Laporan Fisika Terapan Bab 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil 2014


Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

BAB 2
PEMERIKSAAN AIR SUNGAI
2.1 Lokasi Pengambilan Air Sampel
Pengambilan air sample berlokasi di Saluran Induk Colotimur. Lokasi Saluran
Induk Colotimur ini terletak di dekat jalan raya dan pemukiman penduduk, jadi
kemungkinan air mengalami pencemaran cukup tinggi. Sebagai penyebab
pencemaran antara lain limbah rumah tangga, baik limbah organik maupun limbah
anorganik. Berikut ini adalah gambar lokasi pengambilan sampel air pada titik 4 :

Gambar 2.1 Lokasi pengambilan sample air


Keterangan :
(4): titik pengambilan sampel
: arah arus sungai
A

: jembatan

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

: jalan

: pintu air

2.2 Cara Pengambilan Sampel


Sampel air diambil dari lokasi dengan menggunakan jerigen air yang berjumlah 2
buah ( 10 liter). Pengambilan dilakukan dari permukaan air dengan hati-hati
sehingga kondisi air yang diambil sesuai dengan kondisi air di lapangan. Metode
yang digunakan adalah :
a. Menjaga agar endapan di dasar sungai tidak ikut terbawa.
b. Menggunakan jerigen yang bersih dan tidak mengandung zat-zat kimia yang
mudah larut.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan analisis sehingga tidak keliru
dalam mengambil keputusan.

2.3 Pemeriksaan Air Sampel


A. Tujuan
Untuk memeriksa tingkat pencemaran yang terjadi pada air sampel.
B. Dasar Teori
Zaman semakin lama semakin berkembang, perkembangan zaman juga ditandai
dengan perkembangan ekonomi salah satunya dibidang industri, berbagai macam
kemajuan di bidang industri menimbulkan berbagai dampak baik dampak positif
maupun dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang dapat kita lihat adalah
terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran air. Pencemaran air
ditimbulkan oleh pabrik-pabrik penghasil limbah cair, dimana limbah cair tersebut
tidak melalui IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) terlebih dahulu, namun
langsung dibuang ke sungai.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Pencemaran air tidak hanya dapat ditimbulkan oleh limbah pabrik, melainkan juga
dapat tercemari oleh limbah rumah tangga, zat-zat kimia, kotoran manusia, dan
sampah yang dibuang secara sembarangan. Contoh dari zat-zat kimia pencemar
adalah zat-zat yang terkandung dalam deterjen, pestisida, zatpewarna, dan lainlain. Pencemaran tersebut tidak hanya mengganggu kelangsungan ekosistem yang
ada di sungai, tetapi juga berpengaruh terhadap lingkungan yang ada di
sekitarnya.
Sebagai contoh, bau yang ditimbulkan oleh zat yang tercemar dapat mengganggu
kenyamanan manusia, penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk, dan juga
mempengaruhi kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Berikut ini merupakan ciri-ciri fisik air yang tercemar :
1. Suhu
Kelarutan oksigen dalam air sangat tergantung pada perubahan suhu. Hal ini
dimungkinkan karena naiknya suhu akan mengakibatkan proses oksidasi
tinggi seiring dengan cepatnya proses oksidasi biologis, selain itu,
kebutuhan akan oksigen juga bertambah.
2. Warna, rasa, dan bau
Warna, rasa, dan bau termasuk dalam syarat air yang sehat. Air yang sehat
adalah air yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Jika telah
tercemar, maka salah satu atau ketiga unsur tersebut dapat berubah; sebagai
contoh, warna akan menjadi hitam, baunya amis, dan rasanya tidak enak
jika dimasak.
3. Kekeruhan
Semakin banyak kotoran yang terlarut dalam air tersebut, maka tingkat
kekeruhan dari air tersebut pun juga akan semakin tinggi. Semakin banyak
kotoran, maka semakin buruk kualitas air tersebut.
C. Alat dan Bahan
1. Alat

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Jerigen air
Stopwatch
Termometer
Kertas pH
Tali
Meteran
Tongkat
Ember
Gabus

2. Bahan
a.
Air sampel dari sungai
Gambar alat uji fisik dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Jerigen air Termometer

Meteran

Kertas pH

Tongkat Kayu

Gabus Stop Watch

Ember

Tali Pramuka

Air Sampel

Gambar 2.2 Gambar alat dan bahan pemeriksaan air sampel


D. Cara Kerja
1) Mencatat waktu pengambilan sampel (pagi, siang, sore) beserta jam.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.3 Mencatat Waktu Pengambilan Air Sampel


2) Membaca kenaikan suhu yang ditunjukkan oleh termometer terhadap sampel.

Gambar 2.4 Mengukur

Suhu Air

3) Mengamati warna dan kekeruhan (keruh, agak keruh atau jernih).

Gambar 2.5 Warna dan Kekeruhan Air Sungai


4) Mengamati dan memeriksa bau Saluran Induk Colotimur.
5) Memeriksa pH dengan kertas pH, kemudian mencocokkan warnanya dengan
warna standar.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.6 Memeriksa pH


6) Mengukur Kedalaman air Saluran Induk Colotimur.

Gambar 2.7 Mengukur Kedalaman Air


7) Mengamati kecepatan aliran air.

Gambar 2.8 Mengamati Kecepatan Aliran Air


8) Pada jarak tertentu dilepaskan sterofoam pada aliran sungai dan mencari
kecepatanyang dinyatakan dalam Persamaan 2.1 :
v=

s
t

.............................................................................................(2.1)

Keterangan :
v = kecepatan (m/s)

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

s = jarak (m)
t = waktu (s)
9) Mengambil sampel air sungai sebanyak 10 liter dalam 2 jerigen

Gambar 2.9 PengambilanAir Sampel


10) Mengamati keadaan lingkungan setempat (sampah, pohon, dll)

Gambar 2.10 Lingkungan Sekitar Tempat Pengambilan Air Sampel

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

E. Hasil Pengamatan
1. Pemeriksaan di lapangan
Lokasi (nama sungai) :
Hari / tanggal
:
Jam
:
Volume air
:

Saluran Induk Colotimur


Selasa, 4 Desember 2014
07.45 WIB
5,22 m3

Diperoleh :
a. Suhu udara

23C

b. Suhu air

26C

c. pH

d. Warna

coklat

e. Bau

amis dan tidak sedap

f. Kekeruhan

keruh

g. Populasi yang hidup

keong dan lalat

2. Perhitungan Debit Sungai


a.

