Proposal Penelitian Integritas - Revisi-2
Proposal Penelitian Integritas - Revisi-2
Proposal Penelitian Integritas - Revisi-2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang perlu
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia melalui pembangunan
nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut
fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang
menyeluruh, terarah dan berkesinambungan (Kemenkes, 2007).
Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
sangat
dipengaruhi
oleh
tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun
dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu, maka pendidikan
kesehatan merupakan bagian penting dalam pembangunan kesehatan guna
menghasilkan sumber daya manusia kesehatan sebagai penggerak pembangunan
kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan indikator yang mencerminkan status kesehatan masyarakat, upaya
peningkatan derajat KIA perlu dilakukan guna menekan angka kematian
tersebut, termasuk dengan menyediakan tenaga Bidan profesional yang
mencukupi. Guna mencetak yang professional maka diperlukan suatu
pengelolaan pendidikan kebidanan yang berkualitas pula (Depkes, 2000).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Propinsi Jawa Tengah mengalami
peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2010, angka kematian
ibu di Jawa Tengah sebesar 104,97 per 100.000 KH dan meningkat menjadi
116,01 per 100.000 KH pada tahun 2011. Pada tahun 2012, angka kematian ibu
meningkat menjadi 116,36 per 100.000 KH. Angka kematian ibu tertinggi di
Propinsi Jawa Tengah dikontribusi dari daerah Brebes, Tegal, Pemalang,
Cilacap, Grobogan, Banyumas, Pekalongan dan Batang. (Dinas Kesehatan
Propinsi Jateng, 2012).
kesehatan dan dapat menyebabkan morbiditas serta mortalitas yang lebih besar.
(WHO, 2010).
Berbagai studi menunjukkan bahwa tenaga kesehatan merupakan kunci
utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Tenaga
kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan
kesehatan. Dalam laporan WHO tahun 2009, Indonesia termasuk salah satu dari
57 negara yang menghadapi krisis SDM kesehatan, baik jumlahnya yang kurang
maupun distribusinya. Guna mengatasi krisis tersebut, pengembangan tenaga
kesehatan perlu lebih ditingkatkan yang melibatkan semua komponen bangsa.
Keberadaan dan kapabilitas profesi bidan di tengah kehidupan masyarakat
Indonesia masih di pandang sebelah mata, terlebih ketika kita melihat kembali
perjalanan awal pendidikan bidan di Indonesia yang hingga saat ini telah jatuh
bangun dalam mengupayakan peningkatan peran tenaga bidan di tengah
kehidupan masyarakat (Ashari, 2011).
Sebagai produk hasil pendidikan kebidanan, Bidan merupakan salah satu
tenaga kesehatan yang ada dalam sistem kesehatan dan memiliki posisi strategis
dalam penurunan AKI, AKB dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
khususnya perempuan dan anak. Dalam hal ini bidan sebagai tenaga profesional
yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan
untuk memberikan dukungan, pendidikan dan konseling selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan manajemen kepada bayi dan anak balita (Depkes,
2000).
Kemampuan akademik dan kompetensi bidan di Indonesia harus di
tingkatkan secara bersamaan. Selain itu, seorang bidan diharapkan mampu
menguasai konsep integritas dan anti korupsi bidang kesehatan, sehingga bidan
dapat mengetahui sampai mengkreasikan tingkat kedalaman pemahaman tentang
norma, etika dan karakter atau perilaku kehidupan anti korupsi yang ada dalam
benaknya yang dapat membawa kearah perubahan kognitif (Artikel 2012).
Profesional kesehatan yang diharapkan oleh masyarakat adalah yang
memiliki standar keahlian dan etika yang tinggi. Para pengajar profesi kesehatan
harus memberikan para calon professional pengetahuan dan keahlian
3
sebagai
penunjang
kelancaran
dosen
dalam
melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor
internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan
dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang
dilakukan dosen. Profesionalisme dosen dan tenaga kependidikan masih belum
memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Profesionalisme guru
merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, seiring
dengan semakin meningkatnya persaingan yang semakin ketat dalam era
globalisasi, terutama dalam bidang pendidikan (Ashari, 2011).
Untuk melaksanakan suatu cita-cita menjadi tindakan yang dapat
direalisasikan pada kelompok masyarakat akademik, diperlukan perilaku aktif
4
menangkal sistem sosial yang tidak manusiawi dan yang terpenting lagi adalah
guru harus menyediakan dan melayani (fasilitator) (Journal of Edupre,2011).
Intervensi
diharapkan oleh
untuk
mengeliminasi
tindakan
ketidakjujuran
sangat
karakter harus ditanamkan melalui cara-cara yang logis, rasional dan demokratis
(Koesoema, 2007).
Pendidikan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab pengelola
akademi kebidanan, dosen dll, melainkan menjadi tanggung jawab semua guru.
Pendidikan karakter sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri rupanya terlalu
mengundang masalah. Selain menambah jumlah jam pelajaran, juga berpeluang
menimbulkan pro-kontra. Oleh karena itu, pendidikan karakter lebih tepat
diberikan secara integratif dalam mata pelajaran yang sudah ada dalam
kurikulum, tetapi kita harus secara jujur mengakui bahwa selama ini sistem
pendidikan kita mengabaikan masalah pendidikan karakter (Kementrian
Pendidikan, 2007).
