Makalah Pendidikan Orang Dewasa Proses Pembelajaran Pada Kelompok Tani

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN ORANG DEWASA


PROSES PEMBELAJARAN DI KELOMPOK TANI

Disusun oleh :
Ayu Nur Indah Sari

( 13196 )

Aprilia Sari

( 13235 )

Aprillia Hanis Kartika

( 13240 )

Faidza Rika Chandika

( 13394 )

Rikayani

( 13413 )

PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pada saat ini petani tidak cukup dengan pengalaman pribadinya dalam bertani,

dikarenakan dunia pertanian di indonesia sudah cukup maju dan berkembang seperti adanya
tekhnologi-tekhnologi baru dalam pertanian untuk mempermudahkan para petani dalam
mengolah lawan mereka. Tetapi masih banyak petani yang belum bisa mengakses informasiinformasi yang baru. Maka dari itu biasanya masyarakat tani membentuk suatu kelompok tani
yaitu yang terdiri dari beberapa orang petani maupun keluarga tani yang berkumpul untuk
membahas setiap permasalahan petani. Tujuan dari kelompok tani yaitu sebagai wadah
berkomunikasi antar petani.
Dengan adanya tenaga penyuluh pertanian di suatu daerah bisa lebih membantu
kelompok tani. Tetapi tenaga penyuluh pertanian biasanya jarang karena penyuluh belum bisa
mengusai semua materi yang dibutuhkan petani. Biasanya metode pembelajaran yang digunakan
oleh kelompok tani yaitu dengan sharing permasalahan yang dialami petani kepetani lain dan
saling berbagi pengalaman cara bertaninya kepetani lain yang belum bisa bertani dengan baik.
Sehingga, terciptanya masyarakat tani yang sejahtera. Pentingnya model pembelajaran pada
kelompok tani yaitu untuk mengetahui seberapa besar petani ikut berpartisipasi dalam
membangun pertanian yag baik dan yang lebih maju lagi. Sehingga metode yang diambil dalam
proses pembelajaran itu sangat mempengaruhi petani dalam meningkatkan semangat petani
untuk menerima tekhnologi baru dan mampu menggunakan tekhnologi tersebut dengan baik,
serta meningkatkan rasa keingintahuan petani.
1.2.

Tujuan
a) Untuk mengtahui role model dalam suatu kelompok tani
b) Untuk mengetahui proses belajar yang terjadi dalam suatu kelompok tani
c) Untuk mengetahui sumber belajar yang digunakan petani

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Kelompok tani berfungsi menjadi titik penting untuk menjalankan dan menterjemahkan
konsep hak petani ke dalam kebijakan, strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan
utuh dan sebagai wadah transformasi dan pengembangan ke dalam langkah operasional.
Kelompok tani penting sebagai wadah pembinaan petani yang tergabung di dalamnya, sehingga
dapat memperlacar pembangunan pertanian (Mardikanto, 2009). Menurut Kartasapoetra (1994),
komponen penting dalam kelompok tani adalah kerjasama antara ketua kelompok dengan
anggota tergantung pada ukuran dan fungsi darikelompok tersebut. Namun, yang terpenting
adalah partisipasi anggota sebagai pemilik organisasi, pelaku kerjasama antara kelompok dengan
pemerintah dalam bentuk kemitraan, plasma, atau skim yang lain. Apabila anggota kelompok
tidak aktif berpartisipasi dalam dalam kegiatan kelompok, maka kelompok tersebut akan gagal
mencapai tujuan kelompok
Pembentukan kelompok tani saat ini lebih diarahkan kepada kemudahan pelaksanaan
tugas pemerintah menyalurkan sarana produksi kepada petani sehingga lebih terkoordinasi.
Kelemahan kelompok tani usaha untuk membuat kelompok tani menjadi dinamis menjadi
bersifat krusial dan sering mengganggu kelancaran sarana produksi. Situasi ini terjadi karena
petani yang dikelompokkan menurut hamparan lahan tidak selalu mengenal satu dengan yang
lain (Padmowiharjo, 2004). Selain itu rasio antara jumlah petugas penyuluh pertanian dengan
jumlah kelompok tani tidak berbanding lurus.
Penyuluhan yang diberikan kepada petani merupakan pendidikan non-formal yang
diberikan kepada orang dewasa. Sehingga dalam memberikan pendidikan kepada orang
dewasa,pemberian informasi, dan pengenalan inovasi harus menumbuhkan keinginan untuk
bertanya dan belajar berkelanjutan. Menurut Suprijanto (2008), dalam konteks pembelajaran,
orang dewasa adalah subjek bukan objek. Pembelajaran pada orang dewasa berlangsung tahap
demi tahap yaitu ; motivasi, perhatian pada pembelaaran, menerima dan meningat, reproduksi
dan generalisasi.

