Indikasi Dan Kontra Indikasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Indikasi Dan Kontra Indikasi

Indikasi kontra imunisasi.


Pada dasarnya, sedikit sekali kondisi yang me-nyebabkan
imunisasi harus
ditunda. Pilek, batuk, suhu sedikit meningkat, bukan
halangan untuk
imunisasi.
Kondisi dimana imunisasi tidak dapat diberikan:
- Sakit berat dan akut; Demam tinggi;
- Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;
- Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang
menjalani terapi
steroid jangka lama, HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup
(polio oral,
MMR,
BCG, cacar air).
- Alergi terhadap telur, hindari imunisasi influenza
Beberapa kondisi di bawah ini bukan halangan untuk
imunisasi:
- Gangguan saluran napas atas atau gangguan saluran cerna
ringan
- Riwayat efek samping imunisasi dalam keluarga.
- Riwayat kejang dalam keluarga.
- Riwayat kejang demam
- Riwayat penyakit infeksi terdahulu
- Kontak dengan penderita suatu penyakit infeksi
- Kelainan saraf menetap seperti palsi serebral, sindrom
Down
- Eksim dan kelainan lokal di kulit
- Penyakit kronis (jantung, paru, penyakit metabolik)
- Terapi antibiotika; terapi steroid topikal (terapi lokal,
kulit, mata)
- Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari
setelah lahir
- Berat lahir rendah
- Ibu si anak sedang hamil
- Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

2011 (1)
o November (1)

pengertian imunisasi

Mengenai Saya
Ilmu Kesehatan Anak-Dian Husada
Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Home Profil Info Pelayanan Struktur Organisasi Tupoksi Visi Misi

Gedung Kantor Baru KKP Semarang

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)


Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956, upaya ini merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang terbukti paling efektif. Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa
penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun
1974. Mulai tahun 1977 upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi yaitu : Tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus, serta hepatitis B.
Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak terhadap
penyakit- penyakit tertentu. Sampai saat ini, masih banyak orang tua yang takut untuk
mengimunisasikan anaknya dikarenakan khawatir terhadap efek samping yang

menyertai setelah dilakukan imunisasi, sehingga


ditakutkan anak akan menderita sakit atau bahkan
meninggal dunia. Kejadian inilah yang disebut KIPI.
DEFINISI
Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penaggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI adalah
semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada
keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (misalnya pada arthritis
kronik pasca vaksinasi rubella).

Menurut WHO Western Pacific (1999), ada 5 klasifikasi lapangan penyebab KIPI, yaitu :
1. Reaksi vaksin
2. Kesalahan Program/ Programatic error
3. Reaksi suntikan
4. Kebetulan/ Co insidensi
5. Tidak diketahui

A. REAKSI VAKSIN
Orang tua atau pengantar perlu diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal
di tempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada
jenis vaksinnya. Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh orangtua atau
pengasuh , dan akan hilang dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul
kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1 sampai 2 hari. Kompres hangat dapat
mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang teraba benjolan kecil yang agak keras selama
beberapa minggu atau lebih, tetapi umumnya tidak perlu dilakukan tindakan apapun.
Pada pasca imunisasi dapat terjadi demam/panas (imunisasi DPT, campak). Untuk
mengurangi ketidaknyamanan pasca imunisasi, jika terjadi demam dianjurkan untuk
pemberian parasetamol 15 mg/kgbb kepada bayi/anak setelah imunisasi. Kemudian
dilanjutkan setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, maksimal 4 kali dalam 24 jam. Jika keluhan
masih berlanjut, diminta segera memeriksakan ke dokter.
Pada pasca imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan
dapat terjadi ulserasi selama 2-4 minggu, kemudian menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut. Bila ulkus mengeluarkan cairan orang tua dapat mengkompres
dengan cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak, koreng semakin membesar atau
timbul pembesaran kelenjar regional (aksila), orang tua harus membawanya ke dokter.
KIPI yang dapat timbul setelah pemberian vaksin meningitis meningokokus antara lain reaksi
lokal ditempat penyuntikan selama 1-2 hari, demam dan reaksi sistemik seperti sakit kepala,
malaise dan fatigue. Vaksin meningitis meningokokus tidak boleh diberikan (kontraindikasi)
bagi orang dengan reaksi alergi yang berat terhadap komponen vaksin serta orang-orang
dengan penyakit akut yang berat
Pasca imunisasi dapat juga timbul reaksi alergi, dari reaksi alergi ringan hingga yang serius,
seperti shock anafilaktik. Shock anafilaktik adalah keadaan alergi yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan penyempitan saluran
pernafasan, menyebabkan penderita jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Hal ini biasanya
dipicu oleh reaksi alergi yang disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang abnormal
terhadap benda asing. Bila terjadi anafilaktik shock maka harus segera mendapatkan
penanganan dokter.

