Makalah Cutting Tool Dan Cutting Fluid
Makalah Cutting Tool Dan Cutting Fluid
Makalah Cutting Tool Dan Cutting Fluid
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pemesinan yang
Diampu Oleh Dosen Pembimbing Bapak Danar Susilo W, S.T, M Eng.
Disusun Oleh:
1.
Afifah
K2512010
2.
Fuadillah Pangestu
K2512036
3.
Ramadhan Ozzy F
K2512054
4.
K2512072
Assalaamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Cutting Tool dan Cutting Fluiddengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas mata kuliah yakni Teori Pemesinan.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan dan referensi dari internet yang berkaitan dengan
Cutting Tool dan Cutting Fluid, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan judul makalah tersebut.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Cutting
Tool dan Cutting Fluid, khususnya bagi penulis umumnya untuk pembaca yang
budiman. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, mungkin dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Wassalaamualaikum Wr.Wb
Tim
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan-bahan yang digunakan untuk cutting tool pada proses pemesinan
merupakan faktor utama yang bisa mempengaruhi proses pemesinan itu sendiri.
Pada saat proses pemesinan, cutting tool mengalami kenaikan temperatur dan
tegangan akibat gesekan dengan benda kerja.
Beberapa karakteristik dalam menentukan bahan cutting tool antara lain :
1. Kekerasan (hardness)
Kekerasan merupakan karakteristik di mana bahan cutting tool harus lebih
keras daripada bahan benda kerja yang dikerjakan. Kekerasan bahan cutting tool
akan mempengaruhi kekuatan cutting tool pada saat proses pemesinan, khususnya
pada temperatur tinggitinggi (>600 C) yang pada suhu tersebutmaterial logam
akan mencapai suhu austenit .Bahan yang digunakan cutting tool hendaknya
dipilih sesuai dengan temperatur saat proses pemesinan.
2. Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan merupakan suatu karakteristik di mana ketahanan suatu
cutting tool dalam mengatasi gaya impak pada saat proses pemesinan, khususnya
pada proses yang berlangsung secara terputus-putus, misalnya pada proses
pembuatan poros spline dan roda gigi.
3. Ketahanan aus
Ketahanan aus merupakan karakteristik yang mempengaruhi umur cutting
tool pada proses pemesinan sebelum cutting tool tersebut diasah ataupun diganti.
4. Kestabilan kimiawi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cutting Tool
Pahat alat yang berfungsi untuk membantu proses pemesinan
sebagai alat pemotong untuk memotong dan mengurangi ukuran benda
CUTTING TOOL DAN CUTTING FLUID/PTM/PTK/FKIP/UNS
Baja
ik
karbon
Carbid
HSS
rendah
Katangguh
Sintered
HSS
Cerami
Carbide
Coating
Coatin
Semakin berkurang
an
Kekerasan
Panas
Semakin tinggi
Kekuatan
Impak
Semakin berkurang
Cubic
Boron
Nitride
Intan
Katahanan
Aus
Semakin tinggi
Kecepatan
Pemotonga
Semakin tinggi
n
Harga
Material
Semakin tinggi
Nilai
60
65
65
90
Kekerasan
HRC
HRC
HRC
HRC
93
HRC/1800
2100 HK
HK
5000 HK
8000
HK
FL
FT
FR
= Gaya Longitudinal
= Gaya Tangensial
= Gaya Radial
kecepatan potong.
Makin besar hantaran (feed) perkakas, makin besar gaya yang diperlukan.
Makin dalam pemotongan, makin besar gaya yang diperlukan.
Gaya tangensial meningkat dengan membesarnya serpihan.
Gaya longitudinal menurun, bila jari-jari ujung pahat dibuat lebih besar,
Keterangan:
FT
FR
FL
= 27 %
= 67 %
= 6%
FT
paling besar, oleh karena itu gesekan dan panas akan lebih banyak timbul akibat
gaya ini, sehingga atensi dalam hal pendinginan (coolant), harus lebih di fokuskan
di daerah tersebut.
Catatan:Terlihat bahwa ke-3 gaya tersebut seolah-olah mempunyai satuan
persen (%), pada hal, ini ingin mengatakan bahwa persentase itu merupakan
perbandingan gaya-gaya yang terjadi pada titik pusat pemotongan suatu benda
kerja logam pada suatu proses pembubutan.
Gaya pada cutting tool tergantung pada :
1. Gaya tangensial (FT) meningkat seiring dengan semakin besamya serpihan
yang dihasilkan.