BAB III
PEMBAHASAN
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan.
Proses belajar yang seharusnya dilakukan dalam penyuluhan adalah proses pendidikan yang
diterapkan dalam pendidikan orang dewasa (adult education/andragogie). Di dalam penyuluhan,
pendidikan orang dewasa bersifat seperti sukarelawan, artinya tidak ada paksaan dalam
melakukan penyuluhan. Dalam proses belajar, diperlukan metode-medote pembelajaran yang
berfungsi untuk mempermudah dalam proses belajar.
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara
kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus
mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode,
maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan
kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Kami mengunjungi kelompok tani Ngudi Raharjo yang berada di kawasan Sleman,
tepatnya Dhuri, Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Kelompok tani
ini membudidayakan tanaman pangan seperti padi, kacang tanah, jagung, dan lain-lain. Anggotaanggota kelompok tani Ngudi Raharjo masing-masing memiliki lahan pertanian. Secara kolektif,
mereka memiliki satu lahan yang digunakan untuk percobaan. Lahan tersebut dikelola bersama
dan hasilnya dapat digunakan untuk mengelola lahan sendiri.
Kelompok tani Ngudi Raharjo dipimpin oleh seorang ketua poktan yakni Bapak Purwadi.
Pak Purwadi berperan sebagai pemimpin sekaligus role model untuk anggota-anggota kelompok
tani tersebut. Pak Purwadi dijadikan role model karena memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang lebih baik daripada petani lain dalam kelompok tersebut.
Kelompok tani Ngudi Raharjo sering mengadakan pertemuan rutin setiap bulan. Proses
belajar yang dilakukan kelompok tani tersebut yakni berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta
mengikuti kegiatan penyuluhan dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten
Sleman.
a. Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan

Setiap pertemuan rutin, mereka sering berdiskusi tentang pengalaman mereka mengelola
lahan pertaniannya, seperti penggunaan pupuk yang menyuburkan tanaman, benih yang
berkualitas, dan sistem tanam yang baik. Biasanya yang lebih banyak berbagi
pengetahuan dan pengalaman adalah Pak Purwadi, karena beliaulah yang memiliki
informasi dan pengalaman. Namun, tidak sedikit petani dalam kelompok tani tersebut
juga berbagi pengalamannya dalam bertani. Harapannya dengan terbentuk budaya diskusi
dalam kelompok tani tersebut, anggota termotivasi untuk meningkatkan produktivitas
tanamannya.
b. Mengikuti Kegiatan Penyuluhan
Menurut informasi dari Pak Yuli yang kami wawancarai, kegiatan penyuluhan dari dinas
terkait ada namun intensitas pertemuannya jarang. Mereka hanya mengandalkan
informasi sekedarnya dari Pak Purwadi selaku ketua poktan Ngudi Raharjo. Mereka
mengharapkan dari kegiatan penyuluhan tersebut dapat memberikan informasi untuk
meningkatkan produktivitas tanamannya dan mendapatkan bantuan alat maupun
teknologi yang mendukung. Bantuan alat maupun teknologi sangat berguna untuk
mendukung kegiatan pertanian karena selama ini mereka minim teknologi, sehingga
harus menyewa peralatan yang menambah biaya input.
Dalam proses belajar, ada sumber belajar yang menjadi acuan dalam melaksanakan
pembelajaran.Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang
dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah
maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar atau mencapai kompetensi tertentu.Menurut Rohani, pembagian sumber belajar antara
lain meliputi:
1) Sumber belajar cetak

