Bab 3 Geografi 12
Bab 3 Geografi 12
Bab 3 Geografi 12
3
Pola Keruangan Desa
dan Kota
Kata Kunci
DESA KOTA
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi potensi desa dan kaitannya dengan
perkembangan desa dan kota.
2. Siswa mampu membedakan struktur ruang desa dan kota.
3. Siswa mampu menafsirkan interaksi wilayah desa dan kota.
4. Siswa mampu mengidentifikasi konflik pemanfaatan lahan
permukiman pada suatu wilayah.
5. Siswa mampu menganalisis dampak pertumbuhan permukiman
terhadap kualitas lingkungan.
Manfaat Pembelajaran
1. Siswa memperoleh pengetahuan tentang potensi desa
dan kaitannya dengan perkembangan desa dan kota.
2. Siswa memperoleh pengetahuan tentang struktur ruang
desa dan kota serta mampu membedakannya.
3. Siswa memperoleh kemampuan untuk menafsirkan
interaksi wilayah desa dan kota.
4. Siswa memperoleh pemahaman tentang konflik
pemanfaatan lahan permukiman pada suatu wilayah.
5. Siswa memperoleh kemampuan untuk menganalisis
dampak pertumbuhan permukiman terhadap kualitas
lingkungan.
43
Peta Konsep
Pola keruangan
desa dan lota
Potensi desa
Struktur ruang
desa dan kota
Interaksi
desa dan kota
terdiri atas
meliputi
mengkaji
Potensi
fisik
Potensi
nonfisik
Struktur
ruang
desa
Struktur
ruang
kota
Zona
interaksi
desa-kota
Aspek
interaksi
desa-kota
berdampak pada
mewujudkan
Perbedaan pola
keruangan dan
perkembangan desa-kota
Pengaruh
interaksi
desa-kota
Konflik pemanfaatan
lahan pemukiman
Kualitas
lingkungan
Gejala-gejala alam dan sosial tersebar tidak merata di permukaan bumi. Hubungan
antargejala tersebut menimbulkan berbagai fenomena, di antaranya interaksi manusia dan
lingkungannya. Peranan manusia dalam interaksi tersebut sangat menonjol terutama dalam
upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Hal ini mendorong manusia untuk berhubungan satu
dengan lainnya dari tempat yang berbeda, dalam segala aspek kehidupan seperti sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Bahkan, fenomena antara desa dan kota yang berbeda
menimbulkan hubungan saling memengaruhi. Oleh karena itu, dalam pembangunan regional,
ilmu geografi membedakan desa dan kota.
Potensi desa adalah sumber daya yang dimiliki desa yang dapat digunakan dan
dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi yang dimiliki oleh
suatu wilayah akan memengaruhi perkembangan wilayah tersebut.
Berdasarkan potensinya wilayah, pedesaan digolongkan menjadi tiga.
1. Wilayah desa berpotensi tinggi, terdapat di daerah dengan lahan pertanian subur, topografi
rata, dan dilengkapi dengan irigasi teknis. Kemampuan wilayah untuk berkembang lebih
besar.
44
2. Wilayah desa berpotensi sedang, terdapat di daerah dengan lahan pertanian agak subur,
topografi tidak rata, serta irigasi sebagian teknis dan semiteknis. Wilayah ini masih cukup
mempunyai kemampuan untuk berkembang.
3. Wilayah desa berpotensi rendah, terdapat di daerah lahan pertanian tidak subur, topografi
kasar (perbukitan), sumber air bergantung pada curah hujan. Wilayah ini sulit untuk
berkembang.
Potensi desa mencakup potensi fisik dan nonfisik.
1. Potensi fisik
a. Tanah
Tanah yang subur merupakan potensi utama desa. Tanah dapat berupa sawah,
tegal, atau pekarangan. Peduduk desa mengelola dan memanfaatkan tanah sebagai
lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Sementara hasil pertanian
yang berlebih memungkinkan dapat dijual ke kota. Orang kota membutuhkan hasil
pertanian dari desa. Sebaliknya, orang desa membutuhkan hasil produk industri dari
kota. Hubungan desa dan kota yang saling membutuhkan menyebabkan terjadinya
hubungan timbal balik antara desa dan kota.
b. Air
Melimpah ruahnya sumber
air, selain dimanfaatkan untuk
keperluan sehari-hari juga
dimanfaatkan untuk keperluan
irigasi dan industri air minum.