2. Gaya longitudinal (FL) semakin menurun jika jari-jari ujung pahat dibuat lebih
CUTTING TOOL DAN CUTTING FLUID/PTM/PTK/FKIP/UNS
Keterangan :
Vs
Back
Side
End
End Cutting
Back
Rake
Rake
Relief
Edge
Rake
20
15
12
10
Copper Alloys
10
Steels
10
12
15
Stainless Steels
8-10
15
10
15
Refractory Alloys
20
15
Titanium Alloys
15
Cast Irons
10
15
Thermoplastics
20-30
15-20
10
Thermosets
20-30
15-20
10
Aluminium And
Magnesium Alloys
Solid tool ialah pahat bubut yang berukuran besar dibuat dari baja
perkakas paduan (alloy tool steel) atau High Speed Steel (HSS). Seperti
pada gambar 9.33. Pahat dari jenis ini digunakan dalam pekerjaan
penyayatan bahan-bahan lunak (seperti baja lunak /Mild Steel).
Pemasangannya langsung dijepit pada tool post, namun terdapat pula
ukuran yang kecil (1/4 ) ini dipasang pada tool holder, pahat ini termasuk
solid tool.
Tool bit ialah pahat yang hanya terdiri atas mata potongnya
dan harus menggunakan tool holder, dengan spesifikasi khusus
sesuai dengan bentuk tool bit itu sendiri, atau di brazing pada tangkainya
(lihat gambar 9.34).
Jenis-jenis cutting tool atau pahat potong berdasar jenis mesinnya antara
lain sebagai beikut:
CUTTING TOOL DAN CUTTING FLUID/PTM/PTK/FKIP/UNS
langkah 1.a
langkah 1.b
Pendinginan
Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu
sesekali mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik.
Di bawah ini adalah gambar setelah proses penggerindaan pertama.
langkah 1.c
2. Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang
kita buat pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan
warna merah pada model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa
kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.
langkah 2.a
langkah 2.b
langkah 2.c
3. Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi
atas,pada model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih
berhati-hati,jangan sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri
dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi
potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu
sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan
plat ganjal tambahan saat menyetel.
4.
5. langkah 3.a
6.
7. Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya.
Untuk tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam
seperti gambar diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus
membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan
yang cukup dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar 4.b.
8.
9. langkah 4.a
10.
11.
14.
CUTTING TOOL DAN CUTTING FLUID/PTM/PTK/FKIP/UNS
Sudut baji rata kiri sebesar 55, dan biasanya digunakan unutk
17.
18. Gambar Pahat bubut rata kiri
19.
bubut rata kiri secara analogi adalah sama hanya penggerindaan sudut bajinya saja
yang berbeda, jika pada pahat bubut rata kanan sudut baji adalah 80 O maka pada
pahat bubut rata kiri adalah 55O dan arah geometrinya berlawanan dengan pahat
rata kenan karena arah pemakanannya juga berlawanan.
c. Pahat bubut muka
20.
Pahat bubut muka memiliki sudut baji 55O, pahat ini bisa
21.
22. Gambar Pahat bubut muka
23.
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir
yang akan dibuat, sudut puncak 55 adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort.
Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat
60.
25.
26. Gambar Pahat bubut ulir metris
27.
sidut yang dibuat adalah sebesar 60O. Pada tahap ini sekaligus membentuk
sudut relief sisi, fungsinya agar pahat tidak terjepit di benda kerja ketika
melakukan tusukan
4. terakhir adalah membentuk sudut rake sisi dan rake belakang dengan sudut
yang sama yaitu sebesar 15O untuk mengalirkan tatal meninggalkan benda
kerja
e. Pahat bubut alur, potong, dan ulir segi empat
28.
Pahat bubut alur dan ulir memiliki kesamaan karakter yang sangat
tinggi, baik dari segi geometri maupun pamakaiannya. Perbedaan
keduanya hanya berada pada dimensi lebar ujung pahat, jika pada pahat
alur dimensi lebar ujung pahat sebesar 3mm atau menyesuaikan besarnya
alur yang akan dibuat, sedangkan pada pahatpotong lebar ujung pahat
maksimal hanya 2mm, hal ini dipakai untuk mengefisienkan material yang
terbuang selama proses pemotongan.
29.
30. Gambar Pahat bubut alur
31.