Dampak
korupsi
pada
sektor
kesehatan
dapat
mengakibatkan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Integritas Akademik
1. Pengertian Integritas
Integrasi
berasal
dari
bahasa
Inggris
integrate
yang
artinya
atas hasil penelitian orang lain, bekerja sama dengan berbagai individu dan
berbagi informasi.
c. Kewajaran (Fairness)
Diperlukan evaluasi yang adil dan akurat antara anggota akademi.
Bagi mahasiswa komponen yang penting dari keadilan adalah kredibilitas,
harapan yang jelas dan konsisten, adanya respon dari ketidakjujuran.
d. Respect
Sebuah komunitas akademik yang memiliki integritas mengakui
partisipasi orang lain dalam proses pembelajaran dan menghormati berbagai
pendapat serta ide.
e. Tanggung Jawab (Akuntabilitas)
Tanggung jawab dalam institusi pendidikan selayaknya dipikul
bersama, individu diharapkan bertanggung jawab atas kejujuran mereka
sendiri dan harus mencegah dan berusaha untuk mencegah pelanggaran oleh
orang lain
3. Kriteria Integritas Akademi
Pendidikan integrasi paling sedikit harus memenuhi empat kriteria,yaitu :
a. mengintegrasikan peserta didik luar biasa (penyandang ketunaan maupun
yang memiliki keunggulan) dengan peserta didik normal dalam suatu
lingkungan belajar, mencakup suatu komitmen dari integrasi lokasi hingga
integrasi penuh;
b. mengintegrasikan dan mengoptimalkan pengembangan potensi yang
mencakup kognitif, afektif, psikomotor dan interaktif;
c. mengintegrasikan hakikat manusia sebagai makhluk sosial ke dalam suatu
bentuk strategi pembelajaran;
d. mengintegrasikan apa yang dipelajari peserta didik saat ini dengan tugas
yang harus diemban di masa mendatang.
10
merupakan
salah
satu
prinsip
antikorupsi
yang
12
a. Penyuapan (Bribery)
Penyuapan merupakan sebuah bentuk perbuatan kriminal yang
melibatkan sejumlah pemberian kepada seseorang dengan maksud agar
penerimaan
pemberian
tersebut
mengubah
dengan
maksud
agar
13
1. Pendidikan Kebidanan
Pendidikan kebidanan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya sebagai bidan yang memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara dalam mengembangkan kemampuannya sebagai Care
Provider Communicator, Community Leader.
Pendidikan Diploma III Kebidanan adalah program pendidikan tinggi
kebidanan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan
dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, maupun tidak rutin secara
mandiri dalam pelaksanaan tanggung jawab pekerjaannya, serta mampu
melakukan pengawasan serta bimbingan atas dasar keterampilan manajerial
yang dimilikinya (Depkes, 2000).
2. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Diploma III Kebidanan
Prinsip penyelenggaraan pendidikan Diploma III Kebidanan meliputi:
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa, saling mendukung
dengan sumber daya kesehatan lainnya, dan berorientasi pada kepentingan
peserta didik (student centered).
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
sistem terbuka dan multimakna
c. Menjaga integritas pendidikan melalui proses pendidikan yang konsisten,
adil dan jujur.
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan
cross sectional, dan melakukan observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat serta untuk menganalisis SWOT pengembangan replikasi
modul integritas dan anti korupsi di akademi kebidanan Propinsi Jawa
Tengah.
Dalam penelitian ini peneliti juga berusaha melakukan pendekatan
kualitatif yang sifatnya digunakan sebagai konfirmasi untuk mengungkapkan
peristiwa-peristiwa riil di lapangan dan mengungkapkan nilai-nilai yang
tersembunyi (hidden value). Metode pendekatan kualitatif yang dipakai untuk
penelitian adalah menggunakan metode wawancara mendalam kepada Ketua
Cabang Ikatan Bidan Indonesia di Jawa Tengah/Kabupaten/Kota.
2. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Penelitian ini data dikumpulkan berdasarkan dari hasil wawancara
yang dilakukan peneliti maupun pembantu peneliti dengan menggunakan
pedoman pada kuesioner yang berisi beberapa daftar pertanyaan terstruktur
untuk mengetahui kepuasan mahasiwa dan dosen tentang pemberian
materi yang relevan dengan integritas dan anti korupsi selama ini.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh petugas
pewawancara yang sudah dilatih dulu sebelum turun ke lapangan agar
memiliki persamaan persepsi dengan peneliti. Sedangkan pada pendekatan
kualitatif, dikumpulkan melalui teknik wawancara mendalam (indept
interview) yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terbuka, dengan dibantu
alat tulis dan tape recorder untuk mencatat dan merekam informasi
dilakukan kepada Ketua Ikatan Bidan Indonesia Jawa Tengah.
b. Data Sekunder
Data sekunder dipakai sebagai pendukung data primer, yang
didapatkan dari dokumentasi karakteristik pengelola, dosen dan mahasiswa
institusi akademi kebidanan dan dokumentasi pelaksanaan integritas dan
17
anti korupsi dalam pendidikan yang dilakukan, ini digunakan sebagai data
penunjang dan pelengkap yang ada relevansinya dengan keperluan
penelitian.
