Laporan Pendahuluan Hipertensi 2015
Laporan Pendahuluan Hipertensi 2015
Laporan Pendahuluan Hipertensi 2015
Oleh :
WAHYU AGUNG WIBOWO
010214A087
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
A.
PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2002)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
B.
KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1.
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2.
Kategori
Optimal
Normal
High Normal
Hipertensi
Grade 1 (ringan)
Grade 2 (sedang)
Grade 3 (berat)
Grade 4 (sangat berat)
Sistolik(mmHg)
<120
120 129
130 139
Diastolik(mmHg)
<80
80 84
85 89
140 159
160 179
180 209
>210
90 99
100 109
100 119
>120
D.
1.
2.
Lemas, kelelahan
3.
Sesak nafas
4.
Gelisah
5.
Mual
6.
Muntah
7.
Epistaksis
8.
Kesadaran menurun
ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
hipertensi
primer
belum
diketahui
dengan
pasti
Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi
2.
Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
3.
Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alkohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Ginjal
a. Glomerulonefritis
b. Pielonefritis
c. Nekrosis tubular akut
d. Tumor
2.
Vascular
a. Aterosklerosis
b. Hiperplasia
c. Trombosis
d. Aneurisma
e. Emboli kolestrol
f. Vaskulitis
3.
Kelainan endokrin
1) DM
2) Hipertiroidisme
3) Hipotiroidisme
4.
Saraf
a. Stroke
b. Ensepalitis
c. SGB
5.
Obat obatan
a. Kontrasepsi oral
b. Kortikosteroid
E.
PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor
pembuluh
darah.
Vasokonstriksi
yang
mengakibatkan
F.
PATHWAY ( terlampir )
G.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
2.
3.
Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
4.
Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5.
Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
6.
7.
Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
8.
9.
Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
10.
Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11.
Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12.
IVP
Dapat
mengidentifikasi
penyebab
hieprtensiseperti
penyakit
Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung
14.
CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
15.
EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
H.
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.
Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
b.
Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu :
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona
latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
c.
Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks
d.
I.
PENGKAJIAN
1.
Aktivitas / istirahat
Gejala :
a.
Kelemahan
b.
Letih
c.
Napas pendek
d.
Tanda :
a. Frekuensi jantung meningkat
b. Perubahan irama jantung
c. Takipnea
2.
Sirkulasi
Gejala:
Riwayat
hipertensi,
aterosklerosis,
penyakit
jantung
Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
a. Letupan suasana hati
b. Gelisah
c. Penyempitan kontinue perhatian
d. Tangisan yang meledak
Eliminasi
Gejala:
Makanan / Cairan
Gejala :
a. Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol
b. Mual
c. Muntah
d. Riwayat penggunaan diuretic
Tanda :
a. BB normal atau obesitas
b. Edema
c. Kongesti vena
d. Peningkatan JVP
e. glikosuria
6.
Neurosensori
Gejala :
a. Keluhan pusing / pening, sakit kepala
b. Episode kebas
c. Kelemahan pada satu sisi tubuh
d. Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
e. Episode epistaksis
Tanda :
a. Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori ( ingatan )
b. Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
c. Perubahan retinal optic
7.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
a. nyeri hilang timbul pada tungkai
b. sakit kepala oksipital berat
c. nyeri abdomen
8.
Pernapasan
Gejala :
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
b. Takipnea
c. Ortopnea
d. Dispnea nocturnal proksimal
e. Batuk dengan atau tanpa sputum
f. Riwayat merokok
Tanda :
a. Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
b. Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
c. Sianosis
9.
Keamanan
Gejala
J.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
NOC :
Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam, dengan kriteria hasil :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
b. Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
c. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
NIC :
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik
yang tepat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah
pengunjung.
g. Pertahankan
pembatasan
aktivitas
seperti
istirahat
ditempat
tidur/kursi
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher,
meninggikan kepala tempat tidur.
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
1) Diuretik Tiazid misalnya klorotiazid ( Diuril ), hidroklorotiazid
( esidrix, hidrodiuril ), bendroflumentiazid ( Naturetin )
2) Diuretic Loop misalnya Furosemid ( Lasix ), asam etakrinic
( Edecrin ), Bumetanic ( Burmex )
3) Diuretik hemat kalium misalnay spironolakton ( aldactone ),
triamterene ( Dyrenium ), amilioride ( midamor )
tirah
baring,
lingkungan
yang
tenang,
penerangan
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
sedikit
b.
c.
Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
d.
e.
f.
g.
h.
b.
c.
d.
e.
f.
Berikan
jarak
waktu
pengobatan
dan
prosedur
untuk
klien
untuk
mengidentifikasi
stressor
spesifik
dan
yang
diperbolehkan,
pembatasan
seperti
kopi
yang
DAFTAR PUSTAKA