1. Membentuk lebar mata pahat hingga menjadi 3mm untuk pahat alur atau
2mm untuk pahat potong sepanjang 15mm
2. Langkah kedua adalah membentuk sudut bebas muka sebesar 8 O sudut ini
yang akan berperan ketika pahat melakukan tusukan ke benda kerja.
3. Berikutnya adalah membentuk sudut relief sisi sebesar 3 O, fungsinya agar
pahat tidak terjepit di benda kerja ketika melakukan tusukan
4. Terakhir adalah membentuk sudut belakang sisi sebesar 15 O terhadap
ujung pahat untuk mengalirkan tatal meninggalkan benda kerja
32. Bentuk pahat bubut dan fungsinya:
menuju luar
d. Pahat ISO 4(Board edge tool)
36.
memanjang
h. Pahat ISO 8(Boring tool)
40.
43.
cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut
(helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.
44.
46.
b. Cutter alur
47.
Cutter ini digunakan untuk membuat alur-alur pada batang
atau permukaan benda lainnya
48.
c. Cutter modul
49.
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai
50.
d. Cutter radius cekung
51.
52.
e. Cutter radius cembung
53.
54.
f. Cutter alur T
55.
56.
g. Cutter ekor burung
57.
58.
h. Cutter endmill
59.
60.
cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat
digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter,
Sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup
besar
62.
63.
berikut:
a. Pahat kasar lurus
69.
b. Pahat kasar lengkung
70.
c. Pahat sejrap datar
71.
d. Pahat sekrap runcing
72.
e. Pahat sekrap sisi
73.
f. Pahat sekrap sisi kasar
74.
g. Pahat sekrap datar
75.
4. Cutting Toolpada mesin bor
76.
e. Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor dengan
baik dan akan menghasilkan tatal yang sama tebal dengan yang
keluar melalui kedua belah alur spiral bor. Untuk bahan
memerlukan pendinginan, dipergunakan cerek khusus tempat
bahan pendingin.
5. Cutting Toolpada mesin gerinda
77.
2.
79.
Struktur tertutup/ batu gerinda keras
80.
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir
asah dalam tekanan tertentu karena memiliki perekat yang banyak.
Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda benda yang lunak,
karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat lebih
awet karena partikel benda kerja akan terkikis terlebih dahulu dari
pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan
oleh penggerindaan sedikit.
81.
6. Cutting Toolpada gergaji
82.
gergaji daya, mirip dengan gergaji tangan, bedanya, pada gergaji daya, jarak bagi
dibuat lebih kasar, yakni berkisar antara (1,8 s/d 10) mm, lihat gambar berikut ini.
83.
84. KETERANGAN:
85.
86.
87.
Misalkan akan menggergaji besi cor dan baja biasa, maka agar
lebih efisien, maka digunakan gergaji dengan jarak bagi yang lebih kasar, agar ada
terdapat ruang untuk pelepasan geram nya. Sedangkan untuk material baja karbon
tinggi dan baja paduan nya, jarak bagi mata gergaji nya harus yang menengah,
sedangkan untuk logam tipis, pipa dan kuningan, memerlukan jarak bagi yang
lebih halus. Sebuah gergaji gigi lurus, memiliki satu deretan gigi agak dikanan,
satu deretan lagi berada agak dikiri, yang biasanya digunakan untuk memotong
kuningan, tembaga dan juga pelastik. Sementara itu, gegaji gigi prnggaruk
mempunyai satu gigi lurus ber selang-seling dengan dua deretan gigi yang arah
nya berlawanan, sering digunakan untuk memotong baja dan besi pada umum
nya.
88.
timbul tidak terlalu tinggi, namun tetap dianjurkan agar selalu menggunakan
pelumasan, gunanya untuk melumasi perkakas dan sekaligus untuk membersihkan
dari serpihan-serpihan yang sering dapat menumpuk diantara gigi-gigi.
7. Laser Cutting
89.
jumlah energi yang tinggi ke tempat yang kecil. Biasanya sinar laser cutting
berdiameter sekitar 0,003-0,006 inci ketika menggunakan laser dengan panjang
gelombang pendek. Energi panas yang dihasilkan oleh laser mencair, atau
menguapkan bahan di daerah pengerjaan dan gas (atau campuran) seperti oksigen,
CO2, nitrogen, atau helium digunakan untuk membuang bahan yang menguap
yang keluar dari goresan. Energi cahaya yang diterapkan langsung tempat yang
membutuhkan, meminimalkan panas zonadi sekitar area yang dipotong.