Contoh sumber air yang dimanfaatkan untuk industri: mata air
Sigedang di Jawa Barat, Cokro di
Klaten Jawa Tengah, dan Pandaan
di Jawa Timur. Sumber air lain
yang mengandung mineral atau
Sumber: Majalah Garuda
sumber air panas sangat mengunGambar 3.1 Potensi fisik desa berupa air yang melimpah
tungkan desa, selain bermanfaat
bagi penduduk setempat, juga
dapat dijadikan objek wisata alam. Contoh: sumber air panas Bayanan Sragen dan
sumber air panas Ciater Bandung.
c. Iklim
Iklim sangat memengaruhi aktivitas penduduk desa yang pada umumnya bermata
pencaharian petani. Kegiatan petani untuk menentukan jenis tanaman sangat bergantung
pada iklim. Iklim sejuk, dingin, dan curah hujan cukup sangat mendukung kehidupan
penduduk desa dalam meningkatkan hasil pertanian. Hal ini akan memengaruhi
kemajuan desa tersebut.
45
46
Ciri-ciri desa swakarya adalah berfungsinya lembaga-lembaga desa, aparatur desa, dan
munculnya kesadaran warga desa akan pentingnya keterampilan dan pendidikan
sehingga menyebabkan beragamnya mata pencaharian penduduk.
d. Desa swasembada
Tipe desa swasembada lebih maju daripada desa swakarya. Penduduknya telah
mampu mengolah potensi secara maksimal dengan alat-alat teknis. Ciri lain tipe desa
swasembada adalah tersedianya semua keperluan penduduk dan interaksi dengan
masyarakat lain tidak mengalami kesulitan karena sistem perhubungan dan
pengangkutan sudah maju.
Berdasarkan mata pencahariannya, desa dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
a. Desa agraris
Desa yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Kegiatan utama
mengolah lahan pertanian di samping ada pekerjaan lain sebagai sampingan seperti
beternak.
b. Desa nelayan
Desa nelayan terdapat di daerah sekitar pantai, sebagian besar penduduknya
sebagai nelayan.
47
c. Desa industri
Desa yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri.
Potensi desa kaitannya dengan perkembangan kota adalah sebagai daerah belakang/
pengaruh (hinterland) yang berfungsi sebagai berikut.
1. Sumber bahan pangan bagi masyarakat kota. Lahan di desa berupa sawah, tegal, dan
pekarangan dimanfaatkan untuk menanam padi, palawija, sayur-mayur serta hortikultura.
Hasil pertanian digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sedangkan hasil
lebihnya dijual ke kota.
2. Sumber tenaga kerja, yaitu penduduk usia produktif desa merupakan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk proses pembangunan fisik di kota. Pembuatan gedung, jalan, dan sarana
fisik lainnya membutuhkan tenaga kerja kasar. Kebutuhan tersebut terpenuhi dari penduduk
yang sebagian berasal dari pedesaan.
3. Sumber tempat wisata, wilayah desa yang jauh dari keramaian kota memiliki udara yang
segar, bebas polusi, keindahan alam menjadi daya tarik bagi wisatawan.
4. Sumber industri kecil dan industri kerajinan rakyat, seperti industri pengolahan makanan
dan minuman khas daerah serta industri pengolahan hasil pertanian rakyat. Produksi
industri kecil tersebut dipasarkan ke wilayah kota.
Tugas
1. Cari dan temukan dari bahan bacaan lain untuk menjawab pertanyaan berikut.
Dalam masalah permukiman, pembagian regional ilmu geografi menjadi geografi
desa dan geografi kota. Berikan alasannya!
2. Amati desa yang terdapat di sekitar tempat tinggalmu. Sebutkan potensi-potensi
yang terdapat di desa tersebut! Jelaskan bagaimana pengaruh potensi yang ada
terhadap perkembangan pembangunan di desa tersebut!
Kumpulkan kepada guru Anda!
48
49
Keterangan:
= Daerah/tempat permukiman
= jalan
= arah pengembangan
Keterangan:
= sungai
= daerah permukiman
50
Gambar 3.7 Pola desa memanjang pantai dan sejajar jalan kereta api
5) Pola radial
Pola persebaran desa radial atau melingkar terdapat di daerah gunung berapi,
biasanya terletak di kanan kiri sungai-sungai di lereng gunung tersebut.
= gunung berapi
= daerah permukiman
= sungai
51
6) Pola tersebar
Pola persebaran desa tersebar
umumnya terdapat di daerah yang
homogen dengan kesuburan yang tidak
merata, seperti di pegunungan kapur
(karst). Desa satu dengan yang lain
dihubungkan oleh jalan setapak.
Menurut N. Daljuni, pola persebaran
desa dapat dibedakan menjadi empat
sebagai berikut.
Gambar 3.9 Pola desa tersebar
1) Pola desa linier atau memanjang
mengikuti jalur jalan raya atau alur
sungai.
Pola persebaran desa linier terletak di dataran rendah dan umumnya sejajar
dengan jalan raya yang memotong sungai. Jika penduduk bertambah, maka dibuat
jalan baru mengelilingi desa untuk memudahkan pergerakan barang dan jasa.
