Ristia Apriana (Metode Numerik)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 46

METODENUMERIK

DAFTAR ISI

Pengantar Metode Numerik .......................................................

Kekeliruan dalam Perhitungan Numerik ...................................

Bilangan dan Ketelitian ...............................................................

Pembulatan ................................................................................

Latihan .......................................................................................

Teori Galat .................................................................................

10

Latihan ........................................................................................

13

Operasi Hitung pada Teori Galat ...............................................

14

Latihan .......................................................................................

18

Akar Persamaan .........................................................................

19

Metode Biseksi ..........................................................................

21

Metode Iterasi ............................................................................

24

Metode Newton Raphson ..........................................................

26

Metode Birge-Vieta ...................................................................

28

Interpolasi ...................................................................................

30

Interpolasi Linear .......................................................................

30

Latihan ........................................................................................

32

METODENUMERIK

Interpolasi Kuadrat .....................................................................

33

Interpolasi Langrange ...............................................................

36

Interpolasi Newton ....................................................................

41

Latihan .......................................................................................

43

METODENUMERIK

ii

PENGANTAR METODE NUMERIK

Tujuan Umum
Memahami kebermaknaan dari belajar metode numerik serta mengetahui
kekeliruan dalam perhitungan numerik.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian dari metode numerik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dari metode numerik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cakupan materi yang terdapat dalam metode
numerik.

Ketika kita menyelesaikan persamaan-persamaan matematika di mana teoremateoremanya masih dapat diterapkan, solusi analitik atau solusi eksak dapat kita peroleh.
Sebagai contoh, perhatikan soal-soal berikut.
(1) Cari akar-akar persamaan: x2 4x + 3 = 0!
(2) Tentukan nilai x dan y yang memenuhi sistem persamaan berikut.
2x + 3y = 8
5x 2y = 1
(3) Hitung integral berikut:
1

x 2 dx

(4) Tentukan solusi umum persamaan diferensial berikut


dy
ky 0
dx

METODENUMERIK

Persoalan di atas dengan mudah dapat dipecahkan secara analitik. Dengan


menggunakan metode pemfaktoran atau rumus abc, akar-akar persamaan pada soal (1)
adalah x = 1 dan x = 3. Dengan metode substitusi atau metode Cramer, solusi soal (2)
adalah x = 1 dan y = 2. Teorema dasar kalkulus akan membawa pada jawaban eksak
1

soal (3), yakni

x
0

dx

1
. Sementara itu, y A sin kx merupakan salah satu solusi
3

umum persamaan diferensial pada soal (4).


Permasalahan muncul ketika metode analitik tidak lagi mampu memecahkan
persoalan matematis yang lebih rumit. Sebagai contoh, perhatikan soal-soal berikut.
(1) Cari akar-akar persamaan: xe x x 0
(2) Tentukan solusi dari sistem persamaan linier berikut:
2p + 3q r + 4s + 2t = 2
4p 2q + 3r 2s t = 5
3p + q 2r 3s + 7t= 6
p + 2q + 3r 6s + 4t = 8
5p +3 q 10r s + t = 6
1

(3) Hitung integral berikut: e x dx


2

(4) Tentukan solusi persamaan diferensial berikut: y 2 y y xy e x

METODENUMERIK

Persoalan-persoalan diatas sulit untuk dipecahkan secara analitik karena tidak


ada teorema-teorema matematis yang mendukung. Akan tetapi, persoalan-persoalan itu
bukan berarti tidak dapat dipecahkan. Persoalan-persoalan di atas dapat dipecahkan
dengan metode numerik.
Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk merumuskan persoalanpersoalan matematis sehingga dapat dipecahkan dengan operasi aritmetika biasa
(tambah, kurang, kali, dan bagi). Secara harfiah, metode artinya cara, sedangkan
numerik artinya angka. Jadi, metode numerik secara harfiah adalah cara berhitung
menggunakan angka-angka.
Berbeda dengan metode analitik yang selalu menghasilkan solusi eksak dan
dapat dinyatakan dengan persamaan matematis, metode numerik menghasilkan solusi
berupa angka yang merupakan hampiran atau pendekatan. Solusi hampiran ini jelas
tidak sama dengan solusi eksak. Akan tetapi, kita dapat mencari solusi hampiran sedekat
mungkin dengan solusi eksaknya. Dengan kata lain, selisih antara solusi hampiran
dengan solusi eksak dibuat sekecil mungkin. Selisih antara solusi hampiran dan solusi
sejati disebut galat atau kesalahan.
Beberapa persoalan yang dapat dipecahkan menggunakan metode numerik
adalah menentukan solusi persamaan nonlinier, sistem persamaan linier multivariabel,
diferensial, integral, interpolasi, regresi, dan persamaan diferensial.
Dalam

penerpan

matematis

untuk

menyelesaikan

persoalan-persoalan

perhitungan dan analisis, ada beberapa keadaaan dan metode yang digunakan untuk
menghasilkan penyelesaian yang baik yaitu:
1. Bila persoalan merupakan persoalan yang sederhana atau ada theorema analisa
matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, maka
penyelesaian matematis (metode analitik) adalah penyelesaian exact yang harus
digunakan. Penyelesaian ini menjadi acuan bagi pemakaian metode pendekatan.
2. Jika persoalan sudah sangat sulit atau tidak mungkin diselesikan secara matematis
(anaitik) karena tidak ada theorema analisa matematik yang dapat digunakan, maka
dapat digunakan metode numerik.

