Laporan Kasus Kista Coklat

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

KISTA ENDOMETRIOSIS
Oleh:

Anggoro Satrio Bimantoro


Steven Budiharjo
Nathalia Chrisanty
Prayogo James Anggono

Pembimbing :
dr. Hermawan Wibisono, SpOG(K)

LATAR BELAKANG
Endometriosis merupakan
suatu kondisi yang
dicerminkan dengan
keberadaan dan
pertumbuhan jaringan
endometrium di luar
uterus.

Jaringan endometrium itu


bisa tumbuh di ovarium,
tuba falopii, ligamen
pembentuk uterus, atau
bisa juga tumbuh di
apendiks, colon, ureter
dan pelvis.

Endometriosis terjadi
ketika salah satu jaringan
normal dari lapisan uterus,
yaitu endometrium,
tumbuh secara ektopik
pada organ-organ tubuh
selain uterus

TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran lengkap tentang
endometriosis
Untuk mengetahui faktor resiko yang diduga
berperan dalam terjadinya kista coklat pada pasien
dalam laporan kasus ini.
Untuk mengetahui bagaimana mendiagnosis kista
coklat pada pasien dalam laporan kasus ini.

Untuk mengetahui penatalaksanaan pada pasien


dengan kista coklat.

Untuk mengetahui prognosis pada pasien dengan


kista coklat

URAIAN KASUS
Identitas Pasien

Register : 1508060109
Nama

: Ny. M

Umur

: 34 th

Alamat

: Ds. Gandusari rt. 30/ rw. 10, Trenggalek

Pendidikan : SMA
Pekerjaan
Status

: Ibu rumah Tangga


: Menikah 1x : 14 tahun

Agama

: Islam

Bangsa

: Indonesia

Identitas Pasangan
Nama

: Tn. H

Umur

: 54 th

Alamat : Ds. Gandusari rt. 30/ rw. 10, Trenggalek


Pendidikan: SMP
Pekerjaan

: Buruh

Agama

: Islam

Bangsa

: Indonesia

Subyektif
Ny. M/ 34 tahun/ menikah 1x, 14 th / Anak terakhir
usia 13 tahun/ P1001 Ab000 / HPHT: 30 Juli 2015 /
tidak memakai KB
Keluhan utama: benjolan di perut kurang lebih 3 bulan
dan terasa nyeri
Pasien rujukan dari RSUD dr. Soedomo Trenggalek
dengan diagnosis kista ovarii curiga keganasan
Pasien mengeluh benjolan di perut sejak 3 bulan yang
lalu, makin lama semakin membesar. Keluhan disertai
nyeri.

5 Agustus 2015 pasien berobat ke RSUD Dr. Soedomo


dan dicurigai kista ovarii. Kemudian pasien dirujuk ke
RSSA.
BAB dan BAK saat ini dalam batas normal, penurunan
berat badan disangkal, tidak didapatkan keluhan lain.
Menarche usia 12 tahun. Riwayat menstruasi 1 kali
per bulan, lama haid per siklus 4-5 hari dengan
perdarahan sedang (3-4 pembalut dalam sehari),
nyeri haid (+), keputihan (-)

Riwayat kehamilan dan persalinan


NO.

1.

At/P/I/
Ab/E

At

BBLf

Cara lhr

Penolong

L/P

Umur

H/M

3500gr

spontan

Bidan

14th

Riwayat penyakit dahulu : hipertensi (-), penyakit


jantung (-), DM (-), penyakit ginjal (-)
Riwayat operasi sebelumnya : disangkal
Riwayat penyakit keluarga : ibunya mengalami
pendarahan pada usia 50 tahun. Sudah dirawat di
rumah sakit tapi psien lupa diagnosis pada ibunya. Ibu
pasien meninggal 5 tahun yang lalu karena
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan
Riwayat terapi : pasien belum pernah berobat
sebelumnya.

OBJEKTIF
STATUS GENERALIS
KU

: baik, CM, GCS 456

Vital Sign : Tensi 110/70 mmHg


Nadi

: 80 kali/menit

RR

: 18 kali/menit

Tax

:36.5o C

K/L

: anemis -/-, icterus -/-

Thoraks
Pulmo

: Cor: S1-S2 reguler, murmur (-)


: Rhonki -/-, Wheezing -/-

Abdomen : teraba massa kistik ukuran + 10x10cm, permukaan


rata, berbatas tegas, mobilitas terbatas, nyeri (-)
Ekstremitas

: akral hangat, edema (-)

STATUS GENITALIS
GE

: v/v fluor (-), flux (-)