:
:
Daerah permukiman
Daerah industri kecil
:
:
:
Arah pengembangan
Jalan
Lahan pertanian
52
= Daerah permukiman
= Daerah industri kecil
= Arah pengembangan
Daerah permukiman
Arah pengembangan
53
Tipe 1
Tipe 2
Tipe 3
Tipe 4
c. Kaitan desa dengan pola keruangan serta sistem perhubungan dan pengangkutan
Masyarakat desa dapat dikatakan masyarakat yang masih tradisional. Untuk
mengadakan interaksi dengan penduduk lain yang letaknya tidak begitu jauh, mereka
saling mengunjungi dengan berjalan kaki. Jika jarak yang harus ditempuh untuk
mengadakan interaksi cukup jauh, maka diperlukan alat transportasi.
Sistem perhubungan daerah pedesaan diarahkan untuk lebih memperlancar arus
barang dan jasa serta meningkatkan mobilitas manusia ke seluruh wilayah tanah air.
Pola keruangan desa di daerah dataran rendah dan pantai cenderung serupa,
permukiman tertata rapi, dan pola lebih teratur, sedangkan di daerah dataran tinggi atau
pegunungan, pola permukiman cenderung tidak teratur mengingat kondisi alamnya
yang tidak mudah.
Sistem perhubungan yang ada di setiap kawasan pedesaan berbeda karena kondisi
fisiknya berbeda. Hal tersebut menyebabkan sistem pengangkutannya pun berbeda.
54
Beberapa faktor yang menentukan pola keruangan dan sistem perhubungan dan
pengangkutan di desa.
1) Letak desa terhadap bentang alam atau bentang budaya tertentu, seperti sungai, laut,
pegunungan, dan kota. Desa yang terletak di dataran, sistem pengangkutan lebih
bervariasi sehingga kelancaran hubungan dengan daerah lain lebih mudah. Hampir
semua jenis angkutan dapat dengan mudah mencapai desa ini, sedangkan sistem
perhubungan di dataran tinggi/pegunungan terbatas. Desa yang terletak di pantai
memiliki potensi untuk membuat sistem perhubungan laut.
2) Topografi, yaitu kondisi relief atau bentuk muka bumi. Perbedaan topografi
menyebabkan sistem pengangkutan antara daerah dataran rendah dan dataran tinggi
berbeda. Alat angkutan darat lebih banyak di daerah dataran rendah karena
pembangunan jaringan lalu lintas lebih mudah daripada daerah perbukitan atau
pegunungan.
3) Kondisi sosial dan perkembangan masyarakat juga menentukan sistem pengangkutan
dan perhubungan di desa. Usaha dan upaya masyarakat berpengaruh terhadap
sistem transportasi. Kemampuan masyarakat dalam mengatasi kondisi fisik akan
mempermudah dalam mewujudkan sarana transportasi.
55
Untuk mengetahui pengertian kota, berikut ini disajikan beberapa definisi kota.
1) Bintarto, kota merupakan kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi
yang heterogen dan coraknya materialistis. Dengan kata lain, kota adalah bentang
budaya yang ditimbulkan unsur-unsur alami dan nonalami.
2) Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, kawasan perkotaan
adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa, pemerintah, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
3) Northam mengemukakan kota adalah lokasi yang memiliki kepadatan penduduk
yang lebih tinggi daripada populasi lokasi tersebut, yang menjadi pusat administrasi,
perekonomian, dan kebudayaan serta tidak hanya terpusat pada satu sektor.
Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam membahas pengertian kota,
antara lain:
1) urban adalah suatu bentuk yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan
yang modern,
2) city adalah pusat kota,
3) town kota kabupaten,
4) township adalah kota kecamatan.
Kota sebagai tata ruang harus merupakan lingkungan yang dinamis sehingga
membutuhkan daya dukung bagi kehidupan penghuninya. Oleh karena itulah timbul
beberapa sifat kota. Secara fisik, kota menyediakan berbagai macam fasilitas yang
lengkap, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, pusat bisnis, rekreasi, dan olahraga.
Ciri fisik tersebut berdampak pada sifat-sifat kehidupan masyarakat kota. Sifat-sifat
tersebut antara lain:
1) hubungan sosial antarwarga bersifat
patembayan (gesselschaft),
2) adanya heterogenitas sosial,
3) sikap hidup penduduk bersifat egois
dan individualistik,
4) adanya segregasi keruangan, yaitu
pemisahan yang dapat menimbulkan
kelompok atau kompleks-kompleks
Sumber: Kompas 2006
Gambar 3.16 Sifat fisik kota tersedia berbagai fasilitas
tertentu,
seperti pusat perbelanjaan
5) norma-norma keragaman tidak
begitu ketat,
6) pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional.
b. Struktur ruang kota
Struktur ruang kota berbeda dengan desa. Struktur ruang kota keadaannya lebih
kompleks dan teratur. Struktur ruang kota mengatur pemanfaatan ruang atau lahan
untuk keperluan tertentu sehingga tidak terjadi pemanfaatan yang tumpang tindih.
