu

luas dilakukan baik

dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun

berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang


menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial. Merokok memang mengganggu
kesehatan. Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti
akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan
merokok tidak hanya merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang disekitarnya.
Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Tidak
hanya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan akibat buruk di bidang ekonomi. Di
negara industri maju, kini terdapat kecenderungan untuk berhenti merokok, sedangkan
di negara berkembang, khususnya Indonesia justru cenderung timbul peningkatan
kebiasaan merokok.
Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan
partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen
sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen
partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
Berdasarkan penjelasan di atas, rokok dan asapnya mempunyai dampak yang
buruk bagi kesehatan. Tidak hanya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga bagi perokok

pasif yang hanya ikut menghirup asapnya saja. Dilihat dari bahan-bahan yang
berbahaya dalam rokok, nikotin dapat menaikkan tekanan darah dan mempercepat
denyut jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat, karbon monoksida dapat
menyingkirkan oksigen yang dibutuhkan tubuh dengan mengikat dirinya pada HB darah,
dan tar memicu timbulnya kanker.
Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream
smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau
yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap
tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau
perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini
lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali
lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali,
dan amoniak 50 kali. Bahanbahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya
dalam ruang setelah rokok berhenti.
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan.
Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu.
Dari pendapat ini kita tahu bahwa asap rokok mengandung komponenkomponen dan
zatzat yang berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tersebut tergantung pada tipe
tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu
rokok serta ada tidaknya filter. Partikel dalam asap rokok dapat menyebabkan kanker
(bersifat karsinogenik). Nikotin, karbon monoksida, dan bahanbahan lain dalam
asap

rokok

terbukti

merusak

endotel (dinding

dalam pembuluh darah), dan

mempermudah timbulnya penggumpalan darah.


Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang- kurangnya 25 jenis penyakit,
diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim,
kanker mulut, kanker esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara,
kanker paru, penyakit saluran pernapasa kronik, strok, osteoporosis, jantung,
kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi, bronchitis,

batuk, penyakit ulser peptic, emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan kerusakan mata.
Diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Penyakit Kanker Paru
Terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dengan kanker paru
sebab penyebab utama dari penyakit ini adalah rokok. Rokok sebagai penyebab
utama terjadinya kanker paruparu. Oleh karena itu, kebiasaan merokok harus
dihentikan. Mengingat tidak adanya obat yang manjur untuk menyembuhkan kanker
paru, tetapi obat-obatan dan oksigen yang diperlukan hanya untuk meringankan
gejalanya saja.
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas
dan jaringan paruparu. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan
kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi
radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.
Pada jaringan paruparu, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan
alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan
pada fungsi paruparu dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar
utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok
merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paruparu, bronkitis
kronis, dan asma.
Terdapat pula hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama rokok, dengan
timbulnya kanker paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan
uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Tar

juga

berhubungan dengan risiko

terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul


kanker paru pada perokok mencapai 1030 kali lebih sering.
b. Penyakit Jantung Koroner
Banyak orang mengira bahwa kanker paru merupakan bahaya terbesar akibat
merokok. Sesungguhnya, penyakit jantung koronerlah yang jauh lebih berbahaya.
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit
jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju,
WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di
mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei

Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit
jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Dengan demikian, merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit jantung koroner
tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat
buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer sebagaimana akibat yang dihasilkan
karbon monoksida.
Efek rokok terhadap jantung dapat dijelaskan melalui efek kimia. Ada dua zat
yang dianggap mempunyai efek yang besar yaitu CO ( Karbon Monoksida ) dan
nikotin.

Efek

berkepanjangan

dari karbon monoksida adalah bahwa jaringan

pembuluh darah akan terganggu, menyempit dan mengeras sehingga dapat


mengakibatkan penyumbatan.
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 24 kali pada perokok
dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia
dan jumlah rokok yang dihisap. Faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktorfaktor lain, seperti hipertensi, kadar

lemak

atau

gula

darah

yang

tinggi,

terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit
jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok
dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding
pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. Pembuluh darah
yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering
ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan
amputasi.
c. Penyakit Stroke
Penyakit stroke merupakan penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat
mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko
kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan
merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada
kelompok perokok, AIDS timbul ratarata dalam 8 bulan, sedangkan pada kelompok
bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok

menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting
sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
d. Penyakit Mulut
Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker,
baik kanker paruparu, oesophagus, laryng, dan rongga mulut. Kanker di dalam rongga
mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produkproduk rokok yang dibakar
dan dhiisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit. Memang terdapat
keterkaitan yang erat antara merokok dengan

kesehatan mulut karena aktivitas

merokok dimulai di mulut.


