Laporan Fisika Terapan Bab 2
Laporan Fisika Terapan Bab 2
Laporan Fisika Terapan Bab 2
BAB 2
PEMERIKSAAN AIR SUNGAI
2.1 Lokasi Pengambilan Air Sampel
Pengambilan air sample berlokasi di Saluran Induk Colotimur. Lokasi Saluran
Induk Colotimur ini terletak di dekat jalan raya dan pemukiman penduduk, jadi
kemungkinan air mengalami pencemaran cukup tinggi. Sebagai penyebab
pencemaran antara lain limbah rumah tangga, baik limbah organik maupun limbah
anorganik. Berikut ini adalah gambar lokasi pengambilan sampel air pada titik 4 :
: jembatan
: jalan
: pintu air
Pencemaran air tidak hanya dapat ditimbulkan oleh limbah pabrik, melainkan juga
dapat tercemari oleh limbah rumah tangga, zat-zat kimia, kotoran manusia, dan
sampah yang dibuang secara sembarangan. Contoh dari zat-zat kimia pencemar
adalah zat-zat yang terkandung dalam deterjen, pestisida, zatpewarna, dan lainlain. Pencemaran tersebut tidak hanya mengganggu kelangsungan ekosistem yang
ada di sungai, tetapi juga berpengaruh terhadap lingkungan yang ada di
sekitarnya.
Sebagai contoh, bau yang ditimbulkan oleh zat yang tercemar dapat mengganggu
kenyamanan manusia, penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk, dan juga
mempengaruhi kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Berikut ini merupakan ciri-ciri fisik air yang tercemar :
1. Suhu
Kelarutan oksigen dalam air sangat tergantung pada perubahan suhu. Hal ini
dimungkinkan karena naiknya suhu akan mengakibatkan proses oksidasi
tinggi seiring dengan cepatnya proses oksidasi biologis, selain itu,
kebutuhan akan oksigen juga bertambah.
2. Warna, rasa, dan bau
Warna, rasa, dan bau termasuk dalam syarat air yang sehat. Air yang sehat
adalah air yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Jika telah
tercemar, maka salah satu atau ketiga unsur tersebut dapat berubah; sebagai
contoh, warna akan menjadi hitam, baunya amis, dan rasanya tidak enak
jika dimasak.
3. Kekeruhan
Semakin banyak kotoran yang terlarut dalam air tersebut, maka tingkat
kekeruhan dari air tersebut pun juga akan semakin tinggi. Semakin banyak
kotoran, maka semakin buruk kualitas air tersebut.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Jerigen air
Stopwatch
Termometer
Kertas pH
Tali
Meteran
Tongkat
Ember
Gabus
2. Bahan
a.
Air sampel dari sungai
Gambar alat uji fisik dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Meteran
Kertas pH
Tongkat Kayu
Ember
Tali Pramuka
Air Sampel
Suhu Air
s
t
.............................................................................................(2.1)
Keterangan :
v = kecepatan (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu (s)
9) Mengambil sampel air sungai sebanyak 10 liter dalam 2 jerigen
E. Hasil Pengamatan
1. Pemeriksaan di lapangan
Lokasi (nama sungai) :
Hari / tanggal
:
Jam
:
Volume air
:
Diperoleh :
a. Suhu udara
23C
b. Suhu air
26C
c. pH
d. Warna
coklat
e. Bau
f. Kekeruhan
keruh
6,79 m
b.
12,63 m
c.
Kedalaman sungai
0,34 m
d.
0,30 m2
e.
Kecepatan aliran
1) Jarak benda terapung
1,58 m
2 detik
3) Kecepatan
0,79 m / detik
f.
12,63 m
0,34 m
0,34 m
6,79 m
2.4Uji Fisika
2.4.1 Pemeriksaan Daya Hantar Listrik ( DHL )
A. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui daya listrik air dari Saluran Induk Colotimur.
B. Dasar Teori
Aliran daya listrik rendah merupakan salah satu ciri-ciri air bersih, yaitu di bawah
1000 mhos/cm,walaupun dalam batas yang masih diperbolehkan, maksimum
1500 mhos/cm.Air keruh biasanya memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Air
yang payau atau asin meskipun jernih tidak baik untuk kesehatan (bila kita
konsumsi) karena air tersebut memiliki daya hantar listrik di atas batas yang
masih diperbolehkan.
