Asuhan Keperawatan Gangguan Tiroid
Asuhan Keperawatan Gangguan Tiroid
Asuhan Keperawatan Gangguan Tiroid
1
ASKEP PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN TIROID
(GOITER,HIPERTIROID,HIPOTIRO
ID)
1.
2.
Fungsi
Hormon Tiroid
antara lain:
3.
4.
5.
6.
7.
GOITER
Definisi Goiter
Goiter adalah suatu pembengkakan pada
leher karena pembesaran kelenjar tiroid
akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa
gangguan fungsi atau perubahan susunan
kelenjar dan morfologinya.Goiter terjadi
akibat kekurangan yodium yang dapat
menghambat pembentukan hormon tiroid
oleh kelenjar tiroid.(Damayanti,2012)
ETIOLOGI
GOITER
Penyakit gondok (Goiter) sangat erat
kaitannya dengan kekurangan iodium.
iodium merupakan bahan baku dalam
pembentukan hormone tiroksin dan
trilodotironin.
Bila iodium dalam tubuh rendah maka
produksi kedua hormone diatas dalam
kelenjar tiroid juga akan rendah.
MANIFESTASI KLINIS
Penyakit gondok biasanya dapat dilihat
secara kasat mata dengan munculnya
pembengkakan pada leher bagian depan
bawah, pada posisi dimana kelenjar tiroid
berada.
Pada
bayi
dan
anak-anak
gejala
tambahan yang dapat dilihat adalah
gangguan
tumbuh
kembang
dan
kretinisme (kekerdilan). Gejala yang
timbul akibat kekurangan iodium secara
terus menerus dalam jangka waktu lama
disebut sebagai GAKY (Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium)
PATOFISIOLOGI
Kelenjar tiroid dikendalikan oleh(TSH) yang juga dikenal
sebagai thyrotropin.
TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang pada gilirannya
dipengaruhi oleh hormonthyrotropin releasing hormon(TRH)
dari hipotalamus.Thyrotropinbekerja pada reseptor .TSH
terletak pada kelenjar tiroid.
Serum hormon tiroid Levothyroxin dantriiodothyronineumpan
balik ke hipofisis, mengatur produksi TSH.. Stimulasi dari
reseptor TSH dari tiroid oleh TSH
Ketika sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel
ganas metastasis untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat
berkembang.
Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan
menyebabkan produksi TSH meningkat. Peningkatan TSH
menyebabkan peningkatan cellularity dan hiperplasia kelenjar
tiroid dalam upaya untuk menormalkan kadar hormon tiroid.
Jika proses ini berkelanjutan, maka akan mengakibatkan
gondok
WOC
KOMPLIKASI GOITER
1.
2.
PENATALAKSANAAN GOITER
Banyak penyakit goiter ini mereda setelah gangguan
keseimbangan iodium diperbaiki. Preparat suplemen
iodium, seperti larutan jenuh kalium iodida,
diresepkan untuk menekan aktivitas kelenjar hipofisis
yang menstimulasi tiroid.
Apabila tindakan bedah dianjurkan, komplikasi pasca
operatif dapat dikurangi dengan menciptakan
keadaan eutiroid praoperatif yang ditimbulkan oleh
pengobatan dengan preparat antitiroid dan
pemberian senyawa iodida praoperatif untuk
mengurangi ukuran serta vaskularisasi goiter
tersebut.
Tiroidektomi dilakukan apabila goiternya besar dan
menekan jaringan sekitar. Tekanan pada trakhea dan
esofagus dapat mengakibatkan inspirasi stridor dan
disfagia. Tekanan pada laring dapat mengakibatkan
suara serak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Serum T4 danT3 dalam darah: meningkat
2. TSH: tertekan dantidak berespon terhadap
TRH (tiroid releasing hormon) yodium radio
aktif.
3. Protein Bound Iodine (PBI).
4. Tes pengambilan RAI (Up take Radioaktif
5. Radio Iodine Scanning.
6. CT scan/foto rontgen leher jika timbul
penekanan
7. Ultrasonografi untuk memperlihatkan ukuran
goiter.(Rubeinstein, David, dkk, 2007)
HIPERTIROID
Definisi Hipertiroid
Hipertiroidisme adalah sindrom yang
dihasilkan dari efek metabolic yang
beredar
secara
berlebihan
oleh
hormone tiroid T4, T3 atau keduanya.