Merokok juga dapat menimbulkan kelainankelainan rongga mulut misalnya
pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langitlangit yang berupa stomatitis nikotina
dan infeksi jamur.
Pengaruh merokok terhadap lidah. Pada perokok berat, merokok menyebabkan
rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga
menjadi lebih panjang (hipertropi). Di sini hasil pembakaran rokok yang

berwarna

hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit,
asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).
Pengaruh merokok pada terhadap gusi. Jumlah karang gigi pada perokok
cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak
dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi
berdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.
Penebalan mukosa akibat rokok. Merokok merupakan salah satu faktor
penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada mukosa mulut yang
tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 3070 tahun yang mayoritas
penderitanya pria terutama yang perokok.
Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan
penebalan pada jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap
tembakau ini menyerang selsel epitel mukosa sehingga aktivitasnya meningkat. Gejala
ini baru terlihat bila aktivitas seluler bertambah dan epitel menjadi tebal, terutama
tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada dasar mulut.

Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin
disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air ludah). Para ahli
mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi praganas di dalam mulut. Perubahan
leukoplakia menjadi ganas 36%.
Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan
mukosa (selaput lendir) ini. Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan
perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi praganas)
sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika
terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi. Biasakan memeriksa gigi
setiap 6 bulan sekali, meskipun tidak mengalami keluhan dan yang paling penting
adalah kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok, jika perlu
konsultasi dengan dokter.
Noda atau stain kaena tembakau. Gigi dapat berubah warna karena tembakau.
Pada mulanya noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah
hasil pembakaran tembakau yang berupa tar. Nikotin sendiri tidak berwarna

dan

mudah larut. Warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi
pada perokok yang menggunakan pipa. Nodanoda tersebut mudah dibersihkan karena
hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya,
noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian dalam dan sukar untuk
dihilangkan.
e. Dampak Bagi Perokok Pasif
Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan
beberapa penyakit berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu
dan menganggap bahwa merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya
merokok bukan urusan pribadi. Asap rokok tidak hanya berpengaruh kepada perokok
aktif, tetapi juga mengotori udara sekitar. Orang-orang yang bukan perokok, tetapi ikut
menghirup udara yang tercemar asap rokok dinamakan perokok pasif. Perlu diketahui
bahwa asap yang dihasilkan dan rokok yang mengepul ke udara luar ditambah dengn
asap yang dihembuskan oleh perokok mengandung zat kimia yang lebih tinggi
daripada yang dihisap oleh perokok sendiri yang labil. Mereka yang peka sebagai
perokok pasif terutama adalah bayi dan anak-anak.

Risiko yang akan diterima perokok pasif antara lain dapat mengalami kanker
paru dan penyakit jantung, masalah pernapasan termasuk radang paru dan bronchitis,
sakit atau pedih mata, bersin, batuk-batuk, dan sakit kepala.
Di samping itu, perokok pasif juga mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk
mengidap berbagai penyakit, 30% penyakit jantung dan 25% kanker. Bagi ibu hamil
yang merokok akan mengalami pengaruh buruk antara lain akan mengalami keguguran,
pendarahan, bayi lahir prematur, bayi meninggal/ meninggal setelah lahir, bayi
lahir dengan berat badan rendah ( lebih rendah dari normal ) dan bayi sering sakit.
Penyakitpenyakit yang timbul akibat merokok selain mempengaruhi kesehatan,
juga akan mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau
tenaga eksekutif. Dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas
menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja
menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak
sedikit bagi individu dan keluarga. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit
yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi
individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
2.5 Upaya Penanggulangan Bahaya Rokok
Kebiasan merokok memang sulit untuk dihentikan. Sudah seharusnya upaya
menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap
lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi
muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha
kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya. Tokohtokoh
panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan,
artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok.
Profesi kesehatan, terutama para dokter, berperan sangat penting dalam penyuluhan dan
menjadi contoh bagi masyarakat. Kebiasaan merokok pada dokter harus segera
dihentikan. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok ditempattempat umum,
sekolah, kendaraan umum, tempat kerja,

pengaturan dan penertiban iklan promosi

rokok, memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok. Iklim tidak
merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang

menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.
Adanya
merokok

upaya

penting

prevensi
untuk

dan

motivasi

dipertimbangkan

untuk
dan

menghentikan
dikembangkan.