Inspekulo : v/v fluor (-), flux (-), OUE tertutup,


licin, terdorong ke arah kiri
VT

: v/v flux (-) minimal, fluor (-)

POMP tertutup, licin, terdorong ke arah kiri


CUAF dalam batas normal
Adnexa Parametrium D/S : massa kistic ukuran +
10x10 cm, permukaan rata, batas tegas, nyeri (-),
mobilitas terbatas
Cavum Douglas : tidak menonjol

Pemerksaan Penunjang

Laboratorium (tanggal 6 Agustus 2015)


Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai rujukan

12,70

g/dL

11.4-15.1

Eritrosit

4,52

g/dL

4,0-5,0

Leukosit

8,83

4.700 -11.300

37,40

38-42

Trombosit

412

103/L

142-424

Diff count

2,8/0,6/56,1/32,7/7,8

82,7/28,10/34,0

PPT

10,70

Detik

11,5-11,8

APTT

31,20

Detik

27,4-28,6

Hematologi
Hemoglobin

Hematokrit

MCV/MCH/MCHC

Faal hemostasis

Faal Hati
AST/SGOT

13

U/L

0-32

ALT/SGPT

11

U/L

0-33

4,62

g/dL

3,5 5,5

mg/dL

16.6-48.5/ <1.2

Albumin

Faal Ginjal
Ureum/Creatinin

22,50/0,74

Metabolisme Karbohidrat
Glukosa Darah

100

mg/dL

<200

Sewaktu
Elektrolit Serum
Na/K/Cl
Penanda Tumor
Ca 125

140/3,90/107

mmol/L 136-145/ 3,5-5/ 98-

106

101,40

U/ml

<35

Tampak lesi kistik berdinding tegas permukaan reguler, dengan


internal echo homogen didalamnya. Ukuran +11,9x10x6,9 cm
pada proyeksi adnexa kiri, disertai septa didalamnya yang
dengan teknik color doppler tampak vaskularisasi pada dinding
septanya dengan RI 0,6. Tidak tampak struktur ovarium kiri
normal
Ovarium kanan : ukuran membesar +5x4,7 cm dengan korpus
luteum diameter +2 cm dan lesi kistik ukuran + 4,3x2,3 cm,
dinding reguler, disertai internal echo homogen tipis dengan
teknik color doppler tampak vaskularisasi pada dinding dengan
RI 0,77
Tidak tampak echo cairan bebas intraperitoneum

Massa kistik adnexa bilateral dengan skor B mode = 2 dan


color doppler = 1 (benign) ; sesuai gambaran chocolate
cyst dextra & sinistra (dominan sinistra)

Assessment
Cystoma ovarii suspect ganas

Planning Therapy
Konsultasi ke bagian kardiologi dan anastesi untuk
persiapan cysteretomy
Planning KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
Memberitahukan kepada pasien tentang penyakit yang
diderita pasien saat ini.
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang rencana
diagnosis dan rencana terapi yang akan dilakukan pada
pasien.
Menjelaskan tentang prognosa pasien.

TINJAUAN PUSTAKA
DAN
PEMBAHASAN

DEFINISI
ENDOMETRIOSIS
Implan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma)
abnormal mirip endometrium (endometrium like
tissue) yang tumbuh di sisi luar kavum uteri, dan
memicu reaksi peradangan menahun
Jaringan ini terdiri dari kelenjar dan stroma

KISTA ENDOMETRIOSIS
suatu jenis kista yang berasal dari jaringan
endometrium

FAKTOR RESIKO
Insiden endometriosis meningkat pada wanita
dengan
Usia usia produktif
Menstruasi Dini ( <10 thn)
Riwayat Keluarga
Siklus haid pendek
Menoragia

ETIOLOGI
1. Teori retrograde menstruasi

Disebut teori implantasi jaringan endometrium


yang viable (hidup).

Didasari 3 asumsi:

Terdapat darah haid berbalik melewati tuba


falopii

Sel-sel endometrium yang mengalami refluks


hidup dalam rongga peritoneum

Sel-sel endometrium tersebut dapat menempel


ke peritoneumd (invasi), implantasi dan
proliferasi.

Penelitian:

Laparoskopi : ditemukan refluks darah haid


dalam cairan peritoneum pada 75-90% wanita
dengan tuba falopii paten.

dilakukan kultur sel hidup, melekat dan


menembus permukaan mesotelial peritoneum.