Lebar dasar sungai

6,79 m

b.

Lebar permukaan sungai

12,63 m

c.

Kedalaman sungai

0,34 m

d.

Luas tampang sungai

0,30 m2

e.

Kecepatan aliran
1) Jarak benda terapung

1,58 m

2) Waktu tempuh benda

2 detik

3) Kecepatan

0,79 m / detik

f.

Debit sungai / saluran


Perhitungan:
Q=VxA
= 0,79 x 0,30
= 0,237 m3 / detik

g. Lingkungan di sekitar penelitian


1) Pemukiman
2) Jalan
Gambar penampang sungai dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

12,63 m
0,34 m

0,34 m
6,79 m

Gambar 2.11 Gambar penampang sungai

2.4Uji Fisika
2.4.1 Pemeriksaan Daya Hantar Listrik ( DHL )
A. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui daya listrik air dari Saluran Induk Colotimur.
B. Dasar Teori
Aliran daya listrik rendah merupakan salah satu ciri-ciri air bersih, yaitu di bawah
1000 mhos/cm,walaupun dalam batas yang masih diperbolehkan, maksimum
1500 mhos/cm.Air keruh biasanya memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Air
yang payau atau asin meskipun jernih tidak baik untuk kesehatan (bila kita
konsumsi) karena air tersebut memiliki daya hantar listrik di atas batas yang
masih diperbolehkan.
C. Alat dan Bahan
a. Electricity conductivity meter
b. Gelas beker 600 ml
Alat uji pemeriksaan daya hantar listrik dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Electricity Conductivity Meter

Air Sampel

Beker Glass

Air Jar Test

Air Saringan

Gambar 2.12 Gambar alat dan bahan uji DHL

D. Cara Kerja
a. Memastikan alat pada posisi on dan disetel pada range 5.

Gambar 2.13 Memastikan alat uji DHL ON


b. Mencelupkan elektroda electricity conductivity meter ke dalam gelas beker
yang sudah diisi air sampel 500 ml tanpa menyentuh dinding gelas.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.14 Mencelupkan elektroda electricity conductivity meter


c. Membaca

pada

alat

dan

mencatat

angka

yang

ditunjukkan.Apabila

menunjukkan di bawah 2000 mhos / cm, maka setel pada range 4 untuk
memperjelas bacaan.

Gambar 2.15 Membaca angka yang ditunjukkan oleh electricity conductivity


meter
d. Mencuci elektroda dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam gelas beker
yang sudah diisi aquades.
E. Hasil Pengamatan
a.

Volume air sampel

: 500 ml

b.

Daya hantar listrik ( DHL )

: 505 mhos / cm

F. Kesimpulan
Air minum yang baik seharusnya memiliki DHL ( Daya hantar Listrik ) yang
rendah. Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa air sampel tersebut
mengandung garam-garam atau ion-ion yang bersifat elektrolis, semisal Cl ,
karena air sampel tersebut memiliki nilai DHL sebesar 505 m hos / cm ( di
bawah 1000 m hos / cm ), sehingga air tersebut dalam hal tingkat kemampuan
menghantarkan listrik, sudah memenuhi syarat sebagai air bersih.

2.5Uji Kimia
2.5.1 Pemeriksaan Kadar Besi ( Fe )
A. Maksud dan Tujuan
Mengetahui kadar besi yang ada dalam air SaluranIndukColotimur.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

B. Dasar Teori
Pada dasarnya besi dalam air dalam bentuk Ferro (Fe2+) atau Ferri (Fe3+). Hal ini
tergantung dari kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Pada pH netral dan
adanya oksigen terlarut yang cukup, maka ion ferro yang terlarut dapat teroksidasi
menjadi ion ferri dan selanjutnya membentuk endapan. Ferri hidroksida yang
sukar larut, berupa presipitat yang biasanya berwarna kuning kecoklatan. Kadar
Fe yang sesuai syarat adalah 0.2 mg/liter. Fe bisa berupa endapan, larutan, atau
koloid yang

melayang-layang dalam air, sehingga mempengaruhi tingkat

kejernihan air. Karena kandungan besi dalam air ada dua macam, maka
pemeriksaan Fe2+ diubah menjadi Fe3+ dengan cara oksidasi.

Fe2+

( oksidasi Fe3+ )

Fe
Fe3+
Fe3+ + 3[ CNS ]

Fe[ CNS ]3

C. Alat dan Bahan


1.

Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Pipet
d. Gelas ukur

2.

Bahan
a. NH2SO4
b. Amonium / kalium rodanida (NH4CNS / KCNS)

endapan merah coklat

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

c. KMnO4
d. Aquades
e. Larutan standar besi
Gambar alat uji pemeriksaan kadar besi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gelas Ukur
Tabung Reaksi dan Rak Tabung

NH2SO

Pipet

KCNS

KMnO4

Aquades

Larutan standar besi

Gambar 2.16 Gambar alat pemeriksaan Fe

D. Cara Kerja
1.

Pemeriksaan larutan standar


a. Menyiapkan 10 tabung reaksi dalam rak dan diberi nomor 1 sampai 10.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.17 Menyiapkan 10 tabung reaksi dalam rak


b. Memberikan secara berurutan kedalam masing-masing tabung reaksi,
aquades 10 ml, 9 ml, 8 ml, dan seterusnya.
c. Memberikan secara berurutan kedalam masing-masing tabung reaksi,
larutan standar Fe sebanyak 0 ml, 1 ml, 2 ml, danseterusnya.

Gambar 2.18 Memberikan larutan Fe kedalam tabung reaksi


d. Menambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 ml 4 NH2SO4,
kemudian menambahkan larutan KMnO4 sehingga warna larutan merah
muda yang stabil.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.19 Menambahkan NH2SO4, kemudian larutan KMnO4 kedalam


tabung reaksi
e. Menambahkan 2 ml NH4CNSatauKCNS [ NH4atau K-rodanida ].
2.