perilaku
Dengan

menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk
merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan
merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/ orangtua. Suatu
program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam
melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut
membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan
dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusidiskusi tentang berbagai aspek
yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye

ini

adalah sekolahsekolah, televisi atau radio. Pesanpesan yang disampaikan meliputi:


a. Meskipun orangtua Anda merokok, Anda tidak perlu harus meniru, karena Anda
mempunyai akal yang dapat dipakai untuk membuat keputusan sendiri.
b. Iklaniklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya Anda mulai belajar
untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
c. Anda tidak harus ikut merokok hanya karena temanteman Anda merokok. Anda
bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka
pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri
sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain. Bagi mereka yang susah untuk
menghentikan kebiasaan merokok ini, kadang-kadang akan mengalami frustasi, mudah
tersinggung dan sulit berkonsentrasi. Adanya jalan tengah untuk menyikapi hal ini
memungkinkan mereka boleh merokok tiga sampai lima batang sehari, tetapi mereka
harus sedapat mungkin mengendalikan faktor-faktor risiko lainnya. Mereka bisa ditolong
dengan mengunyah permen bila dorongan untuk merokok timbul.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia. Maksud utama
dari Hari Bebas Tembakau ini adalah untuk mendorong para perokok secara
sukarela berhenti merokok sebagai langkah awal untuk mengurangi atau berhenti sama
sekali, menghimbau para penjual rokok untuk secara sukarela tidak menjual rokok

selama sehari sebagai suatu tindakan demi kepentingan dan kebaikan umum,
menghimbau media massa terutama di Negara-negara yang sedang bekembang untuk
tidak memuat atau menyebarluaskan iklan rokok selama sehari demi kepentingan dan
kebaikan umum juga.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Tanggal
Waktu
Tempat
Peserta
Metode Intervensi
Pelaksanaan Kegiatan

: 20 Agustus 2015
: 08.30 01.30 WIB
: Aula Puskesmas II Rakit Banjarnegara
: Guru SD Kecamatan Rakit
: Penyuluhan dan diskusi
:Tujuan penyuluhan ini adalah untuk memberikan informasi

kepada masyarakat Rakit khusunya bahaya merokok dan kawasan bebas rokok di sekolah
dasar. Diharapkan mengurangi angka perokok pemula dan menciptakan kawasan bebas
rokok khusunya di area sekolah dasar.
C. Monitoring dan Evaluasi Proses
Proses penyuluhan berjalan lancar, sesuai dengan tujuan penyuluhan. Para sasaran
berusaha untuk memahami materi, memanfaatkan sesi diskusi dengan baik.

D. Evaluasi Target
Target pemberian pengetahuan kepada masyarakat sudah tercapai. Semoga penyuluhan
ini dapat menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya merokok dan sadar
untuk berhenti merokok demi mewujudkan masyarakat yang sehat dan sadar akan kesehatan
khususnya bebas rokok di wilayah Puskesmas II Rakit.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian yang telah penulis sampaikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa merokok
merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia hanya untuk mengorbankan uang,
kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif dan sebagainya. Banyak penyakit
yang muncul akibat dari rokok dan kebiasaan merokok. Tidak ada obat yang bisa
menyembuhkan sebagian dari penyakit ini, tetapi obat yang ada hanya untuk meringankan
gejalanya saja. Oleh karena itu, terdapat upaya untuk penanggulangan bahaya rokok ini
antara lain dengan upaya penerangan dan penyuluhan khususnya bagi generasi muda,
upaya prevensi dan motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok, dan menguyah
permen bagi perokok yang susah mengentikan kebiasaan merokoknya.
B. SARAN
Kita telah mengetahui bagaimana dampak apabila seeorang itumerokok. Jika
seseorang menawarkan rokok, maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka
yang merokok karena mereka hanya ingin menambah koleksi penyakit yang ada dalam

tubuh. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika
tidak ikut-ikutan merokok, karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras, mereka
sebenarnya

ingin berhenti merokok. Beruntunglah bagi orang yang belum merokok

karena mereka termasuk orang yang smart dan sangat mencintai kesehatan.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/ Menkes/
PB/ I/ 2011, Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Bebas Tanpa
Rokok
2. Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan . Jakarta : Arcan
3. Mandagi, Jeanne. 1996. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya serta
Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Printing

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) F.2.Area Bebas Rokok di Sekolah Dasar yang
diajukan untuk melengkapi tugas sebagai dokter internship telah dipersentasikan pada tanggal
September 2015 di Puskesmas II Rakit Banjarnegara.

Banjarnegara,

September 2015

Mengetahui,
Dokter Internship

Pembimbing

dr. Adie Bastian

dr. Erna Astuty

Anda mungkin juga menyukai