KESALAHAN PROGRAM/ PROGRAMATIC ERROR


Kesalahan program pada imunisasi yang dapat menyebabkan KIPI adalah sebagai berikut:
a. Tidak steril, misalnya : pemakaian ulang alat suntik/ jarum, sterilisasi tidak sempurna,
vaksin/ pelarut terkontaminasi, pemakaian sisa vaksin untuk beberapa sesi vaksinasi. Pada
kesalahan ini dapat terjadi efek antara lain : abses lokal di daerah suntikan, sepsis, sindrom
syok toksik, dan infeksi penyakit yang ditularkan lewat darah (hepatitis, aids).
b. Salah pakai pelarut vaksin, sehingga dapat terjadi efek antara lain : abses lokal, vaksin
tidak efektif, menimbulkan efek negatif reaksi obat, sampai dengan kematian.
c. Salah tempat penyuntikan, sehingga dapat menyebabkan abses/ reaksi lokal.
d. Transportasi/ penyimpanan vaksin tidak benar, sehingga dapat terjadi efek : reaksi lokal
akibat vaksin beku, vaksin tidak aktif (potent).
e. Mengabaikan indikasi kontra pada imunisasi, sehingga dapat mengakibatkan reaksi vaksin
yang berat.
Untuk mencegah kesalahan program tersebut, hal yang dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut :
a. Alat suntik harus steril untuk setiap suntikan
b. Pelarut vaksin memakai pelarut yang sudah disediakan oleh produsen vaksin
c. Vaksin yang sudah dilarutkan segera dibuang setelah 6 jam.
d. Lemari pendingin tidak boleh dipergunakan untuk menyimpan obat lain selain vaksin.
e. Pelatihan vaksinasi dan supervisi yang baik.
f. Program error perlu dilacak, agar tidak terulang kesalahan yang sama.

C. REAKSI SUNTIKAN
Reaksi suntikan dalam imunisasi ini dapat berupa reaksi langsung maupun tak langsung.
Reaksi langsung antara lain berupa rasa sakit, bengkak, dan kemerahan, sedangkan reaksi tak
langsung antara lain berupa rasa takut, nafas tertahan, pernafasan sangat cepat, pusing,
mual/muntah, kejang, sinkope.
Untuk menyikapi reaksi suntikan ini maka sangat penting adanya penjelasan dan penenangan
kepada anak sebelum imunisasi maupun kepada orang tua.
D. KIPI KEBETULAN/ CO INSIDENSI
Kejadian KIPI ini timbul secara kebetulan setelah imunisasi. Ditemukan kejadian yang sama
di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat tetapi tidak diimunisasi.
E. KIPI PENYEBAB TIDAK DIKETAHUI
Kejadian yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab,
sehingga dibutuhkan kelengkapan informasi lebih lanjut.

ANTISIPASI KIPI
KIPI merupakan risiko program imunisasi, sehingga untuk mengantisipasinya diperlukan
pengetahuan imunisasi yang mendalam bagi petugas dan penerangan yang jelas kepada orang
tua anak yang diimunisasi. Selain itu orang tua atau pengantar bayi/ anak dianjurkan untuk
memberitahukan hal-hal tersebut di bawah ini secara lisan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan indikasi kontra atau risiko kejadian ikutan pasca imunisasi seperti tersebut di bawah
ini :
a. Pernah mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi yang berat pada imunisasi sebelumnya.
b. Alergi terhadap bahan yang juga terdapat di dalam vaksin.
c. Sedang mendapat pengobatan steroid, radioterapi atau kemoterapi.
d. Menderita sakit yang menurunkan imunitas (leukimia, kanker, HIV/AIDS).
e. Tinggal serumah dengan orang lain yang imunitasnya menurun (leukimia, kanker, HIV /
AIDS).
f. Tinggal serumah dengan orang lain dalam pengobatan yang menurunkan imunitas
(radioterapi, kemoterapi, atau terapi steroid).
g. Pada bulan lalu mendapat imunisasi yang berisi vaksin virus hidup (vaksin campak,
poliomielitis, rubela).
h. Pada 3 bulan yang lalu mendapat imunoglobulin atau transfusi darah
i. Bayi berat lahir rendah. Pada dasarnya jadwal imunisasi bayi kurang bulan sama dengan
bayi cukup bulan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah titer
imunitas pasif melalui transmisi maternal lebih rendah dari pada bayi cukup umur.