METODENUMERIK

3. Jika persoalan sudah merupakan persoalan yang mempunyai kompleksitas tinggi,


sehingga metode numerikpun tidak dapat menyajikan penyelesaian dengan baik,
maka dapat digunakan metode-metode simulasi.
Persoalan-persoalan uang biasa diangkat dalam metode numerik adalah
persosalan-persoalan matematis yang penyelesaiannya sulit didapatkan dengan
menggunakan metode analitik, anatara lain:
1. Menyelesaikan persamaan non linear
2. Menyelesaikan persmaan simulasi atau multivariabel.
3. Menyelesaikan differensial dan integral.
4. Interpolasi dan regresi.
5. Menyelesaikan persamaan differensial.
6. Masalah multi variabel untuk menentukan nilai optimal yang tak bersyarat.

METODENUMERIK

KEKELIRUAAN DALAM PERHITUNGAN NUMERIK


Tujuan Umum:
Memahami kebermaknaan dari belajar metode numerik serta mengetahui
kekeliruan dalam perhitungan numerik.
Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa dapat mengetahui kekeliruan yang terjadi dalam perhitungan
numerik.
2. Mahasiswa dapat melakukan pembulatan ke satuan terdekat.
3. Mahasiswa dapat melakukan pembulatan angka desimal.
4. Mahasiswa dapat melakukan pembulatan ke banyak angka signifikan (penting).

Untuk menyelesaikan suatu masalah biasanya dimulai dengan sebarang data


awal kemudian dihitung, kemudian dengan langkah-langkah (pengolahan) tertentu, dan
akhirnya diperoleh suatu penyelesian.
Data numerik adalah suatu Aproksimasi (pendekatan) yang benar sampai dua,
tiga atau lebih bilangan. Terkadang metode yang digunakan merupakan suatu
aproksiamasi, dan oleh sebab itu kekeliruan dalam hasil perhitungan mungkin
disebabkan oleh kekeliruan data, atau kekeliruan di dalam metode, atau kedua-duanya.

Bilangan dan Ketelitian


Ada dua macam bilangan yaitu:
1. Bilangan Eksak (Tepat)
Contoh:
1; 2; 3;

3
; 0,5;
2

Buatlah contoh lain dari bilangan eksak: ....................................................................


METODENUMERIK

2. Bilangan Aproksimasi (Pendekatan)


Contoh:
Nilai aproksimasi dari adalah 3,1416 atau pendekatan yang lebih baik dari
adalah 3,14159265.
Buatlah contoh lain dari bilangan aproksimasi ...........................................................
Angka-angka yang menyatakan suatu bilangan disebut angka-angka
signifikan. Jadi bilangan-bilangan 3,1416; 0,66667 dan 4,0687 masing-masing memuat
lima angka signifikan. Bilangan 0,0023 hanya mempunyai dua angka signifikan yaitu 2
dan 3, karena nol hanya menentukan tempat dari titik desimal. Sering kali kita
menginginkan menyingkat penulisan bilangan-bilangan yang besar, dan hal tersebut
dapat dilakukan dengan memotong sampai seberapa angka dari bilangan itu yang kita
inginkan. Proses pemotongan bilangan seperti itu disebut pembulatan.
Untuk membulatkan bilangan sampai ke n angka signifikan, hilangkan setiap
bilangan yang ada disebelah kanan angka ke n, dan bila bilangan yang dihilangkan
tersebut:
1. Kurang dari 5 (setengah satuan), maka angka ke n tidak berubah (tetap).
2. Lebih besar dari 5 (setengah satuan),maka angka ke n bertambah satu (satu satuan).
3. Tepat 5 (setengah unit), maka angka ke n bertambah satu (satuan) jika angka ke n
ganjil, dan yang lain tetap.

Pembulatan

Apakahandatahuada
berapacara
pembulatanhasil
pengukuran???

METODENUMERIK

Berikut adalah cara pembulatan hasil pengukuran:


1. ...................................................................................................................................
2. ..................................................................................................................................
3. ..................................................................................................................................
Pembulatan ke satuan terdekat
Aturan pembulatan suatu bilangan ke satuan terdekat yaitu :
a. Jika angka berikutnya lebih dari atau sama dengan 5, maka angka ini hilang dan
angka di depannya ditambah satu.
b. Jika angka berikutnya kurang dari 5, angka ini dihilangkan dan angka di
depannya tetap.
Contoh:
a. 74,5 cm

= 75 cm (dibulatkan ke cm terdekat)

b. 45,49 lt

= 45 lt

(dibulatkan ke lt terdekat)

Pembulatan ke banyaknya tempat desimal


Cara pembulatannya ke banyaknya angka-angka desimal yang dikehendaki,
yaitu berapa angka yang berada di belakang koma.
Contoh:
a. 47,25369 = 47,2537

(dibulatkan ke-4 tempat desimal)

b. 47,25369 = 47,254

(dibulatkan ke-3 tempat desimal)

c. 47,25369 = 47,25

(dibulatkan ke-2 tempat desimal)

d. 47,25369 = 47,3

(dibulatkan ke-1 tempat desimal)

METODENUMERIK

Pembulatan ke banyaknya angka signifikan (penting)


Ketentuan untuk menyatakan angka signifikan atau angka yang berarti (penting)
sebagai berikut :
a. Semua angka selain nol adalah signifikan.
Contoh: 25,91 mempunyai 4 angka signifikan
5,4 mempunyai 2 angka signifikan
b. Semua angka nol di antara angka selain nol adalah signifikan.
Contoh: 1,025 mempunyai 4 angka signifikan
203 mempunyai 3 angka signifikan
c. Semua angka nol di belakang angka bukan nol pada bilangan bulat bukan signifikan.
Contoh: 33.000 mempunyai 2 angka signifikan
42.300 mempunyai 3 angka signifikan
d. Semua angka nol di depan angka bukan nol pada desimal bukan signifikan.
Contoh: 0,00251 mempunyai 3 angka signifikan
2,5 x 10-3 mempunyai 2 angka signifikan
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol pada desimal adalah signifikan.
Contoh: 20,080 mempunyai 4 angka signifikan
0,510 mempunyai 2 angka signifikan
f. Semua angka nol pada bilangan yang diberi tanda khusus (strip atau bar) adalah
signifikan.
Contoh: 5.000 mempunyai 3 angka signifikan
12.000 mempunyai 3 angka signifikan

METODENUMERIK

Contoh Soal
Bilangan-bilangan berikut dibulatkan sampai empat angka signifikan:
1,6583

ke

1,658

30,0567

ke

30,..

