03.KAK Pernc. Landscape Dinas Pekerjaan Umum
03.KAK Pernc. Landscape Dinas Pekerjaan Umum
03.KAK Pernc. Landscape Dinas Pekerjaan Umum
PAKET PEKERJAAN ;
PERENCANAAN LANDSCAPE DINAS PEKERJAAN UMUM
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap bangunan gedung yang bersumber dana dari negara adalah milik
Negara dan harus diwujudkan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi
secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat menjadi teladan bagi
lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur
Indonesia.
Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak
dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
Penyedia jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional.
Kerangka Acara kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu
dipersiapkan secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan pentujuk bagi penyedia jasa
perencanaan yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses
yang harus dipenuhi dan diperhatikan dalam pelaksanaan tugas
perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan penyedia jasa perencanaan dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
1.3. Sasaran
1. Sasaran yang akan dicapai adalah hasil perencanaan dan perancangan
yang respresentatif dan optimal, sehingga menjadi tahap awal
pelaksanaan pekerjaan yang baik dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan secara keseluruhan.
2. Hasil perencanaan dan perancangan diharapkan dapat menjadi tauladan
bagi perkembangan Arsitektur dan dapat memacu perkembangan
pembangunan daerah Kabupaten Kutai Timur.
Pekerjaan
Arsitektur,
Sipil,
Pelelangan
dalam
melaksanakan
evaluasi
c. Menyusun kembali Dokumen Pelelangan dan melaksanakan tugastugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
d. Membantu Panitia Pelelangan untuk mengevaluasi dan Negosiasi
calon pemenang.
7. Pengawasan Berkala
a. Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan secara berkala,
sepanjang masa pelaksanaan pekerjaan fisik dilaksanakan.
b. Melakukan penyesuaian-penyesuaian gambar perencanaan dan teknis
pelaksanaan bila ada perubahan dalam pelaksanaan pembangunan.
c. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa pembangunan yang berkaitan dengan perencanaan.
d. Memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan bangunan
khususnya bahan bangunan untuk finishing yang menyangkut dengan
masalah estetika.
Tanggung Jawab Konsultan Perencana
Secara umum tanggung jawab konsultan perencanaan harus menjaga
agar kegiatan pembangunan mempunyai :
1. Ketetapan fungsi dan peruntukan yang sesuai standar dasar.
2. Ketetapan kualitas dan kuantitas perencanaan sesuai dengan standar
atau peraturan yang berlaku sehingga pelaksanaan pembangunan
III. MASUKAN
3.1. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari
sendiri informasi yang dibutuhkan selain informasi yang diberikan oleh
proyek dalam Pengarahan Penugasan ini.
2. Konsultan Perencanaan harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari proyek
maupun yang diperoleh sendiri. Kesalahan akibat informasi tersebut
menjadi tanggung jawab dari Konsultan.
3.2. Proses Perencanaan
Dalam proses perencanaan konsultan perencana menyampaikan tahapan
perencanaan terhadap pekerjaan yang sedang dan akan dilaksanankan.
3.3. Tenaga Kerja
Selama menjalankan tugasnya, penyedia jasa minimal harus
menyediakan tenaga kerja sebagai berikut :
1. Tenaga Ahli :
a. Tim Leader
Tim Leader disyaratkan seorang Strata Satu (S1), jurusan Arsitektur
lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan,
berpengalaman dibidang perencanaan sub-bidang Arsitektur
sekurang-kurangnya 7 (Tujuh) tahun. Pengalaman lebih diutamakan
dibidang Jasa Arsitektur.
Sebagai ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
b. Ahli Arsitek
Tenaga Ahli Arsitek disyaratkan sarjana teknik strata satu (S1),
jurusan Arsitektur lulusan universitas negeri atau yang telah
5
METODELOGI
Azas Kriteria
Dalam Pekerjaan Perencanaan seperti yang dimaksud pada
Pengarahan Penugasan ini, Konsultan Perencana harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari Pekerjaan Perencanaan harus dilaksanakan secara
benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan
dan diterima dengan baik oleh Pemilik Kegiatan.
2. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pengaturan pekerjaan perencanaan dimulai dari tahap
konsep rancangan, tahap pra-rancangan, tahap pengembangan
rancangan samapai dengan tahap rancangan gambar detail yang
menyangkut macamnya, kualitasnya serta kuantitas dari setiap tahapan
perencanaan.
3. Persyaratan Fungsional
Pekerjaan Perecanaan pada setiap tahapan baik yang menyangkut
waktu dan mutu harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi
sebagai Konsultan Perencana.
4. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrasi sehubungan dengan setiap tahapan
pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan pengaturan
yang berlaku.
5. Diskusi/Asistensi
Diskusi/asistensi adalah bagian proses pelaksanaan kegiatan, dan
merupakan persyaratan yang wajib dipenuhi dan dilaksakan oleh pihak
Konsultan Perencana terdiri atas
- Konsultan Perencana perlu melakukan asistensi/diskusi mengenai
hasil pekerjaan, baik gambar-gambar maupun kendala-kendala yang
terjadi di lapangan dengan Satuan Kerja yang ditunjuk untuk mencari
jalan keluar dan memantapkan hasil pekerjaan secara lengkap dan
baik.
- Konsultan Perencana diminta melaksanakan asistensi/diskusi
minimal 1 (satu) kali dalam setiap periode tahapan pekerjaan
perencanaan sampai pada tahapan pelaksanaan fisik pemborongan.
6. Standar, Pedoman dan Peraturan
Selain kriteria umum diatas untuk Pekerjaan Perencanaan berlaku pula
ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang
berlaku antara lain :
- RUTRK Sangatta, RDTRK Sangatta, dan RTBL Kawasan Terkait.
- Peraturan-peraturan dari Departemen / Instansi terkait
- AV (Algemene Voor Warden Voor de Univoering bij aaneming van
openbaru werrken in Indonesia, tanggal 28 Mei 1941 No.9 Lembaran
Negara No.14571)
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) yang terakhir (1993)
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan - N.I.-3/1982
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) - N.I-5
- Syarat-syarat Konstruksi Bangunan Indonesia (SLBI)
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)
- Peraturan Muat Indonesia (PMI) - N.I.19983.
- Peraturan Umum Listrik (AVE) - N.I-6
- Peraturan Air Minum (AVMI - Drink Water)
- Peraturan Semen Portland Indonesia - N.I-8/1972
- Peraturan Pengecatan N.I-12
- Peratutan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
V.
KELUARAN
Konsultan Perencana diminta menghasilkan keluaran yang lengkap dari
hasil pekerjaan perencanaannya sesuai dengan kebutuhan proyek. Kelancaran
pelaksanaan proyek yang berhubungan dengan perencanaan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dari Konsultan Perencana.
Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan perencanaan ini adalah sebagai
berikut : Setiap Tahap dikonsultasikan dan dipersentasikan.
Tahap Konsep Rencana Teknis :
1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah
dan kualifikasi tim perencana metode pelaksanaan dan tanggung jawab
waktu perencanaan.
2. Konsep skematik Rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang dll.
3. Laporan data dan informasi lapangan termasuk penyelidikan tanah
sederhana keterangan rencana kota dll.
Tahap Pra Rencana Teknis
1. Gambar-Gambar Rencana Tapak
2. Gambar-Gambar Pra Rencana Bangunan
3. Perkiraan Biaya Pembangunan
4. Garis Besar Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
5. Hasil Konsultasi Rencana Dengan Pemda Setempat
6. Gambar Perspektif.
Tahap Pengembangan Rencana
1. Gambar Pengembangan Rencana Arsitek, Struktur, Utilitas.
2. Uraian Konsep Rencana Dan Perhitungan-Perhitungan
Diperlukan.
3. Draft Rencana Anggarn Biaya
4. Draft Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
Yang
VII. P E N U T U P
1. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, Konsultan Perencana
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan
mencari bahan masukan lainnya yang dibutuhkan.
2. Berdasarkan bahan-bahan masukan tersebut Konsultan Perencana agar
segera menyusun Rencana Kerja dan disampaikan kepada Pelaksana
Kegiatan.
Sangatta,
April 2015
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
10