56
Pola penggunaan lahan merupakan salah satu bentuk interaksi antara manusia
dengan lingkungan sebagai tempat hidupnya. Melalui perencanaan sistem penggunaan
lahan yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungannya, diharapkan kita dapat
memanfaatkan ruang muka bumi secara maksimal.
Apabila kita perhatikan sistem pemanfaatan lahan serta penataan ruang wilayah
perkotaan, ternyata pola penggunaan lahan kota memperlihatkan bentuk-bentuk tertentu.
Gambar 3.17 Salah satu sudut kota dengan beragam gedung sebagai
pusat fasilitas
Secara umum struktur penggunaan lahan kota dapat dibedakan menjadi tiga
bentuk sebagai berikut.
1) Teori konsentrik
Dikembangkan oleh E.W. Burgess (1920), pola penggunaan lahan kota
memperlihatkan zona-zona konsentrik (melingkar). Pusat dari zona tersebut
merupakan inti kota, tempat paling ramai sebagai pusat kegiatan ekonomi. Semakin
ke tepi, zona kegiatan ekonomi semakin sedikit. Sebaliknya, wilayah permukiman
semakin banyak.
Menurut Burgess, struktur penggunaan lahan kota dikelompokkan dalam
enam zona konsentrik sebagai berikut.
a) Pusat Daerah Kegiatan /PDK (Central Business District/CBD)
Wilayah CBD ini sering disebut down town (kota asal) atau loop (jantung kota).
Daerah inti kota yang ditandai dengan gedung-gedung, pusat pertokoan, kantor
pos, bank, bioskop, pasar, dan sebagainya.
b) Zona transisi
Wilayah ini merupakan daerah industri manufaktur pabrik-pabrik ringan dan
wilayah permukiman orang-orang kaya. Penggunaan lahan zona transisi
merupakan pola campuran meliputi gudang-gudang barang sentra industri
57
c)
d)
e)
f)
1 234 5 6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PDK/CBD
Daerah transisi
Zona permukiman masyarakat kelas rendah
Zona permukiman masyarakat kelas menengah
Zona permukiman masyarakat kelas tinggi
Zona penglaju
2) Teori sektoral
Dikembangkan oleh Homer Hoyt (1930), pola penggunaan lahan kota
cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor. Pusat daerah kegiatan (CBD)
terletak di pusat kota, namun pola-pola penggunaan lahan lainnya berkembang
menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue tart. Sektor-sektor
yang memanjang menyerupai kue tersebut disebabkan faktor geografi, yaitu bentuk
lahan dan pengembangan jalan sebagai prasarana rute, komunikasi, dan transportasi.
Di daerah-daerah yang datar, bentuk jalan umumnya lurus dan sistem penggunaan
lahan kota secara sektoral lebih banyak terlihat karena lokasi permukiman penduduk
mengikuti jalan-jalan tersebut untuk memudahkan transportasi dan pengangkutan.
58
3
2
1
3
7
6
Keterangan:
1. Pusat daerah kegiatan
2. Zona transisi (grosir dan manufaktur)
3. Zona permukiman kelas rendah
4. Zona permukiman kelas menengah
5. Zona permukiman kelas tinggi
6. Zona penglaju
7. Industri berat
c. Kaitan kota dengan pusat kegiatan, tata ruang, serta pengangkutan dan perhubungan
Kota merupakan pusat kegiatan sehingga kegiatan yang ada di kota turut menentukan
pola keruangan. Kegiatan penduduk dan pekerjaan masyarakat kota pada umumnya
berada di ruang tertutup tidak berhubungan dengan alam serta tidak mengenal kehidupan
bercorak agraris. Jenis pekerjaan beragam, spesifik, dan memiliki pembagian kerja
yang jelas.
59
Kegiatan yang ada di kota memerlukan pembagian sarana dan prasarana, serta
sistem angkutan untuk memperlancar arus transportasi barang, jasa, dan penumpang
antara desa dan kota. Sistem angkutan dan perhubungan perlu ditata dengan perencanaan
yang tepat agar tidak menimbulkan kemacetan dan kekacauan lalu lintas. Sistem
pengangkutan dan perhubungan di kota lebih baik dibandingkan di desa dengan
ditandai tersedianya berbagai sarana komunikasi yang maju.
d. Sejarah pertumbuhan kota
Kota-kota yang terdapat di negara kita tumbuh dan berkembang berdasarkan latar
belakang atau sejarah masing-masing. Berikut sejarah pertumbuhan kota ditinjau dari
asal berkembangnya.