0,859378

ke

0,85.

3,14159

ke

3,1

Latihan!
1. Bulatkanlah bilangan-bilangan berikut kedua tempat desimal:
48,21416

ke

..

2,375

ke

..

2,3742

ke

..

2,385

ke

..

52,275

ke

..

81,225

ke

..

2. Bulatkanlah bilangan-bilangan berikut ke 4 signifikan.


38, 46235

ke

0,70029

ke

0,0022218

ke

19,255101

ke

2,36425

ke

0,0314052

ke

.
METODENUMERIK

TEORI GALAT
Tujuan Umum:
Mampu membedakan kesalahan mutlak (EA) dan kesalahan relatif (Er) baik itu
dalam perasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa dapat membedakan kesalahan mutlah (absolut) dan kesalahan relatif.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara mencari persentase kesalahan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara mencari persentase ketelitian.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara mencari batas penghampiran.

Teori galat atau disebut juga teori kesalahan yang terbagi ke dalam dua
kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan mutlak (Absolut Error)
Merupakan selisih antara nilai sebenarnya dengan nilai aproksimasinya, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Atau
2. Kesalahan relatif (Relatif Error)
Merupakan hasil bagi dari kesalahan mutlak dengan nilai aproksimasinya, yang
dapat dirumskan sebagai berikut:

ER

EA
x

Atau

ER

EA
x

METODENUMERIK

10

Kedua bentuk teori galat atau teori kesalahan di atas merupakan bagian utama
yang harus di kuasi, guna dapat melanjutkan penyelesaian masalah lain yang
berhubungan dengan kedua teori tersebut. Berikut beberapa hal yang merupakan
lanjutan dari permasalahan teori galat.
1. Persentase Kesalahan
Untuk mencari persentase kesalahan di peroleh dengan mengalikan kesalahan relatif
dengan persen, bentuk tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

EP ER 100%
2. Persentase Ketelitian
Setelah mengetahui persentase kesalahan, maka kita dapat mencari persentase
ketelitiannya dengan mengurangkan total suatu ketelitian dengan kesalahan.

Ketelitian (%) 100 % E P


3. Batas Penghampiran
Bilangan x disebut mendekati x sampai pada d digit- digit yang signifikan yang
memenuhi:

ER

xx
x

10 d

Contoh:
Misal p adalah pendekatan untuk p, dengan p = 3,141592, p = 3,14, tentukan:
1.
2.
3.
4.
5.

Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
Persentase kesalahan
Persentase ketelitian
Batas penghampiran

Penyelesaian:
1.) EA (p) = ............................. - ............................... = .........................
METODENUMERIK

11

2.) ER (p) =

..................................
......................
............................

3.) EP = ...................... X 100% ......................


4.) Ketelitian (%) = 100% - ............................... .............................
5.) E R = .................. <

............
............

Jadi, .............................................................................................................................................

Contoh:
Jika a adalah bilangan yang dibulatkan ke N tempat desimal, maka x
0,51 maka x teliti sampai 2 tempat desimal, sehingga x
ketelitian relatifnya adalah

1
10 N . Jika x =
2

1
10 N = ..................... dan
2

x ...............

..............%
..............
x

METODENUMERIK

12

Latihan!
Carla kesalahan absolut, relatif, persentase kesalahan, tingkat ketelitian dari
data di bawah ini. Tentukan juga banyaknya digit-digit yang signifikan dalam
pendekatan masing-masing.
1.

2.

3.

4.

5.

a 1000000
a 999996
b 0,000012
b 0,000009
x 2,71828182
x 2,7182
y 98350
y 98000
z 0,00068
z 0,00006

6. Diketahui = 3,141592653, bila dinyatakan dalam 6 desimal, hitunglah error


relatifnya jika:
a. Dilakukan pemotongan tanpa pembulatan.
b. Dilakukan pemotongan dengan pembulatan.
c. Manakah yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

METODENUMERIK

13

OPERASI HITUNG PADA TEORI GALAT

Tujuan Umum:
Mampu membedakan kesalahan mutlak (EA) dan kesalahan relatif (Er) baik
itu dalam perasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses medapatkan rumus penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pada EA dan ER.
2. Mahsiswa dapat menggunakan rumus penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian untuk menyelesaikan permaslahan dalam metode numerik mengenai
EA dan ER.
3. Mahsiswa dapat menggunakan rumus penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian untuk menyelesaikan permaslahan dalam metode numerik mengenai
EA dan ER dengan mengguakan exel.

Masih ingat kah


mengenai kesalahan
absolut dan
kesalahan relatif

Misal x adalah pendekatan untuk x, maka diperoleh:


EA x x
x x E A (x)

xx
x
x x x E R ( x)

E R ( x)

E R ( x)

E A ( x)

x
E A ( x) x E R ( x)

x x E R ( x) x
METODENUMERIK

14

1. Penjumlahan
Kesalahan Absolut
x + y = .........................................................................................................................
= ..........................................................................................................................
= ..........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
= ........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
Kesalahan Relatif
ER (x + y) = ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................

2. Pengurangan
Kesalahan Absolut
x - y = .........................................................................................................................
= ..........................................................................................................................
= ..........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
METODENUMERIK

15

= .........................................................................................................................
= ........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
Kesalahan Relatif
ER (x - y) = ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................