C. Alat dan Bahan
a. Electricity conductivity meter
b. Gelas beker 600 ml
Alat uji pemeriksaan daya hantar listrik dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Air Sampel
Beker Glass
Air Saringan
D. Cara Kerja
a. Memastikan alat pada posisi on dan disetel pada range 5.
pada
alat
dan
mencatat
angka
yang
ditunjukkan.Apabila
menunjukkan di bawah 2000 mhos / cm, maka setel pada range 4 untuk
memperjelas bacaan.
: 500 ml
b.
: 505 mhos / cm
F. Kesimpulan
Air minum yang baik seharusnya memiliki DHL ( Daya hantar Listrik ) yang
rendah. Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa air sampel tersebut
mengandung garam-garam atau ion-ion yang bersifat elektrolis, semisal Cl ,
karena air sampel tersebut memiliki nilai DHL sebesar 505 m hos / cm ( di
bawah 1000 m hos / cm ), sehingga air tersebut dalam hal tingkat kemampuan
menghantarkan listrik, sudah memenuhi syarat sebagai air bersih.
2.5Uji Kimia
2.5.1 Pemeriksaan Kadar Besi ( Fe )
A. Maksud dan Tujuan
Mengetahui kadar besi yang ada dalam air SaluranIndukColotimur.
B. Dasar Teori
Pada dasarnya besi dalam air dalam bentuk Ferro (Fe2+) atau Ferri (Fe3+). Hal ini
tergantung dari kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Pada pH netral dan
adanya oksigen terlarut yang cukup, maka ion ferro yang terlarut dapat teroksidasi
menjadi ion ferri dan selanjutnya membentuk endapan. Ferri hidroksida yang
sukar larut, berupa presipitat yang biasanya berwarna kuning kecoklatan. Kadar
Fe yang sesuai syarat adalah 0.2 mg/liter. Fe bisa berupa endapan, larutan, atau
koloid yang
kejernihan air. Karena kandungan besi dalam air ada dua macam, maka
pemeriksaan Fe2+ diubah menjadi Fe3+ dengan cara oksidasi.
Fe2+
( oksidasi Fe3+ )
Fe
Fe3+
Fe3+ + 3[ CNS ]
Fe[ CNS ]3
Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Pipet
d. Gelas ukur
2.
Bahan
a. NH2SO4
b. Amonium / kalium rodanida (NH4CNS / KCNS)
c. KMnO4
d. Aquades
e. Larutan standar besi
Gambar alat uji pemeriksaan kadar besi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gelas Ukur
Tabung Reaksi dan Rak Tabung
NH2SO
Pipet
KCNS
KMnO4
Aquades
D. Cara Kerja
1.
Pemeriksaan Fe total
a. Menyiapkan 1 tabungreaksidanmengisinyadengan air contohsebanyak 10
ml, seperti pada Gambar 2.20
3. Pemeriksaan Fe3+
a. Menyiapkan 1 tabungreaksidanmengisinyadengan air contohsebanyak 10
ml, seperti pada Gambar 2.22
Pemeriksaan Fe2+
Mencari selisih besi total dengan besi Fe3+ .
E. Hasil Pengamatan
1. Fe total
Larutan standar Fe
: 0 ml
Aquades
: 10 ml
2. Fe3+
Larutan standar F e
: 0 ml
Aquades
: 10 ml
F. Analisa Data
Perhitungan Fe total
Tidak ada larutan standar yang ditambahkan, maka kadar Fe dalam air sampel
adalah 0 mg / lt.
Perhitungan Fe3+
Tidak ada larutan standar yang ditambahkan, maka kadar Fe3+ dalam air sampel
adalah 0 mg / lt.
Perhitungan Fe2+
Kadar Fe2+ = Fe total Fe3+
= 0-0
= 0 mg/lt
Aquades ( ml )
10
Standar Fe ( ml )
0
10
G. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, kita dapat menentukan kadar Fe dari air SaluranInduk
Colotimur. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa kadar Fe total air sampel
adalah 0mg/lt. Berdasarkan Keputusan Departemen Kesehatan di dalam
Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/ 1990 tentang air bersih yaitu sebesar 1,0
mg/l. Berarti air sampel tersebut telah memenuhi syarat sebagai air baku
berdasarkan pengujian kandungan Fe.
Alat
a. Gelas ukur 50 ml
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Pipet ukur
d. Buret
2.
Bahan
a. Larutan perak nitrat ( AgNO3 ) 0,01 ml
b. Indikator kalium kromat ( K2CrO4)
Gelas Ukur
Erlenmeyer
Pipet Ukur
Larutan AgNO3
Buret
Indikator K2CrO4
Gambar 2.24 Gambar alat dan bahan uji ClD. Cara Kerja
1. Mengambil 50 ml air contoh dengan menggunakan gelas ukur, kemudian
memasukkannya ke dalam erlenmeyer, seperti pada Gambar 2.25
kalium
: 50ml
: 1,8ml
3. Warna akhir
: Merah kuning
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.29 di bawah ini.