Pemeriksaan Fe total
a. Menyiapkan 1 tabungreaksidanmengisinyadengan air contohsebanyak 10
ml, seperti pada Gambar 2.20

Gambar 2.20 Menyiapkan 10 ml Air Sampel


b. Memberikan 1 ml 4NH2SO4, lalu tetes-tetes KMnO4sampai warna merah
muda yang stabil, seperti pada Gambar 2.21

Gambar 2.21 Memasukkan 1 ml 4NH2SO4


c. Memasukkan 2 ml NH4CNS atau KCNS, kemudian mencocokkan warna
yang terjadi dengan warna larutan standar, misalnya tabung nomor 4.
d. Menghitung Fe total :
Pada tabung nomor 4 (misal) larutan standar yang ditambahkan3 ml, maka
kadar Fe dalam air contoh adalah 0,3 mg/lt.
Catatan :0 ml larutanstandar, kadar Fe = 0 mg/lt
1 ml larutan standar, kadar Fe = 0,1 mg/lt dan seterusnya.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

3. Pemeriksaan Fe3+
a. Menyiapkan 1 tabungreaksidanmengisinyadengan air contohsebanyak 10
ml, seperti pada Gambar 2.22

Gambar 2.22 Menyiapkan 10 ml Air Sampel


b. Menambahkan kedalam tabung 2 ml NH4CNS atau KCNS (amonium/
kaliumrodanida), dan mencampurnya agar reaksi sempurna, seperti pada
Gambar 2.23

Gambar 2.23 Menambahkan 2 ml KCNS


c. Membandingkan warna larutan yang terjadi dengan larutan kadar besi feri.
4.

Pemeriksaan Fe2+
Mencari selisih besi total dengan besi Fe3+ .

E. Hasil Pengamatan
1. Fe total
Larutan standar Fe

: 0 ml

Aquades

: 10 ml

2. Fe3+

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Larutan standar F e

: 0 ml

Aquades

: 10 ml

F. Analisa Data

Perhitungan Fe total
Tidak ada larutan standar yang ditambahkan, maka kadar Fe dalam air sampel
adalah 0 mg / lt.

Perhitungan Fe3+
Tidak ada larutan standar yang ditambahkan, maka kadar Fe3+ dalam air sampel
adalah 0 mg / lt.

Perhitungan Fe2+
Kadar Fe2+ = Fe total Fe3+
= 0-0
= 0 mg/lt

Berikut ini Tabel 2.1 tentang larutan standar besi


Tabel 2.1 Tabel Larutan Standar Besi ( Fe )
Nomor tabung
1

Aquades ( ml )
10

Standar Fe ( ml )
0

10

G. Kesimpulan

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Dari hasil pengamatan, kita dapat menentukan kadar Fe dari air SaluranInduk
Colotimur. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa kadar Fe total air sampel
adalah 0mg/lt. Berdasarkan Keputusan Departemen Kesehatan di dalam
Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/ 1990 tentang air bersih yaitu sebesar 1,0
mg/l. Berarti air sampel tersebut telah memenuhi syarat sebagai air baku
berdasarkan pengujian kandungan Fe.

2.5.2 Pemeriksaan Klorida ( Cl-)


A. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan klorida (Cl-) bertujuan untuk menentukan kadar klorida dalam
sampel air Saluran Induk Colotimur.
B. Dasar Teori
Klorida adalah salah satu avion anorganik yang sangat banyak terdapat dalam air
dan air buangan. Hampir semua air alami mengandung ion klorida.
Konsentrasinya bervariasi, tergantung kandungan mineral bumi di berbagai
daerah. Dalam jumlah kecil mereka tidak berpengaruh tetapi dalam konsentrasi
tinggi mereka menyebabkan masalah. Dalam konsentrasi tinggi klorida
menyebabkan air menjadi payau, rasa asin yang sama sekali tidak diinginkan. Air
yang mengandung 200 mg/lt klorida sudah terasa jika kationnya natrium.
Kandungan klorida yang tinggi merugikan pipa-pipa logam, bangunan, dan
pertanian. Syarat batas klorida dalam air bersih adalah antara 200-600 mg untuk
tiap liter. Metode argentometri merupakan suatu cara pemeriksaan klorida
menggunakan larutan baku perak nitrat dengan indicator kalium yang akan
memberikan titik akhir titrasi merah kuning.
C. Alat dan Bahan
1.

Alat
a. Gelas ukur 50 ml
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Pipet ukur
d. Buret

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

2.

Bahan
a. Larutan perak nitrat ( AgNO3 ) 0,01 ml
b. Indikator kalium kromat ( K2CrO4)

Gelas Ukur

Erlenmeyer

Pipet Ukur

Larutan AgNO3

Buret

Indikator K2CrO4

Gambar 2.24 Gambar alat dan bahan uji ClD. Cara Kerja
1. Mengambil 50 ml air contoh dengan menggunakan gelas ukur, kemudian
memasukkannya ke dalam erlenmeyer, seperti pada Gambar 2.25

Gambar 2.25 Memasukan


2. Menambahkan
Gambar 2.26

kalium

air ke dalam erlenmeyer


kromat 1 ml, seperti pada

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.26 Menambahkan kalium kromat


3. Menitrasikan campuran dengan menggunakan larutan standar AgNO3 0,01 N
sampai terjadi warna merah kuning,

Gambar 2.27 Mentitrasikan campuran


4. Mencatat jumlah perak nitrat yang dipakai ( t ml ),

Gambar 2.28 Mencatat jumlah nitrat


E. Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat hasil:
1. Volume air sampel

: 50ml

2. AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi

: 1,8ml

3. Warna akhir

: Merah kuning

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.29 di bawah ini.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.29 Hasil uji ClF. Analisa Data


Reaksi yang terjadi :
NaCl + AgNO3

AgCl + NaNO3

2AgCl + K2CrO4

Ag2CrO4 + 2KCl

1000
x t x 0,01 x 35,5
ml contoh
Kadar klorida =

mg/lt

1000
x 1,8 x 0,01 x 35,5
50

mg/lt

= 12,78 mg/lt
G. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapat kadar Cl- sebesar 12,78mg/lt.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 492 / MenKes / PER / IV /
2010 tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa kadar
maksimum Cl- adalah sebesar 250 mg/lt, danberdasarkan Keputusan Gurbernur
Kepala DATI Jawa Tengah no.660/1/26/1990 bahwa kadar Cl maksimum adalah
600 mg/lt. Berarti air sampel tersebut memenuhi syarat sebagai air baku,
berdasarkan pengujian kadar Cl-.