1) Kota pusat perdagangan
Kota-kota yang berkembang sebagai pusat perdagangan, biasanya terletak di
tepi pantai atau jalur pelayaran dan tempat persinggahan kapal-kapal dari wilayah
atau negara lain yang sedang melakukan perjalanan atau bertransaksi jual beli
barang-barang niaga. Kota jenis ini merupakan kota pelabuhan yang ramai, serta
memiliki fasilitas sosial yang lengkap. Kota-kota di Indonesia yang
perkembangannya dari pusat perdagangan, antara lain Surabaya, Medan, dan
Cirebon.
2) Kota pusat administrasi
Beberapa kota berkembang berdasarkan sejarah sebagai pusat kerajaan/
pemerintahan. Misalnya, kota Palembang sebagai pusat pemerintahan Kerajaan
Sriwijaya, Yogyakarta dan Surakarta sebagai pusat Kerajaan Mataram, Jakarta
sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia serta kota-kota lain yang merupakan
ibu kota provinsi, kota madya atau kabupaten.
3) Kota pusat pertambangan
Persebaran sumber daya alam baik yang bersifat organik maupun anorganik
banyak ditemukan di beberapa tempat di wilayah Indonesia. Lokasi penemuan
bahan tambang memberikan pengaruh terhadap gejala pemusatan penduduk sebagai
tenaga kerja. Pemusatan penduduk berarti menuntut pemenuhan fasilitas yang
diperlukan yang menjadikan daerah pertambangan tersebut berkembang menjadi
desa dan jika perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota.
Sebagai contoh adalah kota Cepu, Cilacap, Sawahlunto, Tanjung Enim, Plaju,
Dumai, Bangka, dan Belitung.
4) Kota pusat perkebunan
Banyak wilayah di Indonesia memiliki tanah luas, subur, dan iklim yang baik
untuk usaha perkebunan sehingga banyak didatangi penduduk untuk mengusahakan
perkebunan. Jika wilayah tersebut banyak menghasilkan komoditi, daerah itu akan
menjadi pemusatan penduduk yang selanjutnya akan berkembang menjadi wilayah
kota. Kota jenis ini, antara lain, Bogor, Lampung, Bengkulu, Palembang, dan
Jambi.
60
Gambar 3.21 Contoh kota yang dikuasai tirani kejahatan, kriminal, dan kekacauan
61
Dwelling group
Small neighborhood
Neighborhood
Small town
Town
Large city
Metropolis
Conurbation
Megalopolis
Urban region
Urban continent
Ecumenepolis
40
250
1.500
9.000
50.000
300.000
2.000.000
14.000.000
100.000.000
700.000.000
5.000.000.000
30.000.000.000
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
Nama Negara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Amerika Serikat
Mexico
Kanada
Venezuela
India, Belgia
Argentina, Jerman, Prancis,
Portugal, dan Luxemburg
New Zealand
Panama, Columbia, dan Irlandia
Swedia, Denmark, dan Albania
2.500
2.500
1.000
2.500
5.000
2.000
7.
8.
9.
62
1.000
1.500
200
Unsur-Unsur Pembeda
Mata pencaharian
Ruang kerja
Musim/cuaca
Keahlian/keterampilan
Rumah dan tempat kerja
Kepadatan penduduk
Kontak sosial
Stratifikasi penduduk
Lembaga-lembaga
Kontrol sosial
Sifat kelompok
Mobilitas
Status sosial
Desa
agraris homogen
lapangan terbuka
penting dan menentukan
umum dan tersebar
dekat
tidak padat
dalam
sederhana dan sedikit
terbatas dan sederhana
adat/tradisi
gemeinschaft
rendah
stabil
Kota
nonagraris heterogen
ruang tertutup
tidak penting
ada spesialisasi
berjauhan
padat
dangkal
kompleks dan banyak
banyak dan kompleks
hukum/peraturan
gesselschaft
tinggi
tidak stabil
63
Tugas
Kerjakan dan nilaikan kepada guru Anda!
1. Amatilah desa terdekat dari tempat tinggal Anda. Termasuk pola desa apakah
desa tersebut? Jelaskan alasannya!
2. Amatilah kota di sekitar tempat tinggal Anda. Termasuk pola kota apakah kota
tempat tinggal Anda? Jelaskan alasannya!
3. Pada pola keruangan kota, mengapa perumahan buruh selalu dekat dengan pusat
kota atau inti kota Anda? Jelaskan!
4. Buatlah pengelompokan kota-kota di Indonesia menurut sejarah
pertumbuhannya!
5. Buatlah tabel perbedaan pola ruang desa dan kota di sekitar tempat tinggal Anda
dengan menunjukkan faktor pembeda yang Anda temukan di wilayah desa dan
kota di sekitar tempat tinggal Anda!