AgCl + NaNO3
2AgCl + K2CrO4
Ag2CrO4 + 2KCl
1000
x t x 0,01 x 35,5
ml contoh
Kadar klorida =
mg/lt
1000
x 1,8 x 0,01 x 35,5
50
mg/lt
= 12,78 mg/lt
G. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapat kadar Cl- sebesar 12,78mg/lt.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 492 / MenKes / PER / IV /
2010 tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa kadar
maksimum Cl- adalah sebesar 250 mg/lt, danberdasarkan Keputusan Gurbernur
Kepala DATI Jawa Tengah no.660/1/26/1990 bahwa kadar Cl maksimum adalah
600 mg/lt. Berarti air sampel tersebut memenuhi syarat sebagai air baku,
berdasarkan pengujian kadar Cl-.
Gambar alat uji pemeriksaan kesadahan total dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
Buret
Buffer Kesadahan
Gelas
Ukur
Erlenmeyer
Indikator EBT
Pipet tetes
=
=
50
1000
50
56
xtx
100
x 4,9x
x 0,1
56
x 0,1
100
= 5,488 o D
Keterangan :
t
50
56
: berat molekul Ca
1
100
0,1
: molaritas EDTA
: faktor yang mengubah satuan mg/lt CaO
G. Kesimpulan
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990
tanggal 3 September 1990, bahwa syarat kesadahan untuk air minum adalah 5
10 o D. Dari hasil perhitungan didapatkan besar kesadahan total pada air contoh
yang belum disaring sebesar 5,488o D, maka air sampel dalam hal kesadahan air
telah memenuhi syarat sebagai air minum.
b.
Indikator MRX
c.
Larutan NaOH 8
Gambar alat uji pemeriksaan kesadahan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Gelas Ukur
Erlenmeyer
EDTA
Sendok
MRX
Buret
NaOH
ke
dalam
b.
pipet ukur.
f.
1.
Pada air sampel yang belum disaring, larutan EDTA yang digunakan untuk
kesadahan Ca sebesar 11,7 ml.
2.
Kesadahan Ca
1000
40
t
0,1
100
100
1000
40
11,7
0,1
100
100
= 4,68 mg3/lt
b. Kesadahan magnesium adalah kesadahan yang didapat dari selisih antara
kesadahan total dan kalsium, karena yang bereaksi lebih dulu dengan EDTA
adalah kalsium jika pH dibuat cukup tinggi.
Mg = {kesadahan total - kesadahan kalsium}MgCaCO3/lt
= {(5,488 x 17,8) 4,68} MgCaCO3/lt
= 93,0064 MgCaCO3/lt
G. Kesimpulan
2.5.5 Pemeriksaan pH
A. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan pH bertujuan untuk mengetahui pH air contoh ( asam atau basa ).
B. Dasar Teori
pH adalah derajatkeasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Pada air yang murni CH + =
COH- = 10-7 gram ion / lt. Suatu larutan yang mempunyai pH = 7 disebut netral.
Suatu media dikatakan asam jika konsentrasi H+ lebih besar dari 10-7 ( pH lebih
besar daripada 7 ). Pengukuran pH bisa dilakukan secara elektrik menggunakan
suatu alat yang dinamakan pHmeter, dan bisa pula menggunakan indikator
pewarna.
Contohnya : Methil oranye, batas pH 2.8 4.4 dengan perubah warna merah ke
kuning.Phenol red, batas pH 6.8 8 dengan perubah warna kuning ke merah.
Phenol ptalin, batas pH 6.8 10.2 dengan perubah warna merah sangat mudake
merah muda.
Pengukuran pH sangat penting untuk kegiatan sanitasi, koagulasi, desinfeksi,
proses pelunakan air, pengawasan korosi, proses pengolahan limbah baik limbah
industri, limbah kota, dan sebagainya. pH standar air minum adalah 6.5 9.2.
a.
b.
Air sampel
Gambar alat uji pemeriksaan Ph dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Komparator
Gelas beker
Kertas pH
larutan
agar
bercampur,
dibiarkan
menit,
kemudian
metabolisme
dalam
menghasilkan
tenaga
guna
menumbuhkan
dan
Alat
1.
Botol oksigen
2.
Pipet
3.
