0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan

Praktikum Eko 1

Praktikum ini bertujuan untuk mengukur parameter fisika dan kimia air sungai, seperti pH, suhu, kecerahan, kadar O2, CO2, dan sanitasi air. Pengukuran dilakukan di Sungai Tamalate menggunakan alat seperti kertas lakmus, termometer, sekki, dan DO meter. Hasilnya adalah suhu 26°C, pH 7 (normal), kecerahan 13 cm, kekeruhan 25 cm, dan kadar CO2 70 mg/L - menunjukkan kondis

Diunggah oleh

Lyuraa Forg
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan

Praktikum Eko 1

Praktikum ini bertujuan untuk mengukur parameter fisika dan kimia air sungai, seperti pH, suhu, kecerahan, kadar O2, CO2, dan sanitasi air. Pengukuran dilakukan di Sungai Tamalate menggunakan alat seperti kertas lakmus, termometer, sekki, dan DO meter. Hasilnya adalah suhu 26°C, pH 7 (normal), kecerahan 13 cm, kekeruhan 25 cm, dan kadar CO2 70 mg/L - menunjukkan kondis

Diunggah oleh

Lyuraa Forg
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 7

PENGUKURAN PARAMETER FISIKA DAN KIMIA AIR

Muh. Kirad Timbola


ABSTRAK

Air merupakan komponen penting dalam lingkungan hidup yang akan mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh komponen lainnya.Tujuan praktikum kali ini untuk mengetahui
ph,suhu,kecerahan air,penentuan kadar O2 penentuan kadar CO2 dan pengukuran sanilitas
air, berdasarkan pengukuran fisika kimia, dari sungai yang ada di desa oluhuta utara
kecamatan kabila kabupaten bone bolango 0,5396766,123,0,975932° dengan metode
penelitian lapangan (mensurvei langsung tempat penelitian). Penelitian ini di lakukan di dua
tempat yang berbeda yaitu bagian hulu dan hilir. Penelitian hulu terletak di desa poowo
kecamatan kabila kabupaten bone bolango provinsi Gorontalo 0,558639,123,103128.
Manfaat penelitian ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui apakah sungai tersebut
bersih ataupun kurang bersih

Kata kunci: suhu, sungai

ABSTRACK

The objective of this practicum is to determine pH, temperature, water brightness, determine
O2 levels, determine CO2 levels and measure water sanitation, based on chemical physics
measurements, from a river in North Oluhuta Village, Kabila District, Bone Bolango District
0,5396766,123,0,975932° using field research methods. (directly surveying the research
site). This research was conducted in two different places, namely the upstream and
downstream. The upstream research is located in Poowo Village, Kabila District, Bone
Bolango District, Gorontalo Province 0.558639,123,103128. The benefit of this research is
that people can find out whether the river is clean or not clean

Keywords: temperature, river

PENDAHULUAN
Habitat perairan tawar dibagi dalam 2 kelompok besar berdasarkan
aliran airnya yaitu lentik dan lotik. Perairan letik merupakan perairan dalam
seperti danau, kolam, sumur dan lain-lain, sedangkan lotik merupakan
perairan yang mengalir seperti sungai, selokan dan lain-lain. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi (Fisher, 2010)
Air merupakan komponen penting dalam lingkungan hidup yang akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, yang
disebut sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang
dapat langsung diminum (Wandrivel, 2012).
Sementara itu, yang disebut sebagai air bersih adalah air yang
memenuhi syarat kesehatan dan harus dimasak terlebih dahulu sebelum
diminum. Syarat kesehatan dimaksud meliputi syarat-syarat fisika, kimia,
mikrobiologi dan radioaktifitas (Hadi, 2007).
Oleh karena itu, pengolahan Sumber daya air sebaiknya dilakukan
secara terpadu baik dalam pemanfaatan maupun dalam pengelolaan kualitas
Salah satu parameter yang harus diukur untuk menentukan kualitas air
adalah parameter fisika. Beberapa parameter fisika yang digunakan untuk
menentukan kualitas air meliputi suhu, kekeruhan, warna, daya hantar listik
(DHL), jumlah zat padat terlarut (TDS), rasa, dan bau (Effendi,2003).
Pencemaran air adalah penambahan unsur atau organisme laut
kedalam air, sehingga pemanfaatannya dapat terganggu. Pencemaran air
dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial, karena adanya gangguan
oleh adanya zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih.
Keadaan ini akan menyebabkan oksigen terlarut dalam air pada kondisi yang
kritis, atau merusak kadar kimia air. Rusaknya kadar kimia air tersebut akan
berpengaruh terhadap fungsi dari air. Besarnya beban pencemaran yang
ditampung oleh suatu perairan, dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah
polutan yang berasal dari berbagai sumber aktifitas air buangan dari proses-
proses industri dan buangan domestik yang berasal dari penduduk
(Monalisa, 2013).
Penurunan kualitas air dapat diindikasikan dengan adanya
peningkatan kadar parameter fisika terukur. Misalnya pada peningkatan
kadar parameter warna, berubahnya warna air menjadi kecoklatan hingga
hitam dapat mengindikasikan adanya kandungan bahan kimia seperti logam
besi, mangan dan sianida yang berasal dari pembuangan limbah pabrik. Air
yang memiliki bau yang tidak enak, mengindikasikan salah satunya adanya
pencemaran oleh bakteri coli tinja (E.coli) yang dapat menyebabkan penyakit
tipus. Jika air telah tercemar dengan logam berat dan bakteri E.coli, maka
secara otomatis air tersebut akan memiliki rasa (Handayani, 2010).
METODE
praktikum kali ini di lakukan pada munggu 5 maret 2023 di desa
oluhuta utara kecamatan kabila kabupaten bone bolango. Praktikum ini
bertujuan untuk mengukur ph,suhu,kecerahan air,penentuan kadar O2
penentuan kadar CO2 dan pengukuran sanilitas air, berdasarkan
pengukuran fisika kimia dengan menggunakan metode penelitian lapangan
(mensurvei langsung lokasi).