2.5.3 Pemeriksaan Kesadahan Total

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

A. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan kesadahan total bertujuan untuk mengetahui kesadahan dari air
sungai.
B. Dasar Teori
Kesadahan air adalah kandungan mineral- mineral tertentu di dalam air, umumnya
ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah
atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air
lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun
garam-garam bikarbonat dan sulfat . Metode paling sederhana untuk menentukan
kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan
busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau
menghasilkan sedikit sekali busa.Syarat kesadahan untuk air minum adalah 5
10oD (1o D = 10 mg/lt CaO).
Air yang mempunyai kesadahan untuk air minum rendah berarti air tersebut
mudah melarutkan sesuatu, dan ini tidak baik untuk bangunan karena mudah
menimbulkan kerak pada pemanasan. Jika dimanfaatkan dalam kehidupan seharihari, air dengan kesadahan tinggi tidak memiliki pengaruh negatif yang tinggi,
hanya saja rasanya getir dan dapat mengurangi daya kerja sabun pembersih.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas Ukur 50 ml
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Pipet
d. Buret
2. Bahan
a. Buffer Kesadahan
b. Indikator EBT (Erikhrom Black T)
c. Indikator 0,01 EDTA (Etylen Dianine Tetra Acetic Acid)

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar alat uji pemeriksaan kesadahan total dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :

Buret

Buffer Kesadahan

Gelas
Ukur

Erlenmeyer

Indikator EBT

Pipet tetes

Indikator EDTA 0.01

Gambar 2.30 Gambar alat dan bahan pemeriksaan kesadahan total


D. Cara Kerja
a. Mengambil air sampel sebanyak 50 ml dengan menggunakan gelas ukur dan
memasukkannya ke dalam Erlenmeyer.

Gambar 2.31 Mengambil air sampel dengan gelas ukur

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambr 2.32 Memasukkan air

sampel ke dalam Erlenmeyer

b. Menambahkan buffer kesadahan sebanyak 2 ml ke dalam Erlenmeyer.

Gambar 2.33 Menambahkan buffer 2 ml ke dalam Erlenmeyer


c. Menambahkan indikator EBT sepucuk sendok kecil, kemudian mengocoknya
sehingga larutan berwarna merah. Bila air berwarna biru maka kesadahan air
sangat rendah.

Gambar 2.34 Menambakan indicator EBT


d. Melakukan tritasi dengan larutan EDTA 0.01 M, hingga larutan menjadi
berwarna biru.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.35 Menitrasi dengan EDTA 0.01 M


E. Hasil Pengamatan
Larutan EDTA yang digunakan untuk kesadahan total sebesar 8,3 ml
F. Analisa dan Perhitungan
1000
Kesadahan Total

=
=

50
1000
50

56
xtx

100

x 4,9x

x 0,1
56
x 0,1
100

= 5,488 o D
Keterangan :
t

: volume EDTA 0.01 M yang digunakan (ml)

50

: volume air contoh

56

: berat molekul Ca

1
100

0,1

: molaritas EDTA
: faktor yang mengubah satuan mg/lt CaO

G. Kesimpulan
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990
tanggal 3 September 1990, bahwa syarat kesadahan untuk air minum adalah 5
10 o D. Dari hasil perhitungan didapatkan besar kesadahan total pada air contoh
yang belum disaring sebesar 5,488o D, maka air sampel dalam hal kesadahan air
telah memenuhi syarat sebagai air minum.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

2.5.4 Pemeriksaan Kesadahan Kalsium (Ca) dan Magnesium


(Mg)
A. Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan kadar Ca dalam air sungai.
B. Dasar Teori
Adanya kalsium di dalam air disebabkan karena air mengalir di atas batu kapur,
dolomit, batu gibs. Kalsium merupakan penyusun kesadahan jumlah di dalam air.
Penyusun utama kesadahan adalah logam-logam bervalensi dua seperti
magnesium, CO3, HCO3, khlorida, dan sulfat ( SO4 ). Kesadahan yang
disebabkan oleh garam bikarbonat dari Ca dan Mg yang larut dalam air, akan
mengendap pada pemanasan. Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh garam
khlorida dan sulfat dari Ca dan Mg yang tidak mengendap pada pemanasan.
Kalsium ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA dengan indikator MRX
( murexida ) yang berubah warnanya dari merah jambu menjadi biru ungu. Kadar
Ca menurut standar adalah antara 75-200 mg / lt.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Gelas ukur 500 cc
c. Buret 50 cc
d. Sendok kecil
2. Bahan
a.

Larutan EDTA ( 1 ml = 1 mg CaCO3 )

b.

Indikator MRX

c.

Larutan NaOH 8

Gambar alat uji pemeriksaan kesadahan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gelas Ukur

Erlenmeyer

EDTA

Sendok

MRX

Buret

NaOH

Gambar 2.36 Gambar alat pemeriksaan kesadahan Ca dan Mg


D. Cara Kerja
a.

Mengambil 100 ml air sampel menggunakan gelas ukur,


masukkan

ke

dalam

erlenmeyer 250 ml.

Gambar 2.37 Menuangkan ke Erlenmeyer


Menambahkan 1 ml larutan NaOH 8 menggunakan

b.
pipet ukur.

Gambar 2.38 Menambahkan 1 ml NaOH 8


c.

Menambahkan sepucuk sendok kecil indikator MRX.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.39 Menambahkan indicator MRX


d.

Memanaskan campuran kira-kira 40C.

Gambar 2.40 Memanaskan campuran


e.

Setelah dingin, menetrasikan dengan larutan EDTA


sampai timbul warna ungu biru.

Gambar 2.41 Menetrasikan dengan EDTA sampai berwarna ungu

f.

Mencatat penggunaan EDTA ( t cc ).

Gambar 2.42 Mencatat penggunaan EDTA


E. Hasil Pengamatan

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

1.

Pada air sampel yang belum disaring, larutan EDTA yang digunakan untuk
kesadahan Ca sebesar 11,7 ml.

2.

Warna air sampel berubah menjadi ungu biru.

F. Analisa Data dan Perhitungan


a. Kesadahan kalsium dihitung sebagai MgCaCO3 tiap liter air.
Kesadahan kalsium air sampel yang belum disaring :

Kesadahan Ca

1000
40
t
0,1
100
100

1000
40
11,7
0,1
100
100

= 4,68 mg3/lt
b. Kesadahan magnesium adalah kesadahan yang didapat dari selisih antara
kesadahan total dan kalsium, karena yang bereaksi lebih dulu dengan EDTA
adalah kalsium jika pH dibuat cukup tinggi.
Mg = {kesadahan total - kesadahan kalsium}MgCaCO3/lt
= {(5,488 x 17,8) 4,68} MgCaCO3/lt
= 93,0064 MgCaCO3/lt

Kadar Mg dalam air

= (Mg dalam CaCO3/lt) x 0.244 mg/lt


= 93,0064x 0.244 mg/lt
= 22,6935 mg/lt

G. Kesimpulan

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Dari hasil perhitungan didapatkan kadar magnesium sebesar 22,6935mg/lt,


sedangkan kadar Mg menurut standar adalah 75-200 mg/lt. Berarti air sampel
dalam hal kadar Mg belum memenuhi syarat sebagai air minum.