Erlenmeyer
4.
Gelas ukur
5.
b.
Bahan
1.
2.
3.
4.
MnSO4
H2SO4 pekat
Pereaksi oksigen
Natrium tiosulfat
Gambar alat uji pemeriksaan kadar Oksigen (O2) dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Buret
Gelas
Erlenmeyer
Pipet tetes
Ukur
Gambar 2.47 Gambar alat pemeriksaan O2 terlarut
Botol
Oksigen
D. Cara Kerja
a. Memasukan air sampel ke dalam botol dan menutupnya.
b. Membuka tutup botol dan menambahkan 2 ml MnSO4 dan 3 ml pereaksi O2.
Gambar 2.49
botol dan
4. Mendiamkan
semua
endapan
Menutup
membalik-baliknya
campuran selama 5 menit agar
mengendap pada dasar botol.
Kemudian
mengamati
warna
endapan
berarti O2 terlarut =
berwarna
endapan
putih,
Gambar 2.53 Memasukkan larutan sebanyak 200 ml dari botol ke dalam tabung
Erlenmeyer
8. Menyiapkan buret dan mengisinya dengan larutan tio 1/40 N. Larutan dalam
erlenmeyer tersebut dititrasi menggunakan larutan tio sehingga warna larutan
menjadi kuning muda, kemudian ditambahkan indikator amilum 1 ml, maka
Banyaknya larutan tio sulfat yang digunakan untuk titrasi adalah 7,6 ml.
b.
c.
MnSO4 + 2 NaOH
Mn( OH )2 + O2
MnSO4 + H2O
MnO2 + 2 KJ + 2 H2SO4
J2 + 2 Na2S2O3
2 NaJ + Na2S4O6
1000
1 1
xt x
x x 16 mg /
= 200
40 2
=
1000
1 1
x 7,6 x
x x 16 mg/
200
40 2
= 7,6 mg/lt
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan kadar O2 terlarut adalah 7,6 mg / lt.
Berdasarkan keputusan Menurut Keputusan Gurbernur Kepala Daerah Tingkat I
No. 660.1/26/1990, bahwa kadar oksigen air sungai yang baik adalah 2,5 7 mg /
lt, berarti air sampel tersebut dalam hal kandungan kadar Oksigen belum
memenuhi syarat sebagai air sungai yang baik.
Gambar alat uji pemeriksaan kebasaan (alkilinitas) dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Erlenmeyer
Pipet tetes
Gelas Ukur
Buret
b.
c.
d.
Mencatathasiltitrasi( t ml ).
e. Melakukantitrasi rata-rata ( 1 ml ).
E. Hasil Pengamatan
Banyak titrasi asam sulfat ( H2SO4 ) : 9,4 ml
F. Analisa Data dan Perhitungan
Kebasaan jumlah
1000
t 0,02 50
mg CaCO3 / lt
50
1000
3,5 0,02 50 mg CaCO / lt
3
50
= 70 mg CaCO3 / lt
G. Kesimpulan
Nilai kebasaan suatu air sampel menentukan kandungan kapur CaCO 3 dalam air
tersebut. Semakin besar nilai kebasaan air membuat semakin keruh. Dari hasil
perhitungan didapatkan kebasaan jumlah air sampel adalah 70 mg CaCO 3/lt.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990
Gambar alat uji pemeriksaan kadar CO2 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Buret
Erlenmeyer
Pipet tetes
Gelas Ukur
Gambar 2.56 Gambar alat pemeriksaan CO2
D. Cara Kerja
a. Mengambil 100 ml air sampel menggunakan gelas ukur, kemudian dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer.
NaOHCO3
1000
b 0,02 44 mg /
= ml contoh
=
1000
1,5 0,02 44 mg/
ml contoh
= 13,2 mg/lt
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan besar kadar CO 2 air sampel adalah 13,2 mg/lt.
Berdasarkan peraturan pemerintah, bahwa kadar CO2 yang disyaratkan adalah
kurang dari 10 mg/lt, berarti air sampel tersebut dalam hal kandungan kadar CO 2,
belum memenuhi syarat sebagai air minum.
HOCl + HCl
HOCl
On + HCl
Ca(OH)2 + Cl2
Cl2 + H2O
HOCl + HCl
HCl
On + HCl
Untuk mengetahui adanya Cl2 dalam air, digunakan indikator ortho tolidine.
Indikator ini akan berubah warnanya dari tak berwarna menjadi kuning jika ada
kandungan Cl2- nya.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a.
Komparator
b.
Pipet
2. Bahan
a.