: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster,

dan denah.
2) Sumber belajar non cetak
3) Sumber belajar yang berupa fasilitas

: film, slide, video, model, boneka, dan audio kaset.


: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja

belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.


4) Sumber belajar yang berupa kegiatan
: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi,
dan permainan.
5) Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.
Dari macam-macam sumber tersebut, sumber belajar yang sering digunakan petani di
Kelompok Tani Ngudi Raharjo yaitu :

a. Sumber belajar cetak


Untuk sumber belajar cetak, petani di kelompok tani Ngudi Raharjo kurang menyukai
dengan sumber belajar ini. Hal tersebut disebabkan karena petani di Indonesia masih
banyak yang melek huruf atau buta aksara. Hal tersebut menyebabkan minat baca
petani rendah. Selain itu, petani lebih suka mendengarkan dan melihat dari pada harus
membaca.
b. Sumber belajar non cetak
Untuk sumber belajar non cetak, petani di kelompok tani Ngudi Raharjo sering
menonton acara televise di TVRI tentang pertanian. Dari hasil menonton acara tersebut,
petani mengaku memperoleh banyak pengetahuan baru di bidang pertanian.
c. Sumber belajar yang berupa fasilitas
Untuk sumber belajar berupa fasilitas, petani di kelompok tani Ngudi Raharjo belum
pernah melaksanakannya. Hal tersebut dikarena tidak adanya fasilitas-fasilitas yang
dibangun untuk menunjang proses belajar petani di daerah tersebut.
d. Sumber belajar berupa kegiatan
Untuk sumber belajar berupa kegiatan, petani di kelompok tani Ngudi Raharjo sering
mendapatkan proyek-proyek pertanian. Dari proyek-proyek yang berasal dari dinas
pertanian tersebut sering dilakukan penyuluhan-penyuluhan untuk keberhasilan proyek
tersebut. Dengan adanya penyuluhan tersebut, petani banyak mendapatkan pengetahuan
yang baru.
e. Sumber belajar yang berupa lingkungan
Untuk sumber belajar berupa lingkungan, petani di kelompok tani Ngudi Raharjo
meniru cara budidaya dari anggota kelompok tani lain yang mampu menghasilkan
produktivitas yang tinggi. Mereka belajar dengan melihat lingkungan disekitar dan
pengalaman anggota petani lain yang lebih sukses.

BAB IV
KESIMPULAN
a) Kelompok tani Ngudi Raharjo dipimpin oleh seorang ketua poktan yakni Bapak Purwadi.
Pak Purwadi berperan sebagai pemimpin sekaligus role model untuk anggota-anggota
kelompok tani tersebut. Pak Purwadi dijadikan role model karena memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang lebih baik daripada petani lain dalam kelompok tersebut.
b) Kelompok tani Ngudi Raharjo sering mengadakan pertemuan rutin setiap bulan. Proses
belajar yang dilakukan kelompok tani tersebut yakni berbagi pengalaman dan pengetahuan,
serta mengikuti kegiatan penyuluhan dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
Kabupaten Sleman.
c) Dari macam-macam sumber tersebut, sumber belajar yang sering digunakan petani di
Kelompok Tani Ngudi Raharjo yaitu sumber belajar cetak, sumber non cetak, sumber
belajar berupa fasilitas, sumber belajar berupa kegiatan dan sumber belajar berupa
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto,T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Yogyakarta.
Kartasapoetra,AIG. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Padmowiharjo, S. 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Pembangunan Agribisnis.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai