Rspirasi Tumbuhan
Rspirasi Tumbuhan
Rspirasi Tumbuhan
ABSTRAK
Praktikum Respirasi pada Tumbuhan ini dilaksanakan pada hari Senin, 26 Oktober
2015, di Laboratorium Teaching IV Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi aerobic
kecambah dan mengetahui kecepatan respirasi biji Phaseolus radiatus yang sedang
berkecambah dengan metoda titrasi. Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa suhu dan umur mempengaruhi laju respirasi suatu tumbuhan.
Semakin tinggi suhu dan umur tumbuhan, maka semakin besar laju resoirasi yang
dihasilkan
Kata kunci: Metoda titrasi, Respirasi, Rsp (laku respirasi), dan Suhu.
PENDAHULUAN
Respirasi merupakan proses oksidasi
bahan organik yang terjadi di dalam sel,
berlangsung secara aerobik maupun
anaerobik. Dalam respirasi aerob
diperlukan oksigen dan dihasilkan
karbon
dioksida
serta
energi.
Sedangkan dalam respirasi anaerob
dimana oksigen tidak/kurang tersedia
dan
dihasilkan
senyawa
selain
karbondioksida, alkohol, asetaldehida
atau asam asetat dan sedikit energy
(Keeton, 1967).
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 +
6H2O +675 kal
Energi yang terlepas itu sangat
banyak, hal ini dapat dibuktikan dengan
memanasi (bukan membakar) gula
sampai pada titik mulai terbakarnya.
hidrolisis
ensimatik),
polisakarida
seperti amilum atau pati dirombak
menjadi gula, protein menjadi asam
amino, lemak menjadi asam lemak dan
gliselor dan asam nukleat menjadi
nukleotida. pada tiap proses, molekul
air disisipkan di antara subunit-subunit
sehingga terpisah, oleh karena itu
disebut hidrolisis. Kebanyakan energi
bebas yang tersimpan di dalam pati,
protein, dan lemak masih tersimpan di
dalam hasil akhir hidrolisisnya, yaitu
glukose, asam amino, asam lemak dan
gliserol, dan untuk selanjutnya energi
tersebut
akan
dibebaskan
atau
dilepaskan melalui proses respirasi,
yang terjadi melalui tiga tahap repirasi,
yaitu: glikolisis (respirasi anaerob),
siklus Krebs, electron atau fosforilasi
oksidatif (Lambers, 2007)
Perbandingan antara jumlah
CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2
yang digunakan biasa dikenal dengan
Respiratory Ratio atau Respiratory
Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ
tergantung pada bahan/substrat untuk
respirasi dan sempurna tidaknya proses
respirasi dan kondisi lainnya (Kimball,
1992).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi laju repirasi aerob
meliputi ketersediaan jumlah dan jenis
substrat, ketersediaan O2 sebagai
sumber energi yang akan digunakan
oleh
mitokondria
dalam
lintasan
elektron untuk membetuk ATP. Reaksi
respirasi berjalan secara enzimatis
selalu memiliki kisaran suhu aktif
tertentu. Semakin tinggi suhu akan
meningkatkan laju respirasi. Pada batas
tertentu
kenaikan
suhu
akan
menurunkan
laju
respirasi.
Biji
melakukan respirasi aktif pada saat
kecambah.
Dengan
menggunakan
cadangan makanan yang terdapat
dalam keping biji, kecambah akan
tumbuh besar dan sel-selnya aktif
membelah
dan
memanjang.
Pengukuran CO2 persatuan waktu per
berat basah kecambah yang dihasilkan
selama proses respirasi, dapat diukur
secara asidimetri pada larutan NaOH
yang diletakkan dalam ruang tertutup
bersama biji yang sedang aktif
berkecambah. Sistem respirasi, jumlah
oksigen yang diambil melalui udara
pernapasan tergantung pada kebutuhan
dan hal tersebut biasanya dipengaruhi
oleh jenis bahan makanan yang
dimakan (Ellis, 1986).
Respirasi anaerob sebenarnya
dapat juga berlangsung didalam udara
yang bebas, akan tetapi proses ini tidak
menggunakan O2 yang tesedia di udara
tersebut. Pernapasan anaerob sering
juga disebut dengan fermentasi.
Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara
umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan
tanpa
akseptor
elektron
eksternal. Meskipun tidak semua
fermentasi
ini
anaerob.
Contoh
mikroorganisme yang mendapatkan
energi dengan respirasi anaerob antara
lain fermentasi pada ragi. Respirometer
adalah alat yang digunakan untuk
mengukur
rata-rata
pernapasan
organisme dengan mengukur rata-rata
pertukaran
oksigen
dan
karbon
dioksida.
Hal
ini
memungkinkan
3. Cara kerja
3.1
Pengaruh
Suhu
terhadap
Kecepatan Respirasi Aerobik
x x
Keterangan:
Rsp
=
Laju
respirasi
V = Volume
S
= Skala konsentrasi
sampel
C
= Skala konsentrasi
control
44 = BM CO2
22,4 = Ketetapan
t = Waktu
w = Berat sampel
3.2 Penentuan Kecepatan Respirasi Biji
yang sedang berkecambah
Dimasukkan 50 ml larutan NAOH 0,2 N
masing-masing dalam 5 buah botol dan
ditutup rapat dengan menggunakan
aluminium foil. Biji kacang ditimbang
lalu dibungkus dengan kain kasa,
dimasukkan ke dalam masing-masing
botol yang telah diisi dengan larutan
tadi dengan posisi tergantung diatas
larutan. Salah satu botol yang berisi
larutan NAOH 0,2 N digunakan sebagai
control. Masing-masing botol diberi
label dan diletakkan pada temperature
S
21
28
52
Respirasi
1824
2370
6720
laju respirasi
8000
6000
4000
respirasi
2000
0
5
27
45
Gambar 1. Grafik laju respirasi pada kecambah Glycine max dengan perlakuan suhu
yang berbeda
Volume
awal
50 ml
50 ml
50 ml
1 hari
15
14,5
14,4
5 hari
16,2
18,4
17,6
19
18
17
5
16
27
45
15
14
13
1 hari
2 hari
3 hari
4 hari
5 hari
tergantung
umur
dari
tumbuhan
tersebut.
Masing-masing
spesies
tumbuhan
memiliki
perbedaan
metabolisme,
dengan
demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi
akan berbeda pada masing-masing
spesies. Tumbuhan muda menunjukkan
laju respirasi yang lebih tinggi dibanding
tumbuhan yang tua. Tumbuhan muda
lebih
aktif
melakukan
proses
pertumbuhan dan proses hidup lainnya.
Demikian pula pada organ tumbuhan
yang
sedang
dalam
masa
pertumbuhan. Semua proses akan
berkurang seiring bertambahnya umur
tumbuhan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Salisbury, F. B. 1985. Plant Physiology.
California:
Utah
State
University,
Wadsworth
Publishing Company, Belmot.
Dwijoseputro, D. 1985. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Gramedia.
Jakarta.
Dwidjoseputro, D, 1978, Pengantar
Fisiologi
Tumbuhan,
PT
Gramedia, Jakarta.
Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip
Biologi
Tumbuhan
untuk
daerah Tropik. PT Gramedia,
Jakarta.