1.Pengukuran PH
untuk mengukur ph dari air, kami menggunakan kertas lakmus. Untuk
cara penggunaanya kami membasahi kertas lakmus dengan air sungai dan
melihat apakah ph nya normal,asam atau basah.
2. Pengukuran Suhu
Pengukuran suhu, praktikan menggunakan alat yang Bernama
Thermometer, cara penggunaanya kurang lebih sama dengan kertas lakmus
yaitu dengan mencelupkan thermometer kedalam sungai dan
mendiamkannya beberapa menit, setelah itu angkat thermometer dan
mengamatinya
3. Kecerahan air
Untuk pengukuran Kecerahan air memntuhkan alat yang Namanya
kepping sechi, cara menggunakannya kita menurunkan kepping sechi secara
perlahan kedalam sungai dan menariknya, sambil memperhatikan warna
putih sudah tidak dapat di bedakan.
4. penentuan kadar O2 terlarut
Kadar atau kandungan oksigen terlarut dapat di ukur secara langsung
dengan relative cepat dengan alat khusus yaitu DO meter
5. Penentuan kadar CO2 bebas terlarut
Dalam menentukan kandungan CO2 bebas terlarut dilakukandengan
titrasi, pertama menuangkan sampel air ke dalam gelas beaker sebanyak 10
ml lalu teteskan larutan phenolpthalin sebanyak 10 tetes dan larutan NaOH di
tuangkan ke dalam buret lalu sebanyak 50 ml, lalu buka penutup statif secara
perlahan letakkan larutan di bawah statif, tunggu hingga warna berubah dan
ukur berapa ml larutan NaOH yang dipakai.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Hasil pengamatan

a. Deskripsi Lokasi aquatic


Pengamatan di lakukan pada kanal tamalate di tanggal 5 maret
2023 dengan titik kootdinat 0,5396766,123,0,975932,desa oluhuta,
kecamatan kabila, kabupaten bonebolango, Gorontalo kondisi ekologis pada
sungai yaitu terdapat sampah yang lumayan berserakan di bagian pinggiran
kanal dan juga ada yang terapung di permukaan sungai. Dibagian sungai
terdapat tumbuhan yang tumbuh di permukaan sungai yang cukup banyak
yaitu, seperti tumbuhan Ipomea aquotik. Arus pada sungai tersebut mengalir
tetapi tidak begitu deras dan kondisi air keruh
.
b. Hasil pengamatan aquatiq

1. Suhu pada kanal tamalate mencapai 26° c


2. Ph Lakmus air pada kanal tamalate adalah 7 (Normal)
3. Kecerahan air pada kanal tamalate mencapai kedalaman 13cm
4. Kekeruhan air sumgai pada kanal tamalate mencapai kedalaman 25
cm
5. Penentuan CO2 bebas terlarut pada air sampel adalah 70mg/L

