Infeksi Organ Genitalia Wanita - Dr. Tigor

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

Infeksi Organ Genitalia Wanita

Dr. Tigor P. Simanjuntak SpOG., M. Kes


Departemen Obstetri dan Ginekologi
FK. UKI - Jakarta

Learning Objective:
1. Mengetahui penyebab infeksi
genitalia ekterna dan interna
wanita.
2. Mengetahui penyakit pada
genitalia wanita akibat infeksi.
3. Mengetahui gejala klinis dan
terapi infeksi pada genitalia
wanita .

Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Infeksi Organ Genitalia


Wanita
1.
2.
3.
4.
5.

Vulva
Vagina
Serviks
Endometrium, Miometrium,
Perimetrium.
Tuba

Bakteri

VIRUS

1. Infeksi Vulva( Glitoris, Labia


mayor dan minor, Fourchet)

Bartolinitis Abses
bartoline
Penyebab:
Klamidia, Gonokok, Bakteroides,
danEscherichia coli
Patogenesis:
Sumbatan duktus utama kelenjar
Bartolin menyebabkan retensi
sekresi dan dilatasi kistik. Kelenjar
Bartolin membesar, merah, nyeri,
dan lebih panas dari daerah
sekitarnya. Isi di dalam berupa
nanah dapat keluar melalui duktus
atau
bila
tersumbat
dan
mengumpul
di
dalam
menjadiabses.

Bartolinitis Abses bartoline


Tanda dan gejala:
Vulva terjadi perubahan warna,
kulit,membengkak, timbunan
nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.

Kelenjar bartolin membengkak,


terasa nyeri sekali bila penderita
berjalan atau duduk, juga dapat
disertai demam

Pemeriksaan

laboratorium:
Px: hapusan urethra dan vulva
dengan metode blue atau gram,
positif bila dijumpai banyak sel
nanah dan diplokokkus intra
maupun ekstraseluler.

Bartolinitis Abses bartoline


Penatalaksanaan :
Antibiotik broad
spektrum atau yang
sesuai (umumnya
terhadap Klamidia,
Gonokok, Bakteroides,
danEscherichia coli).
Bila sudah terjadi
abses/ sudah bernanah:
AB + insisi drainase.

Kondiloma vaginalis
Penyebab: HVP tipe 6, 11
Kutil

biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah


terinfeksi, dimulai sebagai pembengkakan kecil yang
lembut, lembap, berwarna merah atau pink. Mereka
tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki tangkai.
Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil
dan
permukaannya
yang
kasar
memberikan
gambaran seperti bunga kol (blumkol).

Pada

wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan


(penderita AIDS atau pengobatan dengan obat yang
menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang
kulitnya meradang, pertumbuhan kutil ini sangat
cepat.

Kondiloma vaginalis
Penatalaksanaan:
Kutil

bisa diangkat melalui kauter, laser, krioterapi


(pembekuan), atau pembedahan.

Pengobatan kimiawi: Podofilum resin, atau asam


trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil.
Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa
minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di
sekelilingnya dan sering gatal.

Kutil

di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker


seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan lainnya
adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui
pembedahan endoskopik. Kutil genitalis sering
kambuh dan memerlukan pengobatan ulang.

Vaginitis - Servisitis

Vaginitis
Infeksi

Pada Mukosa Vagina.


Mukosa tampak hiperemis,
terkadang disertai rasa sakit dan
gatal
Menopause: Vaginitis senilis
Terapi: Tergantung etiologi.

Servisitis
Infeksi

Pada Porsio
Mukosa tampak hiperemis, mudah
berdarah
Penyebab : bakteri, Virus
Terapi: Tergantung etiologi.
Hati hati Prakanker ???
- IVA test
- pap smear
- Kolposcopi
- Genom DNA HVP.
- Vaksinasi.