90.
dengan daya tinggi, oleh komputer, pada bahan yang akan dipotong. Bahan akan
mencair, terbakar, menguap, atau tertiup oleh jet gas, meninggalkan tepi dengan
finishing permukaan yang berkualitas tinggi.
91.
tingkat presisi yang maksimum dan juga waktu pengerjaan yang sangat cepat. Jika
semisal tidak mempertimbangkan kualitas, kemudian melakukan pengeboran
sesuai laser yang berdasarkan kebutuhan industri, maka itulah yang menjadi solusi
industri manufaktur dalam jangka panjang.
94.
9. Laser Engraver
95.
Laser
engraving adalah
praktek
menggunakan
laser
untuk
baja dan lainnya logam dari ketebalan yang berbeda (atau kadang-kadang bahan
lain) dengan menggunakan obor plasma. Dalam proses ini, suatu gas inert (di
beberapa unit, udara tekan) ditiup dengan kecepatan tinggi dari nozel, pada saat
yang sama busur listrik terbentuk melalui gas yang dari nozel ke permukaan
dipotong, mengubah sebagian dari gas itu untuk plasma. Plasma cukup panas
untuk mencairkan logam yang dipotong dan bergerak cukup cepat untuk meniup
logam cair jauh dari memotong. Busur plasma sangat panas dan berada di kisaran
25.000 C (45,000 F).
99.
memotong logam yang tidak bisa nyala api dipotong, seperti baja stainless
aluminium, dan tembaga. Proses pemotongan plasma busur konduktif
menggunakan gas elektrik untuk mentransfer energi dari sumber daya listrik
melalui pemotongan plasma obor ke dipotong material. Gas plasma termasuk
argon, hidrogen, nitrogen dan campuran, ditambah udara dan oksigen.
100.
daya, rangkaian mulai busur, dan obor. Sumber daya dan sirkuit starter busur
tersambung ke obor memotong memimpin dan kabel yang menyediakan aliran gas
yang tepat, arus listrik, dan frekuensi tinggi untuk obor untuk memulai dan
mempertahankan proses dan. The busur aliran plasma difokuskan oleh sangat
sempit lubang nozzle.
101.
sementara aliran gas kecepatan tinggi menghilangkan bahan cair dari bagian
bawah dipotong, atau goresan. Selain itu untuk radiasi energi tinggi (Ultraviolet
dan terlihat) yang dihasilkan oleh plasma busur pemotongan.
F. KeausanCutting Tool
102.
produksi, karena waktu yang diperlukan untuk penggantian pahat dan penyetelan
kembali menyebabkan berkurangnya kemampuan pahat. Umur pahat adalah
ukuran lamanya suatu pahat yang mampu memotong dengan baik. Umur pahat
dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain :
1. Pada sisi pahat, yaitu suatu tepi yang kecil yang menonjol dari ujungnya
terampelas hilang. Kerusakan pahat terjadi jika tepi ini telah aus 1,58 mm dan
terhadap kecepatan memotong dalam meter tiap menit atau dalam cm 3 dari logam
yang dipotong, karena umur pahat akan berkurang seiring dengan meningkatnya
kecepatan memotong pahat.
104.
di mana sudut potong pahat tergantung pada bahan yang dipotong, dan
nilainya sudah tercantum pada buku acuan, literatur perusahaan, dan sumbersumber lain.
2. Kekerasan pahat hilang
106.
pemotongan akan terjadi panas yang tinggi sebagai akibat adanya gesekan antara
cutting tool dan benda kerja yang dipotong. Jika temperatur kerja dan tekanan
cutting tool pada benda kerja tidak diatur, maka permukaan keduanya cenderung
akan menyatu. Untuk mengatur temperatur kerja dan tekanan cutting tool pada
benda kerja, maka perlu digunakan media pendingin.
111.
pemesinan. Untuk itu ada beberapa kriteria untuk pemilihan cairan pendingin
tersebut, walaupun dari beberapa produsen mesin perkakas masih mengijinkan
adanya pemotongan tanpa cairan pendingin. Kriteria utama dalam pemilihan
cairan pendingin pada proses pemesinan adalah :
j. Tidak berbuih
122.
untuk
proses
pengerjaanmetalyanglebihekstrim(dalamhalkekerasanmetalyangdikerjakan).
2. Water mixable cutting fluid, penggunaannya dicampur dengan air.
126.