Air sampel
b.
Gambar alat uji pemeriksaan kadar Cl2 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pipet
Komparator
Gambar 2.59 Gambar alat pemeriksaan Cl2
D. Cara Kerja
a. Memasukkan air sampel sungai ke dalam komparator yang tersedia.
b. Menetrasi contoh air dengan ortho tolidine sebanyak 5 tetes.
2.5.10Pemeriksaan COD
A. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan COD bertujuanuntukmengetahuiangkapermanganat dari air sungai.
B. Dasar Teori
Sungai merupakan perairan terbuka yang bisa menerima segala macam buangan,
baik buangan rumah tangga maupun industri. Buangan ini bisa berupa bahan
organik maupun anorganik. Analisa COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu
analisa untuk mengetahui jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi
senyawa organik secara kimia. Bahan kimia yang digunakan merupakan oksida
kuat dalam keadaan asam, seperti Kalium permanganat (KMnO 4) dan Kalium
dikromat (K2Cr2O7). Analisa angka permanganat berguna untuk menunjukkan
adanya bahan-bahan organik atau pencemar yang mudah dioksidasi oleh
permanganat. Bahan organik yang teroksidasi sebanding dengan jumlah KMnO 4
yang digunakan.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pipet ukur 25 ml
b. Erlenmeyer
Buret
Pipet Ukur
Erlenmeyer
Gelas Ukur
b.
Angka permanganat =
1000
25
1000
25
= 128,928 mg/lt
Dimana:
t : hasil titrasi (ml)
f : Faktor KMnO4 0.01 N = 1
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, didapatkan angka permanganat air sampel adalah
128,928mg/lt. Angka tersebut menunjukkan banyaknya bahan-bahan organik yang
teroksidasi secara kimia oleh permanganat.Berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3 September 1990,bahwa
besar angka permanganat maksimum 12 mg/lt, maka air sampel dalam hal besar
angka permanganat, belum memenuhi syarat sebagai baku mutu air bersih.
2.5.11 Pemeriksaan BOD
bakteri
Alat
a. Gelas Ukur
b. Pipet Ukur
c. Aerator
d. Botol Oksigen
e. Pengaduk Gelas
f. Gelas Beker Volume 1 liter
2.
Bahan
a. Larutan FeCl3
b. Pereaksi O2
c. Amilum / kanji
d. Larutan MgSO4
e. Air suling
f. Natrium tiosulfat
g. Larutan buffer phospat
h. Larutan CaCl4
i. MnSO4
j. H2SO4
Gambar alat uji pemeriksaan kadar BOD dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gelas Ukur
Botol Oksigen
Pipet
Gambar 2.66 Gambar Alat Pemeriksaan BOD
D. Cara Kerja
1.
b.
c.
2.
a.
b.
3.
( mg/lt )
05
( ml )
150 1250
15 40
75 100
40 60
40 50
60 120
20 30
120 240
10 15
240 360
5 10
360 600
45
600 1200
24
b.
c.
d.
E. Hasil Pengamatan
a.
: 29,072 ml
Perhitungan :
b y1
a x1
=
y2 - y1
x2 - x1
Keterangan
a - 75
=
100 - 75
a =
b.
40 - 15
89,072 ml
BOD
Saat t 15 menit
: 4,3 ml
Saat t 5 hari
: 3,4 ml
Perhitungan O2 terlarut
t = 15 menit
O2 terlarut =
1000
1 1
4,3 16 mg/
200
40 2
= 4,3 mg/lt
t = 5 hari
O2 terlarut =
1000
1 1
3,4 16 mg/
200
40 2
= 3,4 mg/lt
Dengan :
1,03
100
( ab ) mg/
v
Dengan :
a : oksigen terlarut selama 15 menit
b : Oksigen terlarut setelah penyimpanan (5 hari)
v : volume air contoh yang diencerkan
Untuk menentukan BOD5.20 digunakan faktor koreksi untuk 5 hari, yaitu 1,03.
BOD5.20 = 1,03 x 100
(a - b ) mg / lt
v
Botol 2:
BOD5.20
1,03 x
100
x(4,33,4)
89,072
= 1,040 mg / lt
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, didapatkan kadar BOD sebesar 1,040 mg / lt untuk botol 2.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990
tanggal 3 September 1990tentang baku mutu air bersih (Gol. B) bagi Provinsi
Jawa Tengah, bahwa besarnya BOD maksimal adalah 6 mg/lt. Berarti air sampel
yang diambil dalam hal besar BOD, memenuhi persyaratan sebagai air bersih.