2.5.5 Pemeriksaan pH
A. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan pH bertujuan untuk mengetahui pH air contoh ( asam atau basa ).
B. Dasar Teori
pH adalah derajatkeasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Pada air yang murni CH + =
COH- = 10-7 gram ion / lt. Suatu larutan yang mempunyai pH = 7 disebut netral.
Suatu media dikatakan asam jika konsentrasi H+ lebih besar dari 10-7 ( pH lebih
besar daripada 7 ). Pengukuran pH bisa dilakukan secara elektrik menggunakan
suatu alat yang dinamakan pHmeter, dan bisa pula menggunakan indikator
pewarna.
Contohnya : Methil oranye, batas pH 2.8 4.4 dengan perubah warna merah ke
kuning.Phenol red, batas pH 6.8 8 dengan perubah warna kuning ke merah.
Phenol ptalin, batas pH 6.8 10.2 dengan perubah warna merah sangat mudake
merah muda.
Pengukuran pH sangat penting untuk kegiatan sanitasi, koagulasi, desinfeksi,
proses pelunakan air, pengawasan korosi, proses pengolahan limbah baik limbah
industri, limbah kota, dan sebagainya. pH standar air minum adalah 6.5 9.2.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Komparator pH
b. Kertas pH
c. Gelas beker
2. Bahan

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

a.

Indikator phenol red

b.

Air sampel

Gambar alat uji pemeriksaan Ph dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Komparator

Gelas beker

Kertas pH

Gambar 2.43 Gambar alat pemeriksaan pH


C. Cara Kerja
a. Memasukkan air sampel ke dalam tabung komparator sampai tanda batas.

Gambar 2.44 Memasukkan air sampel ke tabung komparator


b. Menetesi dengan larutan indikator phenol red sebanyak 5 tetes.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.45 Mentrasikan dengan indicator phenol


c. Mengocok

larutan

agar

bercampur,

dibiarkan

menit,

kemudian

membandingkan warna larutan yang terjadi dengan warna standar di


sampingnya yang sesuai, dan mencatat besar PHnya.

Gambar 2.46 Membandingkan warna larutan


D. Hasil Pengamatan
Setelah diamati maka pH air yang diambil dari Saluran Induk Colotimur adalah
6,8.
E. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan didapatkan nilai pH pada air sample adalah 6,8, sedangkan
pH standar untuk air minum adalah 6.5 9.2. Jadi air sampel dalam hal pH sudah
memenuhi syarat sebagai air minum.

2.5.6 Pemeriksaan Kadar Oksigen (O2 Terlarut )


A. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui kadar oksigen dalam air contoh.
B. Dasar Teori
Semua makhluk di muka bumi ini membutuhkan oksigen, tak terkecuali makhluk
hidup yang hidup di air. Oksigen ini penting terutama untuk melakukan proses

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

metabolisme

dalam

menghasilkan

tenaga

guna

menumbuhkan

dan

mengembangkan keturunan. Dalam metabolisme maupun oksidasi organik akan


menghasilkan gas CO2 dan amoniak.
Hampir semua gas udara dapat larut dalam air, tetapi nitrogen dan oksigen
merupakan gas yangsukar larut dalam air. Kelarutan oksigen dalam air sangat
tergantung pada perubahan suhu. Kelarutan oksigen dalam air tawar kurang lebih
14,6 mg / lt, pada suhu 0C 1 atm dan 7 mg / lt pada 35C 1 atm. Karena proses
oksidasi biologis bertambah cepat dengan naiknya suhu, maka kebutuhan oksigen
juga bertambah. Kadar oksigen air sungai yang baik adalah 2,5 7 mg / lt.
C. Alat dan Bahan
a.

Alat
1.

Botol oksigen

2.

Pipet

3.

Erlenmeyer

4.

Gelas ukur

5.

Buret dengan statif dan klem

b.

Bahan
1.
2.
3.
4.

MnSO4
H2SO4 pekat
Pereaksi oksigen
Natrium tiosulfat

Gambar alat uji pemeriksaan kadar Oksigen (O2) dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Buret

Gelas

Erlenmeyer

Pipet tetes

Ukur
Gambar 2.47 Gambar alat pemeriksaan O2 terlarut

Botol
Oksigen

D. Cara Kerja
a. Memasukan air sampel ke dalam botol dan menutupnya.
b. Membuka tutup botol dan menambahkan 2 ml MnSO4 dan 3 ml pereaksi O2.

Gambar 2.48 menambahkan 2 ml MnSO4 dan 3 ml pereaksi O2.


3. Menutup botol dan membalik-baliknya agar larutan tercampur.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.49
botol dan
4. Mendiamkan
semua

endapan

Menutup
membalik-baliknya
campuran selama 5 menit agar
mengendap pada dasar botol.

Kemudian

mengamati

warna

yang terjadi. Bila

endapan

berarti O2 terlarut =

0 ( nol ). Bila endapan

berwarna

endapan
putih,

berwarna coklat, maka ada O2 terlarut.

Gambar 2.50 Mendiamkan campuran selama 5 menit


5. Membuka tutup botol, kemudian menambahkan ke dalam botol larutan H2SO4
pekat sebanyak 2 ml.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.51 Menambahkan larutan H2SO4 ke dalam botol


6. Menutup botol dan membalik-baliknya sehimgga semua endapan larut.

Gambar 2.52 Menutup botol dan membalik-membaliknya


7. Mengambil larutan dari botol (nomor 6) sebanyak 200 ml dan memasukkannya
ke dalam erlenmeyer 500 ml.

Gambar 2.53 Memasukkan larutan sebanyak 200 ml dari botol ke dalam tabung
Erlenmeyer
8. Menyiapkan buret dan mengisinya dengan larutan tio 1/40 N. Larutan dalam
erlenmeyer tersebut dititrasi menggunakan larutan tio sehingga warna larutan
menjadi kuning muda, kemudian ditambahkan indikator amilum 1 ml, maka

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

larutan menjadi berwarna biru. Titrasi dilanjutkan sehingga larutan menjadi


berwarna biru sangat muda.