1. Pengertian interaksi
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh
terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita
yang didengar, atau surat kabar. Interaksi adalah hubungan antara dua wilayah atau lebih
yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Interaksi antarkota dapat terjadi karena
berbagai faktor atau unsur yang ada dalam salah satu kota, antara lain: kemajuan
masyarakat kota, perluasan jaringan jalan dari satu kota ke kota lain, dan kebutuhan timbal
balik antara kota itu dari integrasi atau pengaruh kota terhadap kota yang lainnya.
Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor utama yang memengaruhi timbulnya
interaksi antarwilayah.
a. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (Regional complementarity).
b. Adanya kesempatan untuk berintervensi (Interventing opportunity).
c. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (Spatial transfer ability).
64
Wilayah B
Wilayah C
surplus sumber daya Z
minus sumber daya X
minus sumber daya Y
65
Wilayah A
Wilayah B
Wilayah C
Kebutuhan wilayah A
disuplai oleh wilayah C
Kebutuhan wilayah B
disuplai oleh wilayah C
Kesempatan intervensi diartikan pula sebagai suatu hal atau keadaan yang dapat
melemahkan interaksi. Sebagai akibat adanya unsur alternatif atau pengganti sumber
daya yang dibutuhkan oleh suatu daerah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema
berikut.
Wilayah A
Wilayah B
2. Teori-teori interaksi
a. Teori gravitasi
Teori gravitasi dikemukakan oleh Sir Isaac Newton (1687) dalam hukum fisika. Teori
gravitasi berkaitan dengan hukum gaya tarik menarik antara dua buah benda. Kekuatan
tarik-menarik besarnya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Rumusnya: G = g. m 1 .m 2
d2
G : besarnya gravitasi antara dua buah benda
g : konstanta besarnya 6.167 x 10-8 cm3/gram detik2
m1 : massa benda 1
m2 : massa benda 2
d2 : jarak di antara kedua massa
Hukum Newton diterapkan oleh W.J. Reilly (1929) untuk menghitung kekuatan
interaksi antara dua wilayah dengan memperhitungkan jumlah penduduk tiap-tiap
wilayah dan jarak antarkedua wilayah tersebut.
Rumusnya: IAB = k
PA .PB
(dAB)2
67
Rumusnya: DAB =
AB
1+
DAB =
d
AB=
PB =
PK =
PB
PK
Contoh:
Ada tiga kota P, Q, R, penduduk P sebesar 30.000 orang, penduduk Q sebesar 10.000
orang, penduduk R sebesar 20.000 orang. Jarak P Q adalah 100 km, jarak Q R adalah
50 km. Tentukan lokasi titik henti antara P dan Q serta Q dan R!
Jawab:
a. Lokasi titik henti antara P dan Q
DPQ =
PQ
100
100
100
=
=
=
= 36, 63 km.
PB
30.000
1 + 3 1 + 1, 73
1+
1+
10.000
PK
Jadi jarak titik henti antara P dan Q adalah 36,63 km diukur dari kota Q (yang
penduduknya lebih kecil).
b. Lokasi titik henti antara Q dan R
d
DQR =
1+
QR
PB
PK
50
=
1+
20.000
10.000
50
1+
50
= 20, 75 km.
1 + 1, 41
Jadi, lokasi titik henti antara Q dan R adalah 20,75 km diukur dari kota Q (yang
penduduknya lebih kecil).
68
e
Q
: indeks konektivitas
: jumlah jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut
Q : jumlah kota dalam suatu wilayah
Contoh:
Kekuatan interaksi wilayah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
A
B
e
e 3
e 3
= =1
EB = = = 0, 75
Q 3
Q 4
Wilayah A memiliki kekuatan interaksi lebih tinggi dibandingkan wilayah B.
EA =
69
1 23 4 5 6
Keterangan:
1. City
2. Suburban
3. Suburban fringe
4. Urban fringe
5. Rural urban fringe
6. Rural
70
71
Tugas
Kerjakan pertanyaan berikut dan serahkan kepada guru Anda!
1. Mengapa mobilitas penduduk merupakan wujud interaksi kota? Berikan
alasannya!
2. Mengapa masuknya orang-orang kota yang bermodal ke desa membawa dampak
negatif di pedesaan? Berikan pendapat Anda!
72
3. Jelaskan contoh-contoh interaksi yang terjadi antara kota tempat tinggal Anda
dengan kota lain!
4. Jelaskan pengaruh positif dan negatif yang timbul akibat interaksi kota (tempat
tinggalmu) dengan kota sekitar!
Sumber: Kompas
73
Sumber: Kompas
Tugas
Carilah di berbagai referensi (koran, majalah, atau internet) tentang konflik yang
berhubungan dengan pemanfaatan lahan yang terjadi di pedesaan maupun perkotaan!
Kemudian kumpulkan dalam bentuk kliping serta beri ulasan.