2. Teori metaplasia soelomik


Berasal dari perubahan metaplasia spontan sel-sel mesotelial
yang berasal dari epitel soelom (terletak dalam peritoneum dan
pleura)
Perubahan ini dirangsang oleh faktor infeksi, hormonal dan
rangsangan induksi lainnya.
3. Teori transplantasi langsung
Transplantasi langsung jaringan endometrium pada saat tindakan
yang kurang hati-hati, seperti saat SC, operasi bedah lain, atau
perbaikan episiotomi
mengakibatkan timbulnya jaringan endometriosis pada bekas
parut operasi dan pada perineum bekas perbaikan episiotomi
tersebut (Lee, 2009).

4. Teori Genetik dan Imun


6-7 kali lebih sering : hubungan keluarga ibu dan anak
gangguan respon imun pembuangan debris pada
darah haid yang membalik tidak efektif.
Makrofag terdapat dalam cairan peritoneum dan
jumlah serta aktifitasnya meningkat teraktivasi
sitokin yang merangsang proliferasi dari endometrium
ektopik dan menghambat fungsi pemakannya.
Aktifitas sitotoksik menurun dan lebih jelas terlihat
pada stadium endometriosis lanjut

5. Faktor Endokrin
Perkembangan dan pertumbuhan endometriosis
tergantung kepada estrogen (estrogendependent disorder).
Penyimpangan sintesa dan metabolisme
estrogen implikasi patogenesa endometriosis.

KLASIFIKASI
PERITONEAL
ENDOMETRIOSIS

Lesi di peritoneum akan banyak tumbuh


vaskularisasi sehingga menimbulkan perdarahan
saat menstruasi

ENDOMETRIOMA

Ovarian endometrioma diduga terbentuk akibat


invaginasi dari korteks ovarium setelah
penimbunan debris menstruasi dari perdarahan
jaringan endometriosis.

DEEP NODULAR
ENDOMETRIOSIS

Jaringan ektopik menginfiltrasi septum


rektovaginal atau struktur fibromuskuler pelvis
seperti uterosakral dan ligamentum uteroovarium

Derajat endometriosis berdasarkan skoring dari


Revisi AFS (American Fertility Society, 2007)
Skor 1-5: Stadium I
(penyakit minimal)
Skor 6-15: Stadium
II (penyakit sedang)
Skor 16-40:
Stadium III
(penyakit berat)
Skor >40: Stadium
IV (penyakit sangat
berat)

Skema klasifikasi
staging endometriosis
(American Fertility
Society, 2007)

Gbr. Adhesi akibat


endometriosis

Histogenesis

TEORI
SAMPSON
TEORI
ROBERT
MEYER
TEORI
DMOWSKI

endometriosis terjadi karena adanya


proses regurgitasi darah haid melalui
tuba kedalam rongga pelvis

endometriosis terjadi karena


rangsangan pada sel-sel epitel berasal
dari selom yang dapat
mempertahankan hidupnya di daerah
pelvis
faktor genetik dan imunologis sangat
berperan terhadap timbulnya
endometriosis

GAMBARAN PATOLOGIS

Gambaran
mikroskopik
variabel
ovarium dan
biasanya bilateral

Lokasi

Pada ovarium : kistakista biru kecil sampai


besar berisi darah tua
menyerupai coklat
Darah tua dapat keluar
sedikit-sedikit karena
luka pada dinding kista ,
menyebabkan
perlekatan antara
permukaan ovarium
dengan uterus, sigmoid
dan dinding pelvis

kelenjar dan stroma


endometrium dan
perdarahan berupa
eritrosit, pigmen
hemosiderin dan selmakrofag berisi
hemosiderin.
sel-sel radang dan jaringan
ikat sebagai reaksi dari
jaringan normal di
sekelilingnya.

Histolo
gi

Gbr. Kista cokelat yang


pecah pada ovarium
sebelah kiri

GEJALA KLINIS
Dismenore

Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat


paha

Dispareunia

karena adanya endometriosis di kavum


Douglasi.

Nyeri

waktu defekasi, karena endometriosis pada


dinding rekstosigmoid.
Kadang terjadi stenosis dari lumen usus
besar

Infertilitas

30-40%
motilitas tuba terganggu karena fibrosis dan
perlekatan jaringan di sekitarnya

DIAGNOSIS
Anamnesis

Nyeri daerah pelvis, adanya benjolan pada perut bagian bawah, kadang
mempunyai gangguan haid & ada nyeri,infertilitas

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan abdomen

Pemeriksaan rektovaginal

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : CA-125

Imaging : USG, MRI, CT

PENATALAKSANAAN
Terapi Pembedahan
Konservatif
Jika fungsi reproduksi berusaha dipertahankan

Semi
Konservatif
jika kemampuan reproduksi dikurangi tetapi fungsi
ovarium masih ada

Radikal
jika uterus dan ovarium diangkat secara
keseluruhan

PENATALAKSANAAN
Endometriosis dan subfertilitas
Adhesi peritubal and periovarian menginterferensi transportasi
ovum secara mekanik dan berperan dalam subfertilitas
Pilihan lain untuk mendapatkan kehamilan: inseminasi
intrauterin, superovulasi, dan fertilisasi invitro
Terapi Medikamentosa (Hormonal)
Terapi medis: pil kontrasepsi oral kombinasi, danazol, agen
progestational, dan analog GnRH
pil kontrasepsi oral kombinasi supresi ovarium, efek progestin
lama
Progesteron atrofi endometrium
Analog GnRH menurunkan gejala nyeri, tidak berefek
fertilitas
Danazol hambat siklus FSH dan LH, mencegah steroidogenesis
di corpus luteum

Konservat
if

merusak jaringan endometriosis


&melepas perlengketan perituba dan
periovarian yang menjadi sebab
nyeri dan mengganggu transportasi
ovum

Laparoskopi

Metode konservatif. Ablasi dikalukan dengan laser atau


elektrodiatermi
19% rekuren, 87% mengurangi nyeri

Lain-lain

Laparoscopic Uterine Nerve


(LUNA)
Ablation
Flushingtuba
dengan media larut minyak
neurektomi presakral. pada dismenorhea yang hebat
transeksi nerve bundle pada vertebra sakral III, dan
bagiandistalnya diligasi
Laparoscopic Uterine Nerve Ablation (LUNA) mengurangi
dispareunia dan nyeri punggung bawah.

Laparoskopi Organ Reproduksi Interna


(American Fertility Society, 2007)

Tingkat kepercayaan laparaskopi terdiri atas 4 tingkatan


(Martin, 2009):
Tingkat 1: Mungkin endometriosis Vesikel peritoneal,
polip merah, polip kuning, hipervaskularisasi, jaringan
parut, adhesi
Tingkat 2: Diduga endometriosis Kista coklat dengan
aliran bebas dari cairan coklat
Tingkat 3: Pasti endometriosis Lesi jaringan parut
gelap, lesi merah dengan latar belakang jaringan ikat
sebagai jaringan parut, kista coklat dengan area
mottle merah dan gelap denganlatar belakang putih.
Tingkat 4: Endometriosis Lesi gelap dan jaringan
parut pada pembedahan pertama.

PENATALAKSANAAN
Semi Konservatif
Indikasi : wanita yang telah melahirkan anak dengan
lengkap, dan terlalu muda untuk menjalani pembedahan
radikal, merasa terganggu oleh gejala-gejala
endometriosis.
Histerektomi dan sitoreduksi dari jaringan endometriosis
pelvis Kista endometriosis bisa diangkat karena
sepersepuluh dari jaringan ovarium yang berfungsi
diperlukan untuk memproduksi hormon.
mempertahankan ovarium memiliki risiko enam kalilipat
lebih besar untuk mengalami rekurensi dibandingkan
dengan wanita yang dilakukan histerektomi dan
ooforektomi.

Radikal
Histerektomi
total

Histerektomi total dengan ooforektomi bilateral dan sitoreduksi


dari endometrium yang terlihat.
Adhesiolisis mengembalikan mobilitas dan hubungan antara
organ-organ di dalam rongga pelvis.

Laparoscopic
Uterine Nerve
Reseksi
Ablation
(LUNA)
anastomosis
Obstruksi ureter memerlukan tindakan bedah untuk mengeksisi
bagian yang mengalami kerusakan.
Pada endometriosis dengan obstruksi usus dilakukan reseksi
anastomosis jika obstruksii di rektosigmoid anterior

Gbr. Algoritma Penatalaksanaan Endometriosis

DIAGNOSA BANDING
Adenomiosis uteri, radang
pelvik, dengan tumor adneksa
menimbulkan kesukaran dalam
diagnosis
Karsinoma: untuk endometriosis
yang berasal dari rektosigmoid

PROGNOSIS
Rekurensi 20% dalam waktu 5 tahun, kecuali telah
dilakukan dengan histerektomi dan ooforektomi
bilateral
Ablasi komplit dari endometriosis efektif dalam
menurunkan 90% gejala nyeri
Pada kasus infertilitas, keberhasilan tindakan bedah
berhubungan dengan tingkat berat atau ringannya
penyakit.
Peluang untuk hamil 60% pada endometriosis
sedang, 35% pada endometriosis berat