Subklinis
hipertiroidisme
mengacu
pada kombinasi konsentrasi serum TSH
yang tidak terdeteksi dan konsentrasi
serum T3, T4 normal, terlepas dari ada
atau tidak adanya tanda-tanda gejala
klinis (Pauline, 2007).
ETIOLOGI HIPERTIROID
Penyebab Hipertiroidisme
adalah adanya Imuoglobulin
perangsang tiroid (Penyakit
Grave), sekunder akibat
kelebihan sekresi hipotalamus
atau hipofisis anterior,
hipersekresi tumor tiroid.
Penyebab tersering
hipertiroidisme adalah penyakit
Grave, suatu penyakit
autoimun, yakni tubuh secara
serampangan membentuk
thyroid-stymulating
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala umum termasuk:
Keringat berlebihan
Ketidaktoleranan panas
Pergerakan-pergerakan usus besar yang
meningkat
Gemetaran
Kegelisahan; agitasi
Denyut jantung yang cepat
Kehilangan berat badan
Kelelahan
Konsentrasi yang berkurang
Aliran menstruasi yang tidak teratur dan
sedikit
Apatis
Mudah lelah
Kelemahan otot
Mual
Muntah
Gemetaran
Kulit lembab
Berat badan
turun
Takikardi
Mata melotot,
kedipan mata
berkurang
(Sylvia 2006)
PATOFISIOLOGI
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena
ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan
ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH.
Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel,
dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada
pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama
12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung
satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan
oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
WOC
Komplikasi Hipertiroid
aritmia
hipertrofi ventrikel kiri
gagal jantung
paralisis
osteoporosis
vitiligo
hiperpigmentasi kulit
ulkus pad akornea
miastenia gravis
gangguan fertilitas
penurunan libido
ginekomastia
krisis tirotoksik atau badai tiroid
gagal hati atau ginjal
PENATALAKSANAAN HIPERTIROID
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hipotiroid
Definisi
Hipotiroidisme( hisekresi hormone tiroid
adalah status metabolic yang
diakibatkan oleh kekurangan hormon
tiroid (Baradero Mary,2009).
Hipotiroidisme merupaka kondisi
hipofungsi tiroid yang disertai dengan
gagal tiroid.( Smeltzer, Suzanne
C,2002)
Etiologi
Faktor-faktor yang bisa menyebabkan hipotiroid
antara lain:
1. Hilangnya atau atrofi jaringan tiroid
a.Pembedahan tiroidektomi total
b.Obat tirotoksik
c.Terapi radiasi pada kepala atau leher akibat
malignansi
d.Tiroiditis autoimun
2. Hilangnya stimulasi trofik
e. Disfungsi hipofisis
f. Disfungsi hipotalamus
3. Faktor lingkungan: defisiensi iodin
(Baradero Mary,2009)
Manifestasi klinis
adanya kerontokan rambut, kuku yang
rapuh serta kulit yang kering sering
ditemukan dan kadang-kadang suara
menjadi kasar, dan pasien mungkin
mengeluhkan suara yang parau.
Gangguan haid
Hipotiroidisme berat akan disertai
dengan kenaikan kadar kolesterol
serum, aterosklerosis, penyakit jantung
coroner dan fungsi ventrikel kiri yang
jelek
Patofisiologi
WO
C
komplikasi
Angina,
aritmia
Gagal jantung
Infark
miokard
Obstruksi
intestinal
Efusi
pleura /
perikardial
Stupor
Koma
Retardasi
mental
Penatalaksanaan
Sasaran utama adalah pemulihan keadaan metabolisme normal
dengan menggantikan hormon tiroid.
1. Levotiroksin sintetik (Synthroid atau levothiroid) merupakan
preparat yang banyak dipilih.
2. Pengobatan tambahan termasuk pemeliharaan fungsi vital
dengan pemantauan gas darah arteri, dan pemberian cairan
dengan kewaspadaan karena bahaya intoksikasi air.