3. Perkalian
Kesalahan Absolut
x . y = .........................................................................................................................
= ..........................................................................................................................
= ..........................................................................................................................
Diasumsikan EA (x) . EA (y) 0, maka:
= .........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
METODENUMERIK

16

= .........................................................................................................................
Kesalahan Relatif
ER (x . y) = ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................

4. Pembagian
Kesalahan Absolut
x
y

= ............................................................................................................................
= ..........................................................................................................................
= ..........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
= .........................................................................................................................
= ........................................................................................................................
= .........................................................................................................................

Kesalahan Relatif
x

ER = ...........................................................................................................
y

= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
METODENUMERIK

17

= ...........................................................................................................
= ...........................................................................................................
Contoh:
Diberikan data x = 2,718282, x = 2,7182, y = 3,141593 dan y = 3,1416, maka carilah:
1. EA(x + y) dan ER (x + y)
2. EA (x y) dan ER (x y)
3. EA (x . y) dan ER (x . y)
4. EA (x/y) dan ER (x/y)
Setelah mengetahui penyelesaian operasi hitung pada teori galat, maka untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dapat menggunakan bantuan program komputer
yang sangat sederhana yaitu exel.

Latihan!
Diberikan data x = 3/4 , x = pembulatan 4 desimal, y = 4/7 dan y = pembulatan 4
desimal, maka carilah:
1. EA(x + y) dan ER (x + y)
2. EA (x y) dan ER (x y)
3. EA (x . y) dan ER (x . y)
4. EA (x/y) dan ER (x/y)
Selesaikan permasalahan di atas dengan menggunakan manual dan bantuan program
exel, kemudian buatlah kesimpulan dari kedua pengerjaan yang berbeda tersebut.
METODENUMERIK

18

AKAR PERSAMAAN

Tujuan Umum:
Mampu mencari nilai akar persamaan dengan menggunakan metode numerik
yaitu dengan cara iseksi, iterasi, newton raphson dan bierge vietta.

Tujuan Khusus:
1. Mahsiswa dapat mencari akar persamaan dengan menggunakan cara biseksi,
iterasi, newton raphson, dan bierge vietta.
2. Mampu menarik kesimpulan dari keempat cara dalam metode numerik untuk
mencari akar persamaan.
3. Dapat menyelesaikan permaslahan sehari-hari yang berhubungan akar
persamaan.

Definisi:
Diberikan suatu fungsi f dari R ke R yang kontinu. Suatu bilangan x0 R
yang memenuhi f(x0) = 0 disebut akar persamaan f (x) = 0 atau nilai nol dari
fungsi f.

Di dalam kerja ilmiah dan teknik, sering dijumpai suatu masalah untuk mencari
akar-akar persamaan yang berbentuk f(x). Jika f(x) berbentuk kuadrat, pangkat tiga,
atau pangkat empat maka ada rumus-rumus aljabar untuk menghitung akar-akarnya.
Sebaiknya, jika f(x) suatu polinom berderajat tinggi atau berbentuk fungsi transenden
seperti, 1 + cos x 5x, x tan x cos x, e-x sin x, dan seterusnya, tidak tersedia metode
aljabar untuk solusinya, dan harus dipelajari kembali tentang cara mencari akar-akarnya
dengan metode (cara) aproksimasi.

METODENUMERIK

19

Masihingatkahuntuk
menyelesaikansoal
sepertiberikut????
F(x)=2x2+5x3

Contoh:
1. Berapakah nilai x pada F(x) = 2x2 + 5x 3 dari ke adalah fungsi kontinyu.
Penyelesian:

Jadi, ......................................................................................................................
2. Carilah akar Real dari persamaan H(x) = x3 x 1 = 0
Untuk mencari akar-akar dari pesamaan H(x) = 0 adalah sukar dilakukan dengan cara
eksak. Pada kenyataannya kita cukup mencari pendekatan dari akar-akar yang eksak.
Dalam bagian ini, akan dibicarakan metode-metode numerik untuk solusi
persamaan, dengan f(x) adalah fungsi aljabar atau transenden atau keduanya.

METODENUMERIK

20

METODE BISEKSI (Belah Dua)


Teorema yang digunakan dalam metode biseksi Bila f(x) kontinu di dalam a
x b dan fungsi f(a) dengan f(b) berlawanan tanda, maka f() = 0 untuk suatu
bilangan sedemikian sehingga a < < b.
Berdasarkan teorema di atas menyatakan bahwa bila fungsi f(x) kontinu di antara
a dan b, maka f(a) dan f(b) berlawanan tanda, maka ada paling sedikit satu akar di antara
a dan b. maka akar-akarnya terletak di antar a dan b, dan nilai aproksimasinya.
x0

ab
2

Jika f(x0) = 0, maka x0 adalah akar-akar dari f(x) = 0.

Contoh:
Selesaikan persamaan x2 3 = 0 dalam interval [1 ,2] menggunakan metode bagi dua
sampai 5 iterasi (langkah).
Penyelesaian:
a 1 f ( a ) .....
b 2 f (b) ......

Oleh karena itu akar persamaan teretak antara 1 dan 2


Iterasi 1:
1 2
1,5
2
f ( x1 ) (1,5) 2 3 0,75

x1

Oleh karena itu akar persamaan terletak antara 1,5 dan 2


Iterasi 2:
............. ...........
...........
.......
f ( x 2 ) (...........) 2 ............ ...........

x2

Toleransi keauratan (%) =


=

x 2 x1
100%
x2
............. ...........
100%
........
METODENUMERIK

21

= ................%
Oleh karena itu akar terletak antara ............. dan ..........
Iterasi 3:
............. ...........
...........
.......
f ( x3 ) (...........) 2 ............ ...........

x3

Toleransi keauratan (%) =


=

x3 x 2
100%
x3
............. ...........
100%
........