Gambar 2.54 Memasukkan indikator amilum 1 ml ke dalam larutan


9. Mencatatberapa volume larutantio yang diperlukanuntuktitrasi( t ml ).
E. Hasil Pengamatan
a.

Banyaknya larutan tio sulfat yang digunakan untuk titrasi adalah 7,6 ml.

b.

Terdapat endapan berwarna coklat. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam


air sampel mengandung O2 terlarut.

c.

Reaksi yang terjadi dalam percobaan :

MnSO4 + 2 NaOH

Mn( OH )putih + Na2SO4

Mn( OH )2 + O2

MnSO4 + H2O

MnO2 + 2 KJ + 2 H2SO4

MnSO4 + K2SO4 + J2 + 2 H2O

J2 + 2 Na2S2O3

2 NaJ + Na2S4O6

F. Analisa Data dan Perhitungan


O2 terlarut

1000
1 1
xt x
x x 16 mg /
= 200
40 2
=

1000
1 1
x 7,6 x
x x 16 mg/
200
40 2

= 7,6 mg/lt
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan kadar O2 terlarut adalah 7,6 mg / lt.
Berdasarkan keputusan Menurut Keputusan Gurbernur Kepala Daerah Tingkat I
No. 660.1/26/1990, bahwa kadar oksigen air sungai yang baik adalah 2,5 7 mg /

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

lt, berarti air sampel tersebut dalam hal kandungan kadar Oksigen belum
memenuhi syarat sebagai air sungai yang baik.

2.5.7 Pemeriksaan Kebasaan ( Alkalinitas )


A. Maksud dan Tujuan
Menentukan alkalinitas air sungai.
B. Dasar Teori
Alkalinitas merupakan penyangga(buffer) perubahan pH air dan indikasi
kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas
air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Kebasaan
dalam air permukaan biasanya ditentukan dengan cara titrasi menggunakan
larutan baku asam kuat alkalinitas jumlah dinyatakan dengan Mg CaCO 3 / liter
contoh atau sampel. Indikator yang digunakan adalah methyl oranye yang
mempunyai perubahan warna pada pH 4.6. Pengukuran kebasaan atau alkalinitas
digunakan dalam penafsiran dan pengawasan proses pengolahan air dan air
buangan.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Gelas ukur 50 ml
c. Buret dan pipet tetes
2. Bahan
1. Larutan H2SO4 0.02 N
2. Indikator MO ( methil oranye )

Gambar alat uji pemeriksaan kebasaan (alkilinitas) dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Erlenmeyer

Pipet tetes

Gelas Ukur

Buret

Gambar 2.55 Gambar alat pemeriksaan alkalinitas


D. Cara Kerja
a.

Mengambil 50 ml air sampel dengan menggunakan gelas ukur, masukkan


ke dalam erlenmeyer.

b.

Menambahkan 5 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet.

c.

Menitrasi larutan di atas dengan larutan asam sulfat ( H 2SO4 ) 0.02 N


sampai warna larutan berubah dari kuning menjadi oranye.

d.

Mencatathasiltitrasi( t ml ).

e. Melakukantitrasi rata-rata ( 1 ml ).
E. Hasil Pengamatan
Banyak titrasi asam sulfat ( H2SO4 ) : 9,4 ml
F. Analisa Data dan Perhitungan
Kebasaan jumlah

1000
t 0,02 50
mg CaCO3 / lt
50

1000
3,5 0,02 50 mg CaCO / lt
3
50

= 70 mg CaCO3 / lt

G. Kesimpulan
Nilai kebasaan suatu air sampel menentukan kandungan kapur CaCO 3 dalam air
tersebut. Semakin besar nilai kebasaan air membuat semakin keruh. Dari hasil
perhitungan didapatkan kebasaan jumlah air sampel adalah 70 mg CaCO 3/lt.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

tanggal 3 September 1990, bahwa kandungan CaCO 3 maksimum yang disyaratkan


adalah 500 mg / lt, maka air sampel dalam hal kandungan CaCO 3 sudah
memenuhi syarat sebagai air minum.

2.5.8 Pemeriksaan CO2


A. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan CO2 bertujuan untuk menentukan kadar CO2 dalam air sungai.
B. Dasar Teori
Air permukaan biasanya mengandung karbondioksida ( CO2) bebas kurang dari 10
mg/lt, sedang beberapa air tanah bisa lebih besar lagi. Kandungan CO2 dalam air
bisa menyebabkan korosi. Analisa CO2 dalam air dilakukan dengan cara tritasi
menggunakan larutan standar basa (NaOH). Karbondioksida akan bereaksi dengan
Natrium Hidroksida membentuk Natrium Bikarbonat. Akhir tritasi ditentukan
dengan perubahan warna indicator phenol ptalin dari tak berwarna menjadi merah
jambu atau merah muda, pada pH 8.3. Pemeriksaan CO2 harus dilakukan segera
(jika mungkin di lapangan) untuk menghindari lepasnya CO2 .
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Buret 50 ml
c. Pipet tetes
d. Gelas ukur 100 ml
2.
Bahan
a. Larutan NaOH 0.02 N
b. Larutan phenol ptalin

Gambar alat uji pemeriksaan kadar CO2 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Buret

Erlenmeyer
Pipet tetes
Gelas Ukur
Gambar 2.56 Gambar alat pemeriksaan CO2

D. Cara Kerja
a. Mengambil 100 ml air sampel menggunakan gelas ukur, kemudian dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer.

Gambar 2.57 Mengambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur


b. Menambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes ke dalam contoh tersebut (jika
warna larutan menjadi merah muda berarti CO2 dalam contoh tidak ada)
c. MenitrasikancampuranmenggunakanlarutanstandarNaOH
0.02
sampaiwarnalarutanmenjadimerahjambustabilselama 30 detik.