3. Hindari penggunaan pemanas eksternal karena alat tersebut
akan meningkatkan kebutuhan oksigen dan daat mengarah
pada kolaps vaskular.
4. Glukosa konsentrat dapat diberikan jika terjadi hipoglikemia.
5. Jika terdapat koma miksedema, hormon tiroid diberikan secara
intravena sampai kesadaran pulih kembali.
Pemeriksaan Diagnostik
1.Pemeriksaan dilakukan
terhadap T4 (tiroksin)dan T3
(triiodotironin) serum
2.Pemeriksaan TSH
3.Up take T3 Resin
4.Pemeriksaan TBG
Perawatan Preoperasi
Sebelum tindakan operasi, kadar hormone tiroid
harus diupayakan dalam keadaan normal untuk
mencegah tirotoksikosis pada saat operasi yang dapat
mengancam hidup klien.
Pemberian obat antitiroid masih tetap dipertahankan
Kondisi nutrisi harus optimal
Latih klien batuk secara efektif dan latih nafas dalam.
Ajarkan cara mengurangi peregangan pada luka
operasi
Beritahukan klien kemungkinan suara menjadi serak
setelah operasi akibat penggunaan ETT pada saat
operasi. Jelaskan bahwa itu adalah hal yang wajar dan
dapat kembali seperti semula. (Rumahorbo, 1999)
Asuhan
Keperawatan
Goiter
Kasus
Nn. S 25 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 15 Oktober 2014 karena
mengalami sesak napas. Pasien juga mengatakan bahwa tenggorokan terasa
sempit dan kesulitan saat menelan sehingga nafsu makan menurun. Pasien
mengaku sudah mengalami gejala tersebut selama 2 minggu terakhir sebelum
MRS. Sejak 1 minggu terakhir berat badan pasien juga menurun 3 kg dan leher
pasien bertambah besar dan bentuknya tidak simetris. Pasien terlihat cemas
kalau penyakitnya tidak dapat sembuh dan malu bertemu dengan orang lain
dengan kondisinya yang sekarang. Pada pemeriksaan fisik awal pasien
didapatkan hasil trakhea mengalami deviasi ke kiri, ada pernapasan cuping
hidung, kesadaran kompos mentis, RR: 30x/menit, TD: 130/80 mmHg, HR: 96
x/menit, T: 37,4oC, BB: 45 kg, TB: 160 cm. Hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan laboratorium menunjukkan T3: 1,03 nmol/L, T4: 87,8 nmol/L.
(Murwani, 2009)
Pengkajian
Anamnesa
Identitas
1. Nama: Nn. T
2. Umur: 25 tahun
3. Jenis kelamin: Perempuan
4. Agama: Islam
Keluhanutama:
Pasien mengeluh sesak napas, batuk,
tenggorokan terasa sempit, dan kesulitan saat
menelan.
Cont
Riwayatpenyakitsekarang
Klien masuk RS pada 15 oktober 2014 dengan
keluhan sesak napas. Sejak 2 minggu sebelum
MRS pasien merasakan gejala tersebut disertai
tenggorokan terasa sempit dan kesulitan saat
menelan sehingga pasien mengalami penurunan
berat badan 3 kg sejak 1 minggu sebelum MRS.
Riwayatpenyakitdahulu
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit masa
lalu dan tidak ada alergi terhadap makanan dan
obat-obatan
Riwayatpenyakitkeluarga
Klien tidak mengalami riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan Psikososial
Pasien terlihat cemas kalau penyakitnya tidak dapat
sembuh dan malu bertemu dengan orang lain dengan
kondisinya yang sekarang
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksibentuklehermembesar dan tidak
simetris.
2. Palpasikelenjartiroid terjadi pembesaran, nodul
ganda, terjadi deviasi trakhea ke kiri, pasien
merasa nyeri padasaat dipalpasi.
3. Auskultasi bunyi pada arteri tiroidea. Pada keadaan
normal bunyi ini tidak terdengar, bunyi dapat
terdengar jika terjadi peningkatan sirkulasi darah
ke kelenjar tiroid sebagai dampak peningkatan
aktivitas kelenjar tiroid
Pemeriksaan Persistem
1. B1 (Breathing): pasien mengeluh sesak napas, batuk,
ada pernapasan cuping hidung, RR: 30x/menit.