= ................%
Oleh karena itu akar terletak antara ............ dan .............
Iterasi 4:
............. ...........
...........
.......
f ( x 4 ) (...........) 2 ............ ...........

x4

Toleransi keauratan (%) =


=

x 4 x3
100%
x4
............. ...........
100%
........

= ................%
Oleh karena itu akar terletak antara ............ dan ...............
Iterasi 5:
............. ...........
...........
.......
f ( x5 ) (...........) 2 ............ ...........

x5

Toleransi keauratan (%) =


=

x5 x 4
100%
x5
............. ...........
100%
........

= ................%
Jadi pada iterasi ke-5 diperoleh akar hampir x = ....................
METODENUMERIK

22

Contoh:
Carilah akar real dari persamaan f(x) = x3 x 1 = 0 dengan interval [1, 2] dengan 3
iterasi.
Penyelesaian:

Jadi pada iterasi ke-3 diperoleh akar hampir x = ..................

METODENUMERIK

23

METODE ITERASI
Iterasi adalah suatu proses yang diulangi sampai jawaban yang diinginkan
diperoleh. Teknik-teknik iterasi digunakan untuk mencari akar-akar pendekatan
persamaan, solusi dari sistem persamaan linear maupun non linear, dam solusi dari
persamaan diferensial.
Dalam proses iterasi kita mulai dengan mengopersasikan x0 untuk suatu akar
dan akar hasil tersebut kita aproksimasi x1 sebelum aproksimasi x2 dan setersunya.
Dengan proses efektif nilai-nilai yang diperoleh x1, x2, x3, ... makin lama makin
mendekati akar .
Proses tersebut diteruskan sehingga aproksimasinya dengan ketelitian yang
diinginkan diperoleh. Jadi ntuk suatu proses iteratif kita perlukan kedua hal ini:
1. Aproksimasi x0
2. Metode aau formula untuk memperoleh apoksimasi xn+1 dalam suku-suku dari
aproksimasi xn.
Jika persamaan yang akar-akarnya akan dicari adalah f(x) = 0, maka untuk
aproksimasi x0 dapat diperoleh dari sketsa gambar dari grafik f(X). Jika persamaan f(x)
= 0 ditulis dalam bentuk x = F(x), kita peroleh berturut-turut iterasi x1, x2, x3, .... seperti
berikut:
x1 = F(x0)
x2 = F(x1)
x3 = F(x2)
...

...

...

...

xn+1 = F(xn)

METODENUMERIK

24

Contoh:
Carilah akar dari persamaan x3 x 1 = 0
Penyelesaian:
Persamaan x3 x 1 = 0 dapat ditulis sebagai x = x3 1 yaitu dalam bentuk x = F(x)
dengan F(x) = x3 1.
Sekarang akan kita coba untuk menentukan akar diantara 1 dan 2 merumuskan proses
yang didefiniskan oleh aproksimasi awal.
xn+1 = x3-1

METODENUMERIK

25

METODE NEWTON RAPSON


Metode ini merupakan penggunaan umum untuk memperoleh hasil yang lebih
baik dari metode-metode sebelumya. Misal x0 adalah aproksimasi akar dari f(x) = 0 dan
misalnya h adalah kekeliruan dari aproksimasi tersebut sedemikian x1 = x0 + h dan f(x1)
= 0. Ekspansi f(x1) oleh deret Taylor, kita peroleh:
f ( x0 ) hf ( x 0 )

h2
f ( x 0 ) ... 0
2!

Karena aproksimasi yang lebih baik adalah yang kekeliruannya terkecil, dalam hal ini
h snagat kecil, maka turunan kedua atau lebih dapat diabaikan, sehingga kita peroleh
f ( x0 ) hf ( x0 ) 0
h

f ( x0 )
f ( x0 )

Aproksimasi yang baik dari x0 diberikan oleh x1, dengan x1 x0

f ( x0 )
f ( x0 )

Aproksimasi-aproksimasi yang lain adalah x2, x3, x4, ........, xn+1 dengan

x n 1

f ( xn )
xn
f ( x n )

yang disebut formula Newton Rapshon

Contoh:
Gunakan metode Newton Raphson untuk menentukan aproksimasi akar real dari
persamaan x3 x 1 dengan x0 = 1.
Penyelesaian:
Jika kita misalkan f(x) = x3 x 1 dengan x0 = 1, maka f ( x) 3x 2 1
x n 1 x n

( x 3 x 1)
3x 2 1

METODENUMERIK

26

x1 x0

f ( x0 )
...........
1
1 ............. ..............
f ( x0 )
..........

x 2 x1

f ( x1 )
.............
............
........ ........ ..........
f ( x1 )
...........

x3 ........................................................................................

Jadi, ..................................................................................................................................

Contoh:
Gunakan metode Newton Raphson untuk menentukan aproksimasi akar real dari
persamaan x2 1 dengan x0 = 1. (Buatlah sebanyak 4 iterasi)
Penyelesian:

METODENUMERIK

27

METODE BIRGE-VIETA
Diberikan persamaan P(x) dengan P(x) suatu polinomial. Akan dicari
pendekatan dari akar persamaan P(x) = 0 dengan nilai awal x0 dengan metode BiergeVieta yang langkah-langkahnya dijelaskan pada contoh ini.
Langkah-langkah untuk mencari akar persamaan dengan menggunakan metode
ini yaitu:
bi ai x0 .bi 1
i 2,1
ci bi x0 .ci 1
b0 p ( x0 ) a0 x0 .bi
x1 x0

b0
c1

Contoh:
Carilah akar pendakatan dari P(x) = x3 x 1 dengan x0 = 1, sebanyak 3 iterasi.
Penyelesaian:
P(x) = a3.x3 + a2.x2 + a1.x + a0
P(x) = x3 x 1
Sehingga

a3 = ........., a2 = .........., a1 = .........., a0 = ........... maka a3 = b3 = c3 = 1

b2 a 2 x0 b3 0 1 1 1

c 2 b2 x 0 c3 ....... ...... ........


b1 a1 x0 b2 ........ ..... ........
c1 b1 x0 c 2 ........ ...... ........
b0 f ( x0 ) f (1) a 0 x 0 b1 ....... ....... ......
x1 x0

b0
........
1
......... ......... ............
c1
.......