Endometritis-MiometritisPerimetritis
Endometritis adalah infeksi
padaendometrium(lapisan dalam dari
rahim). Infeksi ini dapat terjadi sebagai
kelanjutan infeksi pada serviks atau
infeksi tersendiri dan terdapat benda
asing

Endometritis-Miometritis- Perimetritis
Terjadinya infeksiendometriumpada saat:
A.Persalinan, dimana bekas implantasi
plasenta masih terbuka, terutama pada
persalinan terlantar dan persalinan
dengan tindakan.
B.Pada saat terjadi keguguran.
C. Saat pemasangan alat rahim (IUD) yang
kurang legeartis.
D. Sistemik
E. Penyebaran dari vagina dan servik

Endometritis-Miometritis- Perimetritis
Gambaran klinik :
Tergantung dari : Jenis dan virulensi kuman,
Daya tahan penderita
Uterus

padaendometriosisagak membesar, serta


nyeri pada perabaan, dan lembek.

Pada endometritis yang tidak meluas, penderita


pada hari-hari pertama merasa kurang sehat dan
perut nyeri. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi
menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari
suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih
satu minggu keadaan sudah normal kembali.

Lokia
nanah..

biasanya berbau, dan

warna seperti

Endometritis-Miometritis- Perimetritis
Endometritis Akut
Terutama terjadi pada postpartum atau postabortum.
Endometritispostpartum, regenerasiendometriumselesai pada
hari ke-9, sehinggaendometritispostpartum pada umumnya
terjadi sebelum hari ke-9.
Endometritispostabortum terutama terjadi pada abortus
provocatus.
Endometritisjuga dapat terjadi pada masa senil.
Padaendometritisakutaendometriummengalami edema dan
hiperemi, dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi,
edema, dan infiltrasi leukosit berinti polimoni yang banyak, serta
perdarahan-perdarahan interstisial.
Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi
pada abortus dan partus.

Endometritis-Miometritis- Perimetritis
Endometritis Akut
Infeksi post abortum dan post partum:
Sering terdapat oleh karena luka-luka pada serviks uteri,
luka pada dinding uterus bekas tempat plasenta, yang
merupakan porte dentree bagi kuman-kuman patogen.
Persalinan dan kuretase yang tidak aman (Instrumen yg
tidak steril)
Pada abortus septic dan sepsis puerperalis infeksi lebih
cepat meluas ke miometrium dan melalui pembuluhpembuluh darah dan limfe dapat menjalar ke parametrium,
tuba dan ovarium serta keperitoneumdi sekitarnya.
Gejala klinis: Demam tinggi, kelihatan sakit keras, keluar
leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah di
sekitarnya nyeri pada perabaan.

Endometritis-Miometritis- Perimetritis

Endometritis Akut
1. Penyebab lain:
Zat kontras : Radium,
pemasangan IUD yg tidak steril,
2. Dalam pengobatan
endometritisakuta yang paling
penting ialah berusaha mencegah
agar infeksi tidak menjalar.

Endometritis-Miometritis- Perimetritis
Endometritis kronik
Kasusnya jarang ditemui oleh karena
infeksi yang tidak dalam masuknya pada
miometrium, tidak dapat mempertahankan
diri, karena pelepasan lapisan fungsional
dariendometriumpada waktu haid.
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
banyak sel-sel plasma dan imfosit.
Penemuan limfosit saja tidak besar artinya
karena sel itu juga ditemukan dalam
keadaan normal dalam endometrium.

Endometritis-Miometritis- Perimetritis
Endometritis kronik
Dapat ditemukan pada:
1. Pada tuberkulosis;
2. Sisa abortus atau partus;
3. Korpus alienum di kavum uteri;
4. Polip uterus dengan infeksi;
5. Tumor ganas uterus;
6. Salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvik.
7.Fluor albus yang keluar dari ostium
8.Kelainan haid seperti metrorrhagi dan
menorrhagi

Endometritis-Miometritis- Perimetritis

Diagnostik :
1. Anamnesis
2. Status generalis
3. Status ginekologis:
- Sub Involusi
- Nyeri tekan uterus
- Lokia muko purulen dan
berbau
4. Px. Penunjang

Endometritis-Miometritis- Perimetritis
Penanganan Endometritis
1.Antibiotika dan drainase yang memadai
Merupakan pojok sasaran terapi. Evaluasi klinis
dan organismeyang terlihat pada pewarnaan
gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang
2.Tindakan bedah
Endometritis
postpartum
sering
disertai
dengan jaringan plasenta yang tertahan atau
obstruksi servik. Drainase lokia yang memadai
sangat penting. Jaringan plasenta yang
tertinggal
dikeluarkan
dengan
kuretase
perlahan dan hati-hati.