MK: ketidakefektifan pola napas.
2. B2 (Blood): TD: 130/80 mmHg, HR: 96 x/menit.
Tidak ditemukan masalah.
3. B3 (Brain): kesadaran: kompos mentis.
Tidak ditemukan masalah.
4. B4 (Bladder): Tidak ditemukan masalah.
5. B5 (Bowel): pasien mengeluh kesulitan saat menelan,
nafsu makan menurun, BB menurun 3 kg menjadi 41 kg,
turgor kulit menurun.
MK: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
6. B6 (Bone): Tidak ditemukan masalah.
Pemeriksaan Penunjang
T3: 1,03 nmol/L, T4: 87,8 nmol/L
Analisa Data
Analisa data
DO:
Etiologi
Defisiensi yodium
Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
berhubungan dengan
(massa).
- RR: 30x/mnt
trakhea.
Peningkatan
cellurarity
dan
hyperplasia
kelenjar tiorid
Nodular Goiter
Menekan
trakea
sehingga
terjadi
penyempitanjalan nafas
Analisa Data
Etiologi
Do :
Defisiesi yodium
-Beratbadanmenurun
dalam
Diagnosa keperawatan
minggu
Ketidakseimbangan
terakhir T3 T4 menurun
menelan
Kadar hormon tiroid dalam darah kompres
turun
Hb: 10 gr/dL.
TSH meningkat
HCT: 35 %.
Albumin: 3 gr/dL.
Ds :
esophagus.
Kompresi esophagus
mengatakan
untukmenelan.
Kesulitan menelan
Klien
mengatakan
dari kebutuhan
hanya
dan
menjadi 45 kg.
- Turgor kulit menurun.
pasien
menghabiskan makanan.
tidak
nutrisi
nutrisi
kurang
makanan
/
akibat
penekanan
Analisa Data
Etiologi
Diagnosa
DO:
Nodular goiter
keperawatan
Gangguan citra tubuh
-Terjadi
berhubungan dengan
perbesaranpada
nodular goiter
leher
Menyembunyikan bagian
DS:
tubuh
-Klien
menyembunyikan
orang
bengkak (leher).
-Klien mengatakan
malu bertemu
dengan orang-orang.
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
goiter yang tumbuh membesar dan mendesak trakhea.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kesulitan menelan makanan akibat
kompres/penekanan esophagus.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan nodular goiter.
4. Gangguan menelan berhubungan dengan nodular goiter
yang mendesak esofagus.
Intervensi
NIC
1.
Lakukan pemberian
Rasional
1.
oksigenasi.
kebutuhan
oksigen
meningkatkan
pola
pasien menunjukkan
3.
kriteria hasil:
ekstensi.
4.
tambahan.
5.
6.
pernapasan
yang
Memudahkan
pasien
untuk
5.
Memantau
perkembangan
bila
terjadi perubahan.
6.
Menambah
pengetahuan
pasien
3.
(dispnea)
Meningkatkan
pernapasan
adekuat.
2.
memaksimalkan ventilasi
dan
digunakan.
7.
Deksametason
merupakan
penggunaan peralatan
glukokortikoid
seperti oksigen.
Kolaborasi pemberian
obat-obatan seperti
inflamasi,
deksametason.
dengan
diberikan
pada
sintetik
goiter
NIC
NOC:
Setelah
tindakan 2.
dilakukan
1.
Pemantauan
nutrisi
mencegah
dan
terpenuhi.
nutrisi
makan.
yang
adekuat
3.
Rasional
dengan
4.
kriteria hasil:
1. Albumin serum normal: 3,5-5
gr/dL.
2. Hemoglobin
normal:
5.
12-16 6.
gr/dL.
3. Hematokrit normal: 37-47%.
4. Turgor kulit baik.
5. Berat
badan
3.
nutrisi pasien.
nutrisi.
hematokrit.
7.
8.
6.
meningkat 9.
secara bertahap.
10.
7.
Meningkatkan
makan.
Pertahankan
terapi
IV
line
dan 9.
parenteral.
11.
10.
pengetahuan
pasien
tentang
NIC
1. Kaji secara verbal dan non
Rasional
1.
penyakit
2.
4.
tubuh.
4. Mempertahankan interaksi
sosial.
5.
membuat
Dorong klien
mengungkapkan perasaan
cara
pandangan
positif
Mengurangi
beban
pasien
dan
pembesaran.
kondisi penyakitnya.
4.
meningkatkan kepercayaan
positif
5.
6.
diri
untuk
perubahan
situasi
dan
Meningkatkan
percaya
diri
saat
percaya
kondisi tubuh.
dan
6.
mengetahui
penyakit.
3.
klien
pengobatannya
kriteria hasil:
1. Citra tubuh positif.
sehingga
penyakit, pengobatan,
dan
Pertemuan
dan
motivasi
dengan
dilakukan
NIC
1.
menunjukkan
status 2.
ditunjukkan
dengan
2. Peningkatkan
makanan
3.
4.
melalui mulut.
3. Pengiriman bolus ke faring
selaras
dengan
adanya 1.
dan
reflek 5.
menelan.
Monitor
refleks
refleks
muntah,
batuk,
dan 3.
8.
dapat
Meminimalkan
menentukan
risiko
Mengetahui
perkembangan
Makanan
makanan
mengurangi
yang
lunak
esophagus
pasien.
makanan ke lambung.
untuk 5.
makanan
tidak 6.
dapat
kontraksi
lunakataucairsesuai kondisi
klien
pasien
mengalami aspirasi.
kemampuan menelan.
Bantu
akan
7.
menelan
sehingga
menempatkan
6.
Kesulitan
nafsu makan.
atau fowler.
kriteria hasil:
1. Peningkatan upaya menelan.
Kaji
kesulitanmenelan
tindakan
Rasional
dalam
Memudahkan
mendorong
klien
untuk
menelan makanan.
Meningkatkan
nafsu
makan
sakit.
jika perlu.
Posisikan
pasien
dengan
pendesakan
tidak ekstensi
nodul.
Posisikan
klien
pada 8.
Lingkungan
esofagus
yang
oleh
tenang
Evaluasi
1. Klien tidak lagi mengeluh sesak napas,
pola pernapasan adekuat, tidak terdapat
suara napas tambahan.
2. Nafsu makan klien kembali normal
sehingga porsi makan klien bertambah dan
pola makan klien teratur.
3. Pasien dapat menerima kondisi fisik akibat
penyakitnya saat ini dan kepercayaan diri
pasien meningkat.
4. Gangguan menelan pada klien berkurang
sehingga klien tidak merasa kesulitan saat
makan. (Murwani, 2009)
Asuhan Keperawatan
Hipertiroid
Kasus
Ketika Bu Ani mengambil tisu untuk mengelap dahinya yang bercucuran
keringat, tampak tangannya gemetaran. Dalam ruangan ber-AC yang dinginnya
18oC, orang lain merasa sejuk dan nyaman, tetapi Bu Ani masih mengeluh
kepanasan dan berpeluh banyak. Dua bulan terakhir ini, berat badan Bu Ani
merosot enam kg. Dia menjadi sering nervus, tegang, berdebar dan sukar tidur.
Memang belakangan ini saya sangat sibuk, tugas kantor menumpuk. Bu Ani
berdalih tentang penyebab gejala-gejala yang dialaminya. Dokter di kantor hanya
memberi obat penenang, tetapi sama sekali tidak ada perbaikan. Ketika mata
kanannya tampak menonjol keluar, dan terlihat ada pembengkakan di daerah
leher, Bu Ani merasa cemas, takut dan segera datang lagi ke dokter baru
menyadari kemungkinan suatu hipertiroid. Setelah pemeriksaan laboratorium dan
ultrasonografi leher dilakukan, dipastikan adanya hipertiroid (Tandra, 2011).
Hasil pemeriksaan Laboratorium:
T4 = 15 ug/dl Nilai normal 4,6-12 ug/dl
T3 = 200 ng/dl Nilai normal 80-180 ng/dl
TSH = < 0,158uU/ml Nilai normal 0,5-6 uU/ml
Pengkajian
Anamnesa
Identitas:
Nama: Ny A
Jenis kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan mata sebelah kanan tampak menonjol dan kedipan mata
berkurang serta terlihat ada pembengkakan didaerah leher.
Riwayat Penyakit Sekarang
Dua bulan terakhir ini, berat badan Bu Ani merosot enam kg. Dia menjadi sering
nervus, tegang, berdebar dan sukar tidur. Bu Ani berdalih tentang penyebab
gejala-gejala yang dialaminya. Dokter di kantor hanya memberi obat penenang,
tetapi sama sekali tidak ada perbaikan. Ketika mata kanannya tampak menonjol
keluar, dan terlihat ada pembengkakan di daerah leher, Bu Ani segera datang lagi
ke dokter baru menyadari kemungkinan suatu hipertiroid.
Riwayat Penyakit dahulu
Klien tidak memepunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hipertiroid
Pemeriksaan persistem
B1 (Breath)
Tidak di temukan masalah
B2 (Blood)
Pasien merasakan jantungnya berdebar-debar
MK: Penurunan curah jantung
B3 (Brain)
Pasien merasakan gemetar atau tremor dan sukar tidur
MK: Gangguan pola tidur
B4 (Bladder)
Tidak ditemukan masalah
B5 (Bowel)
Antoprometri
BB: 42 kg
TB: 162 cm = 1.62 m
IMT = = = 16 kg/m2
No
Data
Analisa Data
Etiologi
Masalah
Keperawatan
1.
Plasma TSH
berdebar, kelelahan
Peningkatan TSI
Peningkatan T3 dan T4
Kerja Epinefrin
2.
DS: -
Curah jantung
Hipertiroid
Ketidakseimbangan nutrisi
Metabolisme
No
3.
Data
DS: Pasien
mengatakan sukar
Etiologi
Masalah
Hipertiroid
Reseptor
tidur
DO: kanrung nata
pasien terlihat
Keperawatan
Gangguan pola tidur
Gelisah
Susah tidur
4.
DS: Pasien
mengeluhkan
matanya menonjol
keluar
DO: Pada Mata
pasien sebelah
kanan terlihat keluar
atau menonjol
Hipertiroid
Peningkatan T3 dan T4
Peningkatan metabolisme
Eksoftalmus
No
5.
Data
DS: Pasien
Etiologi
Yodium kurang
mengeluhkan
lehernya bengkak
DO: Pada leher
benjolan, pasien
terlihat menutupi
lehernya yang
bengkak
Benjolan di leher
Masalah
Keperawatan
Gangguan citra tubuh
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan
dengan Kontraktilitas jantung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolisme.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
kecemasan atau gelisah
4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas
jaringan berhubungan dengan glikogenolisis
pada mata
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan penampilan
Intervensi
1. Penurunan Curah
jantung berhubungan
dengan Kontraktilitas
jantung.
Rencana Keperawatan
Intervensi
NIC:
1.
Rasional
Hipotensi umum atau
besarnya nadi
2.
3.
2.
2.
menentukan takikardia.
respirasi, suhu)
tidak perlu
gagal jantung.
4.
kesadaran
4.
hipotensi
5.
3.
5.
2. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan
metabolisme.
Rencana Keperawatan
Intervensi
NIC:
Rasional
1. Nutrisi merupakan
kebutuhan tubuh.
adekuat.
2. Monitor adanya
penurunan BB sebelum
hasil:
1) Berat badan meningkat
secara bertahap.
2) Kadar hormone tiroid
dalam batas normal.
Perempuan
2. Memastikan adanya
masalah pada gangguan
nutrisi.
3. Lingkungan yang
menyenangkan dan
tenang dan
tenang dapat
menyenangkan selama
menciptakan suasana
makan.
meningkatkan asupan
4. Jadwalkan pengobatan
nutrisi.
HCT: (37-47 %)
Rencana Keperawatan
Intervensi
NIC:
Rasional
1. Untuk mengetahui ada
efek
pasien
tidur
2. Jelaskan pentingnya
tidur yang adekuat
tidur,
kualitas
meningkatkan tidur
memebantu
untuk tidur
yang nyaman
yang
memperhatikan
pada
pasien
pasien
2. Agar
mempertahankan
medikasi
agar
4. Untuk
mudah
meningkatkan
menghambat
reseptor
propanolol
rasa
gelisah
dapat teratasi
sehingga
pasien
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil
NOC:
Intervensi
Rasional
NIC:
terhadap
tubuhnya
1. Mengetahui
persepsi
perubahan
klien
fungsi
tubuhnya
kriteria hasil:
perawatan
2. Mampu mngidentifikasi
prognosis penyakit
kekuatan personal
3. Mendiskripsikan secara
factual tubuh
4. Mempertahankan interaksi
sosial
kemajuan
dan 3. Mengurangi
dan
tentang
beban
membantu
mengungkapkan
pasien
pasien
rasakan
pasien
apa
yang
mengenai
kondisi penyakitnya.
4. Agar pasien bisa beradaptasi
dengan
kecil
5. Motivasi
kontak
pasien
meningkatkan
untuk 5. Membantu
kepercayaan
terbiasa
dengan 6. Membantu
pasien
beradaptasi
pasien
untuk
dengan
Rencana Keperawatan
Intervensi
1. Observasi edema periorbital,
Rasional
1. Manifestasi
umum
stimulasi
berlebihan
dengan
memerlukan
dari
adrenergik
yang
berhubungan
tirotoksikosis
pendukung
3. Anjurkan pasien
krisis
yang
inetrvensi
sampai
dapat
resolusi
menghilangkan
mengguanakan kacamata
hasil:
1) Mempertahankan
penglihatan
memperburuk
atau
memperbaikai
kemandirian
kelembaban membran
mukosa mata
simtomatologis.
gangguan
dapat
3) Mampu
penyakit
mengidentifikasi
tindakan untuk
3. Anjurkan
mengguanakan
pasien
kacamata
memberikan
perlindungan pada
komplikasi
4. Memperbaiki
sirkulasi
dan
Evaluasi
1. Curah jantung adekuat dengan ditandai TTV Stabil
Kebutuhan nutrisi terpenuhi, berat badan pasien kembali
normal.
2. Gangguan citra tubuh teratasi, pasien sudah bisa
berdapatasi dengan lingkungan sekitar dan percaya diri.
3. Gangguan pola tidur tertasi, pasien bisa tidur dengan
nyaman
4. Kerusakan integritas kulit teratasi
Asuahan
Keperawatan
Hipotiroid
kasus
Ny. N 45 tahun datang ke RSUA mengeluh
sering sesak napas, dalam seminggu pasien
susah untuk BAB, Keluhan lainnya sering
merasa dingin walaupun udara dilingkungan
sangat panas, pada tangan dan kaki pasien
terlihat bengkak. Perawat melakukan
pemeriksaan fisik didapat TD : 90/60 mmHg ,
Nadi : 64 x/menit, Suhu : 35oC. RR :25 x/menit
kedalaman nafas dangkal, suara tambahan
wheezing, ; hasil rontgen thorax : efusi pleura
Pengkajian
Anamnesa
1. Data Pasien :
Nama
:Ny. N
Tempat, Tanggal Lahir :Surabaya, 27
Februari 1972
Umur
:43 tahun
Jenis kelamin
:Perempuan
Agama
:Islam
Suku
:Jawa
Pekerjaan
:Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Diagnosa medis :Hipotiroid
Keluhan Utama :
Klien dating ke Rumah Sakit hari Senin, 11 Maret 2014 dengan
keluhan keluhan sering sesak napas, dalam seminggu pasien
susah untuk BAB, Keluhan lainnya sering merasa dingin
walaupun udara dilingkungan sangat panas, tubuh pasien
terlihat bengkak.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami hipotiroid
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hipotiroid
Pemeriksaan Fisik
B1(Breathing) : Pasien sering merasa sesak (RR :25x/menit)
B2 (Blood) :Tekanan darah : 90/60 mmHg(hipotensi)
B3 (Brain) : B4 (Bladder) :
B5 (Bowel) : pasien mengeluh susah untuk BAB
Inspeksi : pembesaran abdomen
Palpasi : perut terasa keras, ada impaksi feses
Perkusi : redup
Auskultasi : bising usus tidak terdengar
B6 (Bone)
:-
Data Fokus
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1. Tanda-tanda vital :
sesak
2. Klien mengeluh suka
TD
:90/60 mmHg
Nadi: 64 x/menit
merasa dingin
Suhu : 35oC ,
walaupun udara
dilingkungan sangat
panas.
tambahan wheezing
Analisa Data
ANALISA DATA
DS :
Klien mengeluh sering sesak
DO:
Tanda-tanda vital :
RR :25 x/menit kedalaman nafas dangkal,
suara tambahan wheezing
ETIOLOGI
DIAGNOSA
Penurunan produksi
KEPERAWATAN
Pola napas tidak efektif
hormone tiroid
berhubungan dengan
TD : 90/60 mmHg
menurun
Nadi : 64 x/menit
adanya kebocoran di
Suhu : 35oC
lapisan pleura
Pemeriksaan penunjang :
Hasil rontgen thorax :efusi pleura
efusi pleura
Ekspansi dada tidak
adekuat
Hiperventilasi
DATA
ETIOLOGI
DIAGNOSA
DS :
KEPERAWATAN
Penurunan produksi hormone Konstipasi berhubungan
tiroid
DO:
a. Inspeksi
Metabolisme menurun
:
pembesaran
abdomen
DATA
ETIOLOGI
Penurunan produksi
DS :
Pasien
mengatakan
urinnya
sedikit
DO:
hormone tiroid
Metabolisme menurun
Penurunan GRF,RPF
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
kelebihan volume cairan
berhubungan dengan retensi
air dan NACL
Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan ekspansi
dada tidak adekuat
2. Konstipasi berhubungan
dengan penurunan motilitas
usus
3. kelebihan volume cairan
berhubungan dengan retensi
air dan NACL
Intervensi
Intervensi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC:
NIC:
1.
Rasional
Posisikan pasien
1.
semifowler
2.
pasien menunjukkan
2.
Berikan oksigen
3.
3.
4.
dibuktikan dengan
5.
Respiratory status :
tambahan
6.
4.
kriteria hasil:
7.
Mendemonstrasikan
Lembab
8.
status O2
(mampu
yang paten
mengeluarkan
Pasang WSD
dg
mudah,
pursed lips)
tidakada 8.
tanda hiperventilasi
Menunjukkan
jalan
nafas
yang
(klien
paten
Rasional
NIC:
pasien terhadap oksigenasi
Intervensi
Tanda
rentang
Tanda
vital
normal
(tekanan
koping
12. Untuk mengidentifikasi secara dini adanya gangguan pola nafas pada
pasien
2. Konstipasi berhubungan
dengan Motilitas usus
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
NIC :
1.
Manajemen konstipasi
2.
1.
Identifikasi
yang
konstipasi
kriteria hasil:
2.
Jelaskan
faktor-faktor
menyebabkan 3.
4.
penyebab
rasionalisasi
normal
pada pasien
tindakan 6.
Aktivitas adekuat
Kolaburasi
pada
pasien
dengan
ahli
Dorong
peningkatan
Sediakan
Feses lunak
Jelaskan
dan 5.
3.
akan dilakukan
privacy
dan
Rencana keperawatan
Intervensi
NIC :
1. Pertahankan catatan
Fluid balance
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
Rasional
1. Untuk mengontrol
keseimbangan intake dan
output cairan pasien
2. Untuk mengetahui kandungan
yang ada pada urin dan
pada pasien
osmolalitas urin )
anaskara
dyspneu/ortopneu
jugularis,
6. Monitor masukan
makanan / cairan
7. Berikan diuretik sesuai
interuksi
8. Monitor elektrolit
Evaluasi
1. Pasien menunjukkan
keefektifan pola nafas,Tandatanda vital dalam keadaan
normal.
2. Konstipasi pasien teratasi, pola
BAB normal dan tinja lebih
lunak
3. Kelebihan volume cairan
teratasi dan terbebas dari
edema
TERIMAKASIH