Gambar 2.58 Menitrasi campuran dengan NaOH 0.02 N


d. Mencatat kebutuhan larutan NaOH 0.02 N ( b ml ).
E. Hasil Pengamatan
Larutan standar NaOH untuk tritasi : 13,5 ml

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

F. Analisa Data dan Perhitungan


Reaksi : CO2 + NaOH
Kadar CO2

NaOHCO3
1000
b 0,02 44 mg /
= ml contoh
=

1000
1,5 0,02 44 mg/
ml contoh

= 13,2 mg/lt
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan besar kadar CO 2 air sampel adalah 13,2 mg/lt.
Berdasarkan peraturan pemerintah, bahwa kadar CO2 yang disyaratkan adalah
kurang dari 10 mg/lt, berarti air sampel tersebut dalam hal kandungan kadar CO 2,
belum memenuhi syarat sebagai air minum.

2.5.9 Pemeriksaan Sisa Khlor ( Cl2 )


A. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan sisa khlor bertujuan untuk mengetahui adanya Cl2 dalam air sungai.
B. Dasar Teori
Cl2 sangat diperlukan dalam air minum karena Cl2 dapat dijadikan indicator,
bahwa air minum bebas dari mikroba (karena Cl2 merupakan desinfektan atau
pembunuh kuman). Cl2 yang terkandung dalam air sungai berasal dari air buangan
rumah tangga yang mengandung sisa-sisa khlor (misal dari deterjen, sabun, dan
kaporit). Khlor ini berupa gas berwarna hijau kekuningan, tak menyala atau
meledak, kelarutan gas khlor makin kecil dengan naiknya suhu, dan menjadi nol
pada suhu didih air. Adanya khlor dalam air akan membentuk ion yang dapat
membunuh kuman.
Cl2 + H2O

HOCl + HCl

HOCl

On + HCl

Senyawa lain yang bisa digunakan sebagai desinfektan adalah kaporit.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Reaksinya sebagai berikut :


CaOCl2 + H2O

Ca(OH)2 + Cl2

Cl2 + H2O

HOCl + HCl

HCl

On + HCl

Untuk mengetahui adanya Cl2 dalam air, digunakan indikator ortho tolidine.
Indikator ini akan berubah warnanya dari tak berwarna menjadi kuning jika ada
kandungan Cl2- nya.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a.

Komparator

b.

Pipet

2. Bahan
a.

Air sampel

b.

Indikator ortho toluidine

Gambar alat uji pemeriksaan kadar Cl2 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Pipet
Komparator
Gambar 2.59 Gambar alat pemeriksaan Cl2
D. Cara Kerja
a. Memasukkan air sampel sungai ke dalam komparator yang tersedia.
b. Menetrasi contoh air dengan ortho tolidine sebanyak 5 tetes.

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

c. Mencampur dan mendiamkannyaselama 5 menit.


d. Warna yang terjadidibandingkandenganwarnakaca di sampingnya, dan
kadar Cl2dibaca (mg/lt).
E. Hasil Pengamatan
Kadar Cl2 Dalam contoh air sungai sebesar 0,1 mg/lt.
F. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan didapatkan kadar Cl2 sebesar 0,1 mg/lt.Berdasarkan
keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3
September 1990, bahwa kadar maksimal khlor dalam air baku air minum sebesar
60 mg/lt. Berarti air sampel dalam hal kandungan khlor, sudah memenuhi syarat
sebagai air minum.

2.5.10Pemeriksaan COD
A. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan COD bertujuanuntukmengetahuiangkapermanganat dari air sungai.
B. Dasar Teori
Sungai merupakan perairan terbuka yang bisa menerima segala macam buangan,
baik buangan rumah tangga maupun industri. Buangan ini bisa berupa bahan
organik maupun anorganik. Analisa COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu
analisa untuk mengetahui jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi
senyawa organik secara kimia. Bahan kimia yang digunakan merupakan oksida
kuat dalam keadaan asam, seperti Kalium permanganat (KMnO 4) dan Kalium
dikromat (K2Cr2O7). Analisa angka permanganat berguna untuk menunjukkan
adanya bahan-bahan organik atau pencemar yang mudah dioksidasi oleh
permanganat. Bahan organik yang teroksidasi sebanding dengan jumlah KMnO 4
yang digunakan.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pipet ukur 25 ml
b. Erlenmeyer

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

c. Gelas ukur 100 ml


d. Pipet tetes
e. Buret 50 ml
2. Bahan
a. Larutan KMnO4 0,01 N
b. Oksalat 0,01 N asam sulfat 4 N
Gambar alat uji pemeriksaan kadar COD dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Buret

Pipet Ukur

Erlenmeyer

Gelas Ukur

Gambar 2.60 Gambar Alat Pemeriksaan COD


D. Cara Kerja
a.

Mengambil 25 ml air sampel sungai, diencerkan menjadi 100 ml


menggunakan suling (di dalam gelas ukur) kemudian masukkan ke dalam
erlenmeyer.

Gambar 2.61 Mengencerkan air sampel sungai

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

b.

Menambahkan 10 ml Asam sulfat 4 N dan 3 5 tetes KMnO 4 0.01 N


sampai warna larutan merah muda stabil selama 2 menit.

Gambar 2.62 Menambahkan 3 5 tetes KMnO4 0.01 N


c.

Larutan dipanaskan dan pada saat tepat mendidih ditambahkan 10 ml


KMnO4 0,01 N. Pemanasan dilanjutkan 10 menit.

Gambar 2.63 Memanaskan larutan sampai mendidih


d.

Menambahkan 10 ml asam oksalat 0,01 N (larutan tak berwarna)

Gambar 2.64 Menambahkan 10 ml asam oksalat 0,01 N


e.

Titrasimenggunakanlarutan KMnO4 0,01 N sampai timbul warna


merah muda (t ml).

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Gambar 2.65 Mentitrasi menggunakan larutan KMnO4 0,01 N


E. Hasil Pengamatan
a. Volume air sampel : 25 ml
b. KMnO4 yang digunakan untuk tritasi : 4 ml
F. Analisa Data dan Perhitungan

Angka permanganat =

1000
25

1000
25

x ((10 + t)f-10) x 0.316 mg/lt

x ((10+10,2) 1-10) x 0,316 mg/lt

= 128,928 mg/lt
Dimana:
t : hasil titrasi (ml)
f : Faktor KMnO4 0.01 N = 1
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, didapatkan angka permanganat air sampel adalah
128,928mg/lt. Angka tersebut menunjukkan banyaknya bahan-bahan organik yang
teroksidasi secara kimia oleh permanganat.Berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3 September 1990,bahwa
besar angka permanganat maksimum 12 mg/lt, maka air sampel dalam hal besar
angka permanganat, belum memenuhi syarat sebagai baku mutu air bersih.
2.5.11 Pemeriksaan BOD

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

A. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan BOD bertujuan untuk menentukan BOD dari air sungai.
B. Dasar Teori
Di dalam air kotor terdapat bakteri, ada bakteri aerob ( butuh oksigen) dan bakteri
anaerob (tidak butuh oksigen). BOD adalah banyaknya oksigen yang dimakan
bakteri untuk menjadi kenyang. BOD merupakan petunjuk penting untuk
mengetahui banyaknya zat-zat organik yang terkandung dalam air sampel.
Semakin banyak kandungan zat-zat organik dalam air, maka akan semakin besar
BOD-nya. Semakin besar kandungan BOD dalam air, maka tingkat pencemaran
air tersebut juga tinggi.
Pada umumnya BOD dinyatakan untuk sekian hari pada suhu tertentu, yaitu 58
hari dan 20oC. Misalkan bakteri dalam 1 liter air sungai dapat memakan oksigen
sebanyak 100 mg dalam waktu 5 hari pada suhu 20 oC maka kadar BOD-nya
adalah 100 mg/lt. Biasanya ditulis : Air sungai mempunyai BOD 5.20 sebesar 100
mg/lt.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990
tanggal 3 September 1990tentang Baku Mutu Air Bersih (Gol. B) bagi Provinsi
Jawa Tengah, bahwa besarnya BOD maksimal adalah 6 mg/lt.
Analisa BOD didasarkan pada reaksi oksida mikroba terhadap senyawa organik
yang terkandung di dalam air bersih. Hasil oksida senyawa organik tersebut
adalah karbondioksida, air, dan amoniak.
COHNS + O

bakteri

2CO + NH + produk energi lainnya.

C. Alat dan Bahan


1.

Alat
a. Gelas Ukur
b. Pipet Ukur
c. Aerator
d. Botol Oksigen

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

e. Pengaduk Gelas
f. Gelas Beker Volume 1 liter
2.

Bahan
a. Larutan FeCl3
b. Pereaksi O2
c. Amilum / kanji
d. Larutan MgSO4
e. Air suling
f. Natrium tiosulfat
g. Larutan buffer phospat
h. Larutan CaCl4
i. MnSO4
j. H2SO4

Gambar alat uji pemeriksaan kadar BOD dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gelas Ukur

Botol Oksigen
Pipet
Gambar 2.66 Gambar Alat Pemeriksaan BOD

D. Cara Kerja
1.

Membuat larutan pengencer


a.

Menuangkan air suling sebanyak 1 liter ke dalam gelas beker.

b.

Menambahkan ke dalam air suling tersebut masing-masing 1 ml


larutan buffer phospat, CaCl2, MgSO4 dan FeCl3, lalu mengaduknya agar
larutan homogen.

c.
2.

Melakukan aerasi selama 30 menit


Membuat air campuran (pengencer)

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

a.

Air campuran dibuat dengan cara mengencerkan sejumlah air


contoh sungai dengan cara pengencer (point 1). Jumlah air yang diencerkan
sesuai dengan angka permanganat (percobaan COD).

b.

Berikut ini tabel jumlah air sampel yang diencerkan:


Tabel 2.2 Tabel jumlah air sampel yang diencerkan

3.

Permanganat Air Sampel

Air Sampel yang diencerkan

( mg/lt )
05

( ml )
150 1250

15 40

75 100

40 60

40 50

60 120

20 30

120 240

10 15

240 360

5 10

360 600

45

600 1200

24

Analisa Oksigen terlarut


a.

Menyiapkan 3 buah botol oksigen, dan memberi label 1, 2 dan


3.

b.

Mengisi masing-masing botol dengan air campuran sampai


penuh dan tidak ada udara, kemudian botol ditutup.

c.

Melakukan analisa O2 terlarut terhadap botol 1 selama 15 menit


(lihat cara kerja O2 terlarut).

d.

Botol 2 disimpan pada suhu kamar (20 oC) selama 5 hari,


kemudian dilakukan analisa oksigen terlarut.

E. Hasil Pengamatan
a.

Air yang diencerkan

: 29,072 ml

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Perhitungan :
b y1

a x1
=

y2 - y1

x2 - x1
Keterangan

a = air yang diencerkan


b = angka permanganat
x1 = batasbawah air contoh yang diencerkan( daritabel 2.2 )
x2 = batasatas aircontoh yang diencerkan( daritabel 2.2 )
y1 = batasbawahpermanganat air contoh( daritabel 2.2 )
y2 = batasataspermanganat air contoh( daritabel 2.2 )
29,072- 15

a - 75
=
100 - 75

a =
b.

40 - 15

89,072 ml
BOD

Saat t 15 menit

: 4,3 ml

Saat t 5 hari

: 3,4 ml

F. Analisa Data dan Perhitungan


a.

Perhitungan O2 terlarut
t = 15 menit
O2 terlarut =

1000
1 1
4,3 16 mg/
200
40 2

= 4,3 mg/lt
t = 5 hari
O2 terlarut =

1000
1 1
3,4 16 mg/
200
40 2

= 3,4 mg/lt

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa Lingkungan


Jurusan Teknik Sipil 2014
Bab 2
Kelompok 7
Pemeriksaan Air Sungai

Dengan :
1,03

= Faktor koreksi BOD untuk 3 hari

= Volume air contoh yang diencerkan

= O2 terlarut setelah 15 menit

= O2 terlarut setelah pengeraman selama 5 hari

b. Perhitungan kadar BOD saat t = 3 hari, T =20oC


BOD5.20 =

100
( ab ) mg/
v

Dengan :
a : oksigen terlarut selama 15 menit
b : Oksigen terlarut setelah penyimpanan (5 hari)
v : volume air contoh yang diencerkan
Untuk menentukan BOD5.20 digunakan faktor koreksi untuk 5 hari, yaitu 1,03.
BOD5.20 = 1,03 x 100

(a - b ) mg / lt
v

Botol 2:
BOD5.20

1,03 x

100
x(4,33,4)
89,072

= 1,040 mg / lt
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, didapatkan kadar BOD sebesar 1,040 mg / lt untuk botol 2.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990
tanggal 3 September 1990tentang baku mutu air bersih (Gol. B) bagi Provinsi
Jawa Tengah, bahwa besarnya BOD maksimal adalah 6 mg/lt. Berarti air sampel
yang diambil dalam hal besar BOD, memenuhi persyaratan sebagai air bersih.

Anda mungkin juga menyukai