Endometritis-Miometritis- Perimetritis

Penanganan Endometritis Akut


a.Pemberian uterotonika
b.Istirahat, posisi/letak Fowler
c. Pemberian antibiotika
d.Endometritis senilis, perlu
dikuret
untuk mengesampingkan
diagnosa
corpus carcinoma.

Endometritis-Miometritis- Perimetritis
Penanganan Endometritis kronik
Perlu dilakukan kuretase untuk
diferensial
diagnosa
dengan
carcinoma corpus uteri, polyp atau
myoma submucosa.
Kadang-kadang dengan kuretase
ditemukan
endometritis
tuberkulosa. Kuretase juga bersifat
terapeutik.

PID: Salpingitis Adneksitis


Terdiri dari:
1. Akut
2.

Kronik

PID: Salpingitis - Adneksitis


Etiologi:
Infeksi

bakteri:
Mycoplasma,staphylococcus, steptococus,
gonorrhea, dan Chlamydia, infeksi puerperal
danpostabortum.

Kira-kira

10% infeksi disebabkan oleh


tuberculosis.

Bisa

timbul radang adneksa sebagai akibat


tindakan (kuretase, laparatomi, pemasangan IUD).

Perluasan

radang dari alat yang letaknya tidak


jauh seperti appendiks .

PID: Salpingitis - Adneksitis


Faktor Resiko:
Usia

Angka usia spesifik lebih tinggi pada remaja wanita


anatar usia 15 sampai 19 tahun.
Jumlah

pasangan seksual
Wanita dengan banyak pasangan 4,6 kali cenderung
lebih banyak terkena PID.

Pasien

PID sebelumnya
Pasien dengan PID 2,5 kali cenderung lebih banyak
memiliki riwayat PID sebelumnya dari pasien tanpa PID.

Gonore

pria
Pria yang tidak diobati merupakan sumber infeksi
berulang dan infeksi baru.

Faktor

sosioekonomiyang rendah

PID: Salpingitis - Adneksitis


Gambaran Klinis
Nyeri perut bagian bawah, unilateral
atau bilateral. Nyeri ini bertambah
pada gerakan.
Pada yang akut terdapat demam yang
kadang disertai keluhan menggigil.
- Terdapat nyeri tekan di abdomen
bagian bawah disertai nyeri pada
pergerakan
serviks.
- Parametrium nyeri unilateral atau
bilateral.

PID: Salpingitis - Adneksitis


Diagnosis:
1. Anamnesis
2. PX Fisis
3. PX Ginekologis
4. Px. Penunjang

PID: Salpingitis - Adneksitis


Penatalaksanaan
Pasien dianjurkan untuk tirah
baring pada posisi Fowler.

Berikan antibiotika spektrum luas


dalam dosis yang tinggi:

Jika pasien menggunakan AKDR,


maka AKDR tersebut harus
dicabut.

PID: Salpingitis - Adneksitis


Komplikasi
Ooforitis,

peritonitis,
piosalping,
abses
tuboovarium, tromboflebitis septik, limfangitis,
selulitis, perihepatitis, dan abses didalam
ligamentum latum,

Infertilitas

dimasa depan, dan kehamilan


ektopik akibat kerusakan tuba.

Tubo-ovarium

abses- sekitar 15 persen


dari wanita dengan salpingitis
mengembangkan abses, yang membutuhkan
rawat inap.

PID: Salpingitis - Adneksitis

Komplikasi : Tubo ovaral


abses.

Tubo Ovarial Abses


Definisi
Radang bernanah yang terjadi pada
ovarium dan atau tuba fallopii pada
satu sisi ataukedua sisi adneksa
(Mudgil, 2009).
Epidemiologi
Abses tubo ovarian sering terjadi pada
wanita fase seksual aktif yakni antara
usia 20-40tahun (Mudgil, 2009).