74
Info Geo
Subowono Sukosraten merupakan sebuah slogan yang mempunyai makna yang dalam, di mana
wilayah Solo dengan wilayah-wilayah di sekitarnya dalam menjalin hubungan atau interaksi dapat
mendatangkan bahkan dapat mengangkat potensi yang ada di setiap wilayah kabupaten di sekitar Solo.
Surakarta, Boyolali, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, dan Klaten dapat bahu-membahu
dalam mewujudkan kota yang menjadi pusat perdagangan, pariwisata yang tidak hanya dikenal wisatawan
domestik, namun juga wisatawan asing. Dengan dibukanya wisata Ketep di Boyolali, taman agrobisnis
di Candi Cetho Karanganyar, menambah nilai wisata di Solo.
Di Inggris dikenal konsep struktur kota green belt (jalur hijau) yaitu batas yang melingkari kota
dengan lebar 10 km, baru kemudian di luar batas tersebut ada kawasan pedesaan. Bangunan kota harus
dibatasi paling pinggirnya hingga tepi bagian dalam dari green belt tersebut. Selain itu dikenal pula
konsep green wedge. Pada konsep ini di luar kota diusahakan bukan jalur hijau yang melingkar,
melainkan berupa tonjolan-tonjolan kawasan hijau yang mendorong kota secara lepas-lepas, jadi tidak
menyambung utuh. Fungsinya adalah untuk mencegah pemekaran kota semua arah. Dengan penghalang
wedge tersebut, kota hanya dapat mekar di sepanjang jalan raya yang menuju luar kota.
Tugas
Kerjakan pertanyaan berikut dan kumpulkan pada guru Anda!
1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan?
2. Jelaskan hubungan antara aktivitas manusia terhadap rendahnya kualitas
lingkungan!
3. Amatilah lingkungan di sekitar tempat tinggalmu, apakah terdapat kegiatan
pembangunan (industri, permukiman/real estate, dan lain-lain). Bagaimana
pengaruhnya kegiatan tersebut terhadap lingkungan di sekitar tempat tinggalmu!
75
Rangkuman
1. Potensi desa terdiri dari potensi fisik dan nonfisik.
2. Klasifikasi desa
a. Berdasarkan perkembangan masyarakat, desa dibedakan menjadi empat, yaitu:
1) desa tradisional,
2) desa swadaya,
3) desa swakarya,
4) desa swasembada.
b. Berdasarkan mata pencahariannya, desa dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) desa agraris,
2) desa nelayan,
3) desa industri.
3. Unsur-unsur desa meliputi: daerah, tata kehidupan, dan penduduk.
4. Pola persebaran desa dibedakan menjadi tiga, yaitu pola memanjang, pola radial, dan pola
tersebar.
5. Faktor yang menentukan sistem pengangkutan, yaitu letak desa, topografi, dan kondisi
sosial dan perkembangannya.
6. Istilah-istilah yang berhubungan dengan kota, yaitu urban, city, town, dan township.
7. Teori-teori penggunaan lahan di kota, antara lain, teori konsentrik, teori sektoral, dan teori
inti berganda.
8. Pertumbuhan kota menurut latar belakang dan sejarahnya, terbagi atas kota perdagangan,
kota administrasi, kota pertambangan, dan kota perkebunan.
9. Tahap perkembangan kota berdasar bentuk dan persebaran bangunan adalah stadia infantile,
stadia juvenile, stadia mature, dan stadia sinile.
10. Perkembangan kota berdasarkan perkembangan masyarakatnya digolongkan menjadi enam
tahap, yaitu tahap eopolis, tahap polis, tahap metropolis, tahap megalopolis, tahap tiranopolis,
dan tahap nekropalis.
11. Faktor yang memengaruhi interaksi kota, yaitu saling melengkapi, kesempatan berintervensi,
dan kemudahan untuk berpindah atau transfer.
12. Teori yang mendasari interaksi kota adalah teori gravitasi, teori titik henti, teori potensi
penduduk, dan teori grafik.
13. Aspek interaksi kota di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
14. Konflik pemanfaatan lahan timbul di pedesaan maupun perkotaan.
76
Evaluasi
I. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
1. Unsur tata kehidupan desa antara lain ....
a. mata pencaharian
b. pemanfaatan lahan
c. komposisi penduduk
d. pemukiman penduduk
e. seluk-beluk kemasyarakatan
2. Berikut ini adalah potensi nonfisik desa, yaitu ....
a. lembaga sosial
b. sumber air
c. tanaman
d. hewan
e. iklim
3. Pola desa di daerah karst adalah ....
a. memanjang sungai
b. memanjang jalan
c. memanjang pantai
d. radial
e. tersebar
4. Ciri-ciri desa swasembada adalah ....
a. sudah mengalami perubahan
b. masyarakatnya sudah maju
c. relatif statis tradisional
d. desa peralihan
e. tipe desa ideal
5. Desa yang sebagian penduduknya bergantung pada potensi laut disebut desa ....
a. industri
d. peternakan
b. nelayan
e. perdagangan
c. perladangan
6. Ciri kehidupan masyarakat kota adalah ....
a. pusat kebudayaan
b. tempat orang bersekolah
c. tempat olahraga dan rekreasi
d. pusat lalu lintas dan pemerintahan
e. penduduk yang lebih menghargai waktu
77
78
79
Sudahkah Anda memahami pola keruangan desa dan kota? Apabila ada yang kurang jelas,
silakan bertanya kepada guru atau mempelajari sekali lagi materi bab ini. Apabila sudah
cukup jelas, lanjutkan pada bab berikutnya.