HAL

YANG

PERLU

DIPERHATIKAN

1. Setiap vaksin yang dipasarkan dan dipergunakan telah mengalami beberapa tahap uji klinik
dan uji mutu yang sangat ketat dan bertanggung jawab, sehingga dengan sangat pasti boleh
dikatakan, tidak ada vaksin yang berbahaya yang akan diberikan kepada anggota masyarakat
dan

bayi

kita.

2. Meskipun demikian tetap saja ada kemungkinan efek samping yang terjadi dengan
pemberian vaksinasi atau imunisasi, meskipun hal ini sudah sangat jarang terjadi untuk
vaksin yang telah dibuat dengan cara pembuatan yang modern dan sesuai dengan kriteria dan
kaidah

pembuatan

vaksin

yang

sangat

tinggi.

3. Biasanya yang terjadi adalah reaksi lokal yang akan berlangsung dalam waktu < 48 jam,
dan

reaksi

itu

akan

sembuh

atau

menghilang

dengan

sendirinya.

4. Bila terjadi KIPI vaksin, laporkan kepada dokter bersangkutan,untuk mendapatkan


perawatan dan pertolongan yang diperlukan bagi bayi atau anggota keluarga kita.

5. Rentang waktu yang diperkirakan adalah KIPI Vaksin, adalah kejadian KIPI yang terjadi
beberapa waktu segera setelah pemberian vaksinasi atau imunisasi hingga beberapa minggu
kemudian setelah kejadian pemberian vaksinasi atau imunisasi.
Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan imunisasi yang baik akan mengurangi KIPI. Selain itu
juga diperlukan sosialisasi dan pemberian informasi yang benar dan jelas dari tenaga
kesehatan kepada masyarakat tentang manfaat imunisasi, prosedur, serta reaksi yang mungkin
timbul. Penanganan KIPI yang baik dan komprehensif juga diperlukan dalam rangka
menunjang keberhasilan program imunisasi. (Ariyanto, SKM)

Imunisasi pada anak sekolah dalam program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

Panas/demam; reaksi yang sering terjadi pasca imunisasi pada anak


Referensi:
1. www.depkes.go.id
2. www.indonesian-publichealth.com
3. www.selukbelukvaksin.com
4. www.dokteranakonline.com

Kategori Berita

Kegiatan KKP

Haji

Info Kesehatan

Undangan

Pengadaan

Seksi Tata Usaha

Seksi PKSE

Seksi PRL

Seksi UKLW

Wilker Tegal

Wilker Pekalongan

Wilker Jepara

Wilker Ahmad Yani

Wilker Adi Sumarmo

Wilker Batang

Wilker Juwana

Wilker Rembang

Arsip File

PMK No. 73 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian Kesehatan

PMK No. 83 Tentang Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai KEMENKES

PMK 374 2010 Tentang Pengendalian Vektor

Petunjuk Teknis Disinseksi Kapal Laut dan Pesawat Udara

PMK No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

PMK 2348 tahun 2011 Tentang Organisasi dan tata kerja kkp

Pedoman Teknis Pemantauan Pembuangan Air Limbah

Links

Kementerian Kesehatan

Ditjen PP Dan PL

Pusat Kesehatan Haji

B2P2VRP Salatiga

Balai Litbang P2B2

Biro Kepegawaian

Dinkes Jateng

Jaminan Kesehatan Nasional

BBTKLPP Jakarta

BBTKLPP Surabaya

KKP Balikpapan

KKP Soekarno Hatta

KKP Palembang

KKP Pontianak

KKP Samarinda

KKP Denpasar

KKP Banjarmasin

KKP Mataram

KKP Kelas II Semarang


KKP Kelas II Semarang
JL. WR. Supratman No.6 Semarang
Telp. 024-76671015 Fax. 024-76671016 Email : [email protected]

Kesehatan Anak

Kontak Kami

RSS :

Posts

Comments

KesehatanAnakku.com
Kesehatan Anak | Ilmu Kesehatan Anak

Imunisasi

Jadwal Imunisasi 2011

Jadwal Imunisasi 2014

Susu Formula

Cacar air

Kejang demam

Daftar Isi

Written on at by kesehatan anak

Jadwal Imunisasi 2014


Filed under Kesehatan anak - imunisasi {no comments}
Jadwal imunisasi 2014

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan jadwal imunisasi terbaru. Jadwal
ini menggantikan jadwal imunisasi 2011. Jadwal imunisasi terbaru ini berlaku mulai 1
Januari 2014.

Jadwal imunisasi 2014


Anda dapat mendownload Jadwal imunisasi 2014 di sini atau di situs resmi IDAI. Pada
jadwal imunisasi 2014 ini, imunisasi Hib sudah termasuk imunisasi dasar. Berikut imunisasi
dasar yang baru.

Downloa
d jadwal imunisasi 2014 idai

Popular search terms:

jadwal imunisasi 2014

imunisasi 2014

imunisasi dasar lengkap 2014

jadwal imunisasi idai 2014

imunisasi terbaru 2014

jadwal imunisasi bayi 2014

imunisasi dasar 2014

Jadwal Imunisasi 2012

Perlu pembaca ketahui, IDAI tidak pernah menerbitkan jadwal imunisasi 2012.
Jadwal imunisasi terbaru yang diterbitkan IDAI adalah jadwal tahun 2011. Hal ini
perlu pembaca ketahui ...

Bagaimana jika umur anak sudah melebihi jadwal imunisasi?

Jika umur anak sudah lebih dari umur yang dianjurkan dalam jadwal imunisasi,
apakah boleh divaksin sesuai jadwal? Boleh, tidak berbahaya, karena anak belum
mendapat imunisasi ...

Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI Terbaru

Perlu pembaca ketahui, sampai artikel ini ditulis, jadwal imunisasi yang paling baru
yang diterbitkan IDAI adalah jadwal tahun 2011. IDAI tidak menerbitkan jadwal baru
di ...

Next post Previous post

kesehatan anak tagged this post with: jadwal imunisasi 2014, jadwal imunisasi
idai, jadwal imunisasi terbaru Read 60 articles by kesehatan anak
HOT PROMO MAINAN EDUKASI
Berbagai mainan edukasi menarik dengan harga PROMOSI. Mainan edukasi
Harga Rp.100.000 - Rp.200.000. GRATIS ongkos kirim seluruh Indonesia.
Kesehatan Anak Update

Pentingnya mengatur Jadwal Makan Anak

Seluk beluk Pusar Menonjol (udel bodong) dan Terapinya?

Kesehatan Anak

Mencegah Kejang demam

Jadwal Praktek Dokter Anak RSIA Kartika Husada Jatiasih

Lowongan kerja dokter umum

ASI dan Ibu HIV

Kategori Kesehatan Anak

Kesehatan anak Alergi

Kesehatan anak Artikel Umum

Kesehatan anak Endokrinologi

Kesehatan anak Gastrohepatologi

Kesehatan anak Hematologi

Kesehatan anak imunisasi

Kesehatan anak Infeksi

Kesehatan anak Neurologi

Kesehatan anak Nutrisi

Kesehatan anak Perinatologi

Kesehatan anak Respirologi

Kesehatan anak Tumbuh kembang

Tanya jawab Imunisasi

Pengunjung Kesehatan anak


Visits today: 165
Users online : 0
Kesehatan Anak Info

Susu Formula

Daftar Susu Rendah Laktosa

Daftar Susu Bebas Laktosa

Daftar Susu HA

Daftar Susu Soya

Artikel Populer

Kapan bayi boleh naik pesawat?

Dokter Anak

Apa yang harus kamu ketahui tentang penyakit asma?

Imunisasi

Imunisasi Campak

Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi Cacar Air

Imunisasi DPT

Imunisasi MMR

Imunisasi Polio

Imunisasi Hib

Imunisasi Rotavirus

Imunisasi BCG

Blogroll

Klinik Amerta Blok M

adwal imunisasi 2014 untuk ANAK (IDAI)

Catatan dr Meta : Hasil simposium webinar (5 feb 2014)


Apa yang baru dari imunisasi Anak ?
Ada Jadwal imunisasi baru IDAI (ikatan dokter anak indonesia) tahun 2014 untuk anak.
(Semua ibu0 ibu harus tau nih)
Perubahan ini sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan no 42 tahun 2013
1. Booster DTP- Hib-Hep B di usia 18 bulan
2. Campak diberikan usia 9 bulan dan 24 bulan. Jika sudah dapat MMR di usia
15 bulan, MMR tidak perlu diberikan lagi di usia 24 bulan.

Apa yang baru ?

HEPATITIS B

Tetap dianjurkan usia 12 jam

Diberikan setelah vitamin K1 diberikan (meminimalisir perdarahan akibat def vit K)

HBIg (imunoglobulin hepatitis B) diberikan pada bayi dari ibu HBSAg (+) dan juga
diberikan vaksin hep B untuk
cegah hepatitis kronik pada bayi.
POLIO

Polio 0 harus oral

Polio 1,2,3 boleh OPV atau IPV

Rekomendasi : paling sedikit 1 dosis IPV untuk mengeradikasi polio

BCG : 0-3 bulan. (paling optimal : 2 bulan)


DPT : Untuk vaksin Td ditambahkan perlu booster tiap 10 tahun
Dosis vaksin Td adalah 1/5 dari vaksin DT
CAMPAK : diberikan 2x (9 bln & 24 bulan), atau pilihan lain : campak 9 bulan kemudian
MMR 15 bulan
ROTAVIRUS (anti diare) pentavalen diubah : dosis pertamanya menjadi 6 14 minggu
(bukan 6 12 minggu)
INFLUENZA : Anak 6 bulan <36 bulan : dosis 0,25 ml
HPV : diberikan 3 dosis
Kesalahan yang sering dilakukan :
1. Polio pertama kali (baru lahir) diberikan IPV, ini salah, seharusnya OPV
(tetes)
2. HB1, HB2, DTP-HB1,2, (+3?)
3. Umur 9 bulan diberikan MMR : ini salah, MMR minimal usia 15 bulan
Inharmony Clinic
Jl. Percetakan Negara IVB No.48, Jakarta Pusat

021 4220214
2014,

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di


dan IRC #wikipedia-idconnect

Facebook,

Twitter,

Instagram [tutu
p]

Jadwal imunisasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan.
Informasi dalam artikel ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan
ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan
diagnosis medis.
Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau
nasihat medis. Wikipedia bukan pengganti dokter.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan
tenaga kesehatan profesional.

Jadwal imunisasi adalah informasi mengenai kapan suatu jenis vaksinasi atau imunisasi
harus diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi suatu negara dapat saja berbeda dengan
negara lain tergantung kepada lembaga kesehatan yang berwewenang mengeluarkannya.
Daftar isi

1 Jadwal imunisasi di Indonesia


o

1.1 Imunisasi anak

1.2 Vaksinasi dewasa

2 Pranala luar

Jadwal imunisasi di Indonesia


Imunisasi anak

Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Periode 2004 (revisi September 2003):

Umur pemberian imunisasi

Bulan

Tahun

Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)

Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)

Ulangan, tiap 3
tahun

diberikan 2x,
interval 6-12 bulan

Ke
te
ra
ng
an

jad
wa
l
im
uni
sas
i
rek
om
en
da
si
ID
AI,
pe
rio
de
20
04:

Um
ur

Vaksi
n

Saat
lahir

Hepat
itis B1

Polio0

Keterangan

HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam


setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6
bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif,
dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan
HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak
diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif
maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml
sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama.


Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral
diberikan saat bayi dipulangkan (untuk
menghindari transmisi virus vaksin kepada

bayi lain)

1
bula
n

Hepat
itis B2

0-2
bula
n

BCG

2
bula
n

DTP-1

Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB1 dan HB-2 adalah 1 bulan.

BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG


akan diberikan pada umur > 3 bulan
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih
dahulu dan BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.

DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6


minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap.
DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib1 (PRP-T)

Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan


interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.

Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan


DTP-1

DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan


secara terpisah atau dikombinasikan dengan
Hib-2 (PRP-T).

Hib-1

Polio1

4
bula
n

DTP-2

Hib-2

Polio2

6
bula
n

Hib-2 dapat diberikan terpisah atau


dikombinasikan dengan DTP-2

Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

DTP-3 dapat diberikan terpisah atau


dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).

Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada


umur 6 bulan tidak perlu diberikan.

Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk


mendapatkan respons imun optimal, interval
HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5
bulan.

Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan,


campak-2 merupakan program BIAS pada SD
kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
mendapatkan MMR pada umur 15 bulan,
campak-2 tidak perlu diberikan.

DTP-3

Hib-3

Polio3

Hepat
itis B3

9
bula
n

Camp
ak-1

1518
bula
n

MMR

Apabila sampai umur 12 bulan belum


mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat
diberikan pada umur 12 bulan.

Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRPOMP).

DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun


setelah DTP-3.

Polio4

Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

2
tahu
n

Hepat
itis A

Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2


tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12
bulan.

2-3
tahu
n

Tifoid

Vaksin tifoid polisakarida injeksi


direkomendasikan untuk umur > 2 tahun.
Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu
diulang setiap 3 tahun.

5
tahu
n

DTP-5

DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DT


ap)

Hib-4

18
bula
n

DTP-4

Polio5

6
tahu
n.

MMR

10
tahu
n

dT/TT

Varise
la

Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.

Diberikan untuk catch-up immunization pada a


nak yang belum mendapatkan MMR-1.

Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT a


tau TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas
selama 25 tahun.

Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

Vaksinasi dewasa

Selain jadwal vaksinasi anak ada juga jadwal vaksinasi dewasa yang direkomendasikan oleh
PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia). Terdapat dua tabel:

Tabel rekomendasi untuk imunisasi dewasa berdasarkan usia, dapat dilihat


di sini
http://indramuhtadi.weebly.com/uploads/5/7/3/2/5732970/9349286_orig.jp
g

Tabel rekomendasi untuk imunisasi dewasa dengan indikasi medis/kondisi


tertentu, dapat dilihat di sini
http://indramuhtadi.weebly.com/uploads/5/7/3/2/5732970/5129998_orig.jp
g

Di Jepang Vaksinasi Dewasa sudah umum dilakukan, di Amerika Serikat umumnya juga
direkomendasikan seperti di Indonesia, di beberapa negara Eropa ada Vaksinasi Dewasa yang
gratis dan ada pula yang menjadi kewajiban dengan sanksi tertentu, jika tidak melakukannya.
Pranala luar

(Indonesia) Jadwal imunisasi IDAI terbaru (situs resmi IDAI)

(Indonesia) Jadwal Imunisasi 2011

(Indonesia) Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI (parentsguide)

(Indonesia) Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI (sehatgroup)

(Indonesia) Jadwal pemberian imunisasi (Republika Online)

(Indonesia) (Depkes RI)

(Indonesia) Jadwal imunisasi (Tabloid Nakita)

Kategori:

Vaksinasi

Menu navigasi

Buat akun baru

Masuk log

Halaman

Pembicaraan

Baca

Sunting

Sunting sumber

Versi terdahulu

Halaman Utama

Perubahan terbaru

Peristiwa terkini

Halaman baru

Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi

Portal komunitas

Bantuan

Wikipedia

Tentang Wikipedia

Pancapilar

Kebijakan

Menyumbang

Hubungi kami

Bak pasir

Bagikan

Facebook

Google+

Twitter

Cetak/ekspor

Buat buku

Unduh versi PDF

Versi cetak

Peralatan

Pranala balik

Perubahan terkait

Halaman istimewa

Pranala permanen

Informasi halaman

Item di Wikidata

Kutip halaman ini

Bahasa lain

Azrbaycanca

Deutsch

English

Nederlands

Polski

Ting Vit

Sunting interwiki

Halaman ini terakhir diubah pada 08.28, 18 November 2014.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons;


ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.

Kebijakan privasi

Tentang Wikipedia

Penyangkalan

Developers

Tampilan seluler

Anda mungkin juga menyukai