Tubo Ovarial Abses


Etiologi :
Infeksi berbagai bakteri seperti spesies
Streptococcus, E.Coli, spesies Bacteroides, spesies
Prevotella, spesies Peptostreptococcuss (Mudgil,
2009
Faktor resiko (Mudgil, 2009):
Pasangan seksual multipel
Riwayat penyakit peradangan panggul
Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Status sosioekonomi bawah
Riwayat terkena penyakit menular seksual seperti
gonorhea dan chlamidia

Tubo Ovarial Abses


Patofisiologi
Dengan

adanya penyebaran bakteri dari vagina ke


uterus lalu ke tuba dan atau parametrium, terjadilah
salpingitis dengan atau tanpa ooforitis, keadaan ini
bisa terjadipada pasca abortus, pasca persalinan atau
setelah tindakan genekologik sebelumnya(Mudgil,
2009).
Abses masih bisa terbatas mengenai tuba dan
ovarium saja, dapatpula melibatkan struktur pelvis
yang lain seperti usus besar, buli-buli atau adneksa
yang lain. Proses peradangan dapat mereda spontan
atau sebagai respon pengobatan, keadaan ini biasanya
memberi perubahan anatomi disertai perlekatan fibrin
terhadap
organterdekatnya.
Apabila
prosesnya
menhebat dapat terjadi pecahnya abses .

Tubo Ovarial Abses


Gejala Klinis
Bervariasi bisa tanpa keluhan bisa tampak sakit, dari
ringan sampai berat disertai suhu badan naik, bisa
akut abdomen sampai syok septic.
Nyeri panggul dan perut bawah disertai pula nyeri
tekan.

febris (60-80 % kasus), takhirkardi, mual dan muntah,

Bisa

pulaterjadi ileus. Adanya masa pada perut bawah


dan aneksa lebih memastikan suatu absestubo ovarian
(Mudgil, 2009).

Tubo Ovarial Abses


DiagnosisPemeriksaan Fisik
Toucher :
Nyeri kalau portio digoyangkan.
Nyeri kiri dan kanan dari uterus.
Kadang-kadang ada penebalan dari
tuba. Tuba yang sehat tak teraba.
Nyeri pada ovarium karena meradang
(Mudgil, 2009).

Tubo Ovarial Abses


Terapi
A. Curiga ATO utuh tanpa gejala
Antibiotika dengan masih dipertimbangkan
pemakaian golongan : doksiklin 2x / 100
mg /hari selama 1 minggu atau ampisilin 4
x 500 mg / hari, selama 1 minggu.
Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil
dalam 14 hari atau mungkin membesar :
indikasi untuk penanganan lebih lanjut
dengan kemungkinan untuk laparatomi.

Tubo Ovarial Abses


Terapi
B. ATO utuh dengan gejala :
Masuk rumah sakit, tirah baring posisi semi fowler.
Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactar) minimal 48-72 jam
Gol ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan gentamisin
5 mg / kg BB / hari,IV/im terbagi dalam 2x1 hari selama 5-7 hari dan
metronida zole 1 gr reksup 2x / hariatau kloramfinekol 50 mg / kb
BB / hari, IV selama 5 hari metronidazol atau sefaloosporingenerasi
III 2-3 x /1 gr / sehari dan metronidazol 2 x1 gr selama 5-7 hari
Pengawasan
Jika

ketat mengenai keberhasilan terapi

perlu dilanjutkan laparatomi, SO unilateral, atau pengangkatan


seluruh organ genetaliainterna c. ATO yang pecah, merupakan
kasus darurat : dilakukan laporatomi pasang drain kultur nanahSetelah dilakukan laparatomi, diberikan sefalosporin generasi III dan
metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari (1 minggu) (Mudgil, 2009).

Tubo Ovarial Abses


Terapi
C.ATO yang pecah, merupakan kasus
darurat :
Dilakukan laporatomi , pasang drain,
kultur.
AB:

sefalosporin generasi III dan


metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari (1
minggu) (Mudgil, 2009).

Daftar Pustaka:
Novack Gynecology.
2. Ilmu Kandungan FK. UI.
1.

Tanks.. Lord.

Anda mungkin juga menyukai