80
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
1. Peta merupakan gambara konvensional, artinya ....
a.
b.
c.
d.
e.
teknik geografi
keharusan
seni
kebiasaan
kesepakatan kartografi
3. Salah satu syarat peta adalah bentuk bidang harus sesuai aslinya, hal ini disebut ....
a.
b.
c.
d.
e.
equivalent
conform
equidistant
simetris
asimetris
4. Jika pada peta jarak titik C D = 5 cm, jarak sesungguhnya di lapangan adalah 200
m. Skala petanya adalah ....
a.
b.
c.
d.
e.
1 : 40
1 : 400
1 : 4000
1 : 20.000
1 : 100.000
skala
globe
dimensi
proyeksi
azimuth
Latihan Ulangan Harian 1
81
6. Proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksi disebut
proyeksi ....
a.
b.
c.
d.
e.
azymuthal
kerucut
policonic
silinder
conic
7. Suatu benda yang digunakan untuk merekam suatu objek pada penginderaan jauh
adalah ....
a.
b.
c.
d.
e.
citra
wahana
rona
situs
pola
9. Salah satu keunggulan yang paling menonjol dari data yang dihasilkan melalui
indraja adalah ....
a.
b.
c.
d.
e.
10. Hasil gambaran rekaman yang berupa foto udara yang dihasilkan dengan cara optik
dan elektronik disebut ....
a.
b.
c.
d.
e.
citra
bentuk
situs
pola
wahana
11. Keterkaitan antara objek yang satu dengan yang lain disebut ....
a.
b.
c.
d.
e.
82
situs
asosiasi
tekstur
bayangan
pola
Latihan Ulangan Harian 1
12. Di bawah ini yang bukan faktor yang memengaruhi rona adalah ....
a. cuaca
b. waktu pemotretan
c. bahan yang digunakan
d. karakteristik objek
e. angin
13. Dalam kegiatan sistem informasi geografi (SIG) ada dua macam data yang dikelola,
yaitu ....
a.
b.
c.
d.
e.
14. Dalam SIG semua objek yang diperoleh dari data keruangan disajikan dalam bentuk
sel-sel yang disebut pixel, data keruangan ini disebut ....
a. model garis
b. model bagan
c. model vektor
d. model raster
e. model pixel
15. Desa yang sudah mampu mengembangkan potensi-potensi sumber daya secara
optimal dan daya interaksinya dengan wilayah luar tinggi disebut ....
a. desa swasembada
b. desa swakarsa
c. desa swakarya
d. desa transisi
e. desa tradisional
16. Di daerah dataran tinggi biasanya bentuk permukiman masyarakat desa didominasi
oleh pola ....
a.
b.
c.
d.
e.
18. Daerah yangmerupakan pusat kegiatan ekonomi, politik, dan kebudayaan disebut ....
a. rural
b. suburban
c. kota satelit
83
19. Pengaruh negatif yang pertama kali timbul dari adanya interaksi desa dan kota
diantara pilihan di bawah ini adalah ....
a.
b.
c.
d.
e.
urbanisasi
mekansiasi teknologi pertanian
munculnya slum area
penetrasi budaya terhadap tradisi pedesaan
pengembangan sarana dan prasarana transportasi
d. 3, 2, dan 1
e. 3, 1, dan 2
Perbandingan antara jarak di peta dengan jarah sebenarnya di lapangan disebut ....
Bagian dari peta yang berisi simbol-simbol dalam peta dinamakan ....
Salah satu syarat peta adalah equidistant yang artinya ....
Kemampuan sensor untuk menampilkan gambar dari objek terkecil di permukaan
bumi disebut ....
Kamera foto yang dipasang pada pesawat udara disebut ....
Letak suatu objek terhadapbentangan daratan disebut ....
Pesawat terbang, satelit, dan radar adalah komponen pengindraan jauh yang
disebut ....
Data teristris pada SIG dapat diperoleh dengan jalan ....
Bagian dari perangkat keras yang digunakan untuk mencetak peta dengan ukuran
besar adalah ....
Bentuk data spasial yang berupa titik, garis dan poligon disebut ....
84