Pembahasan

Faktor Resiko Kista Coklat


TEORI

Wanita usia subur

Menarke usia dini

Gangguan anatomis

Asia

Hyperesterogen
(penggunaan terapi
hormonal/ obesitas)

Siklus menstruasi banyak


dan lama

Riwayat Keluarga

Mutasi genetik

KASU
S
Wanita usia subur
Menarke usia dini (-)
Suspek gangguan
anatomis: uterus bersepta
(USG)
Asia
Tidak menggunakan KB
Siklus menstruasi banyak
dan lama
Riwayat Keluarga
menderita kanker
Mutasi genetik tidak
diketahui

Penegakan Diagnosis Kista Coklat


(Anamnesis)
TEORI
Nyeri Siklik (Dysmenorrhea)
Nyeri pelvis kronis
Dyspareunia
Subfertilitas
Riwayat haid: banyak dan lama

KASU
S

Keluhan utama:
benjolan di perut 1
tahun dan nyeri
perut kanan 1 bulan
Dysmenorrhea
Riwayat haid: 1x
per bulan, durasi 45 hari, pendarahan
sedang (3-4
pembalut sehari)

Penegakan Diagnosis: Pemeriksaan


Fisik
TEORI

KASU
S

Palpasi abdomen: teraba


massa kistik

Massa kistik pada


palpasi abdomen

Genital Exam:

Bimanual palpasi:
teraba masa kistik pada
adnexa parametrium kiri
berukuran 10x10dengan
permukaan rata,
berbatas tegas, mobilitas
terbatas, tidak nyeri
Adnexa kanan tidak
teraba massa maupun
nyeri tekan

Inspeksi normal
Palpasi: teraba massa kistik di
adnexa (dengan atau tanpa
nyeri tekan)

Penegakan Diagnosis: Pemeriksaan


Penunjang
TEORI
USG

Masa kistik, dengan atau


tanpa septa, permukaan
rata dengan internal eko

Ca125 (normal <35 U/ml)


Laparoskopi

lesi coklat kehitaman

Patologi Anatomi

Endometrium dengan sel


atypical

KASU
S

USG
Uterus bersepta
Tampak lesi kistik
berdinding tegas
permukaan reguler,
berukuran
+11,9x10x6,9 cm,
dengan internal
echo homogen
didalamnya Ca125:
101,40 U/ml

TEORI

Tatalaksana
KASUS
Direncakan oprasi
hysterectomy
Pasca operasi, jika
masih didapatkan
jaringan
endometriosis maka
direncanakan
pemberian GnRH
agonist yakni injeksi
endrolin 1 bulan sekali
selama 6 bulan

Prognosis
Endometrioma merupakan penyakit yang progresif dan
tidak secara langsung menyebabkan kematian
Keluhan nyeri pada pasien dapat diterapi dengan NSAID
dan pil kontrasepsi kombinasi, 80-85% menyatakan
keluhan berulang
50% wanita mengeluhkan gejala berulang 5 tahun
setelah medikasi
Pembedahan definitive (total hysterectomy dengan
bilateral salpingo-oophorectomy dan peritoneal
stripping) menawarkan pengangkatan nyeri jangka
panjang

KESIMPULAN
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang, pasien dalam laporan kasus ini
didiagnosis dengan cystoma ovarii.

Pasien ini dicurigai dengan jenis kista


endometriosis atau dikenal dengan kista
cokelat dengan ditemukannya gambaran
internal echo pada pemeriksaan USG.

Pasien ini direncanakan oprasi hysterectomy


untuk menegakkan diagnosis pasti kista coklat.
Kemudian jaringan tumor dilakukan
pemeriksaan PA.
Terapi pasca operasi disesuaikan dengan hasil
temuan..

SARAN
Diperlukan deteksi dini terhadap semua
penyakit kandungan terutama kista coklat karena
dapat menyebabkan infertilitas, oleh karena itu
tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan
kemampuan dalam mendiagnosis penyakit kista
coklat terutama bila dijumpai gangguan berupa
nyeri haid dan nyeri saat sengggama
Pentingnya KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi) tentang pencegahan, faktor resiko,
dan deteksi dini terjadinya kista coklat pada
wanita usia remaja sampai lanjut usia. Selain itu
jadwal kontrol kehamilan yang dianjurkan juga
perlu untuk diberikan sebagai edukasi.
Pentingnya KIE pada pasien yang menderita kista
cokelat untuk menjalani pengobatan yang

Anda mungkin juga menyukai