Penggunaannyadengandicampurair.Perbandinganpencampuranber
127.
Untukmengantisipasimasalahbauyangtidaksedap,adabeberapacara
yangbisadilakukanantara lain:
Buatsirkulasiudarayangbaikdisekitarlokasiperalatanpotong
Jikabautelahterjadibisadilakukanprosespenghilanganbakteridenganmengg
unakandesinfektan khusus.
Untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi masalah bau tak sedap maka
gunakan oli dari seri sintetik.
128.
129.
media pendingin yang juga dapat digunakan pada proses pemesinan, antara lain :
1. Bahan padat,
130.
digunakan
pada
proses
pemesinan
dalambentuk
sudah
Sulphur
dan
Phosporus.
Minyak
murni
Oil
pendingin
ini
akan
membentuk
emulsi
ketika
133.
pendingin kimia. Media pendingin kimia merupakan paduan antara zat kimia yang
dilarutkan dalam air. Media pendingin ini berfungsi sebagai pendingin dan
pelumas(coolant-cutting fluid). Zat kimia yang biasa digunakan antara lain :
1. amina dan nitrit untuk mencegah karat
2. bahan sabun sebagai pelumas
3. chlorin sebagai pelumas
4. glikol sebagai bahan pengaduk dan pembasah, dan
5. germisida sebagai pengendali pertumbuhan bakteri.
134.
135.
pada bahan yang akan dipotong dan jenis operasi pemotongan yang akan
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan karena semakin cepat pemotongan yang
dilakukan dan meningkatnya daya mesin perkakas akan mengakibatkan semakin
tingginya temperatur yang dihasilkan, sehingga akan mempengaruhi keadaan
cutting tool, benda kerja, dan lingkungan di sekitar proses pemotongan itu sendiri.
Pemilihan media pendingin secara efektif bisa dilakukan sebagai berikut :
1. Besi cor
136.
atau air soda (air dengan persentase kecil dengan beberapa alkali yang
berfungsi sebagai pencegah karat).
3. Besi mampu tempa
138.
139.
larut air.
I. Cara Pemberian Cutting Fluid Pada Proses Pemesinan
1. Dibanjirkan ke benda kerja (Flood Application of Fluid),pada
pemberian cairan pendingin ini seluruh benda kerja disekitar proses
pemotongan dibanjiri dengan cairanpendingin melalui saluran cairan
pendingin yangjumlahnya lebih dari satu
142.
2. Disemprotkan (Jet Application of Fluid), pada prosespendinginan
dengan cara ini cairan pendingindisemprotkan langsung ke daerah
pemotongan (pertemuanantara pahat dan benda kerja yang terpotong).
Sistem pendinginan benda kerja adalah dengan cara menampungcairan
pendingin dalam suatu tangki yang dilengkapidengan pompa yang
dilengkapi filter pada pipapenyedotnya. Pipa keluar pompa disalurkan
melaluipipa/selang yang berakhir di beberapa selang keluaran
yangfleksibel. Cairan pendingin yang sudahdigunakan disaring dengan
filter pada meja mesinkemudian dialirkan ke tangki penampung.
143.
3. Dikabutkan (Mist Application of Fluid), pemberian cairanpendingin
dengan cara ini cairan pendingin dikabutkandengan menggunakan
semprotan
udara
dan
kabutnyalangsung
diarahkan
ke
daerah
pemotongan.
144.
145.
146.
147.
152.
153.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
A. Kesimpulan
166.
BAB III
PENUTUP
dapat disimpulkan bahwa Cutting tools merupakan pahat alat yang berfungsi
untuk membantu proses pemesinan sebagai alat pemotong untuk memotong
dan mengurangi ukuran benda kerja. umumnya pahat digunakan untuk
memotong bidang geram benda kerja.
B. Saran
167.
Diharapkan para mahasiswa mampu memahami materi cutting
tools dengan baik dan benar. Mampu menerapkan materinya dalam
kehidupan sehari-hari serta diharapkan dapat menyalurkan ilmu tersebut
kepada para siswa-siswi SMK.
168.
169.
170.
DAFTAR PUSTAKA
171.
http://mprabowo19.blogspot.com/2013/06/komponen-komponen-mesindan-fungsinya.html
172.
http://riedwancr.blogspot.com/2013/02/mesin-frais-pengertian-mesinfrais.html
173.
174.
175.
176.
177.
Lampiran
178.
Pertanyaan:
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.