2. Pembahasan

1. Pengukuran suhu
Suhu yang ada pada kanal mencapai 26° c , dari hasil yang
praktikan dapat hal ini mendandakan bawha suhu air termasuk dalam
kategori normal. Hal ini adalah sebab dari biota yang ada di sekitar
hidup, seperti tumbuh-tumbuhan. Ketika air sungai mencapai atau
melampaui suhu 32° maka biota yang ada di sekitar akan mati
(Fardiaz,2015).
2. Pengukuran pH Air
Setelah praktikan mengukur derajat kesamaan pH air praktikan
mendapatkan 7 (normal) dari hasil pengukuran kita dapat
mengetahui bahwa sungai kanal tamalate memiliki pH yang normal.
Namun, Kenaikan pH seringkali terjadi pada siang hari memunjukan
bahwa proses fotosintesis terjadi pada waktu ini menghasilkan
oksigen sehingga nilai pH pada air kanal tersebut naik. Sedangkan,
pada waktu malam hari sampai menjelang pagi hari, semua biota di
dalam kanal mengalami respirasi (Hikmat, 2010).
3. Kecerahan dan kekeruhan air
dari hasil pengamatan yang praktikan dapat adalah tingkat
kekeruhan terdapat pada kedalaman 25cmn dan kecerahan pada
13cm yang berarti sungai kanal tamalate masih termasuk dalam
kategori lumayan baik.
Menurut Ariawan dan Poniran (2004), nilai kecerahan di atas 35
cm tergolong kurang baik, karena diasumsikan terjadinya
pengurangan plankton dan fitoplankton, sehingga air akan semakin
transparan dan dapat menaikkan suhu air. Kecerahan dipengaruhi
oleh zat-zat terlarut dalam air
4. Penentuan kadar CO2 Bebas terlarut
Hasil pengamatan yang kami dapatkan adalah 70mg/L dengan
kata lain bahwa menyatakan bahwa kadar CO2 bebas terlarut masih
dalam kategori aman hal ini di dukung oleh Al Idrus (2018) yang
menyatakan Kandungan CO2 bebas dalam air dapat didefinisikan
sebagai jumlah CO2 yang larut dalam air. Kandungan CO2 dalam
perairan maksimal 20 mg/l. Kandungan CO2 bebas paada suatu
perairan apabila melebihi 20 mg/l maka akan membahayakan biota
laut
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini praktikan dapat menentukan status
ekologis dari suatu habitat perairan dengan beberapa macam
pengukuran yaitu:
1. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas
dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu adalah thermometer
2. pH (Power of Hydrogen) adalah skala yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan. Skala dari pH terdiri dari
angka 1 hingga 14.
3. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran,
padatan tersuspensi dan kekeruhan serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran. Tingkat kecerahan air
biasanya dinyatakan dalam suatu nilai yang dikenal dengan
kecerahan secchi
4. Hasil pengamatan yang kami dapatkan adalah 70mg/L
dengan kata lain bahwa menyatakan bahwa kadar CO2
bebas terlarut masih dalam kategori aman hal ini di dukung
oleh Al Idrus (2018) yang menyatakan Kandungan CO2
bebas dalam air dapat didefinisikan sebagai jumlah CO2
yang larut dalam air. Kandungan CO2 dalam perairan
maksimal 20 mg/l. Kandungan CO2 bebas paada suatu
perairan apabila melebihi 20 mg/l maka akan
membahayakan biota laut
DAFTAR PUSTAKA
Al Idrus, S. W. (2018). Analisis pencemaran air menggunakan metode
sederhana pada Sungai Jangkuk, Kekalik dan Sekarbela Kota
Mataram. Paedagoria: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan
Kependidikan, 5(2), 8-14
Efendi, H. (2003). Telaah kualitas air. Yogyakarta: Kanisius.
Fisher, R. J., & Davis, S. K. (2010). From Wiens to Robel: a review of
grassland‐bird habitat selection. The Journal of Wildlife
Management, 74(2), 265-273.
Hadi, H. A., & Suwaidi, J. A. (2007). Endothelial dysfunction in diabetes
mellitus. Vascular health and risk management, 3(6), 853-876.
Kemp, M. (2003). The Mona Lisa of modern science. Nature, 421(6921), 416-
420.
Mahmudatussa'adah, A., Fardiaz, D., Andarwulan, N., & Kusnandar, F.
(2015). Pengaruh pengolahan panas terhadap konsentrasi antosianin
monomerik ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L). Agritech, 35(2), 129-
136.
Santosa, Y., Wulan, C., & Hikmat, A. (2010). Studi Karakteristik Kubangan
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus Desmarest 1822) di Taman
Nasional Ujung Kulon. Media Konservasi, 15(1).
Wandrivel, R., Suharti, N., & Lestari, Y. (2012). Kualitas air minum yang
diproduksi depot air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang
berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Jurnal ke czcsfsv
cccbbsehatan andalas, 1(3).

Anda mungkin juga menyukai