METODENUMERIK

28

b2 a 2 x1 b3 0 1 1 1

c 2 b2 x1 c3 ....... ...... ........


b1 a1 x1 b2 ........ ..... ........
c1 b1 x1 c 2 ........ ...... ........
b0 f ( x0 ) f (1) a 0 x1 b1 ....... ....... ......
x 2 x1

b0
........
1
......... ......... ............
c1
.......

b2 a 2 x 2 b3 0 1 1 1

c 2 b2 x 2 c3 ....... ...... ........


b1 a1 x 2 b2 ........ ..... ........
c1 b1 x 2 c 2 ........ ...... ........
b0 f ( x0 ) f (1) a 0 x 2 b1 ....... ....... ......
x1 x 2

b0
........
1
......... ......... ............
c1
.......

Contoh:
Carilah akar pendakatan dari P(x) = x2 3 dengan x0 = 1, sebanyak 5 iterasi.
Penyelesaian:

METODENUMERIK

29

INTERPOLASI

Tujuan Umum:
Mampu menyelesaikan permasalahan dari titik-titik koordinat yang
membentuk garis lurus dengan interpolasi linear, kuadrat, lagrange dan newton

Tujuan Khusus:
1. Mahsiswa dapat mengetahui definisi dari interpolasi.
2. Mahasiwa dapat memahami jenis dari interpolasi.
3. Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan dari titik-titik koordinat yang
membentuk garis lurus dengan interpolasi linear interpolasi kuadrat, interpolasi
lagrange dan interpolasi newton.
4. Mahasiswa dapat membedakan ketiga jenis interpolasi

Inetrpolasi berarti mengestimasi nilai fungsi yang tidak diketahui dengan


menggunakan nilai-nilai fungsi di titik sekitarnya. Interpolasi ialah menghubungkan
titik-titik data diskrit dalam suatu cara yang masuk akal sehingga dapat diperoleh
taksiran layak dari titik-titik data diantara titik-titik yang diketahui. Sehingga dapat
dikatakan bahwa interpolasi merupakan suatu cara untuk mencari suatu bentuk fungsi,
dengan diketahui titik-titik dari suatu fungsi tersebut.
Akan dibicarakan bermacam-macam interpolasi, yaitu Interpolasi Linear,
Interpolasi Kuadrat, Interpolasi Lagrange, Interpolasi Newton

INTERPOLASI LINEAR

Interpolasi linear menggunakan suatu penggal garis lurus yang melalui 2 titik.
Slope/gardien tunggal penggal garis lurus yang melalui titik (x0, y0) dan titik (x1, y1)
adalah:

METODENUMERIK

30

y1 y0
x1 x0

Persamaan garis lurusnya:

y P(x) y0

y1 y0
(x x0 )
x1 x0

atau dapat ditulis

y p(x) y0 m(x x0)

Dapat digambarkan

y=P(x),x0 xx1
y1

y1 =P(x1)=...???

y0

X0

X1

X2

Contoh:
1. Jika diketahui bahwa nilai fungsi di x0 = 2 adalah y0 = 7 di x1 = 10 adalah y1 =
15,carilah nilai fungsi di x2 = 6 dan di x3 = 8, gunakan interpolasi linear.
Penyelesaian:
m

y1 y 0 15 7 8

1
x1 x0 10 2 8

Persamaan garis lurusnya: y = P(x) = y0 + (x x0) = ....... + (x - ......)


Jadi y2 = 7 + (x2 - .....) = 7 + ( .... - .....) = .......+....... = ........
y3 = 7 + (x3 - .....) = 7 + ( .... - .....) = .......+....... = ........
Dengan gambar sebagai berikut.

METODENUMERIK

31

2. Di suatu tempat pada jam 6 pagi suhu udara 230C dan jam 12 siang suhu udara naik
menjadi 320C. Menggunakan inetrpolasi linear, carilah suhu udara ditempat tersebut
pada jam 11 siang.
Penyelesaian:

Latihan!
1. Bila diketahui bahwa nilai fungsi x0 = 2 adalah y0 = 7 di x1 = 10 adalah y1 = 15,
carilah nilai fungsi di x2 = 6 dan di x3 = 8. gunakan interpolasi linear.
2. Hitunglah taksiran y untuk x = 2 dengan menggunakan interpolasi linear untuk data
(1,0) dan (4, 1.386294).
3. Diketahui nilai fungsi di xA = -5 adalah yA = 12 dan xB = 3 adalah yB = -20. carilah
nilai fungsi di xC = -1 dan di xD = = 2 dengan interpolasi linear.
4. Diketahui xA = 2, yA = 3 dan xB = 15, yB = 8. menggunakan interpolasi linear, bila
diberikan x1 = 8 dan x2 = 11 berapakah y1 dan y2?. Gunakan aritmatika 4 angka
desimal (dibelakang koma) dengan pembulatan ke 0,0001 yang terdekat.
5. Tinggi badan seseorang waktu berumur 10 tahun adalah 140 cm dan waktu berumur
20 tahun adalah 165 cm. menggunakan interpolasi linear, carilah tinggi badan orang
tersebut. Waktu umurnya 17 tahun. Bila kenyataannya menunjukkan bahwa tinggi
badan orang tersebut waktu berumur 17 tahun adalah 162 cm, hitunglah kesalahan
absolut dan kesalahan relatif dari tinggi badan yang sebenarnya.

