Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
KELOMPOK 1
Ketua Kelompok :
Farid Ardiansyah
/ 10513279
Anggota :
Galuh Gumilang
/
Muhammad Fikri Nabila /
Rizky Azis
/
Bakti Nugroho
Muhammad Rifqi Farisandi
Febrian Arsy R
/
Efza Nur Agastya
/
Yori Mawarceni
/
Yunita Ratnasari
/
Ryan Martico
10513122
10513183
10513207
/ 10513243
/ 10513270
10513272
10513276
10513284
10513318
/ 1051----
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG 2014
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.........................................................................................................1
1.1
Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.2
1.3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
2.1
Pendekatan Historis..................................................................................................5
2.2
Analisis/Hasil.........................................................................................................14
Kesimpulan............................................................................................................15
3.2
Saran......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
a. Pengertian Paradigma
Istilah Paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan
terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan . Secara terminologis
tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia pengetahuan adalah Thomas
S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolution
(1970:49). Intisari pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan
asumsi-asumsi teroretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai). Sehingga
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan
itu sendiri.
Ilmu pengetahuan sifatnya sangat dinamis hal ini disebabkan oleh semakin
banyaknya hasil-hasil penelitian manusia, sehingga dalam perkembangannya terdapat
suatu kemungkinan yang sangat besar ditemukannya kelemahan-kelemahan pada
teori yang telah ada. Dan jikalau demikian maka ilmuwan akan kembali pada asumsiasumsi dasar serta asumsi teoretis sehingga dengan demikian perkembangan ilmu
pengetahuan kembali mengkaji paradigma dari ilmu pengetahuan tersebut atau
dengan lain perkataan imu pengetahuan harus mengkaji dasar ontologis dari ilmu itu
sendiri. Misalnya dalam ilmu-ilmu sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada
suatu hasil penelitian ilmiah yang mendasarkan pada metode kuantitatif yang
mengkaji manuasia dan masyarakat berdasarkan pada sifat-sifat yang parsial, terukur,
korelatif dan positivistic maka ternyata hasil dari ilmu pengetahuan tersebut secara
epistomologi hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu pengetahuan yaitu
manusia. Oleh karena itu kalangan ilmuwan sosial tersebut kemudian
dikembangkanlah metode baru berdasarkan hakikatnya manusia dalam kenyataan
objektivnya bersifat ganda bahkan multidimensi. Atas dasar kajian paradigma ilmu
pengetahuan sosial tersebut kemudian dikembangkanlah metode baru berdasarkan
hakikat dan sifat paradigma ilmu tersebut yaitu manusia, yaitu metode kualitatif.
Rumusan Masalah
1.2
hubungan
Pancasila
dengan
pengembangan
Kehidupan
1.3
Merujuk pada tujuan diatas, maka makalah tentang Pancasila sebagai Paradigma
Pembangunan Nasional ini sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan
manfaat atau kegunaan, yaitu:
Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan, serta bahan dalam
penerapan ilmu Pancasila, khususnya mengenai Paradigma Pembangunan
Nasional.
Manfaat Praktis
BAB II
PEMBAHASAN
11
13
14
15
elit politik serta para pelaku politik lainnya seakan tidak bergeming
dengan jeritan kemmanusiaan tersebut.
Namun demikian di balik berbagairnacam keterpurukan
bangsa Indonesia tersebut masih tersisa satu keyakinan akan nilai
yang dimilikinya yaitu nilai-nilai yang berakar dari pandangan hidup
bangsa Indonesia sendiri yaitu nilai-nilai Pancasila. Reformasi
adalah menata kehidupan bangsa dan negara dalam suatu sistem
negara di bawah nilai-nilai Pancasila, bukan menghancurkan dan
membubarkan bangsa dan negara Indoriesia. Betapapun perubahan
dan reformasi dilakukan namun bangsa Indonesia tidak akan
menghancurkan nilai religiusnya, nilai kemanusiaannya, nilai
persatuannya,nilai kerakyatan, serta nilai keadilannya. Bahkan pada
hakikatnya reformasi itu sendiri adalah mengembalikan tatanan
kenegaraan ke arah sumber nilai yang merupakan platform
kehidupan bersama bangsa Indonesia, yang selama ini
diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang baik pada masa
orde lama maupun orde baru. Oleh karena itu proses reformasi
walaupun dalam lingkup pengertian reformasi total harus meiliki
platform dan sumber nilai yang jelas yang merupakan arah, tujuan,
serta cita-cita yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Secara historis telah kita pahami bahwa para pendiri Negara
telah menentukan siatu asas, sumber nilai serta sumber norma
yang fundamental dari Negara Indonesia yaitu Pancasila, yang
bersumber dari apa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri
yaitu nilai-nilai yang merupakan pandangan hidup sehari-hari
bangsa Indonesia. Nilai ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan adalah ada cara objektif dan melekat pada
bangsa Indonesia yang merupakan pandangan dalam kehidupan
bangsa sehari-hari. Oleh karena itu bilamana bangsa Indonesia
meletakan sumber nila, dasar filosofi serta sumber norma kepada
nilai-nilai tersebut bukanlah suatu keputusan yang bersifat politis
saja melainkan suatu keharusan yang bersumber dari kenyataan
hidup bangsa Indonesia sendiri sehingga dengan lain perkataan
bersumber pada kenyataan objektif pada bangsa Indonesia sendiri.
Maka dalam kehidupan politik bernegara dewasa ini yang sedang
16
2.2 Analisis/Hasil
Intisari pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi
dasar dan asumsi-asumsi teoretis yang umum merupakan suatu
sumber nilai, sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum,
metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat
menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Secara filosofis hakikat kedudukan pancasila sebagai
paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi
bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus
mendasarkan pada hakikat nilai-nilai pancasila.
Pancasila
telah
memberikan
dasar-dasar
nilai
yang
fundamental bagi umat bangsa Indonesia untuk hidup secara damai
dalam kehidupan beragama di negara Indonesia tercinta ini.
Manusia adalah makhlik Tuhan YME, oleh karena itu manusia wajib
untuk beribadah kepada Tuhan YME dalam wilayah negara dimana
meraka hidup. Setiap agama memiliki dasar-dasar ajaran-ajaran
sesuai dengan keyakinan masing-masing.maka dalam pergaulan
17
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin
18
lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang
lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila
bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana
tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu,
pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat
manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial
budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat
anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.
Keanekaragaman suku, adat-istiadat, dan agama serta berada pada ribuan
pulau yang berbeda sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk terjadi
keanekaragaman kehendak dalam kehidupan bermasyarakat, karena tumbuhnya sikap
premordalisme sempit, yang akhirnya dapat terjadi konflik yang negative, oleh karena
itu dalam kehidupan dilingkungan bermasyarakat dibutuhkan alat perekat antar
masyarakat dengan adanya kesamaan cara pandang tentang misi dan visi yang ada
dilingkungan masyarakat. Dengan adanya Pancasila dapat dijadikan sebagai suatu
elemen mampu menahan emosi dari banyaknya perbedaaan kebudayaan di
lingkungan masyarakat. Agar dapat mewujudkan kehidupan yang demokratis, aman,
tentram, nyaman, dan adil di lingkungan masyarakat.
3.2
Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Sugito AT dkk. 2000. Pendidikan Pancasila. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sunarto,
dkk.
2012. Pendidikan
Kewarganegaraan
Tinggi.
Semarang: Pusat Pengembangan
Universitas Negeri Semarang.
di
Perguruan
MKU/MKDK-LP3
20