B. Populasi Penelitian dan Prosedur Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh (70) Akademi Kebidanan di
Jawa Tengah, sedangkan responden adalah dosen dan mahasiswa di Akademi
Kebidanan di Jawa Tengah. Jumlah Akademi Kebidanan di Jawa Tengah
sebanyak 70 Akademi Kebidanan yang tersebar di wilayah Jawa Tengah dan
untuk menentukan responden peneliti menggunakan simple random sampling
atau sampling acak sederhana (Nasution, 2000).
Tempat dalam penelitian ini diambil secara cluster random sampling
didapatkan 6 eks karisidenan (Surakarta, Pati, Semarang, Kedu, Banyumas dan
Pekalongan) di masing-masing cluster diambil 2 Akademi Kebidanan secara
symple random sampling dari populasi, sehingga jumlah sampel sebanyak 12
Akademi Kebidanan mewakili Jawa Tengah, dengan kriteria inklusi dalam satu
eks karisidenan diambil 1 Akademi Kebidanan milik pemerintah dan 1 milik
swasta. Namun jika kriteria tersebut tidak memenuhi syarat kriteria inklusi
dalam 1 eks karisidenan, maka sampel diambil secara random. Perincian sampel
tersebut adalah sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
Eks Karesidenan
Surakarta
Pati
Semarang
Kedu
Banyumas
Pekalongan
Jumlah Sampel
2 Intitusi Kebidanan
2 Intitusi Kebidanan
2 Intitusi Kebidanan
2 Intitusi Kebidanan
2 Intitusi Kebidanan
2 Intitusi Kebidanan
19
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya Penelitian
RINCIAN ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
Kegiatan Pra Penelitian
Uraian Belanja
Volume
Satuan Biaya
20
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
10
Unit
1500
Lembar
c. Jilid Proposal
25
Akomodasi Penelitian
di 6 Kabupaten
a. Uang Harian untuk 6
orang @ 1 hari
b. Transport (PP) untuk
6 orang @ 1 hari
b. Fotocopy Proposal
5.000,-
50.000,-
200,-
300.000,-
Exemplar
10.000,-
250.000,-
OH
350.000,-
2.100.000,-
OH
300.000,-
1.800.000,-
4.500.000,-
1.800.000,-
Exemplar
10.000,-
600.000,-
18
OH
350.000,-
6.300.000,-
18
OH
300.000,-
5.400.000,-
OH
350.000,-
2.100.000,-
OH
300.000,-
1.800.000,-
OH
400.000,-
2.400.000,-
30
Unit
5.000,-
150.000,-
12000
Lembar
200,-
2.400.000,-
c. Jilid Materi
50
Exemplar
10.000,-
500.000,-
d. Konsumsi
40
Orang
30.000,-
1.200.000,-
Akomodasi Penelitian
di 6 Kabupaten
a. Uang Harian untuk 6
orang @ 3 hari
b. Transport (PP) untuk
6 orang @ 3 hari
Supervisi Dosen
Lapangan
a. Uang Harian untuk 6
orang @ 1 hari
b. Transport (PP) untuk
6 orang @ 1 hari
c. Penginapan untuk 6
orang @ 1 hari
Lembar
60
600.000,-
200,-
c. Jilid Proposal
9000
Jumlah (Rp)
Workshop Penyusunan
Prototipe Modul
a. ATK
b. Fotocopy Materi
21
e. Sewa Ruang
Pertemuan
Unit
250.000,-
250.000,-
25.500.000,-
30.000.000,-
B. Jadwal Penelitian
Rencana Kegiatan
Mei
Juni
Juli
Tahun 2014
Agustus
September
Oktober
Penyusunan
Proposal
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Need Assesment
Analisis SWOT
dengan metode
FGD
Membuat Prototipe
modul dengan
metode Workshop
Analisis pendukung
dan penghambat
ujicoba replikasi
modul
DAFTAR PUSTAKA
22
Kementerian
Pelaksanaan
Pendidikan
Pendidikan
Nasional.
Karakter,
Pusat
2011.
Panduan
Kurikulum
dan
Perbukuan. Jakarta.
12.
dan
Informasi
Kesehatan
Propinsi
Jawa
Tengah,
Jakarta:
Kemenkes.
13.
16.
Machfoedz,
I.
Metodologi
Penelitian
Bidang
Kesehatan
Nata,
A.
2003.
Manajemen
Pendidikan;
Mengatasi
Aksara. Jakarta.
20.
Alfabeta. Bandung.
23.
Kata
atau
Nyata.
Badan
Penerbit
Fakultas
Kedokteran
(online),
(http://news.okezone.com/read/2008/05/18/1/110398/1/remajaaborsi-tewas-usai-disuntik-bidan,
diakses
pada
tanggal
22
September 2012).
25.
24