METODENUMERIK

32

INTERPOLASI KUADRAT
Banyaknya kasus di mana penggunaan interpolasi linear kurang memuaskan,
karena fungsi yang diinterpolasi nilai-nilainya berlaku cukup besar (dalam nilai mutlak)
dengan nilai-nilai fungsi linear.
Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan polinom derajat dua atau lebih. Di sini
dibahas interpolasi kuadrat yang menggunakan polinom derajat dua.
Cara I:
Misalkan diberikan data yang dinyatakan dengan titik-titik (xk-1, yk-1), (xk, yk)
dan (xk+1, yk+1). Akan dicari polinom derajat dua (fungsi kuadrat) P(x) = A2 x2 + A1 x +
A0 yang kurvanya (parabola) melalui 3 titik tersebut. Jadi akan dicari A2, A1, dan A0,
A2 0 dari sistem persamaan linear:
y 0 A2 x 02 A1 x 0 A0

2
y1 A2 x1 A1 x1 A0

2
y 2 A2 x 2 A1 x 2 A0

Setelah A2, A1, dan A0 diperoleh dari sistem persamaan linear tersebut, nilai-nilai
disubstitusikan ke P(x) = A2x2 + A1x + A0
Contoh:
Carilah interpolasi kuadrat menggunakan titik-titik (0,1), (2,5) dan (4,17).
Penyelesaian:
Dalam hal ini akan dicari persaman parabola y= P(x)= A2x2 + A1x + A0 yang melalui 3
titik tersebut. Diperoleh sistem persamaan linear:
1 A0

5 4 A 2 2 A1 A0
17 16 A 4 A A
2
1
0

Jadi,

4A2 + 2A1 = 4
16A2 + 4A1 = 16
METODENUMERIK

33

2A2 + A1 = 2
4A2 + A1 = 4
Dengan mengurangkan persamaan. Pertama ke persamaan ke dua di dapat,
2A2 = 1 sehingga A2 = 1 dan A1 = 0.
Gambar dari persamaan di atas.

Cara II:
Untuk mencari polinomial derajat dua (fungsi kuadrat) P(x) yang kurvanya
(parabola) melalui titik-titik(x0, y0), (x1, y1) dan (x2, y2) dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Bentuk fungsi-fungsi kuadrat:

C 0 ( x ) ( x x1 )( x x 2 )
C1 ( x ) ( x x 0 )( x x 2 )
C 2 ( x ) ( x x 0 )( x x1 )
2. Bentuk koefisien-koefisien:

METODENUMERIK

34

B0

y0
C0

B1

y1
C1

B2

y2
C2

3. P(x) = B0C0(x) + B1C1(x) + B2C2(x)

Contoh:
Carilah interpolasi kuadrat menggunakan titik-titik (0,1), (2,5) dan (4,17).
Penyelesaian:
1. Bentuk fungsi-fungsi kuadrat:

C 0 ( x ) ( x x1 )( x x 2 ) ( x .......)( x ......)
C 1 ( x ) ( x x 0 )( x x 2 ) ( x .......)( x ......) x ( x ....)

C 2 ( x ) ( x x 0 )( x x1 ) ( x .......)( x ......) x ( x ....)

2. Bentuk koefisien-koefisien:
B0

y0
.......... .......... ..... ..........
C0

B1

y1
.......... .......... ..... .......... .
C1

B2

y2
.......... .......... ... .......... ..
C2

2. P(x) = B0C0(x) + B1C1(x) + B2C2(x)


= ............................................. + ........................................ + .............................
= ............................................ + ........................................ + .........................
METODENUMERIK

35

= ..........................
Dengan gambar sebagai berikut:

Contoh:
Carilah interpolasi kudrat menggunakan titik-titik (0, 3), (1, 2) dan (-2, 11)
Penyelesaian:
Akan di cari persamaan parabola y = A2 x2 + A1 x + A0

INTERPOLASI LAGRANGE
Disini akan dibahas interpolasi polinomial berderajat N-1 yang menggunakan N
titik (x1,y1), (x2,y2), , (xN,yN). Jadi bila N=2 terjadi interpolasi linear dan bila N=3
terjadi interpolasi kuadrat. Akan dicari polonomial berderajat N-1:
y = P(x) = AN-1xN-1 + AN-2xN-2 + + A1x + An
CaraI menggunakan sistem N persamaan linear untuk mencari N buat koefisien
AN-1,AN-2, ,A1,A0. Cara II menggunakan formula lagrange dan interpolasinya disebut
interpolasi Lagrange.
METODENUMERIK

36

Cara I:
Akan dicari AN-1, AN-2, , A1, A0 dari sistem N persaman linear:

y1 AN 1 x1N 1 AN 2 x1N 2 ... A1 x1 A0

N 1
N 2
y2 AN 1 x2 AN 2 x2 ... A1 x2 A0

y A x N 1 A x N 2 ... A x A
1 N
0
N 1 N
N 2 N
n
Setelah A , A , , A , A diperoleh dari sistem persamaan linear tersebut, nilainilai ini disubstitusikan y = P(x)= AN-1xN-1 + AN-2xN-2 + + A1x + A0.

Contoh:
Carilah interpolasi polinomial derajat tiga menggunakan titik-titik (0, 1), (1, 1), (2, 2)
dan (4, 5).
Penyelesaian:

Karena A0 = 1, maka diperoleh sistem persamaan:

METODENUMERIK

37

Jadi, y = P(x) = ..................................................................................................

Cara II:
Untuk mencari interpolasi polinomial berderajat N-1 yang kurvanya melalui N
titik(x1,y1), (x2,y2), , (xN,yN), dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Bentuk N polinomial derajat N-1:
N

( x) ( x x ),i 1,2,3..., N
i

j 1
j 1

2. Bentuk N koefisien:

Bi

yi
, i 1,2,..., N
i ( xi )

3. Diambil
N

P( x) Bi Ci ( x)
i 1

Dari definisi di atas, terlihat bahwa Ci(xk) = 0 jika i = k. Jadi untuk setiap k, k =
1, 2, , N, didapat.
N

yi
yk
(
)
C
x
i 1 i i

P( xk ) BiCi ( xk )
i 1

Jadi y = P(xk), k = 1, 2, , N, sehingga kurva y = P(x) melalui N titik-titik


(x1,y1),(x2,y2, ,(xN,yN).
METODENUMERIK

38

Contoh:
Carilah interpolasi polinomial derajat tiga menggunakan titik-titik (0, 1), (1, 1), (2, 2)
dan (4, 5).
Penyelesaian:
Bentuk 4 polinomial derajat 3:
C1 =

C2 =

C3 =

C4 =

Bentuk 4 koefisien Bi

yi
Ci (x)

B1 =

B2 =

B3 =

METODENUMERIK

39

B4 =

Jadi, Ambil y = P(x) =

B
i 2

C i ( x) =

Latihan!
Carilah interpolasi polinomial derajat tiga menggunakan titik-titik:
1. (0,1),(1,1),(2,2) dan (4,5)
2. (-1,2),(0,3),(2,5) dan (3,-4)
3. (-2,3),(-1,4),(0,5) dan (3,6)

METODENUMERIK

40

INETRPOLASI NEWTON
Disini akan dicari interpolasi berderajat n yang menggunakan titik-titik (x0,y0),
(x1,y1, , (xn,yn) yang banyaknya n + 1. bentuk polinomial interpolasi newton: y = y(x)
= P(x).

P( x) P( x0 ) ( x x0 ) P[ x1 , x0 ] ( x x0 )(x x1 ) P[ x2 , x1 , x0 ]
( x x0 )(x x1 )(x x2 ) P[ x3 , x2 , x1 , x0 ] ...
( x x0 )(x x1 )...(x xn1 ) P[ xn , xn1 ,..., x1 , x0 ]
Dimana

P[ x1 , x0 ]

P( x1 ) P( x0 )
x1 x0

P[ x2 , x1 , x0 ]

P( x2 , x1 ) P[ x1 , x0 ]
x2 x0

disebutbedaterbagihingga
t
disebutbedaterbagihinggapertamadisebut
bedaterbagihinggakedua

P[x3 , x2 , x1, x0 ]

P[x3 , x2 , x1] P[x2 , x1, x0 ]


x3 x0

P[xn , xn1,...,x0 ]

P[xn , xn1,...x1] P[xn1, xn2 ,...,x0 ]


xn x0

Dst...

Disebut beda terbagi hingga ke n, dan

P( x0 ) y0 , P( x1 ) y1 ,..., P( xn ) yn

METODENUMERIK

41

Contoh:
Carilah interpolasi polinomial derajat tiga menggunakan titik (0,1) (1,1), (2,2) dan (4,5)
berturut-turut sebagai (x0, y0), (x1, y1), (x2, y2) dan (x3, y3).
Penyelesaian:
P ( x1 , x0 )

y1 y 0 1 1

.......
x1 x0 1 0

P(x2, x1) = .................................................................................................................


P(x3, x2) = .................................................................................................................
P(x2, x1, x0) = ............................................................................................................
P(x3, x2, x1) = ............................................................................................................
Jadi, P(x) =.................................................................................................................

METODENUMERIK

42

Latihan Soal!
1. Nilai-nilai eksak dari ln 1 dan ln 4 berturut-turut adalah 0 dan 1,3862944. gunakan
polinomial interpolasi lagrange derajat satu untuk menghitung ln 2. nilai eksak dari
ln 2 adalah 0,6931472. carilah Eabs(0,6931472) dan Erel(0,6931472) dari hasil
pendekatan tersebut.
2. Seperti pada soal no.1 gunakan polinomial interpolasi newton derajat satu.
3. nilai-nilai eksak dari ln 1, ln 4 dan ln 6 berturut-turut adalah 0, 1,3862944 dan
1,7917595. gunakan polinomial interpolasi Lagrange derajat dua untuk menghitung
ln 5. nilai eksak dari ln 5 adalah 1,6094379. carilah Eabs(1,6094379) dan
Erel(1,6094379) dari hasil pendekatan tersebut.
4. Seperti pada soal no.4 gunakan polinomial interposlasi Newton derajat dua.
5. nilai-nilai eksak dari cos 0 dan cos 1 berturut-turut adalah 1 dan 0,540302. gunakan
polinomial interpolasi Lagrange derajat satu untuk menghitung cos 0,4. nilai eksak
dari cos 0,4 adalah 0,921061. carilah Eabs(0,921061) dan Erel(0,921061) dari hasil
pendekatan tersebut.
6. Seperti pada soal no.5 gunakan polinomial interpolasi Newton derajat satu.
7. nilai-nilai eksak dari cos 0, cos 1 dan cos (-1) berturut-turut adalah 1 dan 0,540302
serta 0,540302. gunakan polinomial interpolasi Lagrange derajat dua untuk
menghitung cos 0,6. nilai eksak dari cos 0,6 adalah 0,825336. carilah Eabs(0,825336)
dan Erel(0,825336)dari hasil pendekatan tersebut.
8. Seperti pada oal no.7 gunakan polinomial interpolasi Newton derajat dua.

METODENUMERIK

43

Anda mungkin juga menyukai